dan agama yang nyaris tiada tandingannya di dunia. Selain enam agama yang
paling banyak dipeluk oleh masyarakat, ada ratusan bahkan ribuan suku, bahasa
harmoni. Bukan suatu hal yang mudah menyatukan berbagai perbedaan, kerena
tak jarang perbedaan membawa pada lahirnya perpecahan dan bahkan konflik. 2
pandangan dan kepentingan di antara warga negara yang sangat beragama itu
umat beragama dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama sesuai dengan
maupun Indonesia sedikit banyak telah menempatkan umat Islam sebagai pihak
1
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementerian Agama RI,
2019),hlm. 2.
2
Nasaruddin Umar, Islam Nusantara Jalan Panjang Moderasi Di Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia, 2019),hlm. 15.
3
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, Op.Cit. hlm.5.
1
2
tuduhan sebagai sumber utama terjadinya kekerasan atas nama agama oleh umat
Islam. 4
baik suku, golongan, ras dan agama sedang menghadapi ancaman disintegrasi.
dan ekstrim yang masuk dalam ajaran Islam. Ideologi liberal dari barat yang
Akhirnya terwacanakan Islam yang liberal, bebas dan tidak terkontrol. Sisi lain,
(lintas nasional atau lintas kebangsaan). Ideologi gerakan ini tidak lagi bertumpu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. Untuk melawan dua arus
Melihat dari fenomena yang berkembang saat ini, bisa jadi kita terkejut.
cara damai, tidak ada pemaksaan kepada penduduk satu wilayah untuk memeluk
Islam. Bahkan dengan kasus tertentu, Islam diterima setelah berdialog bahkan
dalam waktu panjang dengan tokoh atau ketua adat wilayah tertentu. Bahkan yang
sangat menarik adalah, pada saat Islam masuk terlepas dari budaya yang
dibawanya, apakah Arab, Gujarat atau India, budaya itu tidak dipaksakan pula
4
Ahmad Darmadji, Pondok Pesantren Dan Deradikalisasi Islam Di Indonesia, Jurnal
Millah, (Vol. 11, No. 1, Tahun 2011), hlm. 236.
3
dengan penduduk setempat. Bahkan dalam tingkat tertentu, Islam dapat berdialog
secara prinsif sama sekali tidak bertentangan dengan nilai dasar ajaran Islam. 5
atas, kita menumbuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan
umat muslim sendiri. Bagi mereka, Islam moderat. Bagi mereka Islam hanyalah
Islam; tidak ada moderasi Islam atau Islam moderat. Karena itulah istilah ―Islam
س ْو ُل َعلَ ْي ُك ْم
ُ الر َ ش َهدَ ۤا َء
ِ َّعلَى الن
َّ َاس َويَ ُك ْون ُ طا ِلتَ ُك ْونُ ْوا َ َو َك ٰذلِكَ َجعَ ْل ٰن ُك ْم ا ُ َّمةً َّو
ً س
ٌ اس لَ َر ُء ْو
ف َّر ِح ْي ٌم ِ َّّٰللا ِبالن
َ اِ ْي َمانَ ُك ْم ۗ اِ َّن ه
5
Babun Suharto, Moderasi Beragama: Dari Indonesia Untuk Dunia, (Yogyakarta: Lkis,
2019), hlm. 23.
6
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementerian Agama
RI,2019), Op.Cit. hlm. 7.
4
Artinya: dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.
dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
manusia.7
Moderasi Islam dalam bahasa Arab disebut dengan al-wasathiyyah, al-
I‘tidal, Ta‘adul dan Istiqomah. Sementara dalam bahasa inggris sebagai Islamic
Moderation. Moderasi Islam adalah sebuah pandangan atau sikap yang selalu
berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan dan
berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud tidak
maka mereka tidak akan fanatik apalagi sampai pada taraf tertinggi yaitu
berbeda dengannya. Mengapa sikap moderasi sangat penting, agar kita bisa
membentengi diri untuk tidak bersikap fanatisme buta yang akan memicu
terjadinya perpecahan dalam bangsa kita, dan moderasi beragama juga adalah
7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemah Juz 2, (Surabaya:
Duta Ilmu, 2006), hlm. 22.
