Anda di halaman 1dari 10

EduMa Vol. 8 No.

1 Juli 2019 57
ISSN 2086 – 3918

ANALISIS PENGETAHUAN KONTEN PEDAGOGIK GURU


MATEMATIKA DAN PENGARUHNYA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA

Mualifahax, Toherib, Darwanc


a,b,c
Tadris Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
IAIN Syekh Nurjati Cirbeon
x
Corresponding author: mualifah@Syekhnurjati.ac.id

Abstract
This study aims to determine the pedagogical conten knowledge in the classroom VII SMP Plus YAKPI
Susukan and the effect on student learning motivation. Pedagogical conten knowledge play a very important
role in student learning motivation, especially in mathematics.This study used a mixed method and the sample
cluster random sampling. Data collection was taken using tests, quwstionnaires, and interviews. The results of
the deskriptive analysis for conten knowledge of mathematic teacher ware as 100%, The results of the
deskriptive analysis for pedagogical knowledge of mathematic teacher ware as 43,91%. Researcher
suggestions for teachers so that the learning runs effectiveely, the teacher is expected to pay attention to
pedagogical knowledge and balance with the knowledge of mathematical content, not just conveying material
in class but also must pay attention to mathods and techniques so that the learning process is more optimal
.
Keywords, Ability, Interest, Spirit,Teaching Kowledge

