3 Alif Lam Mim merupakan film Indonesia yang bergenre action, drama,
dan religi. Film ini adalah film laga futuristik pertama di Indonesia yang
meruapakan sebuah karya yang disutradarai oleh Anggy Umbara. Film ini
mengangkat cerita tentang persahabatan, persaudaraan, dan drama keluarga. Film
ini menyita sorotan banyak orang karena konflik-konflik didalamnya seperti
radikalisme, liberalisme, dan terorisme yang menjadi perdebatan panjang di
berbagai kalangan di Indonesia.
1
Objek yang paling menonjol di film ini adalah isu tentang terorisme. Bisa
dilihat konflik film ini Diawali dengan adanya pengeboman, kemudian berbagai
media mengemas berita dan memanipulasi berbagai pesan yang disampaikan.
Seolah-olah yang menjadi sorotan dan paling disudutkan adalah kaum muslim
khususnya kalangan pesantren.
Kemudian adegan di sebuah cafe terdapat tulisan “tidak ada obrolan dan
kostum yang berbau religi di sini “No Religion Talks, No Religion Outfit”. Penulis
berpendapat bahwa mereka sangat kontra dengan agama Islam bahkan tidak
melayani siapapun yang berjubah atau bergamis, dan bersorban karena mereka
menganggap itu sebagai teroris. Penulis menganalisa naskah dalam film ini yang
mengatakan “Katanya negara kita ini negara liberal tapi hanya memesan makan
dan memakai gamis gini aja dilarang, mungkin hak kebebasan itu tidak berlaku
2
untuk orang yang masih beragama”. Kebebasan yang dimaksud dalam film
adalah hak kebebasan itu sendiri, yang tidak ada hubunganya dengan agama.
Bahkan agama dianggap sebagai teroris dan hak kebebasan itu tidak berlaku untuk
orang yang masih beragama”. Siapapun yang mengganggu kebebasan di stempel
jadi penjahat. Liberalisme menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan mana
yang salah dan benar. Bahkan Islam dikatakan meresahkan masyarakat.
Kolonel Mason beserta Tamtama dalam film ini digambarkan sebagai tokoh
yang berusaha menciptakan perdamaian dan perubahan dengan menghalalkan
segala cara untuk mewujudkannya, termasuk dengan cara meminggirkan agama
dari kehidupan sosial dan politik. Dalam adegan pertemuan antara Alif dan
Kolonel Mason, penulis menganalisa beberapa naskah yang dibicarakan di film
ini, diantaranya:
3
itu, Kita yang harusnya memberikan kedamaian. Mereka akan melakukan apapun
untuk menjaga keseimbangan dan mengatakan “Iblis adalah makhluk yang dekat
dengan tuhan, yang paling taat atas fungsi dan perintah tuhan”
Penulis menganalisa poin-poin yang bisa diambil dalam film ini bahwa
semua asumsi-asumsi mereka sangat menyeleweng dari agama Islam. Perdamaian
yang diraih dengan cara-cara ingin meminggirkan agama pada akhirnya hanya
akan menjadi konflik yang berkepanjangan dan perdamaian semu. Konsep-konsep
memarginalkan agama dari kehidupan sosial dan politik merupakan sebuah nilai
utama dalam paham liberalisme. Kaum liberal lebih cenderung bersahabat dengan
semua sekte dan kemungkaran. Mereka rela mendukung kesesatan demi
persatuan. Padahal sebagaimana yang dikatakan ustadz Hamid Fahmi Zarkasyi
bahwa persatuan (kebebasan dan kesalahan) yang dimaksud liberal itu justru akan
berakhir dengan kekacauan.
Film ini mengajarkan bahwa Islam itu damai, sopan, tentram. Islam tidak
pernah mengajarkan kita menjadi seorang pemberontak tapi mengajarkan kita
untuk sabar, ikhlas dan bersyukur serta menjadikan al-Qur’an dan sunah sebagai
pedoman hidup. Islam bukanlah agama teroris. Agama Islam bukanlah
penghalang seseorang tetapi segala sesuatu itu ada batasannya. Tanpa tuhan tidak
akan ada kedamaian. Jadi filosofi yang mengatakan bahwa manusia bisa hidup
tanpa tuhan-nya adalah sangat naif.
4
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama
dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar” (QS. An
Nahl:126)
ۚ
َ ََواَل تَ ۡستَ ِوي ۡٱل َح َسنَةُ َواَل ٱل َّسيَِّئةُ ۡٱدفَ ۡع بِٱلَّتِي ِه َي َأ ۡح َس ُن فَِإ َذا ٱلَّ ِذي بَ ۡين
ُك َوبَ ۡينَ ۥه
٣٤ يمٞ ة َكَأنَّهۥُ َولِ ٌّي َح ِمٞ َع ٰ َد َو
“ Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia
5
ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS.
Fusilat:34)