Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI PPG 2023

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Nizam Surimas


B. Kelas : PAI 1C
C. Judul Modul : Fikih
D. Judul KB : Pernikahan Monogami, Poligami Dan Nikah Mut’ah

1. Peta Konsep
(buat peta/bagan tentang konsep yang ada dalam setiap KB dalam Modul. Tuliskan
penjelasan point –poin sangat penting (crucial points) yang merupakan refleksi dan intisari dari
modul maksimal 2 paragraf).

PERNIKAHAN MONOGAMI, POLIGAMI DAN NIKAH MUT’AH

Konsep Monogomi Poligami


nikah dalam dalam Nikah
dalam ajaran ajaran mut’ah
Islam Islam Islam

Syariat Pengertian Pengertian Pengertian


pernikahan monogomi dan hukum dan dasar
poligami nikah mut’ah
Hikmah atau Dalil dan
tujuan nikah hukum asal
pernikahan Hikmah dari Hukum
monogomi poligami nikah mut’ah
Hukum
pernikahan
Nikah
mut’ah masa
kini

PERNIKAHAN MONOGAMI, POLIGAMI DAN NIKAH MUT’AH


A. Konsep nikah dalam Islam
1. Syariat pernikahan
Pada zaman jahiliyah pernikahan merupakan warisan turun temurun dari perkawinan
Romawi dan Persia. Pertama, perkawinan pacaran (khidn). Kedua, nikah badl, yaitu
seorang suami minta kepada laki-laki lain untuk saling menukar istrinya. Ketiga, nikah
istibdha, yaitu seorang suami minta kepada laki-laki kaya, bangsawan atau orang
pandai agar bersedia mengumpuli istrinya yang dalam keadaan suci sampai ia hamil.
1
Setelah itu baru si suami mengumpulinya. Keempat, nikah Raht (urunan), seorang
wanita dikumpuli oleh beberapa pria sampai hamil. Dalam kompilasi hukum Islam
pernikahan adalah akad yang kuat untuk mentaati perintah Allah SWT dan
melaksanakannya merupakan ritual ibadah. menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974,
tentang Perkawinan Pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Bagi calon
suami istri yang hendak menikah harus memenuhi rukun nikah calon suami istri, wali
dari calon isteri, dua orang saksi, mahar (mas kawin), dan ijab-qabul.

2. Hikmah atau tujuan nikah


Adapun hikmah dari pernikahan adalah :
1. Pernikahan merupakan jalan keluar yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan
seksual.
2. Pernikahan merupakan jalan terbaik untuk memuliakan anak, memperbanyak
keturunan, melestarikan hidup manusia, serta memelihara nasab.
3. Pernikahan menumbuhkan naluri kebapakan dan keibuan yang menumbuhkan pula
perasaan cinta dan kasih sayang.
4. Pernikahan menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam bekerja karena
adanya rasa tanggung jawab terhadap keluarganya.
5. Pernikahan akan mempererat tali kekeluargaan yang dilandasi rasa saling
menyayangi sebagai modal kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera.

3. Hukum pernikahan
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah dalam artian boleh
dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang
yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunah,
makruh, dan haram.
1. Jaiz atau mubah, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah. Bila tidak menikah,
khawatir ia akan terjerumus ke dalam perzinaan.
3. Sunah, yaitu orang yang sudah mampu menikah, tetapi masih sanggup
mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan
atau hasrat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah
tanggungannya.
5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan, tetapi ia mempunyai niat
yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.

B. Monogami dalam Ajaran Islam


1. Pengertian Monogami

2
Monogami adalah kondisi hanya memiliki satu pasangan pada pernikahan. Tujuan dari
monogami yakni untuk memberikan landasan dan modal utama dalam pembinaan
kehidupan rumah tangga yang harmonis, sejahtera dan bahagia.

2. Dalil dan Hukum Asal Pernikahan Monogami


        
          
32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang
yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.

