Anda di halaman 1dari 312

RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Naskah Akademik
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Tim Penyusun
Oktavianus Lintong
A. Haris Kai
Magdalena Wullur
Audi Sambul
Boyke Rompas
Shandy Chripto Kaunang
Flaura Ukus
Ferdy D.R. Tulong

Diterbitkan
Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara
bekerjasama dengan
Penerbit Banua
Naskah Akademik

Naskah Akademik RIPPARKAB


(Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten)
Minahasa Utara 2021-2025

Penyusun:
Oktavianus Lintong
A. Haris Kai
Magdalena Wullur
Audi Sambul
Boyke Rompas
Shandy Chripto Kaunang
Flaura Ukus
Ferdy D.R. Tulong

Penyelaras akhir:
Ais Kai

Cover & Tata Letak:


Xaxa Alvin

Foto-foto cover:
Dokumentasi Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara
Dokumentasi BanuaBook

Diterbitkan
Dinas Pariwisaya Kabupaten Minahasa Utara
bekerjasama dengan Penerbit Banua (BanuaBook)

ISBN 978-623-94579-8-3
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Cetakan Pertama: 2021


RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa, Naskah Akademik


Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten
(RIPPARKAB) Minahasa Utara tahun 2021-2025, selesai disusun.
Penyusunan Naskah Akademik diharapkan menjadi produk
kebijakan pariwisata sebagai pedoman pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara dalam beberapa tahun
ke depan, lengkap dengan produk hukum berupa rancangan
peraturan daerah, serta langkah-langkah operasionalnya yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini di Kabupaten
Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Dokumen Naskah Akademik merupakan tahapan akhir dari
penyusunan sistem pelaporan Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Minahasa Utara periode
2021-2025. Sebelumnya telah disusun Laporan Pendahuluan,
Laporan Kemajuan, Rancangan Laporan Akhir, dan Laporan Akhir
yang berisi rumusan visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana,
dan indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah, serta
isi naskah akademik yang telah disepakati bersama.
Bagian yang tak terpisahkan dari Naskah Akademik RIPPARKAB
Minahasa Utara terdapat Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara. Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara
menjangkau seluruh pemangku kepentingan, meliputi pemerintah,
asosiasi usaha pariwisata, sumber daya manusia bidang
pariwisata, lembaga pendidikan kepariwisataan, serta kelompok
masyarakat terkait bidang pariwisata di Kabupaten Minahasa
Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan dokumen Naskah
Akademik ini, untuk pembangunan kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara.
Airmadidi, Juni 2021
Tim Penyusun

v
Naskah Akademik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... v


DAFTAR ISI ............................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Identifikasi Permasalahan ................................................... 5
1.3 Tujuan Penyusunan Naskah Akademik ............................. 9
1.4 Metodologi Penyusunan Naskah Akademik ..................... 10
1.5 Struktur Isi Naskah Akademik ............................................. 12
BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS ......... 15
2.1 Kajian Teoritis ....................................................................... 15
2.2 Kajian terhadap Asas-asas Kepariwisataan dan
Prinsip-prinsip Pengembangan Kepariwisataan ........... 20
2.3 Kajian Kondisi Kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara ............................................................... 24
2.3.1 Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata ..................... 26
2.3.2 Kekayaan Ekologis Sebagai Potensi
Pariwisata ................................................................ 28
2.3.3 Kondisi Sosial Budaya Sebagai Potensi
Pariwisata ................................................................. 30
2.4. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Perda
Ripparkab Minahasa Utara ........................................... 32
BAB 3 EVALUASI PERATURAN
PERUNDANGAN TERKAIT ...................................... 35
3.1 Kajian terhadap Peraturan Perundangan Terkait
Kepariwisataan di Tingkat Nasional dan
Provinsi/Kabupaten ........................................................... 35

vi
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

3.1.1 Peraturan Perundangan Terkait Kepariwisataan


di Tingkat Nasional .................................................... 35
3.1.2 Peraturan Perundangan Terkait Kepariwisataan
di Tingkat Kabupaten ............................................... 44
3.2 Keterkaitan Antara Peraturan Daerah Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara dengan Peraturan Perundangan Lain.. 45
3.3 Dampak Perda RIPPARKAB Minahasa Utara
terhadap Peraturan Perundangan Lain .......................... 49
BAB 4 LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS,
DAN YURIDIS .............................................................. 51
4.1 Landasan Filosofis ............................................................ 51
4.2 Landasan Sosiologis ....................................................... 53
4.3 Landasan Yuridis ................................................................ 56
BAB 5 JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,
DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN
PERATURAN DAERAH RIPPARKAB
KABUPATEN MINAHASA UTARA ........................ 59
5.1 Jangkauan Perda RIPPARKAB Minahasa Utara ........... 59
5.2 Arah Pengaturan Perda RIPPARKAB Minahasa Utara .. 60
5.3 Ruang Lingkup Materi Perda RIPPARKAB
Minahasa Utara .............................................................. 61
5.3.1 Ketentuan Umum .................................................... 61
5.3.2 Muatan RIPPARKAB Minahasa Utara ................. 64
5.3.3 Indikasi Program Pembangunan Kepariwisataan,
Pengawasan dan Pengendalian ............................ 89
5.3.4 Ketentuan Peralihan .............................................. 90
5.3.5 Ketentuan Penutup ............................................ 90

vii
Naskah Akademik

BAB 6 PENUTUP ................................................................... 91


DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 93
LAMPIRAN
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
(RIPPARKAB) Minahasa Utara .......................................... 97

viii
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keadaan alam, flora, dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa, serta peninggalan purbakala, sejarah, seni, dan budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumberdaya dan modal
pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong
pemerataan kesempatan berusaha, memperoleh manfaat, dan
mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. Kepariwisataan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional yang harus dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung
jawab, dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai

1
Naskah Akademik

agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan


mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional (Undang-
undang Nomor 10 Tahun 2009). Berdasarkan berbagai
pertimbangan tersebut, undang-undang juga telah mengatur, setiap
daerah harus menetapkan rencana pembangunan kepariwisataan
dalam suatu rencana induk pembangunan kepariwisataan.
Pembangunan kepariwisataan nasional dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS).
Pembangunan kepariwisataan provinsi dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV), dan
pembangunan kepariwisataan kabupaten dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten.
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten yang
selanjutnya disebut RIPPARKAB adalah dokumen perencanaan
pembangunan kepariwisataan kabupaten untuk periode 15 – 25
tahun. RIPPARKAB merupakan pedoman utama bagi
perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan
kepariwisataan di tingkat kabupaten yang berisi visi, misi, tujuan,
kebijakan, strategi, rencana, dan program yang perlu dilakukan
oleh para pemangku kepentingan dalam pembangunan
kepariwisataan (Peraturan Menteri Pariwisata RI Nomor 10 Tahun
2016).
Kabupaten Minahasa Utara sebagai bagian integral dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia, juga hendak menuangkan rencana
pembangunan kepariwisataan daerah ke dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB)
Minahasa Utara, karena potensi kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara sangat besar, dan harus dikelola secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung
jawab. Kabupaten ini terletak di Provinsi Sulawesi Utara, pada
posisi 1°18’30"-1°53’00" LU dan 124°44’00"-125°11’00" BT.
Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Laut Sulawesi,
dan Laut Maluku di sebelah utara, di bagian selatan dengan
Kabupaten Minahasa, dan bagian timur dengan Kota Bitung.

2
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Berbatasan langsung di bagian barat dengan Manado, ibukota


provinsi Sulawesi Utara. Akses ke Bandara Internasional Sam
Ratulangi, sebagai pintu masuk utama jalur udara ke Sulawesi
Utara dan sekitarnya, relatif sangat dekat. Bahkan sebagian areal
bandara masuk dalam wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Begitu
pula akses ke pintu masuk utama lewat jalur laut, yaitu Pelabuhan
Bitung, tidak terlalu jauh. Dapat ditempuh kurang dari setengah
jam melalui jalan tol.
Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara, 1.059,24 km2. Terdiri
atas 10 kecamatan dan 131 desa/kelurahan. Memiliki beberapa
pulau, seperti Pulau Mantehage, Nain, Gangga, Talise,
Kinabuhutan, dan Bangka. Topografi wilayah Kabupaten Minahasa
Utara meliputi pesisir, dataran, perbukitan dan pegunungan, pada
ketinggian di sekitar nol sampai 650 meter di atas permukaan
laut, bahkan mencapai 1.995 meter di kawasan Gunung Klabat.
Di wilayah pesisir terdapat hamparan pantai, laut dan pulau,
ekosistem terumbu karang dan mangrove, serta pemukiman
masyarakat pesisir. Di wilayah dataran terdapat areal pertanian,
perkebunan, ekosistem air tawar, dan pemukiman penduduk. Di
perbukitan dan pegunungan dapat dijumpai ekosistem hutan dan
beberapa kawasan perdesaan. Keberadaan wilayah, kawasan,
serta ekosistem yang demikian, menjadikan Kabupaten Minahasa
Utara memiliki sumberdaya alam dan keragaman ekologis yang
tinggi, sebagai potensi kepariwisataan.
Kabupaten Minahasa Utara juga memiliki budaya dan banyak
peninggalan sejarah yang unik. Salah satu contoh ialah Waruga
atau kubur batu khas Minahasa. Waruga merupakan salah satu
peninggalan sejarah masa lalu, yang tidak ditemukan di tempat
lain di Indonesia. Dari 1859 waruga yang sudah didokumentasikan
Balai Arkeologi Sulawesi Utara, ada 1254 waruga ditemukan di
Kabupaten Minahasa Utara. Selain itu terdapat pula berbagai si-
tus budaya dan sejarah yang tersebar di hampir semua wilayah
kabupaten.
Sebagian masyarakat masih menjaga tradisi, adat istiadat, bahasa
dan kesenian daerah. Keberagaman kemasyarakatan yang

3
Naskah Akademik

memiliki latar belakang suku, budaya, dan agama, berlangsung


rukun, aman, dan damai, serta saling mendukung dan saling
menguatkan antar sesama masyarakat. Semuanya berjalan
dinamis dan stabilitas keamanan yang terus terjaga dan terawat
baik.
Sejak tahun 2019, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84
Tahun 2019, Kabupaten Minahasa Utara memiliki suatu kawasan
ekonomi khusus pariwisata yang disebut KEK Likupang. Secara
spesifik KEK Pariwisata Likupang berada di Kecamatan Likupang
Timur dan ditetapkan seluas 197,4 hektar. Sebelumnya pada tahun
2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011,
telah ditetapkan Likupang dan Sekitarnya sebagai Kawasan
Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di Provinsi Sulawesi
Utara.
Pada tahun 2019 pula, tepatnya pada 15 Juli 2019 dalam Rapat
Terbatas Kabinet, Presiden Republik Indonesia mencanangkan
Likupang sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) di
Indonesia. Penetapan ini berdampak pada percepatan
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara,
termasuk pengembangan destinasi dan daya tarik wisata,
pembangunan aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas umum, dan
fasilitas wisata.
Mengingat besarnya potensi yang dimiliki Kabupaten Minahasa
Utara, maka pengelolaan potensi dan pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara harus dilakukan
secara benar dan bertanggungjawab. Pembangunan
kepariwisataan yang merupakan bagian integral dari
pembangunan kabupaten, provinsi, bahkan nasional secara
keseluruhan, harus dilakukan secara sistematis, terencana,
terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab, dengan tetap
memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang
hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup,
serta kepentingan nasional dan daerah.
Keindahan alam, flora dan fauna, serta keunikan budaya,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, dan seni, yang dimiliki

4
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

daerah Kabupaten Minahasa Utara, merupakan sumberdaya dan


modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, Pasal 9 ayat (3), Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten diatur dengan Peraturan Daerah
Kabupaten. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, rancangan
Peraturan Daerah harus disertai dengan penjelasan atau
keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Mengacu pada kedua peraturan tersebut, maka disusunlah
rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara yang disertai dengan
penjelasan dan/atau Naskah Akademik sebagai dasar ilmiah
penyusunan peraturan daerah tersebut.

1.2 Identifikasi Permasalahan


Pembangunan kepariwisataan yang diwujudkan melalui
pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan
memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya
dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, dilakukan
berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata,
keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan,
demokratis, kesetaraan, dan kesatuan. Pembangunan
kepariwisataan meliputi Industri Pariwisata, Destinasi Pariwisata,
Pemasaran, dan Kelembagaan Kepariwisataan. (Undang-undang
Nomor 10 Tahun 2009).
Dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2016, asas-
asas pembangunan kepariwisataan dijabarkan sebagai berikut:
a) Asas Manfaat artinya memberi manfaat yang seluas-luasnya
bagi masyarakat, terutama masyarakat setempat, manfaat bagi
daerah, maupun secara nasional.

5
Naskah Akademik

b) Asas Kekeluargaan, dalam arti hubungan yang harmonis antara


pemerintah dan swasta, antara pengusaha besar dan kecil,
antara pengusaha dan masyarakat.
c) Adil dan merata, dalam arti setiap warga mempunyai hak yang
sama untuk mendapat perlakuan yang sama (nondiskriminatif)
dalam mengembangkan usaha di bidang kepariwisataan,
memanfaatkan peluang kerja atau melakukan kegiatan wisata;
kepentingan masyarakat luas tidak dikorbankan demi
kepentingan wisatawan atau kepentingan sekelompok
pengusaha
d) Keseimbangan antara daya dukung dan daya tampung, antara
permintaan dan penawaran; antara usaha besar dan kecil; serta
keseimbangan antara aspek-aspek konservasi-edukasi-
partisipasi dan ekonomi.
e) Kemandirian, pembangunan yang tidak didikte oleh pihak lain
tetapi dirancang untuk kepentingan nasional dan bangsa, serta
masyarakat Indonesia.
f) Kelestarian, dalam bentuk perlindungan, pemanfaatan dan
pengembangan pusaka alam dan budaya.
g) Partisipasi, membuka peluang seluas-luasnya bagi keikut-
sertaan masyarakat.
h) Berkelanjutan, dalam bentuk tanggung jawab kepada generasi
masa kini dan yang akan datang.
i) Demokratis, mendengarkan aspirasi masyarakat dan para
pemangku kepentingan.
j) Kesetaraan, antara masyarakat tuan rumah dengan wisatawan.
k) Kesatuan, langkah dan visi serta tujuan pembangunan untuk
kesatuan bangsa Indonesia serta integritas para pelaku:
wisatawan, pengusaha, masyarakat dan pemerintah pusat serta
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pariwisata.

6
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Jika mencermati pembangunan kepariwisataan di Kabupaten


Minahasa Utara saat ini, maka beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasi:
1) Destinasi Pariwisata
1. Kepemilikan lahan di beberapa destinasi belum jelas.
2. Prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata
masih terbatas (money changer, tourist information center,
souvenir shop, jaringan internet).
3. Pembangunan daya tarik, prasarana umum, fasilitas umum,
dan fasilitas pariwisata, termasuk investasi yang masih
berpusat di kawasan DSP dan cenderung mengabaikan
destinasi dan daya tarik lainnya.
4. Pembangunan destinasi yang mengabaikan asas partisipatif,
cenderung mengabaikan peran serta dan pemberdayaan
masyarakat lokal.
5. Pembangunan dan kegiatan pariwisata yang berlebihan, dan
mengabaikan asas kelestarian, mengancam keberlanjutan
destinasi dan konservasi alam dan budaya sebagai daya tarik.
2) Industri Pariwisata
1. Beberapa wilayah di Kabupaten Minahasa Utara merupakan
daerah rawan bencana, sehingga menjadi pertimbangan
dalam pembangunan industry pariwisata.
2. Tempat kuliner menu nasional yang masih terbatas.
3. Konsep pembangunan kepariwisataan yang belum
berkesinambungan (ganti pemimpin, ganti kebijakan).
4. Struktur industri pariwisata yang belum terbangun sepenuhnya
dengan jelas.
5. Tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup yang
bisa saja menurun.
6. Pandemi covid-19 yang masih berlangsung, mempengaruhi
semua rencana dan pelaksanaan pembangunan industri
kepariwisataan.

7
Naskah Akademik

7. Persepsi wisatawan yang berlebihan dan pendekatan


pengelolaan yang keliru antara mass tourism dan special
interest berpeluang terhadap kerusakan ekologi dan
keberadaan daya tarik.
8. Berubahnya tatanan sosial budaya masyarakat akibat
gencarnya pembangunan industry pariwisata.
3) Pemasaran
1. Pemasaran dan promosi yang belum terpadu dan
berkesinambungan untuk semua destinasi dan daya tarik yang
dimiliki kabupaten Minahasa Utara.
2. Promosi yang dilakukan oleh daerah sekitar dengan
karakteristik yang mirip, lebih intens untuk promosi luar negeri.
3. Kondisi pandemic covid-19 menyebabkan pergerakan
wisatawan menjadi sangat terbatas, karena itu perlu ada
inovasi strategi pemasaran.
4) Kelembagaan Kepariwisataan
1. Sumberdaya manusia bidang pariwisata yang masih kurang.
2. Belum ada produk hukum yang memayungi secara terpadu
dan komprehensif kegiatan pembangunan kepariwisataan.
3. Tenaga kerja bidang pariwisata yang tersertifikasi masih
terbatas (sebagian besar di bidang akomodasi, belum ada
di bidang restoran).
4. Hospitaliti masyarakat lokal masih lemah.
5. Masyarakat di kawasan atau sekitar destinasi yang belum
siap, baik dari segi ketrampilan dan wawasan, yang dapat
memicu kesenjangan sosial.
6. Daerah di sekitar yang juga intensif mengembangkan
pariwisata namun belum ada sinkronisasi dan koordinasi
terpadu.
Karena itu pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa
Utara harus dituangkan dalam suatu rencana induk pembangunan

8
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

kepariwisataan, yang ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah,


agar pembangunan kepariwisataan dapat dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung
jawab. Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara akan menjadi
pedoman dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara.
RIPPARKAB Minahasa Utara disusun sinkron dengan
RIPPARPROV Sulawesi Utara, RIPPARNAS, dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten, juga merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Rencana Pembangunan Kabupaten Minahasa
Utara.

1.3. Tujuan Penyusunan Naskah Akademik


Penyusunan Naskah Akademik rancangan peraturan daerah
tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara, bertujuan:
1) Mengkaji secara teoritis dan praktik empiris, asas dan prinsip
pembangunan kepariwisataan, kondisi kepariwisataan
Kabupaten Minahasa Utara, dan implikasi penerapan peraturan
daerah RIPPARKAB Minahasa Utara.
2) Mengevaluasi dan menganalisis peraturan perundang-
undangan terkait.
3) Mendeskripsikan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis.
4) Mendeskripsikan jangkauan, arah pengaturan, dan ruang lingkup
materi Peraturan Daerah RIPPARKAB Minahasa Utara.
Hasil kajian, evaluasi, analisis, dan deskripsi, menjadi dasar ilmiah
penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara.

