Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Pengembangan karir merupakan hal yang penting bagi seorang guru dan konselor karena
hal ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan peningkatan penghasilan. Dengan kata
lain, jika karir seorang guru/konselor meningkat maka tentu saja pengakuan lembaga yang
menaungninya juga meningkat dan salah satunya dibuktikan dengan peningkatan gaji yang ia
terima dan tentunya hal ini akan membuat ia lebih merasa senang dan nyaman bekerja.

Untuk mencapai hal itu, idealnya seorang guru/konselor harus mengetahui tentang
tingkatan-tingkatan karir dan konsekuensinya dari tingkatan karir tersebut berupa tanggung
jawab/kewajiban maupun ganjaran yang ia peroleh. Selian itu, guru/konselor juga harus
mengetahui upaya-upaya yang dapat ia lakukan untuk dadpat meniti karir ke tingkatan yang
lebih tinggi. Dengan memahami hal-hal seputar tingkatan karir dan upaya pencapainya, seorang
guru/konselor memiliki arah yang jelas dalam menjalani karir dan profesinya itu.

Kendatipun demikian, realita yang terjadi saat ini sebagian guru/konselor baru mengalami
kesibukan yang luar biasa ketika ia mendapat pemberitahuan mengenai persyaratan yang harus
dipenuhi untuk kenaikan pangkat. Akhirnya berbagai upaya dalakukan untuk memenuhi
persyaratan tersebut walau terkadang menempuh cara yang tidak “professional”. Bahkan tidak
jarang upaya tersebut menimbulkan sejumlah permasalahan dalam organisasi sekolah yang
sedikit banyak mempengaruhi pengerjaan tugas utama guru/konselor dalam mendidik para siswa.

Pengertian Karir, Hak, dan Kewajiban Guru

Karir dalam bahasa Belanda, carrier yang artinya adalah perkembangan dan kemajuan
dalam pekerjaan seseorang. Kata ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.

Karir guru merupakan kebutuhan yang harus ditumbuhkan dalam diri seorang
guru/pendidik, sehingga mampu mendorong kemajuan dalam mengajar. Karir merupakan istilah
yang didefinisikan oleh Kamus Bahasa Indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik
pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah
pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang. Karir merujuk pada aktivitas
dan posisi yang ada dalam kecakapan khhusus, jabatan, dan pekerjaan/tugas ddan juga aktivitas
yang diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja seorang individu. Istilah yang dikedepankan
dalam mendefinisikan karir guru dalah aktivitas dan posisi seseorang guru/pendidik dalam
sekolah. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan naik tingkat dari tanggung jawab,
kekuasaan dan pendapatan seseorang.1

Pandangan yang lebih luas daripada karir guru adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap
dan perilaku pendidik yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang
kehidupan seseorang dalam mengajar di sekolah. Jika seseoranng beraktivitas atau menduduki
suatu posisi dalam lingkungan sosial, sementara untuk melakukan hal itu ia harus memiliki
kecakapan khusus, mengerjakan tugas-tugas tertentu dan menjabat, maka bisa dikatakan orang
tersebut berkarir. Demikian juga, jika seseorang dalam suatu rentang masa bekerja untuk
memperoleh nafkah bagi kehidupan diri dan keluarganya, maka dikatakan bahwa orang tersebut
memiliki karir. Konsep baru tentang karir adalah protean carrier yaitu karir yang senantiasa
berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan lingkunngan kerja seseorang.

Hak guru adalah merupakan apa saja yang didapat seseorang yang memiliki profesi
sebagai seorang guru ataupun jabatan untuk melakukan sesuatu seperti: mengajar, mendidik,
membimbing siswanya di sekolah tanpa menyalahi undang-undang, pancasila, atau aturan yang
berlaku.

Kewajiban guru adalah merupakan apa saja yang harus dilaksanakan guru dalam
menjalankan tugasnya yang wajib dilaksanakan dengan sebenar-benarnya dan penuh tanggung
jawab. Hak dan kewajiban guru ini dituangkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen sehingga setiap guru mendapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan.2

1
Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), 4.
2
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai