Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

ANTROPOLOGI HUKUM

Dosen Pengampuh : Dr. ERNI DWITA SILAMBI, S.H., M.H

Kelompok 1

Efemia binweng (202274201041)

Dioninsus sunlety (202174201116)

Valentina dela rosa kahol (202274201007)

Ayub noce renmaur (202174201039)

Rustykus alberth Lukas dianggo (202274201107)

Febronia maturbongs (202274201001)

Nehemia kokir (202274201022)

Selina falentin kayep (202274201042)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUSAMUS MERUKE

2023
KASUS PERSELISIHAN MASYARAKAT SUMATRA DAN
CARA PENYELESAIANNYA
Perselisihan masyarakat di Sumatera dapat muncul dari berbagai hal seperti
konflik agraria, konflik etnis, atau konflik politik. Salah satu kasus yang cukup
terkenal adalah konflik agraria di Kampung Tanjung Menang, Riau yang terjadi
pada tahun 2016. Konflik tersebut muncul karena adanya sengketa lahan antara
warga dengan perusahaan kelapa sawit.

Penyelesaian kasus tersebut dilakukan melalui mediasi yang melibatkan pihak


perusahaan, warga, dan pemerintah setempat. Setelah melalui serangkaian
pertemuan dan negosiasi, akhirnya tercapai kesepakatan untuk membagi lahan
secara adil antara warga dan perusahaan. Kasus ini menjadi contoh bahwa
penyelesaian konflik melalui mediasi dapat menjadi solusi yang efektif dalam
mengatasi perselisihan masyarakat.

Selain itu, terdapat juga kasus perselisihan antara suku Aceh dan suku Gayo di
Aceh Tengah yang terjadi pada tahun 2018. Konflik ini bermula dari tuduhan
suku Aceh terhadap suku Gayo yang dianggap merusak kawasan hutan di
wilayah mereka. Namun, setelah dilakukan dialog dan diskusi yang melibatkan
tokoh adat dan pemerintah setempat, akhirnya tercapai kesepakatan untuk
melakukan rehabilitasi hutan bersama-sama.

Dalam penyelesaian kasus perselisihan masyarakat, penting untuk melibatkan


semua pihak yang terkait dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak. Selain
itu, penyelesaian melalui dialog dan mediasi juga dapat menjadi alternatif yang
efektif untuk menghindari konflik yang lebih besar dan merugikan semua pihak.
Masyarakat Sumatra, seperti halnya masyarakat di daerah lainnya, tidak luput
dari kasus perselisihan. Perselisihan ini bisa bersifat perorangan maupun
kelompok, dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti perselisihan dalam
rumah tangga, perselisihan antar tetangga, atau perselisihan antar kelompok
masyarakat.

Salah satu cara penyelesaian perselisihan yang umum dilakukan oleh


masyarakat Sumatra adalah melalui musyawarah. Musyawarah merupakan
sebuah forum untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama dengan melibatkan
semua pihak yang terkait dalam perselisihan tersebut. Dalam musyawarah,
masing-masing pihak diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan
usulan solusi yang dianggap tepat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Setelah semua pihak menyampaikan pendapatnya, maka akan dicari titik temu
atau kesepakatan bersama dalam menyelesaikan perselisihan tersebut.

Selain musyawarah, cara penyelesaian perselisihan lainnya yang umum


dilakukan oleh masyarakat Sumatra adalah melalui mediasi. Mediasi merupakan
proses penyelesaian perselisihan dengan melibatkan pihak ketiga yang netral
dan tidak memihak kepada salah satu pihak yang berselisih. Dalam mediasi,
mediator akan membantu kedua belah pihak untuk mencari kesepakatan
bersama dan mencapai solusi yang adil bagi kedua belah pihak.

Namun, jika penyelesaian melalui musyawarah atau mediasi tidak berhasil,


maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke pengadilan untuk mencari
keadilan. Pengadilan akan mempertimbangkan fakta dan bukti yang ada serta
memberikan putusan yang adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Dalam kesimpulannya, perselisihan dalam masyarakat Sumatra dapat


diselesaikan melalui musyawarah, mediasi, atau pengadilan. Namun, sebaiknya
penyelesaian dilakukan melalui musyawarah atau mediasi terlebih dahulu
sebelum mencari penyelesaian melalui jalur hukum. Hal ini bertujuan agar
perselisihan dapat diselesaikan dengan cara yang lebih damai dan menjaga
hubungan antar pihak yang berselisih.

Anda mungkin juga menyukai