8
Abd, Rauf Muhammad Amin, Prinsip Dan fenomena Moderas Islam dalam Trdisi
Hukum Islam, (Makassar: Jurnnal Al-Qur’an 20, Desember 2014), hlm. 24. Diakses
jurnalqalam.or. id/index.php/Al-Qur‟an/articel/download/339/254. Pada kamis 13 Aguatus
2020.
5
salah satu alat atau strategi untuk mewujudkan kerukunan, membangun dan
beragama itu hadir dalam hati nurani seseorang, jadi ada kebebasan dalam
memilih agama. Karna keberagamaan itu harus didasarkan oleh kepatuhan yang
melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus (benar).10
Jadi, Allah telah memberikan kebebasan pada hambanya sesuai apa yang
mereka inginkan, sesuai apa yang ada di dalam hati nuraninya, bukan apa yang
orang lain inginkan. Ketika terjadi suatu pemaksaan dalam beragama maka akan
terjadi pemasungan hati, padahal dalam Islam tidak mengenal yang namanya
kekerasan dan pemaksaan dalam memilih apa yang ingin mereka yakini. Oleh
karnanya, setiap umat Islam harus mampu memiliki sikap moderasi beragama,
sebagai dasar kita agar kita bisa menjaga keharmonisan dan demi kebaikan
9
Kementrian Agama, R.I. Moderasi Beragama, h. 10.
Kementerian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Edisi 2014 (Jakarta :
10
Islam selalu memberi kelonggaran bagi setiap manusia baik dalam segi
beragama, tidak ada paksaan di dalamnya, karna Islam adalah rahmatan lil
alamin. Jadi untuk itu semua kalangan masyarakat harus mampu menanamkan
sikap moderasi beragama, bertoleransi agar tidak saling menjatuhkan antar agama
dan kerukunan, sehingga hal itulah yang dapat mengembangkan masyarakat islam
lebar daun. Hal ini membuktikan moderasi beragma hadir untuk menciptakan
masyarakat islam.
11
M. Quraish Shihab,Islam yang Saya Pahami (Tangerang: PT. Lntera Hati,2017), hlm.
228-230.
7
B. Rumusan Masalah
beragama ?
C. Tujuan Penlitian
beragama
D. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
bermanfaat sebagai reward dan informasi bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian sejenis.
8
b. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi referensi
E. Tinjauan Pustaka
persamaan dan perbedaan skripsi yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam
peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis teliti.
Skripsi yang ditulis oleh Anjeli (2021) dengan judul “Penerapan nilai-nilai
moderasi beragama pada pendidikan anak usia dini melalui pendidikan agama
islam” Skripsi tersebut diterbitkan di Program Studi Pedidikan Islam Anak Usia
Dini Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islamnegeri (Iain) Bengkulu.
Secara garis besar skripsi ini membahas tentang moderasi beragama pada
pendidikan anak usia dini melalui pendidikan agama islam. Rumusan masalah
pada pendidikan anak usia dini dalam pendidikan agama Islam. Dilihat dari
seluruh data lalu dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini
bahwa moderasi beragama ialah cara bersikap atau cara kita menjalankan
agama. 12
Skripsi yang ditulis oleh Hardianti (2021) dengan judul “Peran tokoh
Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Secara
umum skripsi ini membahas tentag moderasi beragama pada generasi milenial di
borog kapala kab. Bantaeng. Rumusa masalah yang pertama Bagaimana maksud
tersebut, metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian field research
dimana peneliti terjun secara langsung ke lokasi yang menjadi objek daripada
dan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data yang bersifat outentik.
moderasi beragama tidak akan berjalan mulus, karna akan ada peluang dan
12
Anjeli, Penerapan nilai-nilai moderasi beragama pada pendidikan anak usia dini
melalui pendidikan agama islam, Institut Agama Islam negeri (IAIN) Bengkulu,2021.
10
(IAIN) Palopo. Secara umum skripsi ini membahas nilai-ilai moderasi beragama
payung konsep yang meliputi berberapa format penelitian yang akan membantu
memahami dan menjelaskan makna fenomena sosial dari setting alamiah yang
13
Hardianti, Peran tokoh agama dalam penanaman sikap moderasi bragama
pada generasi milenial di borog kapala kab. Bantaeng, Universitas Negeri Islam (UIN)
Alauddin Makassar,2021.
