Anda di halaman 1dari 10

Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.

http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017


Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

KARAKTERISTIK NASI ANALOG TEPUNG MOCAF DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG


RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa DAN TIGA JENIS KOLAGEN TULANG IKAN

The Characteristics of Mocaf Flour Analogue Rice Formulation with The Additions of Seaweed (Gracilaria
verrucosa) Flour and Different Fish Bone Collagens.

Regina Religia Spiraliga*), Y. S. Darmanto dan Ulfah Amalia

Program studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah ± 50275, Telp/Fax. +6224 7474698
Email : reginareligia@gmail.com

Diterima: 20 September 2016 Disetujui : 14 November 2016

ABSTRAK

Nasi analog dengan penambahan tepung rumput laut untuk memperkaya serat telah benyak dilakukan dan
mendapatkan hasil yang baik. Nasi analog rumput laut masih memiliki kekurangan, yaitu rendahnya kandungan
protein sehingga belum mampu melebihi protein beras sosoh. Nasi analog formulasi tepung mocaf dengan
penambahan tepung rumput laut dan kolagen tulang ikan diharapkan dapat menghasilkan nasi kaya serat, tinggi
protein, dan rendah IG. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: pengaruh penambahan kolagen terhadap
komposisi proksimat nasi analog formulasi tepung mocaf dan rumput laut, nilai Indeks Glikemik (IG) dan Beban
Glikemik (BG) dari nasi analog kolagen terbaik, dan jenis kolagen tulang ikan terbaik berdasarkan hasil uji.
Materi penelitian adalah tepung mocaf, tepung tepung rumput laut Gracilaria verrucosa, dan Kolagen tulang
ikan Nila, Bandeng, dan Hiu, dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data nonparametrik
dianalisis dengan Kruskal-Wallis, sedangkan data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut
BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasi analog rumput laut dengan penambahan kolagen tulang ikan
Bandeng 5% (GKB) memiliki nilai hedonik terbaik (2, ” ” NDGDU DEX WHUWLQJJL “
kadar protein tertinggi (1,792±0,044 %); kadar lemak terendah (1,043 ± 0,019 %); dan kadar serat pangan
tertinggi (5,356 ± 0,111 %), dengan IG 53,564 ± 21,495 yang termasuk kategori rendah dan memiliki beban
glikemik (BG) 13,927 yang termasuk kategori sedang.

Kata kunci : Rumput laut, tepung rumput laut Gracilaria verrucosa, kolagen, tepung mocaf, beras analog, Indeks
Glikemik

ABSTRACT

Researches about making analogue rice with the addition of seaweed flour that aimed to increase the fiber have
been so many done and gave good results. But, seaweed analogue rice still have a minus point, which was it
lacks of protein content unlike the organic one. Mocaf flour analogue rice formulation with the additions of
seaweed flour and different fish bone collagen was expected to form a fibrous, high protein, and low glicemic
index rice. The aim of this research was to know: the effects of adding different collagens to the proximate
composition of mocaf flour and seaweed analogue rice formulation, the glicemic index and glicemic load of the
best formulation, and the best kind of fish bone collagen due to the test results. The materials used in this
research were mocaf flour, seaweed (Gracilaria verrucosa) flour, and different fish bone collagens
(Oreochromis niloticus, Chanos chanos, and Carcharhinus amblyrhynchos), with Completely Randomized
Research Design (CRD). The non-parametric data were analyzed using Kruskal-Wallis analysis, while the
parametric data were analyzed using ANOVA and further analysis using Honesty Significant Difference. The
results showed that analogue rice with 5 % fish (Chanos chanos) bone collagen addition has the best hedonic
point ( ” ” highest ash content (1.535 ± 0.189 %); highest protein content (1.792±0.044 %);
lowest fat content (1.043 ± 0.019 %); and higest dietary fiber content (5.356 ± 0.111 %), with 53.564 ± 21.495
glicemic index point which categorized as low glicemic index and 13.927 glicemic load point which categorized
as moderate glicemic load.

Keywords : Seaweed, seaweed flour, collagen, mocaf flour, analogue rice, glicemic index.

*) Penulis Penanggungjawab
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

PENDAHULUAN baik dari protein beras sosoh. Penelitian beras


Beras merupakan makanan pokok bagi analog dengan penambahan serat dari tepung rumput
sebagian besar penduduk Indonesia. Bahkan laut G. verrucosa dan kolagen tulang ikan yang
Indonesia merupakan negara terbesar ke-4 dengan berbeda belum pernah dilakukan. Beras analog
penderita diabetes melitus tipe 2 terbanyak di dunia dengan penambahan tepung rumput laut dan kolagen
yang diakibatkan oleh konsumsi pangan diharapkan dapat menghasilkan beras analog yang
hiperglikemik seperti beras (BPS, 2014). Maka dari kaya serat dan tinggi protein dengan sifat fungsional
itu, perlu pangan pokok alternatif lain yang dapat khusus tersebut maka beras analog akan memiliki
menggantikan fungsi beras. Beras analog adalah prospek yang sangat baik. Penelitian ini bertujuan
beras tiruan yang terbuat dari bahan baku selain untuk meningkatkan nilai protein dan memperbaiki
beras dan terigu yang memiliki keunggulan yaitu tekstur beras analog formulasi tepung mocaf dengan
dapat dimodifikasi nutrisinya (Yuwono et al., 2015). tepung rumput laut.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas
perikanan di Indonesia yang memiliki nilai produksi MATERI DAN METODE PENELITIAN
sangat besar setiap tahunnya. Indonesia merupakan
negara penghasil rumput laut terbesar di dunia Bahan
dengan nilai 5,9 juta ton pada tahun 2012 (BPS, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
2014). Tepung rumput laut merupakan olahan yaitu tiga jenis kolagen tulang ikan; kolagen tulang
rumput laut kering yang kaya akan kandungan serat. ikan Nila, Bandeng, dan Hiu, rumput laut Gracilaria
Kandungan serat dalam tepung rumput laut dapat verrucosa, tepung mocaf, gliseril monostearat
mencapai 91,3 % dari berat total karbohidratnya, (GMS), dan air. Bahan-bahan kimia yang digunakan
lebih tinggi dari serat buah-buahan dan sayuran. untuk analisis antara lain H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N,
Beras analog akan sangat baik apabila disubstitusi CuSO4 anhidrat, aseton, petrolium eter, aquadest,
dengan serat dari tepung rumput laut. Beras analog HCl, Indikator MM, Indikator MB, N-Heksana, dan
dengan sifat fungsional khusus memiliki prospek tablet Kjehdahl.
yang sangat baik. Produk beras analog yang kaya
serat mencegah dan mengobati diabetes serta resiko Alat
terjadinya obesitas (Budijanto dan Yuliyanti, 2012). Alat yang digunakan yaitu grinder, boll mill
Beras analog dengan penambahan tepung rumput merk Retsch, Shiever 125 nm dengan amplitudo
laut Eucheuma cottonii sudah dilakukan oleh 3,01 merk Retsch, ayakan 125 nm merk Retsch,
Muslikatin et al. (2012) dan Agusman et al. (2014). ekstruder ulir beras analog merk PeeiMooer M-
Kolagen merupakan komponen struktural 41K25N-CV, oven mekanis merk Binder, alat tanur
utama dari jaringan ikat putih (white connetive PHUN 7KHUPRILVKHU QHUDFD DQDOLWLN PHUN 2¶KDXV
tissue) yang meliputi hampir 30 persen dari total fume hood, digestor merk Foss, alat destilasi merk
protein pada jaringan dan organ tubuh vertebrata dan Foss Kjeltec 2100, ekstraktor soxhlet, serta peralatan
invertebrata (Poppe, 1997). Selama ini sumber gelas merk Iwaki Pyrex.
utama kolagen yang banyak diteliti dan
dimanfaatkan berasal dari kulit dan tulang sapi atau Desain Penelitian
babi yang tidak bisa di pastikan kehalalannya, Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu
sedangkan sapi menjadi kontroversi bagi umat penelitian tahap I: membuat tepung rumput laut G.
Hindu-Buddha. Berdasarkan data Departemen verrucosa dengan XNXUDQ SDUWLNHO ” µm.
Kelautan dan Perikanan (2007), produksi ikan Nila Penelitian tahap II membuat kolagen 3 jenis tulang
sebesar 169,390 ton, ikan Bandeng 212,883 ton, dan ikan (Nila, Bandeng, dan Hiu) dengan dengan
ikan Hiu 43,123 ton per tahun. Limbah tulang yang XNXUDQ SDUWLNHO ” —P. Penelitian tahap III yaitu
dihasilkan adalah sekitar 10-15 %, padahal tulang membuat beras analog dengan formulasi 500 gr
ikan dapat diolah menjadi kolagen yang dapat tepung mocaf, 2 gr GMS, 125 cc air, 35 gr tepung
menggantikan kolagen dari sapi dan babi yang masih rumput laut, dan kolagen tulang ikan 35 gr.
menjadi masalah bagi beberapa golongan. Kolagen Penelitian menggunakan rancangan percobaan RAL.
tulang ikan dapat disubstitusikan ke dalam suatu
formulasi produk pangan untuk memodifikasi Tahapan Penelitian
tekstur dan meningkatkan nilai protein. Selain itu, Pembuatan Tepung Rumput Laut
penggunaan kolagen tulang ikan dalam bahan Pembuatan tepung rumput laut untuk ketiga
pangan merupakan solusi bagi sebagian golongan jenis rumput laut mengacu pada penelitian Afriwanti
yang anti kolagen sapi maupun babi. (2008). Rumput laut dicuci dengan air tawar untuk
Penelitian beras analog dengan bahan baku menghilangkan kotoran dan garam dan untuk
tepung mocaf dengan penambahan tepung rumput pemutihan. Rumput laut kemudian di rendam
laut Eucheuma cottonii sudah pernah dilakukan oleh dengan air hangat selama 2 jam untuk memucatkan
Muslikatin et al. (2012) dan Agusman et al. (2014). warna. Rumput laut kemudian dijemur dengan
Namun, beras analog yang dihasilkan masih metode sun drying selama 2 hari. Rumput laut
memiliki nilai kadar protein yang belum dapat lebih kering kemudian dipotong-potong menjadi ukuran 1
2
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