9
Naskah Akademik

1.4 Metodologi Penyusunan Naskah Akademik


Penyusunan Naskah Akademik rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
(RIPPARKAB) Minahasa Utara, dilakukan dengan menggunakan
metode pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris.
Metode yuridis normatif ialah metode penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan
sekunder. Metode penelitian yuridis normatif dilakukan melalui
pendekatan masalah, dengan melihat, menelaah, dan
menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis mengenai asas-
asas hukum berupa konsepsi, peraturan perundang-undangan,
pandangan, doktrin hukum, dan sistem hukum yang berkaitan.
Pendekatan penelitian ini menekankan pada diperolehnya
keterangan berupa naskah hukum yang berkaitan dengan objek
yang diteliti, serta hubungan antara satu naskah hukum dengan
naskah hukum lainnya yang terkait dengan objek yang diteliti, yang
dalam hal ini ialah Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten, dengan empat aspek kajian, yaitu destinasi pariwisata,
industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan
kepariwisataan.
Metode pendekatan yuridis empiris ialah metode penelitian untuk
menganalisis permasalahan dengan cara memadukan bahan-
bahan hukum yang merupakan data sekunder, dengan data primer
yang diperoleh di lapangan. Dalam pengertian lain, pendekatan
yuridis empiris, digunakan untuk memecahkan masalah dengan
cara meneliti data sekunder terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
dengan meneliti data primer di lapangan.
Metode yuridis normatif dalam penyusunan Naskah Akademik
Raperda RIPPARKAB Minahasa Utara digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengkaji peraturan perundangan yang
mengamanatkan dan mengatur muatan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten, serta mengatur arah
pembangunan kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara. Dalam
penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah

10
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

RIPPARKAB Minahasa Utara, metode yuridis empiris dipakai untuk


mendapatkan gambaran tentang kondisi eksisting, pertumbuhan
dan perkembangan, kontribusi terhadap pembangunan daerah dan
nasional, potensi dan permasalahan, serta peluang dan tantangan
perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara di
masa depan.
Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
RIPPARKAB Minahasa Utara dilakukan dalam lima tahapan, yaitu
persiapan, pengumpulan dan analisis data, perumusan draf awal
Naskah Akademik termasuk di dalamnya rancangan peraturan
daerah, pembahasan, penyusunan draf akhir Naskah Akademik
termasuk di dalamnya rancangan peraturan Daerah RIPPARKAB
Minahasa Utara.
Tahap persiapan meliputi pembentukan tim penyusun Naskah
Akademik Rancangan Peraturan Daerah RIPPARKAB Minahasa
Utara, pembagian tugas, penetapan jadwal kegiatan, dan
penyusunan rencana kerja dan penelitian, termasuk melakukan
kajian awal mengenai substansi RIPPARKAB, permasalahan dan
isu-isu strategis dalam pembangunan kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara.
Setelah tahapan persiapan, dilanjutkan dengan pengumpulan dan
analisis data. Pengumpulan dan analisis data dilakukan untuk
mendapatkan hasil penelitian melalui metode pendekatan yuridis
normative dan yuridis empiris, untuk penyusunan draf naskah
akademik.
Setelah data terkumpul, selanjutkan dilakukan penyusunan draf
naskah akademik, yang di dalamnya termuat draf rancangan
peraturan daerah RIPPARKAB Minahasa Utara. Penyusunan draf
dilakukan sambil secara teliti mengakaji kesesuaian antara
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2021-2025 dengan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional, dan dengan peraturan-
peraturan yang terkait baik secara nasional maupun yang berlaku
di daerah. Selain itu pada tahapan ini juga dilakukan identifikasi

11
Naskah Akademik

dan inventarisasi untuk memastikan muatan RIPPARKAB


Minahasa Utara selaras dengan perkembangan daerah dan
rencana pembangunan dan tata ruang daerah.
Tahapan berikutnya ialah pembahasan draf awal Naskah Akademik
yang diproyeksikan menjadi Naskah Akademik Rancangan
Peraturan Daerah RIPPARKAB Minahasa Utara, yang menjadi
dokumen hasil kajian ilmiah Rancangan Peraturan Daerah
RIPPARKAB Minahasa Utara, yang akan diajukan ke legislative
untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah. Tahapan ini sangat
penting untuk memastikan semua data dan informasi valid dan
mutakhir, substansi naskah dan dokumen menjadi landasan kuat
setiap pasal dan ayat yang tercantum dalam peraturan, dan
substansi peraturan dipandang akurat menjawab tantangan dan
peluang perkembangan pembangunan kepariwisataan di
kabupaten Minahasa Utara.
Hasil pembahasan kemudian menjadi dasar penyusunan draf akhir
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah RIPPARKAB
Minahasa Utara. Tahapan ini dilakukan untuk merumuskan dan
memastikan penulisan naskah Raperda RIPPARKAB Minahasa
Utara yang menyarikan isi dari dokumen RIPPARKAB Minahasa
Utara ke dalam bentuk bahasa hukum.

1.5 Struktur Isi Naskah Akademik


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah, naskah akademik Peraturan Daerah harus
memuat:

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Permasalahan
1.3 Tujuan Penyusunan Naskah Akademik

12
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

1.4 Metodologi Penyusunan Naskah Akademik


1.5 Struktur Isi Naskah Akademik
BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
2.1 Kajian Teoritis
2.2 Kajian terhadap Asas-Asas Kepariwisataan dan Prinsip Prinsip
Pembangunan Kepariwisataan 2.3 Kajian Kondisi
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara
2.3 Kajian Kondisi Kepariwisataan Minahasa Utara
2.3.1 Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata
2.3.2 Kekayaan Ekologis Sebagai Potensi Pariwisata
2.3.3 Kondisi Sosial Budaya Sebagai Potensi Pariwisata
2.4. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Perda Ripparkab
Minahasa Utara
BAB 3 EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
3.1 Kajian Terhadap Peraturan Perundang-undangan Terkait
Kepariwisataan di Pusat dan Kabupaten
3.1.1 Peraturan Perundang-undanganan terkait Kepariwisataan
di Tingkat Pusat
3.1.2 Peraturan Perundang-undanganan terkait Kepariwisataan
di Tingkat Kabupaten
3.2 Keterkaitan Antara Perda RIPPARKAB dengan Peraturan
Perundang-undangan Lain
3.3 Dampak Perda RIPPARKAB terhadap Peraturan Perundang-
undangan Lain
BAB 4 LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
4.1 Landasan Filosofis
4.2 Landasan Sosiologis
4.3 Landasan Yuridis

13
Naskah Akademik

BAB 5 JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG


LINGKUP MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH
5.1 Jangkauan Peraturan Daerah RIPPARKAB
5.2 Arah Pengaturan
5.3 Ruang Lingkup Materi Peraturan Daerah RIPPARKAB
BAB 6 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Rancangan Peraturan Daerah tentang RIPPARKAB
Minahasa Utara)

14
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB 2
KAJIAN TEORITIS DAN
PRAKTIK EMPIRIS

2.1 Kajian Teoritis


2.1.1 Beberapa Definisi yang Berkaitan
dengan Kepariwisataan
Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, memuat beberapa definisi yang berkaitan tentang
Kepariwisataan, seperti Wisata, Wisatawan, Pariwisata,
Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata, Daerah Tujuan Wisata, Usaha
Pariwisata, Pengusaha Pariwisata, Industri Pariwisata, dan
Kawasan Strategis Pariwisata.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

15
Naskah Akademik

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan


pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan.
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi
Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/
atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata.
Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata.
Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki
fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial
dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
mendefinisikan beberapa istilah yang berkaitan dengan

16
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

kepariwisataan, seperti RIPPARNAS, Aksesibilitas Pariwisata,


Fasilitas Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, Kelembagaan
Kepariwisataan, Organisasi Kepariwisataan, dan Sumber Daya
Manusia Pariwisata.
RIPPARNAS merupakan singkatan dari Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional adalah dokumen
perencanaan pembangunan kepariwisataan nasional untuk periode
15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan
tahun 2025.
Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana
transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah
asal wisatawan ke Destinasi Pariwisata maupun pergerakan di
dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan dengan motivasi
kunjungan wisata.
Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus
ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan,
keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Destinasi
Pariwisata.
Pemasaran Pariwisata adalah serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata
dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkan
Kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingannya.
Kelembagaan Kepariwisataan adalah kesatuan unsur beserta
jaringannya yang dikembangkan secara terorganisasi, meliputi
Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber
daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang secara
berkesinambungan guna menghasilkan perubahan ke arah
pencapaian tujuan di bidang Kepariwisataan.
Organisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di lingkungan
Pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan
penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan. Sumber Daya
Manusia Pariwisata yang selanjutnya disingkat SDM Pariwisata
adalah tenaga kerja yang pekerjaannya terkait secara langsung
dan tidak langsung dengan kegiatan Kepariwisataan.

17
Naskah Akademik

Jika merujuk pada Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indone-


sia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/
Kota, maka terdapat juga definisi yang berkaitan dengan
kepariwisataan yang perlu dikemukakan, yaitu RIPPARPROV dan
RIPPARKAB/KOTA.
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi yang
selanjutnya disebut dengan RIPPAR-PROV adalah dokumen
perencanaan pembangunan kepariwisataan provinsi untuk periode
15-25 tahun.
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota
yang selanjutnya disebut dengan RIPPAR-KAB/KOTA adalah
dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan kabupaten/
kota untuk periode 15-25 tahun.
RIPPAR-PROV dan RIPPAR-KAB/KOTA adalah pedoman utama
bagi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan
kepariwisataan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang berisi
visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana, dan program yang
perlu dilakukan oleh para pemangku kepentingan dalam
pembangunan kepariwisataan.
Beberapa ahli mendefinisikan istilah-istilah yang berkaitan dengan
kepariwisataan dalam formulasi yang berbeda-beda. Yoeti (1992)
menyatakan bahwa pariwisata merupakan gabungan gejala dan
hubungan yang timbuldari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah
tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah, dalam proses menarik
dan melayani wisatawan serta para pengunjung lainnya.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lain, meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu
perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaandan rekreasi, atau untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

18
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Spillane (1999) berpendapat pariwisata sebagai suatu kegiatan


melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah,
dan lain-lain.
Sejak permulaan tahun 1990 berkembang pesat peristilahan baru
dalam bidang pariwisata, yaitu ekowisata atau ekoturisme
(ecotourism). Istilah ini merujuk pada suatu semangat untuk
mengedepankan pengelolaan alam dan lingkungan hidup sebagai
nilai jual pariwisata (Cellabos-Lascurain, 1996; TIES, 1991).
Paham dan semangat ekowisata memandang bahwa yang hendak
ditawarkan sebagai objek wisata, bukanlah alam dan lingkungan
hidup semata-mata, tetapi upaya pengelolaan dan
pemeliharaannya yang sungguh-sungguh. Atraksi dan daya tarik
wisata yang ditawarkan dalam model pariwisata bersemangat
ekowisata ialah kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pelestarian
alam, bukanlah alam itu sendiri.
Menurut Fandelli (2005) ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang
bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami,
memberi manfaat secara ekonomi, dan mempertahankan budaya
masyarakat setempat. Eplerwood (1999) menyatakan ekowisata
adalah bentuk baru dari kegiatan wisata, yaitu perjalanan
bertanggung jawab ke area alami dan berpetualang yang dapat
menciptakan industry pariwisata. Wood (2002) mendefinisikan
ekowisata sebagai bentuk usaha atau sektor ekonomi wisata alam
yang dirumuskan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Selanjutnya, menurut Nugroho (2004) ekowisata adalah kegiatan
perjalanan wisata yang dikemas secara professional, terlatih, dan
memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor ekonomi yang
mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan
kesejahteraan penduduk lokal, serta upaya-upaya konservasi
sumberdaya alam dan lingkungan.

19
Naskah Akademik

2.2 Kajian terhadap Asas-Asas Kepariwisataan dan


Prinsip Prinsip Pembangunan Kepariwisataan
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan, Pasal 2, kepariwisataan
diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil
dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif,
berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan. Peraturan
Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota, pada bagian
Lampiran Bab II. A, merinci pengertian setiap asas pembangunan
kepariwisataan. Asas pembangunan kepariwisataan diturunkan
dari berbagai sumber ideologi negara, khususnya Undang-Undang
Dasar 1945 dan Pancasila. Asas yang tercantum di dalam Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dapat
diungkapkan sebagai berikut:
1. Manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat, terutama
masyarakat setempat, manfaat bagi daerah, maupun secara
nasional.
2. Kekeluargaan, dalam arti hubungan yang harmonis antara
pemerintah dan swasta, antara pengusaha besar dan kecil,
antara pengusaha dan masyarakat.
3. Adil dan merata, dalam arti setiap warga mempunyai hak yang
sama untuk mendapat perlakuan yang sama (nondiskriminatif)
dalam mengembangkan usaha di bidang kepariwisataan,
memanfaatkan peluang kerja atau melakukan kegiatan wisata;
kepentingan masyarakat luas tidak dikorbankan demi
kepentingan wisatawan atau kepentingan sekelompok
pengusaha.
4. Keseimbangan antara daya dukung dan daya tampung, antara
permintaan dan penawaran, antara usaha besar dan kecil, serta
keseimbangan antara aspek-aspek konservasi-edukasi-
partisipasi dan ekonomi.

20
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

5. Kemandirian, pembangunan yang tidak didikte oleh pihak lain


tetapi dirancang untuk kepentingan nasional dan bangsa, serta
masyarakat Indonesia.
6. Kelestarian, dalam bentuk perlindungan, pemanfaatan dan
pengembangan pusaka alam dan budaya.
7. Partisipasi, membuka peluang seluas-luasnya bagi
keikutsertaan masyarakat.
8. Berkelanjutan, dalam bentuk tanggung jawab kepada generasi
masa kini dan yang akan datang.
9. Demokratis, mendengarkan aspirasi masyarakat dan para
pemangku kepentingan.
10. Kesetaraan, antara masyarakat tuan rumah dengan wisatawan.
11. Kesatuan, langkah dan visi serta tujuan pembangunan untuk
kesatuan bangsa Indonesia serta integritas para pelaku,
wisatawan, pengusaha, masyarakat dan pemerintah pusat serta
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pariwisata.
Di dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 pada Pasal 6
tertulis Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui
pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan
memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya
dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Pada Pasal
7 disebutkan Pembangunan kepariwisataan meliputi: a. industri
pariwisata; b. destinasi pariwisata; c. pemasaran; dan d.
kelembagaan kepariwisataan.
Selanjutanya, pada Pasal 8, (1) Pembangunan kepariwisataan
dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan
kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan
kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kabupaten/kota. (2) Pembangunan kepariwisataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral
dari rencana pembangunan jangka panjang nasional. Pasal 9 ayat

21
Naskah Akademik

(3), Rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) diatur dengan
Peraturan Daerah kabupaten/kota.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 dan Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2016, maka pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Minahasa Utara meliputi pembangunan industri pariwisata,
destinasi pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan
kepariwisataan, serta diwujudkan melalui pelaksanaan rencana
pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan
keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta
kebutuhan manusia untuk berwisata.
Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara
dituangkan ke dalam rencana induk pembangunan kepariwisataan
kabupaten, dan diselenggarakan berdasarkan asas manfaat,
kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian,
kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan
kesatuan; dalam pengertian bahwa pembangunan kepariwisataan
di Kabupaten Minahasa Utara diselenggarakan:
1. Untuk memberikanmanfaat yang seluas-luasnya bagi
masyarakat, terutama masyarakat di Kabupaten Minahasa
Utara, serta memberi manfaat bagi daerah, maupun secara
nasional.
2. Secara kekeluargaan, dalam arti hubungan yang harmonis antara
pemerintah dan swasta, antara pengusaha besar dan kecil,
antara pengusaha dan masyarakat.
3. Secara adil dan merata, dalam arti setiap warga mempunyai
hak yang sama untuk mendapat perlakuan yang sama
(nondiskriminatif) dalam mengembangkan usaha di bidang
kepariwisataan, memanfaatkan peluang kerja atau melakukan
kegiatan wisata.Kepentingan masyarakat luas tidak dikorbankan
demi kepentingan wisatawan atau kepentingan sekelompok
pengusaha.

22
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

4. Dengan memperhatikan keseimbangan antara daya dukung dan


daya tampung, antara permintaan dan penawaran, antara usaha
besar dan kecil, serta keseimbangan antara aspek-aspek
konservasi-edukasi-partisipasi dan ekonomi.
5. Berdasarkan kemandirian, artinya pembangunan yang tidak
didikte oleh pihak lain tetapi dirancang untuk kepentingan
masyarakat dan Kabupaten Minahasa Utara secara keseluruhan
sebagai bagian integral dari kepentingan nasional, bangsa, dan
masyarakat Indonesia.
6. Dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh asas
kelestarian, dalam bentuk perlindungan, pemanfaatan dan
pengembangan pusaka alam dan budaya.
7. Dengan asas partisipasi, membuka peluang seluas-luasnya bagi
keikutsertaan masyarakat.
8. Dengan asas berkelanjutan, dalam bentuk tanggung jawab
kepada generasi masa kini dan yang akan datang.
9. Dengan asas demokratis, mendengarkan aspirasi masyarakat
dan para pemangku kepentingan.
10. Dengan asas kesetaraan antara masyarakat tuan rumah
dengan wisatawan.
Berpatokan pada Pasal 5 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009,kepariwisataan di Kabupaten Minahasa
Utara diselenggarakan dengan prinsip:
1. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan
hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan
antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara
manusia dan lingkungan.
2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan
kearifan lokal.
3. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,
kesetaraan, dan proporsionalitas.

23
Naskah Akademik

4. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup.


5. Memberdayakan masyarakat setempat.
6. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat
dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam
kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku
kepentingan.
7. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan
internasional dalam bidang pariwisata.
8. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.3. Kajian Kondisi Kepariwisataan


Kabupaten Minahasa Utara
Kabupaten Minahasa Utara merupakan bagian dari provinsi
Sulawesi Utara dan beribukota di Airmadidi. Luas wilayahnya:
1.059,24 km2 yang terletak di posisi 1°18’30" - 1°53’00" LU dan
124°44’00" - 125°11’00" BT. Sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Kep. Sitaro, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku; bagian
selatan dengan Kabupaten Minahasa; bagian barat dengan Kota
Manado, dan bagian timur dengan Kota Bitung.
Wilayah Kabupaten Minahasa Utara memiliki 10 kecamatan
dengan 131 desa/kelurahan, yang sebagian besar terletak di pulau
Sulawesi. Selain itu, terdapat pula beberapa wilayah kepulauan,
yaitu Pulau Mantehage, Nain, Gangga, Talise, Kinabuhutan, serta
Bangka.
Minahasa Utara berada di wilayah yang strategis, yang berbatasan
langsung dengan Manado, ibukota provinsi Sulawesi Utara. Jarak
dengan bandara Sam Ratulangi Manado cukup dekat, serta
menjadi jalur transportasi darat dari berbagai daerah di Sulawesi
Utara menuju Kota Bitung yang memiliki pelabuhan utama di
Sulawesi. Jarak Manado dan Bitung —yang sudah ditetapkan
pemerintah pusat sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)—
relatif dekat dan dapat ditempuh dalam waktu singkat melalui jalan

24
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

tol yang gerbang masuk/keluarnya ada di Kabupaten Minahasa


Utara.
Berkaitan dengan pengembangan pariwisata, pemerintah pusat
sudah menetapkan wilayah di Minahasa Utara sebagai salah satu
Destinasi Super Prioritas (DSP) nasional. Pilihan ini menjadi modal
besar bagi Minahasa Utara untuk mempersiapkan diri agar lebih
berkembang membangun pariwisata di Sulawesi Utara. Sinergitas
pemerintah daerah dan pemerintah pusat, kalangan swasta dan
masyarakat, menjadi kekuatan penting dalam pengelolaan
pariwisata Minahasa Utara. Apalagi sebelumnya, Minahasa Utara
punya banyak modal, yang berkaitan dengan kekhasan sejarah
dan budaya, serta kekayaan sumberdaya alam.
Kabupaten Minahasa Utara memiliki banyak peninggalan sejarah
masa lalu berpotensi sebagai bagian dari keunggulan pariwisata
di Sulawesi Utara. Waruga atau peti kubur batu khas Minahasa,
merupakan salah satu peninggalan sejarah masa lalu, yang tidak
ditemukan di tempat lain di Indonesia. Kabupaten Minahasa pun
mengoleksi waruga terbanyak di Sulawesi Utara, atau dari 1859
waruga yang sudah didokumentasikan Balai Arkeologi Sulawesi
Utara, ada 1254 waruga ditemukan di Minahasa Utara.
Keberadaan sumberdaya alam Kabupaten Minahasa Utara pun
lengkap dan memiliki keragaman ekologis yang tinggi. Kekayaan
sumberdaya alam Minahasa Utara ini, tersebar dari area
pegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai, pesisir dan
laut, serta perairan bawah laut yang beragam dan unik, hingga
pulau-pulau kecil yang memesona. Kekayaan ekologis ini pun
menjadi potensi besar bagi pengembangan pariwisata di
Kabupaten Minahasa Utara, apalagi kelestariannya terus terjaga
dan dikelola secara berkelanjutan.
Kehidupan sosial budaya di Kabupaten Minahasa Utara terjalin
dan terpelihara dengan baik. Keberagaman kemasyarakatan yang
memiliki latar belakang suku, budaya, dan agama, berlangsung
rukun, aman, dan damai, serta saling mendukung dan saling
menguatkan antar sesama masyarakat. Semuanya berjalan

25
Naskah Akademik

dinamis dan stabilitas keamanan yang terus terjaga dan terawat


baik, menjadi modal penting bagi jalannya pembangunan, termasuk
pengembangan pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara.

2.3.1 Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata


Kabupaten Minahasa Utara, termasuk wilayah di Sulawesi Utara
yang mengoleksi banyak situs masa lalu yang menjadi bagian dari
sejarah perkembangan kabupaten tersebut. Situs-situs bersejarah
itu, masih tersimpan hingga kini di berbagai wilayah yang tersebar
di Kabupaten Minahasa Utara. Situs-situs itu pun menjadi catatan
sejarah kemajuan peradaban etnis Minahasa hingga saat ini.
Salah satunya adalah waruga. Waruga menyimpan kisah masa
lalu tanah Minahasa yang merupakan bagian dari kekayaan sejarah
dan budaya nusantara yang sangat berpotensi dalam
pengembangan pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara. Meski
banyak jejak waruga itu hilang termakan usia, atau rusak akibat
bencana ataupun ulah manusia, namun ada cukup banyak pula
yang masih tersisa dan bisa disaksikan hingga kini.
Waruga adalah peti kubur batu yang digunakan sebagai
perlengkapan dari sistem penguburan orang Minahasa pada
tradisi budaya megalitik. Waruga ini terbuat dari jenis batuan beku
atau sedimen batuan tufa atau lava basal (dalam bahasa daerah
disebut domato atau tras). Batuan ini akan semakin mengeras,
kuat, dan tahan lama bila berada di daerah terbuka. Dan daerah
Sulut (Minahasa) yang memiliki banyak bentang pegunungan,
menyediakan banyak bahan untuk pembuatan waruga.
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Balai Arkeologi Sulut,
waruga sudah dikenal sebelum Masehi hingga abad ke-18-19
Masehi, serta berakhir pada abad ke-20 Masehi. Hasil kalibrasi
C-14 (radio carbon dating) terhadap arang di situs Woloan (Kota
Tomohon) ternyata berumur 140 Masehi, bahkan tulang dari waruga
di situs Tatelu (Kabupaten Minahasa Utara) yang diteliti berumur
400 sebelum Masehi. Ini membuktikan bahwa Kabupaten Minahasa

26
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Utara menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan dan


peradaban di tanah Minahasa dan Sulawesi Utara pada umumnya.
Menurut dokumentasi Balai Arkeologi Sulawesi Utara, ada 1859
waruga sudah ditemukan di seluruh wilayah Sulawesi Utara hingga
2016. Dari jumlah tersebut, ada 1254 waruga ditemukan di
berbagai penjuru Kabupaten Minahasa Utara. Atau ada 67 persen
koleksi waruga di Sulawesi Utara, ditemukan di Kabupaten
Minahasa Utara. Waruga yang ditemukan tersebut, sebagian besar
masih dalam keadaan utuh, tepatnya, ada 1249 waruga masih utuh,
ditambah empat waruga hanya tutupnya dan satu waruga lain
tersisa wadahnya saja.
Ke-1254 waruga ini tersebar di 42 situs yang ada di Kabupaten
Minahasa Utara. Beberapa situs yang mengoleksi banyak waruga
di antara situs Airmadidi Bawah 155 waruga, Sawangan 144
waruga, dan desa Tumaluntung yang punya tiga situs sekaligus
yaitu Tumaluntung I 98 waruga, Matelenteng 72 waruga, dan
Tumaluntung II 25 waruga. Ada cukup banyak waruga juga terdapat
di Tatelu 46 waruga, situs Winawanua – Kawangkoan 57 waruga,
Kaima 43 waruga, Treman 68 waruga, dan Kaasar 54 waruga.
Selain itu, waruga-waruga lain tersebar di berbagai desa/kelurahan
yang ada di Minahasa Utara, baik di kebun, kompleks pemukiman,
hingga halaman rumah penduduk.
Waruga memang menjadi kekayaan sejarah yang paling potensial
untuk pariwisata di Minahasa Utara. Daya tariknya, adalah
keberadaan umur waruga, mengingat peninggalan dan ‘tradisi’
kubur batu ini sudah dilakukan lebih dari seribuan tahun lalu. Bahkan
ada jejak peninggalan masa lalu itu sudah ada pada abad ke-4
sebelum Masehi dan dilakukan hingga abad ke-19 Masehi. Jumlah
waruga di Minahasa Utara pun paling banyak di semua kabupaten/
kota di Sulawesi Utara, yang tersebar meluas dan mudah
dijangkau, bahkan berada di area pemukiman penduduk.
Situs bersejarah lain yang ada di Minahasa Utara, yaitu Penjara
Tua Kema yang merupakan peninggalan bangsa Portugis, Gua
Jepang Sawangan yang dibuat di masa pendudukan Jepang, serta

27
Naskah Akademik

situs Gereja Tua Malak di Matungkas yang didirikan pada masa


awal masuknya agama Kristen di tanah Minahasa, serta situs batu
lisung di Kema, yang berhubungan dengan sejarah penduduk
Minahasa masa lalu.

2.3.2 Kekayaan Ekologis Sebagai Potensi Pariwisata


Kabupaten Minahasa Selatan diketahui memiliki kekayaan
sumberdaya alam yang besar. Kekayaan ekologis ini tersebar dari
area pegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai, pesisir
dan laut, serta perairan bawah laut yang beragam dan unik, hingga
pulau-pulau kecil yang memesona. Kekayaan ekologis yang
lengkap ini pun menjadi potensi besar bagi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara. Apalagi kekayaan
sumberdaya alam di Minahasa Utara ini, terus terjaga
kelestariannya dan dikelola secara berkelanjutan.
Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Minahasa Utara sudah
mengidentifikasi banyak daya tarik wisata sebagai destinasi wisata
di Minahasa Utara. Dari pegunungan misalnya, ada Gunung Klabat
yang menjadi destinasi wisata di ketinggian Minahasa Utara, juga
ada Bukit Larata Kinunang, Bukit Waleposan Lembean, Tayapu
Hills Treman, Bukit Getsemani Pulau Gangga, Bukit Lihunu Pulau
Bangka, serta Gunung Tumpa yang dekat dengan Kota Manado.
Kemudian ada beberapa lokasi air terjun, seperti Air Terjun Tunan,
Air Terjun Masongsor, Air Terjun Kuwil, Air Terjun Batu, Air Terjun
Kelimbun, Air Terjun Paseki. Selanjutnya, terdapat pula
destinasi wisata Kolam & Pancuran Tumatenden yang berdekatan
dengan Kompleks Waruga Airmadidi Bawah, lalu potensi wisata
Danau Seper Lembean, pemandian air panas Tanggari dan air
panas Kaleosan, serta sungai Sawangan sebagai lokasi arung
jeram.
Wilayah pesisir dan laut Minahasa Utara pun banyak yang menjadi
destinasi wisata dan berpotensi dikembangkan sebagai area
wisata bahari. Ada Pulau Lihaga, Pulau Nain termasuk pasir timbul
di sekitar Pulau Nain, Pulau Gangga, Pulau Talise, Pulau

28
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Mantehage, hingga Pulau Paniki dan Tindila. Pantai-pantai yang


dimiliki Minahasa Utara pun memasona, seperti Pantai Firdaus
Kema, Pantai Mangket, Pantai Kalinaun, Pantai Surabaya Wineru,
Pantai Paal Marinsow, Pantai Pulisan, Pantai Tambun Pulau Talise,
Pantai Nusu, Pantai Kinunang, Pante Waleo Oki, hingga Pantai
Lilang.
Ekosistem penting di pesisir, seperti mangrove, terumbu karang,
dan padang lamun, menjadi daya tarik wisata khas di Minahasa
Utara. Ekosistem mangrove dengan populasi pohon bakau yang
padat dan tersebar di banyak pesisir Minahasa Utara, ada yang
sudah dijadikan destinasi wisata, seperti Desa Ekowisata Bahoi
sebagai lokasi pembelajaran mangrove, wisata hutan mangrove
Budo, kemudian mangrove Sarawet, mangrove Sunsilo, mangrove
Rinondoran, mangrove Tiwoho, mangrove Serey, dan mangrove
trail Mantehage yang terkenal memiliki kepadatan populasi yang
rapat dan luas.
Ekosistem terumbu karang pun menjadi salah satu ekosistem
penting bagi pengembangan pariwisata di Minahasa Utara.
Sejumlah site penyelaman, tersebar di berbagai wilayah pesisir di
Minahasa Utara, baik yang ada di pesisir pulau Sulawesi terutama
Likupang hingga pulau-pulau sekitarnya, seperti Gangga, Talise,
Lihaga, dan Bangka yang diketahui berjumlah 21 situs penyelaman.
Selain itu, terdapat delapan situs penyelaman, di pulau Mantehage
dan Pulau Nain.
Keragaman dan kekayaan hayati, serta kekhasan bentang alam
di Minahasa Utara menjadi modal mengembangkan sejumlah
destinasi wisata buatan. Beberapa lokasi wisata alam buatan,
seperti Kompleks Pariwisata Kaki Dian, Paradise Watersport,
Raewaya Hills, MM Gangga/Laheke Beach, Rumah Alam Adven-
ture Park, bendungan Kuwil, hingga agrowisata Desa Batu. Di
Minahasa Utara terdapat lokasi pusat penyelamatan satwa hidupan
liar dan endemik Sulawesi yaitu PPS Tasik Oki di Watudambo.
Selain itu, terdapat pula Desa Ekowisata Rumah Boboca Bulutui.

29
Naskah Akademik

2.3.3 Kondisi Sosial Budaya Sebagai Potensi Pariwisata


Kondisi sosial budaya di Kabupaten Minahasa Utara terjalin dan
terpelihara dengan baik. Kehidupan kemasyarakatan yang memiliki
latar belakang suku, budaya, dan agama, berlangsung rukun, aman,
dan damai, serta saling mendukung antara masyarakat dengan
masyarakat maupun saling menguatkan antar sesama masyarakat.
Semuanya berjalan dinamis dan stabilitas keamanan yang terus
terjaga dan terawat baik.
Keberadaan ini menjadi modal penting bagi aktivitas
pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara. Kehidupan sosial
budaya yang masih terjaga baik dan aktif berlangsung di
masyarakat menjadi potensi penting bagi pengembangan
pariwisata. Begitu juga dengan berbagai kearifan lokal yang ada
di masyarakat desa masih dilakukan hingga saat ini.
Budaya Minahasa memang mendominasi tradisi budaya di
Minahasa Utara, karena sebagian besar penduduk di kabupaten
ini merupakan suku Minahasa, terutama dari sub etnis Tonsea.
Kelompok-kelompok seni budaya, seperti maengket, kabasaran,
katrili, kolintang, hingga musik bambu dan musik bia, berkembang
baik di banyak desa, selain sanggar atau organisasi seni yang
dikelola komunitas seni budaya.
Selain itu, tradisi budaya Nusa Utara (Sangihe-Talaud-Sitaro),
seperti tulude, serta atraksi masamper, berkembang baik dan aktif
dilaksanakan komunitas masyarakat asal Nusa Utara di sejumlah
desa yang ada di Minahasa Utara. Begitu juga komunitas suku
Bajo di Minahasa Utara, pada waktu tertentu melakukan tradisi
mandi safar atau menyajikan atraksi tarian hadrah dan musik
rebana. Atau suku Gorontalo di Minahasa Utara tetap menjaga
tradisi budaya pada berbagai aktivitas, seperti prosesi adat
perkawinan maupun atraksi seni budaya seperti dana-dana dan
samrah, serta aksi marawis dan gambusia.
Ragam tradisi seni budaya, baik Minahasa, Nusa Utara, Bajo,
Gorontalo, serta komunitas seni-budaya menjadi potensi besar
bagi pengembangan pariwisata di Minahasa Utara. Tradisi budaya

30
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

ini pun tak hanya seni musik, tari, lagu/sair, melainkan pula
berkaitan dengan busana adat, makanan, permainan tradisional,
hingga kerajinan rakyat. Potensi wisata yang berkaitan dengan
tradisi budaya, adalah berbagai kearifan lokal yang berkembang
baik di masyarakat, baik yang ada di desa-desa pesisir dan pulau,
maupun desa-desa di daratan dan pegunungan.
Kabupaten Minahasa Utara pun diketahui memiliki banyak desa
yang memiliki kekhasan tradisi budaya dan kearifan lokal,
termasuk yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya
alam, yang potensial sebagai bagian dari pengembangan
pariwisata. Desa-desa tersebut, oleh Pemerintah Kabupaten
Minahasa pun menjadi desa wisata.
Diketahui, ada enam desa yang memang sudah sejak lama
menjadi destinasi wisata, yaitu Marinsow, Pulisan, Wineru,
Kinunang, Bahoi, dan Sawangan, yang kemudian disebut desa
wisata berkembang. Kemudian sejak tahun 2021 melalui
keputusan Bupati Minahasa Utara No. 64 Tahun 2021, tertanggal
31 Maret 2021, ditetapkan 36 desa lagi menjadi desa wisata
rintisan. Jadi, total saat ini ada 43 desa wisata di Kabupaten
Minahasa Utara.
Dipilihnya 43 desa wisata ini umumnya karena kekhasan budaya
dan sejarah, keberadaan sosial masyarakat di desa tersebut, atau
model pengelolaan sumberdaya alam yang lestari untuk kemudian
memiliki potensi wisata untuk dikembangkan. Selain itu,
keberadaan desa wisata juga karena keinginan masyarakat dan
pemerintah desa setempat untuk menjadikan desanya sebagai
desa wisata.
Pengembangan dan penataan desa wisata ini memang menjadi
tanggung-jawab masyarakat atau pihak lain yang menjadi mitra,
dengan dukungan dari pemerintah Kabupaten Minahasa Utara.
Fungsi utama desa wisata ini, adalah sebagai sarana edukasi,
sarana pengembangan seni dan budaya, serta sarana
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

31
Naskah Akademik

2.4. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Perda Ripparkab


Minahasa Utara
Kabupaten Minahasa Utara, termasuk salah satu kabupaten/kota
di provinsi Sulawesi Utara yang memiliki iklim bisnis dan investasi
yang sangat baik. Begitu juga dengan kondisi sosial politik
kemasyarakatan yang selalu terjaga dengan baik, aman dan
terkendali, serta kehidupan ekonomi masyarakat yang berlangsung
dinamis.
Perhatian pemerintah pusat terhadap Minahasa Utara pun sangat
intens. Ditetapkannya KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Likupang
oleh pemerintah pusat menjadi bukti besarnya perhatian
pemerintah pusat, sekaligus menjadi keyakinan bahwa Minahasa
Utara akan semakin berkembang. Begitu juga dengan dipilihnya
Minahasa Utara sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) menjadi
wujud pengakuan pemerintah pusat bahwa wilayah ini memiliki
potensi pariwisata yang istimewa, baik berkaitan dengan sejarah,
kekayaan sumberdaya alam, dan keragaman budaya yang khas.
Penerapan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten
(RIPPARKAB) Minahasa Utara menjadi langkah strategis dalam
membangun kepariwisataan di Minahasa Utara. RIPPARKAB
pedoman utama bagi perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian pembangunan kepariwisataan di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota yang berisi visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi,
rencana, dan program yang perlu dilakukan oleh para pemangku
kepentingan dalam pembangunan kepariwisataan.
Pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat
dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah,
bertumpu kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan
masyarakat yang mencakupi berbagai aspek, seperti sumber daya
manusia, pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan teknologi,
keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan
usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber
kekayaan alam dan budaya.

32
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Kabupaten Minahasa Utara memang sudah sejak lama menjadi


kabupaten andalan dalam pengembangan perekonomian daerah
Sulawesi Utara. Minahasa Utara berada di posisi strategis, yang
dekat dengan Manado (ibukota provinsi), sekaligus menjadi pusat
perekonomian provinsi Sulawesi Utara. Jarak dengan bandara
Sam Ratulangi pun cukup dekat dan menjadi jalur transportasi darat
utama dari berbagai kabupaten/kota menuju Kota Bitung yang
memiliki pelabuhan internasional di Sulawesi. Kehadiran jalan tol
Manado-Bitung yang gerbang masuk/keluarnya terletak di wilayah
Minahasa Utara, semakin memperkuat peran vital kabupaten ini.
Pertumbuhan ekonomi di Minahasa Utara diketahui relatif stabil,
rata-rata berada di atas 6 persen per tahun. Meski kemudian ketika
tahun 2020, di masa pandemik covid-19 melanda, pertumbuhan
ekonomi Minahasa Utara mengalami perlambatan, seperti
umumnya dialami kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Minahasa Utara tetap sangat dipengaruhi
oleh perkembangan perekonomian regional, nasional, bahkan glo-
bal, sehingga ketika terjadi perlambatan perekonomian nasional,
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara, termasuk Kabupaten
Minahasa Utara pun ikut mengalami perlambatan.
Meski demikian, di tahun 2021 prospek cerah terus menunjukkan
pemulihan ekonomi. Bahkan menurut penilaian Bank Indonesia,
pada tahun 2021 dan seterusnya perekonomian Sulut diperkirakan
menguat dan berangsur pulih, yang berdampak pula pada
pemulihan ekonomi di Kabupaten Minahasa Utara, serta kota/
kabupaten lain di Sulawesi Utara. Proyeksi Bank Indonesia pada
Laporan Triwulan 2021 ini, pemulihan tersebut didorong oleh
berlanjutnya kenaikan aktivitas ekonomi seiring dengan
meningkatnya adaptasi masyarakat yang beraktivitas di tengah
pandemi covid-19. Selanjutnya, pemulihan perekonomian baik dari
sisi lapangan usaha maupun sisi penggunaan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 yang menguat
dibandingkan tahun sebelumnya.
Berjalannya pembangunan infrastruktur KEK Likupang tahap
pertama menjadi indikasi kuat proses pemulihan ekonomi di

33
Naskah Akademik

Minahasa Utara dan provinsi Sulawesi Utara pada umumnya.


Bahkan pengembangan kawasan ekonomi khusus pariwisata
dalam tiga tahun pertama hingga 2023, diharapkan dapat
mempercepat proses pemulihan ekonomi di kabupaten ini. Apalagi
tetap dinamisnya usaha pertanian dan perikanan/kelautan di
masyarakat bersama sektor konstruksi, industri pengolahan, serta
perdagangan dan jasa di Minahasa Utara.
Pariwisata diharapkan dapat mendorong peningkatan
perekonomian masyarakat di Minahasa Utara. Dengan
pendekatan model pariwisata berkelanjutan, sumberdaya alam
diharapkan terus terjaga, peninggalan bersejarah terpelihara baik,
kekayaan budaya tetap lestari, dan kearifan lokal pun berkembang
baik. Pariwisata untuk menunjang kehidupan sosial ekonomi
masyarakat, keberlangsungan pembangunan daerah, serta
kelestarian alam dan tradisi budaya di Minahasa Utara.

34
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB 3
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

3.1 Kajian Terhadap Peraturan Perundangan Terkait


Kepariwisataan di Tingkat Nasional dan Provinsi

3.1.1 Peraturan Perundangan Terkait Kepariwisataan


di Tingkat Nasional
Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara harus
seiring sejalan dengan kebijakan pembangunan kepariwisataan
di tingkat nasional. Arah dan strategi kebijakan pembangunan
pariwisata Kabupaten Minahasa Utara mengacu pada kebijakan
pembangunan kepariwisataan yang sudah ditetapkan di tingkat
nasional.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
Pasal 8, Ayat (2), menyatakan bahwa pembangunan
kepariwisataan merupakan bagian integral dari rencana
pembangunan jangka panjang nasional. Kajian terhadap kebijakan
pembangunan nasional, khususnya Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sangat penting dalam
penyusunan rencana pembangunan kepariwisataan.

35
Naskah Akademik

Peraturan perundangan di tingkat nasional yang dikaji berkaitan


dengan penyusunan Raperda tentang Ripparkab Kabupaten
Minahasa Utara, adalah:
a. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
c. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah Diubah dengan Undang-undang No.
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang
No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
d. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
f. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.
g. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
h. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
i. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
j. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisatan Nasional Tahun 2010 – 2025.
Hasil kajian terhadap masing-masing perundangan tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.
a. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
merupakan dasar hukum utama pembangunan kepariwisataan
di Indonesia. Undang-Undang menegaskan bahwa
pembangunan kepariwisataan dilakukan untuk mendorong
pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat

36
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan


lokal, nasional, dan global.
c.Pembangunan kepariwisataan di Indonesia dilakukan
berdasarkan asas dan prinsip-prinsip penyelenggaraan
kepariwisataan yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana
pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan
keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam,
serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Asas pembangunan
kepariwisataan termuat pada Pasal 2, yaitu a) asas manfaat, b)
kekeluargaan, c) adil dan merata, d) keseimbangan, e)
kemandirian, f) kelestarian, g) partisipatif, h) berkelanjutan, i)
demokratis, j) kesetaraan, dan k) kesatuan.
d. Fungsi pembangunan kepariwisataan, seperti termuat dalam
Pasal 3 adalah untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan;
serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia juga diarahkan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan berikut ini: (a) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi; (b) meningkatkan kesejahteraan rakyat; (c)
menghapus kemiskinan; (d) mengatasi pengangguran; (e)
melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; (f) memajukan
kebudayaan; (g) mengangkat citra bangsa; (h) memupuk rasa cinta
tanah air; (i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan (j)
mempererat persahabatan antarbangsa.
Penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan dengan berbagai
prinsip, seperti termuat pada Pasal 5, yaitu:
a) Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan
hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan
antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara
manusia dan lingkungan;
b) Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan
kearifan lokal;

37
Naskah Akademik

c) Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,


kesetaraan, dan proporsionalitas;
d) Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
e) Memberdayakan masyarakat setempat;
f) Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat
dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam
kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku
kepentingan;
g) Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan
internasional dalam bidang pariwisata;
h) Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan kepariwisataan, seperti ditegaskan Pasal 8,
dilakukan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan, yang terdiri atas Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional, dan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten/Kota. Pembangunan kepariwisataan
yang dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan merupakan bagian integral dari rencana
pembangunan jangka panjang nasional. Selanjutnya Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi maupun Kabupaten/Kota
diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Pasal 8 inilah yang mendelegasikan kepada Kabupaten Minahasa
Utara untuk menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2021-2025. Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan dilakukan dengan melibatkan para pemangku
kepentingan (Pasal 9 Ayat 4).
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan memuat arahan
terhadap empat aspek pembangunan kepariwisataan, yaitu industri
pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan
kelembagaan kepariwisataan. Aspek industri pariwisata
menjelaskan bahwa usaha pariwisata di Indonesia saat ini
dikelompokkan menjadi 13 (tigabelas), yaitu usaha daya tarik

38
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

wisata, usaha kawasan pariwisata, usaha jasa transportasi wisata,


usaha jasa perjalanan wisata, usaha jasa makanan dan minuman,
usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan kegiatan
hibutan dan rekreasi, usaha penyelengaraan MICE (Meeting, In-
centive, Convention, Exhibition), usaha jasa informasi pariwisata,
usaha jasa konsultan pariwisata, usaha jasa pramuwisata, usaha
jasa wisata tirta, dan usaha spa.
Aspek-aspek yang terkait dengan destinasi pariwisata yang diatur
dalam Undang-Undang adalah penetapan kawasan strategis
pariwisata (pasal 12), baik di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan
yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial
budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut ini: (a) Sumber daya pariwisata
alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.
(b) Potensi pasar. (c) Lokasi strategis yang berperan menjaga
persatuan bangsa dan keutuhan wilayah. (d) Perlindungan terhadap
lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. (e) Lokasi strategis yang
mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan as-
set budaya. (f) Kesiapan dan dukungan masyarakat. (g)
Kekhususan dari wilayah.
Kawasan strategis pariwisata dikembangkan dengan tujuan
berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dalam pengembangannya, kawasan
strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial,
dan agama masyarakat setempat.

39
Naskah Akademik

a. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Tahun 2005-2025 memuat kebijakan yang bersifat umum untuk
seluruh sektor pembangunan di tingkat nasional. Dalam RPJPN
pembangunan kepariwisataan bersifat arahan pembangunan
secara umum untuk seluruh seKtor pembangunan di tingkat
nasional.
Pembangunan kepariwisataan dalam RPJPN 2005-2025,
dilakukan untuk mendukung upaya memperkuat perekonomian
domestik dengan orientasi dan berdaya saing global. Arahan
pembangunan kepariwisataan yang ditetapkan pada RPJPN
tersebut mengatur bahwa kepariwisataan dikembangkan agar
mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta
memberikan perluasan kesempatan kerja. Pengembangan
kepariwisataan dilakukan dengan memanfaatkan keragaman
pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah
wisata bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan,
serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan
pengembangan budaya bangsa.

b. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah sebagaimana telah Diubah dengan Undang-undang No.
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang
No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pasal 58, mengatur
bahwa Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
dalam menyelenggarakan pemerintahannya harus mengacu
pada asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, yaitu (a)
kepastian hukum, (b) tertib penyelenggara negara, (c)
kepentingan umum, (d) keterbukaan, (e) proposionalitas, (f)
profesionalitas, (g) akuntabilitas, (h) efisiensi, dan (i) keadilan.

40
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pariwisata merupakan salah satu urusan pilihan dari


Pemerintahan Daerah. Urusan Pemerintahan Pilihan adalah
urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh daerah
sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah. Urusan
Pemerintahan yang masuk dalam kategori urusan pilihan adalah:
a) kelautan dan perikanan, b) pariwisata, c) pertanian, d)
kehutanan, e) energi dan sumber daya mineral, f) perdagangan,
g) perindustrian, dan h) transmigrasi.
Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, yang mengatur mengenai
penyelenggaraan kepariwisataan oleh Daerah Kabupaten/Kota,
tercermin dalam pasal berikut :
1. Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004:
(1) Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi kewenangan Daerah
terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan.
2. Pasal 12 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan
bahwa: Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), meliputi: (a). kelautan dan
perikanan; (b). pariwisata; (c). pertanian; (d). kehutanan; (e).
energi dan sumber daya mineral; (f). perdagangan; (g).
perindustrian; dan (h). transmigrasi.
3. Selanjutnya dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014, diatur mengenai Urusan Pemerintahan Bidang
Pariwisata yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten/
Kota, yaitu Sub Bidang:
a). Destinasi Pariwisata, meliputi:
1) Pengelolaan daya tarik wisata Kabupaten/Kota.
2) Pengelolaan kawasan strategis pariwisata Kabupaten/
Kota.
3) Pengelolaan destinasi pariwisata Kabupaten/Kota.
4) Penetapan tanda daftar usaha pariwisata Kabupaten/Kota.

41
Naskah Akademik

b). Pemasaran Pariwisata, yaitu Pemasaran pariwisata dalam


dan luar negeri daya tarik, destinasi dan kawasan strategis
pariwisata Kabupaten/Kota.
c). Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Pemanfaatan Dan
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, yaitu penyediaan
parsarana (zona kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai
ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insane
kreatif di Daerah Kabupaten/Kota.
d). Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, yaitu pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber
daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar.

c. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Pembangunan kepariwisataan, harus memperhatikan penataan
ruang di provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini diingat dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, khususnya dalam menentukan arah pembangunan
destinasi pariwisata yang salah satu aspek perencanaan yang
diatur adalah perwilayahan pariwisata.
Pada bagian penjelasan Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007, termuat bahwa kawasan pariwisata dalam penataan ruang
merupakan bagian dari kawasan budidaya. Lebih jauh lagi
dijelaskan bahwa kawasan pariwisata dapat menjadi salah satu
dari kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.
Undang-Undang ini menyebutkan, pariwisata menjadi salah satu
kawasan yang harus diatur dalam penataan ruang, termasuk
penataan ruang provinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian
pembangunan kepariwisataan provinsi juga harus mengacu
pada kebijakan penataan ruang wilayah provinsi.
Karena itu, penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara, harus
memperhatikan arahan penataan ruang dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara maupun Kabupaten
Minahasa Utara.

42
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

d. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk


Pembangunan Kepariwisatan Nasional Tahun 2010 – 2025.
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
(RIPPARNAS) adalah dokumen perencanaan pembangunan
nasional yang menjadi pedoman bagi pembangunan
kepariwisataan tingkat nasional dalam jangka panjang, yaitu 15
tahun. Pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung harus diarahkan untuk mendukung terwujudnya
visi pembangunan kepariwisataan nasional, yaitu “Terwujudnya
Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia,
berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong
pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat”. Untuk
mewujudkan visi tersebut, RIPPARNAS juga telah menetapkan
misi pembangunan kepariwisataan nasional, yaitu:
a) Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah
dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan
nasional, daerah dan masyarakat;
b) Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan
bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara;
c) Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel,
menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan
d) Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan
masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme
operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang
berkelanjutan.
Selain visi dan misi, RIPPARNAS juga menetapkan tujuan,
sasaran, arah pembangunan, kebijakan, dan strategi
pembangunan kepariwisataan nasional. Sesuai dengan UU
Nomor 10 Tahun 2009, kebijakan dan strategi pembangunan
kepariwisataan yang diatur dalam RIPPARNAS mencakup
pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata,
pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.

43
Naskah Akademik

e. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2016 tentang


Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Provinsi dan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten/Kota bertujuan untuk memberikan
acuan menentukan langkah-langkah dan tahapan yang perlu
dilakukan secara sistematik dan terstruktur untuk menghasilkan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.
Ruang lingkup Pedoman Penyusunan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan mencakup (1) Landasan
Pembangunan Kepariwisataan Indonesia; (2) Muatan Materi;
dan (3) Proses Penyusunan.
Asas pembangunan kepariwisataan, prinsip-prinsip
penyelenggaraan kepariwisataan, dan cakupan pembangunan
kepariwisataan, semuanya didasarkan pada Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Pedoman
penyusunan Ripparkab ini pula proses penyusunan berupa alur
penyusunan, tenaga ahli, jangka waktu, dan sistem pelaporan,
termasuk sistematika penyusunan dokumen.

3.1.2 Peraturan Perundangan Terkait Kepariwisataan


di Tingkat Kabupaten
Salah satu peraturan daerah yang memiliki keterkaitan dengan
kepariwisataan di tingkat kabupaten Minahasa Utara, adalah
Perda No 01. Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013-2033. Perda RTRW
Minahasa Utara ini bertujuan untuk ruang wilayah kabupaten
Minahasa Utara yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan,
dan harmonis berbasis agribisnis, industri, pariwisata serta
lingkungan untuk kesejahteraan dan kemandirian masyarakat;
serta Ruang Lingkup Penataan Ruang Kabupaten Minahasa
Utara yang tersebar di 10 wilayah kecamatan.

44
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Minahasa Utara, terdiri


atas:
a. Peningkatan dan pengoptimalan pengembangan agribisnis
dan agroindustri khususnya komoditas unggulan dalam bidang
pertanian dan perikanan yang sekaligus menjadi penggerak
ekonomi;
b. Pengendalian kegiatan pertambangan di area kontrak karya/
kuasa pertambangan/ijin pertambangan daerah/tambang
rakyat;
c. Peningkatan dan pengoptimalan wilayah kepulauan, pesisir
pantai dan perairan;
d. Pengembangan wisata pantai, wisata berbasis agro, wisata
alam, dan wisata budaya serta wisata rohani;
e. Pelestarian, perlindungan dan perbaikan kerusakan kawasan
hutan;
f. Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam secara
optimal, terkendali dan berkelanjutan;
g. Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang
pengembangan kawasan strategis kabupaten; dan
h. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara.

3.2. Keterkaitan antara Perda Ripparkab dengan Peraturan


Perundang-undangan Lain
a). Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.
Peraturan perundang-undangan lain yang memiliki keterkaitan
dengan Perda Ripparkab adalah Undang-undang Nomor 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pembangunan
kepariwisataan dilaksanakan seiringan dengan pemajuan
kebudayaan di Indonesia. Dalam hal ini, adanya perda

45
Naskah Akademik

Ripparkab Kabupaten Minahasa berhubungan langsung dengan


upaya pemajuan kebudayaan di Minahasa Utara.
Pemajuan kebudayaan merupakan wujud pengakuan &
penghargaan keragaman budaya, sekaligus menempatkan
masyarakat sebagai pemilik dan penggerak kebudayaan, serta
memosisikan kebudayaan sebagai haluan pembangunan.
Fokus utama pemajuan kebudayaan, bukan hanya seni (musik,
tari, dan lagu), tapi juga adat istiadat, manuskrip, bahasa, ritus,
teknologi tradisional, tradisi lisan dan bahasa, bahkan olahraga
tradisional dan permainan rakyat. Sepuluh unsur kebudayaan
ini dimiliki Kabupaten Minahasa Utara. Dari ‘budaya benda’
hingga ‘budaya tak benda’, dari yang kasat mata, hingga pal-
ing abstrak.
Memajukan kebudayaan berarti memajukan setiap unsur dalam
ekosistem kebudayaan. Memajukan kebudayaan berarti turut
memajukan berbagai ekosistem lain di luar kebudayaan.
Pemajuan kebudayaan seiringan dengan pembangunan
pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara.
Ada empat langkah strategis pemajuan kebudayaan UU No. 5
thn 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
(1) Pembinaan, Memperluas peran dan inisiatif masyarakat,
meningkatkan jumlah dan kapasitas pelaku, tata kelola
lembaga dan pranata kebudayaan, hingga pendidikan dan
pelatihan, serta standarisasi dan sertifikasi pelaku dan
pekerja bidang kebudayaan
(2) Pengembangan, memberdayakan ekosistem kebudayaan
serta meningkatkan, memperkaya, dan menyebarluaskan
kebudayaan. Penyebarluasan dapat dilakukan melalui
diseminasi dan diaspora, seperti pertukaran budaya,
pameran, festival; juga pengayaan keragaman.
(3) Perlindungan, menjaga keberlanjutan kebudayaan sebagai
warisan bagi dunia dan generasi penerus. Wujud
perlindungan melalui inventarisasi, pengamanan,

46
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

pemeliharaan, penyelamatan, hingga publikasi berbagai


objek pemajuan kebudayaan.
(4) Pemanfaatan, mendayagunakan objek pemajuan kebudayaan
untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya,
hingga pertahanan dan keamanan. Meningkatkan
kesejahteraan penting dilakukan melalui pembangunan
kepariwisataan.
Langkah strategis pemajuan kebudayaan ini seiring dan terpadu
dengan pembangunan kepariwisataan. Memajukan budaya,
sekaligus memajukan pariwisata, keberlanjutan sumberdaya
alam, dan kearifan lokal di Minahasa Utara. Keberlanjutan
sumberdaya alam, sekaligus kemajuan budaya dan kearifan
lokal.
b). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sangat terkait dengan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan seperti yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, salah satu tujuan pembangunan kepariwisataan
adalah melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya. Prinsip
penyelenggaraan pariwisata juga salah satunya menekankan
pada memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 2
dijelaskan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dilaksanakan berdasarkan asas: (a) tanggung jawab
negara, (b) kelestarian dan keberlanjutan, (c) keserasian dan
keseimbangan; (d) keterpaduan, (e) manfaat, (f) kehati-hatian,
(g) keadilan, (h) ekoregion, (i) keanekaragaman hayati, (j)
pencemar membayar, (k) partisipatif, (l) kearifan lokal, (m) tata
kelola pemerintahan yang baik, dan (n) otonomi daerah.
Pasal 3 dari Undang-Undang yang sama juga telah menetapkan
tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu:

47
Naskah Akademik

1) Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari


penemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
2) Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
3) Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan
kelestarian ekosistem;
4) Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5) Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
lingkungan hidup;
6) Menjamin terpenuhinya keadikan generasi masa kini dan
generasi masa depan; menjamin pemenuhan dan
perlindungan hak atas lingkungan hidup sebgai bagian dari
hak asasi manusia;
7) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana;
8) Mewujudkan pembangunan berkelanjutan;
9) Mengantisipasi isu lingkungan global.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum. Pembangunan
kepariwisataan nasional maupun provinsi dan kabupaten/kota
harus selaras dan mendukung asas maupun tujuan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Karena itu, dalam melakukan
pembangunan dan penyelenggaraan pariwisata, muatan yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 sangat
penting untuk menjadi acuan dalam mewujudkan kepariwisataan
yang berkelanjutan.
c). Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
menyebutkan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya
bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan
cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan
kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu

48
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi


sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan melalui proses penetapan.
Cagar budaya memiliki keterkaitan erat dengan kepariwisataan,
dimana cagar budaya dapat dimanfaatkan untuk pariwisata. Hal
ini tercantum dalam pasal 64, yaitu Cagar Budaya harus
memperhatikan pemanfaatannya bagi kepentingan sosial,
pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, agama,
kebudayaan, dan/atau pariwisata.
Dalam pasal 85 dijelaskan bahwa Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan setiap orang dapat memanfaatkan Cagar Budaya
untuk kepentingan agama, sosial, pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pariwisata.
Pemanfaatan cagar budaya dapat berupa koleksi di museum
yang salah satunya dilakukan untuk pengembangan pariwisata.
Kabupaten Minahasa Utara, termasuk kabupaten di provinsi
Sulawesi Utara yang memiliki banyak cagar budaya, baik berupa
budaya benda hingga budaya tak benda.

3.3. Dampak Perda Ripparkab Terhadap Peraturan


Perundang-undangan Lain
Keberadaan Peraturan Daerah Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara merupakan tindak
lanjut implementasi dari (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, (2) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan
Nasional Tahun 2010 – 2025.
Perda Ripparkab Minahasa Utara merupakan pedoman
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara, yang
meliputi Destinasi Pariwisata Kabupaten (DPK), pemasaran
pariwisata kabupaten, industri pariwisata kabupaten, dan
kelembagaan kepariwisataan kabupaten dalam kurun waktu 2021-
2025.

49
Naskah Akademik

Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara tentang Rencana


Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara
ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan yang dapat
memperkuat posisi Perda. Peraturan perundangan tersebut antara
lain:
1) Peraturan perundangan tentang pemajuan kebudayaan di
Kabupaten Minahasa Utara;
2) Peraturan perundangan tentang rencana pengembangan
kawasan strategis pariwisata dan kawasan pengembangan
pariwisata Kabupaten Minahasa Utara;
3) Peraturan perundangan tentang pemantauan dan evaluasi
pembangunan Kabupaten Minahasa Utara.

50
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB 4
LANDASAN FILOSOFIS,
SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

4.1 Landasan Filosofis


Peraturan daerah yang disusun mempertimbangkan pandangan
hidup bangsa Indonesia yang yang bersumber dari Pancasila dan
UUD 1945. Peraturan daerah menggambarkan cerminan dari cita-
cita kolektif untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa
dalam membangun daerah dan masyarakat semakin baik dan
sejahtera.
Dalam kaitannya dengan penyusunan Raperda, maka landasan
filosofis harus menguatkan pemenuhan kewajiban Pemerintah
Daerah sebagai bagian dari sistem pemerintahan nasional dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat, yang salah satunya melalui
pembentukan sistem pemerintahan yang mendukung penyeleng-
garaan urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota, yaitu bidang kepariwisataan, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Landasan filosofi pembangunan kepariwisataan Indonesia
mengacu kepada falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu

51
Naskah Akademik

terwujudnya keselarasan hubungan antara manusia dengan


Tuhannya, antara manusia dengan manusia, serta antara manusia
dengan lingkungan alam. Falsafah tersebut berasal dari nilai luhur
agama atau tradisi yang meskipun diungkapkan secara berbeda-
beda oleh agama dan tradisi yang berbeda, namun memiliki inti
yang sama.
Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara,
berpedomankan pada falsafah pembangunan kepariwisataan In-
donesia, antara lain:
a) Dilandasi dan berpegang teguh pada nilai-nilai agama, norma
sosial dan budaya, menjaga keseimbangan ekologis/
lingkungan, serta menghargai hak azasi manusia.
b) Memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat di
daerah dan bangsa Indonesia, dalam bidang
Ipoleksosbudhankam;
c) Wujud apresiasi terhadap nilai dan norma kehidupan berbangsa
dan bernegara dan jatidiri sebagai bangsa Indonesia;
d) menjaga keanekaragaman alam dan memelihara keragaman
budaya sebagai ciri khas pembangunan Indonesia dan menjadi
modal dasar identitas lokal.
Asas pembangunan kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara,
tegas dan teguh mengacu pada Undang-undang Nomor 10 tahun
2009 tentang Kepariwisataan. Pembangunan kepariwisataan
mengacu pada asas sebagai berikut:
a) Manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat, terutama
masyarakat lokal, manfaat bagi daerah, maupun secara
nasional;
b) Kekeluargaan, dalam arti hubungan yang harmonis antara
pemerintah dan swasta, antara pengusaha besar dan kecil,
antara pengusaha dan masyarakat;
c) Adil dan merata, dalam arti setiap warga mempunyai hak yang
sama untuk mendapat perlakuan yang sama (nondiskriminatif)

52
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

dalam mengembangkan usaha di bidang kepariwisataan,


memanfaatkan peluang kerja atau melakukan kegiatan wisata;
kepentingan masyarakat luas tidak dikorbankan demi
kepentingan wisatawan atau kepentingan sekelompok
pengusaha;
d) Keseimbangan antara daya dukung dan daya tampung, antara
permintaan dan penawaran; antara usaha besar dan kecil; serta
keseimbangan antara aspek-aspek konservasi-edukasi-
partisipasi dan ekonomi;
e) Kemandirian, pembangunan yang tidak didikte oleh pihak lain
tetapi dirancang untuk kepentingan nasional dan bangsa, serta
masyarakat Indonesia;
f) Kelestarian, dalam bentuk perlindungan, pemanfaatan dan
pengembangan pusaka alam dan budaya;
g) Partisipasi, membuka peluang seluas-luasnya bagi keikut-
sertaan masyarakat;
h) Berkelanjutan, dalam bentuk tanggung jawab kepada generasi
masa kini dan yang akan datang;
i) Demokratis mendengarkan aspirasi masyarakat dan para
pemangku kepentingan;
j) Kesetaraan, antara masyarakat tuan rumah dengan wisatawan;
k) Kesatuan, langkah dan visi serta tujuan pembangunan untuk
kesatuan bangsa Indonesia serta integritas para pelaku:
wisatawan, pengusaha, masyarakat dan pemerintah pusat serta
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pariwisata.

4.2 Landasan Sosiologis


Pembangunan kepariwisataan Indonesia menempatkan
masyarakat sebagai pilar utama dan menjadi kunci keberhasilan
pembangunan kepariwisataan. Landasan sosiologis menjadi
bagian pertimbangan penting dalam pelaksanaan pembangunan
kepariwisataan, selain kajian ekonomi dan ekologis.