PENDAHULUAN membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,


dan mengevaluasi peserta didik”(Irwantoro &
Fungsi dan tujuan pendidikan Suryana, 2016). Jalur pendidikan formal kita
nasional yang tercantum dalam pasal 3 seharusnya adalah pendidik profesional,
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 bukan pendidik amatir apalagi asal-asalan
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dan sembarangan. Pendidik profesional, guru
bahwa “Pendidikan nasional berfungsi adalah tenaga yang semestinya ahli, mahir,
mengembangkan kemampuan dan cakap, dan memenuhi standar mutu atau
membentuk watak serta peradaban bangsa, norma tertentu serta berpendidikan profesi
yang bermartabat dalam rangka dan berpenghasilan layak.
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik Kegiatan belajar tidak terlepas dari
agar menjadi manusia yang beriman dan adanya interaksi antara komponen-komponen
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, didalamnya, misalnya interaksi antara guru
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, dengan siswa atau siswa dengan lingkungan
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara sekitarnya (Toheri & Aziz, 2012).
yang demokratis serta tanggung jawab” Keberhasilan guru memberikan materi
(Mulyasa, 2008) pelajaran dalam proses kegiatan belajar siswa
sangat ditentukan oleh kelancaran interaksi
Mengetahui fungsi strategis, komunikasi anatara guru dengan siswa.
pemerintah telah memfasilitasi Kompetensi guru merupakan gambaran
pengembangan profesi pendidik, salah satu hakikat kualitatif perilaku guru atau tenaga
upayanya dengan menentukan standar kependidikan yang tampak sangat berarti.
nasional pendidikan yang tercantum dalam Adapun macam-macam kompetensi yang
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang harus dimiliki oleh tenaga guru adalah: 1)
Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 2 menyatakan Kompetensi Profesional; 2) Kompetensi
bahwa “guru adalah pendidik profesional Personal; 3) Kompetensi Sosial; dan 4)
dengan tugas utama mendidik, mengajar, Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang
58 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan lebih aktif dan bersemangat dalam proses
nilai-nilai sosial dari nilai material (Uno, pembelajaran, sehingga dengan demikian,
2013) diharapkan pemahaman konsep siswa dapat
berkembang.Rendahnya pemahaman konsep
Ilmu pengetahuan merupakan hal siswa terjadi karena rendahnya motivasi
yang penting dan berpengaruh besar dalam siswa dalam belajar matematika. Rendahnya
kehidupan seseorang, salah satu cara motivasi belajar siswa mengakibatkan mutu
mendapatkan ilmu pengetahuan adalah prestasi akan menjadi rendah, siswa yang
dengan menempuh pendidikan. Karena kekurangan motivasi dalam belajar, yakni
pendidikan memegang peranan penting serta keadaan atau kondisi yang kurang
memiliki kemampuan untuk mengembangkan bersemangat dalam belajar seperti bermalas-
kualitas manusia dari berbagai segi untuk malasan hal tersebut dipengaruhi oleh
mencapai tujuannya (Darwan & Maria Ulfa, beberapa faktor diantaranya proses belajar
2015). Pengetahuan konten pedagogik didominasi oleh kurangnya variasi model dan
dimaknai untuk merepresentasikan peleburan strategi-strategi pembelajaran, dan
antara konten atau materi dan pedagogi kurangnya motivasi siswa dalam belajar
dalam suatu pemahaman bagaimana topik- matematika (Pradja & Latif, 2018).
topik, masalah, atau isu-isu tertentu diatur,
disajikan, dan diadaptasikan pada minat dan,
kemampuan peserta didik yang bervariasi dan KAJIAN PUSTAKA
disajikan dalam pembelajaran (Indrawati &
Sutarto, 2016). Hal tersebut berarti bahwa Pengetahuan Konten Pedagogik
seorang guru tidak hanya memerlukan
pengetahuan materi matematika saja
melainkan juga pengetahuan bagaimana
mengajarkan matematika yang
dikembangkan secara terus menerus sehingga
dapat meningkatkan pemahaman siswa dan
motivasi belajar siswa.
Gambar 1
Guru cenderung hanya
1. Pengetahuan Konten
menyampaikan materi pelajaran yang ada
Seorang guru yang baik sudah
dalam buku teks peserta didik saja, tanpa
seharusnya dapat menguasai konten (materi
diiringi dengan penjelasan dan contoh-contoh
subjek). Konten merupakan pengetahuan
yang lebih kontekstual. Akibatnya peserta
sains yang semestinya dikuasai oleh pengajar,
didik tidak menemukan konsep yang jelas.
mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
Oleh karena itu, selain memahami tentang
teori (Mulbar, Alimuddin, Minggi, & Zaki,
konten dan strategi mengajar yang baik
2018). Content Knowledge (CK) merupakan
seorang guru juga harus memiliki
salah satu pengetahuan yang ada didalam
pengetahuan tentang kurikulum yang
Pedagogical Content Knowledge (PCK).
digunakan. Kurikulum di indonesia, salah
Content Knowledge merupakan kompetensi
satu hal yang diutamakan adalah
profesional guru. Menurut PP No. 74 tahun
pengintegrasian pendidikan karakter kedalam
2008, kompetensi profesional adalah
pembelajaran, karakter yang dapat
kemampuan guru dalam menguasai
dikembangkan dalam pelajaran diantaranya
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan
adalah karakter kreatif dan rasa ingin tahu
teknologi, seni dan budaya yang diampunya
(Widiyastuti, 2016)
(Wulandari, 2018)
Motivasi belajar merupakan faktor
2. Pengetahuan Pedagogik
psikis yang bersifat non intelektual (Inayah, Pedagogik adalah teori tentang
Martono, & Sawiji, 2013). Suasana belajar bagaimana sebaiknya pendidikan
yang tepat dan menarik tentu siswa akan
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 59
ISSN 2086 – 3918

