Anda di halaman 1dari 24

HSE PLAN

Document No. Rev. Contract No.


Page 1 of 24
0

PROYEK REHABILITASI
PANTI SOSIAL BINA REMAJA
OWNER :
NAMA PROYEK :
LOKASI :
NOMOR DOKUMEN :

Tanggal Pengesahan:
Dibuat Diketahui Diperiksa Disetujui

(……………..) (……………..) (……………..) (……………..)

HSE Project Project Manager HSE Coordinator Project Director

REVISI
Tanggal Revisi
HSE Project

HSE Coordinator

Daftar Isi
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 2 of 24
0

DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................................2
1 Pendahuluan...............................................................................................................4
1.1 Profil Perusahaan.................................................................................................4
1.2 Ruang Lingkup......................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................3
1.4 Referensi..............................................................................................................3
1.5 Definisi.................................................................................................................3
2 HSE Manajemen..........................................................................................................3
2.1 HSE Policy & Objective..........................................................................................3
2.2 Kebijakan K3.........................................................................................................3
2.3 HSE Objective.......................................................................................................3
3 Organisasi...................................................................................................................3
3.1 Sturktur Organisasi...............................................................................................3
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi.................................................................3
3.2.1 Tugas dan Tanggung JawabProject Manager..................................................3
3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Engineer Project.................................................3
3.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab HSE Officer.........................................................3
3.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Man Power.........................................................3
4 HSE Performance........................................................................................................3
4.1 Leadding Indicator K3...........................................................................................3
4.2 Lagging Indicator K3.............................................................................................3
5 Work Site Hazard & Risk Assesment............................................................................3
5.1 Hazarar Identification...........................................................................................3
5.2 Job Safety Analysis (JSA).......................................................................................3
5.3 Risk Assessment...................................................................................................3
6 Pengendalian K3.........................................................................................................3
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 3 of 24
0

6.1 Alat Pelindung Diri................................................................................................3


6.2 Alat Kerja.............................................................................................................3
6.3 Alat Pengaman Kerja............................................................................................4
6.4 Fasilitas K3 Project................................................................................................4
6.5 Kegiatan K3 Project..............................................................................................4
7 Tanggap Darurat.........................................................................................................4
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 4 of 24
0

1 PENDAHULUAN
Perkembangan industri konstruksi di Indonesia saat ini semakin maju dan pesat.
Perkembangan ini harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan peralatan
modern yang canggih. Selain dua hal tersebut ada hal yang tidak kalah penting yaitu
implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang proaktif dapat mengefisiensikan bisnis yang dijalankan. Secara ekonomis
implementasi K3 dapat mengurangi kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan dan
penyakit hubungan kerja, seperti juga alasan etika dan aturan-aturannya.
Penerapan K3 memerlukan organisasi untuk mengatur operasionalnya dengan cara yang
aman tanpa merusak lingkungan dan mengekspose pekerja terhadap risiko kecelakaan untuk
mencegah bahaya-bahaya yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dan masalah-masalah
yang berhubungan dengan kesehatan.
Sebagai warga Negara yang bertanggung jawab, kami akan mengikuti Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, Peraturan Proyek dan ketentuan K3 lainnya
dengan tujuan untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 yang efektif pada proyek ini.

1.1 PROFIL PERUSAHAAN


PT MUNS CIPTA BANGUN
Alamat : RT.007/RW.001, Panunggangan Utara, Kec. Pinang, Kota Tangerang, Banten 15143
Telepon : (021) 5541747
Email : munscb@muns.id
Ruang lingkup pekerjaan yang dikerjaan perusahaan saat ini adalah pelaksanaan,
Kontraktor Umum & Desainer Interior yang memliki area bisnis :

 Kontraktor Umum  Struktur  Workshop

 Desain Interior  Pekerjaan Sipil

 Arsitektur  Pekerjaan MEP


HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 5 of 24
0

1.2 RUANG LINGKUP


Isi dokumen ini menetapkan prinsip-prinsip dan persyaratan PT Muns Cipta
Bangun dalam pelaksanaan dan pemeliharaan Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dalam pelaksanaan proyek rehabilitasi Panti Sosial Bina Remaja
(PSBR).

