DOSEN PEMBIMBING :
RACHMAD TRI SOELISTIJONO, S.T., M.T.
1
Halaman ini sengaja dikosongkan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA KEBUTUHAN
MATERIAL DAN ELEKTRODA MODIFIKASI KONSTRUKSI
TONGKANG GELADAK MENJADI TONGKANG MINYAK
RINGKASAN
Adanya kenaikan harga minyak membuat seorang owner dari perusahaan
pelayaran X memiliki inisiatif untuk membuat tongkang dengan muatan
minyak. Akan tetapi owner tersebut hanya memiliki tongkang geladak dan
mengajukan untuk dilakukan analisis terhadap nilai ekonomis apabila
dilakukan modifikasi dari salah satu tongkang geladaknya atau lebih baik
membeli unit baru tongkang dengan muatan minyak. Ditinjau dari beberapa
rules class yang berbeda terhadap jenis tongkang geladak dan tongkang
minyak mengharuskan dilakukan perencanaan terlebih dahulu supaya tidak
timbul meledaknya biaya diluar perkiraan.
Untuk itu, pada tugas akhir ini akan dibahas dan menganalisa besar biaya
untuk kebutuhan material dan elektroda pada modifikasi konstruksi tongkang
geladak menjadi tongkang minyak. Dimana pada tugas akhir ini akan
mendapatkan hasil akhir berupa besar biaya untuk kebutuhan material dan
elektroda yang terfokuskan pada modifikasi konstruksi tanpa menghitung
biaya instalasi pipa dan inspeksi.
v
Halaman ini sengaja dikosongkan
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB 4 RENCANA JADWAL PENGERJAAN TUGAS AKHIR ............................... 33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 35
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
x
DAFTAR TABEL
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Adanya proses modifikasi terutama pada konstruksi internal maka perlu
adanya estimasi kebutuhan material, consumable serta jam kerja orang supaya
dapat melihat seberapa efisiennya proses modifikasi yang dilakukan dimana
nantinya dapat dipakai sebagai acuan untuk realisasi proses modifikasi. Maka
dari itu topik yang akan diangkat dalam tugas akhir ini yaitu mengenai
kebutuhan material, consumable dan jam orang.
2
2. Bagi institusi, yaitu sebagai tambahan studi literatur dan referensi guna
pengembangan tugas akhir lebih lanjut terutama mengenai estimasi biaya
yang terkait dengan permasalahan dalam tugas akhir ini.
3. Bagi industri, yaitu sebagai dasar informasi dan sumber referensi yang
dapat digunakan sebagai pertimbangan sebelum melakukan pekerjaan
terkait dengan permasalahan yang diangkat pada tugas akhir ini.
4. Bagi pembaca, yaitu sebagai referensi dalam pengembangan wawasan
serta menambah pengetahuan terutama mengenai modifikasi konstruksi
tongkang geladak menjadi tongkang minyak.
3
Halaman ini sengaja dikosongkan
4
BAB 2
DASAR TEORI
5
motor, nuklir hingga tenaga manusia yang masih digerakkan secara manual.
Oleh karena itu, kapal memiliki jenis yang banyak sesuai dengan fungsinya
masing-masing dengan memiliki regulasinya sendiri-sendiri. Sehingga suatu
kapal tidak dapat dioperasikan jika tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
jenis kapal itu sendiri.
6
Gambar 2. 2 Kapal Kontainer
7
regulasi untuk pembuatan kapal ini juga jauh berbeda dengan kapal lain.
Dimana kapal ini ditekankan untuk memiliki double bottom dan double
hull yang bertujuan untuk menghindari muatan mencemari perairan
disekitar jika terjadi kebocoran. Kapal ini dirancang untuk mengusung
minyak dan produk turunannya. Jenis kapal ini mencakup pula tanker
kimia dan pengangkut LNG. Dunia juga mengenal kapal yang disebut
super tanker, namanya Knock Nevis. Ukurannya membuat tanker tersebut
sebagai yang terbesar di dunia. Kapal tanker dilihat pada gambar 2.4
8
Gambar 2. 5 Kapal Tunda
9
Gambar 2. 7 Kapal Tongkang
10
Gambar 2. 9 Tongkang Akomodasi
d. Hopper Barge
Hopper Tongkang yaitu sebuah kapal yang hanya berbentuk kotak
seperti lambung dan tidak dapat bergerak sendiri. kapal yang tidak
bisa bergerak sendiri. Kapal ini umumnya dipakai saat reklamasi yang
digunakan untuk mengangkut pasir, tanah, batu, dan sampah (Kalbu,
2020).