cm untuk kemudian dihaluskan menggunakan rendemen (Wirakartakusumah et al., 1992).


grinder dan bollmill selama 2-5 jam. Tepung rumput
laut kemudian dilakukan pengayakan untuk Uji Indeks Glikemik
mendapatkan ukuran butiran seragam dengan ukuran Uji nilai Indeks Glikemik nasi analog
< 125 µm. dilakukan dengan mengkonsumsi nasi dengan
jumlah karbohidrat setara 25 g pada sejumlah 10
Pembuatan Kolagen Tulang Ikan relawan sehat. Contoh darah diperoleh dari jari
Proses pembuatan kolagen tulang ikan nila relawan dengan finger prick cappillary blood sample
(O. niloticus), ikan bandeng (C. chanos), dan ikan method. Darah diambil pada saat puasa (0 menit)
hiu (P. tayenus) menurut Darmanto et al. (2010), dan 30, 60, 90, dan 120 menit setelah mengkonsumsi
adalah sebagai berikut: pembuatan kolagen tulang nasi. Kadar glukosa ditetapkan dengan Blood
ikan dilakukan dengan cara tulang ikan direbus Glucose Test Meter (FAO/WHO, 1998).
dalam air bersuhu 70°C selama 30 menit
(degreasing) untuk menghilangkan sisa-sisa daging Analisis Data
dan lemak yang masih menempel. Tulang kemudian Rancangan percobaan yang digunakan adalah
dicuci dan dikeringkan dengan cara dijemur di rancangan acak lengkap satu faktor yaitu variasi
bawah sinar matahari. Tulang yang telah kering penambahan kolagen tulang ikan yang berbeda
direndam dengan larutan HCl 4% dalam wadah (kolagen tulang ikan Nila, Bandeng, dan Hiu).
tahan asam hingga tulang menjadi lunak (ossein) Parameter penentuan komposisi terbaik meliputi uji
untuk menghilangkan mineral-mineral yang terdapat hedonik, kadar protein, dan kadar serat pangan.
dalam tulang ikan seperti kalsium dan fosfor. Hasil analisis proksimat dilaporkan sebagai nilai
Selanjutnya ossein dicuci hingga pH mendekati rata-rata ± standar deviasi. Perbandingan
netral untuk menghilangkan larutan HCl yang masih signifikansi nilai rata-rata (p<0,05) terhadap hasil uji
menempel pada tulang. Ossein dikeringkan lalu hedonik dan proksimat diolah menggunakan analisis
dihaluskan dengan blender sehingga diperoleh ragam dengan uji lanjut Tukey, menggunakan
tepung kolagen. program SPSS versi 16.

Pembuatan Beras Analog HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembuatan beras analog dimulai dengan
mencampur adonan yang terdiri dari 60 ± 65 % 8ML +HGRQLN 1DVL $QDORJ
tepung mocaf, 2 %/bk tepung mocaf GMS, maks. 25 8ML KHGRQLN GLODNXNDQ XQWXN PHPEDQGLQJNDQ
%/bk tepung mocaf air, 5 %/bk tepung rumput laut NDUDNWHULVWLN ILVLN QDVL DQDORJ .DUDNWHULVWLN GDODP
dan 5 %/bk kolagen tulang ikan. Setelah adonan XML KHGRQLN \DQJ GLDPDWL DGDODK ZDUQD DURPD
homogen, dilakukan pengukusan maks. 30 menit NHQDPSDNDQ GDQ UDVD +DVLO \DQJ GLSHUROHK GDUL XML
dengan suhu ±90oC. Adonan yang telah dikukus KHGRQLN QDVL DQDORJ GDSDW GLOLKDW SDGD 7DEHO
selanjutnya dilakukan proses ekstrusi (pencetakan :DUQD
bulir beras) dengan alat ekstruder beras analog yang Berdasarkan uji hedonik warna beras analog
memiliki suhu dye ±70oC. Beras analog yang keluar dengan rentang nilai 1 ± 5, didapatkan nilai tertinggi
dari alat ekstruder kemudian dikeringkan di bawah yaitu 2,87±0,819 pada GKB, kemudian 2,77±0,626
sinar matahari selama 4-5 jam. Seluruh sampel pada GKN, 2,73±0,639 pada kontrol dan 2,73±0,704
kemudian dimasukkan ke dalam wadah kedap udara pada GKH. Warna nasi analog yang dihasilkan
dengan silica gel untuk selanjutnya dilakukan dalam penelitian ini secara umum hampir sama yaitu
pengujian laboratorium. kusam sedikit kecoklatan. Menurut Noviasari et al.
(2013) dalam pembuatan nasi analog, atribut
Prosedur Pengujian hedonik penting untuk mengetahui penerimaan
Uji Hedonik konsumen. Warna nasi analog yang paling mirip
Uji Hedonik yang dilakukan mengacu pada dengan nasi sosoh, adalah yang mudah diterima oleh
metode uji hedonik Dalimunthe (2012). Uji hedonik konsumen.
yang digunakan adalah uji kesukaan yang meliputi Berdasarkan hasil yang didapat diketahui
warna, aroma, kenampakan, dan rasa dengan skala bahwa penambahan kolagen tidak berpengaruh
1±5 dimana nilai 1 menyatakan sangat tidak suka, terhadap warna nasi analog karena tidak berbeda
dan 5 menyatakan sangat suka, dengan panelis jauh dengan hasil hedonik warna nasi kontrol.
sebanyak 30 orang. Kolagen bukan merupakan bahan pangan yang biasa
ditambahkan untuk merubah warna suatu bahan
Uji Proksimat pangan karena sifatnya lebih banyak ditujukan untuk
Uji proksimat beras analog terdiri dari meningkatkan protein atau merubah tekstur dan
pengujian kadar air, kadar protein, kadar lemak, kenampakan. Menurut Alhana et al. (2015) kolagen
kadar abu, kadar serat pangan, dan kadar karbohidrat yang berkualitas baik memiliki warna dasar putih
dengan mengacu pada panduan pengujian proksimat dengan derajat putih mendekati 100 %. Sedangkan
AOAC (2005); dan penguian fisik beras yang menurut Lee et al. (2001) penggunaan kolagen
3
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

