TUJUAN CITES
Tujuannya adalah menjamin bahwa hidupan
liar berupa flora dan fauna yang
diperdagangkan secara internasional tidak
dieksploitasi secara tidak berkelanjutan yang
menyebabkan punahnya atau langkanya
sumberdaya tsb di habitat alam (non
detrimental to the survival of species)
4
PRINSIP CITES
1. PENGGOLONGAN APENDIKS
CITES;
2. NEGARA ANGGOTA WAJIB
MENERAPKAN KETENTUAN CITES;
3. PENGENDALIAN LALU LINTAS
PEREDARAN TSL DUA PINTU
4. PERUNDANG-UNDANGAN
NASIONAL HARUS MENGACU
KETENTUAN CITES
7
DEFINISI TUMBUHAN
DAN SATWA LIAR
(TSL)
Satwa liar : semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau
di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas
maupun yang dipelihara oleh manusia.
Satwa : semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat, &/ di
air, &/ di udara
Ikan dan ternak tidak termasuk dalam pengertian satwa liar, tetapi masuk
di dalam pengertian satwa
Tumbuhan liar : tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau dipelihara,
yang masih mempunyai kemurnian jenisnya.
8
(UU No. 5 Tahun 1990 Pasal 1)
Peredaran TSL adalah kegiatan mengedarkan
spesimen tumbuhan dan satwa liar berupa
– mengumpulkan,
– membawa,
– mengangkut atau
– memelihara spesimen tumbuhan dan satwa liar
Daftar jenis TSL yang dilindungi pada lampiran PP No. 7 tahun 1999 terdiri dari
236 jenis satwa dan 58 jenis tumbuhan
Yang termasuk dalam daftar Appendik I CITES = 86 jenis dan
10
Appendiks II CITES = 1.549 jenis (www.cites.org)
Suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib
ditetapkan dalam golongan yang dilindungi
apabila telah memenuhi kriteria :
- mempunyai populasi yang kecil;
- adanya penurunan yg tajam pd jumlah
individu di alam;
- daerah penyebaran yang terbatas (endemik).
12
APPENDIKS I CITES
MEMUAT SELURUH JENIS TSL YANG
TERANCAM PUNAH YANG DISEBABKAN
PERDAGANGAN. PERDAGANGAN SPESIMEN
(HIDUP ATAU MATI ATAU BAGIAN-
BAGIANNYA) DILARANG DAN HARUS DIATUR
DENGAN PERATURAN KETAT AGAR TIDAK
MEMBAHAYAKAN KEHIDUPAN
SELANJUTNYA
15
KEBIJAKAN PERDAGANGAN TSL
1. TSL yang diperbolehkan diperdagangkan adalah jenis yang tidak dilindungi
hasil tangkap/ambil dari alam atau hasil penangkaran
3. Perdagangan TSL dalam negeri dan ekspor, atau impor wajib dilengkapi
dengan dokumen yang sah yaitu SATS-DN, SATS-LN serta Kuota
4. TSL yang diekspor, re-ekspor atau impor wajib dilakukan tindak karantina
6. Ekspor, re-ekspor atau impor jenis TSL tanpa dokumen atau memalsukan
atau menyimpang dari syarat-syarat dokumen termasuk pengertian
penyelundupan
16
MEKANISME PERDAGANGAN MELALUI
CITES
KUOTA
REKOM IJIN TANGKAP/
POTEN TANGKAP/
LIPI AMBIL TSL
SI TSL AMBIL
KUOTA TSL UPT KSDA
EKSPOR
PHKA
18
KUOTA TANGKAP/AMBIL DAN
EKSPOR TSL
20
PEREDARAN TSL DALAM NEGERI
• Seluruh peredaran
komersial dalam negeri
wajib disertai Surat
Angkut Tumbuhan dan
Satwa Liar (SATS-DN)
• Untuk mencegah
penyalahgunaan maka
menggunakan blanko
SATS-DN dari Dit KKH
untuk angkut dan edar
seluruh TSL dalam negeri 21
Izin Pengedar TSL dari Alam Dalam Negeri
Prosedur
- Atas dasar permohonan dan kelengkapannya Kepala Balai
dapat atau tidak menyetujui permohonan penerbitan Izin
Pengedar TSL luar negeri
- Waktu proses selambat-lambatnya 14 hari
- Izin berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang
- Izin tidak dapat diberikan kepada WNA, perusahaan modal
asing atau sebagian modal asing
22
SURAT ANGKUT TUMBUHAN DAN SATWA
LIAR DALAM NEGERI (SATS-DN)
• Memuat : nama dan alamat pengirim
dan penerima, nama jenis, bentuk,
jumlah/ volume, pelabuhan
pemberangkatan dan tujuan,
peruntukan pemanfaatan, ket dok
asal usul spesimen.
Prosedur
- Atas dasar permohonan yang masuk dilakukan pengecekan kelengkapan
dokumen
- Pembuatan Nota Dinas Dir KKH berisi ketentuan-ketentuan pokok dalam
konsep SK dan kajian teknis meliputi kelayakan usaha (administrasi dan
teknis) kelayakan produksi TSL kelayakan bio-ekologis, pemahaman
perusahaan ttg konservasi jenis
- Sekditjen menerbitkan konsep SK Dirjen PHKA
- Pengecekan konsep Sk Dirjen PHKA dan pengantar persetujuan Dir KKH atas
konsep SK Dirjen PHKA tentang Pengedar TSL luar negeri
- Waktu proses selambat-lambatnya 14 hari
- Izin berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang
- Izin tidak dapat diberikan kepada WNA, perusahaan modal asing atau sebagian
modal asing 24
BENTUK SATS- LN
• SATS-LN ekspor bagi jenis-jenis yang termasuk dalam Appendiks
CITES dikenal sebagai CITES-EXPORT PERMIT
• SATS-LN re-ekspor
PERSYARATAN
• Terdaftar sebagai Pemegang Ijin Pengedar Luar
Negeri
• Mengajukan permohonan (Form C) : nama dan
alamat pengirim, nama jenis, bentuk, jumlah,
pelabuhan pemberangkatan, peruntukan, asal-
usul, DLL.
• Laporan Mutasi Stock
• Rekomendasi Balai KSDA
• Membayar PNBP
26
DOKUMEN PEREDARAN TSL
MANAGEMENT AUTORITHY
• Management Authority bertanggung jawab dalam aspek
administratif dari pelaksanaan CITES (legislasi, pelaksanaan
legislasi, penegakan hukum, izin, laporan tahunan dan dua
tahunan, komunikasi dengan institusi CITES lain)
28
3. RECORD DAN REPORT
• Dalam rangka mengembangkan sistem pengendalian pemanfaatan TSL,
maka dikembangkan sistem informasi dan pangkalan data mengenai
pengambilan atau penangkapan TSL, peredaran dalam negeri dan
peredaran luar negeri
• Setiap pemegang izin tangkap/ambil wajib membuat laporan mengenai stok
setiap bulan kepada Balai
• Pemegang ijin Pengedar DN menyampaikan laporan realisasi perdagangan
(realisasi SATS-DN, Dokumen SATS-DN yang tidak terpakai) serta mutasi
stok TSL akibat kematian, kelahiran setiap bulan, triwulan dan tahunan
• Pemegang izin peredaran TSL Luar Negeri wajib membuat laporan realisasi
perdagangan LN berdasarkan SATS-LN (realisasi SATS-LN, dokumen SATS-
LN yang tidak terpakai, SATS-LN import permit), mutasi stok TSL akibat
kematian, kelahiran setiap bulan, triwulan dan tahunan
29
4. TRANSPORT
Khusus untuk pengangkutan satwa
Hidup disyaratkan:
a. Pengangkutan harus mengurangi
resiko kematian, luka dan tertekan
(stress)
b. Kandang angkut harus
memperhatikan aspek
kesejahteraan (animal welfare)
dan keamanan satwa beserta
lingkungannya
c. Bila melalui udara,harus
mengikuti aturan IATA
(International Air Transport
Association) mengenai transpor
satwa hidup dan aturan lain yang
relevan
Contoh: Ikan napoleon harus
memakai angkutan udara
30
5. VERIFIKASI IZIN
PETUGAS KSDA
• Memeriksa kesesuaian spesimen TSL yang akan dikirim dengan
dokumen
• Mencatat jumlah dan jenis spesimen TSL yang dikirim pada kolom
inspeksi dan menandatanganinya pada dokumen SATS-LN
32
7. PENYELUNDUPAN DAN
PERDAGANGAN ILLEGAL TSL
• Jumlah kasus penyelundupan rata-rata 5-
10 kasus / tahun (data 2002 s/d 2008)
• Melalui darat:
Daerah perbatasan di Kalimantan Barat (ke
Serawak dan Sabah)
• Melalui udara:
- Bandara Medan, Jakarta, Denpasar,
Surabaya,
Makassar
35
STUDI KASUS TRENGGILING (Pangolin) (Manis javanica)
CONSERVATION STATUS
DISTRIBUTION IUCN Redlist 2007: Lower Risk
(need update)
1. Sumatera CITES: Zero quota
2. Java Indonesian laws: Protected under
law UU No. 5 year 1990, PP No. 7
3. Kalimantan year 1999
Smuggling routes
China
Domestic
routes
International
routes
37
MODUS OPERANDI
INDONESIA
• Meat: IDR 300,000-500,000/kg
• Scale: IDR 550,000/kg
INTERNATIONAL
• Meat: USD 112-200
• Scale: USD 400/kg
Note:
US$ 1 ~ IDR 9,300
39
STUDI KASUS ILLEGAL TRADE TRENGGILING KE VIETNAM
NO TANGGAL EXPORTER / SHIPPER IMPORTER JENIS BARANG KETERA NGA N
1. 23 Februari 2008, Kongho Trading Company Shp Talu Import Export - 214 Karton Trenggiling berasal
Haiphong Port 2B Kwaiking Building NT, Joint Stock Company daging dari Indonesia dan
Hongkong (talu Co.) Trenggiling akan diangkut ke
Address : 566 Ha beku dengan Dongjian Economic
Lam, Halong City, berat 7.060 Kg and Technology
Quang Ninh Province - 39 karton sisik developing Corp.,
Trenggiling Xinhua, Dongxing,
dengan berat Guangxi, China
920 Kg
2. 1 Maret 2008, Haiphong Shipper : PT. Wilson Talu Import Export 679 karton daging Dikirim dari Tanjung
Port International, Taman Palem Joint Stock Company Trenggiling beku Priok Jakarta
Lestari, Ruko Pelangi Blok F No. (talu Co.) dengan berat 16.975
60 Cengkareng, Jakarta Barat Address : 566 Ha kg.
11730. Lam, Halong City,
Seller : Tidak diketahui Quang Ninh Province
3. 22 Agustus 2009, CV. Total Bangun Surabaya Hoa Vuong 2.323 Kg sisik Trenggiling dikemas
Haiphong Port Jl. Tunjungan 86-88 3rd Floor Investment and trade Trenggiling dalam container
Room 31 Surabaya, Indonesia Co. LTD, Vietnam dengan dokumen
ganggang laut kering.
Terdapat container
lain dengan dokumen
berisi fish stomach,
namun ditemukan
kantong berisi Kura-
Kura.
4. April 2010 CV. Total Bangun Surabaya Quang Minh Co., Ltd 390 kantong Dikirim dalam satu
Jl. Tunjungan 86-88 3rd Floor Address : No.5/1, Mai ± 4 tons sisik container dengan
Room 31 Surabaya, Indonesia pha Streed, Dong Trenggiling dokumen yang berisi
Kinh Town, Lang Son ganggang laut kering
(Dried seaweed)
5 December 2010 3 tons of Pangolin hiding Pangolin meats
Haipong Airport Meat, and 100 kg and scales inside
Pangolin Frozen Fish box
Upaya Penyelundupan Trenggiling (Pangolin)
258 ekor di Pelabuhan Belawan Prop. Sumut
tanggal 22 Februari 2008 dan vonis 2 tahun
penjara + denda Rp. 5.000.000,-
1800
1600
1400
1200
1000
CASES
800
600
400
200
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Illegal Logging 720 1705 478 220 151 94
Encroachment 109 105 79 52 72 38
Wildlife Crime 112 133 111 88 88 37
Illegal Mining 8 12 6 4 8 8
Forest Fires 0 41 11 2 2 0
Wildlife Crime Cases Settlement
140
120
100
80
CASES
60
40
20
0
Cancelation
Free Judicial
Investigation of Prosecution Penalty
Investigation Process
Prosecution
2005 2 93 0 67 52 51
2006 10 123 3 61 52 49
2007 9 41 0 28 25 21
2008 6 60 0 45 29 23
2009 12 76 2 56 32 26
2010 5 32 1 21 4 3
DATA PENYELUNDUPAN TSL
2005-2010
• data penyelundupan TSL
(INTERPOL).xlsx
44
UPAYA-UPAYA
Operasi penertiban perdagangan satwa dilindungi secara kontinyu di
pasar burung dan pet shop
• Penertiban pemasukan, peredaran dan perdagangan satwa eksotik dari
luar negeri seperti kura-kura radiata, indian northstar, iguana
• Pengendalian import tumbuhan dan satwa liar terhitung 1 Maret 2008
spesimen TSL tanpa import permit akan dimusnahkan (Surat Dirjen
PHKA No. S39/IV-KKH/2008 tanggal 30 Januari 2008 kepada Dirjen Bea
Cukai, Kepala Badan Karantina Pertanian dan Kepala Pusat Karantina
Ikan.
• Joint inspection dengan Bea Cukai dan Karantina ( susun MoU BKSDA
dengan instansi Bea Cukai dan Karantina setempat)
• Penggunaan segel berlogo BKSDA dalam penyegelan spesimen yang
akan diedarkan
• Pengembangan kapasitas SDM pengenalan jenis TSL bagi Polhut,
manual pengenalan jenis
• Kampanye anti illegal wildlife crime di bandara, pasar burung, pet shop,
media massa
• Sedang disusun Permenhut tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi
Administrasi atas Pemanfaatan Jenis TSL yang tidak dilindungi UU
45
CONTOH SEGEL
• Dibuat dari stiker
46
9. Koordinasi dengan
instansi terkait
Instansi terkait
• Karantina (Hewan, Ikan, Tumbuhan)
• Bea Cukai
• Pengelola Bandara Udara, Pelabuhan
Laut
Kegiatan
• Inspeksi pengendalian peredaran TSL
bersama Bea Cukai dan Karantina di
daerah
• Penyusunan MoU dengan Karantina, Bea
Cukai
• Pemasangan papan pengumuman,
standing flyer di Bandara Internasional
• BALAI KSDA agar menyusun MoU
dengan Bea Cukai, Karantina dan
Pengelola Bandara Setempat untuk
penempatan Polhut
47
10. PELATIHAN PENGENALAN
JENIS
• Pengenalan jenis TSL
yang diperdagangkan
• Meningkatkan
ketrampilan
kemampuan petugas
Balai KSDA dan TN
dan instansi terkait
• Dilaksanakan di setiap
propinsi secara
bertahap
48