11
Skripsi yang ditulis oleh Achmad Akbar (2020) degan judul “Pera guru
PAI dalam membagun moderasi beragama di SDN Beriwit 4 dan SDN Danau
Pedidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya. Secara Umum Skripsi Ini Membahas
Tentang Pera guru PAI dalam membagun moderasi beragama. Rumusan masalah
yang pertama Bagaimana peran guru PAI dalam membangun Moderasi Beragama
di SDN Beriwit 4 dan SDN Danau Usung 1 Kabupaten Murung Raya, kedua Apa
saja nilai-nilai moderasi beragama yang dibagun oleh guru PAI di SDN Beriwit 4
dan SDN Danau Usung 1 Kabupaten Murung Raya, ketiga Apa saja faktor
guru di SDN Beriwit 4 dan SDN Danau Usung 1 Kabupaten Murung Raya.
research) dan metode penelitian kuliatif deskriptif. Deskriptif adalah suatu usaha
untuk menuturkan suatu masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, selain
tidak hanya berfokus pada murid yang beragama Islam, tetapi juga diggaungkan
untuk murid yang beragama lain. Guru PAI memiliki berinovasi dengan
14
Masturani, Penanaman nilai-ilai moderasi beragama di pondok pesantren (Studi
pondok pesantren shohifatusshofa NW Rawamangun Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu
Utara), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, 2021.
12
bekerjasama kepada setiap guru baik beragama Islam dan non-Islam untuk
Melihat dari keempat karya tersebut tentunya ada persmaan dan perbedaan
dalam penelitia ini terhadap apa yang penulis lakukan. Adapun perbedaan
penelitia ini terletak pada rumusan masalah dan informan yang memberikan data
Beragama. Dari kesimpulan diatas maka dapat dikatakan bahwa penelitian denga
F. Kerangka Teori
Sehingga dalam penelitian ini terdapat kerangka teori yang menjadi acuan atau
landasan berpikir bagi peneliti dalam membangun judul penelitian dari peneliti,
(field research) yaitu meneliti segala segi sosial yaitu dari suatu kelompok atau
15
Achmad Akbar, Pera guru PAI dalam membagun moderasi beragama di SDN Beriwit
4 dan SDN Danau Usung 1 Kabupaten Murug Raya, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya,
2020.
16
Koenjorodiningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997), hlm. 119
13
1. Moderasi Beragama
Kata modeasi berasal dari bahasa latin moderation yang berarti ke- sedang-an
(tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti penguasaan diri (dari
sikap sangat kelebihan dan kekurangan). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kalimat itu berarti bahwa orang itu bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak
ekstrem. 17
Moderasi Islam atau sering juga disebut dengan Islam moderat merupakan
moderat, mengambil posisi tengah, tidak ekstrim baik kanan ataupun kiri. 18
dakwah Islam yang toleran, menentang segala bentuk pemikiran yang liberal dan
radikal. Liberal dalam arti pemahami Islam dengan standar hawa nafsu dan murni
17
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementrian RI, cet. 1, 2019), hlm. 15
18
Babun Suharto, et.all, Moderasi Beragama: Dari Indonesia Untuk Dunia, (Yogyakarta:
LKIS,2019).22.
14
logika yang cenderung mencari pembenaran yang tidak ilmiah. 19 Menurut Kamali,
wasathiyyah merupan aspek penting Islam, yang sayang agak terlupakan oleh
Agama RI moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan prilaku selalu
mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam
memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar
penting bagi masyarakat plural dan multikultural seperti Indonesia, karena hanya
dengan cara itulah keragaman dapat disikapi dengan bijak, serta toleransi dan
agama, karena agama dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu
keadilan keseimbangan.22
(wasthiyyah) bukanlah sikap yang bersifat tidak jelas atau tidak tegas terhadap
19
Afrizal Nur dan Mukhlis Lubis. Konsep Wasathiyah Dalam Al-Quran; (Studi
Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrîr Wa At-Tanwîr Dan Aisar At-Tafâsîr). Jurnal: An-Nur, Vol. 4
No. 2, 2015.