Tabel 1. Hasil Uji Hedonik Nasi Analog


Nasi Spesifikasi
Selang Kepercayaan
Analog Warna Aroma Kenampakan Rasa
Kontrol 2,73±0,639a 2,73±0,450a 2,83±0,699a 2,53±0,730a 2,576 ” ” 2,774 a
a a a a
GKN 2,77±0,626 2,63±0,669 2,93±0,691 2,57±0,971 2,58 ” ” 2,868 a
GKB 2,87±0,819a 2,70±0,702a 3,13±0,776a 2,67±1,093a 2,653 ” ” 3,047 a
a a a a
GKH 2,73±0,704 2,43±0,774 3,07±0,785 2,47±0,899 2,520 ” ” 2,830 a
.HWHUDQJDQ $QJND \DQJ GLGDPSLQJL KXUXI \DQJ WLGDN VDPD PHQXQMXNNDQ SHUEHGDDQ Q\DWD 3

dalam bahan pangan biasanya mempengaruhi sifat Kenampakan nasi analog merupakan salah satu
fisikokimia pangan dalam hal antigenitas, afinitas parameter penting dalam penerimaan nasi analog.
dengan air, biocompatibility and biodegradability, Kenampakan nasi analog yang baik dan disukai
serta stabilitas produk. konsumen adalah yang padat, memiliki tekstur keras
Penambahan kolagen dalam bahan pangan dan tidak rapuh atau kembali menepung, serta
cenderung tidak merubah warna produk karena memiliki bentuk butiran yang baik dan menyerupai
secara umum kolagen berwarna putih, serta memiliki nasi sosoh. Menurut Budi et al. (2013) kenampakan
bentuk dan komposisi yang tidak dominan. nasi analog merupakan variabel penting dalam
$URPD penerimaan konsumen. Nasi analog yang baik
Nilai hedonik aroma tertinggi yaitu adalah yang memiliki kenampakan paling mirip
2,73±0,450 pada kontrol, kemudian 2,70±0,702 dengan nasi sosoh. Kenampakan ini dapat
pada GKB, 2,63±0,669 pada GKN dan 2,43±0,774 dipengaruhi oleh komposisi bahan maupun kondisi
pada GKH. Pada umumnya, konsumen masih operasional alat ekstruder.
terbiasa dengan aroma nasi yang yang harum identik Meskipun hasil analisa statistik tidak
nasi, sedangkan aroma nasi analog yang dihasilkan menunjukkan perbedaan yang signifikan, namun
dalam penelitian ini secara umum hampir sama yaitu nilai penerimaan panelis menunjukkan bahwa
masih dominan spesifik tepung mocaf sebagai bahan penambahan kolagen dapat memperbaiki
utama pembuatan nasi analog. Bau dari tepung kenampakan nasi analog rumput laut. Hal tersebut
mocaf tersebut tidak disukai oleh konsumen karena diduga karena sifat fisikokimia dari kolagen dengan
menurut Yuwono dan Zulfiah (2015) tepung mocaf tepung rumput laut yang dapat mengikat air
mempunyai bau yang sedikit lebih tajam sehingga mempengaruhi kenampakan nasi analog.
dibandingkan dengan tepung lainnya, dikarenakan Menurut Darmanto et al. (2012) kolagen mempunyai
pada proses pembuatannya menerapkan metode peran penting dalam peningkatan air yang akan
fermentasi. menyebabkan terjadinya perubahan posisi air pada
Aroma nasi analog dengan kolagen tulang hiu miofibril protein. Kemampuan kolagen dalam
tersebut lebih amis dari nasi analog lainnya. Hal mengikat air tersebut juga akan berpengaruh
tersebut diduga karena karakteristik dari ikan hiu terhadap tekstur dan citarasa suatu bahan pangan.
tersebut yang merupakan ikan bertulang rawan Hal tersebut juga diperkuat oleh Lee et al. (2001)
dengan kandungan senyawa amonia yang lebih yang menyatakan bahwa penggunaan kolagen dalam
tinggi dari ikan lainnya. Menurut Dotulong (2010) bahan pangan biasanya mempengaruhi sifat
seluruh organ ikan hiu dapat termanfaatkan, mulai fisikokimia pangan dalam hal antigenitas, afinitas
dari sirip, daging, hati, kulit, gigi, tulang, maupun isi dengan air, biocompatibility and biodegradability,
perutnya. Namun, tingginya kandungan urea sebagai serta stabilitas produk.
sumber amonia dalam ikan hiu menyebabkan bau 5DVD
dan rasa pesing pada ikan tersebut sehingga jarang Nilai hedonik rasa tertinggi yaitu 2,67±1,093
dimanfaatkan. Hal tersebut juga diperkuat oleh Pelu pada GKB, kemudian 2,57±0,971 pada GKN,
(1993) yang menyatakan bahwa daging ikan hiu 2,53±0,730 pada kontrol dan terendah yaitu
sangat menguntungkan untuk diolah menjadi produk 2,47±0,899 pada GKH. Penambahan kolagen tidak
olahan seperti bakso dan sosis. Namun, bau pesing berpengaruh terhadap rasa nasi analog karena
menjadi kendala utama pemanfaatan ikan tersebut. kolagen cenderung tidak nasia, tidak berbau, dan
Bau pesing tersebut nasial dari senyawa amonia berwarna. Hal tersebut diperkuat oleh Alhana et al.
yang muncul dari penguraian urea, yang dapat (2015) yang menyatakan bahwa kolagen ikan yang
mencapai 1 ± 2,5% dalam tubuh ikan hiu. memiliki kualitas yang baik umumnya tidak nasia,
.HQDPSDNDQ tidak berwarna, dan tidak bau. Kolagen dengan sifat
Berdasarkan uji hedonik kenampakan beras yang demikian biasanya berkaitan dengan efektivitas
analog dengan rentang nilai 1 ± 5, didapatkan nilai dari proses pre-treatment yang dilakukan untuk
tertinggi yaitu 3,13±0,776 pada GKB, kemudian menetralkan rasa, melepas pigmen, dan menetralkan
3,07±0,785 pada GKH, 2,93±0,691 pada GKN dan bau atau aroma.
terendah yaitu 2,83±0,699 pada kontrol.