dilaksanakan dan dilakukan sesuai kaidah- pelajaran yang membuatnya dipahami orang
kaidah mendidik, tentang sistem pendidikan, lain (Ma’rufi & Ilyas, 2018). Pengetahuan
tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana konten pedagogik merupakan pengetahuan
mengenai bagaimana mengajarkan konsep
dan prasarana pendidikan, metode, dan media
/ide matematika kepada siswa yang meliputi
pendidikan yang digunakan sampai kepada pengetahuan mengenai karakteristik siswa,
menyediakan lingkungan pendidikan tempat konteks pendidikan, serta hasil ahir yang
proses pendidikan berlangsung (Rifma, 2016). diinginkan, tujuan dan nilai berikut landasan
Pedagogik berarti cara-cara yang dapat teori dan filosofis pendidikan (Agustiani,
dilakukan untuk membantu siswa belajar 2015).
dan memecahkan problem-problem sains Shulman (1986), menggaris bawahi,
(Mulbar et al., 2018). Pedagogik dijadkan bahwa PCK terdiri atas (1) pengetahuan
suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis tentang cara – cara mempresentasikan dan
dan objektif mengembangkan konsep- menjelaskan suatu materi untuk membuat
konsepnya mengenai hakikat manusia, materi itu dapat dipahami. (2) pengetahuan
hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan, tentang berfikir siswa, khususnya
serta hakikat proses pendidikan. pengetahuan tentang konsepsi, dan
prakonsepsi siswa yang berbeda usia dan
Berdasarkan uraian diatas maka latar belakang yang mereka bawa kedalam
pedagogik dapat diartikan suatu pemikiran belajaran. (3) mencakup suatu pemahaman
atau pengetahuan tentang pelaksanaan tentang apa yang membuat pelajaran tentang
proses pendidikan yang sesuai dengan kaidah- topik tertentu mudah atau sulit (Ma’rufi &
kaidah mendidik yang harus dimiliki guru Ilyas, 2018).
untuk melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis disekolah. Motivasi Belajar Siswa
Pembelajaran yang mendidik adalah
Motivasi adalah dorongan yang
pembelajaran yang didalamnya berlangsung
terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
usaha pengembangan nilai, sikap dan
mengadakan perubahan tingkah laku yang
karakter peserta didik (Rifma, 2016). Artinya,
lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
pembelajaran yang dilakukan tidak semata-
Menurut Rukminto istilah motivasi berasal
mata usaha mentransformasikan ilmu kepada
dari kata motif yang berarti kekuatan yang
peserta didik, namun pada proses itu juga
terdapat dalam diri individu, yang
ditemukan upaya penanaman sikap
menyebabkan individu tersebut bertindak
ketakwaan, budi pekerti, semangat, dan rasa
atau berbuat (Uno, 2013). Motivasi dapat juga
ingin tahu, kejujuran, peduli sesama, rasa
dikatakan serangkian usaha untuk
kesusilaan, dan berbagai nilai karakter
menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
lainnya.
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
3. Pengetahuan Konten Pedagogik sesuatu, dan bila ia tidak suka, makaa akaan
Pedagogical Content Knowledge (PCK) berusaha untuk meniadakan atau
atau pengetahuan konten pedagogik, pertama mengalahkan perasaan tidak suka itu. Jadi
kali dikenalkan oleh Shulman pada tahun motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari
1986. Pengetahuan konten pedagogik luar tetapi motivasi itu dapat tumbuh dalam
merupakan perpaduan khusus antara
diri seseorang (Sadirman, 2012).
pengetahuan konten (contentknowledge) dan
pengetahuan mengajar (pedagogical
Faktor – faktor yang mempengaruhi
knowledge) dari seorang guru sehingga materi
yang disampaikan lebih mampu dipahami motivasi belajar siswa ada dua yaitu, 1)
oleh peserta didik melalui pendekatan faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
pembelajaran tertentu (Widiyastuti, 2016). berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
Pengetahuan konten pedagogik merupakan harapan akan cita-cita. 2) faktor ekstrinsiknya
bentuk representasi, paling bermanfaat dari adalah adanya penghargaan lingkungan
ide, analogi, ilustrasi, contoh, penjelasan dan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
demonstrasi dengan kata lain bahwa PCK
yang menarik. Hal itu mempunyai peranan
merupakan cara representasi dan formulasi
60 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