20
Azyumardi Azra, CBE, Moderasi Islam Di Indonesia Dari Ajaran,Ibadah, hingga
Prilak, (Jakarta: Kencana, 2020),hlm. 22.
21
Lukman Hakim Saifuddin,Moderasi Beragama,(Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementrian RI,cet.1.2019),hlm.17.
22
Ibid.
15
sesuatu bagaikan sikap netral yang pasif, bukan juga pertengahan matematis.
Moderasi beragama bukan sekedar urusan atau orang perorang, melainkan juga
Nasaruddin Umar adalah suatu bentuk sikap yang mengarah pada pola hidup
hubungan yang melekat antara makna khairiyah dan baniyah baik yang bersifat
pandang dan cara kita bersikap tegas dalam menghargai dan menyikapi perbedaan
keberagaman agama, dan juga perbedaan ras, suku, budaya, adat istiadat, dan juga
etis agar dapat menjaga kesatuan atar umat beragama serta memelihara kesatuan
NKRI.
2. Prinsip-Prinsip Moderasi
Prinsip dasar moderasi ialah adil dan berimbang. Salah satu prinsip dasar
dalam moderasi beragama adalah selalu menjaga keseimbangan di antara dua hal,
misalnya keseimbangan antara akal dan wahyu, antara jasmani dan rohani antara
antara keharusan dankesukarelaan, antar teks agama dan ijtihad tokoh agama,
antara gagasan ideal dan kenyataan, serta keseimbangan antara masa lalu dan
23
Nasaruddin Umar, Islam Nusantara jalan panjang moderasi beragama di Indonesia,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019), hlm. 105.
24
Ali Muammad Ash-Shallabi, Wasathiyah Dalam Al-Qur‟an Nilai-Nilai Moderasi Islam
dalam Akidah, Syariat, dan Akhlak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, cetakan. 1, 2020), hlm. 41.
16
c. Sepatutnya/tidak sewenang-wenang.
cara pandang, sikap, dan komitmen untuk selalu berpikir pada keadilan,
berarti tidak punya pendapat. Mereka yang punya sikap seimbang berarti tegas,
tetap tidak keras karena selalu berpihak kepada keadilan, hanya saja
sesuatu secukupnya, tidak berlebihan dan juga tidak kuang, tidak konservatif
Ada lima prinsip-prinsip dasar moderasi islam yang harus dipahami dan
Disepakati oleh para ahli tafsir klasik maupun modern, bahwa arti
―keadilan‖ (HR. Bukhari). Oleh karena nya tidak ada moderasi tanpa keadilan
dan tidak ada keadilan tanpa moderasi, semakin moderat sebuah sikap terhadap
lingkungan dan manusia, maka semakinadl dan baik pula hidup mereka. Dari
25
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama,...hlm. 19.
26
Khairan Muhammad Arif, Islam Moderasi: Tela‟ah Komprehensif Pemikiran
Wasathiyyah Islam, pespektif Al-Qur‟an dan As Sunnah, Menuju Islam Rahmatan Li Al-
Alamin, (Jakarta: Pustaka Ikadi, 2020), hlm. 73-80
17
bukan sebaliknya, kapan sebuah pemikiran dan sikap dipandang adil dan baik,
maka itu adalah moderasi. Sebaliknya bila suatu pemikiran dan sikap
tersebut tidak moderat, sebaliknya sikap ekstrem, radikal dan liberal akan
melahirkan keburukan bahkan kejahatan baik bagi diri pelakunya maupun bagi
orang lain.
memiliki hikmah dan kearifan dalam semua bentuk dan dimensi ajaranya, tidak
ada ajaran islam yang tidak mengandung hikmah dan tidak ada syariatnya yang
utama syariah, adalah berdiri atas hikmah-hikmah dan maslahat hamba, baik
Setiap masalah yang keluar dari keadilan pada kezaliman, dari rahmat kepada
dimasukkan takwil.
18
dimensi:
kemapuan.
ekstrim kiri).