1.3 TUJUAN
Proyek Rehabilitasi Panti Sosial Bina Remaja memiliki komitmen yang tinggi
terhadap kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku dengan melakukan pengendalian dan pemantauan K3 melalui
penerapan prosedur dan standar K3. Tujuan pedoman ini dimaksudkan sebagai
panduan yang sah bagi penerapan prosedur dan standar K3 selama dalam pelaksanaan
proyek.

1.4 REFERENSI
▪ Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1970, tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1980 tentang Syarat-
syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
▪ Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No. 13 tahun 2003, tentang
Ketenagakerjaan.
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 08/MEN/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 6 of 24
0

▪ Persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP No. 50 tahun


2012.
1.5 DEFINISI
▪ HSE Plan adalah suatu program dan rencana kerja implementasi pemenuhan standar
dan kewajiban aspek K3/HSE.
▪ Incident adalah kejadian tidak diinginkan yang berpotensi menimbulkan dampak
negative terhadap kesehatan, keselamatan dan keamanan terhadap orang, asset,
lingkungan dan reputasi termasuk high potential (Hipo).
▪ Accident adalah kejadian tidak diinginkan yang menimbulkan cidera,
kecelakaan kerja, pencemaran, kegagalan operasi atau dampak negatif lainnya.
▪ Hampir celaka/ nearmiss adalah suatu incident, unsafe action atau unsafe condition
yang saling berinteraksi sehingga telah berpotensi menimbulkan cedera, kecelakaan
kerja, pencemaran, kegagalan operasi atau dampak negatif lainnya.
▪ Unsafe action adalah suatu tindakan, perbuatan atau perilaku pekerja yang tidak
sesuai dengan standar dan/atau berpotensi menimbulkan cedera, kecelakaan kerja,
pencemaran, kegagalan operasi atau dampak negatif lainnya.
▪ Unsafe condition adalah suatu kondisi lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan
standar dan/atau berpotensi menimbulkan cedera, kecelakaan kerja, pencemaran,
kegagalan operasi atau dampak negatif lainnya.
▪ First aid case adalah kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka.
▪ Medical treatment case adalah kecelakaan kerja yang mengakibatkan perawatan
korban untuk menghilangkan cedera di atas first aid bahkan dilakukan oleh bukan
pekerja kesehatan profesional.
▪ Restricted work day case adalah kecelakaan kerja pekerja terkena cedera tidak bisa
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan rutinnya, atau kemampuan jam
kerjanya berkurang atau dipindahkan ke pekerja lain dikarenakan kemampuannya
berkurang.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 7 of 24
0

▪ Lost time injuri (LTI) adalah kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja tidak
mampu bekerja dihari berikutnya setelah terkena cedera, termasuk hari istirahat,
libur hari minggu, hari cuti, lembur nasional.
▪ Fatality adalah kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja minggal dunia atau
cacat permanen
▪ Recordable Incident adalah kecelakaan yang meliputi fatality, lost time incident (LTI),
Restricted Work or Job Transfer (RW/JT), medical treatment di atas first aid.
▪ Non Recordable Incident adalah kecelakaan pekerja pada saat bekerja yang
disebabkan bukan dikarenakan pengaruh dari pekerjaanya, mengacu pada OSHA
standard.
▪ Severity rate adalah angka pembagian antara jumlah hari kerja yang hilang dengan
jumlah recordable incident.

2 HSE MANAJEMEN
2.1 HSE POLICY & OBJECTIVE
Pada proyek rehabilitasi Panti Sosial Bina Remaja ini memiliki Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dimana struktur dan prosedurnya akan tercatat
dan terdokumentasi. Setiap kegiatan pada proyek ini mempunyai sasaran utama untuk
mencapai nilai tanpa kecelakaan. Maka setiap Pimpinan Proyek harus
mempertanggungjawabkan semua aspek dari keselamatan dan kesehatan kerja,
termasuk penerapan dari prosedur yang dibuat pada proyek ini, undang-undang dan
peraturan yang berlaku.
Direktur PT Muns Cipta Bangun mempunyai kebijakan dan komitmen untuk
mencapai standar kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang setinggi mungkin
pada seluruh kegiatan operasinya. Diantaranya yaitu kebijakan K3 dan komitmen K3
yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh direktur utama PT Muns Cipta Bangun.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 8 of 24
0