4
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

8ML 3URNVLPDW %HUDV $QDORJ UDZDQ VLVLN GDQ MDULQJDQ LNDW .RODJHQ WHUEXDW GDUL
Analisis proksimat pada penelitian nasi VHO ILEUREODVW \DQJ WHUVXVXQ GDUL EHUEDJDL PDFDP
analog rumput laut dengan penambahan kolagen DVDP DPLQR WHUXWDPD JOXWDPLQ GDQ DVSDUJLQ
ikan yang berbeda dilakukan untuk mengetahui sifat .DGDU SURWHLQ NHWLJD QDVL DQDORJ NRODJHQ LQL
kimia dari nasi analog tersebut. Analisis yang VXGDK KDPSLU VDPD GHQJDQ NDGDU SURWHLQ GDUL QDVL
dilakukan meliputi kadar air, kadar abu, kadar WDQDN QDVL VRVRK %HUGDVDUNDQ KDVLO \DQJ GLGDSDW
protein, kadar lemak, karbohidrat, dan kadar serat GLNHWDKXL EDKZD SHQDPEDKDQ NRODJHQ GDODP
pangan total. Hasil analisis proksimat nasi analog IRUPXODVL QDVL DQDORJ UXPSXW ODXW WHODK PDPSX
penelitian utama dapat dilihat pada Tabel 2. PHQLQJNDWNDQ SURWHLQ QDVL DQDORJ UXPSXW ODXW
PHQMDGL KDPSLU PHQ\DPDL SURWHLQ GDUL QDVL VRVRK
.DGDU $LU .DQGXQJDQ SURWHLQ QDVL DQDORJ GDODP SHQHOLWLDQ LQL
%HUGDVDUNDQ XML NDGDU DLU EHUDV DQDORJ \DQJ OHELK WLQJJL GDUL SHQHOLWLDQ QDVL DQDORJ $JXVPDQ HW
WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL WHUWLQJJL \DLWX DO \DQJ PHPLOLNL NDGDU SURWHLQ ±
“ SDGD NRQWURO NHPXGLDQ EN NDGDU SURWHLQ QDVL DQDORJ GDODP SHQHOLWLDQ LQL
“ SDGD *.% “ SDGD MXJD KDPSLU VHUXSD GHQJDQ QDVL DQDORJ MDJXQJ SXWLK
*.1 GDQ WHUHQGDK \DLWX “ SDGD *.+ SHQHOLWLDQ 1RYLDVDUL HW DO GHQJDQ NDGDU
%HUGDVDUNDQ QLODL NDGDU DLU \DQJ GLGDSDWNDQ SURWHLQ ± 0HQXUXW SHQHOLWLDQ
GLNHWDKXL EDKZD QLODL NDGDU DLU QDVL DQDORJ NRODJHQ 6HWLDQLQJVLK QDVL ,5- PHQJDQGXQJ SURWHLQ
GDODP SHQHOLWLDQ LQL VXGDK OHELK UHQGDK GDUL NDGDU VHEHVDU GDQ QDVLQ\D PHQJDQGXQJ VDPSDL
DLU \DQJ DPDQ XQWXN SHQ\LPSDQDQ QDVL \DLWX SURWHLQ VHGDQJNDQ PHQXUXW SHQHOLWLDQ 1RYLDVDUL
0HQXUXW 1RYLDVDUL HW DO NDGDU DLU QDVL \DQJ HW DO QDVL VRVRK \DQJ GLWDQDN PHPLOLNL NDGDU
DPDQ PHQXUXW 61, QDVL DGDODK .DGDU DLU SURWHLQ VHEHVDU
VHEHVDU DNDQ PHQFHJDK SHUWXPEXKDQ NDSDQJ
\DQJ VHULQJ KLGXS SDGD QDVL VHUHDOLD GDQ ELML-ELMLDQ .DGDU /HPDN
'DUPDQWR HW DO PHQ\DWDNDQ EDKZD %HUGDVDUNDQ XML NDGDU OHPDN EHUDV DQDORJ
NRODJHQ PHPLOLNL SHUDQ SHQWLQJ GDODP SHQJLNDWDQ \DQJ WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL WHUWLQJJL \DLWX
DLU \DQJ DNDQ PHQ\HEDENDQ WHUMDGLQ\D SHUXEDKDQ “ SDGD *.1 NHPXGLDQ “
SRVLVL DLU SDGD PLRILEULO SURWHLQ 0HQXUXW SHQHOLWLDQ SDGD *.+ “ SDGD NRQWURO
$]L]DK HW DO NDGDU DLU QDVL \DQJ GLPDVDN GDQ WHUHQGDK \DLWX “ SDGD *.%
EHUEHGD-EHGD VHVXDL GHQJDQ NHPDPSXDQ PHQ\HUDS .RODJHQ WLGDN PHPSHQJDUXKL NDGDU OHPDN QDVL
DLU GDQ GD\D UHKLGUDVL \DQJ GLDODPLQ\D VHODPD DQDORJ NDUHQD NRODJHQ PHUXSDNDQ SURGXN HNVWUDNVL
SURVHV SHPDVDNDQ 1DVL GHQJDQ SHQDPEDKDQ XQWXN PHQJDPELO NRODJHQ \DQJ VHEDJLDQ EHVDU
VXEWLWXHQ WHUWHQWX VHSHUWL SURWHLQ MXJD GDSDW WHUVXVXQ DWDV JXJXV-JXJXV DPLQR SURWHLQ NRODJHQ
PHPSHQJDUXKL GD\D LNDW DLU VHKLQJJD PHPSHQJDUXKL \DQJ GDODP SURVHVQ\D WHODK PHQJKLODQJNDQ OHPDN
NDGDU DLU SURGXN +DO WHUVHEXW GLNDUHQDNDQ GDODP +DO WHUVHEXW GLSHUNXDW ROHK &XL HW DO \DQJ
SURWHLQ WHUWHQWX ELDVDQ\D WHUVXVXQ ROHK EHUEDJDL PHQ\DWDNDQ EDKZD SHPEXDWDQ NRODJHQ PHODOXL
MHQLV DVDP DPLQR GLPDQD JXJXV DPLQR PHPLOLNL WDKDS \DLWX SUHWUHDWPHQW EDKDQ EDNX PHQJJXQDNDQ
VLIDW KLGURILOLN \DQJ GLVHEDENDQ ROHK DGDQ\D UDQWDL ODUXWDQ 1D2+ XQWXN PHQJKLODQJNDQ SURWHLQ
\DQJ PHPSXQ\DL JXJXV-JXJXV SRODU QRQNRODJHQ OHPDN SURWHLQ PLQHUDO GDQ SLJPHQ
KLGUROLVLV GHQJDQ ODUXWDQ DVDP DVHWDW &+ &22+
.DGDU 3RWHLQ GDQ HNVWUDNVL NRODJHQ GHQJDQ DNXDGHV 0HQXUXW
%HUGDVDUNDQ XML NDGDU SURWHLQ EHUDV DQDORJ 'DUPDQWR HW DO NDGDU OHPDN NRODJHQ
\DQJ WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL WHUWLQJJL \DLWX WHUJRORQJ UHQGDK EHUNLVDU DQWDUD -
“ SDGD *.% NHPXGLDQ “ +DO WHUVHEXW GLNDUHQDNDQ OHPDN \DQJ WLQJJL
SDGD *.+ “ SDGD *.1 GDQ FHQGHUXQJ FHSDW PHUXVDN SURGXN SDQJDQ
WHUHQGDK \DLWX “ SDGD NRQWURO .DGDU .DGDU OHPDN GDODP QDVL DQDORJ NRODJHQ
SURWHLQ SDOLQJ WLQJJL GDODP SHQHOLWLDQ LQL WHUGDSDW SHQHOLWLDQ LQL VXGDK FXNXS EDLN NDUHQD SDGD EDQ\DN
SDGD %$* .HQDLNDQ QLODL SURWHLQ QDVL WHUVHEXW SHQHOLWLDQ QDVL DQDORJ \DQJ SHUQDK GLODNXNDQ
GLGXJD NDUHQD VXEVWLWXVL NRODJHQ \DQJ PHUXSDNDQ VHEHOXPQ\D VHEDJLDQ EHVDU PHQJDQGXQJ NDGDU
JRORQJDQ SURGXN SURWHLQ 0HQXUXW ROHK 6XSWLMDK HW OHPDN \DQJ KDPSLU VDPD \DLWX VHEHVDU -
DO NRODJHQ LNDQ PHPLOLNL NDGDU SURWHLQ \DQJ 'DODP 61, NDQGXQJDQ OHPDN WLGDN WHUPDVXN NH
WLQJJL EDKNDQ SURWHLQ NRODJHQ \DQJ WLQJJL WHUVHEXW GDODP SHUV\DUDWDQ PXWX QDVL \DQJ GLWHWDSNDQ NDUHQD
VXGDK PXODL EDQ\DN GLNRQYHUVLNDQ PHODOXL SURVHV XPXPQ\D WHUJRORQJ UHQGDK +DVLO NDGDU OHPDN SDGD
KLGUROLVLV PHQMDGL JHODWLQ 0HQXUXW 3RSSH SHQHOLWLDQ LQL VXGDK PHQGHNDWL NDGDU OHPDN QDVL
NRODJHQ PHUXSDNDQ NRPSRQHQ VWUXNWXU XWDPD GDUL VRVRK \DQJ PHQXUXW :LGRZDWL HW DO WLGDN
MDULQJDQ SHQJLNDW PHOLSXWL WRWDO GDUL WRWDO OHELK GDUL 1LODL NDGDU OHPDN \DQJ GLGDSDWNDQ
SURWHLQ SDGD MDULQJDQ RUJDQ WXEXK YHUWHEUDWD GDQ WHUVHEXW FXNXS WLQJJL MLND GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ
LQYHUWHEUDWD 0HQXUXW 7ULPPHULQGD -RKQV SHQHOLWLDQ QDVL DQDORJ SHQHOLWLDQ :LMD\D HW DO
GDQ %DOLDQ GDQ %RZHV SDGD PDNKOXN GHQJDQ QLODL - 1DPXQ VXGDK OHELK
KLGXS NRODJHQ WHUGDSDW SDGD NXOLW WXODQJ WXODQJ UHQGDK GDUL QDVL DQDORJ SHQHOLWLDQ 1RYLDVDUL HW DO
5
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