Tawazun), bahkan keseimbangan adalah salah satu pandanan kata adil atau “At-
nilai-nilai rohani dan spiritual, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara rohani
dan materi. Islam sarat dengan ajaran spiritual dan keimanan, namun tidak
melupakan hal-hal yang bersifat materi, seperti: harta, makan dan minum, tidur,
Adapun menurut Afrizal Nur dan Mukhlis Lubis, ciri-ciri moderat dapat
perbedaan
kemaslahatan umum)
kurang penting)
27
Khoirul Mudawinun Nisa‘, Integrasi Nilai-Nilai Moderasi Pada Anak Usia Dini
Berbasis Living Values Education (LVE). Prosiding 2nd Annual Conference For Muslim
Scholerss (AnCoMS) Kopertais Wilayah 4 Surabaya tahun 2018, hlm. 727-729
20
3. Pengembangan Masyarakat
Kedua konsep ini muncul dalam wacana pembangunan yang diperankan oleh
(adil).
manusia (human needs) yang dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar (basic
berjalan secara berkelanjutan pada saat negara krisis ekonomi karena dibebani
hanya pada sektor kebutuhan masyarakat yang bersifat fisik, yang dianalisir
bersifat Charity.
28
Jim Ife, Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat
di EraGlobalisasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), Cet. III, h. 7
21
yang lahir langsung dari masyarakat, yang terjadi melalui proses yang alami.
dirinya sendiri.
29
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta : Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2014), h. 30.
30
Soetomo, Pembangunan Masyarakat , (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), h. 79
22
G. Metodologi Penelitian
mengumpulkan informasi atau data serta investigasi pada data yang telah
diperoleh tersebut.
Ada beberapa metode yag digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu :
a. Jenis Penelitian
segala segi sosial yaitu dari suatu kelompok atau golongan tertentu
masyarakat. Dalam hal ini menjelaskan realitas yang ada yaitu tentang
31
Koenjorodiningrat, Metode-metode penelitian masyarakat,Edisi Ketiga, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997),h.119
32
Husain Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Askara, 2000), h.5
33
Kartini Kartono, Pengantar Metologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h.
23
b. Sifat Penelitian
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini dibagi dalam dua
golongan yaitu:
a. Data Primer, dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil
34
Kaelan, M.S, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta:
Paradigma,2005),h. 58
24
b. Data Sekunder, data ini diperoleh dari sumber data selain orang yang
diteliti. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari Ketua RT. 35,
Ketua RW. 10, Guru Madrasah Al-Amalul Khair, Ketua Masjid Nurul
a. Teknik Observasi
35
Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal.
239
36
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis. (Bandung: Alfabeta, Cv, 2004), hal,203
25
daun.
b. Teknik Wawancara
dan bisa dilakukan dengan beberapa cara mulai dari tatap muka
maupun melalui via telepon. Dalam hal ini penulis melakukan tanya
c. Teknik Dokumentasi
4. Lokasi Penelitian
37
Riduawan,Metode & Teknik Penyusunan Tesis.(Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 105
26
data hasil studi pendahuluan atau sekunder, yang akan digunakan untuk
objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi, wawacara dan
dokumentasi.
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
c. Penyajia data
penulisan yang diutarakan dalam tiap-tiap bab, dirangkap secara teratur dan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan terdiri dari latar belakang masalah yang dibuat berdasarkan
Bab ini akan terdiri atas tinjauan pustaka dan kerangka teori. Tinjauan
masyarakat.
Dalam bab ini menjelaskan prosedur pencarian data yang meliputi metode
dan pendekatan penelitian, data dan jenis data, lokasi/objek penelitian, teknik
BAB V PENUTUP
penjelasan singkat yang diambil berdasarkan dari hasil penelitian, serta saran yang
berisi rekomendasi yang dilakukan oleh pihak yang diteliti ataupun masyarakat
luas.
29
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal Nur dan Mukhlis Lubis. 2015. Konsep Wasathiyah Dalam Al-Qur’an;
Amin, Abd. Rauf Muhammad. 2014. Prinsip dan Fenomena Moderasi Islam
Moderasi Islam dalam Akidah, Syariat, dan Akhlak. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Pustaka Narbuko.
Rianto Adi, Motodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Cetakan 4 Agustus 2021.
Agama RI.
Shihab, M.Quraish. 2019. Islam Yang Saya Pahami. Tangerang: PT. Lentera Hati.
Jakarta: PT Gramedia.