Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENINGKATAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN ODGJ


(ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA) MENGGUNAKAN KARTU
KONTROL & KARTU MONITORING DI UPTD PUSKESMAS OGAN
LIMA KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Disusun Oleh:
Apt. Tri Agustina, S.Farm
NIP.19930820 202203 2 008
UPTD PUSKESMAS OGAN LIMA

LATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN IX

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


DAERAH PROVINSI LAMPUNG
2023
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DAERAH PROVINSI LAMPUNG
2023

LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN
AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN IX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI LAMPUNGTAHUN 2023

NAMA : Apt. Tri Agustina, S.Farm


NIP : 19930820 202203 2 008
INSTANSI : UPTD Puskesmas Ogan
Lima JABATAN : Ahli Pertama -
Apoteker

PENINGKATAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN ODGJ


(ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA) MENGGUNAKAN KARTU
KONTROL & KARTU MONITORING DI UPTD PUSKESMAS OGAN
LIMA KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Rancangan Aktualisasi Pelatihan


Dasar Golongan III Angkatan IX
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Lampung tahun 2023

Hajimena, Juni 2023

Menyetujui,
Coach Mentor

M.D. WICAKSONO, S.Hut. M.Agr. SUPARMAN, S.Kep., Ns


NIP. 19690724 200003 1 001 NIP. 19700715 199003 1 003
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN
AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN IX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2023

NAMA : Apt. Tri Agustina, S.Farm


NIP : 19930820 202203 2 008
INSTANSI : UPTD Puskesmas Ogan
Lima JABATAN : Ahli Pertama –
Apoteker

PENINGKATAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN ODGJ


(ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA) MENGGUNAKAN KARTU
KONTROL & KARTU MONITORING DI UPTD PUSKESMAS OGAN
LIMA KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Telah diseminarkan dan disempurnakan berdasarkan masukan dari
Penguji, Coach, dan Mentor pada tanggal

Hajimena, Juni 2023

Coach Mentor

M.D. WICAKSONO, S.Hut. M.Agr. SUPARMAN, S.Kep., Ns


NIP. 19690724 200003 1 001 NIP. 19700715 199003 1 003

PENGUJI

SEPPRIADI, S.IP., M.Si


NIP. 19880926 200701 1 004
RANCANGAN AKTUALISASI
Formulir1a :RancanganAktualisasi
NamaPeserta Apt. Tri Agustina, S.Farm
Tugas/Jabatan (sesuaiformasi) Ahli Pertama - Apoteker

1. PROFIL LEMBAGA
A Nama Satuan Kerja UPTD PUSKESMAS OGAN LIMA
B Visi Satuan Kerja Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Abung Barat Yang Sehat Dan
Mandiri
C Misi Satuan Kerja 1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Secara Prima
2. Medorong Masyarakat Dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
3. Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kesehatan
4. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
D Struktur Organisasi pada (Terlampir)
Satuan Kerja
E Tugas Satuan Kerja Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Pasal 4 adalah :
1) Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2) Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Puskesmas mengintegrasikan
program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
3) Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan
program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga.

Pasal 5 adalah :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1), Puskesmas memiliki fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

Pasal 6 adalah :
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama
di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
Puskesmas berwenang untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis
masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan
yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan
pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya,
dan spiritual;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya,
melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.

Pasal 7 adalah :
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b, Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang
mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan
setara;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat
pada individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi
pada kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas,
pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan; dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
F Tugas Unit / Atasan Berdasarkan Menurut PERMENKES No.43 Tahun 2019:
Langsung / Mentor Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di
satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan bangunan,
prasarana, dan peralatan.
Uraian Tugas Kepala Puskesmas yaitu:
1. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Puskesmas
2. Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas
3. Membina kerjasama karyawan/karyawati dalam pelaksanaan
tugas sehari hari
4. Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan
kegiatan program dan pengelolaan keuangan
5. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Kecamatan dan lintas
sektoral dalam upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja
6. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat
dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat
7. Menyusun perencanaan kegiatan Puskesmas dengan dibantu
staf Puskesmas
8. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas
9. Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kota
baik berupa laporan rutin maupun khusus
10. Membina petugas dalam meningkatan mutu pelayanan (QA)
Melakukan supervise dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas
Induk, Pustu, Pos Puskesling, Polindes, Posyandu dan di Masyarakat
G Rincian Tugas dan Tugas Pokok dan Fungsi Apoteker berdasarkan Peraturan Menteri
Fungsi dan atau Tugas Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Tambahan, dan atau Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Pasal 3 adalah :
Kegiatan Inisiatif 1. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
Sendiri dengan a. pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Persetujuan Atasan b. pelayanan farmasi klinik.
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. perencanaan kebutuhan;
b. permintaan;
c. penerimaan;
d. penyimpanan:
e. pendistribusian;
f. pengendalian;
g. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

3. Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b, meliputi:
a. pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi
Obat;
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
c. konseling;
d. ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
e. Home Pharmacy Care
f. pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
g. pemantauan terapi Obat; dan
h. evaluasi penggunaan Obat.
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN
TUGAS DAN ALTERNATIF SOLUSI

Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan pelayanan farmasi klinik dan
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai.
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan
dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi /
kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Upaya kesehatan jiwa merupakan setiap kegiatan untuk mewujudkan
derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan
masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menyatakan bahwa negara menjamin setiap
orang dapat hidup sejahtera lahir dan batin serta memperoleh pelayanan kesehatan
dengan penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Masalah kesehatan jiwa secara sekilas memang tampak tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi masalah itu akan mengakibatkan
penderitaan yang berkepanjangan, baik bagi 2 penderita, keluarga dan masyarakat.
Pada saat ini orang dengan gangguan jiwa masih merupakan kondisi yang
membawa banyak stigma negatif walaupun pada dasarnya gangguan kejiwaan
seperti penyakit lainnya dapat ditangani, salah satunya dengan menggunakan
obat-obatan. Penanganan pasien gangguan jiwa menggunakan obat-obatan cukup
umum walaupun bukan merupakan satu-satunya cara penanganan yang tersedia.
(Kemenkes RI, 2021).
UPTD Puskesmas Ogan Lima merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada di Provinsi Lampung tepatnya di Kabupaten Lampung Utara.
UPTD Puskesmas Ogan Lima memiliki 14 (empat belas) desa, dimana pada
masing-masing desa memiliki data terkait pasien ODGJ (Orang Dengan
Gangguan Jiwa). Adapun berdasarkan hasil data dan penelusuran oleh tim dan
para pemegamg program kesehatan jiwa, terdapat salah satu desa yang memiliki
pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) terbanyak yaitu di desa Ogan Lima
dengan jumlah total 6 (enam) pasien.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 data
prevalensi depresi pada usia ≥ 15 tahun adalah 6,1% dari jumlah penduduk dan
peminum alkohol adalah 3,3% dari jumlah penduduk Indonesia yang berusia ≥ 10
tahun. Data prevalensi penderita gangguan mental 3 emosional pada usia ≥ 15
tahun sebanyak 9,8% dari jumlah penduduk dan data orang dengan skizofrenia
adalah 1,8 per 1000 penduduk. Cakupan penderita gangguan jiwa skizofrenia
yang tidak rutin minum obat sejumlah 52,1% dari jumlah penderita. Berdasarkan
hasil Riskesdas 2018 data prevalensi depresi pada usia ≥ 15 tahun adalah 6,1%
dari jumlah penduduk dan pengkonsumsi minuman beralkohol adalah 3,3% dari
jumlah penduduk Indonesia yang berusia ≥ 10 tahun. Data prevalensi penderita
gangguan mental emosional pada usia ≥ 15 tahun sebanyak 9,8% dari jumlah
penduduk dan data orang dengan skizofrenia adalah 1,8 per 1000 penduduk.
Cakupan penderita gangguan jiwa skizofrenia yang tidak rutin minum obat
sejumlah 52,1% dari jumlah penderita. Dari data tersebut penyebab tidak rutin
minum obat karena berbagai faktor di antaranya karena pasien merasa sudah
sehat, tidak tahan efek samping, lupa minum obat, obat tidak tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan dan lain-lain.
Pasien gangguan jiwa memiliki kepatuhan berobat yang rendah. Angka
ketidakpatuhan pada pengobatan dengan antidepresan memperlihatkan 56%
ketidakpatuhan, demikian pula dengan gangguan skizofrenia dan bipolar angka
ketidakpatuhan berkisar 50-60%. Alasan ketidakpatuhan karena tilikan yang
buruk atas penyakitnya, efek samping dan biaya pengobatan. Bentuk-bentuk
ketidakpatuhan seperti tidak menebus obat yang diresepkan, mengubah dosis, atau
menghentikan obat sama sekali.
Penetapan isu dilakukan dengan metode environmental scanning, dimana
isu diidentifikasi melalui proses observasi serta analisa tugas dan fungsi pokok di
unit kerja. Adapun isu terkait yang didapatkan, yaitu :
1. Rendahnya kepatuhan minum obat pada pasien ODGJ (Orang Dengan
Gangguan Jiwa) di UPTD Puskesmas Ogan Lima
2. Rendahnya pencatatan sistem distribusi di sub unit pelayanan UPTD
Puskesmas Ogan Lima
3. Rendahnya pencatatan pengeluaran obat pada kartu stok di Apotek

Selanjutnya, berdasarkan isu diatas dapat dilakukan penapisan isu untuk


menentukan core issue yang akan di angkat mrnjadi isu utama dalam rancangan
aktualisasi, yaitu dengan menggunakan metode Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak (APKL). Metode APKL merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya
dalam kegiatan aktualisasi. Berikut adalah table analisis APKL :
Analisis APKL
Kriteria
No.
Isu Keterangan
A P K L
1 Rendahnya kepatuhan minum obat pada pasien Memenuhi
ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di + + + + Syarat
UPTD
Puskesmas Ogan Lima
2 Rendahnya pencatatan sistem distribusi di sub unit Memenuhi
+ + + +
pelayanan UPTD Puskesmas Ogan Lima Syarat
3 Rendahnya pencatatan pengeluaran obat pada kartu Memenuhi
+ + + +
stok di Apotek Syarat

Keterangan
Memenuhi syarat atau Tidak Memenuhi
syarat A = Aktual, P = Problematik,
K = Kekhalayakan, L = Layak
Tabel 1. Analisis APKL

Analisis USG
Untuk menetapkan isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth). Dengan menggunakan alat tersebut diharapkan dapat ditemukannya
Core Issue sebagai prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-
masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan
jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah. Langkah penilaian dengan
menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar masalah, membuat tabel
matriks prioritas masalah dengan bobot 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai
prioritas masalah. Pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan
sebagai berikut:
Kriteria Total
No. Isu Skor Peringkat
U S G
Rendahnya kepatuhan minum obat pada
1 pasien ODGJ (Orang Dengan 4 5 5 14 1
Gangguan
Jiwa) di UPTD Puskesmas Ogan Lima
Rendahnya pencatatan sistem distribusi di
2 sub unit pelayanan UPTD 3 4 4 11 3
Puskesmas Ogan Lima
Rendahnya pencatatan pengeluaran obat
3 4 4 4 12 2
pada kartu stok di Apotek
Peringkat berdasarkan total skor
U = Urgent, S = Serious, G = Growth
Sangat Mendesak = 5 ; Mendesak = 4 ; Cukup Mendesak = 3 ;
Kurang Mendesak = 2 ; Tidak Mendesak = 1
Tabel 2. Analisis USG

Core Isu Terpilih


Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode USG di atas, didapatkan
total skor tertinggi untuk isu “Rendahnya kepatuhan minum obat pada pasien
ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di UPTD Puskesmas Ogan Lima”.
Gagasan yang diusulkan untuk penyelesaian isu tersebut akan diangkat dalam
Rancangan Aktualisasi yaitu “Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Menggunakan Kartu Kontrol & Kartu
Monitoring Di Uptd Puskesmas Ogan Lima Kabupaten Lampung Utara”.

Solusi Dari Core Isu Dan Rencana Pelaksanaannya


Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan pada pikiran, perasaan (emosi),
dan perilaku, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dalam beraktivitas dan
berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat. Orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) cenderung mengalami kekambuhan dikarenakan tidak teraturnya
meminum obat. Peran keluarga merupakan yang paling penting karena pasien
mampu memperoleh kesembuhan yang lebih cepat serta mampu mencegah
kekambuhan yang dialami apabila keluarga mampu memberikan dukungan yang
optimal. Orang dengan gangguan jiwa perlu mengonsumsi obat secara rutin dan
berhenti secara perlahan sesuai dengan instruksi dokter.
Jika berhenti menggunakan obat secara mendadak akan mengakibatkan
kekambuhan dikarnakan tidak teraturnya minum obat. Maka dari itu, peranan
tenaga kesehatan dan dukungan keluarga merupakan bagian yang penting guna
meningkatkan kualitas hidup pasien. Untuk meningkatkan kepatuhan minum obat
pada pasien ODGJ maka gagasan pemecahan isu diatas yaitu dengan
menggunakan kartu kontrol yang bermanfaat sebagai alat bantu dan media
dokumentasi dalam mengetahui ketepatan waktu pasien datang untuk berobat dan
mengambil obat sehingga pengobatan dapat terkontrol secara rutin. Penggunaan
kartu monitoring sebagai alat bantu dokumentasi agar dapat mengetahui ketepatan
aturan waktu minum obat sehingga meningkatkan kepatuhan minum obat pada
pasien.
Sebagai penanggung jawab pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan
kesehatan, apoteker tidak hanya berperan dalam pengelolaan obat namun dapat
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam membantu meningkatkan
kepatuhan minum obat dan meningkatkan outcome terapi pasien gangguan jiwa
dengan melaksanakan pelayanan farmasi klinik

URAIAN TUGAS PERMASALAHAN SOLUSI


Pelayanan Farmasi Klinik Rendahnya Melakukan Peningkatan
berupa : kepatuhan minum Kepatuhan Minum Obat
a. pengkajian resep, obat pada pasien Pada Pasien ODGJ
penyerahan Obat, dan ODGJ (Orang (Orang Dengan
pemberian informasi Dengan Gangguan Gangguan Jiwa)
Obat; Jiwa) di UPTD Menggunakan Kartu
b. Pelayanan Puskesmas Ogan Kontrol & Kartu
Informasi Obat Lima Kabupaten Monitoring Di UPTD
(PIO); Lampung Utara Puskesmas Ogan Lima
c. konseling; Kabupaten Lampung
d. Home Pharmacy Care Utara
e. pemantauan dan
pelaporan efek
samping Obat;
f. pemantauan terapi Obat;
g. evaluasi penggunaan
Obat.
Tabel 3. Identifikasi Permasalahan
Formulir 1b : Rancangan Aktualisasi
Unit kerja : UPTD Puskesmas Ogan Lima
Isu yang diangkat : Rendahnya kepatuhan minum obat pada pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di UPTD Puskesmas
Ogan Lima Kabupaten Lampung Utara
Gagasan Pemecahan isu : Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
Menggunakan Kartu Kontrol & Kartu Monitoring Di UPTD Puskesmas Ogan Lima Kabupaten
Lampung Utara
KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL NILAI DASAR
NO KEGIATAN DAN MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN
ORGANISASI ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7
Manajemen ASN :
1. Meminta izin Dalam melaksanakan
kepada mentor perencanaan kegiatan
untuk aktualisasi, tahapan melakukan
Dengan melakukan Dalam menyusun
melaksanakan konsultasi dan meminta izin
Perencanaan kegiatan rencana , kegiatan
kegiatan aktualisasi 1. Surat persetujuan atasan sebagai mentor
aktualisasi dengan baik ini menguatkan
Perencanaan 2. Konsultasi dengan 2. Notulen konsultasi menerapkan kode etik dan kode
dapat saling mendukung nilai-nilai
1 kegiatan mentor terkait 3. Format rencana perilaku ASN untuk
kegiatan demi organisasi tentang
aktualisasi dengan rencana aktualisasi menghargai dan menaati atasan
terwujudnya Visi adil dan tanggap
aktualisasi dan rekan kerja yang lain agar
Masyarakat Ogan Lima
3. Menyusun rencana tidak menyimpang dari
hebat dan sejahtera
kegiatan aktualisasi peraturan perundang-undangan.
Berorientasi pelayanan:
bersikap sopan & santun pada
pimpinan
Akuntabel:
Tanggung jawab atas
perencanaan kegiatan yang
akan dilakukan
Kompeten:
Melaksanakan kegiatan dengan
kinerja terbaik
Harmonis:
membangun lingkungan kerja
kondusif
Loyal:
Taat pada aturan
Adaptif:
Bertindak proaktif dan terus
berinovasi dalam melaksanakan
kegiatan
Kolaboratif:
Terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai
tambah kegiatan
Manajemen ASN :
1. Konsultasi dengan
Dalam melakukan Melakukan
mentor
pengumpulan data menerapkan pengumpulan data Kegiatan ini
Melakukan 2. Koordinasi dengan 1. Notulen konsultasi
kode etik dan kode perilaku pasien ODGJ (Orang memberikan
pengumpulan penanggung jawab 2. Dokumentasi
ASN untuk menghargai dan Dengan Gangguan Jiwa) penguatan
data pasien program jiwa kegiatan
2 menaati atasan dan rekan kerja sesuai misi yaitu terhadap nilai
ODGJ (Orang 3. Melakukan 3. Data pasien ODGJ
yang lain agar tidak Meningkatkan organisasi, yaitu
Dengan pengumpulan data (Orang Dengan
menyimpang dari peraturan pelayanan kesehatan Empati harmonis,
Gangguan Jiwa) pasien ODGJ Gangguan Jiwa)
perundang-undangan. berkualitas dan adil dan tanggap
(Orang Dengan
Berorientasi pelayanan: terjangkau
Gangguan Jiwa)
bersikap sopan & santun pada
pimpinan dan rekan kerja
Akuntabel:
Tanggung jawab atas kegiatan
yang akan dilakukan
Kompeten:
Melaksanakan kegiatan dengan
kinerja terbaik
Harmonis:
membangun lingkungan kerja
kondusif
Loyal:
Kemauan untuk bekerja sama
Adaptif:
Bertindak proaktif dan terus
berinovasi dalam melaksanakan
kegiatan
Kolaboratif:
Terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai
tambah kegiatan
1. Konsultasi dengan 1. Notulen konsultasi Manajemen ASN :
mentor 2. SOP kartu kontrol Dalam melaksanakan Dalam melaksanakan
2. Membuat SOP & kartu monitoring kegiatan “Membuat kartu Kegiatan Membuat Kegiatan ini
Membuat kartu
kartu kontrol & obat pasien ODGJ kontrol & kartu monitoring obat kartu kontrol & kartu memberikan
kontrol & kartu
kartu monitoring (Orang Dengan pasien ODGJ (Orang Dengan monitoring obat penguatan
monitoring obat
3 obat pasien ODGJ Gangguan Jiwa) . Gangguan Jiwa), keterkaitan berkontribusi terhadap terhadap nilai
pasien ODGJ
(Orang Dengan 3. Draft konsep kartu dengan mata diklat Manajemen misi yaitu organisasi, yaitu
(Orang Dengan
Gangguan Jiwa). kontrol & kartu ASN adalah cermat, disiplin Meningkatkan kualitas harmonis, adil
Gangguan Jiwa)
3. Perancangan monitoring obat dan berintegritas tinggi. sumberdaya masyarakat dan tanggap
design kartu pasien ODGJ yang sehat
kontrol & kartu (Orang Dengan Berorientasi pelayanan:
monitoring obat Gangguan Jiwa) . memahami kebutuhan
pasien ODGJ 4. kartu kontrol & masyarakat
(Orang Dengan kartu monitoring
Gangguan Jiwa). obat pasien ODGJ Akuntabel:
4. Percetakan kartu (Orang Dengan Tanggung jawab atas kegiatan
kontrol & kartu Gangguan Jiwa) yang akan dilakukan
monitoring obat
pasien ODGJ Kompeten:
(Orang Dengan membuat kartu kontrol & kartu
Gangguan Jiwa) monitoring obat dengan kualitas
terbaik
Harmonis:
Membuat rancangan kartu
kontrol & kartu monitoring obat
dengan berkoordinasi kepada
mentor untuk membangun
lingkungan kerja yang kondusif

Loyal:
Membuat rancangan kartu
kontrol & kartu monitoring obat
dengan bekerja dengan
integritas

Adaptif:
Membuat rancangan kartu
kontrol & kartu monitoring obat
dengan inovasi dan kreatifitas

Kolaboratif:
Terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai
tambah kegiatan
Manajemen ASN :
Dalam Memberikan Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
keterkaitan dengan mata diklat
Manajemen ASN adalah
1. Konsultasi dengan cermat, disiplin dan
mentor berintegritas tinggi.
2. Melakukan
koordinasi dengan Berorientasi pelayanan: Memberikan Pelayanan
Memberikan staf apotek Informasi Obat (PIO)
1. Notulen konsultasi
Pelayanan 3. Pemberian  memahami kebutuhan Langsung Kepada
2. Dokumentasi Kegiatan ini
Informasi Obat Informasi Obat masyarakat pasien atau pendamping
koordinasi staf memberikan
(PIO) Langsung (PIO) Langsung  Ramah dan Sopan dalam Pasien berkontribusi
apotek penguatan
Kepada pasien Kepada pasien atau melakukan PIO terhadap misi yaitu
3. Lembar informasi terhadap nilai
4 atau pendamping Pasien Meningkatkan kualitas
obat organisasi, yaitu
pendamping 4. Penyerahan kartu Akuntabel: sumberdaya masyarakat
4. Dokumentasi Bermutu,
Pasien ODGJ kontrol & kartu Melakukan PIO dengan penuh yang sehat dan
kegiatan harmonis, adil
(Orang Dengan monitoring obat tanggung jawab dan Meningkatkan
5. Hasil kuesioner dan tanggap
Gangguan Jiwa) pada pasien atau berintegritas tinggi pelayanan kesehatan
pendamping pasien Kompeten: berkualitas dan
5. Kuesioner melaksanakan tugas dengan terjangkau
kepatuhan minum kualitas terbaik
obat
Harmonis:
meghargai setiap orang apapun
latar belakangnya
Loyal:
 Menjaga nama baik instansi
memberikan informasi obat
 Menjaga kerahasiaan data
diri pasien dalam
melakukan pelayanan
informasi obat

Adaptif:
Bertindak proaktif dalam
melayani pasien

Kolaboratif:
Terbuka dalam bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain
untuk menghasilkan nilai
tambah
1. Konsultasi dengan Manajemen ASN :
mentor Dalam Melakukan pelayanan
2. Koordinasi dengan home pharmacy care
1. Notulen konsultasi Melakukan pelayanan
penanggung jawab keterkaitan dengan mata diklat
2. Dokumentasi home pharmacy care
program pasien Manajemen ASN adalah
Melakukan kegiatan pada pasien ODGJ Kegiatan ini
jiwa cermat, disiplin dan
pelayanan home 3. Forrm home berkontribusi terhadap memberikan
3. Membuat forrm berintegritas tinggi.
pharmacy care pharmacy care misi yaitu penguatan
home pharmacy
5 pada pasien 4. Dokumentasi Meningkatkan kualitas terhadap nilai
care Berorientasi pelayanan:
ODGJ (Orang kegiatan sumber daya masyarakat organisasi, yaitu
4. Melakukan  memahami kebutuhan
Dengan 5. Dokumentasi yang sehat dan Bermutu,
pelayanan home masyarakat
Gangguan Jiwa) kegiatan Meningkatkan harmonis, adil
pharmacy care  Ramah dan Sopan dalam
6. Hasil kuesioner pelayanan kesehatan dan tanggap
5. Penyerahan kartu melakukan PIO
berkualitas dan
kontrol & kartu
terjangkau
monitoring obat Akuntabel:
pada pasien atau Melakukan PIO dengan penuh
pendamping pasien tanggung jawab dan
6. Kuesioner berintegritas tinggi
kepatuhan minum
obat Kompeten:
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik

Harmonis:
meghargai setiap orang apapun
latar belakangnya
Loyal:
 Menjaga nama baik instansi
memberikan informasi obat
 Menjaga kerahasiaan data
diri pasien dalam
melakukan pelayanan
informasi obat

Adaptif:
Bertindak proaktif dalam
melayani pasien
Kolaboratif: Terbuka dalam
bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain untuk
menghasilkan nilai tambah
1. Konsultasi dengan 1. Notulen konsultasi Manajemen ASN : Kegiatan ini
Evaluasi kegiatan
mentor 2. Data penerima Melaksanakan tugas dengan memberikan
aktualisasi berkontribusi
Evaluasi 2. Mengumpulkandat kartu kontrol dan penuh pengabdian, kejujuran, penguatan
terhadap misi yaitu
6 kegiatan a penerima kartu kartu monitoring kesadaran, dan tanggung jawab terhadap nilai
Meningkatkan kualitas
aktualisasi kontrol dan kartu minum obat organisasi, yaitu
lingkungan yang
monitoring minum 3. Hasil kuesioner Berorientasi Pelayanan: Bermutu, adil dan
obat melakukan perbaikan tiada berwawasan kesehatan
kepatuhan minum tanggap
3. Mengumpulkan obat henti
lembar kuesioner 4. Laporan hasil
kepatuhan minum aktualisasi Akuntabel:
obat Melakukan rekapitulasi dengan
4. Menyusun laporan jujur, cermat dan bertanggung
hasil aktualisasi jawab

Kompeten:
Melakukan rekapitulasi dengan
kualitas terbaik

Harmonis:
Menghargai setiap pasien
apapun latar belakangnya

Loyal:
Menjaga kerahasiaan data diri
pasien
Menjaga nama baik instansi

Adaptif:
Terus berinovasi dalam
melakukan rekapitulasi evaluasi
kepatuhan minum obat pasien

Kolaboratif:
Menggerakkan pemanfaatan
berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama
Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi

Juni Juli
Minggu Minggu Ke-
No Kegiatan
Ke-
3 4 5 1 2 3 4
1. Perencanaan kegiatan aktualisasi

2. Melakukan pengumpulan data pasien


ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)

3. Membuat kartu kontrol & kartu


monitoring obat pasien ODGJ (Orang
Dengan Gangguan Jiwa)
4. Memberikan Pelayanan Informasi Obat
(PIO) Langsung Kepada pasien atau
pendamping Pasien ODGJ (Orang
Dengan Gangguan Jiwa)
5. Melakukan pelayanan home pharmacy
care pada pasien ODGJ (Orang Dengan
Gangguan Jiwa)

6. Evaluasi kegiatan aktualisasi


REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Kemenkes. 2021. Pedoman Pelayanan Kefarmasian pada Pasien Gangguan Jiwa.
Jakarta, Kementerian kesehatan RI.
Kemenkes. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta, Kementerian
kesehatan RI.
Lembaga Administrasi Negara RI. 2021. Modul Ber AKHLAK : Modul Pelatihan
Dasar CPNS. Jakarta, LAN RI.
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS OGAN LIMA

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Ogan Lima

Anda mungkin juga menyukai