Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Jurnal 1

1. Judul : Analisis Limbah Laundry Informal Dengan Tingkat Pencemaran Lingkungan Di


Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang
2. Jurnal : Jukung Jurnal Teknik Lingkungan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016
3. Penulis: Putra Ardiyanto dan Yuantari Maria
4. Resume:
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari limbah laundry antara lain bagi kesehatan
dapat menyebabkan diare dikarenakan virus, penyakit kulit seperti gatal – gatal, kudis
dan kurap akibat iritasi sedangkan bagi lingkungan dapat mencemari tanah, mencemari
air, menyebabkan bau yang tidak sedap, serta dapat menyebabkan kerusakan ekosistem
lingkungan.
Karakteristik limbah cair laundry berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa kadar
COD dan MBAS pada limbah cair laundry berada diatas baku mutu sehingga limbah cair
laundry dapat mencemari lingkungan. Hasil pemeriksaan kadar pH dan suhu limbah cair
laundry menunjukkan bahwa kadar air limbah masih pada batas normal. Hasil
pemeriksaan warna dan bau semua limbah laundry menghasilkan warna, hal ini menjadi
salah satu faktor pemasok limbah dalam volume yang cukup besar dan mnyebabkan
pencemaran air.
Rangkuman jurnal 2

1. Judul : Fitoremediasi Air yang Tercemar Limbah Laundry dengan Menggunakan Kayu
apu (Pistia stratiotes)
2. Jurnal : Jurnl Teknis ITS Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
3. Penulis: Dea Ghiovani dan Bieby Voijant Tangahu
4. Resume :
Kayu apu (Pistia stratiotes L.) adalah salah satu tumbuhan fitoremediator yaitu tumbuhan
yang memiliki kemampuan untuk mengolah limbah, baik itu berupa logam berat, zat
organik maupun anorganik. Manfaat tumbuhan air seperti kayu apu dapat mengurangi
konsentrasi limbah cair dalam limbah dapat dilakukan dengan proses fitoremediasi.
Variasi pada penelitian ini yaitu variasi pada kerapatan tumbuhan. Untuk kerapatan yang
digunakan yaitu 14 mg/cm2, 25 mg/cm2 dan 35 mg/cm2 yang dilakukan selama 20 hari.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan tumbuhan Kayu
apu mampu menyisihkan BOD sebesar 98% atau setara dengan 6 mg/L, COD sebesar
96% atau setara dengan 17 mg/L, fosfat sebesar 99% atau setara dengan 0,07 mg/L pada
kerapatan 35 mg/cm2. Dalam penelitian ini kerapatan tumbuhan yang digunakan yaitu 14
mg/cm2, 25 mg/cm2, 35 mg/cm2 Kayu apu. Dari hasil penelitian didapat, tumbuhan
Kayu apu dengan kerapatan 35 mg/cm2 memiliki efisiensi removal yang lebih tinggi.
Resume jurnal 3

1. Judul : Fitoremediasi Limbah Deterjen Menggunakan Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.)
dan Genjer (Limnocharis Flava L.)
2. Jurnal : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 7 Nomor 2
3. Penulis: Prasetyo Herlambangdan Okik Hendriyanto
4. Resume :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman kayu apu dan genjer
dalam menurunkan limbah dan mengetahui pengaruh variabel kepadatan tanaman dan
waktu tinggal terhadap penurunan phospat dan COD. Dengan menggunakan tanaman
kayu apu dan genjer masing-masing berjumlah 4, 5, 6, 7, 8 dalam waktu penelitian
selama 3 sampai 15 hari maka hasil penelitian menunjukkan prosentase penurunan kadar
phospat dalam limbah laundry setelah proses fitoremediasi menggunakan tanaman kayu
apu dan genjer sebesar 65.45% dan 58.45%.Untuk penurunan kadar COD dalam limbah
laundrysetelah proses fitoremediasi menggunakan tanaman kayu apu dan genjer sebesar
32.94% dan 26.80%. Hasil tersebut terjadi pada tanaman kayu apu dan genjer berjumlah
8 dengan waktu tinggal 15 hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu tinggal
dan banyaknya jumlah tanaman maka semakin besar penurunan kadar phospat dan COD
dalam limbah laundry.
Resume Buku 1

1. Judul : Laundry Detergents


2. Penulis: E. Smulders
3. Resume :
Pada proses pencucian terjadi interaksi yang kompleks antara cucian kotor, air, energi
mekanik dan panas, dan deterjen. Air limbah adalah produk sampingan yang memiliki
masalah dan berpotensi menyebabkan sejumlah efek yang tidak diinginkan pada instalasi
pengolahan limbah dan di lingkungan. Hampir semua air bersih yang digunakan dalam
proses kemudian dilepaskan ke sistem pembuangan dalam bentuk air limbah yang
terkontaminasi yang mengandung energi tambahan (panas), serat, pewarna, dan deterjen.
Komponen deterjen dilepaskan ke air limbah baik dalam bentuk dasarnya yang tidak
mengalami perubahan atau sebagai produk reaksi dengan bahan lain yang ada. Sebagian
besar air domestik digunakan dalam proses pencucian dalam rumah tangga. Deterjen
berkontribusi sekitar 10% pada kadar COD, bahan organik yang dapat terbiodegradasi
(BOD5), dan kandungan bahan padat kering dari beban air limbah kota, sedangkan
kontribusi terhadap muatan nitrogen dan fosfor rendah.
Resume Buku 2

1. Judul :
2. Penulis:
3. Resume :
Dalam rumah tangga, air limbah berasal dari tiga sumber utama. Sekitar sepertiga dari
volume air limbah berasal dari toilet, sepertiga dari aktivitas membersihkan diri melalui
wastafel dan mandi, dan sepertiga dari sumber lain seperti mencuci, persiapan makanan
dan minuman. Polutan bahan kimia dapat menempuh jarak hingga dua kali dari jarak
polutan bakteri di tanah, virus dan bakteri mampu bergerak dalam tanah dan mencemari
sumur maupun air disekitranya (Allen dan Geldreich 1985; Filip dkk. 1988; Polprasert
dkk. 1982) . Patogen dapat bergerak dalam arah vertikal maupun horizontal, tergantung
pada faktor-faktor seperti ukuran dan bentuk mikroorganisme, tanah, jenis, karakteristik
permukaan tanah, dan viskositas air interstitial.

Anda mungkin juga menyukai