Anda di halaman 1dari 4

MENGURAI POLEMIK LOKASI KANTOR GUBERNUR PROVINSI PAPUA PEGUNUNGAN DI

WILAYAH WELESI.
‘Setitik Harapan Sang Pemilik Kebun’

Papua memegang posisi ke - 4 tingkat tertinggi pendapatan regional domestik bruto, yang
sebagian besar berasal dari industri yang terkait dengan sumber daya alam, sayangnya kondisi
ini tidak di imbangi dengan kenyataan sulitnya akses kebutuhan pokok misalnya, pendidikan ,
kesehatan dan ekonomi masyarakat. Tingginya akan angka kematian bayi, rendahnya akan
akses terhadap pelayanan umum, meningkatnya arus urbanisasi, ketidakseimbangan komposisi
penduduk tidak hanya terjadi di antar daerah perkotaan dan pedesaan tetapi juga antara
masyarakat asli dan non Papua.
Polemik tentang penempatan kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan di wilayah Welesi
ini telah berlangsung selama kurang 1 tahun hal ini bisa di katakan cukup lama dan sampai
dengan detik ini juga. Ketika saya menyimak rekam vidoe yang berdurasi 02:02 menit, oleh
salah satu senior saya abang bonny lani sekaligus juga anak dari bapak Markus Lani sebagai
kepala suku yang memliki hak atas tanah yang sedang di gencarkan untuk rebut oleh
pemerintah pusat ( wamendagri ) dan juga pemerintah provinsi papua pegunungan ( PJ
gubernur, pj setda, asisten I dan semua jajaran pemerintahanya) dengan cara dan dalilnya
memanfaatkan segelintir orang ( intelektual ), wilayah welesi dengan iming-iming bahwa akan
ada kepentingan dengan memberikan jabatan ( jabatan yang barter dengan tanah ).

Melihat polimik yang terus terjadi ini saya teringat kembali dengan tulisan saya pada tangal 02
februari 2023lalu yang berjudul “ Suara Seoarang Gembala Domba di Tanah Papua” sebagai
pengantar dalam proses berjalanya pentambisan uskup keuskupann jayapura pada 02 februari
2023 lalu. Di dalam tulisan ini terdapat kata-kata yang di sampaikan oleh alm. uskup jhon saklil
saat memimpin misa prapaskah pada beberapa tahun lalu, juga belum lama ini hal yang serupa
di sampaikan oleh uskup keuskupan jayapura dalam sambutannya usai pentabisan di gereja
katolik katedral dok V belum lama ini.

Bahwa sebagai tanggapan manusia secara etis ekologis segala usaha manusia demi damai
sejahterah manusia mengusahakan kebaikan dan kelestarian seluruh ekosistem, bumi serta
keanekaragaman hayatinya. Bumi bisa menjadi tempat tinggal bersama dan sekaligus bisa
menjadi rahim pangan bagi semua, maka itu lingkungan alam adalah harta kita bersama
menjadi tanggung jawab semua orang ( laodatosi , artikel 95 ). Maka dari itu lingkungan alam
ciptaan Tuhan adalah harta kita bersama yang mesti harus kiya menjaga, mengolah dan
melestarikannya. Jika kita memahami bahwa kita dalah manusia normal maka, upaya
kesejahteraan adalah suatu kewajiban yang harus di bangun atas dasar budaya dan slidaroitas
yang tinggi.
Hal yang serupa juga di sampaikan oleh uskup keuskupan jayapura dalam sambutannya di
lapangan manda jayapura usai pentabisannya dengan seruan bahwa :
Stop ( jangan ) menjual tanah, Stop bergantung pada uang dan baras raskin, Stop memecah
belah hubungan orang manusia papua, stop melakukan tindkan ancaman dan kekerasan,
danjuga stop mengancam masa depan manus papua.

Beliau juga memberikan ajakan kepada semua umat manusia papua agar hidup dari olahan
tanah bukan jualan tanah, hidup dengan berkebung,beternak, dan berburu serta nelayan, hidup
tanpa adanya ancaman.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu saat ini persoalan tanah ini terus terjadi pro dan kontra
antara masyarakat welesi sendiri, dan akan terus menyebabkan persoalan yang cukup
kompleksitas untuk di selesaikan antara pihak pro dan kontra. Akibat juga dari pada itu akan
menyebabkan terjadinya keruntuhan tali dan hubungan kekerabatan, kekeluargaan yang
selama ini terus di jaga dari turun-temurun oleh orang-orang tua, nenek moyang dahulu, hingga
saat ini, yang dulunya tidak bisa di pisahkan oleh siapapun, kapanpun dan juga dengan alasan
apapun.

