Anda di halaman 1dari 40

Transformasi Tenaga Promosi Kesehatan

di Era Digital Menuju Integrasi Layanan Primer

Trihono
Technical Advisor Thinkwell Institute Indonesia

19 June 2023
1
TRANSFORMASI KESEHATAN

• Transformasi sedang berlangsung dalam 6 pilar, dimana tenaga promkes akan berperan?
• Tantangan besar ada pada transformasi pelayanan kesehatan primer dan digitalisasi kesehatan.
• Pilar lain juga bisa berperan, meski tantangannya tidak sebesar 2 pilar tersebut.
2
4 inisiatif utama dalam transformasi layanan kesehatan primer
3. Edukasi
1. Jaringan & struktur 2. Standardisasi layanan 4. Digitalisasi
kesehatan
1a Revitalisasi jaringan dan 2a Integrasi paket layanan 3a Penguatan peran kader 4a Integrasi sistem
struktur layanan kesehatan primer menurut sebagai agen informasi secara
kesehatan primer: kebutuhan siklus hidup untuk tiap pemberdayaan digital untuk
 Puskesmas tingkatan pelayanan kesehatan masyarakat mendukung:
 Posyandu dan UKBM  Pelaporan layanan
lainnya 2b Standardisasi dan peningkatan 3b Penguatan kampanye- secara real-time
Termasuk pola kerja pelayanan untuk memperkuat kampanye dan
fungsi layanan primer, misalnya:
 Pengawasan
dan interaksi/rujukan gerakan-gerakan,
capaian program
antar tingkatan  ANC menjadi 6 kali, termasuk 2 kali terutama untuk
USG dengan dokter dan beban
program prioritas (mis.,
penyakit secara
 Screening 14 penyakit prioritas, stunting)
1b Revitalisasi jaringan dan termasuk TB dan PTM detail (untuk tiap
struktur Laboratorium  Peningkatan imunisasi menjadi 14 3c Penggunaan platform program dan tiap
untuk fungsi kesehatan jenis antigen edukasi terintegrasi tingkatan daerah)
masyarakat (deteksi  Pelaksanaan intervensi spesifik melalui media sosial
dini dan surveilans) untuk penurunan stunting (mis., untuk menjangkau
pemantauan tumbuh kembang,
• Penambahan program pada layanan pemberian
primer (skrining masyarakat secara luas
TTD) 14 penyakit, tambahan vaksinasi, edukasi, pendekatan keluarga)
mengharuskan adanya revitalisasi jejaring yankes primer
2c Standardisasi dan integrasi
• Perubahan yang signifikan terjadi, layanan
perlu perubahan strategi
Labkesmas untukedukasi
tiap masyarakat, bukan hanya pada substansi kesehatan
dan pemanfaatan digitalisasi, tetapitingkatan
juga proses dan implementasi transformasi layanan primer yang harus disiapkan
3
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan Primer Terintegrasi
• Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga
tingkat desa
Klaster Ibu Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Hamil-Remaja Produktif-Lansia Penularan Penyakit

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
• Sebagian peran Puskesmas
ANC cakupan dan outcome dilimpahkan ke Pustu Prima.
1 Bumil Anemia?, Bumil Hipertensi?, Tindak
• NakesBumil
di Pustu Prima yang bertanggung
KEK?; Cakupan imunisasi jawab
lanjutatas terjaminnya layanan kesehatan primer setempat
Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk kader
• Ada pemberdayaan
rendah 6 melakukan evaluasi mingguan
masyarakat melalui Posyandu yang sudah terintegrasi 5 melakukan pengecekan catatan
Puskesmas melakukan evaluasi home based record (buku KIA)
• Ada pemberdayaan
cakupan berdasar keluarga
wilayah Desa: rumah untuk menjamin cakupan
melalui kunjungan Tindak sesuai
lanjut target saat kunjungan rumah dan
• Peran promkes apa yang harus dilakukanPustu padaPrima
pola layanan seperti ini? mengidentifikasi missing services

Puskesmas meneruksan data


2 evaluasi capaian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW
Peran Tenaga Promkes: Kader menindaklanjuti
4
• Perkuat pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaanpermasalahan keluarga pada nakes
evaluasi didari
capaianPustu Prima
dan masalah yang ditemukan
3
Posyandu meneruskan data
Kembangkan Dusun
• capaian
evaluasi ke Kader job-aid
di bagi nakes berbasis digital untuk kegiatan
promosiPosyandu
kesehatan
dengansewaktu kunjungan rumah
Dusun• Kembangkan job-aid yang lebih sederhana
Kegiatan untuk kadermelakukan
Posyandu: KIA, sewaktukunjungan
kunjungan rumah
rumah
Remaja, UPL

4
Standar Paket Pelayanan Kesehatan Primer telah disusun untuk memenuhi kebutuhan
tiap klaster siklus hidup secara menyeluruh
Perubahan terkait Paket
Pelayanan Kesehatan Primer

1 Standardisasi pemberian
layanan untuk penduduk /
pasien, sesuai kebutuhan
masing-masing siklus hidup

2 Optimalisasi kegiatan di luar


gedung untuk edukasi dan
pemantauan kesehatan
komunitas

3 Penguatan fungsi preventif


dengan pemberian
pelayanan Kesehatan yang
komprehensif, termasuk
• Kebutuhan pelayanan kesehatan tiap kluster berdasarkan siklus hidup sudah disusun skrining penyakit
Perlupaket
• Detail dirumuskan paket
pelayanan edukasi
secara kesehatan
lebih lengkap perorangan di setiap kelompok umur
terlampir
• Juga dirumuskan paket edukasi masyarakat untuk tiap kelompok umur
5
Daftar layanan di Puskemas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Puskesmas Pustu Prima Kegiatan Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
Ibu hamil, 1. ANC (6x + USG oleh dokter) 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan TTD
bersalin, nifas 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan
3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT 3. Edukasi dan PMT
4. Persalinan normal dan rujukan 4. Pelayanan nifas
5. Pelayanan nifas

Bayi dan anak 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
pra-sekolah 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
8. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 5. Imunisasi
9. Penanganan balita dengan masalah gizi 8. Imunisasi 6. Pemberian vit A & obat cacing
10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK 9. MTBS 7. Edukasi pemberian MT
11. MTBS

Usia sekolah 12. Fasilitasi kegiatan UKS 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 8. Edukasi
dan remaja 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan( 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk imunisasi rutin
14. PKPR lanjutan)

Usia produktif 15. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 10. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 16. Skrining jantung dan stroke 12. Skrining kanker 11. Skrining PPOK
17. Skrining kanker 13. Skrining PPOK 12. Skrining obesitas
18. Skrining PPOK 14. Skrining obesitas 13. Skrining TBC
19. Skrining obesitas 15. Skrining TBC 14. Skrining masalah jiwa
20. Skrining TBC 16. Skrining masalah jiwa 15. Skrining layak hamil
21. Skrining masalah jiwa 17. Skrining layak hamil 16. Pelayanan KB
22. Skrining kebugaran 18. Pelayanan KB
23. Skrining layak hamil
24.
25. Perlu dirumuskan paket
Pelayanan KB
Pemeriksaan geriartti Perlu dirumuskan paket Perlu dirumuskan paket
Layanan lain 26. promosi kesehatan di tingkat
Pengobatan umum 19. promosi
Pengobatan umumkesehatan di tingkat promosi kesehatan di tingkat
27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 20. Farmasi
28. Puskesmas
Laboratorium Pustu Prima Posyandu
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap

6
Pelaksanaan Uji Coba Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan di 9
Daerah
Daerah uji coba terpilih mewakili berbagai geografi dan kondisi yang ada di Indonesia
Perkotaan Pedesaan Terpencil Sangat Terpencil

Puskesmas Puskesmas Talaga Bauntung, Kab. Puskesmas Maros Baru, Kab.


Indralaya, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan Maros, Sulawesi Selatan
Ogan Ilir, Sumatera
Selatan

Puskesmas Arso III,


Kab. Keerom,
Puskesmas Banjarwangi, Papua
Kab. Garut, Jawa Barat

Puskesmas
Puskesmas Kebon Sari, Kota Puskesmas Jereweh, Kab. Puskesmas Niki-Niki, Kab. Ohoitahit, Kota
Surabaya, Jawa Timur Sumbawa Barat, NTB Timor Tengah Selatan, NTT Tual, Maluku

Dari masing-masing Puskesmas yang telah diidentifikasi, akan dilakukan intervensi terhadap 2 desa dan seluruh Posyandu
yang ada di desa tersebut

7
Hasil Uji Coba di 9 Lokus Puskesmas
Ujicoba posyandu
Nama puskesmas Kab., Provinsi Penataan ruangan Penerapan alur prima di 2 desa Dukungan dari pemerintah daerah / desa

Indralaya Ogan Ilir, Sumatera Dinkes - pemenuhan sarana prasarana,


Selatan bimbingan teknis
Banjarwangi Garut, Jawa Barat Bupati - pembangunan Pos. Prim
(komitmen 421 desa dan 21 Kel di 2023)
Kebonsari Surabaya, Jawa Walikota - semua kelurahan ada Pos. Prim;
Timur Pemko - insentif kader
Jereweh Sumbawa Barat, Kades - operasional Pos. Prim (insentif
NTB kader, laptop, paket internet)
Niki Niki TTS, NTT Kades - insentif kader, nakes Pos. Prim,
alkes
Telaga Bauntung Banjar, Kalimantan Kades - insentif kader, PMT, peralatan,
Selatan BMHP
Maros Baru Maros, Sulawesi Dinkes - wifi untuk Pos. Prim
Selatan
Ohoitahit Tual, Maluku Dinkes - alkes, SDM; Kades - memperbaiki
bangunan Pos. Prim
Arso III Keerom, Papua Kades - insentif kader

Semua puskesmas sudah melakukan penataan ruangan, penerapan alur klaster dan
ujicoba posyandu prima di 2 desa
8
Hasil Uji Coba di Lokus Posyandu Prima dan Posyandu
Pelaksanaan pelayanan di
Puskesmas Kab., Provinsi Kesehatan di Posyandu Prima SDM cukup* Posyandu dan Kunjungan Rumah
Indralaya Ogan Ilir, Sumatera
Selatan 10.925 Ruta dari total 11.850 Ruta (92%) sudah
Banjarwangi Garut, Jawa Barat dikunjungi kader untuk cek missing service, tanda
bahaya, keteraturan pengobatan
Kebonsari Surabaya, Jawa
Timur
Jereweh Sumbawa Barat,
NTB
Niki Niki TTS, NTT Jumlah kunjungan Posyandu secara umum
meningkat. Penyebab:
Telaga Banjar, Kalimantan
▪ Jarak lebih dekat dengan rumah penduduk,
Bauntung Selatan
▪ Adanya sosialisasi saat posyandu dan KR,
Maros Baru Maros, Sulawesi
▪ Layanan buka setiap hari, lebih lengkap
Selatan
▪ Revitalisasi layanan yang sebelumnya terhenti
Ohoitahit Tual, Maluku
(1 Pustu di Keerom, 1 Poskesdes di Banjar dan 1
Arso III Keerom, Papua
Poskeskel di Ogan Ilir)

*SDM standard ILP adalah 2 Kader dan 2 Nakes (dokor bidan dan perawat) per posyandu prima
Kunjungan rumah dilakukan oleh kader Posyandu
9
MISSING SERVICES dari hasil kunjungan rumah di 9 lokus

Tidak kelas BUMIL Tidak ANC 1/2/3 Tidak minum TTD Tidak punya Buku KIA
IBU HAMIL
N = 440 70,5% 66,4% 19,0% 13,9%
Tidak KF1/2/3/4 Tidak bersalin di faskes Tidak minum vitamin A Tidak KB Tidak punya Buku KIA
IBU BERSALIN
N = 98
85,7% 31,6% 27,6% 16,3% 5,3%
Tidak pemantauan tumbuh
BAYI (0-6 Bln) Tidak punya Buku KIA kembang Tidak KN1-KN3 Tidak Imunisasi
N = 393
18,6% 28,0% 7,5% 13,5%
BALITA Tidak pemantauan tumbuh
Tidak punya Buku KIA kembang
(>6-72 bln)
N = 2.471 16,8% 28,7%
USIA Tidak melakukan tumbuh
Tidak skrining PTM kembang Tidak Periksa LILA* Tidak minum TTD* Tidak periksa anemia*
SEKOLAH
DAN REMAJA 93,8% 51,0% 11,9% 78,3% 99%
N = 8.501
*n=4.201Remaja putri
Sumber: Analisis hasil pendampingan uji coba (per 24 Oktober 2022) 10
MISSING SERVICES

TUBERKULOSIS
PARU
N = 13
Tidak skrining Tidak Tidak
PTM pada periksa* minum
Non-HT dan Non-DM Obat*
84,6% 15,4%
HT 81,2% 1,3% 60% Tidak Bergejala
Bergejala

USIA PRODUKTIF DM 94% 5,8% 76,8%


38,5%
N Usia Produktif = 14.155
*n hipertensi = 462
*n DM = 293

Tidak skrining Tidak Tidak Tidak periksa TBC


PTM pada periksa* minum obat*
Non-HT dan Non-DM

HT 77,4% 1,7% 4,7%


87,5%
Terdiagnosis TBC
DM 90,4% 4,2% 2,8%
USIA LANSIA
N Usia lansia= 2.240
12,5%
*n hipertensi = 233
*n DM = 72 Tidak minum obat TBC/
Tidak ada obat TBC
Sumber: Analisis hasil pendampingan uji coba (per 24 Oktober 2022) 11
TANDA BAHAYA

Tanda bahaya yang


Ibu Hamil Ibu Bersalin diidentifikasi adalah gejala
13,6% 8,2% bahaya pada ibu hamil, ibu
nifas, bayi dan balita yang
tercantum pada Buku KIA

BAYI BALITA

6,8% 3,7%
Sumber: Analisis hasil pendampingan uji coba (per 24 Oktober 2022) 12
Beberapa isu setelah uji coba
• Bila PHC dijalankan seperti sekarang, terbukti akan banyak “missing services” yang terjadi,
khususnya pada: deteksi dini beberapa penyakit (penyakit hipertensi, diabetes melitus, kanker dll),
ketaatan minum obat (obat hopertensi, obat DM, obat TB, dl) serta tanda bahaya khususnya pada
ibu hamil.
• Transformasi pelayanan kesehatan primer akan meningkatkan deteksi dini penyakit, kepatuhan
minum obat dan pengenalan dini tanda bahaya, yang bila ditindak-lanjuti akan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik, sehingga status kesehatan masyarakat juga semakin baik.
• Integrasi beragam jenis UKBM menjadi LKD Posyandu ditunjang dengan digitalisasi sistem
informasi kesehatan akan menyederhanakan implementasi pelayanan kesehatan primer di
lapangan, sehingga lebih efektif dan efisien.
• Program deteksi dini untuk 14 penyakit dan pemberdayaan keluarga melalui kunjungan rumah akan
memperkuat ILP
• Kegiatan pro-aktif menjangkau keluarga akan menemukan tambahan penyandang penyakit yang
bebannya lebih besar dari saat ini, dan membutuhkan tambahan sumber daya (kader, alat, obat
dan dana) di tingkat operasional.
• Penggalangan dana dari berbagai sumber perlu dilakukan agar kegiatan PHC di lapangan berjalan
dengan efektif dan efisien.
Transformasi pelayanan kesehatan primer
Hal yang berubah Kondisi sekarang Implementasi transformasi layanan primer
Tingkat pelayanan kesehatan
1. Kecamatan: Puskesmas Pendekatan program (mis: TB, KIA, Gizi, dll) Pendekatan klister: berbasis siklus hidup
2. Desa Pustu (belum semua desa) Pustu Prima (Pustu dengan Pemberdayaan masyarakat & keluarga)
3. Dusun / RW Posyandu, posyandu lansia, posbindu PTM, pos UKK, dll Posyandu keluarga
Jumlah titik layanan Puskesmas: 10.260 Puskesmas 10.260 and Pustu Prima: 94.054
SDM Kesehatan
1. Desa Nakes di Pustu terbatas Seluruh Pustu Prima ada bidan dan perawat
2. Dusun / RW Kader Kader akan bertambah jumlahnya karena layanan yang komprehensif
Program KIA, KB, Gizi, Vaksinasi, PTM Tambahan program:
• Skrining 14 penyakit
• Implementasi transformasi akan dilakukan dengan kecepatan yang berbeda
• Tambahan 3 antigen vaksinasi
• Transformasi di Puskesmas bisa segera dilakukan oleh seluruh Puskesmas padarumah
• Kunjungan tahun ini
• Transformasi
Sistem Informasi Pustu Prima, dilakukan
Secara manual, belumsecara bertahap,
terintegrasi karena membutuhkan
antar program Digitalisasi,pengadaan SDM
integrasi / inter-operabilitas
Kesehatan (bidan+perawat+kader) yang memerlukan waktu dan biaya untuk >90.000 desa/kelurahan
Pembiayaan:
• Transformasi posyandu
Sumber juga
APBN, bertahap,
APBD, karena banyak
Lintas Kementerian, CSR, dll jenis UKBM yang harus
Sumber samadiintegrasikan ke dalam
>300.000 posyandu. Jumlah bisa bertambah banyak, karena nakes ikut musrenbang desa,
sehingga bisa mengusulkan pemanfaatan dana desa untuk
• Di semua tingkatan ini tenaga Promkes bisa berperan di berbagai wilayah. kesehatan
Implementasi 2022: uji coba di 9 Puskesmas di 9 provinsi Diperluas ke seluruh wilayah Indonesia
SPM Kesehatan dan wahana menjangkau subyek sasaran
No Subyek SPM Kesehatan Wahana Pemberdayaan Masyarakat
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Pustu Prima / LKD Posyandu
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Pustu Prima / LKD Posyandu
3 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir Pustu Prima / LKD Posyandu
4 Pelayanan Kesehatan Balita Pustu Prima / LKD Posyandu
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar Transformasi UKS/M (Usaha Kesehatan Sekolah / Madrasah)
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif • Pustu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidak bekerja)
• Upaya Kesehatan Kerja di termpat kerja (untuk yang bekerja)
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut Pustu Prima / LKD Posyandu
8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi • Pustu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidan bekerja)
• Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja (untuk yang bekerja)
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus • Pustu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidan bekerja)
(DM) • Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja (untuk yang bekerja)
10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Puskesmas, Pustu Prima
(ODGJ) Berat
11 Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis • Pustu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidak bekerja)
• Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja (untuk yang bekerja)
12 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Puskesmas / Pustu Prima
Terinfeksi Virus (HIV)

Pemberdayaan masyarakat melalui 3 jaur utama: Pustu Prima, UKS/M dan UKK
Regulasi: SPM Kesehatan (PMK – PP – UU)
SPM Kesehatan
12 indikator

UKS/M Pustu prima UKK

LKD posyandu
• Usia sekolah • Usia produktif,
• Usia produktif • Hipertensi,
• ILP menggunakan pendekatan siklus hidup, agar semua kelompok umur mendapatkan
• DM (Diabetes)
• Bumil, Bayi, Balita,
pelayanan kesehatan secara komprehensif • TB (Tubrkulosis)
• Usia produktif, Lansia
• Saat ini prioritas intervensi terutama

berbasis DM
Hipertensi,
administrasi (desa/kelurahan)
Sekolah Sehat
• Sebaiknya dilakukan pula transformasi pada UKS/M (Usaha Kesehatan
• TB (Tuberkulosis)
Sekolah/Masrasah) untuk menjangkau usia sekolah dan UKK (Upaya Kesehatan Kerja)sehat
Tempat kerja
untuk menjangkau usia produktif
• Tenaga promkes bisa berperan baik pada transformasi UKS/M maupun transformasi UKK
Desa Sehat
Jenis dan jumlah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
No Unit Jumlah
1 Posyandu (Integrated Health Post) 280.342
2 Poskesdes (Village Health Clinic) 43.527
3 Poskestren (Islamic Shool Health Post) 5.842
4 BKB (Bina Keluarga Balita): from BKKBN 24.118
5 KP KIA (Maternal & Child Health Group) 17.854
6 PAUD (Early child education) 58.074
7 Polindes (Village Maternity Home) 20.407
8 Posyandu lansia (Elderly Posyandu) 105.830
9 Posbindu PTM (NCD Post) 59.804
10 Pos UKK (Occupational health Post) 15.856
• Begitu
11 banyak Posmaldesjenis (dan jumlah
Village UKBM Post)
Malaria yang harus disatukan menjadi posyandu, di semua
949 dusun/RW
• Tenaga promkes bisa menjadi fasilitator penggabungan UKBM berbasis program ini menjadi
Sumber: Rifaskes 2019, Profil Kesehatan 2019
posyandu berbasis siklus hidup.
Integrasi UKBM kedalam “LKD POSYANDU”

Program UKBM LKD: POSYANDU Program


KIA dan Gizi Posyandu ANC, senam bumil, KB,
Ibu hamil
KIA dan Gizi Posyandu lansia ASI, dst
KIA dan Gizi Posyandu remaja Imunisasi, gizi, PAUD,
Bayi dan balita
BKKBN BKB BKB, dst
BKKBN Pos KB Desa Kesehatan reproduksi,
Remaja
Kemendikbud PAUD tablet Fe, Edukasi
PTM Posbidu PTM, Prolanis PTM, PHBS, PM, Gizi,
Kelas usia produktif
Kesjaor Pos UKK dst
PM Posmaldes PTM, PHBS, PM, Gizi,
Kelas lanjut usia
Dll. Dll. dst
Perubahan ke arah Posyandu Masa Depan
Saat ini Yang dituju
Kelembagaan UKBM LKD mengintegrasikan beragam UKBM
SDM Kader masing2 UKBM Kader kesehatan
Peralatan Peralatan masing2 UKBM Dipadukan menjadi satu
Pedoman Sesuai program Sesuai sasaran (bumil, balita, remaja, usia
produktif, lansia)
Sistem Terpisah-pisah Terintegrasi dengan sistem digital
Informasi Database: register kohort ?
Pendanaan Dari masing-masing sektor Ditambah dari dana desa, Kemendes dan APBD
Proses Sesuai masing2 UKBM Dikoordinir oleh LKD Posyandu dan dibina oleh
Pustu Prima
Output Masing-2 UKBM Cakupan masing2 sasaran, bisa dibuat indeks
Perubahan Posyandu → Pustu Prima & Posyandu Keluarga
Desa Desa

Posyandu PUSTU PRIMA


Pustu/Poskesdes +
PAUD Pemberdayaan masy + keluarga
Posbindu PTM

RW 2 RW 1 RW 2
RW 1
LKD POSYANDU: LKD POSYANDU:
Posyandu Posyandu • Bumil, Bayi, Anak Balita, • Bumil, Bayi, Anak Balita,
Usia kerja, Usia lanjut Usia kerja, Usia lanjut
Posbindu PTM Posbindu PTM • Kunjungan keluarga
• Kunjungan keluarga
• Ada >90.000 desa → bagaimana tahapannya untuk mengintegrasikan seluruh bentuk
UKBM ke posyandu? BKB
• Tenaga promkes bisa menjadi fasilitator penggabungan UKBM berbasis program menjadi
Posyandu dengan pendekatan siklus hidup.
Beban Penyakit Tidak Menular (Riskesdas 2018)
Jenis penyakit Usia Prevalensi # Penduduk # Penderita
Hipertensi >18 tahun 34.10% 172,285,600 58,749,390
Obesitas (IMT) >18 tahun 21.80% 172,285,600 37,558,261
Obesitas sentral >15 tahun 31.00% 194,528,500 60,303,835
Diabetes melitus >15 tahun 10.90% 194,528,500 21,203,607
Stroke >15 tahun 1.09% 194,528,500 2,120,361
Penyakit ginjal kronis >15 tahun 0.35% 194,528,500 680,850
Penyakit kanker semua umur 0.18% 265,015,300 477,028
Penyakit jantung semua umur 0.15% 265,015,300 397,523
Sumber:
• Prevalensi dari hasil Riskesdas 2018, dihitung secara sederhana belum diperhitungkan dengan pembobotan
• Jumlah penduduk dari Proyeksi jumlah penduduk 2018 (Bappenas)
Perbandingan 2 program prioritas terkait UKBM
KIA PTM
Saat ini
Sasaran Bumil + Balita: 20.000.000 Penyandang hipertensi: 58.000.000
Jumlah UKBM Posyandu balita: 280.342 Posyandu PTM+ Lansia: 165.634
Tingkat keberadaan RW Desa
Yang akan datang seharusnya:
Program + Perkembangan anak Integrasi kegiatan PTM + kesehatan lansia
Jumlah Sudah memadai, kualitas ditingkatkan Masih sangat kurang, dinaikkan 3 kali lipat
Tingkat keberadaan RW Seharusnya tingkat RW