C. Poligami dalam Ajaran Islam


1. Pengertian dan Hukum Poligami
Poligami adalah perkawinan seorang suami dengan lebih dari seorang istri dalam waktu
yang bersamaan. Yusuf Qardhawi menjelaskan kondisi darurat yang membolehkan
seorang suami berpoligami :
1. Ditemukan seorang suami yang menginginkan keturunan, akan tetapi ternyata
isterinya tidak dapat melahirkan anak disebabkan karena mandul atau penyakit.
2. Di antara suami ada yang memiliki overseks, akan tetapi isterinya memiliki
kelemahan seks, memiliki penyakit atau masa haidhnya terlalu panjang sedangkan
suaminya tidak sabar menghadapi kelemahan isterinya tersebut.
3. wanita lebih banyak dibanding jumlah laki-laki, khususnya setelah terjadi
peperangan.

2. Hikmah poligami
Hikmah kebolehan Rasulullah SAW beristeri lebih dari empat adalah :
1. Untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran agama.
2. Untuk kepentingan politik.
3. Untuk kepentingan sosial dan kamanusiaan.

D. Nikah Mut’ah
1. Pengertian dan Dasar Nikah Mut’ah
Yusuf Qardhawi memberikan pengertian nikah mut’ah secara terminologi, yaitu
seorang laki-laki mengikat (menikahi) seorang perempuan untuk waktu yang
ditentukan dengan imbalan uang yang tertentu pula. Di Indonesia, kawin mut’ah ini
popular dengan sebutan kawin kontrak. Dilihat dari penetapan pembatasan waktu
(ta’qit) tersebut, pernikahan semacam itu bertentangan dengan syariat Islam yang
menghendaki pernikahan itu tidak terbatas oleh waktu.

2. Hukum Nikah Mut’ah


Kebolehan hukum nikah mut’ah pada zaman Nabi SAW adalah :
a. Merupakan keringanan hukum (rukhsah) untuk memberikan jalan keluar dari

3
problematika yang dihadapi oleh dua kelompok orang yang imannya kuat dan
imannya lemah.
b. Sebagai langkah perjalanan hukum Islam menuju ditetapkannya kehidupan rumah
tangga yang sempurna untuk mewujudkan semua tujuan pernikahan yaitu
melestarikan keturunan, cinta kasih sayang dan memperluas pergaulan melalui
perbesanan.
Namun secara peridoik hukum nikah mut’ah adalah haram. Rasulullah SAW
memperbolehkan nikah mut’ah dalam kondisi tertentu (darurat), kemudian Rasulullah
SAW mengharamkan nikah mut’ah sebagai bentuk pernikahan. Kebolehan hukum
nikah mut’ah itu telah dinasakh (dihapus hukumnya) oleh keharamannya.

3. Nikah Mut’ah Masa Kini


Penghalalan nikah mut’ah pada masa sekarang ini dapat dikatakan bathil dan sangat
mudah untuk ditolak baik secara aqli maupun naqli :
1. Nikah mut’ah ini bertentangan dengan prinsip dan tujuan nikah dalam Islam.
2. Menghalalkan kembali nikah mut’ah berarti langkah mundur dari sesuatu yang telah
ditetapkan secara sempurna oleh Islam.
3. Alasan darurat untuk menghalalkan kembali nikah mut’ah merupakan alasan yang
terlalu dibuat-buat.
4. Dampak negatif yang diakibatkan dari nikah mut’ah sangat merusak dimensi sosial.
Dapat disimpulkan bahwa nikah mut’ah yang dibolehkan dalam Islam sudah berakhir,
yaitu hanya boleh ketika zaman Nabi dengan alasan darurat dan ada hikmah tasyri’ di
dalamnya. Maka tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk kembali mengahalakan
nikah mut’ah sekarang 21 ini. Hukum nikah mut’ah ini telah tegas keharamannya baik
dilihat secara akal dan wahyu. “Yang haram telah jelas dan yang halal pun telah jelas”.
4. Daftar materi yang sulit dipahami
(Tuliskan minimal 3 soal level HOTS, dengan menuliskan indicator soal sesuaik isi-kisi UP PPG 2021
dan menuliskan level soal [C4 atau C5 atau C6], bentuk soal pilihan ganda dengan lima option
(a.b,c,d, dan e) dan kunci jawabannya).
Soal 1 :
Indikator soal : Disajikan deskripsi konseptual tentang nikah dalam Islam menurut
pandangan para ulama fikih, mahasiswa dapat menyimpulkan nikah dalam Islam
Level taksonomi : C5
Soal :
Dari kehidupan berpasangan, manusia disyariatkan untuk menjalin hubungan yang
mulia, mengembangkan keturunan, menegaskan hak dan kewajiban antara keduanya.
Untuk itu Allah menurunkan syariat yang bertujuan menjaga harkat dan martabat serta
kehormatan manusia yang disebut dengan nikah. Bandingkan dengan kondisi jahiliyah,
diantara praktik pernikahan pada jaman jahiliyah adalah .…
1. Perkawinan pacaran (khidn), yaitu berupa pergaulan bebas pria dan wanita sebelum
perkawinan yang resmi dilangsungkan yang tujuannya untuk mengetahui
kepribadian masing-masing pasangan.
2. Nikah badl, yaitu seorang suami minta kepada laki-laki lain untuk saling menukar
istrinya.