GHQJDQ QLODL VHEHVDU - VXEVWLWXVL EDKDQ WDPEDKDQ ODLQQ\D GHQJDQ QLODL


NDGDU DEX VHEHVDU - .DGDU DEX
.DGDU .DUERKLGUDW SHQHOLWLDQ LQL MXJD VXGDK OHELK EHVDU GDUL QDVL VRVRK
%HUGDVDUNDQ XML NDGDU NDUERKLGUDW QDVL DQDORJ GLPDQD NDGDU DEX QDVL VRVRK ,5 KDVLO SHQHOLWLDQ
\DQJ WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL WHUWLQJJL \DLWX 6HWLDQLQJVLK \DLWX EN 1DPXQ NDGDU
“ SDGD *.+ NHPXGLDQ “ DEX SHQHOLWLDQ QDVL DQDORJ NRODJHQ LQL OHELK UHQGDK
SDGD *.1 “ SDGD NRQWURO GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ NDGDU DEX QDVL DQDORJ
GDQ WHUHQGDK \DLWX “ SDGD *.% SHQHOLWLDQ 0XVOLNDWLQ GDQ $JXVPDQ HW DO
.DUERKLGUDW \DQJ WLQJJL GLGXJD EXNDQ EHUDVDOGDUL \DLWX VHEHVDU -
NRODJHQ PDXSXQ UXPSXW ODXW \DQJ GLWDPEDKNDQ
NDUHQD WLGDN PHPLOLNL NRPSRVLVL \DQJ GRPLQDQ .DGDU 6HUDW 3DQJDQ
WHWDSL EHUDVDO GDUL WHSXQJ PRFDI LWX VHQGLUL VHEDJDL %HUGDVDUNDQ XML NDGDU VHUDW NDVDU EHUDV
VXPEHU NDUERKLGUDW XWDPD GDODP IRUPXODVL +DO DQDORJ \DQJ WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL
WHUVHEXW GLSHUNXDW ROHK $JXVPDQ HW DO GDQ WHUWLQJJL \DLWX “ SDGD *.%
0XVOLNDWLQ \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD NHPXGLDQ “ SDGD *.+ “
SHQDPEDKDQ WHSXQJ UXPSXW ODXW ± WLGDN SDGD *.1 GDQ WHUHQGDK \DLWX “
EHUSHQJDUXK Q\DWD WHUKDGDS QLODL NDUERKLGUDW QDVL SDGD NRQWURO +DVLO NDGDU VHUDW SDQJDQ
DQDORJ 6HGDQJNDQ PHQXUXW %XGLMDQWR GDQ <XOL\DQWL WHUVHEXW PHQXQMXNNDQ EDKZD QDVL NRQWURO PHPLOLNL
GDODP DQDOLVD SURNVLPDW QDVL DQDORJ NDGDU QLODL NDGDU VHUDW SDQJDQ SDOLQJ UHQGDK GLPDQD
NDUERKLGUDW GDSDW PHQFDSDL \DQJ EHUDVDO GDUL EHUDUWL SHQDPEDKDQ NRODJHQ WXODQJ LNDQ
NRPSRVLVL GRPLQDQ GDUL EDKDQ EDNX \DQJ EHUSHQJDUXK WHUKDGDS NHQDLNDQ NDGDU VHUDW SDQJDQ
GLJXQDNDQ %DKDQ EDNX WHUVHEXW ELDVDQ\D QDVL DQDORJ UXPSXW ODXW 3DGDKDO VHKDUXVQ\D NDGDU
PHUXSDNDQ VXPEHU NDUERKLGUDW ORNDO VHUDW SDQJDQ NHHPSDW MHQLV QDVL GLKDUDSNDQ VDPD
0HQXUXW 2KWVXER HW DO NDGDU NDUHQD VHUDW SDQJDQ KDQ\D GLGDSDWNDQ GDUL VXEVWLWXVL
NDUERKLGUDW SDGD QDVL PHUXSDNDQ IDNWRU \DQJ WHSXQJ UXPSXW ODXW * YHUUXFRVD GDQ WHSXQJ PRFDI
SHQWLQJ XQWXN GLNHWDKXL NDUHQD QDVL PHUXSDNDQ WLGDN QDVLDO GDUL NRODJHQ WXODQJ LNDQ 7LQJJLQ\D VHUDW
VXPEHU NDUERKLGUDW .DUERKLGUDW QDVL DQDORJ GDODP SDQJDQ GDODP QDVL NRODJHQ GLGXJD NDUHQD DGDQ\D
SHQHOLWLDQ LQL KDPSLU VDPD GHQJDQ SHQHOLWLDQ VHQ\DZD GDODP QDVL DQDORJ GHQJDQ SHQDPEDKDQ
0XVOLNDWLQ \DQJ PHPEXDW QDVL DQDORJ NRODJHQ \DQJ WLGDN WHUKLGUROLVLV DWDX KLODQJ VDDW
GHQJDQ EDKDQ GDVDU WHSXQJ PHQLU \DLWX VHEHVDU SHQJXMLDQ VHUDW SDQJDQ GLODNXNDQ VHKLQJJD WHUKLWXQJ
- QDPXQ PDVLK OHELK UHQGDK GDUL VHEDJDL VHUDW SDQJDQ
SHQHOLWLDQ QDVL DQDORJ $JXVPDQ HW DO 1DPXQ VHFDUD XPXP NDGDU VHUDW SDQJDQ
1RYLDVDUL HW DO :LMD\D HW DO GDQ GDODP NH HPSDW MHQLV QDVL DQDORJ LQL VXGDK GDSDW
%XGLMDQWR GDQ <XOL\DQWL GHQJDQ UDWD-UDWD QLODL GLNDWDNDQQ VHEDJDL SDQJDQ VXPEHU VHUDW NDUHQD
NDGDU NDUERKLGUDW ! 7LQJJLQ\D NDGDU PHQXUXW )RVFKLD HW DO PDNDQDQ VHEDJDL
NDUERKLGUDW ! \DQJ GLSHUROHK PHQMDGL DFXDQ VXPEHU VHUDW MLND PHQJDQGXQJ VHUDW SDQJDQ PLQLPDO
QDVL DQDORJ XQWXN GDSDW GLMDGLNDQ VHEDJDL VDODK VDWX VHGDQJNDQ PDNDQDQ WLQJJL VHUDW MLND
VXPEHU NDUERKLGUDW VHODLQ QDVL SDGL PHQJDQGXQJ VHUDW SDQJDQ PLQLPDO 6HUDW GDODP
UXPSXW ODXW LQL VHODLQ GDSDW PHQFHJDK WHUMDGLQ\D
.DGDU $EX GLDEHWHV MXJD GDSDW PHQXUXQNDQ QLODL LQGHNV
%HUGDVDUNDQ XML NDGDU DEX EHUDV DQDORJ \DQJ JOLNHPLN SDGD QDVL DQDORJ 0HQXUXW )RVWHU-3RZHOO HW
WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL WHUWLQJJL \DLWX \DLWX DO QDVL \DQJ PHQJDQGXQJ VHUDW SDQJDQ
“ SDGD *.% NHPXGLDQ “ WLQJJL DNDQ PHQXUXQNDQ UHVSRQ JOLNHPLN GDQ LQGHNV
SDGD *.1 “ SDGD *.+ JOLNHPLN ,* Q\D PHQMDGL OHELK UHQGDK .DGDU VHUDW
GDQ WHUHQGDK \DLWX “ SDGD NRQWURO SDQJDQ GDODP SHQHOLWLDQ LQL MXJD VXGDK MDXK OHELK
.HQDLNDQ QLODL NDGDU DEX QDVL DQDORJ WHUVHEXW GLGXJD WLQJJL GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ VHUDW GDUL YDULHWDV
NDUHQD VXEVWLWXVL NRODJHQ \DQJ MXJD WLQJJL NDGDU QDVL JLOLQJ \DQJ PHPLOLNL NDGDU VHUDW -
DEX .DGDU DEX WHUVHEXW VHVXDL GHQJDQ NDGDU DEX :LGRZDWL HW DO
GDUL PDVLQJ-PDVLQJ NRODJHQ \DQJ GLJXQDNDQ
'LPDQD PHQXUXW 'DUPDQWR HW DO GDQ .LWWLSK- 8ML 5HQGHPHQ
WDQQDEDZRQ HW DO NDGDU DEX GDUL NRODJHQ 'DODP SHPEXDWDQ QDVL DQDORJ WHNQRORJL
WXODQJ %DQGHQJ OHELK WLQJJL GDUL NDGDU HNVWUXVL GDWD UHQGHPHQ GLSHUOXNDQ XQWXN
DEX NRODJHQ WXODQJ LNDQ 1LOD GDQ WXODQJ PHQJHWDKXL SURGXNWLYLWDV QDVL DQDORJ \DQJ
LNDQ +LX GLKDVLONDQ 6HODLQ LWX QLODL UHQGHPHQ MXJD
.DGDU DEX GDODP EDKDQ SDQJDQ MXJD ELDVD PHQXQMXNNDQ DGDQ\D NHKLODQJDQ SURGXN VHODPD
GLNDLWNDQ GHQJDQ NDQGXQJDQ PLQHUDO GDODP EDKDQ SURVHV EHUODQJVXQJ %HUGDVDUNDQ XML UHQGHPHQ QDVL
SDQJDQ WHUVHEXW +DVLO NDGDU DEX GDODP SHQHOLWLDQ DQDORJ \DQJ WHODK GLODNXNDQ GLGDSDWNDQ QLODL
LQL VXGDK FXNXS EHVDU DSDELOD GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ UHQGHPHQ VHEHVDU “ XQWXN NRQWURO
SHQHOLWLDQ 1RYLDVDUL HW DO GDQ +HUDZDWL GDQ “ XQWXN *.+ “ XQWXN
:LGRZDWL \DQJ PHPEXDW QDVL DQDORJ WDQSD *.1 GDQ “ XQWXN *.% 0HQXUXW
6
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Nasi Analog


No. Komposisi Kontrol (%) GKN (%) GKB (%) GKH (%) Nasi (%)*
1. Kadar Air (bk) 14,02±0,06d 10,82±0,06b 11,27±0,08c 9,10±0,09a Maks. 13
2. Kadar Protein 0,80±0,01a 1,38± 0,01b 1,79±0,04d 1,62±0,01c 1,5-3
3. Kadar Lemak 1,06±0,01a 1,22 ± 0,05b 1,04±0,02a 1,16±0,05ab 0,1-0,5
4. Karbohidrat (bk) 83,54±0,16a 83,90±0,07a 83,01±0,16a 85,38±0,07b 82,7-91
5. Kadar Abu 0,31±0,01a 1,44±0,03b 1,54±0,19b 1,24±0,03b 0,3-0,4
6. Serat Pangan 3,35±0,10a 4,11±0,01b 5,36±0,11d 4,65±0,11c 0-0,4
Keterangan: $QJND GHQJDQ QRWDVL \DQJ WLGDN VDPD PHQXQMXNNDQ SHUEHGDDQ Q\DWD .
*Sumber data penelitian Tarigan dan Kusbiantoro (2011)