Tantangan ke depan:
• Jumlah posyandu balita sudah mencukupi, perlu peningkatan kualitasnya
• Jumlah posbindu PTM dan Posyandu lansia masih sangat kurang, karena sasarannya sangat banyak
• Salah satu percepatan yang bisa ditempuh adalah integrasi ke dalam LKD Posyandu
• Selanjutnya adalah integrasi dan simplifikasi Sistem Informasi Posyandu (digitalisasi?) → PWS
(Pemantauan Wikayah Setempat).
Tingkat perkembangan LKD Posyandu
• Untuk melihat kualitas LKD Posyandu dapat dirumuskan strata atau tingkat
perkembangan LKD Posyandu
• Tingkat perkembangan LKD Posyandu, dihitung berdasarkan pencapaiannya
pada program kesehatan.
• Indikator tingkat perkembangan LKD POSYANDU yang diusulkan sederhana:
• Berapa jenis sasaran (balita saja; balita + bumil; balita + lansia; atau seluruhnya)
• Berapa jenis program (balita: penimbangan saja atau tumbuh-kembang; bumil: ANC saja
atau ANC + senam bumil)
• Berapa jumlah ader yang aktif dalam kegiatan posyandu
• Berapa cakupan yang mereka laksanakan (data sasaran didapat dari PISPK)
• Kabupaten/Kota dengan proporsi posyandu baik sebanyak >60% mendapatkan
penghargaan dari Menkes
Prioritas pengembangan Pustu Prima
Desa Desa Desa tanpa Desa Desa Desa tanpa
Jumlah Jumlah
Provinsi dengan dengan pustu/ Provinsi dengan dengan pustu/
desa desa
Pustu Poskesdes poskesdes Pustu Poskesdes poskesdes
Aceh 6.514 844 2.900 2.770 Nusa Tenggara Barat 1.151 525 477 149
Sumatera Utara 6.132 1.799 1.842 2.491 Nusa Tenggara Timur 3.450 950 1.554 946
Sumatera Barat 1.287 715 470 102 Kalimantan Barat 2.148 794 1.074 280
Riau 1.876 988 532 356 Kalimantan Tengah 1.576 1.056 305 215
Jambi 1.562 583 509 470 Kalimantan Selatan 2.007 409 1.279 319
Sumatera Selatan 3.292 809 2.003 480 Kalimantan Timur 1.046 742 70 234
Bengkulu 1.514 394 428 692 Kalimantan Utara 482 214 36 232
Lampung 2.654 806 1.038 810 Sulawesi Utara 1.840 421 342 1.077
Kep. Bangka Belitung 393 143 201 49 Sulawesi Tengah 2.020 662 1.111 247
Kepulauan Riau 428 231 110 87 Sulawesi Selatan 3.051 1.272 1.154 625
Dki Jakarta 267 38 2 227 Sulawesi Tenggara 2.309 400 719 1.190
Jawa Barat 5.957 1.609 2.027 2.321 Gorontalo 734 211 303 220
Jawa Tengah 8.562 1.726 5.445 1.391 Sulawesi Barat 650 347 206 97
Untuk pengembangan ILP,
Di Yogyakarta 438 alternatifnya
269 adalah:
31 138 Maluku 1.248 453 257 538
• Jawa Timur 1: Dimulai 8.496
Alternatif dari desa2.234
dengan 5.371 891
pustu, kemudian desaMaluku Utaraposkesdes, 1.203
dengan 326 yang 508
disusul desa 369
Banten 1.552 246 246 1.060 Papua Barat 1.986 402 72 1.512
belum
Bali punya faskes.716 478 133 105 Papua 5.555 1.041 138 4.376
Alternatif 2: Dimulai84.096
• Indonesia dari 50%24.137
desa dengan
32.893 posyandu
27.066 dan 20% desa dengan Poskesdes,
Indonesia 84.096 kemudian32.893
24.137 50% 27.066
desa dengan pustu dan 30% desa dengan poskesdes, 10% desa tanpa faskes, dst.
24
Tingkat perkembangan Pustu Prima
• Untuk melihat kualitas dapat dirumuskan strata atau tingkat perkembangan Pustu
Prima
• Tingkat perkembangan Pustu Prima, dihitung berdasarkan pencapaiannya pada
program kesehatan.
• Indikator tingkat perkembangan Pustu Prima yang diusulkan sederhana:
• Berapa cakupan dari semua target dalam SPM Kesehatan
• Berapa cakupan skrining dari 14 penyakit
• Beraa cakupan program prioritas kesehatan lainnya
• Berapa jumlah dan tingkat perkembangan LKD Posyandu di wilayahnya
• Kabupaten/Kota dengan proporsi Pustu Prima baik sebanyak >60%
mendapatkan penghargaan dari Menkes
Pemberdayaan Masyarakat & Keluarga dalam ILP

Puskesmas

Pustu Prima

LKD Posyandu (integrasi beragam UKBM)

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga


26
Pemberdayaan Masyarakat & Keluarga dalam ILP

UKS/M Puskesmas UKK

Pustu Prima

LKD Posyandu (integrasi beragam UKBM)

Pelayanan kesehatan keluarga

• Mengembangkan UKS/M dan UKK juga merupakan tantangan bagi tenaga promkes.
untuk UKS/MKeluarga
• Paket edukasiKeluarga Keluarga
dan UKK layak Keluarga Keluarga
dibuat dan diimplementasikan.
27
Astana
Declaration
on PHC

28
Components of PHC
1. Primary care and essential public health functions as
the core of integrated health services
• Personal services
• Population-based services
2. Multisectoral policies and action
3. Empowered people and communities
• People and communities as advocates
• People and communities as co-developers of health
and social services
• People as self-carers and caregivers
Astana
Declaration
on PHC

30
Astana
Declaration
on PHC

31
Astana
Declaration
on PHC

32
Astana
Declaration
on PHC

33
Astana
Declaration
on PHC

34
Consortium Committee Board
Consultative group: Advisory group:
1) Coordinating Ministry for Human
Steering Committee Kementerian Kesehatan:
1. USAID – Atul Gawandee
1) Director General of Public Health;
Development and Cultural Affairs; 2. Intl. expert BMGF
2) Head of Development Policy Agency;
2) Ministry of National Development Planning; 3. Intl. expert ThinkWell
3) Special Advisor of the Minister of Health for Governance;
3) Ministry of Village; International
4) Special Advisor of the Minister of Health for Public Health Service
4) Ministry of Home Affairs; 4. Rektor UNUD, UI, UGM, UNPAD
5) Ministry of Finance
Coordinator:
Dir. Tata Kelola Kesmas
ThinkWell Institute Indonesia
MOH Technical team:
1) Secretariat of the Directorate General of Public Health;
2) Secretariat of the Directorate General of Disease Prevention and Control;
3) Center of Health Financing and Decentralization;
4) Center of Health Efforts; Partners:
5) Center of Global Health and Health Technology Policy; SID, UNUD, UI, UGM, dan UNPAD
6) Center of Health System and Strategies;
7) Center of Data and Information Technology;
8) Directorate of Health Promotion and Community Empowerment;
9) Directorate of Health Worker Utilization;
10) Directorate of Public Health Governance;
11) Directorate of Nutrition and Maternal and Child Health;
12) Directorate of Productive and Elderly Health;
13) Directorate of Mental Health;