4
3. Khitbah, yaitu masa perkenalan sebelum memasuki tahap nikah.
4. Nikah istibdha, yaitu seorang suami minta kepada laki-laki kaya, bangsawan atau
orang pandai agar bersedia mengumpuli istrinya yang dalam keadaan suci sampai ia
hamil. Setelah itu baru si suami mengumpulinya.
5. Nikah Raht (urunan) atau baghaaya (pelacur), seorang wanita dikumpuli oleh
beberapa pria sampai hamil. Ketika anaknya lahir, lalu wanita itu menunjuk salah
satu pria yang telah mengumpulinya untuk mengakui bayi yang telah dilahirkannya
sebagai anaknya.
6. Poligami, yaitu nikah dengan jumlah empat istri.
Diantara yang bukan termasuk nikah pada jaman jahiliyah adalah ....
A. 1 dan 6
B. 2 dan 5
C. 3 dan 4
D. 3 dan 5
E. 3 dan 6
Jawaban : E

Soal 2 :
Indikator soal : Diberikan deskripsi konseptual tentang tujuan pernikahan dalam
Islam menurut pandangan ulama fikih, mahasiswa dapat menyimpulkan monogami
dalam Islam
Level taksonomi : C5
Soal :
Pak Ahmad mempunyai satu istri. Dia mencintai istrinya dan ingin memiliki keluarga
yang bahagia. Pak Ahmad ingin menjaga perasaan istrinya dan menjamin keluarganya
tercukupi dalam hal materi. Dalam hal ini Pak Ahmad menjalankan komponen dari
pernikahan yaitu ....
A. Larangan pernikahan
B. Hikmah pernikahan
C. Hukum pernikahan
D. Tujuan pernikahan
E. Prinsip pernikahan
Jawaban : D

Soal 3 :
Indikator soal : Disajikan deskripsi kasus dalam satu masyarakat tentang adanya
seorang laki-laki yang beristri lebih dari satu (poligami), mahasiswa dapat menelaah
poligami dalam ajaran Islam
Level taksonomi : C4
Soal :
Islam diperuntukan untuk semua jenis dan golongan manusia serta memelihara
kepentingan dan kemashlahatan yang bersifat pribadi dan umum. kebolehan poligami
karena untuk mewujudkan kemashlahatan bagi manusia agar tidak berlaku zina dan
tidak terjatuh ke dalam pintu kemaksiatan. Kondisi darurat dibolehkan berpoligami

5
adalah sebagai berikut kecuali ....
A. Untuk mendapatkan anak bagi suami yang subur dan isteri yang mandul
B. Menjaga keutuhan keluarga tanpa harus mencerai isteri pertama meski ia tidak
berfungsi semestinya sebagai isteri karena cacat fisik dan sebagainya
C. Untuk menyelamatkan suami yang hiperseks dari perbuatan free sex
D. Menyelamatkan harkat dan martabat wanita dari krisis akhlak (melacur)
E. Masalah darurat, ingin memperturutkan hawa nafsu seksual dan banyak berlaku
tidak adil dalam pemenuhan kebutuhan
Jawaban : E