11
Gambar 2. 11 Hopper Barge
12
Gambar 2. 13 MODU Barge
h. Oil Barge
Oil barge memiliki fungsi yaitu mengangkut minyak. Tongkang ini
hampir mirip dengan tanker namun bedanya kapal ini memiliki
konstruksi yang terpisah dengan anjungannya. Dimana anjungan kapal
terletak pada kapal tunda yang mendorong atau menarik tongkang
tersebut.
13
Gambar 2. 15 Oil Barge
14
(Sumber Gambar : kaskus.co.id, 2023)
k. Crane Barge
Tongkang ini memiliki sebutan lain yaitu base crane merupakan
sebuah tongkang dengan crane yang terpasang pada kosntruksi kapal.
Dimana fungsi dari tongkang ini yaitu untuk memindahkan muatan
dari kapal ke kapal lain di tengah laut.
2.2 Modifikasi
Modifikasi merupakan Tindakan merubah sesuatu yang kurang menarik
menjadi lebih menarik dengan tanpa menghilangkan fungsi aslinya. Dalam
dunia perkapalan, modifikasi dilakukan supaya efisien dalam merubah dan
menambah konstruksi badan kapal itu sendiri tanpa menghilangkan fungsi dari
kapal tersebut. Modifikasi bisa dilakukan dengan menambah blok konstruksi
atau merubah konstruksi supaya dapat mengangkut muatan seperti yang
diminta oleh owner dengan mempertibangkan ketentuan dari Biro Klasifikasi.
15
Gambar 2. 19 Pengelasan
16
- Nyala reduksi
Nyala api reduksi atau biasa disebut nayala api karburasi yaitu kondisi
dimana api yang dihasilkan berupa paduan oksigen dan asetilen
dengan perbandingan gas asetilen lebih banyak dari gas oksigen.
Sehingga nyala yang ditimbulkan akan dijumpai 3 daerah dimana
diantara kerucut dan selubung luar akan terdapat warna keputih-
putihan. Nyala ini biasa digunakan untuk brazing, pengelasan
alumunium dan logam non-ferro lainnya.
- Nyala oksidasi
Nyala api oksidasi terjadi apabila gas oksigen yang dikeluarkan lebih
banyak dari pada gas asetilen. Nyala api ini biasa digunakan
pengelasan kuningan dan perunggu. Nyala api oksidasi sendiri hampir
mirip dengan nyala api netral, tapi perbedaannya terletak pada
selubung luar yang lebih jelas warnanya dan kerucut nyala bagian
dalam lebih kecil dari pada nyala api netral.
B. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
Menurut Wikan Wijayanti (2013:27) menerangkan bahwa definisi dari
Shielded Metal Arc Welding merupakan proses pengelasan yang
menggunakan panas dari listrik dengan mencairkan material dasar.
Proses ini berlangsung dengan mencairnya flux atau slag akibat dari
panas. Pengelasan jenis ini biasa dibesebut dengan las busur manual,
dimana las busur manual paling banyak dipakai dari pada pengelasan
jenis lain.
Prinsip yang digunakan dalam metode pengelasan jenis SMAW yaitu
menggunakan panas dari listrik dimana panas tersebut digunakan
untuk mencairkan logam dasar dan ujung dari electrode tertutup
dengan tegangan listrik yang dialirkan sebanyak 23-45 Volt.
Sedangkan arus yag digunakan untuk mencairkan logam induk hingga
mencapai 500 ampere, tapi kebanyakan hanya menggunakan arus
sebesar 80-200 ampere saja. Pengelsan SMAW terdapat 2 jenis arus,
yaitu arus DC yang dibedakan atas Straight polarity (polaritas
langsung) dan Reverse polarity (polaritas terbalik), dan juga arus AC.
17
Tak hanya itu, untuk mesin las yang digunakan ada 2 jenis yaitu,
constant current (arus tetap) dan constant voltage (tegangan tetap).
Dengan prinsip apabila busur yang membesar maka akan menurunkan
arus dan menaikkan tegangan, begitu juga sebaliknya apabila busur
semakin memendek akan terjadi kenaikan arus dan menurunkan
tegangan.
Menurut Buku Pengantar untuk Memahami Proses Pengelasan
(Sonawan, 2006) untuk melakukan proses pengelasan diperlukan
peralatan dan tindakan pencegahan untuk keselamatan kerja. Dimana
untuk perlatan yang dimaksud adalah mesin las, penjepit logam induk,
kabel elektroda dan elektroda. Sedangkan Tindakan pencegahan yang
dimaksud yaitu menggunakan welding mask (topeng las), sarung
tangan las serta baju safety anti panas supaya terhindar dari bahaya
yang dapat terjadi kapan saja. Dalam buku tersebut juga dijelaskan
pengelasan terjadi karena adanya logam induk yang mencair akibat
dari pemanasan busur listrik yang timbul antara benda kerja dan ujung
elektroda. Selama pengelasan berlangsung akan menimbulkan kampuh
las yang terjadi karena adanya pencairan logam induk beserta fluks.
Kampuh las akan membeku dan menyatukan pelat dengan dilindungi
olek fluks yang menjadi terak.
C. Flux Cored Arc Welding (FCAW)
Flux cored arc welding (FCAW) merupakan perpaduan antara
SMAW, GMAW, dan SAW. Dimana FCAW juga termasuk
pengelasan menggunakan busur listrik fluks inti tengah atau pelindung
inti tengah, selain itu FCAW salah satu jenis las listrik yang memasok
filler elektroda secara mekanis masuk keadalam bususr listrik yang
nantinya terbentuk diantara metal induk dan ujung filler elektroda
(Wijayanti, 2013)Sedangkan menurut Sonawan (2006) pengelasan
FCAW sama dengan GMAW, dimana pembedanya terdapat pada
elektroda yang berbentuk tubular berisi fluks dan untuk pengelasan
GMAW berupa solid tubular. Untuk pelindung gas biasanya
menggunakan gas karbondioksida atau dengan campuran argon dan
18
karbondioksida. Akan tetapi dengan adanya oksigen menimbulkan
masalah baru yaitu adanya porosity akibat reaksi karbondioksida dan
oksigen yang berada disekitar area pengelasan, untuk itu diperlukan
memilih fluks yang mengandung zat pengikat oksigen atau deoxidizer.
2.4 Kebutuhan Consumable
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris yang memiliki arti barang habis pakai.
Pada proses pembuatan kapal maupun perbaikan akan selalu ada consumable
yang digunakan. Ada beberapa consumable yang dipakai dalam
pembangunan, reparsi maupun modifikasi kapal, namun pada Tugas Akhir ini
hanya membahas masalah kebutuhan consumable berupa elektroda. Dimana
elektroda atau biasa disebut kawat las merupakan benda yang digunakan
dalam pengelasan yang dimana dapat menimbulkan busur menyala dengan
dialiri arus listrik. Jenis elektroda yang digunakan dalam pengelasan sangat
berpengaruh pada hasil pengelasan, untuk itu pada pemilihan elektroda sangat
diperhitungkan mulai dari jenis dan sifat elektroda tersebut. Selain dari sifat
elektroda tersebut juga penting diperhatikan ukuran elektroda, karena
berpengaruh pada penghantaran arus yang dihasilkan mesin las.
Pada elektroda terdapat fluks atau zat pelindung yang memiliki fungsi untuk
mencegah porosity akibat terbentuk oksida-oksida pada saat pengelasan
berlangsung, mengurangi waktu pendinginan supaya hasil pengelasan tidak
menjadi getas dengan terbentuknya terak atau slag, membuat nyala busur
menjadi stabil dan mengarahkan busur api supaya mudah dikontrol serta
mempermudah mengontrol frekuensi dan ukuran tetesan logam cair pada saat
proses pengelasan berlangsung.
Pada elektroda terdapat kode yang digunakan sebagai identitas dari elektroda
tersebut. Menurut AWS A 5. 17 pengelasan SMAW untuk carbon steel yaitu
F S X X X- ECXXX - HX
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan :
1. Menunjukkan pengelasan SMAW
2. Menunjukkan bahwa fluks las yang digunakan berasal dari terak yang
dihasilkan atau dengan kata lain merupakan campuran dari terak yang
dihancurkan dengan fluks yang tidak terpakai. Dengan hilangnya tanda S
19
maka fluks yang diklasifikasikan masih original atau virgin
3. Menunjukkan kuat tarik minimum dari elektroda tersebut
4. Menunjukkan kondisi pada saat pengujian. Tanda ‘A’ untuk as welded dan
tanda ‘P’ untuk postweld heat treatment
5. Menunjukkan suhu yang digunakan dalam skala Fahrentheit
6. Menunjukkan klasifikasi dari elektroda itu sendiri
7. Penanda tambahan opsional untuk difusi hidrogen.
20
Harga elektroda = tergantung merk yang dipakai (Rp)
21
2.6 Jenis Material Kapal
Selain kebutuhan pelat pasti melihat bagaimana sifat dan spesifikasi dari
pelat tersebut. Spesifikasi yang dimaksudkan yaitu apa saja komposisi yang
terkandung dalam pelat tersebut, apakah memenuhi persyaratan dari class dan
apakah sesuai dengan dimensi yang diminta. Jenis material sangat
berpengaruh, karena pada dasarnya pelat kapal sangat jauh berbeda dengan
pelat biasa yang digunakan pada bangunan darat. Dimana pada kapal
penggunaan pelat akan selalu bersinggungan dengan air laut yang memiliki
pH rendah ditambah dengan pergerakan fluida akibat pergerakan kapal yang
mana dapat menyebabkan laju korosi semakin cepat. Untuk itu unsur kimia
seperti karbon, fosfor, dan sulfur yang terkandung dalam pelat berperan besar
dalam memenuhi karakteristik baja keras tapi lebih tahan karat. Mengacu pada
katalog PT. Gunawan Steel pengelompokan pelat marine yaitu sebagai
berikut:
2.6.1 High Strength Hull Structural Steel Plates (High Tensile Stell)
High Tensile Steel atau baja berkekuatan tinggi memiliki
kemampuan untuk menahan tekanan tinggi, tidak mudah patah atau
elastis, dapat meredam getaran atau absorbed energy dan yang paling
penting yaitu memiliki nilai yang lebih ekonomis dari pada baja
chromoly. High Tensile Steel memiliki kuat tarik mulai dari 590 MPa
hingga 1180 MPa, selain dari sifatnya yang kuat baja jenis ini juga
memiliki kemampuan las yang baik dan dapat digunakan pada suhu
rendah hingga suhu 40°C. Untuk pengaplikasian high tensile steel pada
kapal biasanya digunakan pada konstruksi yang menjadi patokan
utaman kapal dapat berdiri kokoh.
Tabel 2. 1 High Tensile Steel
22
AH36 & DH36
DNV NVA32, NVD32 8 - 50
NVA36 & NVD36
GL A32, D32
A36 & D36 1,219 - 2,438 -
KR AH32, DH32, 2,500 12,192 7,4
NK KA32, KD36,
KA36 & KD36
RINA AH32, DH32,
AH36 & DH36
(Gunawan Steel, 2017)
2.6.2 Hull Structural Steel Plates (Mild Steel)
Mild Steel atau baja karbon rendah merupakan material yang biasa
digunakan untuk konstruksi umum. Menurut standar USA baja karbon
rendah memiliki kandungan karbon yang tidak lebih dari 2% dengan
tanpa campuran lain. Adanya karbon yang tidak lebih dari 2%
membuat mildsteel memiliki sifat yang cenderung kuat dan kaku.
Material dengan jenis ini memiliki daya magnetic akan tetapi kurang
bisa menahan dari serangan korosi. Untuk itu baja jenis ini biasanya
diberi cat pelindung dari karat supaya memiliki kemampuan untuk
menahan korosi (Surya Logam Universal, 2018).
Tabel 2. 2 Mild Steel
23
GL A 6 - 40
B&D 6 - 25
KR RA, RB & RD 6 - 40
LR A 6 - 40
B&D 6 - 25
NK KA, KB & KD
6 - 40
RINA A, B & D
(Gunawan Steel, 2017)
2.6.3 Pelat Klasifikasi dan Pelat Non Klasifikasi
Selain jenis pelat juga perlu diketahui kategori dari pelat tersebut.
Hal ini untuk memenuhi salah satu syarat dari class yang mewajibkan
penggunaan pelat sesuai dengan class kapal. Seperti pelat yang telah
mendapatkan sertifikat dari BKI maka secara langsung dapat
digunakan untuk kapal yang identitasnya kapal class BKI. Hal ini
disebabkan karena adanya persetujuan langsung dan diakui oleh BKI
untuk penggunaan pelat sebagai pelat golongan marine. Untuk dapat
membedakan mana pelat yang telah mendapatkan sertifikat class dapat
dilihat dari identitas pelat yang biasanya terdapat pada pojok dengan
berstempel sesuai dengan class masing-masing. Sedangkan untuk pelat
golongan non-marine tidak terdapat stemple class pada pelat yang
menandakan pelat tidak direkomendasikan untuk dipergunakan dalam
bangunan kapal. Karena pada pelat non-class tidak melewati proses
ssertifikasi dari pihak class.
24
Selain untuk menjadi acuan utama dalam perencanaan proses modifikasi,
gambar konstruksi juga berguna menjadi petunjuk pekerja dalam pengerjaan
proses modifikasi supaya sesuai dengan target yang diinginkan. Petunjuk yang
dimaksudkan yaitu alur pengelasan serta penempatan pelat supaya tidak
terjadi kesalahan dalam proses pengerjaan. Pada gambar konstruksi terdapat
gambar transverse section, longitudinal section, bulkhead, web frame,
ordinary frame, afterpeak hingga forepeak.
Perbedaan
No. Judul Penelitian
Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang
Penelitian ini tidak
Penelitian oleh (Amardana, 2017) membahas stabilitas,
Penelitian ini
yang berjudul Analisa teknis dan olah gerak hingga
membahas stabilitas,
ekonomus pengaruh modifikasi analisa biaya kapasitas
1 olah gerak hingga
kapal ikan menjadi kapal pengolah muatan namun
analisa biaya kapasitas
ikan (studi kasus KM. Putra membahas biaya
muatan.
Samudra-02). material, consumable
dan jam orang.
Penelitian oleh (Kinasih, 2018)
Penelitian ini hanya
yang berjudul Analisa Penelitian ini membahas
memperhitungkan
perbandingan kebutuhan plat, jam perbandingan
perencanaan saja serta
2 kerja dan biaya pada replating perhitungan secara
tidak melakukan
kapal KM. Hari Baru secara perencanaan dan secara
replating namun
perencanaan dan pelaksanaan di pelaksanaan replating.
modifikasi.
PT. Tambangan Raya Permai.
Penelitian oleh (Riskianto, 2017) Penelitian ini Penelitian ini
yang berjudul Estimasi kebutuhan membahas perhitungan membahas
3
plat dan jam orang pada proses kebutuhan untuk perhitungan biaya
replating BG. Rimau 3318 di PT. replating tanpa untuk modifikasi.
25
Dok Pantai Lamongan. menghitung total
biaya.
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
27
menjadi data yang siap untuk dianalisa sesuai dengan permasalahan pada
Tugas Akhir ini. Data diolah dengan merujuk pada jurnal, website, manual
book, e-book, text box hingga arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Dimana data yang akan diolah yaitu kebutuhan material, kebutuhan elektroda,
data tabel dan data gambar berupa konstruksi BG. HA 270 feet. Data tersebut
akan diperhitungkan luas dari hasil modifikasi, estimasi kebutuhan material,
kebutuhan elektroda hingga akhirnya didapatkan total biaya pengerjaan
modifikasi barge menjadi oil barge.
28
arrangement, shell expansion,transverse section, dan longitudinal
section), katalog harga material dan elektroda. Guna menambah data
penunjang lainnya dapat dilakukan dengan melihat jurnal penelitian dan
referensi dari tugas akhir yang masih berkaitan dengan topik
permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini.
3.3.4 Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka dapat dilakukan perhitungan dengan
mengolah data-data yang telah terkumpul dan menyelesaikan
permasalahan yang telah disebutkan pada rumusan masalah. Data yang
akan diolah yaitu sebagai berikut:
1. Perhitungan luasan material yang dibutuhkan.
Luasan material dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
Luas Pelat = p x l ............................................................... (3.1)
dimana :
p = panjang (m)
l = lebar (m)
Setelah didapat nilai luasan, maka akan dapat mencari berat pelat
dengan ρ baja adalah massa jenis baja yang besarnya 7850 kg/m³
kemudian diolah dengan rumus :
Massa Pelat = p x l x t x ρ baja ............................................ (3.2)
dengan :
p = panjang (m)
l = lebar (m)
t = tinggi (m)
ρ baja = 7850 kg/m³
2. Perhitungan biaya kebutuhan elektroda pada proses modifikasi
konstruksi internal pada BG. HA 270 feet.
Dengan menggunakan rumus :
Besar biaya elektroda
𝑘𝑔
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑑𝑎 (𝑅𝑝) ×𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 ( )
= 𝑚
………...(3.3)
𝐹𝑖𝑙𝑙𝑒𝑟 𝑀𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 (%)
29
Dimana
Besar biaya elektroda= dalam satuan (Rp./m)
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = luas penampang sambungan pengelasan (mm²)
𝛾𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖 = berat jenis tergantung elektroda yang dipakai
(kg/mm²)
Filler metal yield = pada pengelasan SMAW didapat kurang lebih
60%
Harga elektroda = tergantung merk yang dipakai (Rp)
3. Perhitungan total biaya kebutuhan elektroda dan material pada
proses modifikasi konstruksi internal pada BG. HA 270 feet.
Dengan persamaan sebagai berikut :
Total biaya = biaya material + biaya elektroda
3.3.5 Analisa Data dan Penyelesaian Permasalahan
Tahapan terakhir pada penelitian ini adalah analisa data yang
didalamnya terdapat kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah
dilakukan. Pada tahapan ini dijelaskan pula hasil akhir dari pertanyaan
yang terdapat pada identifikasi masalah dan adalah analisa data yang
diambil dari pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Maka
dari itu tahapan ini akan berisikan banyaknya kebutuhan dan biaya
material dan elektroda yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses
modifikasi konstruksi void tank menjadi cargo hold oil tank pada BG.
HA 270 feet.
3.3.6 Kesimpulan dan Saran
Pada kesimpulan dan saran dituliskan guna menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya yang masih berkaitan dengan topik utama yang
diangkat dalam tugas akhir ini. Dimana kesimpulan yang akan
dijelaskan berupa seluruh evaluasi dari penelitian dan perhitungan yang
telah dibahas pada bab sebelumnya dapat berupa poin-poin maupun
hasil analisis. Sedangkan untuk saran yang dituliskan ditujukan untuk
digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya, dimana pada tugas
akhir ini belum dibahas dan dapat digunakan sebagai sumber referensi
mengenai modifikasi konstruksi tongkang pada void tank menjadi cargo
hold oil tank. Selain itu, pada pembahasan saran juga terdapat bebrapa
30
koreksi yang didapatkan pada penyelesaian masalah apabila masih
terdapat kesalahan dengan tujuan supaya dapat dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai hal ini.
31
Halaman ini sengaja dikosongkan
32
BAB 4
RENCANA JADWAL PENGERJAAN TUGAS AKHIR
Bulan ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Identifikasi Masalah
Studi Lapangan dan Studi Literatur
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Analisa Data dan Penyelesaian Masalah
Kesimpulan dan Saran
33
Halaman ini sengaja dikosongkan
34
DAFTAR PUSTAKA
35