Selain itu, pemerintah pusat ( wamendagri) dan pemerintah provinsi papua pegununngan
sekakan memkasakan dan membiarkan terjadi konflik horizontal, padahal polemik pro dan
kontra ini telah berlangsung cukup lama, juga sampai detik ini masih terus terjadi

Bahkan berbagai aksi protes menyikapi kebijakan ini baik secra inrternal maupun external
bahkan sampai pada tingkatan domestik terus secara masif di lontarkan di media masa mapun
secara demonstrasi lapangan, dan yang lebih brutal dan sikap acuh tak acuh lagi itu di tunjukan
proses pembiaran yang di lakukan oleh pemerintah hal ini akan berpotensi besar untuk
terjadinya konflik horizontal yang berkepanjangan.

Di akhir tulisan ini saya akan mencantumkan kata-kata yang di sampaikan oleh bapak markus
lanni dalam video yang berdurasi 02:02 menit :

Nama saya markus lani, saya sebagai kepala suku dan hari ini saya sedang bekerja kebun, ini
hari say harus bekerja karena kami masyarakat khususnya ynag berkebun sellau hidup dengan
hasil kebun kami. Dan hari ini saya sedang melarang untuk menjual tanah di tempat ini,
( apalagi di barter dengan jabatan atau lainnya ) agar semua orang yang ada disini harus
berkebun dan hidup dari hasil olahan tanah.

Tetapi di akhir-akhit ini banyak profokator-profokator liar (para kepala desa dan komplotannya)
yang datang menghasut dan sudah tidak mengajak masyarakat untuk bekerja lagi sekarang.saat
ini saya berbiacra saat saya sedang berkebun, dan hari ini lokasih yang di berikan ( barter) itu
bernama iluageima. Lokasih itu adalah tempat berkebunnya masyarakat, disitu saya tidak
memiliki lokasi kebun, tetapi disitu bapak-mama, saudara/i saya, mereka yang bekerja itu
adalah para pengungsian dari konflik yang terjadi di nduga, yahukimo,lani jaya, dan juga
tolikara.

Mereka datang lalu kami bekerja seacra bersma-sama di lokasi tersebut, tetapi saat ini kami
mau di usir semua keluar karena masuknya pembangunan kantor gubernur papua pegunungan
di lokasi tersebut. Padahal pemerintah sendiri tidak memperhatikan para pengungsi-pengung
yang ada di daerah ini. Maka, dari itu dengan tegas kami akan dan tetap menolak proses
pembangunan kantor gubernur di atas tanah dan lokasih kami berkebun.
Pada beberapa minggu lalu para tim yang pro bersama pemerintah dan juga dengan pihak
TNI/POLRI sudah turun ke lapangan dan memberikan patok-patok untuk lokasi ini.walaupun
mereka malakukan pematokan lokasi tetapi kami masih bekerja kebun, agar memberikan
contoh pada masyarakat bahwa tanah ini kita harus terus berkebun.

Dan akhir kata bila ada pihak-pihak yang memberikan dukungan kepda kami saya meminta
tolonng terus bersama kami dan terus meminta tolong ADVOKASI karena lokasi ini adalah likasi
berkebun, beternak, dari dulu hingga saat ini dan sampai selamanya kita kan tetap hidup dari
hasil olahan tanah bukan hasil jualan tanah ( Apalagi Barter).

Tidak ada pesan moril dari orang-orang tua terdahulu yang menyampaikan pesannya bahwa
tanah itu harus di gadaikan dengan jabatan,bahkan menjualnya, apalagi sistetwm barter,
melainkan tanah ini sebagai mama yang mesti harus di jaga , rawat dan di pergunakan
sebagaimana mestinya, yang kemudian merujuk pada filosofih yaitu ( Wen,Wam,dan Wene).

Tanah adalah mama tanah adalah rahim ( seoarang ibu yang memberikan asuhan kepada
anaknyanya dengan penuh cinta dan ketulusan tanpa meminta imbalan balik).

Harapan serta catatan penting yang mesti pemerintah menyadari secara mendalam adalah
tanah di wilayah welesi ini bukan milik satu atau dua orang jadi tolong,tolong dan tolong
pemerintah pusat( wamendagri), pemerintah provinsi papua pegungan tengah ( Pj Gubernur, Pj
Setda, Dan Asisten I juga selaku anak asli daerah yang benar-benar memahami tentang wene
kenak wene, bisa mengerti dan memahami, kemudian kami juga meminta tolong, tolong dan
tolong, membuka mata, membuka hati, membuka akal sehatnya agar kelak tidak terjadi konflik
horizontal yang berkepanjangan maka , kami meminta dengan segala hormat segera mencari
dan pindahkan rencana lokasi pembanggunan kantor gubernur provinsi papua pegunungan ke
wilayah lain.

#SAVE TANAH SEBAGAI MAMA DAN RAHIM


#SAVE TANAH SENGKETA DI WILAYAH WELESI
#SAVE NAI HAWOLOK
# 100% MENOLAK PEMBANGUNAN KANTOR GUBERNUR DI WILAYAH WELESI

Oleh : Yasman Yaleget


Mahasiswa Dari Wilayah WEWANAP Dan Juga Anggota Aktif PMKRI Cabang Jayapura
ST.Efrem.

Anda mungkin juga menyukai