:LMD\D HW DO QLODL UHQGHPHQ QDVL DQDORJ GDUDK 3DQJDQ \DQJ PHPLOLNL ,* UHQGDK GDSDW
GLSHQJDUXKL ROHK IDNWRU-IDNWRU GDODP SURVHV PHQJRSWLPDONDQ NRQWURO JOLNHPLN VHKLQJJD GDSDW
SHPEXDWDQ QDVL DQDORJ WHNQRORJL HNVWUXVL DQWDUD PHQFHJDK GDQ PHQJREDWL SHQ\DNLW '0 WLSH
ODLQ NDGDU DLU DGRQDQ NHFHSDWDQ SHPDVXNDQ DGRQDQ GHQJDQ PHPSHUODPEDW DEVRUEVL NDUERKLGUDW ,QGHNV
NH DODW HNVWUXGHU GDQ SHPRWRQJDQ SURGXN NHOXDUDQ JOLNHPLN GLNHORPSRNNDQ PHQMDGL ,* UHQGDK
\DQJ PDVLK GLODNXNDQ VHFDUD PDQXDO ,* VHGDQJ - GDQ ,* WLQJJL ! 'LVDPSLQJ
,* %* PDNDQDQ MXJD SHQWLQJ GLSHUKDWLNDQ 7XMXDQ
8ML ,QGHNV *OLNHPLN %* \DLWX PHQLODL GDPSDN NRQVXPVL NDUERKLGUDW
%HUGDVDUNDQ KDVLO SHQJXMLDQ KHGRQLN GHQJDQ PHPSHUKLWXQJNDQ ,* PDNDQDQ 6HPDNLQ
VHEHOXPQ\D GLGDSDWNDQ SURGXN WHUSLOLK XQWXN XML ,* UHQGDK NDUERKLGUDW VXDWX PDNDQDQ PDND %* MXJD
\DLWX QDVL DQDORJ IRUPXODVL WHSXQJ UXPSXW ODXW * DNDQ VHPDNLQ UHQGDK VHKLQJJD UHVLNR SHPLFXDQ
YHUUXFRVD GHQJDQ SHQDPEDKDQ NRODJHQ WXODQJ LNDQ NDGDU JOXNRVD GDUDK MXJD EHUNXUDQJ %HEDQ JOLNHPLN
%DQGHQJ *.% GHQJDQ QLODL RYHUDOO DFFHSWDQFH XML PDNDQDQ GDSDW GLNHORPSRNNDQ PHQMDGL %* UHQGDK
KHGRQLN VHEHVDU ” ” QLODL NDGDU %* VHGDQJ - GDQ %* WLQJJL !
SURWHLQ “ GDQ QLODL NDGDU VHUDW SDQJDQ
VHEHVDU “ 0HVNLSXQ QLODL XML KHGRQLN KESIMPULAN
*.% WLGDN EHUEHGD Q\DWD GHQJDQ QDVL DQDORJ
NRODJHQ ODLQQ\D QDPXQ KDVLO DQDOLVD NDGDU SURWHLQ Penambahan kolagen tulang ikan dengan
GDQ NDGDU VHUDW SDQJDQ PHUXSDNDQ \DQJ SDOLQJ jenis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap
WLQJJL GHQJDQ DQDOLVD VWDWLVWLN \DQJ EHUEHGD Q\DWD kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak,
'HQJDQ GHPLNLDQ *.% GLSLOLK VHEDJDL VDPSHO kadar karbohidrat dan kadar serat pangan namun
XWDPD GDODP XML ,QGHNV *OLNHPLN ,* tidak berpengaruh nyata terhadap atribut hedonik
-XPODK VDPSHO QDVL \DQJ GLNRQVXPVL ROHK dan rendemen nasi analog rumput laut. Nilai indeks
UHODZDQ GDUL QDVL DQDORJ IRUPXODVL UXPSXW ODXW * glikemik (IG) nasi analog terbaik, yaitu GKB adalah
YHUUXFRVD GHQJDQ SHQDPEDKDQ NRODJHQ WXODQJ LNDQ 53,564 ± 21,495 yang termasuk kategori IG rendah
%DQGHQJ DGDODK VHEDQ\DN J -XPODK WHUVHEXW (< 55) dengan beban glikemik (BG) 13,927 yang
GLGDSDW GDUL NHVHWDUDDQ J NDUERKLGUDW SDQJDQ termasuk kategori BG sedang (10<BG<20). Jenis
DFXDQ EHUGDVDUNDQ QLODL NDGDU NDUERKLGUDW E\ kolagen tulang ikan yang terbaik yang ditambahkan
GLIIHUHQW GDUL QDVL DQDORJ *.1 VHEHVDU adalah kolagen tulang ikan Bandeng dengan nilai
“ 3HQJJXQDDQ NHVHWDUDDQ J hedonik tertinggi (2, ” ” QLODL NDGDU
NDUERKLGUDW VHVXDL GHQJDQ SURVHGXU SHQJXMLDQ abu tertinggi (1,535 ± 0,189 %); kadar protein
,QGHNV *OLNHPLN PHQXUXW )$2 :+2 tertinggi (1,792±0,044 %); kadar lemak terendah
3HQHOLWLDQ LQL PHQJJXQDNDQ SDQJDQ DFXDQ JOXNRVD (1,043 ± 0,019 %); dan kadar serat pangan tertinggi
PXUQL \DLWX URWL WDZDU VHEDQ\DN J $ODVDQ (5,356 ± 0,111 %).
SHQJJXQDDQ JOXNRVD PXUQL DGDODK NHPDPSXDQQ\D
GLVHUDS WXEXK PHQFDSDL VHKLQJJD QLODL ,*Q\D DAFTAR PUSTAKA
GDSDW GLVHWDUDNDQ GHQJDQ DQJND 0HQXUXW 0LOOHU
HW DO SDQJDQ DFXDQ \DQJ GDSDW GLJXQDNDQ Afriwanti, M.D. 2008. Mempelajari Pengaruh
GDODP SHUEDQGLQJDQ QLODL ,* DGDODK URWL WDZDU Penambahan Tepung Rumput Laut
%HUGDVDUNDQ KDVLO SHQJDPELODQ JXOD GDUDK (Kappaphycus alvezii) terhadap Karakteristik
QLODL LQGHNV JOLNHPLN GDUL QDVL DQDORJ *.% DGDODK Fisik Surimi Ikan Nila (Oreochromis sp.).
“ +DVLO WHUVHEXW PHQXQMXNNDQ Skripsi. IPB. Bogor.
EDKZD QDVL DQDORJ *.% WHUJRORQJ GDODP NDWHJRUL Agusman, Apriani, S.N.K., dan Murdinah. 2014.
,* UHQGDK %HEDQ *OLNHPLN %* QDVL DQDORJ Penggunaan Tepung Rumput Laut Eucheuma
GDUL %$6 DGDODK \DQJ WHUPDVXN GDODP cottonii pada Pembuatan Beras Analog dari
NDWHJRUL %* VHGDQJ %* 0HQXUXW 'LQL Tepung Modified Cassava Flour (Mocaf).
LQGHNV JOLNHPLN PHUXSDNDQ VXDWX FDUD XQWXN JFB Perikanan 9 (1): 1-10.
PHPEHULNDQ JDPEDUDQ PHQJHQDL KXEXQJDQ DQWDUD Alhana, Suptijah, P., dan Tarman, K. 2015.
NDUERKLGUDW GDODP SDQJDQ GHQJDQ UHVSRQ JOXNRVD Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen dari
7
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