ILP
Badung Pidie Sumbawa Barat Garut
pilot
UNUD UI UGM UNPAD

ThinkWell Institute hire Technical Assistance at 4 districts


Timeline Pelaksanaan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Kick Off Ujicoba Integrasi


▪ Penyusunan hasil ujicoba ILP
Pelayanan Kesehatan
Primer (ILP) oleh Menko ▪ Rekomendasi ILP
PMK, Menkes, Mendagri ▪ Diseminasi hasil ujicoba ILP Launching
dan Sekjen Kemendes PDTT ▪ Revisi Regulasi Scale Up ILP

10 Juni 2022 Nov – Des 2022 Mgu 1 Juli 2023

Mei – Juni 2022 Juli – Oktober 2022 Juli – Des


Januari – Juni 2023
Persiapan Ujicoba Integrasi Pelaksanaan Ujicoba ILP di 9 Persiapan Scale Up ILP : Scale Up ILP
Pelayanan kesehatan Primer (ILP) Lokus Puskesmas : ▪ Revisi Regulasi Permenkes secara
bertahap
▪ Pematangangan konsep ILP ▪ Orientasi ILP 43 tahun 2019 tentang
▪ Koordinasi antar K/L ▪ Pendampingan Puskesmas
▪ Penyiapan bahan-bahan Pelaksanaan Ujicoba ▪ Sinkronisasi regulasi antara
ujicoba ▪ Evaluasi K/L untuk penguatan Pustu
Prima
▪ Penyiapan Petunjuk teknis
ILP pasca ujicoba
▪ Orientasi ILP tingkat provinsi
Rangkaian Launching Nasional ILP direncanakan terdiri dari 2 acara:
seminar series dan acara utama launching
• Proposal konsep acara Launching Nasional ILP

Acara 1. Pre-event: seminar series 2. Acara utama: Launching Nasional


4 hari secara hybrid 1 hari secara hybrid
Rencana jadwal,  Minggu ke-3 dan ke-4 Juni  Minggu ke-1 Juli (tentative 4 Juli 2023)
metode

4 agenda (tema): 2 agenda:


 People-centered primary healthcare  Main event:
 Community strengthening ‒ Penandatanganan MoU
 Primary healthcare financing ‒ Presentasi video
 Human resources for primary healthcare ‒ Apresiasi mitra: konsorsium dan mitra lain
Agenda
 Side event:
‒ Konsorsium
‒ Penjelasan Juknis/Pedoman
‒ Launching website dan chatbot Ayo Sehat
‒ Photo dan video challenge

Support yang Mendapatkan masukan dari LP. Mendapatkan masukan dari LP


dibutuhkan

37
Webinar pertama:
People Centered Primary Health Care
Rabu, 21 Juni 2023
Rangkuman peran Tenaga Promkes dalam transformasi ILP
• Diseminasi transformasi pelayanan kesehatan primer dan transformasi pilar lainnya
• Pengembangan strategi e-edukasi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi
• Pengembangan paket informasi digital untuk setiap jenis intervensi pada setiap kelompok
umur (bumil, bulin, bufas, bayi balita, usia sekolah, remaja usia produktif dan usia lanjut)
• Perumusan strategi pengembangan Pustu Prima sekaligus tingkat perkembangannya
• Perumusan strategi integrasi UKBM menjadi LKD Posyandu, sekaligus tingkat
perkembangannya
• Pembuatan job-aid e-edukasi kesehatan masyarakat untuk penyuluhan kelompok dan e-
edukasi kesehatan perorangan waktu kunjungan rumah bagi nakes
• Pembuatan job-aid e-edukasi kesehatan untuk kader waktu kunjungan rumah
• Perumusan transformasi UKS/M dan UKK
• Paket e-edukasi lengkap untuk Puskesmas, Pustu Prima dan Posyandu
• Bisakah PPPKMI membuat Kab/Kota binaan di luar 4 kab lokasi binaan Konsorsium PHC?
• Bisakah PPPKMI Daerah membuat Kab/Kota binaan untuk ILP ini?
• Bisakah PPPKMI Cabang membuat Puskesmas binaan untuk ILP ini?
Salamat
Thank You

Obrigado
Merci
Asante

ধন্যবাদ
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai