Anda di halaman 1dari 2

PELINDUNGAN GURU HONORER NEGERI

Anton wardani, S.Pd.


SMP Negeri 3 Terusan Nunyai

Saat kanak-kanak, ada sebagian orang pernah bercita-cita menjadi seorang guru.

Mereka menjadikan guru sebagai profesi yang diperankan saat bermain bersama

teman. Memilih satu orang menjadi guru dan yang lainnya sebagai murid, lalu

memperagakan bagaimana mereka menerangkan layaknya seorang guru terhadap

muridnya. Seperti itulah cara mereka menggambarkan guru sebagai profesi yang

paling digemari waktu kecil.

Secara umum mendefinisikan seorang guru merupakan pribadi (personal) yang

berada pada kondisi klasikal untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada

seseorang yang disebut murid dengan segala aktivitas mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi. Aktivitas di atas

sebenarnya merupakan tugas dan proses pembelajaran seorang guru dalam

penyelenggaraan pendidikan. Hal itu juga merupakan bagian pengabdian guru dalam

dunia pendidikan untuk selalu berkontribusi dalam rangka mencerdaskan kehidupan

anak-anak bangsa.

Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru memiliki hak dan kewajiban mengikat

dari keprofesian yang digeluti. Hak-hak guru ini merupakan segala sesuatu atau apa-

apa saja yang bisa diperolehnya, sedangkan kewajiban guru adalah apa-apa saja

yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru dalam menjalankan keprofesiannya.

Untuk memperoleh hak serta kewajiban tersebut, setiap guru akan mendapatkan

pelindungan terhadap hak yang dimiliki serta kewajiban yang harus dilakukan.

Pelindungan tersebut sudah tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen.


Perlunya penerapan UU ini dengan benar supaya terjadi keseimbangan yang baik

antara hak dan kewajiban yang diterima oleh setiap guru, sehingga dampaknya

membuat guru bisa bekerja dengan tenang dan optimal. Namun, alangkah cukup miris

ketika masih banyak guru sudah melaksanakan kewajiban dengan baik tetapi belum

mendapatkan hak-hak dengan semestinya. Salah satu hak yang terasa belum layak

diterima oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya adalah

menerima imbalan (honor) kesejahteraan guru sangat rendah. Keadaan ini sering

terjadi pada guru-guru yang berstatus honorer di sekolah-sekolah negeri. Pemberian

imbalan berupa upah atau Honor yang mereka terima selama satu bulan berkisar

antara Rp200.000 – Rp500.000 dan itu pun mereka terima per-tiga bulan sekali, miris

dan sangat jauh dari upah minimum regional daerah. Anggaran pendidikan (BOS)

yang terbatas hanya 20% untuk membiayai honorer sangat-sangat terasa

mengerdilkan nilai penghargaan guru honorer. Kondisi ini pun akan lebih terasa

apabila sekolah tipe C1-C3 dengan rombel dan jumlah siswa yang sedikit.

Menghargai hak guru honorer dengan memberikan kesejahteraan yang layak adalah

bagian dari upaya pembuktian menghormati hak asasi manusia. Pelindungan

terhadap pemberian imbalan yang wajar dan memberikan apresiasi yang pantas

adalah bagian yang mutlak harus diperoleh oleh setiap guru dalam menjalankan

profesinya.

Upaya mengatasi masalah ini yang bisa dilakukan adalah adanya kerja sama antara

sekolah dengan komite dalam pemberian honor kepada guru honorer. Kerja sama ini

terkait juga perlunya meninjau ulang kebijakan pemerintah tentang peningkatan

persentase dana BOS untuk pembayaran honor serta diperbolehkan lagi adanya dana

komite sekolah untuk membantu dalam pemberian honor bagi guru honorer.

Anda mungkin juga menyukai