besar dalam keberhasilan seseorang dalam Presentase Kriteria


No
belajar.
1 0 – 20 Sangat Lemah
Menurut Winansih yang dikutip
2 21 – 40 Lemah
dalam (Kompri, 2015) mengemukakan bahwa
dalam proses pembelajaran, guru dan murid 3 41 – 60 Cukup
keduanya terlibat dalam motivasi
keberhasilan belajar sesuai dengan tujuan 4 61 – 80 Kuat
yang diharapkan. Adapun pentingnya 5 81 – 100 Sangat Kuat
motivasi bagi guru yaitu:
1. Membangkitkan , meningkatkan, dan (Haqq, 2017)
memelihara semangat siswa untuk c. Alur Pengolahan Data
belajar sampai berhasil.
2. Mengetahui dan memahami keragaman
motivasi dikelas. Gambar 2
3. Meningkatkan dan menyadarkan guru
untuk memilih keragaman peran seperti
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai penasihat, fasilitator, instruktur,
a. Deskripsi Hasil Tes
teman diskusi, pemberi hadiah.
4. Memberi peluang guru untuk “unjuk Data Kualitatif
kerja” rekayasa pedagogis. Setelah dilakukan wawancara
terhadap guru matematika, peneliti akan
memaparkan hasilnya mengenai penguasaan
METODOLOGI konten pedagogik guru matematika di SMP
Plus Yakpi Susukan.
a. Populasi dan Sampel P : Sebagai seorang guru matematika, selain
Populasi target dalam penelitian ini adalah pengetahuan matematika pengetahuan
seluruh guru matematika kelas VII SMP apa yang harus bapak atau ibu kuasai
Plus YAKPI Susukan, dan siswa kelas VII sehingga proses pembelajaran
SMP Plus YAKPI Susukan, populasi berlangsung sesuai dengan tujuan
tersedia dalam penelitian ini adalah pembelajaran?
seluruh guru dan siswa SMP Plus YAKPI G1:Pengetahuan tentang metode-metode
Susukan.Teknik pengambilan sampel yang belajar, pengetahuan tentang teknik-
digunakan penelitian ini adalah Random teknik mengajar yang sesuai dengan
sampling, kemudian peneliti menentukan materi yang akan diajarkan, supaya
sampel untuk dijadikan sebagai sampel. mengetahui bagaimana cara menangani
Sampel yang didapat dalam penelitian ini dan mengkontrol kelas agar
yaitu 2 guru matematika dan 124 siswa pembelajaran dapat berjalan sesuai
kelas VII. dengan tujuan belajar.
G2:Pengetahuan tentang metode-metode
b. Desain Penelitian belajar (pedagogik), supaya mengetahui
Tahap pelaksanaan/ pengumpulan data, bagaimana cara menangani siswa.
yaitu: pengumpulan data melalui
penyebaran tes kepada guru matematika Berdasarkan hasil wawancara diatas
kelas VII disekolah, penyebaran angket dapat disimpulkan bahwa Guru 1
kepada siswa kelas VII. Selanjutnya Tahap memaparkan bahwa pengetahuan tentang
wawancara yang dilakukan kepada guru metode dan teknik mengajar dalam
matematika disekolah.selanjutnya Tahap pembelajaran itu sangat penting dan bukan
pengolahan data, meliputi editing data, hanya sebatas itu Guru 1 lebih menekankan
klasifikasi data, input data, menghitung ke dalam pengetahuan bagaimana cara guru
data. Dan selanjutnya analisis data tersebut menangani serta mengontrol kelas
menggunakan metode kuantitatif dan sehingga proses belajar mengajar dapat
kualitatif (campuran). berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Guru 2 beliau hanya sebaatas perlu
Tabel 1 mengetahui tentang metode – metode dan
Pedoman Penilaian Hasil Tes Angket
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 61
ISSN 2086 – 3918

