Anda di halaman 1dari 16

Etika

dan Keselamatan Pasien


dalam Pemeriksaan Ginekologi
Pada Praktek Sehari-hari
dr. Samuel L. Tobing SpOG(K) – Obginsos

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FK ULM/RSUD ULIN BANJARMASIN
DEFINISI ETIK DAN ETIKA
Etik berasal dari bahasa Yunani Kuno,yakni ”Ethos” yang berarti sifat, watak,
kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, sikap dan cara berpikir
Menurut KBBI:
• Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
• Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak).
1. Bertens, Kees. Etika Vol. 21. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama, 2007
2
2. KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]Available at:http://kbbi.web.id/pusat,[Diakses 27Oktober 2021]
ETIK DIBANDING DENGAN ETIKA
• Etik terkait dengan nilai-nilai moral dan kaidah-
kaidah yang luhur dari Profesi.
• Etika merupakan tata krama, aturan-aturan umum
dalam tata pergaulan.
• Dalam kaitan nilai moral dan kaidah-kaidah Profesi
lebih tepat dipakai istilah ETIK.
1. Himpunan Etika Profesi: Berbagai Kode Etik Asosiasi Indonesia.Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2006
3
PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK
Dokter yang baik menjadikan pasien sebagai
perhatian utama: secara kompeten, selalu
memperbarui pengetahuan dan keterampilan,
menjalin dan memelihara hubungan baik dengan
pasien dan kolega, jujur, dapat dipercaya, dan
bertindak dengan integritas

1. Konsil Kedokteran Indonesia. (2006). Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik Di Indonesia Dilengkapi Peraturan Teknis Terkait (1st Ed.).
4
PRINSIP DASAR ETIKA KEDOKTERAN
• Tidak merugikan (non maleficence),
• Berbuat baik (beneficence),
• Menghormati otonomi pasien (autonomy),
• Keadilan (justice).

1. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 2017. Professionalism in obstetric and gynecologic practice. 136(2), pp.249-251.
5
Keselamatan Pasien
Keselamatan Pasien adalah disiplin pelayanan kesehatan yang
muncul dengan perkembangan kompleksitas sistem pelayanan
kesehatan dan meningkatnya “kerugian” pasien atas pelayanan
yang diberikan di fasilitas kesehatan.
Hal ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko,
kesalahan dan kerugian yang terjadi pada pasien selama
pemberian pelayanan kesehatan.
(WHO, 2019)

1. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/patient-safety.
6
Keselamatan Pasien di Bidang Ginekologi
1. Terapkan praktik pengobatan yang aman
2. Mengurangi kemungkinan kesalahan pembedahan
3. Meningkatkan komunikasi dengan seluruh anggota
tim
4. Jadikan keselamatan pasien sebagai prioritas dalam
setiap aspek praktik
1. Obstetrics & Gynecology, 2009. ACOG Committee Opinion No. 447: Patient Safety in Obstetrics and Gynecology. 114(6), pp.1424-1427.
7
KEWAJIBAN ANGGOTA POGI
1. Melaksanakan Sumpah Dokter dan Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI).
2. Memberi pelayanan terbaik dan melakukan advokasi
hak-hak perempuan dalam bidang pendidikan,
pekerjaan, status, dan hak reproduksi.
3. Melakukan advokasi pada masalah-masalah
kesehatan perempuan.
1. Panduan Etik Dan Profesionalisme Obstetri Dan Ginekologi Di Indonesia. Dewan Pertimbangan Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia,2017
8
SIKAP DAN PERLAKUAN DOKTER PADA PASIEN PEREMPUAN
Pasal 1
Dalam melakukan pemeriksaan pada
pasien, harus bersikap sopan, santun
dan hormat

Pasal 2
Dalam melakukan pemeriksaan
obstetri dan ginekologi, harus tersedia
ruangan / lingkungan yang sifatnya
privasi.
1. Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia, 2017. Panduan Etik dan Profesionalisme Obstetri dan Ginekologi di Indonesia. Jakarta Pusat: Sekretariat: Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (PB POGI).
9
Pasal 3 Dalam melakukan pelayanan kesehatan reproduksi
harus selalu diperhatikan hak-hak pasien serta hak dan
kewajiban dokter

Pasal 4 Spesialis Obstetri dan Ginekologi berkewajiban


menjadi pembela (advocate) pada masalah -
masalah kesehatan perempuan

Pasal 5 Dalam menjalankan tugasnya, seorang SpOG selalu


mengutamakan "patient safety"
1. Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia, 2017. Panduan Etik dan Profesionalisme Obstetri dan Ginekologi di Indonesia. Jakarta Pusat: Sekretariat: Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (PB POGI).
10
MEMPERTAHANKAN KETERAMPILAN KLINIK
Pasal 42
Seorang spesialis obstetri dan ginekologi hendaknya menjaga kesehatannya
dan mempertahankan tingkat profesionalnya sesuai dengan kebutuhan dan
membantu profesi lain dalam meningkatkan mutu pelayanan reproduksi

Pasal 43
Pelatihan klinik dapat dilakukan oleh setiap anggota POGI yang memiliki
kewenangan melatih keterampilan klinis tertentu, yang mendapat sertifikasi
dari pengurus POGI atau institusi lain yang ditetapkan PB POGI

1. Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia, 2017. Panduan Etik dan Profesionalisme Obstetri dan Ginekologi di Indonesia. Jakarta Pusat: Sekretariat: Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (PB POGI).
11
MEMPERTAHANKAN KETERAMPILAN KLINIK

Pasal 44
Pelatihan klinik harus melalui pendekatan :
a.Pelatihan yang berbasis kewenangan (Competency based
training)
b.Belajar tuntas (Mastery learning)
c.Manusiawi (Humanistic approach)

1. Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia, 2017. Panduan Etik dan Profesionalisme Obstetri dan Ginekologi di Indonesia. Jakarta Pusat: Sekretariat: Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (PB POGI).
12
Kerangka kerja etis yang melibatkan prinsip kebajikan, perawatan dan
perspektif feminis, kepedulian terhadap komunitas, dan presedensi
kasus, harus diterapkan oleh seorang dokter SpOG agar dapat
meningkatkan proses pengambilan keputusan berdasarkan kaidah etik
dan dengan cara yang jelas dan terstruktur

Ethical Decision Making in Obstetrics and Gynecology. (2007), 390. Retrieved 27 October 2021, from https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee- 13
opinion/articles/2007/12/ethical-decision-making-in-obstetrics-and-gynecology.
Semua dokter SpOG harus secara professional mengidentifikasi dan
memenuhi kewajiban etis kepada pasien, kepada sejawat dokter,
sejawat sesama tenaga kesehatan, organisasi kesehatan,
perusahan asuransi baik swasta dan pemerintah yang membayar
perawatan pasien, dan masyarakat luas
FIGO Committee for the Ethical Aspects of Human Reproduction and Women's Health. "Professionalism in obstetric and gynecologic practice." International Journal of Gynecology & 14
Obstetrics 136.2 (2017): 249-251.
KESIMPULAN
1. Setiap dokter (SpOG) harus tetap menjaga
keterampilan kliniknya
2. Dalam setiap pelayanan ginekologi hak-hak reproduksi
perempuan harus dijunjung tinggi
3. Penting membangun kemitraan untuk meningkatkan
keselamatan pasien

15
‘A WOMAN
IS NOT
(ONLY)
A WOMB’

THANK YOU
16

Anda mungkin juga menyukai