Etika Pergaulan Muda-Mudi
Etika Pergaulan Muda-Mudi
PENDAHULUAN
1. Cara pendekatan masalah :
a. Bukan informasi
b. Sikap hati (attitude) dalam pendekatan :
Keluaran 3 : 5; Yosua 5 : 15.
4. Pembicaraan tentang cinta, pacaran dan sex bukan sesuatu yang tabu.
Namun sebagai orang Kristen, kita terpanggil untuk memahami dalam terang Alkitab,
sebagaimana Allah merencanakannya ketika Ia menciptakan manusia.
Dalam uraian berikut ini kita akan mempelajari, bagaimana Alkitab mengoreksi dua sikap
yang salah di atas : cinta tanpa sex pada kaum victorian dan sex tanpa cinta pada “The
New Morality”.
1. CINTA
1.1 Apakah cinta itu ?
a. Macam-macam konotasi kata “cinta”
b. Etimologi cinta (dalam bahasa Indonesia) dan sebuah konsep.
c. Cinta yang berfaset ada 4 :
(1) Stergo
(2) Philio
(3) Eros
(4) Agape
d. Batu Ujian cinta.
Walter Trobisch (dalam bukunya “I married you”) menunjukan 6 batu ujian cinta.
Berikut ini adalah uraian tentang ke-6 batu ujian itu namun dengan tekanan
yang sedikit berbeda dengan Trobisch :
1. Ujian untuk merasakan sesuatu bersama-sama :
Herman Oeser : “Mereka yang ingin berbahagia (sendiri), janganlah
mencintai. Karena yang terpenting dalam mencintai
adalah membuat sang partner berbahagia.
Mereka yang ingin dimengerti oleh partnernya,
janganlah mencintai . karena yang terpenting di sini
adalah mengerti partnernya”.
2. Ujian ketahanan mental atau ujian perspektif :
Salah satu ciri ketahanan mental adalah penguasaan diri (Galatia 5:23).
Cf. : I Korintus 13- ‘ Kasih itu sabar”
Cinta menempatkan dorongan seksual ke dalam satu perspektif :
perkawinan.
Perkawinan menjamin “home” bagi buah cinta : anak-anak yang kelak
dianugerahkan Tuhan.
3. Ujian kebiasaan :
Ingat, orang yang dicintai adalah seorang manusia : ia mempunyai pribadi,
dengan segi-segi positif dan negatifnya.
Pemuda-pemudi tidak seharusnya bermanipulasi dengan menutupi cacat-
celanya.
Ilustrasi :
Apabila menghadapi kesulitan dalam usaha mengubah/memperbaiki sang
partner :
Attitude yang tepat :
Doa 7 kata : “Ubahlah partner saya melalui perubahan saya sendiri”.
4. Ujian Perselisihan :
Ilustrasi : Pendeta dan sepasang calon pengantin.
Yang penting, bukanlah bahwa kedua orang yang saling mencintai itu tidak
pernah berselisih, melainkan apakah mereka mampu menyelesaikan
perselisihan mereka.
Kemampuan ini harus dilatih sebelum keduanya mengambil keputusan
untuk kawin. Latihan ini menyebabkan mereka “terangkat ke tempat yang
lebih tinggi, sehingga mampu melihat horizon yang lebih luas”.
5. Ujian Penghargaan :
Cinta akan bermuara ke dalam perkawinan. Dan perkawinan (Kristen)
adalah untuk seumur hidup.
Peringatan :
Sang pria, kekasih yang gagah itu akan menjadi seorang kakek
Sang gadis, buah hati yang jelita akan menjadi seorang nenek.
RENUNGAN : I Korintus 13
2. S E X
2.2 Kalau sex tidak dapat dijadikan batu ujian cinta, bagaimana hubungan antara
keduanya?
a. Cinta dan sex harus dilihat hubungan perkawinan : Kejadian 2 : 21-25.
(1) Beberapa prinsip dasar :
Perkawinan adalah lembaga pertama yang dibentuk Allah.
(2) Pemahaman terhadap Kejadian 2 : 24
Tiga “kata kunci”
Meninggalkan :
Bersatu :
Menjadi satu daging :
ILUSTRASI :
PERKAWINAN PERKAWINAN
KOSONG
Kesetiaan kesetiaan
2.3 Siapakah yang harus menarik garis batas ? Pemuda atau Pemudi ?
Beberapa fakta :
a. Apabila dua orang muda-mudi yang mengira bahwa mereka sedang jatuh cinta
mendapat kesempatan tanpa batas untuk menyatakan dorongan cinta, maka tidak
ada yang dapat menghalanginya : iman, intelek, akal sehat, kemauan dan
sebagainya.
b. Tuhan telah menciptakan wanita dengan kemauan yang lebih besar dalam
mengendalikan dorongan seksual dibandingkan dengan pria.
c. Kalau terjadi sesuatu “keterlanjuran”, maka pihak wanitalah yang paling menanggung
resikonya : hamil, melahirkan/menggugurkan dan sebagainya.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka pertanyaan di atas harus di jawab sebagai berikut
:
a. Pemuda :
b. Pemudi :
3. PACARAN