teknik – teknik belajar agar mampu 2. Pengetahuan Pedagogik


menangani siswanya. Pengukuran pada setiap indikator
Kenapa metode pembelajaran sangat pengetahuan pedagogik guru matematika
penting yang harus dimiliki oleh seorang dilakukan dengan menghitung presentasenya.
guru. Penggunaan metode sangatlah penting Setelah didapat hasil dari soal yang dijawab
dalam menentukan keberhasilan suatu proses oleh responden dari 20 soal tentang konten
pembelajaran, makin baik metode itu, makin pedagogik. Berikut telah digambarkan hasil
efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. dari tes pengetahuan konten pedagogik guru
matematika kelas VII yang telah disajikan
Data Kuantitatif dalam tabel berikut:
1. Pengetahuan Konten Matematika
Pengukuran pada setiap indikator Tabel 3
pengetahuan konten guru matematika Pengetahuan Pedagogik Guru Matematika
dilakukan dengan menghitung presentasenya. Guru Guru
Setelah didapat hasil dari soal yang dijawab A B
oleh responden dari 10 soal tentang konten Indikator Rata
RataR
matematika. Berikut telah digambarkan hasil -
ata
dari tes pengetahuan konten guru Rata
matematika kelas VII yang telah disajikan Membedakan berbagai
dalam tabel sebagai berikut: 50,0
aspek perkembangan siswa 0,00%
0%
berdasarkan ciri-cirinya
Tabel 2
Menentukan kesulitan 50,0 50,00
Hasil Tes Pengetahuan Konten Matematika
belajar 0% %
Guru A & B
Merancang kegiatan
Indikator Rata-
Kriteria pembelajaran sesuai
Rata 33,3 33,30
karakteristik materi
Menerapkan operasi 0% %
pelajaran matematika
pada bilangan dan SMP/MTs
aturannya pada Sangat Mengklasifikasi materi
100%
berbagai konteks dan Baik pembelajaran yang diampu,
aturannya pada beragai yang terkait dengan 66,6 66,60
konteks permasalahan. pengalaman belajar dan 0% %
Menyelesaikan masalah tujuan pembelajaran yang
Sangat
yang berkaitan pola 100% telah ditentukan
Baik
bilangan Merancang pembelajaran
Menyelesaikan masalah yang lengkap, baik untuk
Sangat 66,6 66,60
yang berkaitan deret 100% kegiatan didalam kelas,
Baik 0% %
bilangan laboratorium, maupun
Menerapkan prinsip lapangan
Sangat
silogisme dalam 100% Memilih media teknologi
baik
menarik kesimpulan informasi dan komunikasi
Menerapkan konsep yang sesuai untuk 0,00
Sangat 0,00%
peluang kejadian untuk 100% membantu proses %
Baik
menyelesaikan masalah pembelajaran matematika
Menerapkan model SMP/Mts
Sangat
matematika dari 100% Memberikan tanggapan
Baik
masalah nyata terhadap respon siswa
Sangat SMP/MTs dalam interaksi
Rata-rata prosentase 100% 0,00
Baik pembelajaran matematika 0,00%
%
SMP/MTs dengan bahasa
Sehingga berdasarkan tabel diatas yang khas secara efektif,
maka didapat nilai rata-rata tes pengetahuan empati, dan santun
konten guru matematika kelas VII Menentukan aspek-aspek
memperoleh hasil 100%. Hal ini menunjukkan proses dan hasil belajar
100
yang penting untuk dinilai 100%
bahwa pengetahuan konten guru matematika %
dan dievaluasi sesuai
sangat baik. dengan karakteristik mapel
62 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

