1
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ANALISA PERBANDINGAN PEMBANGUNAN KAPAL PENCALANG DI
WORKSHOP PPNS LAMONGAN DAN SURABAYA
RINGKASAN
Kapal kayu merupakan jenis kapal pertama yang dibangun oleh masyarakat
Indonesia yang telah menjadi peninggalan serta warisan nusantara.
Kemendikbudristek menginisiasi kegiatan “Revitalisasi Jalur rempah” dimana
program tersebut salah satunya melakukan revitalisasi kapal tradisional. Kapal
Pencalang yang dibangun oleh PPNS ini memiliki dimensi Panjang 11.02 meter,
lebar 4.00 meter, tinggi 1.05 meter, dan sarat maksimum 1.00 meter. Pembangunan
Kapal Pencalang PPNS dilaksanakan di workshop PPNS Lamongan mulai dari
peletakan lunas kapal sampai proses finishing. Pembangunan Kapal Pencalang
PPNS melebihi durasi yang telah ditentukan dikarenakan ketersediaan material
yang sulit didapatkan di wilayah sekitar. Analisis ini digunakan membandingkan
biaya, durasi, dan kualitas dari pembangunan Kapal Pencalang PPNS yang
dilaksanakan di workshop PPNS Lamongan dengan apabila kapal tersebut dibangun
di kampus PPNS Surabaya.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kapal Pencalang PPNS mulai dari peletakan lunas kapal sampai proses
finishing dilaksanakan di Workshop PPNS Lamongan yang berada di Paciran,
Tunggul, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Pembangunan Kapal
Pencalang PPNS ini melebihi durasi waktu yang telah ditetapkan karena
ketersediaan material yang sulit didapatkan disekitar workshop PPNS
Lamongan sehingga pengadaan material dipenuhi dari Surabaya yang
kemudian dikirimkan ke workshop PPNS Lamongan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin untuk melakukan analisis
perbandingan biaya, durasi, dan kualitas dari pembangunan kapal pencalang
yang dilaksanakan di Paciran, Tunggul, Kecamatan Paciran, Kabupaten
Lamongan dengan apabila kapal tersebut dibangun di workshop PPNS
Surabaya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan
efisiensi biaya pembangunan kapal kedepannya.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbandingan biaya pembangunan Kapal Pencalang di
workshop PPNS Lamongan dengan pembangunan Kapal Pencalang di
Surabaya.
2
2. Untuk mengetahui perbandingan lama durasi pembangunan Kapal
Pencalang di workshop PPNS Lamongan dengan pembangunan Kapal
Pencalang di Surabaya .
3. Untuk mengetahui perbandingan tingkat kualitas pembangunan Kapal
Pencalang di workshop PPNS Lamongan dengan pembangunan Kapal
Pencalang di Surabaya.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk PPNS, akan mengetahui efisiensi biaya dan durasi pembangunan
kapal tipe Pencalang.
2. Adanya analisis tentang tingkat efektifitas pembangunan kapal apabila
dilakukan di workshop PPNS Paciran, Tunggul, kecamatan Paciran,
kabupaten Lamongan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapal Kayu
Kapal Kayu adalah kapal yang konstruksinya banyak terbuat dari
kayu dan bahan utama pembuatannya adalah kayu. Hampir seluruh kapal
kayu yang dibangun di Indonesia memiliki konstruksi kapal yang seluruhnya
terbuat dari kayu, dimulai dari lunas, gading, wrang, sampai pada ke
bangunan atas. Ukuran kapal kayu biasanya kecil dan kebanyakan
dipergunakan sebagai kapal penangkap ikan, kapal penumpang dan kapal
kargo antar pulau. Pada awalnya, kapal kayu dibangun dengan cara tradisionl
berdasarkan pengalaman para pelaut jaman dahulu, hal tersebut dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan jenis material yang telah digunakan pada jaman
dahulu. Proses pembuatan kapal kayu pada masa kini jauh lebih berkembang
daripada jaman dahulu. Sekarang pembangunan kapal kayu juga
menggunakan fungsi desain sebagai acuan utama pembuatan kapal kayu
tersebut, dilengkapi dengan perhitungan yang diperlukan untuk sebuah kapal
dapat berlayar ditengah laut.
4
Gambar 2.1 Gading Tunggal
5
maupun dari perakitan awal dirakit secara pyramid (disusun dari dasar ke
atas). Selanjutnya ada proses Outfitting, dimana pekerjaan outfitting meliputi
pembuatan pintu dan jendela, pembuatan tangga, tempat tidur, lemari dan lac,
kamar mandi, penutup palkah, dan lainnya. Terakhir adalah tahap Finishing,
dimana proses ini adalah proses terakhir dalam pembuatan bangunan kapal
seperti pengecatan dan pembersihan.
6
lambung. Kayu yang digunakan untuk pembangunan kapal pencalang PPNS
ini direncanakan menggunakan kayu nyamplong dan jati yang dipesan dari
perkebunan di gresik, namun akibat kualitas kayu nyamplong yang tersedia
kurang kuat dan terjadi keretakan maka diganti dengan kayu merbau yang
juga merupakan pohon perkebunan. Sebagian besar bagian kapal pencalang
PPNS seperti bagian lunas, linggi, gading beserta bracket, sekat, dan wrang
menggunakan kayu merbau, lalu untuk kulit dan interior menggunakan kayu
jati. Kapal penccalang dirancang dengan kekuatan 8 knot yang menggunakan
mesin Waichai berspesifikasi … .