Daging Teripang Gamma. JPHPI 18(2) : Fibre Addition on the Quality of Common
150-161. Cereal Products. Journal of Cereal Science
AOAC (Association of Official Analytical 58(2) : 216±227.
Chemist). 2005. Official Methods of Analysis Foster-Powell, K.F., Holt, S.H.A., Miller, J.C.B.
of AOAC International. AOAC Inc. 2002. International Table of Glicemic Index
Washington. and Glycemic Load Values. The American
Azizah, Y.N., Rachmawati, D.A., dan Rahadian, Journal of Clinical Nutrition 76(1) : 5-56.
D.A.M. 2014. Formulasi dan Kajian Kittiphatttanabawon P, Benjakul S, Visessanguan
Karakteristik Nasi Jagung (Zea mays L.) W, Kishimura H, Shahidi F. 2010.
Instan yang Disubstitusi Tepung Kacang Biomedical applications of collagen. Isolation
Hijau. Jurnal Teknosains Pangan 3(1) : 84- and characterisation of collagen from the skin
95 of brownbanded bamboo shark (chiloscylliun
Balian, G. and Bowes, J.H. 1997. The Structure and punctatum). The Journal of Food Chemistry.
Properties of Collagen. In: A.G. Ward and A 119 : 1519-1526.
Courts (Eds). The Science and Technology of Johns, P. 1997. The Structure and Composition of
Gelatin. Academic Press. London, New York. Collagen Containing Tissue. In: A. G. Ward
BPS (Badan Pusat Statistik). 2014. Badan Pusat and A. Courts (Eds). The Science and
Statistik Nasional: Tingkat Konsumsi Beras Technology of Gelatin. Academic Press, New
di Indonesia. BPS. Jakarta. York. P 564.
Budi, F. S., Hariyadi, P., Budijanto, S., dan Syah, D. Lee CH, Singla A, Lee Y. 2001. Biomedical
2013. Teknologi Proses Eksturksi Untuk applications of collagen. International
Membuat Beras Analog. Jurnal Tek. Pangan Journal of Pharmaceutics 221 : 1-22
22(3) : 263-274. Miller, J.B., Pang, E., and Bramall, L. 1992. Rice: a
Budijanto, S. dan Yuliyanti. 2012. Studi Persiapan High or Low Glycemic Index Food ?. The
Tepung Sorgum (Sorghum bicolor L. American Journal of Clinical Nutrition
Moench) dan Aplikasinya pada Pembuatan 56(6) : 1034-1036.
Beras Analog. Jurnal Teknologi Pertanian 13 Muslikatin. 2012. Pengembangan Beras Ekstrusi
(3) : 177-186. Kaya Serat dengan Penambahan Tepung
Cui, F.X., Xue, C.H., Li, Z.J., Zhang, Y.Q., Dong, Rumput Laut (Eucheuma cottonii). Skripsi.
P., Fu, X.Y., and Gao, X. 2007. IPB. Bogor.
Characterization and Subunit Composition of Noviasari, S., Kusnandar, F., Budijanto, S. 2013.
Collagen from The Body Wall of Sea Pengembangan Beras Analog dengan
Cucumber Stichopus japonicus. The Journal Memanfaatkan Jagung Putih. Jurnal
of Food Chemistry 100 : 1120±1125. Teknologi Industri Pangan 24: 195-201.
Dalimunthe, H. 2012. Karakteristik Fisik, Kimia dan Ohtsubo, K., Suzuki, K., Yasui, Y. and Kasumi, T.
Organoleptik Donat Kentang Ready to Cook 2005. Bio-Functional Components in the
Setelah Proses Pembekuan. Skripsi. Fakultas Processed Pregerminated Brown Rice by a
Pertanian. Universitas Andalas. Padang. Twin-Screw Extruder. Journal of Food
Darmanto, Y., Agustini, T. W., dan Swastawati, F. Composition and Analysis 18(4): 303±316.
2012. Efek Kolagen dari Berbagai Jenis Pelu, U. 1993. Hiu, Ikan Buas Serbaguna.
Tulang Ikan Terhadap Kualitas Miofibril LONAWARTA XVI(1): 1-7.
Protein Ikan Selama Proses Dehidrasi. Jurnal Poppe J. 1997. Gelatin. In: Imeson A (Ed).
Teknologi dan Industri Pangan XXIII(1) : Thikening ang Gelling Agents for Food.
36-40. Blackie Academic and Profesional, London.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 207. Statistik P 123.
Kelautan dan Perikanan 2007. Jakarta. Setianingsih, P. 2008. Karakteristik Sifat Fisiko
Dini, R.A. 2013. Pengaruh Subtitusi Tepung Ampas Kimia dan Indeks Glikemik Beras Berkadar
Kelapa Terhadap Nilai Indeks Glikemik, Amilosa Sedang. Institut Pertanian Bogor.
Beban Glikemik, danTingkat Kesukaan Roti. Bogor
Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Suptijah, P., Suseno, S. H., dan Anwar, C. 2013.
Universitas Diponegoro. Semarang. Analisis Kekuatan Gel (Gel Strangeth)
Dotulong. 2010. Manfaat Perendaman Dalam Produk Permen Gelly dari Gelatin Kulit Ikan
Larutan Lemon Cui pada Suhu yang Berbeda Cucut dengan Penambahan Karaginan dan
Terhadap Kadar Urea Ikan Cucut Rumput Laut. JPHPI 16 (2): 183-191.
( Carcharhinus sp.) Asap. Warta WIPTEK Trimmerinda. 2007. Kolagen dan DNA Protein.
no. 35. Salemba Empat, Jakarta.
FAO/WHO. 1998. Carbohydrates in Human Widowati, S., Santosa, B.A.S., dan Budiyanto, A.
Nutrition. FAO. Rome. 2007. Karakterisasi Mutu dan Indeks
Foschia, M., Peressini, D., Sensidoni, A., and Glikemik Beras Beramilosa Rendah dan
Brennan, C.S. 2013. The Effects of Dietary Tinggi. Prosiding Seminar Apresiasi Hasil
8
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145

Penelitian Padi Menunjang P2BN. BB Padi. Wirakartakusumah M., Abdullah, K., dan Syarief, A.
Sukamandi. Hal 759-774. 1992. Sifat Fisik Pangan. PAU Pangan dan
Wijaya, W.A., Wardani, N.S., Meutia, Hermawan, Gizi IPB. Bogor.
I., dan Begun, R.N. 2012. Beras Analog Yuwono, S.S., dan Zulfiah, A. A. 2015. Formulasi
Fungsional dengan Penambahan Ekstrak Teh Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf dan
untuk Menurunkan Indeks Glikemik dan Maizena dengan Penambahan CMC dan
Fortifikasi dengan Folat, Seng, dan Iodin. Tepung Ampas Tahu. Jurnal Pangan dan
Laporan Perkembangan Penelitian. IPB. Agroindustri 3 (4) : 1465-147.
Bogor.

9
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 1 Th. 2017
Hasil Penelitian
ISSN : 2442-4145

10

Anda mungkin juga menyukai