matematika SMP/MTs siswa dari segi efektif, kognitif dan


psikomotorik.
Menentukan instrumen
50,0
evaluasi proses dan hasil 0,00%
0% 4. Motivasi Belajar Siswa
belajar
Merancang program
remedial dengan Pengukuran pada setiap indikator
menggunakan hasil 0,00 motivasi belajar siswa dilakukan dengan
0,00% menghitung presentasenya . Berikut adalah
penilaian dan evaluasi %
proses dan hasil tabel hasil yang didapat berdasarkan
pembelajaran indikator motivasi siswa kelas VII SMP Plus
Yakpi Susukan.
Melakukan refleksi
100 Tabel 4
terhadap pembelajaran 100%
% Hasil Motivasi Belajar Siswa
yang telah dilaksanakan.
VII VII
46, 37,87
Rata-rata prosentase A&B C&D
95% % Indikator
Rata- Rata-
Rata Rata
Berdasarkan tabel diaatas maka Perasaan menyenangi
68,15% 64,70%
didapat bahwa pada indikator merancang materi matematika
kegiatan pembelajaran sesuai karaktristik Kebutuhan terhadap
76,12% 74,10%
materi pelajaran matematika SMP/MTs materi matematika
termasuk dalam kategori kurang, dan pada Minat terhadap materi
89,52% 70,42%
indikator memilih media teknologi informasi matematika
dan komunikasi yang sesuai untuk membantu Mau belajar karena
proses pembelajaran matematika SMP/MTs adanya pemberian nilai 84,13% 81,00%
termasuk dalam kategori sangat kurang, dan dan hadiah
pada indikator memberikan tanggapan Mau belajar karena
terhadap respon siswa SMP/MTs dalam adanya persaingan 67,40% 66,80%
interaksi pembelajaran matematika SMP/MTs dengan teman
dengan bahasa yang khas secara efektif, Mau belajar karena
68,45% 65,30%
empati dan santun termasuk dalam kategori tuntutan tugas
sangat kurang, dan pada indikator merancang Mau belajar karena
59,30% 63,05%
program remedial dengan menggunakan hasil mendapat pujian
pennilaian dan evaluasi proses dan hasil Mau belajar karena
pembelajaran teermasuk dalam kategori takut mendapat 69,16% 64,86%
sangat kurang. hukuman
Jumlah 72,70% 68,70%
3. Pengetahuan Konten Pedagogik
Berdasarkan tabel diatas, untuk
Setelah dilakukan wawancara
rata-rata dari 30 nomor item pernyataan
terhadap guru matematika bahwa Guru 1
peneliti menggunakan bantuan Microsoft
menganggap bahwa cara yang paling spesifik
Excel 2007 dan dari pernyataan motivasi
untuk memastikan pemahaman siswa
belajar siswa (Y) termasuk dalam kategori
terhadap materi matematika yang
baik. Hal ini ditunjukkan pada setiap
disampaikan yaitu dengan memberikan
prosentase yang didapat oleh masing-masing
latihan soal samapai siswa benar-benar faham
indikator motivasi belajar siswa rata-rata
terhadap materi yang telah disampaikan.
termasuk dalam kategori baik akan tetapi
Guru 2 yaitu dengan menggunakan proses
pada indikator mau belajar karena mendapat
tanya jawab, latihan soal ketika anak
pujian termasuk dalam kategori cukup.
menjawab soal dengan benar maka materi
pembelajaran dipastikan sudah cukup b. Analisis Data
dikuasai oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian baik dari
Konteks pembelajaran sistem evaluasi
data kuantitatif maupun kualitatif, baik tes,
menjadi tolak ukur untuk menilai sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi angket maupun wawancara yang telah
yang diajarkan, yang dimana sistem evaluasi peneliti kumpulkan maka ada beberapa yang
tidak hanya berbentuk tugas , mid atau menjadi pembahasan peneliti:
ulangan melainkan juga guru-guru menilai
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 63
ISSN 2086 – 3918