7
Gambar 2.4 Pembagian Biaya Utama dan Biaya Konversi
8
2.3.2 Jenis – Jenis Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari beberapa jenis dimana nantinya
biaya-biaya ini akan diakumulasikan sebagai penentuan harga jual
produksi.
9
2.3.2.5 Biaya Total
Biaya total adalah total dari biaya tetap dan juga biaya
variabel. Biaya total ini merupakan total biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi. Biaya total baru bisa
diketahui ketika proses produksi sudah menghasilkan barang
siap jual. Seperti namanya, biaya total ini merupakan total
dari seluruh pengeluaran baik dari bahan baku, biaya
operasional, sampai biaya pemasaran.
10
• Penyiapan Lahan (Site Preparation)
• Pengadaan Peralatan Utama
• Biaya merakit dan pemasangan Peralatan Utama
• Alat-alat Listrik dan Instrumen
• Fasilitas Pendukung
• Dsb.
11
Terdapat beberapa hal yang menjadi pengaruh besar dalam durasi
sebuah proyek yang dapat mengakibatkan sebuah proyek berjalan sesuai
dengan durasi, lebih cepat, maupun terlampau lama. Hal-hal tersebut sebagai
berikut :
1. Volume pekerjaan
Volume pekerjaan adalah jumlah pekerjaan yang dikerjakan dalam
suatu proyek. Ketika jumlah pekerjaan dan jumlah tenaga kerja tidak
seimbang, maka akan berpengaruh kepada keberlangsungan proyek
dimana akan leih cepat atau sebaliknya lebih lama.
2. Metode pengerjaan
Metode pengerjaan cukup berpengaruh terhadap durasi proyek. Hal
ini dikarena setiap metode pengerjaan pastinya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing sehingga metode pengerjaan seharusnya
sudah direncanakan sebelum proyek dilaksanakan sehingga tidak tejadi
pengubahan metode pada saat proses pengerjaan yang mengakibatkan
keterlambatan proyek.
3. Kondisi lapangan
Kondisi lapangan artinya seluruh kejadian tak terduga yang terjadi
diluar perkiraan awal saat proses pengerjaan berlangsung. Kondisi
lapangan disini mencangkup banyak aspek, dari aspek lingkungan,
pengadaan material, kondisi material, sumber daya manusia, sampai
biaya. Contoh untuk kegiatan outdoor seperti kondisi cuaca pasti sangat
berpengaruh pada proses pengerjaan, untuk pengadaan material
contohnya barang-barang yang dibutuhkan tidak dapat tersedia tepat
waktu dikarenakan beberapa hal, dan lainnya.
4. Keterampilan tenaga kerja
Keterampilan tenaga kerja pastinya juga berpengaruh pada durasi
proyek karena dapat mempercepat proses pengerjaan dan meminimalisir
kesalahan pengerjaan yang mengakibatkan harus mengulang pekerjaan.
Tenaga kerja dengan pengalaman dan skill yang mumpuni pasti akan
selalu dipercayakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
12
2.6 Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Keller (2016;37) bahwa kualitas produk
merupakan kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsi yang
diperuntukkannya, hal itu meliputi daya tahan, kekuatan, kehandalan,
ketelitian yang dinilai dari keseluruhan produk. Sedangkan menurut Tjiptono
(2015;105) definisi dari kualitas secara konvensional merupakan performasi
dari suatu produk, kemudahan digunakan, ditambah dengan estetika dan
sebagainya.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
14
3.2 Penjelasan Diagram Alir
3.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan saat pengamatan pembuatan
kapal pencalang di lapangan pada saat melaksanakan kegiatan On The
Job Training dimana permasalahan yang diangkat adalah
membandingkan pembangunan Kapal Pencalang PPNS dari segi
biaya, durasi, dan kualitas apabila dibangun di workshop PPNS
Lamongan ataupun Surabaya.
3.2.2 Studi Lapangan
Studi lapangan dilaksanakan pasa masa On The Job Training
pada saat pembangunan Kapal Pencalang PPNS di workshop PPNS
Lamongan dan survey lapangan akomodasi di Surabaya. Pada studi ini
dilakukan observasi mengenai proses produksi, pengadaan material,
biaya transportasi dan biaya akomodasi yang diperlukan.
3.2.3 Studi Literatur
Studi literature dilakukan untuk mengumpulkan bahan
literatur terkait dengan biaya, durasi, dan kualitas pembangunan kapal
sesuai dengan jurnal yang menjelaskan tentang konsep biaya dan
keterkaitannya terhadap durasi dan kualitas produksi
3.2.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan agar data yang didapatkan
akurat sehingga dapat dibandingkan dan memperoleh hasil yang dapat
menentukan efisiensi dan efektivitas pembangunan Kapal Pencalang
PPNS. Data yang digunakan merupakan RAB dari Kapal Pencalang
PPNS itu sendiri yang didapatkan pada saat penulis melaksanakan On
The Job Training di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan
biaya-biaya akomodasi serta transportasi yang didapat dari studi
lapangan.
3.2.5 Perhitungan Biaya, Durasi, dan Kualitas Pembangunan Kapal
Pencalang
Perhitungan biaya, durasi, dan kualitas pembangunan kapal
pencalang ini dilakukan pada dua tempat yang berbeda yaitu di
workshop PPNS Lamongan dan kampus PPNS yang berada di
Surabaya.
3.2.6 Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan dilakukan setelah mendapatkan hasil
dari perhitungan biaya, durasi, dan kualitas pembangunan Kapal
Pencalang PPNS diantara dua tempat yang berbeda.
15
3.2.7 Kesimpulan
Setelah semua proses telah dilakukan, maka hasil analisis
akan dikumpulkan dan ditarik kesimpulan
16