2.2 KEBIJAKAN K3
PT Muns Cipta Bangun Perusahaan Jasa Kontraktor Umum dan Desain Interior,
kami berkomitmen untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
dalam menjalankan setiap tahap pekerjaan karena keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja adalah salah satu prioritas tertinggi perusahaan. Upaya-upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang dilaksanakan merupakan tanggung jawab semua pihak baik dari
pihak manajemen perusahaan maupun pekerja. Oleh karena itu kita memastikan
bahwa semua karyawan dan pekerja berdedikasi terhadap proses perencanaan dan
melakukan identifikasi untuk mengurangi kemungkinan adanya cidera yang dapat
terjadi kepada karyawan, gangguan operasi, risiko kerusakan harta benda dan resiko
kerusakan lingkungan dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka PT Muns Cipta
Bangun akan menunjukkan peranan kepemimpinan dalam hal tanggung jawab K3
dengan cara menerapkan prinsip – prinsip Kebijakan K3. Lampiran1

2.3 HSE OBJECTIVE


Untuk menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di
PT Muns Cipta Bangundan menghasilkan kualitas terbaik aspek K3, kerusakan
barang-barang berharga, dan kecelakaan pada pekerja.
PT Muns Cipta Bangun mempunyai tujuan dan target terhadap program yang
diimplementasikan. Target proyek ini adalah untuk mencapai “Zero Harm to Safety,
and Health”. Target spesifik dari proyek ini adalah :
Target Zero
▪ No Lost Time Injury/Tidak ada waktu hilang akibat cedera
▪ No of Fatality/Tidak ada kematian
▪ No Serious Property Damage Incident/Tidak ada insiden kerusakan properti
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 9 of 24
0

3 ORGANISASI

3.1 STURKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi Proyek Rehabilitasi Panti Sosial Bina Remaja. Lampiran2

3.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI

3.2.1 TUGAS DAN TANGGUNG JAWABPROJECT MANAGER


▪ Menerapkan kebijakan K3, prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan peraturan
perundangan.
▪ Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.
▪ Memberikan dukungan penuh terhadap program program K3 dan menjamin
implementasi secara objektif serta mentaati peraturan berdasarkan regulasi
pemerintahan Indonesia
▪ Menunjukkan komitmen terhadap K3 melalui partisipasi dalam diskusi formal
dan informal, kunjungan tempat kerja dan inspeksi bahaya, dll.
▪ Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah K3 jika diperlukan.
▪ Menjamin hubungan dengan wakil K3 dari pekerja, khususnya dalam perubahan
tempat kerja yang mempunyai dampak terhadap unsur K3.
▪ Memulai tindakan untuk meningkatkan K3 dalam wilayah yang menjadi
tanggungjawabnya.
▪ Secara aktif memantau tempat kerja untuk menentukan bahaya yang ada dan
mengambil tindakan yang sesuai untuk memperbaiki bahaya yang ditemukan.

3.2.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ENGINEER PROJECT


▪ Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3
Indonesia, standar keselamatan kerja dan memastikan penerapannya dengan
benar setiap saat.
▪ Memastikan bahwa "Prosedur Kerja Aman" berlaku efektif, diketahui,
dimengerti, dan diterapkan.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 10 of 24
0

▪ Menyiapkan alat dan peralatan yang aman bagi pelaksanaan pekerjaan.


▪ Memberikan program induksi keselamatan kerja kepada “personil baru”.
▪ Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi
tindakan dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan
tentang hal-hal yang tak bisa ditanggulangi dengan segera.
▪ Menjamin bahwa kecelakaan ditangani dengan cepat secara medis atau
emergency emergency response
▪ Membantu melakukan investigasi dan melaksanakan tindakan korektif bila
diperlukan.
▪ Menjamin bahwa program bahwa program dan persyaratan K3 proyek
dijalankan dengan ketat.

3.2.3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB HSE OFFICER


▪ Melakukan kerja sama pada semua tingkatan manajemen.
▪ Melakukan inspeksi tempat kerja secara berkelanjutan.
▪ Menyiapkan, meninjau ulang dan memperbarui Program Manajemen K3 dan
dokumen-dokumen yang terkait.
▪ Meninjau ulang tindakan yang dilaksanakan untuk memastikan penerapan
ketentuan K3 di perusahaan.
▪ Mempelajari kecenderungan data kecelakaan / kejadian.
▪ Meninjau ulang efektivitas program dan sistem manajemen K3.
▪ Membuat daftar permintaan dan melakukan melakukan pembelian untuk
seluruh, material, P3K dan peralatan K3 yang dibutuhkan proyek.
▪ Melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan / kejadian yang terjadi di tempat
kerja.
▪ Mengadakan meeting (sesuai keperluan) untuk supervisor dan personil yang
berkepentingan.
▪ Mengikuti rapat dan pelatihan yang berhubungan dengan masalah K3.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 11 of 24
0

▪ Menyiapkan jadwal rencana tindakan program K3.


▪ Melakukan internal audit K3 jika diminta.
▪ Melakukan orientasi K3 bagi pekerja baru dan reorientasi bagi pelaku
pelanggaran K3.

3.2.4 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MAN POWER


▪ Menjalani program orientasi sesuai dengan persyaratan proyek.
▪ Peduli dan patuh secara penuh terhadap rencana, kebijakan program, peraturan
dan praktek K3 yang diimplementasikan di proyek.
▪ Bekerja sesuai prosedur kerja aman
▪ Memakai alat pelindung diri yang benar dengan cara yang benar sesuai yang
dianjurkan oleh Pengawas atau koordinator di lapangan.
▪ Melaporkan tindakan atau keadaan tidak aman yang diketahuinya kepada
atasan langsung dan insiden kepada atasan langsung.
▪ Melaporkan semua kecelakaan, cedera atau penyakit dan insiden kepada
Koordinator langsung atau Pengawas.
▪ Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana seharusnya.

4 HSE PERFORMANCE
PT Muns Cipta Bangun mempunyai standar pemenuhan terhadap implementasi
K3 yang di persyaratkan proyek Panti Sosial Bina Remaja. Standar pemenuhan tersebut
di nilai berdasarkan indikator implementasi K3 yang akan di laksanakan. Penilaian
tersebut terdapat dalam table Key Performance Indicator K3 PT Muns Cipya Bangun.
Key Performance Indicator K3 (KPI K3) tersebut terdiri dari dua aspek penilaian
yaitu, Leadding Indicator dan Lagging Indicator. Dua aspek tersebut di perinci
berdasarkan cakupan kerja dan area pekerjaan yang akan di berikan oleh proyek Panti
Sosial Bina Remaja.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 12 of 24
0

4.1 LEADDING INDICATOR K3


Leadding Indicator K3 PT Muns Cipta Bangun berfokus pada pencapaian program K3
yang akan di implementasikan. LEADDING INDICATOR K3 sangat berpengaruh
terdapat perolehan Leagging Indicator K3.
Tabel 1. Leadding Indicator K3 PT Muns Cipta Bangun
Periodic
Element Input Target
(Time/Project)
Leadding Documet Review
Indicator ▪ HIRADC 1 100%
K3 ▪ JSA Sebelum
memulai 100%
pekerjaan
▪ HSE Policy 1 100%
▪ HSE Monthly Report 1 100%
▪ HSE Meeting
▪ Safety Briefing Sebelum
memulai 100%
pekerjaan
HSE Meeting
▪ HSE Induction Menyesuaikan 100%
▪ HSE Inspection Menyesuaikan 100%
▪ General HSE Inspection Menyesuaikan 100%

▪ HIRADC adalah analisa bahaya, risiko, penilaian, dan penentuan kontrol untuk
meminimalkan pontensi kecelakaan kerja, dokumen tersebut di review setahun 1
kali tergantung kondisional di proyek dengan target pencapaian 100%.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 13 of 24
0

▪ Job Safety Analysis (JSA) merupakan analisa bahaya dan risiko untuk
meminimalkan potensi kecelakaan kerja, dokumen tersebut dibuat dan direview
sebelum melakukan pekerjaan dengan target pencapaian 100%.
▪ HSE Policy adalah kebijakan K3 untuk dipatuhi oleh semua pekerja dan kebijakan
tersebut akan di review setiap project, yaitu 1 kali seebelum project dan 1 kali
setelah project berlangsung berdasarkan perubahan dan kondisi pekerjaan
dengan target pencapaian 100%.
▪ HSE Monthly Report adalah pelaporan bulanan program K3 dengan
melakukan dokumentasi, pelaporan secara tertulis, dan observasi, dibuat dan
dikerjakan 1 kali di akhir project berdasarkan program K3.
▪ HSE Induction adalah orientasi K3 terhadap pekerja baru atau visitor, dengan
target pencapaian 100% menyesuaikan dengan pekerja baru dan visitor.
▪ General HSE Inspection adalah pemantauan dan penilaian segala temuan atas
pelanggaran program K3, alat kerja dan peralatan pendukung kerja untuk
dilakukan rekomendasi pengendalian selama project dan pencapaian 100%.

4.2 LAGGING INDICATOR K3


Lagging Indicator K3 PT Muns Cipta Bangun fokus pada statistik pencapaian
dan memberitahukan jumlah hari hilang kerja akibat kecelakaan kerja, kerusakan
material dan barang, dan fatality kecelakaan kerja.
Tabel 2. Lagging Indicator K3 PT Muns Cipta Bangun
Element Output Target
Lagging Fatality 0
Indicator K3 Property Demage 0
Lost Time Incident 0
Medical Treatment Case 0
First Aid Case 0
Near Miss 0
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 14 of 24
0

Lagging Indicator K3 PT Muns Cipta Bangun


▪ Fatality adalah tidak adanya kejadian yang fatal sampai menimbulkan kematian
dan kecacatan permanen.
▪ Property Demage Case adalah tidak adanya kejadian yang menimbulkan
keruskan barang atau material.
▪ Lost Time Incident adalah tidak adanya kasus kejadian hilangnya waktu kerja
akibat kecelakaan kerja.
▪ Medical Treatment Case adalah tidak adanya kasus pengobatan medis
akibat kecelakaan kerja.
▪ First Aid Case adalah Perlakuan pertolongan pertama akibat kecelakaan kerja.
▪ Nearmiss Case Recorded 100% adalah jenis pelaporan apabila terdapat kejadian
hampir celaka harus tercatat sepenuhnya hingga proyek selesai dengan
pencapaian 100%

5 WORK SITE HAZARD & RISK ASSESMENT


PT Muns Cipta Bangun dalam menjalankan proses bisnis selalu
memperhitungkan aspek bahaya dan risiko ditempat kerja guna meminimalkan potensi
kecelakaan kerja yang terjadi. Dalam melakukan proses tersebut PT Muns Cipta Bangun
menyajikan dalam proses Risk Management.
Risk Management merupakan proses sistem yang berfungsi untuk melakukan
identifikasi bahaya, risiko, dan melakukan penilaian potensi risiko, sehingga dapat
dilakukan rekomendasi kontrol yang sesuai. Proses Risk Managament tersebut juga
wajib di komunikasikan kepada pekerja area proyek rehabilitasi Panti Sosial Bina
Remaja.

5.1 HAZARAD IDENTIFICATION


Setiap bahaya yang berpotensi terhadap risiko wajib untuk dilakukan proses
identifikasi guna memprediksi potensi yang akan timbul akibat pekerjaan yang akan
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 15 of 24
0

berlangsung. Proses identifikasi bahaya melibatkan beberapa bagian yang


mempunyai pengetahuan akan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan area yang
dugunakan untuk pekerjaan. Proses hazard identification diharapkan mempu untuk
menemukan potensi bahaya yang berisiko sehingga dapat dilakukan pemilihan
pengendalian yang tepat atas dasar identifikasi tersebut.

5.2 JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)


Job Safety Analysis merupakan sebuah metode/cara untuk mengidentifiksi
bahaya dengan melakukan pendekatan analisa bahaya secara observasi dan
pengalaman. Job Safety Analisys terdiri dari pokok identifikasi bahaya dan potensi
untuk terjadinya bahaya/risiko.
JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) harus disetujui oleh Panti Sosial Bina Remaja
terdokumentasi serta terpasang diarea kerja serta di sosialisasikan kepada pekerja
yang akan melaksanakan aktivitas pekerjaan. Dan diharapkan secara prosedur agar
dalam menjalankan aktivitas pekerjaan disesuaikan dengan dokumen JSA yang di
sosialisasi sebelumnya.

5.3 RISK ASSESSMENT


Setelah dilakukan Hazard Identification maka proses selanjutnya adalah Risk
Assessment. Risk Assessment merupakan proses untuk menentukan penilaian risiko
dan diketegorikan berdasarkan Risk Management PT Muns Cipta Bangun.
Risk Assessment PT Muns Cipta Bangun mengkategorikan 4 tingkatan risiko
yaitu: Low Risk, Medium Risk, High Risk, dan Extreme Risk. Proses pembuatan Risk
Assessment yaitu dengan cara kombianasi atau perkalian antra
kemungkinaan/likelihood dengan keparahan/severity.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 16 of 24
0

6 PENGENDALIAN K3

6.1 ALAT PELINDUNG DIRI


PT Muns Cipta Bangun dalam menjalankan bisnis operasi perusahaan
memfasilitasi dan memonitoring terhadap alat kendali yang digunakan oleh
pekerjanya. APD adalah alat pelindung diri yang melekat pada pekerja disaat
menjalankan proses pekerjannya. APD mutlak dan wajib digunakan setiap pekerja
atau tamu yang berada di lingkungan proyek PT Muns Cipta Bangun. Alat pelindung
diri (APD) merupakan bagian dari hirarki kontrol yang wajib di implementasikan pada
proses setiap pekerjaan. PT Muns Cipta Bangun memberlakukan sanksi kepada
pekerja yang melanggar kepatuhan K3 terlebih tidak dipakai/digunakannya APD saat
menjalankan aktivitas pekerjaan.
Tabel 3. Daftar Alat Pelindung Diri
No APD (Alat Pelindung Diri)
1. Safety Helmet
2. Safety Shoes
3. Fullbody harness
4. Safety Glass
5. Safety Vest
6. Masker Las/ Cap Las
7. Sarung Tangan
8. Sarung Tangan Las

6.2 ALAT KERJA


PT Muns Cipta Bangun dalam menjalankan bisnis operasi perusahaan
kegiatan tentunya memerlukan berbagai macam alat kerja yang dapat menciptakan
kepraktisan dan efisiensi di dalam proses berjalannya bisnis, Adapun alat kerja yang
digunakan selama proyek rehabilitasi Panti Sosial Bina Remaja, antara lain:
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 17 of 24
0

Tabel 4. Daftar Alat Kerja


No Alat Kerja Kondisi
1 Mobile Crane Baik
2 Genset Baik
3 Mini Excavator Baik
4 Theodolite Baik
5 Waterpas Baik
6 Scaffolding Baik
7 Concrete Vibrator Baik
8 Bar Bender Baik
9 Bar Cutter Baik
10 Welder Machine Baik

6.3 ALAT PENGAMAN KERJA


PT Muns Cipta Bangun dalam menjalankan bisnis operasi perusahaan
kegiatan tentunya memerlukan berbagai macam alat kerja yang dapat menciptakan
kepraktisan dan efisiensi di dalam proses berjalannya bisnis, selain itu terdapat
bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan dari peralatan kerja. Sehingga dibutuhkan
pengaman dalam penggunaannya, adapun alat pengaman kerja yang harus dipenuhi,
antara lain :
Tabel 5. Daftar Alat Pengaman Kerja
No Alat Kondisi
1 Fire Blanket Baik
2 APAR Baik
3 Scaffolding Baik
4 Tangga Akses Baik
5 Safetynet Baik
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 18 of 24
0

6.4 FASILITAS K3 PROJECT


Sebagai upaya mendukung komitmen terhadap K3 dan mendukung proses
berjalannya bisnis operasi perusahaan, PT Muns Cipta Bangun tentunya
menyediakan fasilitas yang dapat digunakan oleh karyawan maupun pekerja,
diantaranya:
Tabel 6. Fasilitas K3
No Uraian Penjelasan
A Penanganan Kecelakaan
1 Kantor HSE Menjadi satu dengan kantor proyek
2 Kotak P3K Tersedia dan berada di kantor proyek
3 Alat Transportasi Mobil proyek
4 Alat Komunikasi Handy Talkie dan Handphone
B Penanganan Kebakaran
1 Alat Pemadam Kebakaran Disediakan APAR
C Penanganan Kesehatan
Sebelum pekerja masuk wajib dilakukan
1 Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
cek kesehatan
2 Air Minum Galon Aqua
3 Toilet Kerja Lamyai dasar
4 Tempat Istirahat Pekerja Di luar area proyek

6.5 KEGIATAN K3 PROJECT


Sebagai upaya mendukung komitmen terhadap K3 dan mendukung proses
berjalannya bisnis operasi perusahaan, Adapun kegiatan K3, HSE Officer PT Muns Cipta
Bangun terdapat pada Lampiran2.
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 19 of 24
0

7 TANGGAP DARURAT
Keadaan darurat adalah kondisi yang tidak diharapkan yang terjadi diluar
kemampuan perusahaan. Keadaan emergency yang mungkin terjadi antara lain
tumpahan B3, gempa bumi, banjir, kejadian fatality, demonstrasi serta kebakaran.
Adapun upaya tanggap darurat, sebagai berikut:
 Rencana pembuatan simulasi Tanggap Darurat dilakukan oleh HSE Officer bersam
tim proyek.
 Dalam keadaan bahaya seperti kebakaran da ledakan, setiap pekerja wajib
memeberikan tanda bahaya kepada security.
 Lokasi assembly point terletak di area terbuka yang berdekatan dengan pintu keluar
proyek yang mana seluruh pekerja dapat di evakuasi segera.
 Seluruh karyawan dan pekerja harus diberitahu dan mengetahui lokasi ruang P3K
dan APAR saat safety induction.
 Dalam penanganan kebakaran, proyek menggunakan APAR yang sudah deregister
dan diservice setiap 6 bulan sekali oleh perusahaan yang berkompetensi.
 Setiap barang/ material yang mudah terbakara tidak boleh disimpan berlebihan di
area proyek dengan menghindari kebakaran.
Untuk keadaan darurat di area proyek, PT Muns Cipta Bangun dikoordinasikan
melalui di bawah ini.
Tabel 7. Emergency Contact Number
Posisi Telephone Nama

Head Office PT Muns Cipta Bangun

Project Manager

HSE/Safety

Supervisor

Rumah Sakit

Dinas Pemadam Kebakaran


HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 20 of 24
0

Lampiran 1 Kebijakan K3
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 21 of 24
0

Lampiran 2 Struktur Organisasi


HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 22 of 24
0

Lampiran 3 Kegiatan K3

No Kegiatan Peserta Waktu PIC


A Komunikasi
1 Safety Induction Setiap pekerja baru Setiap hari HSE Officer
masuk
2 Safety Briefing Semua karyawan dan Setiap hari HSE Officer
pekerja di area proyek
3 Tool Box Meeting Unit kerja Menyesuaika PM, HSE Officer
n
4 HSE Meeting PM, HSE Officer, SM, Menyesuaika PM, HSE Officer
SPV, Mandor n
B Inspeksi
1 HSE Patrol HSE Officer, SPV Setiap hari HSE Officer
2 HSE Inspeksi PM, HSE Officer, SM, Menyesuaika HSE Officer
SPV, Mandor n
3 Inspeksi Peralatan Mekanik, HSE Officer Menyesuaika Mekanik, HSE
n Officer
C Latihan dan Simulasi
1 Memadamkan api dengan Semua karyawan dan Menyesuaika HSE Officer
APAR pekerja n
2 Evakuasi Semua karyawan dan Menyesuaika HSE Officer
pekerja n
D Program Kesehatan Kerja
1 Stretching Semua karyawan dan Setiap hari HSE Officer
pekerja di area proyek
2 Pemeriksaan Kesehatan Semua karyawan dan 6 Bulan Sekali HSE Officer
Pekerja pekerja
3 Pemeriksaan Kerja Untuk Welder, pekerja yang Menyesuaika HSE Officer
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 23 of 24
0

Pekerja Berisiko Tinggi bekerja di ketinggian n


Lampiran 4 Daily Report

Lampiran 5 Weekly Report

Lampiran 6 Emergency Flow Chart

Lampiran 7 HSE Tracking System

Lampiran 8 Matrix APD

Lampiran 9 JSA
HSE PLAN
Document No. Rev. Contract No.
Page 24 of 24
0

Anda mungkin juga menyukai