Soal 4 :
Indikator soal : Diberikan narasi kasus di satu daerah terkait adanya nikah mut'ah
yang dilakukan oleh laki-Laki dengan perempuan
Level taksonomi : C5
Soal :
Nikah mut’ah tidaklah dilakukan, kecuali kecenderungan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan seksual, berakhir tanpa talaq karena secara otomatis jika sudah habis waktu
kontrak yang telah ditentukan maka berakhirlah riwayat pernikahan itu. Nikah mut’ah
pertama kali pada zaman Nabi, karena umat ketika itu berada pada “masa transisi” dari
dunia Jahiliyah ke dunia Islam. Alasannya kecuali ....
A. Zaman Jahiliyah, perzinaan merupakan budaya yang sudah menyebar luas
B. Sebagai langkah perjalanan hukum Islam menuju ditetapkannya kehidupan rumah
tangga yang sempurna
C. Islam mewajibkan kepada kaum untuk pergi berjihad, mereka merasakan sangat
berat tinggal jauh dengan isteri-isteri mereka
D. Kaum yang ikut berijihad ada yang memiliki iman yang kuat dan ada yang lemah
E. Takut terjerumus ke jurang perzinaan
Jawaban : E

Soal 5 :
Indikator soal : Disajikan deskripsi konseptual tentang nikah dalam Islam menurut
pandangan para ulama fikih, mahasiswa dapat menyimpulkan nikah dalam Islam
Level taksonomi : C5
Soal :
Zaid adalah seorang pemuda yang sudah bekerja, dia mempunyai cita – cita ingin
menjadi orang suskes. Keluarganya menginginkan Zaid untuk segera menikah tetapi
Zaid tidak mau. Hukum nikah berdasarkan kisah tersebut adalah ....
A. Haram
B. Sunah
C. Wajib
D. Mubah
E. Makruh
Jawaban : B

5. Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam Pembelajaran


(Tuliskan materi yang sering saudara salah pahami secara konseptual (misconception).

6
Tidak jarang poligami menjadi perbincangan hangat setiap orang, baik laki-laki maupun
perempuan. Hanya saja wacana dan sikap yang berkembang dalam masyarakat berlebihan.
Di satu sisi sangat anti poligami di sisi lain ada yang salah kaprah dalam mempraktekanya.
Hal ini yang seringkali mengotori Islam. Ironisnya, hal tersebut tidak hanya terjadi di
kalangan masyarakat awam saja namun juga dialami para aktivis dakwah yang notabene
memiliki pemahaman lebih dibandingkan ummat kebanyakan.
secara Agama poligami itu tidak semudah yang barangkali diduga banyak orang. Banyak
orang yang kurang memahami bahkan hanya selintas saja melihat kandungan ayat Qs. An-
Nisa ayat 3 dan poligami yang dipraktekkan Rasulullah SAW, lalu menganggap bahwa
poligami dalam Islam itu sangatlah mudah. padahal dalam ayat Qs. An-Nisaa ayat 3 sangat
jelas menyebut soal adil sebagai persyaratan poligami. Bahkan dalam ayat itu menjelaskan
“jika khawatir tidak dapat berlaku adil” ini saja sudah cukup menjadi alasan untuk tidak
melakukan poligami. Sesungguhnya adil itu mengandalkan akal sehat, tidak mengandalkan
emosi dan nafsu belaka.
Monogami merupakan prinsip perkawinan, namun dalam prakteknya pilihan untuk
monogamy maupun poligami dianggap persoalan parsial. Status hukumnya akan mengikuti
kondisi ruang dan waktu saja.
Dengan semakin maraknya perkawinan kontrak (mut’ah) yang terjadi dan berkembang di
masyarakat, padahal MUI melalui fatwanya menyatakan nikah mut’aha hukumnya haram.
Namun dalam prakteknya nikah mut’ah tetap berlangsung bahkan yang menikahkan anak
perempuannya adalah ayah kandungnya sendiri dengan dalih yang penting ada
kesejahteraan untuk anaknya.

Anda mungkin juga menyukai