1. Pengetahuan Konten Matematika Belajar Pedagogik Konten (CK)


(PK)
Berdasarkan analisis deskriptif
didapat hasil pengetahuan konten guru 73 47 100
matematikan di SMP Plus Yakpi Susukan
adalah 100%, angka ini termasuk kriteria 69 38 100
yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan konten matematika Berdasarkan tabel diatas didapat
sangat baik. Sejalan dengan temuan rata-rata presentase dari setiap masing-
(Purwoko, 2017). masing variabel 2 responden bahwa dengan
pengetahuan pedagogik yang baik maka
1. Pengetahuan Pedagogik
motivasi belajar siswapun akan baik.
Berdasarkan analisis deskriptif
didapat hasil pengetahuan pedagogik guru KESIMPULAN DAN SARAN
matematikan di SMP Plus Yakpi Susukan
adalah 43,91% angka ini termasuk kriteria a. Kesimpulan
yang kurang. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
pengetahuan pedagogik guru matematika telah dilakukan oleh penulis yang berjudul “
kurang. Sejalan dengan temuan (Fitriyah, Analisis Pengetahuan Konten Pedagogik Guru
Cahyono Putro, & Widiyaningtyas, 2018) Matematika dan Pengaruhnya Terhadap
Motivasi Belajar Siswa” dapat disimpulkan
2. Pengetahuan Konten Pedagogik bahwa:
1. Dari hasil tes pengetahuan konten guru
Setelah melakukan wawancara matematika di SMP Plus Yakpi Susukan
terhadap guru matematika maka bisa kita di dapatkan analisis deskriptif untuk
interpetasikan bahwa pengetahuan konten pengetahuan konten matematika adalah
pedagogik adalah pengetahuan yang sangat sebesar 100%, angka ini termasuk dalam
penting bagi guru, khususnya guru kriteria sangat kuat, untuk setiap
matematika. Sejalan dengan temuan indikatornya termasuk kedalam kriteria
(Alamsyah, Syachruroji, & Jamaludin, 2018). sangat kuat.
2. Dari hasil tes pengetahuan pedagogik
3. Motivasi Belajar Siswa
guru matematika di SMP Plus Yakpi
Berdasarkan analisis deskriptif Susukan di dapatkan analisis deskriptif
didapat rata – rata hasil motivasi belajar untuk pengetahuan pedagogik adalah
matematikan siswa di SMP Plus Yakpi sebesar 43,91% angka ini termasuk
Susukan adalah 70,71%, angka ini termasuk dalam kriteria kurang, untuk setiap
kriteria yang baik (kuat). Hal ini indikatornya rata-rata termasuk kedalam
menunjukkan bahwa motivasi belajar kriteria kurang..
matematika siswa baik. Sejalan dengan 3. Dari hasil wawancara pengetahuan
temuan (Juwitasari, 2015) dan (Supriyanto, konten guru matematika di SMP Plus
2018). Yakpi Susukan dinilai cukup baik.
4. Dari hasil angket dipaparkan analisis
4. Pengaruh (CK) dan (PK) Terhadap deskriptif untuk motivasi siswa adalah
Motivasi Belajar Siswa. sebesar 70,71%, angka ini termasuk
kedalam kriteri kuat.
Pada hasil prosentase disetiap 5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel dari perhitungan deskripsi data pengetahuan pedagogik guru
diatas dapat disajikan tabel berikut: matematika terhadap motivasi belajar
matematika siswa, dengan pengetahuan
Tabel 5 pedagogik yang lebih baik maka motivasi
Pengaruh CK dan PK Terhadap Motivasi
belajar siswapun akan baik.
Belajar Siswa
b. Saran
Motivasi Pengetahuan Pengetahuan
64 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

Berdasarkan penelitian yang telah Lapangan dengan Persepsi Berkarir


dilakukan penulis dan pembahasan hasil Sebagai Guru bagi Mahasiswa Podi S1
penelitian, penulis mengharapkan beberapa PTI FT UM. Jurnal Pendidikan, 3, 74–
79.
hal sebaagai berikut:
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26740/j
1. Bagi guru (Tenaga Pendidik) p.v3n2.p74-79
Guru diharapkan lebih
Haqq, A. . (2017). Analisis Afeksi Siswa Pada
memperhatikan akan pengetahuan pedagogik
Pembelajaran Matematika dengan
dan menyeimbangkan dengan pengetahuan Menggunakan Model hallange BAsed
konten matematikanya, bukan hanya dengan Learning. Procediamath.
menyampaikan materi dikelas saja namun
Inayah, R., Martono, T., & Sawiji, H. (2013).
juga harus memperhatikan metode- metode Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi
dan teknik pembelajaran sehigga proses Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar
pembelajaran berjalan lebih optimal. Terhadap Prestasi Belajar Mata
2. Bagi penelitian lanjutan Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XII
IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah
Pada penelitian ini, penulis menyadari Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan
masih banyak kekurangan yang perlu Insan Mandiri, 1. No 1, 1–12.
diperbaiki dan disempurnakan. Sehingga
perlu adanya pengembangan penelitian lebih Indrawati, & Sutarto. (2016). Studi
lanjut dengan variabel lain yang mendukung Pedagogical Content Knowledge
dalam pengetahuan konten pedagogik guru (Pengetahuan Konten Pedagogik)
khususnya guru matematika. Karena Mahasiswa Calon Guru Fisika.
keterbatasan dari penulis baik dari ssegi Irwantoro, N., & Suryana, Y. (2016).
waktu, biaya, dan tenaga sehingga sasaran Kompetensi Pedagogik (1st ed.).
yang diambil penulis hanya di guru dan siswa Surabaya: Genta Groupn Production.
kelas VII SMP Plus Yakpi Susukan saja
Juwitasari, T. V. (2015). Pengaruh Kompetensi
Profesional Guru Terhadap Motivasi
DAFTAR PUSTAKA Belajar Matematika Siswa (studi kasus
di MTs Terpadu Tunas Cendekia
Agustiani, R. (2015). Profil Pengetahuan Ciwaringin Cirebon). IAIN Syekh Nurjati
Pedagogik - Konten Mahasiswa Calon Cirebon.
Guru Matematika dalam Melaksanakan Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran
Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI. Perspektif Guru dan Siswa. (A.
Jurnal Pendidikan Matematika JPM Kamsyach, Ed.). Bandung: PT. Remaja
RAFA, Vol. 1, No, 288–305. Rosdakarya.
Alamsyah, T. Pa., Syachruroji, A., & Ma’rufi, & Ilyas, M. (2018). Tinjauan Teoritis
Jamaludin, U. (2018). Analisis Tentang Pengembangan Pedagogical
Pedagogical Content Knowledge (PCK) Content Knowledge Guru Melalui Lesson
Mahasiswa PGSD Peserta Program Study. Pedagogy.
Pengalaman Lapangan Kependidikan
(PPLK) Universitas Sultan Ageng Mulbar, U., Alimuddin, Minggi, I., & Zaki, A.
Tirtayasa. Jurnal Ilmiah Pendidikan (2018). Peningkatan Mutu Proses
Dasar, III. Pembelajaran Melalui Pelatihan
Pedagogik Content Knowledge (PCK).
Darwan, & Maria Ulfa, M. S. (2015). Proseding Seminar Nasional Lembaga
Perbedaan Minat Belajar Siswa antara Pengabdian Kepada Masyarakat.
yang Menggunakan Alat Peraga dengan
yang tidak Menggunakan Alat Peraga Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan
Pada Mata Pelajaran Matematika di Sertifikasi Guru. (Mukhlis, Ed.) (Ketiga).
MTs Al- Washliyah Kecamatan Talun Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kabupaten Cirebon. Jurnal Pendidikan Pradja, N. S., & Latif, H. (2018). Pengaruh
Matematika, 77–89. Penggunaan Media Bagan Tangga
Fitriyah, Cahyono Putro, S., & Satuan Panjang Terhadap Motivasi
Widiyaningtyas, T. (2018). Hubungan Belajar dan Implikasinya Terhadap
Pengetahuan Pedagogik Mahasiswa dan Hasil Belajar Siswa (Studi Quasi
Keteladanan Guru Saat Kajian Praktik Eksperimen pada Siswa Kelas IV Mata
Pelajaran Matematika di SD Negeri
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 65
ISSN 2086 – 3918

Winduhaji). Jurnal Penelitian


Pendidikan Dan Ekonomi, 15.
Purwoko, R. Y. (2017). Analisis Kemampuan
Content Knowledge Mahasiswa Calon
Guru Matematika Pada Praktek
Pembelajaran Mikro. Jurnal Pendidikan
Surya Edukasi (JPSE), Vol. 3, No.
Rifma. (2016). Optimasi Penbinaan
Kompetenssi Pedagogik Guru Dilengkapi
Model Pembinaan Kompetensi Pedagogik
Guru (1st ed.). Jakarta: Kencana.
Sadirman. (2012). Interaksi dan Motivasi
Belajar-Mengajar. JAkarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Supriyanto, R. (2018). Profil Peran MGMP
Matematika dalam Pengembangan
Kompetensi Pedagogik Guru, Motivasi
dan Karakter Siswa SMP Negri di Kota
Cirebon. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Toheri, & Aziz, A. (2012). Pengaruh
Penggunaan Media Belajar Audio Visual
terhadap HAsil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Matematika Pada
Pembahasan Dimensi Tiga. Jurnal
Pendidikan Matematika, 48–54.
Uno, H. B. (2013). Teori Motivasi dan
Pengukurannya. (Junwinanto, Ed.) (1st
ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
Widiyastuti, E. (2016). Analisis Pedagogical
Content Knowledge Guru, Literasi
Matematika, dan Karakter Peserta Didik.
Wulandari, M. (2018). Pengembangan Model
Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge (PCK) dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional dan Kompetensi
Pedagogik Guru Matematika SMP.
Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5,
No, 177–1889.
(
66 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

Anda mungkin juga menyukai