53
Naskah Akademik

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan yang


menggambarkan bahwa Perda dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan dan perlindungan terhadap masyarakat. Landasan
sosiologis menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan
masalah dan kebutuhan masyarakat. Landasan ekologis ini
menjadi panduan pelaksanaan pembangunan, dalam hal ini
pembangunan kepariwisataan.
Masyarakat sebagai faktor yang menentukan keberlanjutan
pariwisata, kemajuan industri pariwisata, dan pengembangan
komunitas lokal. Masyarakat berperan penting dalam
pembangunan kepariwisataan, menciptakan kondisi lingkungan
yang baik bagi wisatawan maupun usaha pariwisata. Keterlibatan
masyarakat lokal memberikan kualitas pengalaman yang lebih
tinggi dan otentik kepada wisatawan karena keunikan sumber daya
alam dan kekhasan budaya, pelibatan ekonomi kreatif, serta
menggerakkan perekonomian daerah.
Landasan sosiologis pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Minahasa Utara didasarkan pada prinsip penyelenggaraan
kepariwisataan yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Prinsip penyelenggaraan
kepariwisataan sebagai landasan sosiologis yaitu:
1) Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan
hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan
antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara
manusia dan lingkungan;
2) Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan
kearifan lokal;
3) Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,
kesetaraan, dan proporsionalitas;
4) Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
5) Memberdayakan masyarakat setempat;
6) Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat

54
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam


kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku
kepentingan;
7) Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan
internasional dalam bidang pariwisata; dan
8) Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, setiap orang mendapat jaminan dan hak
memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata; melakukan
usaha pariwisata; menjadi pekerja/buruh pariwisata; dan berperan
dalam proses pembangunan kepariwisataan. Sementara setiap
wisatawan berhak memperoleh: (a) informasi yang akurat
mengenai daya tarik wisata; (b). pelayanan kepariwisataan sesuai
dengan standar; (c). perlindungan hukum dan keamanan; (d).
pelayanan kesehatan; (e). perlindungan hak pribadi; dan (f).
perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang berisiko
tinggi
Ditegaskan pula bahwa setiap orang dan/atau masyarakat di dalam
dan di sekitar destinasi pariwisata mempunyai hak prioritas, baik
sebagai pekerja, konsinyasi, maupun terlibat dalam pengelolaan.
Begitu juga setiap pengusaha pariwisata berhak: (a). mendapatkan
kesempatan yang sama dalam berusaha di bidang kepariwisataan;
(b). membentuk dan menjadi anggota asosiasi kepariwisataan;
(c). mendapatkan perlindungan hukum dalam berusaha; dan (d).
mendapatkan fasilitas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dan daerah, memperluas dan memeratakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong
pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan
daya tarik wisata dan destinasi di Indonesia, serta memupuk rasa
cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat

55
Naskah Akademik

dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah,


bertumpu kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan
masyarakat yang mencakupi berbagai aspek, seperti sumber daya
manusia, pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan teknologi,
keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan
usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber
kekayaan alam dan budaya.

4.3 Landasan Yuridis


Landasan yuridis penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Sementara landasan yuridis penyusunan Peraturan Daerah
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundangan.
Landasan yuridis digunakan sebagai dasar utama penyusunan
Ripparkab dan Perda Ripparkab Minahasa Utara untuk mengatasi
kemungkinan adanya permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah
ada, yang akan diubah, atau dicabut, guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyang-
kut persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi
yang diatur. Beberapa persoalan hukum tersebut antara lain dapat
terjadi karena peraturan sudah ketinggalan zaman, peraturan yang
inkonsistensi, disharmonisasi dan disorientasi, atau tumpang-
tindih, lemahnya daya berlaku peraturan, peraturan telah ada tetapi
tak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.
Landasan yuridis atau normatif suatu peraturan atau kaidah
merupakan bagian dari suatu kaidah hukum tertentu yang di dalam
kaidah-kaidah hukum saling menunjuk yang satu terhadap yang
lain. Sistem kaidah hukum yang demikian itu terdiri atas suatu
keseluruhan hierarkhi kaidah hukum khusus yang bertumpu pada
kaidah hukum umum. Di dalamnya kaidah hukum khusus yang lebih
rendah diderivasi dari kaidah hukum yang lebih tinggi.

56
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan


mengamanatkan bahwa pembangunan kepariwisataan dilakukan
secara terencana, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Pembangunan kepariwisataan meliputi
pembangunan industri pariwisata, destinasi pariwisata,
pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan harus dilakukan
berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang
merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka
panjang.
Dalam Undang-Undang tersebut juga dijelaskan bahwa
pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong
pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta
mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. Di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/
kota, kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi
dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara dan daerah
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Tujuan utama pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Minahasa Utara didasarkan pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan, yaitu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi; meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus
kemiskinan; mengatasi pengangguran; melestarikan alam,
lingkungan, dan sumber daya; memajukan kebudayaan;
mengangkat citra bangsa; memupuk rasa cinta tanah air;
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan mempererat
persahabatan antar bangsa.
Untuk membangun dan mengembangkan pariwisata di suatu
daerah diperlukan perencanaan yang terpadu dan komperhensif
yang dirumuskan dalam suatu Rencana Induk Pembangunan Kepa-
riwisataan Daerah. Dengan adanya Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah diharapkan mampu menjadi acuan bagi
pemerintah daerah untuk dapat mengembankan pariwisata di
daerahnya. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan, diatur
secara hukum oleh Peraturan Daerah.

57
Naskah Akademik

Penyusunan Peraturan Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota


telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundangan. Peraturan Daerah
Kabupaten, misalnya, adalah Peraturan Perundang-undangan
yangdibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
dengan persetujuan bersamaBupati. Perencanaan penyusunan
Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam Prolegda (Program
Legislasi Daerah).
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 disebutkan bahwa
materi muatan Peraturan Perundang-Undangan harus
mencerminkan asas: a. pengayoman, b. kemanusiaan, c.
kebangsaan, d. kekeluargaan, e. kenusantaraan, f. Bhinneka
Tunggal Ika, g. keadilan, h. kesamaan kedudukan dalam hukum
dan pemerintahan, i. ketertiban dan kepastian hukum, dan/atau j.
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Selain mencerminkan asas tersebut, Peraturan Perundang-
undangan tertentu, termasuk Peraturan Daerah, dapat berisi asas
lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan
yang bersangkutan. Terkait dengan peraturan di bidang
kepariwisataan, maka asas-asas seperti yang tercantum dalam
Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
mengenai pembangunan kepariwisataan juga perlu menjadi
pertimbangan. Asas pembangunan kepariwisataan ini, antara lain
sudah terjabarkan dalam landasan filosofis dalam Ranperda
Ripparkab, dalam hal ini Ripparkab Minahasa Utara. *

58
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB 5
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,
DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN
PERATURAN DAERAH TENTANG
RIPPARKAB MINAHASA UTARA

5.1 Jangkauan Perda RIPPARKAB Minahasa Utara


Jangkauan Peraturan Daerah tentang RIPPARKAB Minahasa
Utara meliputi seluruh pemangku kepentingan di bidang
kepariwisataan baik yang berasal dari pemerintah, asosiasi,
swasta, masyarakat dan lainnya yang antara lain terdiri dari:
1) Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara, khususnya
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengurus tentang
kepariwisataan;
2) Usaha pariwisata yang berusaha di wilayah Kabupaten
Minahasa Utara, mencakup 13 jenis usaha yang tercantum
dalam Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, yaitu usaha daya tarik wisata; usaha kawasan
pariwisata; usaha jasa transportasi wisata; usaha jasa
perjalanan wisata; usaha jasa makanan dan minuman; usaha

59
Naskah Akademik

penyediaan akomodasi; usaha penyelenggaraan kegiatan


hiburan dan rekreasi; usaha penyelenggaraan pertemuan;
perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; usaha jasa
informasi pariwisata; usaha jasa konsultan pariwisata; usaha
jasa pramuwisata; usaha wisata tirta; dan usaha spa;
3) Asosiasi usaha pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara;
4) Sumber daya manusia yang bekerja di usaha pariwisata yang
beroperasi di Kabupaten Minahasa Utara;
5) Lembaga pendidikan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa
Utara, termasuk akademisi,
6) Kelompok masyarakat yang bergerak di bidang kepariwisataan
di Kabupaten Minahasa Utara; dan
7) Organisasi masyarakat lain yang terkait dan mendukung
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Minahasa Utara.

5.2 Arah Pengaturan Perda RIPPARKAB Minahasa Utara


Peraturan daerah tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Minahasa Utara,
meliputi pembangunan kepariwisataan daerah dilaksanakan:
(a) berdasarkan prinsip Pembangunan Kepariwisataan yang
berkelanjutan;
(b) berorientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan,
peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta
pelestarian lingkungan;
(c) tata kelola yang baik;
(d) secara terpadu lintas sektor, lintas daerah, lintas kecamatan
dan desa, serta lintas pelaku;
(e) mendorong kemitraan sektor publik dan privat.
Arahan pengaturan dalam peraturan daerah tentang RIPPARKAB
sesuai dengan arahan visi, misi, dan tujuan dalam materi
RIPPARKab Minahasa Utara dalam kurun waktu 2021-2025.

60
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

5.3 Ruang Lingkup Materi Perda RIPPARKAB Minahasa Utara


Muatan materi Peraturan Daerah (Perda) Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB)
Minahasa Utara dari ketentuan umum, muatan materi yang diatur
dalam Perda, indikasi program, pengawasan dan pengendalian,
ketentuan peralihan, serta penutup. Perda ini pula dilengkapi
dengan lampiran.

5.3.1 Ketentuan Umum


Ketentuan umum memuat rumusan akademik tentang pengertian
istilah, dan frasa. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud
dengan:
1) Daerah adalah Kabupaten Minahasa Utara.
2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Minahasa
Utara.
3) Bupati adalah Bupati Minahasa Utara.
4) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Minahasa Utara.
5) Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten yang
selanjutnya disebut RIPPARKAB adalah dokumen perencanaan
pembangunan kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara.
6) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara.
7) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
8) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin

61
Naskah Akademik

yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara


serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha.
9) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
10) Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas
Pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait
dan melengkapi terwujudnya Kepariwisataan.
11) Destinasi Pariwisata Kabupaten yang selanjutnya disebut DPK
adalah Destinasi Pariwisata atau Tujuan Pariwisata berskala
kabupaten yang dimiliki oleh Kabupaten Minahasa Utara.
12) Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupatenyang
selanjutnya disebut KPPK adalah suatu ruang pariwisata yang
berada di kabupaten Minahasa Utara, yang mencakup luasan
area tertentu sebagai suatu kawasan dengan komponen
kepariwisataannya, serta memiliki karakter atau tema produk
wisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai
komponen pencitraan kawasan tersebut.
13) Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki
fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi,
sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
14) Kawasan Strategis Pariwisata Kabupatenyang selanjutnya
disebut KSPK adalah Kawasan Strategis Pariwisata yang
berada di Kabupaten Minahasa Utara.
15) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

62
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

16) Fasilitas Umum adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu


lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam
melakukan aktifitas kehidupan keseharian.
17) Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara
khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan,
kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan
kunjungan ke Destinasi Pariwisata.
18) Fasilitas Penunjang Pariwisata adalah produk dan pelayanan
yang dibutuhkan untuk menunjang terpenuhinya kebutuhan
berwisata wisatawan.
19) Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dan
prasarana transportasi yang mendukung pergerakan
wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi Pariwisata
maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata
dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata.
20) Industri Pariwisata adalah kumpulan Usaha Pariwisata yang
saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata.
21) Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang
dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata.
22) Pemasaran Pariwisata adalah serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk
wisata dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk
mengembangkan Kepariwisataan dan seluruh pemangku
kepentingannya.
23) Kelembagaan Kepariwisataan adalah kesatuan unsur beserta
jaringannya yang dikembangkan secara terorganisasi, meliputi
Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat,
sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional,
yang secara berkesinambungan guna menghasilkan perubahan
ke arah pencapaian tujuan di bidang Kepariwisataan.

63
Naskah Akademik

24) Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan


kesadaran, kapasitas, akses, dan peran masyarakat, baik
secara individu maupun kelompok, dalam memajukan kualitas
hidup, kemandirian, dan kesejahteraan melalui kegiatan
Kepariwisataan.
25) Organisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di lingkungan
Pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan
penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan.
26) Sumber Daya Manusia Pariwisata yang selanjutnya disingkat
SDM Pariwisata adalah tenaga kerja yang pekerjaannya terkait
secara langsung dan tidak langsung dengan kegiatan
Kepariwisataan.
27) Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha
dan pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu
produk pariwisata, pelayanan dan pengelolaan Kepariwisataan.
28) Pemerintah Provinsi adalah pemerintah provinsi Sulawesi
Utara.
29) Menteri adalah menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia.

5.3.2 Muatan Materi RIPPARKAB Minahasa Utara


RIPPARKAB Minahasa Utara merupakan pedoman utama bagi
perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan
kepariwisataan di tingkat Kabupaten Minahasa Utara. Muatan
RIPPARKAB Minahasa Utara berisi visi, misi, dan tujuan
pembangunan kepariwisataan, kebijakan, serta strategi dan pro-
gram-program yang mencakup aspek pembangunan destinasi
pariwisata, industri pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan
kepariwisataan.

A. Visi dan Misi


Pembangunan Kepariwisataan Daerah di Kabupaten Minahasa
Utara dilaksanakan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan

64
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Minhasa Utara.


RIPPARKAB memuat tentang visi dan misi Kabupaten Minahasa
Utara, tujuan dan sasaran, serta arah pembangunan
kepariwisataan daerah dalam kurun waktu tahun 2021 sampai
tahun 2025.
Visi pembangunan kepariwisataan daerah di Kabupaten Minahasa
Utara adalah terwujudnya Kabupaten Minahasa Utara sebagai
daerah tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing,
berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan
kesejahteraan rakyat.
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan
daerah Kabupaten Minahasa Utara ditempuh melalui 4 (empat)
misi pembangunan kepariwisataan daerah meliputi
pengembangan.
a) Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah
dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan
daerah, dan masyarakat;
b) Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung
jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan lokal,
nusantara, dan mancanegara;
c) Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan
kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan
alam dan sosial budaya; dan
d) Organisasi Pemerintah Daerah dan Desa, swasta dan
masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme
operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.

B. Tujuan, Sasaran, dan Arah Kebijakan


Tujuan Pembangunan Kepariwisatan Daerah Kabupaten Minahasa
Utara, adalah:
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata;
b) Mengomunikasikan Destinasi Pariwisata di daerah dengan

65
Naskah Akademik

menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan


bertanggung jawab;
c) Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah;
d) Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata
kelola pariwisata yang mampu mensinergikan Pembangunan
Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri
Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.
Sasaran Pembangunan Kepariwisatan Daerah Kabupaten
Minahasa Utara, adalah:
a) Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara;
b) Jumlah kunjungan wisatawan nusantara;
c) Jumlah wisatawan lokal;
d) Pendapatan asli daerah dari pariwisata;
e) Produk domestik regional bruto daerah dari pariwisata;
f) Penyerapan tenaga kerja di bidang kepariwisataan;
g) Kualitas lingkungan, alam, budaya, dan tradisi masyarakat lokal.
Arah Pembangunan Kepariwisatan Daerah Kabupaten Minahasa
Utara, adalah:
a) Berdasarkan prinsip Pembangunan Kepariwisataan yang ber-
kelanjutan;
b) Berorientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan
kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan.
c) Melaksanakan tata kelola yang baik.
d) Keterpaduan terpadu lintas sektor, lintas daerah, lintas keca-
matan dan desa, dan lintas pelaku.
e) Mendorong kemitraan sektor publik dan privat.

66
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Arah pembangunan kepariwisataan daerah Kabupaten Minahasa


Utara ini menjadi dasar kebijakan, strategi, dan indikasi program
pembangunan kepariwisataan daerah dalam kurun waktu tahun
2021 – 2025. Pembangunan Pariwisata Daerah ini terangkum
dalam empat program yaitu (a) Pembangunan Destinasi
Pariwisata Kabupaten; (b) Pemasaran Pariwisata; (c) Industri
Pariwisata; dan (d) Kelembagaan Kepariwisataan.

C. Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten (DPK)


Penentuan DPK Minahasa Utara didasarkan pada lima kriteria.
Pertama, merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah
kecamatan, desa, serta lintas kecamatan dan desa/kelurahan, yang
di dalamnya terdapat Kawasan Pengembangan Pariwisata
Kabupaten (KPPK), yang diantaranya merupakan KSPK
(Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten) Minahasa Utara.
Kedua, memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal
secara luas secara lokal dan nasional, serta membentuk jejaring
produk wisata dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola
kunjungan wisatawan. Ketiga, memiliki kesesuaian tema Daya Tarik
Wisata yang mendukung penguatan daya saing. Keempat, memiliki
dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung
pergerakan wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan. Kelima,
memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.

Program Pembangunan Struktur Perwilayahan DPK


Struktur Perwilayahan Pembangunan DPK terdiri atas (1) Pusat
Pelayanan Primer, (2) Pusat Pelayanan Sekunder; (3) DPK
(Destinasi Pariwisata Kabupaten), (4) KPPK (Kawasan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten), dan (5) KSPK (Kawasan
Strategis Pariwisata Kabupaten.
Pusat Pelayanan Primer Pariwisata berfungsi sebagai pintu
gerbang kabupaten Minahasa Utara, pusat penyediaan fasilitas
pariwisata di kabupaten Minahasa Utara, dan pusat penyebaran
kegiatan wisata ke bagian-bagian wilayah kabupaten Minahasa
Utara. Pusat Pelayanan Sekunder berfungsi sebagai pusat

67
Naskah Akademik

pertumbuhan pariwisata di bagian wilayah tertentu di kabupaten


Minahasa Utara.
KPPK ditentukan dengan kriteria: (1) suatu ruang pariwisata yang
mencakup luasan area tertentu sebagai suatu kawasan dengan
komponen kepariwisataannya; (2) memiliki karakter atau tema
produk wisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai
komponen pencitraan kawasan tersebut.
KSPK ditentukan dengan kriteria: (1) memiliki fungsi utama
pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata; (2) memiliki
sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya Tarik Wisata
unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas; (3)
memiliki potensi pasar, baik skala lokal, nasional maupun
internasional; (4) memiliki posisi dan peran potensial sebagai
penggerak investasi; (5) memiliki lokasi strategis yang berperan
menjaga persatuan dan keutuhan wilayah; (6) memiliki fungsi dan
peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; (7) memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha
pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya
aspek sejarah dan kepurbakalaan; (8) memiliki kesiapan dan
dukungan masyarakat; (9) memiliki kekhususan dari wilayah; (10)
berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan
pasar wisatawan potensial daerah; dan (11) memiliki potensi
kecenderungan produk wisata masa depan.
Struktur perwilayahan pembangunan DPK di Minahasa Utara terdiri
atas (1) Satu Pusat Pelayanan Primer di Minahasa Utara, yaitu
Airmadidi; (2) Sepuluh Pusat Pelayanan Sekunder, yang tersebar
di semua ibukota kecamatan; (3) Lima DPK dari sepuluh
kecamatan dan seratus tigapuluhsatu desa/kelurahan, serta (4)
sepuluh KSPK yang tersebar di lima DPK.
Arah kebijakan Pembangunan DPK dan KSPK meliputi ;
a) Perencanaan Pembangunan DPK dan KSPK.
Strategi perencanaan Pembangunan DPK dan KSPK, dilakukan
dengan (1) menyusun rencana induk dan rencana detail
Pembangunan DPK dan KSPK; (2) menyusun regulasi tata

68
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

bangunan dan tata lingkungan DPK dan KSPK.


b) Penegakan regulasi Pembangunan DPK dan KSPK.
Strategi penegakan regulasi Pembangunan DPK dan KSPK
dilakukan melalui monitoring dan pengawasan oleh Pemerintah
terhadap penerapan rencana detail DPK dan KSPK.
c) Pengendalian implementasi Pembangunan DPK dan KSPK.
Strategi untuk pengendalian implementasi rencana
Pembangunan DPK dan KSPK dilakukan melalui peningkatan
koordinasi antara Pemerintah Daerah, pelaku usaha dan
masyarakat.

Program Pembangunan Daya Tarik Wisata


Pembangunan Daya Tarik Wisata dilaksanakan berdasarkan
prinsip menjunjung tinggi nilai agama dan budaya, serta
keseimbangan antara upaya pengembangan manajemen atraksi
untuk menciptakan daya tarik wisata yang berkualitas, berdaya
saing, serta mengembangkan upaya konservasi untuk menjaga
kelestarian dan keberlanjutan sumber dayanya. Program
pembangunan daya tarik wisata, terdiri atas (1) Daya Tarik Wisata
alam, (2) Daya Tarik Wisata budaya, dan (3) Daya Tarik Wisata
hasil buatan manusia.
Arah kebijakan Pembangunan Daya Tarik Wisata, meliputi:
a. Perintisan pengembangan Daya Tarik Wisata dalam rangka
mendorong pertumbuhan DPK dan pengembangan daerah.
Strategi untuk perintisan pengembangan Daya Tarik Wisata,
dilakukan dengan (1) mengembangkan Daya Tarik Wisata baru
di Destinasi Pariwisata yang belum berkembang
kepariwisataannya; dan (2) memperkuat upaya pengelolaan
potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung
upaya perintisan.
b. Pembangunan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan kualitas
dan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas
segmen pasar yang ada.

69
Naskah Akademik

Strategi untuk Pembangunan Daya Tarik Wisata untuk


peningkatan kualitas dan daya saing produk, dilakukan dengan
(1) mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas
Daya Tarik Wisata untuk mendorong akselerasi perkembangan
DPK; dan (2) memperkuat upaya konservasi potensi
Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung intensifikasi
Daya Tarik Wisata.
c. Pemantapan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan daya saing
produk dalam menarik kunjungan ulang wisatawan dan segmen
pasar yang lebih luas.
Strategi untuk pemantapan Daya Tarik Wisata untuk peningkatan
daya saing produk, dilakukan dengan (1) mengembangkan
diversifikasi atau keragaman nilai Daya Tarik Wisata dalam
berbagai tema terkait; dan (2) memperkuat upaya penataan
ruang wilayah dan konservasi potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung diversifikasi Daya Tarik Wisata.
d.Revitalisasi Daya Tarik Wisata dalam upaya peningkatan
kualitas, keberlanjutan dan daya saing produk dan DPK.
Strategi untuk revitalisasi Daya Tarik Wisata, dilakukan dengan
(1) revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi
penggerak kegiatan Kepariwisataan pada Daya Tarik Wisata;
dan (2) memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan
konservasi potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam
mendukung revitalisasi daya tarik dan kawasan di sekitarnya.

Program Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata


Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata, dimaksudkan untuk
mendukung pengembangan Kepariwisataan dan pergerakan
wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di dalam
DPK. Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata meliputi penyediaan
dan pengembangan sarana, prasarana, dan sistem transportasi,
angkutan jalan, sungai, angkutan laut, dan angkutan udara.
1. Arah kebijakan penyediaan dan pengembangan sarana
transportasi angkutan jalan, sungai, angkutan laut, dan angkutan
udara, berupa:

70
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a) Pengembangan dan peningkatan kemudahan akses dan


pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK.
Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kemudahan
akses dan pergerakan wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di DPK, dapat dilakukan dengan (1)
meningkatkan ketersediaan moda transportasi sebagai sarana
pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar;
(2) meningkatkan kecukupan kapasitas angkut moda
transportasi menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di
Destinasi Pariwisata sesuai kebutuhan dan perkembangan
pasar; dan (3) mengembangkan keragaman atau diversifikasi
jenis moda transportasi menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di Destinasi Pariwisata sesuai kebutuhan dan
perkembangan pasar.
b) pengembangan dan peningkatan kenyamanan dan keamanan
pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK.
Strategi pengembangan dan peningkatan kenyamanan dan
keamanan pergerakan wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di DPK, dilakukan dengan
mengembangkan dan meningkatkan kualitas (1) kenyamanan
moda transportasi menuju destinasi dan pergerakan wisatawan
di DPK sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan (2)
keamanan moda transportasi untuk menjamin keselamatan
perjalanan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK.
2. Arah kebijakan penyediaan dan pengembangan prasarana
transportasi angkutan jalan, sungai, angkutan laut, dan angkutan
udara, meliputi:
a) Pengembangan dan peningkatan kemudahan akses terhadap
prasarana transportasi sebagai simpul pergerakan yang
menghubungkan lokasi asal wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di DPK.

71
Naskah Akademik

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kemudahan


akses terhadap prasarana transportasi sebagai simpul
pergerakan yang menghubungkan lokasi asal wisatawan menuju
destinasi dan pergerakan wisatawan di DPK, meliputi
meningkatkan: (1) ketersediaan prasarana simpul pergerakan
moda transportasi pada lokasi-lokasi strategis di DPK sesuai
kebutuhan dan perkembangan pasar; (2) keterjangkauan
prasarana simpul pergerakan moda transportasi dari pusat-
pusat kegiatan pariwisata di DPK.
b) Pengembangan dan peningkatan keterhubungan antara DPK
dengan pintu gerbang wisata regional dan/atau nasional
maupun keterhubungan antar komponen daya tarik dan simpul-
simpul pergerakan di dalam DPK.
Strategi untuk pengembangan dan peningkatan keterhubungan
antara DPK dengan pintu gerbang wisata nasional dan/atau
provinsi maupun keterhubungan antar komponen daya tarik dan
simpul-simpul pergerakan di dalam DPK, meliputi
mengembangkan dan meningkatkan: (1) jaringan transportasi
penghubung antara DPK dengan pintu gerbang wisata nasional
dan/atau provinsi maupun keterhubungan antar komponen daya
tarik dan simpul-simpul pergerakan di dalam DPK; dan (2)
keterpaduan jaringan infrastruktur transportasi antara pintu
gerbang wisata dan DPK serta komponen yang ada di
dalamnya yang mendukung kemudahan transfer intermoda.
c) Pengembangan dan peningkatan kenyamanan perjalanan
menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di dalam DPK.
Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan
perjalanan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di
dalam DPK, meliputi mengembangkan dan meningkatkan
kualitas dan kapasitas: (1) jaringan transportasi untuk
mendukung kemudahan, kenyamanan dan keselamatan
pergerakan wisatawan sesuai kebutuhan dan perkembangan
pasar; dan (2) fasilitas persinggahan di sepanjang koridor
pergerakan wisata di dalam DPK sesuai kebutuhan dan
perkembangan pasar.

72
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

3. Arah kebijakan penyediaan dan pengembangan sistem


transportasi angkutan jalan, sungai, angkutan laut, angkutan
udara, meliputi:
a) Peningkatan kemudahan pergerakan wisatawan dengan
memanfaatkan beragam jenis moda transportasi secara
terpadu.
Strategi untuk peningkatan kemudahan pergerakan wisatawan
diwujudkan dalam bentuk pembangunan sistem transportasi dan
pelayanan terpadu di DPK.
b) Peningkatan kemudahan akses terhadap informasi berbagai
jenis moda transportasi dalam rangka perencanaan perjalanan
wisata.
Strategi untuk peningkatan kemudahan akses terhadap
informasi berbagai jenis moda transportasi dalam perencanaan
perjalanan wisata, dilakukan dengan mengembangkan dan
meningkatkan: (1) ketersediaan informasi pelayanan
transportasi berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata ke
DPK; (2) kemudahan reservasi moda transportasi berbagai jenis
moda; (3) kapasitas bandara Samratulangi Manado untuk
pelayanan moda pangsa pasar internasional; (4) kapasitas
pelabuhan wisata di Pusat Pelayanan Primer Pariwisata
Kabupaten, dan kemudahan mengakses antar DPK.

Program Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan


Fasilitas Pariwisata
Arah kebijakan Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata meliputi:
a. Pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata dalam mendukung perintisan
pengembangan DPK.
Strategi pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata dalam mendukung perintisan DPK,
dilakukan dengan (1) mendorong pemberian insentif untuk
pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan

73
Naskah Akademik

Fasilitas Pariwisata dalam mendukung perintisan Destinasi


Pariwisata; (2) meningkatkan fasilitasi Pemerintah untuk
pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata atas inisiatif swasta; (3) merintis dan
mengembangkan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata untuk mendukung kesiapan Destinasi
Pariwisata dan meningkatkan daya saing Destinasi Pariwisata.
b. Peningkatan Prasarana Umum, kualitas Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata yang mendukung pertumbuhan,
meningkatkan kualitas dan daya saing DPK
Strategi peningkatan kualitas Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung pertumbuhan,
meningkatkan kualitas dan daya saing DPK, dilakukan dengan
(1) mendorong dan menerapkan berbagai skema kemitraan
antara Pemerintah dan swasta; (2) mendorong dan menerapkan
berbagai skema kemandirian pengelolaan; (3) mendorong
penerapan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas
Pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan berkebutuhan
khusus.
c. Pengendalian Prasarana Umum, Pembangunan Fasilitas
Umum, dan Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-destinasi
pariwisata yang sudah melampaui ambang batas daya dukung.
Strategi untuk pengendalian pembangunan Prasarana Umum,
Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-
destinasi pariwisata yang sudah melampaui ambang batas daya
dukung, dilakukan dengan (1) menyusun regulasi perijinan untuk
menjaga daya dukung lingkungan; dan (2) mendorong
penegakan peraturan perundang-undangan.

Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan


Arah kebijakan Pemberdayaan Masyarakat melalui
Kepariwisataan meliputi:
a. Pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat
melalui Pembangunan Kepariwisataan.

74
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Strategi untuk pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi


masyarakat, dilakukan dengan (1) memetakan potensi dan
kebutuhan penguatan kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan; (2) memberdayakan potensi
dan kapasitas masyarakat lokal dalam pengembangan
Kepariwisataan; (3) menguatkan kelembagaan masyarakat dan
pemerintah di tingkat lokal guna mendorong kapasitas dan
peran masyarakat dalam pengembangan Kepariwisataan.
b. Optimalisasi pengarusutamaan gender melalui Pembangunan
Kepariwisataan.
Strategi untuk optimalisasi pengarusutamaan gender, dilakukan
dengan (1) meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pengarusutamaan gender dalam
pengembangan pariwisata; (2) meningkatkan peran masyarakat
dalam perspektif kesetaraan gender dalam pengembangan
Kepariwisataan di daerah.
c. Peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha produktif di bidang pariwisata.
Strategi untuk peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya
lokal, dilakukan dengan (1) meningkatkan pengembangan
potensi sumber daya lokal sebagai Daya Tarik Wisata berbasis
kelokalan dalam kerangka Pemberdayaan Masyarakat melalui
pariwisata; (2) mengembangkan potensi sumber daya lokal
melalui desa wisata; (3) meningkatkan kualitas produk industri
kecil dan menengah sebagai komponen pendukung produk
wisata di Destinasi Pariwisata; dan (4) meningkatkan
kemampuan berusaha pelaku Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat
lokal.
d. Penyusunan regulasi dan pemberian insentif untuk mendorong
perkembangan industri kecil dan menengah dan Usaha
Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang
dikembangkan masyarakat lokal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

75
Naskah Akademik

Strategi untuk penyusunan regulasi dan pemberian insentif,


dilakukan dengan (1) mendorong pemberian insentif dan
kemudahan bagi pengembangan industri kecil dan menengah
dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (2)
mendorong pelindungan terhadap kelangsungan industri kecil
dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil
dan menengah di sekitar Destinasi Pariwisata.
e. Penguatan kemitraan rantai nilai antar usaha di bidang
Kepariwisataan.
Strategi untuk penguatan kemitraan rantai nilai antar usaha,
dilakukan dengan (1) mendorong kemitraan antar usaha
Kepariwisataan dengan industri kecil dan menengah dan usaha
mikro, kecil dan menengah; (2) meningkatkan kualitas produk
industri kecil dan menengah dan layanan jasa Kepariwisataan
yang dikembangkan usaha mikro, kecil dan menengah dalam
memenuhi standar pasar.
f. Perluasan akses pasar terhadap produk industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan
menengah yang dikembangkan masyarakat lokal.
Strategi untuk perluasan akses pasar terhadap produk industri
kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata, dilakukan dengan
(1) memperkuat akses dan jejaring industri kecil dan menengah
dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah
dengan sumber potensi pasar dan informasi global; (2)
meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan dalam upaya memperluas akses pasar terhadap
produk industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala
usaha mikro, kecil dan menengah.
g. Peningkatan akses dan dukungan permodalan dalam upaya
mengembangkan produk industri kecil dan menengah dan
Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang
dikembangkan masyarakat lokal.
Strategi untuk peningkatan akses dan dukungan permodalan,

76
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

dilakukan dengan (1) mendorong pemberian insentif dan


kemudahan terhadap akses permodalan bagi Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan menengah dalam pengembangan
usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; (2) mendorong pemberian bantuan permodalan untuk
mendukung perkembangan industri kecil dan menengah dan
Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah di
sekitar Destinasi Pariwisata.
h. Peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku
kepentingan terkait dalam mewujudkan sapta pesona untuk
menciptakan iklim kondusif Kepariwisataan setempat.
Strategi untuk peningkatan kesadaran dan peran masyarakat
serta pemangku kepentingan terkait, dilakukan dengan (1)
meningkatkan pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang
sadar wisata dalam mendukung pengembangan
Kepariwisataan di daerah; (2) meningkatkan peran serta
masyarakat dalam mewujudkan sadar wisata bagi penciptaan
iklim kondusif Kepariwisataan setempat; (3) meningkatkan
peran dan kapasitas masyarakat dan polisi pariwisata dalam
menciptakan iklim kondusif Kepariwisataan; dan (4)
meningkatkan kualitas jejaring media dalam mendukung upaya
Pemberdayaan Masyarakat di bidang pariwisata.
i. Peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali dan mencintai bangsa dan tanah air melalui
perjalanan wisata nusantara.
Strategi untuk peningkatan motivasi dan kemampuan
masyarakat, dilakukan dengan (1) mengembangkan pariwisata
sebagai investasi pengetahuan; (2) meningkatkan kuantitas dan
kualitas informasi pariwisata Minahasa Utara kepada
masyarakat.
j. Peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali dan mencintai daerah sendiri, keindahan dan
karekteristik desa dan kampung di sekitar, melalui perjalanan
wisata antar desa dan atau kampung (baku pasiar).

77
Naskah Akademik

Program Pengembangan Investasi di Bidang Pariwisata


Arah kebijakan pengembangan investasi di bidang pariwisata
meliputi:
a. Peningkatan pemberian insentif investasi di bidang pariwisata
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Strategi untuk peningkatan pemberian insentif investasi di bidang
pariwisata, dilakukan dengan (1) mengembangkan mekanisme
keringanan fiskal untuk menarik investasi modal asing di bidang
pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keuangan; (2) mengembangkan mekanisme
keringanan fiskal untuk mendorong investasi dalam negeri di
bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang keuangan.
b. Peningkatan kemudahan investasi di bidang pariwisata.
Strategi peningkatan kemudahan investasi di bidang pariwisata,
dilakukan dengan (1) melaksanakan debirokratisasi investasi
di bidang pariwisata; (2) melaksanakan deregulasi peraturan
yang menghambat perizinan.
c. Peningkatan promosi investasi di bidang pariwisata, terutama
promosi digital untuk pengembangan digital tourism.
Strategi peningkatan promosi investasi melalui promosi digital
bidang pariwisata melakukan dengan (1) menyediakan
informasi peluang investasi di Destinasi Pariwisata; (2)
meningkatkan promosi investasi di bidang pariwisata di dalam
negeri dan di luar negeri; (3) meningkatkan sinergi promosi
investasi di bidang pariwisata dengan sektor terkait; (4)
menyediakan informasi digital DPK, KPPK, dan KSPK, untuk
mempermudah para calon investor melihat, menilai, dan
merencanakan investasi.

78
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

D. Pembangunan Pemasaran Pariwisata


Pembangunan Pemasaran Pariwisata meliputi (a) pengembangan
pasar wisatawan; (b) pengembangan citra pariwisata; (c)
pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata; dan (d)
pengembangan promosi pariwisata.

Program Pengembangan Pasar Wisatawan


Arah kebijakan pengembangan pasar wisatawan diwujudkan
dalam bentuk pemantapan segmen pasar wisatawan massal dan
pengembangan segmen ceruk pasar untuk mengoptimalkan
pengembangan Destinasi Pariwisata dan dinamika pasar global.
Strategi untuk pemantapan segmen pasar wisatawan massal dan
pengembangan segmen ceruk pasar, dilakukan dengan (1)
meningkatkan pemasaran dan promosi untuk mendukung
penciptaan Destinasi Pariwisata yang diprioritaskan; (2)
meningkatkan akselerasi pemasaran dan promosi pada pasar
utama, baru, dan berkembang; (3) mengembangkan pemasaran
dan promosi untuk meningkatkan pertumbuhan segmen ceruk
pasar; (4) mengembangkan promosi berbasis tema tertentu; (5)
meningkatkan akselerasi pergerakan wisatawan di seluruh
Destinasi Pariwisata; dan (6) meningkatkan intensifikasi
pemasaran wisata konvensi, insentif dan pameran yang
diselenggarakan oleh sektor lain.

Program Pengembangan Citra Pariwisata


Arah kebijakan pengembangan citra pariwisata, meliputi:
a. Peningkatan dan pemantapan citra pariwisata daerah sebagai
bagian dari citra pariwisata Indonesia secara berkelanjutan, baik
citra pariwisata nasional maupun citra pariwisata destinasi.
Strategi untuk peningkatan dan pemantapan citra pariwisata
daerah, dilakukan dengan (1) meningkatkan dan memantapkan
pemosisian citra pariwisata Daerah di antara para pesaing; dan
(2) meningkatkan dan memantapkan pemosisian citra
pariwisata destinasi.

79
Naskah Akademik

Peningkatan dan pemantapan pemosisian citra pariwisata


daerah di antara para pesaing, didasarkan kepada kekuatan-
kekuatan utama yang meliputi: (a) karakter geografis kepulauan,
pesisir, dataran, dan pegunungan; (b) nilai spiritualitas dan
kearifan lokal; (c) keanekaragaman hayati alam dan budaya;
dan (d) daerah dengan nilai budaya Minahasa yang kental.
b. Peningkatan citra pariwisata daerah sebagai bagian dari citra
pariwisata Indonesia sebagai Destinasi Pariwisata yang aman,
nyaman, dan berdaya saing. Strategi untuk peningkatan citra
pariwisata daerah ini sebagai destinasi pariwisata yang aman,
nyaman, dan berdaya saing, diwujudkan melalui promosi,
diplomasi, dan komunikasi.
Peningkatan dan pemantapan pemosisian citra pariwisata
destinasiini didasarkan kepada kekuatan-kekuatan utama yang
dimiliki masing-masing destinasi Pariwisata.

Program Pengembangan Kemitraan Pemasaran Pariwisata


Arah kebijakan pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kemitraan pemasaran
yang terpadu, sinergis, berkesinambungan dan berkelanjutan.
Strategi untuk pengembangan kemitraan pemasaran terpadu,
sinergis, berkesinambungan dan berkelanjutan, dilakukan dengan
meningkatkan (1) keterpaduan sinergis promosi antar pemangku
kepentingan pariwisata Daerah; (2) strategi pemasaran berbasis
pada pemasaran yang bertanggung jawab, yang menekankan
tanggung jawab terhadap masyarakat, sumber daya lingkungan
dan wisatawan, dan (3) strategi pemasaran berbasis digital untuk
menjawab tantangan global dan kemajuan teknologi pemasaran.

Program Pengembangan Promosi Pariwisata


Arah kebijakan pengembangan promosi pariwisata, meliputi:
a. Penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Daerah
di dalam negeri. Strategi penguatan dan perluasan eksistensi
promosi pariwisata Daerah di dalam negeri, dilakukan dengan

80
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

(1) menguatkan fungsi dan peran promosi pariwisata di dalam


negeri; (2) menguatkan dukungan, koordinasi dan sinkronisasi
terhadap Badan Promosi Pariwisata Kabupaten, (3)
menguatkan peran promosi Daerah melalui promosi digital.
b. penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Daerah
di luar negeri. Strategi untuk penguatan dan perluasan eksistensi
promosi pariwisata Indonesia di luar negeri, dilakukan dengan
(1) menguatkan fasilitasi, dukungan, koordinasi, dan sinkronisasi
terhadap promosi pariwisata Daerah di luar negeri, melalui
promosi digital, (2) menguatkan fungsi dan keberadaan promosi
pariwisata Daerah dengan memanfaatkan fungsi dan
keberadaan promosi nasional Indonesia di luar negeri.
Penguatan fungsi dan keberadaan promosi pariwisata Daerah
di luar negeri, dilakukan melalui fasilitasi program kemitraan
antara pelaku promosi pariwisata Daerah di dalam negeri
dengan pelaku promosi pariwisata Daerah yang berada di luar
negeri.

E. Pembangunan Industri Pariwisata Daerah


Pembangunan Industri Pariwisata terdiri atas lima program, yaitu
Pertama, Penguatan struktur Industri Pariwisata; Kedua,
Peningkatan daya saing produk pariwisata; Ketiga,
pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata; Keempat,
Penciptaan kredibilitas bisnis; dan Kelima, Pengembangan
tanggung jawab terhadap lingkungan.

Program Penguatan Struktur Industri Pariwisata


Arah kebijakan penguatan struktur Industri Pariwisata, diwujudkan
dalam bentuk penguatan fungsi, hierarki, dan hubungan antar mata
rantai pembentuk Industri Pariwisata untuk meningkatkan daya
saing Industri Pariwisata.
Strategi untuk penguatan fungsi, hierarki, dan hubungan antar mata
rantai pembentuk Industri Pariwisata, dilakukan dengan (1)
meningkatkan sinergitas dan keadilan distributif antar mata rantai
pembentuk Industri Pariwisata; (2) menguatkan fungsi, hierarki, dan

81
Naskah Akademik

hubungan antar Usaha Pariwisata sejenis untuk meningkatkan daya


saing; dan (3) menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah
antara pelaku Usaha Pariwisata dan sektor terkait.

Program Peningkatan Daya Saing Produk Pariwisata


a. Daya saing Daya Tarik Wisata
Arah kebijakan peningkatan daya saing Daya Tarik Wisata,
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kualitas dan
keragaman usaha Daya Tarik Wisata.
Strategi pengembangan kualitas dan keragaman usaha Daya
Tarik Wisata, dilakukan dengan (1) mengembangkan
manajemen atraksi; (2) memperbaiki kualitas interpretasi; (3)
menguatkan kualitas produk wisata; dan (4) meningkatkan
pengemasan produk wisata.
b. Daya saing Fasilitas Pariwisata.
Arah kebijakan peningkatan daya saing Fasilitas Pariwisata
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kapasitas dan kualitas
fungsi dan layanan Fasilitas Pariwisata yang memenuhi standar
internasional dan mengangkat unsur keunikan dan kekhasan
lokal.
Strategi untuk pengembangan kapasitas dan kualitas fungsi dan
layanan Fasilitas Pariwisata, dilakukan dengan (1) mendorong
dan meningkatkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha
Pariwisata; (2) mengembangkan skema fasilitasi untuk
mendorong pertumbuhan Usaha Pariwisata skala usaha mikro,
kecil dan menengah; dan (3) mendorong pemberian insentif
untuk menggunakan produk dan tema yang memiliki keunikan
dan kekhasan lokal.
c. Daya saing aksesibilitas.
Arah kebijakan peningkatan daya saing aksesibilitas
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kapasitas dan kualitas
layanan jasa transportasi yang mendukung kemudahan
perjalanan wisatawan ke Destinasi Pariwisata.

82
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Strategi untuk pengembangan kapasitas dan kualitas layanan


jasa transportasi, dilakukan melalui peningkatan etika bisnis
dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata.
d. Daya saing Promosi.
Arah kebijakan peningkatan daya saing promosi, diwujudkan
dalam bentuk pengembangan teknik dan kualitas layanan jasa
promosi, mengikuti perkembangan teknologi terkini, yang
memudahkan calon wisatawan mengenal dan tertarik
mengunjungi Destinasi Pariwisata.

Program Pengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata


Arah kebijakan pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata
diwujudkan dalam bentuk pengembangan skema kerja sama antara
Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia usaha, dan
masyarakat.
Strategi untuk pengembangan skema kerja sama, dilakukan
dengan (1) menguatkan kerja sama antara Pemerintah Daerah,
Pemerintah Desa, dunia usaha, dan masyarakat; (2) menguatkan
implementasi kerja sama antara Pemerintah Daerah, Pemerintah
Desa, dunia usaha, dan masyarakat; dan (3) menguatkan moni-
toring dan evaluasi kerja sama antara Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dan masyarakat.

Program Penciptaan Kredibilitas Bisnis


Arah kebijakan penciptaan kredibilitas diwujudkan dalam bentuk
pengembangan manajemen dan pelayanan Usaha Pariwisata
yang kredibel dan berkualitas.
Strategi untuk pengembangan manajemen dan pelayanan Usaha
Pariwisata yang kredibel dan berkualitas, dilakukan dengan (1)
menerapkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata yang
mengacu pada prinsip-prinsip dan standar internasional dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal; (2) menerapkan
sistem yang aman dan tepercaya dalam transaksi bisnis secara
elektronik; dan (3) mendukung penjaminan usaha melalui regulasi
dan fasilitasi.

83
Naskah Akademik

Program Pengembangan Tanggung Jawab Terhadap


Lingkungan
Arah kebijakan pengembangan tanggung jawab terhadap
lingkungan diwujudkan dalam bentuk pengembangan manajemen
Usaha Pariwisata yang mengacu kepada prinsip-prinsip
Pembangunan pariwisata berkelanjutan, kode etik pariwisata
dunia dan ekonomi hijau.
Strategi untuk pengembangan manajemen Usaha Pariwisata,
dilakukan dengan (1) mendorong tumbuhnya ekonomi hijau di
sepanjang mata rantai Usaha Pariwisata; (2) mengembangkan
manajemen Usaha Pariwisata yang peduli terhadap pelestarian
lingkungan dan budaya; (3) mengembangkan manajemen Usaha
Pariwisata yang peduli terhadap kondisi masyarakat berkaitan
dengan situasi khusus karena adanya pandemic dan perubahan
tatanan global; (4) mengembangkan manajemen Usaha Pariwisata
yang mendorong pembangunan Desa berkelanjutan dan saling
menguatkan antar masyarakat desa.

F. Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan Daerah


Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan terdiri atas (a)
penguatan Organisasi Kepariwisataan, (b) pembangunan SDM
Pariwisata, dan (c) penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan.

Program Penguatan Organisasi Kepariwisataan


Arah kebijakan program penguatan organisasi kepariwisataan,
meliputi:
a. Reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan mekanisme
kinerja organisasi untuk mendukung misi Kepariwisataan
sebagai portofolio pembangunan nasional dan Daerah.
Strategi untuk akselerasi reformasi birokrasi kelembagaan dan
penguatan mekanisme kinerja organisasi, dilakukan dengan:
(1) menguatkan tata kelola Organisasi Kepariwisataan dalam
struktur Organisasi Perangkat Daerah; (2) menguatkan

84
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

kemampuan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pro-


gram Pembangunan Kepariwisataan; dan (3) menguatkan
mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi program
Pembangunan Kepariwisataan baik secara internal organisasi
perangkat daerah maupun lintas sektor.
b. Pemantapan Organisasi Kepariwisataan dalam mendukung
pariwisata sebagai pilar strategis pembangunan Daerah dan
nasional.
Strategi pemantapan Organisasi Kepariwisataan dalam
mendukung pariwisata sebagai Program Unggulan Pemerintah
Daerah dan pilar strategis pembangunan nasional, dilakukan
dengan (1) menguatkan fungsi strategis Kepariwisataan dalam
menghasilkan Pendapatan Asli Daerah; (2) meningkatkan Usaha
Pariwisata terkait; (3) meningkatkan Pemberdayaan
Masyarakat; dan (4) meningkatkan pelestarian lingkungan.
c. Pengembangan dan penguatan Organisasi Kepariwisataan
yang menangani bidang Pemasaran Pariwisata.
Strategi pengembangan dan penguatan Organisasi
Kepariwisataan yang menangani bidang Pemasaran
Pariwisata, dilakukan dengan (1) menguatkan struktur dan fungsi
organisasi bidang pemasaran di tingkat Pemerintah; (2)
memfasilitasi terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Daerah;
dan (3) menguatkan kemitraan antara Badan Promosi
Pariwisata Daerah dan Pemerintah Daerah dalam
pembangunan kepariwisataan Daerah.
d. Pengembangan dan menguatkan Organisasi Kepariwisataan
yang menangani bidang Industri Pariwisata.
Strategi pengembangan dan penguatan Organisasi
Kepariwisataan yang menangani bidang Industri Pariwisata,
dilakukan dengan (1) memfasilitasi pembentukan Gabungan
Industri Pariwisata Daerah; (2) menguatkan kemitraan antara
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia dan Pemerintah Daerah
dalam pembangunan kepariwisataan Daerah, dan (3)
menguatkan fungsi setiap organisasi kepariwisataan Daerah,

85
Naskah Akademik

terutama di tingkat Pemerintah Daerah, untuk mendukung


pariwisata digital, mengikuti perkembangan teknologi.
e. Pengembangkan dan menguatkan Organisasi Kepariwisataan
yang menangani bidang Destinasi Pariwisata.
Strategi untuk pengembangan dan penguatan Organisasi
Kepariwisataan yang menangani bidang Destinasi Pariwisata,
dilakukan dengan (1) menguatkan struktur dan fungsi organisasi
bidang pengembangan destinasi di tingkat PemerintahDaerah;
(2) memfasilitasi terbentuknya organisasi pengembangan
destinasi; (3) menguatkan kemitraan antara organisasi
pengembangan destinasi dan Pemerintah Daerah dalam
pembangunan kepariwisataan nasional; (4) menguatkan fungsi
setiap organisasi kepariwisataan Daerah, terutama di tingkat
Pemerintah Daerah, untuk mendukung pariwisata digital,
mengikuti perkembangan teknologi.
f. Reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan mekanisme
kinerja organisasi untuk mendukung misi Kepariwisataan
sebagai komponen pembangunan yang bisa mengatasi krisis
akibat pandemik dan perubahan tatanan global.
Strategi untuk reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan
mekanisme kinerja organisasi untuk mendukung misi
Kepariwisataan sebagai komponen pembangunan yang bisa
menguatkan masyarakat menghadapi krisis akibat pandemic
dan perubahan tatanan global, dilakukan dengan (1) menguatkan
struktur dan fungsi organisasi kepariwisataan di tingkat
Pemerintah Daerah, sebagai bagian dari organisasi yang
berfungsi penguatan masyarakat menghadapi krisis; (2)
menguatkan fungsi dan kerjasama antar pemerintah desa untuk
mengembangkan program kerjasama dan saling menguatkan
masyarakat antar desa.

Program Pembangunan Sumber Daya Manusia Pariwisata


Pembangunan SDM Pariwisata dilakukan di lingkungan
pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat.

86
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. Arah kebijakan Pembangunan SDM Pariwisata di tingkat


Pemerintah diwujudkan dalam bentuk peningkatan kapasitas
dan kapabilitas SDM Pariwisata.
Strategi untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM
Pariwisata di lingkungan Pemerintah, dilakukan dengan (1)
meningkatkan kemampuan dan profesionalitas pegawai; (2)
meningkatkan kualitas pegawai bidang Kepariwisataan; (3)
meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola
pendidikan dan latihan bidang Kepariwisataan.
b. Arah kebijakan Pembangunan SDM Pariwisata di dunia usaha
dan masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas SDM Pariwisata.

Strategi untuk Pembangunan SDM Pariwisata di dunia usaha


dan masyarakat, dilakukan dengan (1) meningkatkan kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi
kompetensi di setiap Destinasi Pariwisata; (2) meningkatkan
kemampuan kewirausahaan di bidang Kepariwisataan; (3)
meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan
Kepariwisataan yang terakreditasi: (4) meningkatkan
kemmpuan digitalisasi di bidang Kepariwisataan.

Program Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan


Arah kebijakan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
untuk mendukung Pembangunan Kepariwisataan meliputi:
a. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
Destinasi Pariwisata.
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada
pengembangan Destinasi Pariwisata, dilakukan dengan (1)
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Daya
Tarik Wisata; (2) meningkatkan penelitian dalam rangka
pengembangan aksesibilitas dan/atau transportasi
Kepariwisataan dalam mendukung daya saing DPK; (3)
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan
Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata

87
Naskah Akademik

dalam mendukung daya saing DPK; (4) meningkatkan penelitian


dalam rangka memperkuat Pemberdayaan Masyarakat melalui
Kepariwisataan; (5) meningkatkan penelitian dalam rangka
pengembangan dan peningkatan investasi di bidang pariwisata,
(6) meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Daya
Tarik Wisata, Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas
Pariwisata yang bisa menjadi mitigasi bencana, (7)
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Daya
Tarik Wisata, Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas
Pariwisata mengikuti perkembangan teknologi dan situasi
terkini.
b. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
Pemasaran Pariwisata.
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada
pengembangan Pemasaran Pariwisata, dilakukan dengan (1)
meningkatkan penelitian pasar wisatawan dalam rangka
pengembangan pasar baru dan pengembangan produk; (2)
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan
penguatan citra pariwisata Indonesia; (3) meningkatkan
penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Pemasaran
Pariwisata; (4) meningkatkan penelitian dalam rangka
peningkatan peran promosi pariwisata Daerah di dalam negeri
dan di luar negeri; dan (5) meningkatkan penelitian dalam rangka
peningkatan pemasaran pariwisata mengikuti perkembangan
teknologi dan situasi terkini.
c. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
Industri Pariwisata.
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada
pengembangan Industri Pariwisata, dilakukan dengan (1)
meningkatkan penelitian dalam rangka penguatan Industri
Pariwisata; (2) meningkatkan penelitian dalam rangka
peningkatan daya saing produk pariwisata; (3) meningkatkan
penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Usaha
Pariwisata; (4) meningkatkan penelitian dalam rangka
penciptaan kredibilitas bisnis; (5) meningkatkan penelitian dalam

88
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

rangka pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan;


(6) meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan industri
pariwisata yang mengikuti perkembangan teknologi dan situasi
terkini; dan (7) meningkatkan penelitian dalam rangka
peningkatan industri pariwisata yang mengembangkan
infrastruktur yang berperan dalam mitigasi bencana.
d. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
kelembagaan dan SDM Pariwisata.
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada
pengembangan kelembagaan dan SDM Pariwisata, dilakukan
dengan (1) meningkatkan penelitian dalam rangka
pengembangan Organisasi Kepariwisataan; dan (2)
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan SDM
Pariwisata.

5.3.3 Indikasi Program Pembangunan Kepariwisataan,


Pengawasan dan Pengendalian
RIPPARKAB Minahasa Utara memuat indikasi program
pembangunan kepariwisataan daerah meliputi Destinasi
Pariwisata; Pemasaran Pariwisata; Industri Pariwisata; dan
Kelembagaan Kepariwisataan. Rincian indikasi program untuk
periode 2021-2025 dan penanggung-jawab pelaksana, tercantum
dalam Lampiran V yang tidak terpisahkan dari Perda RIPPARKAB
tersebut.
Indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah
dilaksanakan sesuai dengan tahapan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah. Dalam pelaksanaan indikasi
program pembangunan kepariwisataan daerah, dinas/badan
sebagai penanggung jawab didukung oleh dinas/badan terkait
lainnya dan pemerintah kecamatan dan desa.
Pemerintah daerah berwewenang melakukan pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan RIPPARKAB Minaahasa Utara.
Pengawasan dan pengendalian dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

89
Naskah Akademik

5.3.4 Ketentuan Peralihan


Ketentuan peralihan memuat pemikiran tentang kemungkinan
adanya ketentuan peralihan dan akibat-akibat hukum yang dapat
timbul apabila materi hukum yang hendak diatur telah pernah diatur.
Disebutkan bahwa pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku
semua peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
Pembangunan Kepariwisataan yang telah ada dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Selanjutnya, semua perjanjian kerja sama yang telah dilakukan
antar Pemerintah dan/atau dengan pihak lain yang berkaitan
dengan Pembangunan Kepariwisataan di luar Perwilayahan
Pembangunan DPK tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
masa perjanjian.

5.3.5 Ketentuan Penutup


Bagian penutup memuat pernyataan bahwa Peraturan Daerah ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Minahasa Utara.

90
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB 6
PENUTUP

Naskah akademik merupakan tahapan akhir dari penyusunan


sistem pelaporan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Kabupaten (RIPPARKAB) Minahasa Utara periode 2021-2025.
Sebelumnya telah disusun Laporan Pendahuluan, Laporan
Kemajuan, Rancangan Laporan Akhir, dan Laporan Akhir yang
berisi rumusan visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana, dan
indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah, serta isi
naskah akademik yang telah disepakati bersama.
Bagian yang tak terpisahkan dari Naskah Akademik RIPPARKAB
Minahasa Utara terdapat Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Minahasa Utara. Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara
menjangkau seluruh pemangku kepentingan, meliputi pemerintah,
asosiasi usaha pariwisata, sumber daya manusia bidang
pariwisata, lembaga pendidikan kepariwisataan, serta kelompok
masyarakat terkait bidang pariwisata di Kabupaten Minahasa
Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

91
Naskah Akademik

Arahan pengaturan dalam peraturan daerah tentang Ripparkab


sesuai dengan arahan visi, misi, dan tujuan dalam materi
RIPPARKAB Minahasa Utara. Muatan materi yang diatur dalam
peraturan daerah ini meliputi: (a) ketentuan umum, (b) muatan
materi RIPPARKAB, meliputi kedudukan, ruang lingkup, jangka
waktu perencanaan, prinsip, visi, misi, tujuan, konsep, kebijakan,
strategi, dan program pembangunan pariwisata yang memuat
pembangunan aspek destinasi pariwisata, industri pariwisata,
pemasaran pariwisata, dan kelembagaan pariwisata, (c) indikasi
program pembangunan kepariwisataan, serta pengawasan dan
pengendalian, (d) ketentuan peralihan, dan (e) ketentuan penutup.
Naskah Akademik rancangan peraturan daerah tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Minahasa Utara
memerlukan beberapa kegiatan pendukung untuk
menyempurnakannya. Adapun rekomendasi kegiatan
penyempurnaan Naskah Akademik ini antara lain:
1. Sosialisasi muatan RIPPARKAB Minahasa Utara kepada
pemangku kepentingan yang lebih luas.
2. Konsultasi dengan Kementerian Pariwisata untuk sinkronisasi
dengan kebijakan Pemerintah Pusat, serta koordinasi bersama
pemerintah provinsi Sulawesi Utara
3.Peraturan Daerah harus dilengkapi dengan petunjuk
pelaksanaan, agar dalam implementasinya tidak mengalami
kendala, yang penetapan petunjuk pelaksanaan tetap
memperhatikan rentang waktu yang diamanatkan dalam Perda.

92
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2021. Kabupaten Minahasa Utara dalam


Angka 2021. BPS Kabupaten Minahasa Utara.
Badan Pusat Statistik. 2021. Statistik Daerah Minahasa Utara
2020. BPS Kabupaten Minahasa Utara.
Badan Pusat Statistik. 2021. Master File Desa Provinsi Sulawesi
Utara 2020. BPS Provinsi Sulawesi Utara.
Bank Indonesia. 2021. Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi
Utara Triwulan Pertama 2021. Perwakilan Bank Indonesia
Sulawesi Utara.
Cellabos-Lascurain, H. 1996. Tourism, Ecotourism, and Protected
Area. Gland, Switzerlamd: IUCN.
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan. Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2011.
Panduan Praktis Memahami Perancangan Peraturan Daerah.
Jakarta.
Eplerwood, M. 1999. Successful Ecotourism Business. The Right
Approach. World Ecotourism Conference, Kinabalu City.
Sabah.
Fandelli, 2005. Ekowisata. Sinopsis Elektronik.
Kementerian Dalam Negeri. 2014. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah. Jakarta.
Kementerian Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 125. Peraturan Pemerintah
Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025.
Kementerian Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58. Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

93
Naskah Akademik

Kementerian Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2017 Nomor 104. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.
Kementerian Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 234. Peraturan Pemerintah
Nomor 84 Tahun 2019 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Likupang.
Kuntowijoyo, 2006. Budaya dan Masyarakat. Penerbit Tiara
Wacana, Yokyakarta.
Lintong, O & A. Kai, 2018. Waruga, Kubur Batu dari Tanah
Minahasa. Majalah Banua, Edisi April 2018. Jurusan
Pariwisata Politeknik Negeri Manado.
Menteri Pariwisata Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Nugroho, I. 2004. Ekoturisme. Buku Ajar Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang.
Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara. 2013. Peraturan
Daerah No 01 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013-2033.
Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi
Abad 21. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sekretariat Kabinet RI. Lembar Negara Republik Indonesia 2014
Nomor 199. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

94
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2007 Nomor 68. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 130. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Sekretariat Negara RI. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Soekendar, Haris (editor); Santoso Soegondo, Ipak Fahriani ,
Bonny A. Tooy, Irna Saptaningrum, Joko Siswanto, Sriwigati.
2016. Waruga Peti Kubur Batu dari Tanah Minahasa Sulawesi
Utara. Balai Arkeologi Sulawesi Utara, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Spillane, J. J. 1999. Pariwisata Sebagai Ilmu dan Profesi. Jurnal
Ilmiah Pariwisata, ISSN 1411 1527. Vol.4 No.2 November
1999. Halaman 20-26.

95
Naskah Akademik

TIES (The International Ecotorism Society), 1991. TIES Global


Ecotourism Fact Sheet. UNEP Tourism.
Wood, M. E. 2002. Ecotourism: Principles, Practices, and Poli-
cies for Sustainability. UNEP.
Yoeti, O. A. 1992. Pengantar Pariwisata. Penerbit Angkasa,
Bandung.

96
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

LAMPIRAN
Rancangan Peraturan Daerah tentang RIPPARKAB
(Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten)
Minahasa Utara

97
Naskah Akademik

BUPATI MINAHASA UTARA

RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN MINAHASA UTARA
TAHUN 2021 – 2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MINAHASA UTARA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan


Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
perlu menetapkan Peraturan Daerah
tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2021-2025;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

98
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2003


tentang Pembentukan Kabupaten
Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi
Utara (Lembaran Negara Republik Indo-
nesia Tahun 2003 nomor 148, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4343;
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4562);
6. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Induk

99
Naskah Akademik

Pembangunan Kepariwisataan Provinsi


dan Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa
Utara Nomor 01 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2013 - 2033
(Lembaran Daerah Kabupaten Minahasa
Utara Tahun … Nomor … Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Minahasa
Utara Nomor …); x

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN MINAHASA UTARA
dan
BUPATI MINAHASA UTARA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN
MINAHASA UTARA TAHUN 2021-2025.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang
dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten
Minahasa Utara.

100
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

2. Pemerintah Daerah adalah


Pemerintah Kabupaten Minahasa
Utara.
3. Bupati adalah Bupati Minahasa
Utara.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Minahasa
Utara.
5. Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten yang
selanjutnya disebut RIPPARKAB
adalah dokumen perencanaan
pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Minahasa Utara.
6. Wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara.
7. Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
8. Kepariwisataan adalah keselu-
ruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat

101
Naskah Akademik

multidimensi serta multidisiplin


yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan pengusaha.
9. Wisatawan adalah orang yang
melakukan wisata.
10. Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah ad-
ministratif yang di dalamnya
terdapat Daya Tarik Wisata,
Fasilitas Umum, Fasilitas
Pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya
Kepariwisataan.
11. Destinasi Pariwisata Kabupaten
yang selanjutnya disebut DPK
adalah Destinasi Pariwisata atau
Tujuan Pariwisata berskala
kabupaten yang dimiliki oleh
Kabupaten Minahasa Utara.
12. Kawasan Pengembangan Pari-
wisata Kabupatenyang selanjutnya
disebut KPPK adalah suatu ruang
pariwisata yang berada di
kabupaten Minahasa Utara, yang
mencakup luasan area tertentu
sebagai suatu kawasan dengan
komponen kepariwisataannya,
serta memiliki karakter atau tema

102
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

produk wisata tertentu yang


dominan dan melekat kuat sebagai
komponen pencitraan kawasan
tersebut.
13. Kawasan Strategis Pariwisata
adalah kawasan yang memiliki
fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengem-
bangan pariwisata yang mem-
punyai pengaruh penting dalam
satu atau lebih aspek, seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial dan
budaya, pemberdayaan sumber
daya alam, daya dukung ling-
kungan hidup, serta pertahanan
dan keamanan.
13. Kawasan Strategis Pariwisata
Kabupatenyang selanjutnya
disebut KSPK adalah Kawasan
Strategis Pariwisata yang berada di
Kabupaten Minahasa Utara.
14. Daya Tarik Wisata adalah segala
sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
15. Fasilitas Umum adalah sarana
pelayanan dasar fisik suatu
lingkungan yang diperuntukkan
bagi masyarakat umum dalam
melakukan aktifitas kehidupan
keseharian.

103
Naskah Akademik

16. Fasilitas Pariwisata adalah semua


jenis sarana yang secara khusus
ditujukan untuk mendukung
penciptaan kemudahan, kenya-
manan, keselamatan wisatawan
dalam melakukan kunjungan ke
Destinasi Pariwisata.
17. Fasilitas Penunjang Pariwisata
adalah produk dan pelayanan
yang dibutuhkan untuk menun-
jang terpenuhinya kebutuhan
berwisata wisatawan.
18. Aksesibilitas Pariwisata adalah
semua jenis sarana dan prasarana
transportasi yang mendukung
pergerakan wisatawan dari wilayah
asal wisatawan ke Destinasi
Pariwisata maupun pergerakan di
dalam wilayah Destinasi Pariwisata
dalam kaitan dengan motivasi
kunjungan wisata.
19. Industri Pariwisata adalah
kumpulan Usaha Pariwisata yang
saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata.
20. Usaha Pariwisata adalah usaha
yang menyediakan barang dan/
atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata.
21. Pemasaran Pariwisata adalah
serangkaian proses untuk

104
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

menciptakan, mengkomunikasi-
kan, menyampaikan produk
wisata dan mengelola relasi dengan
wisatawan untuk mengembang-
kan Kepariwisataan dan seluruh
pemangku kepentingannya.
22. Kelembagaan Kepariwisataan
adalah kesatuan unsur beserta
jaringannya yang dikembangkan
secara terorganisasi, meliputi
Pemerintah, Pemerintah Daerah,
swasta dan masyarakat, sumber
daya manusia, regulasi dan
mekanisme operasional, yang
secara berkesinambungan guna
menghasilkan perubahan ke arah
pencapaian tujuan di bidang
Kepariwisataan.
23. Pemberdayaan Masyarakat adalah
upaya untuk meningkatkan
kesadaran, kapasitas, akses, dan
peran masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, dalam
memajukan kualitas hidup,
kemandirian, dan kesejahteraan
melalui kegiatan Kepariwisataan.
24. Organisasi Kepariwisataan adalah
institusi baik di lingkungan
Pemerintah maupun swasta yang
berhubungan dengan penyeleng-
garaan kegiatan Kepariwisataan.
25. Sumber Daya Manusia Pariwisata
yang selanjutnya disingkat SDM
Pariwisata adalah tenaga kerja
yang pekerjaannya terkait secara

105
Naskah Akademik

langsung dan tidak langsung


dengan kegiatan Kepariwisataan.
26. Sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat kepada usaha
dan pekerja pariwisata untuk
mendukung peningkatan mutu
produk pariwisata, pelayanan dan
pengelolaan Kepariwisataan.
27. Pemerintah Provinsi adalah
pemerintah provinsi Sulawesi
Utara.
28. Menteri adalah menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik In-
donesia.

BAB II
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
Pasal 2
(1) Pembangunan kepariwisataan
daerah meliputi:
a. Destinasi Pariwisata;
b. Pemasaran Pariwisata;
c. Industri Pariwisata; dan
d. Kelembagaan Kepariwisataan.
(2) Pembangunan kepariwisataan
daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan RIPPARKAB.
(3) RIPPARKAB sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memuat:
a. visi;
b. misi;

106
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

c. tujuan;
d. sasaran; dan
e. arah pembangunan kepariwisa-
taan daerah dalam kurun waktu
tahun 2021 sampai dengan
tahun 2025.
(4) Visi pembangunan kepariwisataan
daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a adalah
terwujudnya Kabupaten Minahasa
Utara sebagai daerah tujuan
pariwisata berkelas dunia, berdaya
saing, berkelanjutan, mampu
mendorong kemajuan desa,
pembangunan daerah, dan
kesejahteraan masyarakat, serta
mampu mendorong penghargaan
terhadap kearifan lokal.
(5) Dalam mewujudkan visi pem-
bangunan kepariwisataan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) ditempuh melalui 4 (empat) misi
pembangunan kepariwisataan
daerah meliputi pengembangan:
a. Destinasi Pariwisata yang aman,
nyaman, menarik, mudah
dicapai, berwawasan ling-
kungan, meningkatkan penda-
patan daerah dan masyarakat;
b. Pemasaran Pariwisata yang
sinergis, unggul, mutakhir, dan
bertanggung jawab untuk
meningkatkan kunjungan dan
pergerakan wisatawan lokal,

107
Naskah Akademik

kunjungan wisatawan nusan-


tara dan mancanegara;
c. Industri Pariwisata yang berdaya
saing, kredibel, menggerakkan
kemitraan usaha, dan ber-
tanggung jawab terhadap
lingkungan alam dan sosial
budaya; dan
d. Organisasi Pemerintah Daerah
dan Desa, swasta dan masya-
rakat, sumber daya manusia,
regulasi, dan mekanisme
operasional yang efektif dan
efisien dalam rangka men-
dorong terwujudnya Pem-
bangunan Kepariwisataan yang
berkelanjutan.
(6) Tujuan pembangunan kepari-
wisataan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c
adalah:
a. meningkatkan kualitas dan
kuantitas Destinasi Pariwisata;
b. mengomunikasikan Destinasi
Pariwisata di daerah dengan
menggunakan media pema-sa-
ran secara efektif, efisien,
bertanggung jawab, dan sesuai
dengan perkembangan tek-
nologi dan situasi terkini;
c. mewujudkan Industri Pariwisata
yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah dan desa;
dan

108
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

d. mengembangkan Kelembagaan
Kepariwisataan dan tata kelola
pariwisata yang mampu
mensinergikan Pembangunan
Destinasi Pariwisata, Pemasaran
Pariwisata, dan Industri
Pariwisata secara profesional,
efektif dan efisien.
(7) Sasaran pembangunan kepari-
wisataan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d
adalah peningkatan:
a. jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara;
b. jumlah kunjungan wisatawan
nusantara;
c. jumlah pergerakan wisatawan
lokal;
d. pendapatan asli daerah dari
pariwisata;
e. produk domestik regional bruto
Daerah dari pariwisata;
f. penyerapan tenaga kerja di
bidang kepariwisataan dari
masyarakat setempat;
g. kualitas lingkungan alam,
budaya, dan tradisi masyarakat
lokal.
(8) Arah pembangunan kepariwi-
sataan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf e
meliputi pembangunan kepari-
wisataan daerah dilaksanakan:

109
Naskah Akademik

a. dengan berdasarkan prinsip


Pembangunan Kepariwisataan
yang berkelanjutan;
b. dengan orientasi pada upaya
peningkatan pertumbuhan,
peningkatan kesempatan kerja,
pengurangan kemiskinan,
pelestarian lingkungan alam,
budaya dan kearifan lokal;
c. dengan tata kelola yang baik;
d. secara terpadu lintas sektor,
lintas daerah, lintas kecamatan
dan desa, dan lintas pelaku; dan
e. dengan mendorong kemitraan
sektor publik dan privat.

Pasal 3
Pelaksanaan RIPPARKAB sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 2
diselenggarakan secara terpadu oleh
Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya, dunia usaha, dan
masyarakat.

Pasal 4
(1) RIPPARKAB menjadi pedoman
bagi pembangunan kepariwisataan
Daerah.
(2) Penyusunan RIPPARKAB
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berpedoman pada Rencana
Induk Pembangunan Kepari-
wisataan Provinsi dan Rencana

110
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Induk Pembangunan Kepari-


wisataan Nasional.

Pasal 5
Untuk mensinergikan penyusunan
RIPPARKABdengan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi, dan Rencana Induk Pem-
bangunan Kepariwisataan Nasional,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Pemerintah Daerah dapat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi dan Menteri.

Pasal 6
Indikator sasaran pembangunan
kepariwisataan Daerahsebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (7)
tercantum dalam Lampiran I yang
tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Pasal 7
Arah pembangunan kepariwisataan
daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (8) menjadi dasar arah
kebijakan, strategi, dan indikasi pro-
gram pembangunan kepariwisataan
daerah dalam kurun waktu tahun
2021 sampai dengan tahun 2025 yang
meliputi Pembangunan:
a. DPK;
b. Pemasaran pariwisata daerah;

111
Naskah Akademik

c. Industri pariwisata daerah; dan


d. Kelembagaan kepariwisataan
daerah.

BAB III
PEMBANGUNAN DPK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Pembangunan DPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi:
a. Struktur Perwilayahan;
b. Pembangunan Daya Tarik Wisata;
c. Pembangunan Fasilitas Pariwisata;
d. FasilitasUmum Pendukung Pariwisata;
e. Pengembangan Sistem Jaringan
Transportasi;
f. Koordinasi Lintas Sektor;
g. Pengelolaan Dampak Akibat Perkem-
bangan Pariwisata Daerah;
h. Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pembangunan DPK; dan
i. Pemberdayaan investasi pariwisata.

Pasal 9
DPK ditentukan dengan kriteria:
a. merupakan kawasan geografis dengan
cakupan wilayah kecamatan, desa,

112
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

dan/atau lintas kecamatan dan desa,


yang di dalamnya terdapat KPPK-
KPPK, yang diantaranya merupakan
KSPK;
b. memiliki Daya Tarik Wisata yang
berkualitas dan dikenal secara luas
secara lokal dan nasional, serta
membentuk jejaring produk wisata
dalam bentuk pola pemaketan produk
dan pola kunjungan wisatawan;
c. memiliki kesesuaian tema Daya Tarik
Wisata yang mendukung penguatan
daya saing;
d. memiliki dukungan jejaring
aksesibilitas dan infrastruktur yang
mendukung pergerakan wisatawan
dan kegiatan Kepariwisataan; dan
e. memiliki keterpaduan dengan
rencana sektor terkait.

Bagian Kedua
Struktur Perwilayahan Pembangunan DPK

Pasal 10
Struktur Perwilayahan Pembangunan
DPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 huruf a meliputi:
a. Pusat Pelayanan Primer;
b. Pusat Pelayanan Sekunder;
c. DPK;
d. KPPK; dan
e. KSPK;

113
Naskah Akademik

Pasal 11
(1) Pusat Pelayanan Primer Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 huruf a berfungsi sebagai pintu
gerbang kabupaten Minahasa Utara,
pusat penyediaan fasilitas pariwisata
di kabupaten Minahasa Utara, dan
pusat penyebaran kegiatan wisata ke
bagian-bagian wilayah kabupaten
Minahasa Utara.
(2) Pusat Pelayanan Sekunder
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 huruf b berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan pariwisata di bagian
wilayah tertentu di kabupaten
Minahasa Utara.
(3) KPPK dimaksud dalam Pasal 10
huruf d ditentukan dengan kriteria:
a. suatu ruang pariwisata yang
mencakup luasan area tertentu
sebagai suatu kawasan dengan
komponen kepariwisataannya;
b. memiliki karakter atau tema
produk wisata tertentu yang
dominan dan melekat kuat sebagai
komponen pencitraan kawasan
tersebut.
(4) KSPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf e ditentukan dengan
kriteria:
a. memiliki fungsi utama pariwisata
atau potensi pengembangan
pariwisata;
b. memiliki sumber daya pariwisata

114
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

potensial untuk menjadi Daya


Tarik Wisata unggulan dan
memiliki citra yang sudah dikenal
secara luas;
c. memiliki potensi pasar, baik skala
lokal, nasional maupun
internasional;
d. memiliki posisi dan peran
potensial sebagai penggerak
investasi;
e. memiliki lokasi strategis yang
berperan menjaga persatuan dan
keutuhan wilayah;
f. memiliki fungsi dan peran
strategis dalam menjaga fungsi
dan daya dukung lingkungan
hidup;
g. memiliki fungsi dan peran
strategis dalam usaha pelestarian
dan pemanfaatan aset budaya,
termasuk di dalamnya aspek
sejarah dan kepurbakalaan;
h. memiliki kesiapan dan dukungan
masyarakat;
i. memiliki kekhususan dari
wilayah;
j. berada di wilayah tujuan
kunjungan pasar wisatawan
utama dan pasar wisatawan
potensial daerah; dan
k. memiliki potensi kecenderungan
produk wisata masa depan.

115
Naskah Akademik

(3) Pembangunan DPK, KPPK, dan


KSPK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 dilaksanakan secara
bertahap dengan kriteria prioritas
memiliki:
a. komponen destinasi yang siap
untuk dikembangkan;
b. posisi dan peran efektif sebagai
penarik investasi yang strategis;
c. posisi strategis sebagai simpul
penggerak sistemik Pembangun-
an Kepariwisataan di wilayah
sekitar, baik dalam konteks
nasional maupun daerah;
d. potensi kecenderungan produk
wisata masa depan;
e. kontribusi yang signifikan dan/
atau prospek yang positif dalam
menarik kunjungan wisatawan
mancanegara, nusantara, dan
lokal, dalam waktu yang relatif
cepat;
f. citra yang sudah dikenal secara
luas;
g. kontribusi terhadap pengem-
bangan keragaman produk wisata
di daerah; dan
h. keunggulan daya saing nasional.

Pasal 12
(1) Struktur Perwilayahan Pem-
bangunan DPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 terdiri
dari:

116
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. Satu (1) kawasan sebagai Pusat


Pelayanan Primer Pariwisata
Daerah.
b. Sepuluh (10) pusat kecamatan
di Daerah sebagai Pusat
Pelayanan Sekunder Pariwisata
Daerah.
c. Lima (5) DPK yang tersebar di
sepuluh (10) kecamatan dan di
seratus tiga puluh satu (131)
desa;
d. Enam Puluh Empat (64) KPPK
yang terdapat di dalam 5 DPK;
e. Sebelas (11) KSPK di antara 64
KPPK;
f. Empat puluh tiga (43) Desa
Wisata; dan
g. Tujuh puluh enam (76) Daya
Tarik Wisata.

Bagian Ketiga
Pembangunan Daya Tarik Wisata

Pasal 15
(1) Pembangunan Daya Tarik Wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 huruf b meliputi:
a. Daya Tarik Wisata alam;
b. Daya Tarik Wisata budaya; dan
c. Daya Tarik Wisata hasil buatan
manusia.

117
Naskah Akademik

(2) Pembangunan Daya Tarik Wisata


sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan berdasarkan
prinsip menjunjung tinggi nilai
agama dan budaya, serta
keseimbangan antara upaya
pengembangan manajemen atraksi
untuk menciptakan Daya Tarik
Wisata yang berkualitas, berdaya
saing, serta mengembangkan upaya
konservasi untuk menjaga
kelestarian dan keberlanjutan
sumber dayanya.

Pasal 16
Arah kebijakan Pembangunan Daya
Tarik Wisata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1), meliputi:
a. perintisan pengembangan Daya Tarik
Wisata barudalam rangka mendorong
pertumbuhan DPK dan pengem-
bangan daerah;
b. Pembangunan Daya Tarik Wisata
untuk meningkatkan kualitas dan
daya saing produk dalam menarik
minat dan loyalitas segmen pasar yang
ada;
c. pemantapan Daya Tarik Wisata untuk
meningkatkan daya saing produk
dalam menarik kunjungan ulang
wisatawan dan segmen pasar yang
lebih luas; dan
d. revitalisasi Daya Tarik Wisata dalam
upaya peningkatan kualitas,

118
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

keberlanjutan dan daya saing produk


dan DPK.

Pasal 17
(1) Strategi untuk perintisan
pengembangan Daya Tarik Wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf a, meliputi:
a. mengembangkan Daya Tarik
Wisata baru di Destinasi
Pariwisata yang belum berkem-
bang Kepariwisataannya; dan
b. memperkuat upaya pengelolaan
potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung
upaya perintisan.
(2) Strategi untuk Pembangunan Daya
Tarik Wisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b,
meliputi:
a. mengembangkan inovasi
manajemen produk dan
kapasitas Daya Tarik Wisata
untuk mendorong akselerasi
perkembangan DPK; dan
b. memperkuat upaya konservasi
potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung
intensifikasi Daya Tarik Wisata.
(3) Strategi untuk pemantapan Daya
Tarik Wisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf c,
meliputi:

119
Naskah Akademik

a. mengembangkan diversifikasi
atau keragaman nilai Daya Tarik
Wisata dalam berbagai tema
terkait; dan
b. memperkuat upaya penataan
ruang wilayah dan konservasi
potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung
diversifikasi Daya Tarik Wisata.
(4) Strategi untuk revitalisasi Daya Tarik
Wisata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 huruf d, meliputi:
a. revitalisasi struktur, elemen dan
aktivitas yang menjadi penggerak
kegiatan Kepariwisataan pada
Daya Tarik Wisata; dan
b. memperkuat upaya penataan
ruang wilayah dan konservasi
potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung
revitalisasi daya tarik dan
kawasan di sekitarnya.

Bagian Keempat
Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata

Pasal 18
(1) Pembangunan Aksesibilitas
Pariwisata, meliputi:
a. penyediaan dan pengembangan
sarana transportasi angkutan
jalan, sungai, angkutan laut, dan
angkutan udara;

120
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

b. penyediaan dan pengembangan


prasarana transportasi angkutan
jalan, sungai, angkutan laut, dan
angkutan udara; dan
c. penyediaan dan pengembangan
sistem transportasi angkutan
jalan, sungai, angkutan laut, dan
angkutan udara.
(2) Pembangunan Aksesibilitas Pari-
wisata sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dimaksudkan untuk
mendukung pengembangan
Kepariwisataan dan pergerakan
wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di dalam DPK.

Pasal 19
Arah kebijakan penyediaan dan
pengembangan sarana transportasi
angkutan jalan, sungai, angkutan laut,
dan angkutan udara, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf
a, meliputi:
a. pengembangan dan peningkatan
kemudahan akses dan pergerakan
wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di DPK; dan
b. pengembangan dan peningkatan
kenyamanan dan keamanan
pergerakan wisatawan menuju
destinasi dan pergerakan wisatawan
di DPK.

121
Naskah Akademik

Pasal 20
(1) Strategi untuk pengembangan dan
peningkatan kemudahan akses dan
pergerakan wisatawan menuju
destinasi dan pergerakan wisatawan
di DPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 huruf a, meliputi:
a. meningkatkan ketersediaan moda
transportasi sebagai sarana
pergerakan wisatawan menuju
destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK sesuai
kebutuhan dan perkembangan
pasar;
b. meningkatkan kecukupan
kapasitas angkut moda
transportasi menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di Destinasi
Pariwisata sesuai kebutuhan dan
perkembangan pasar; dan
c. mengembangkan keragaman atau
diversifikasi jenis moda
transportasi menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di Destinasi
Pariwisata sesuai kebutuhan dan
perkembangan pasar.
(2) Strategi untuk pengembangan dan
peningkatan kenyamanan dan
keamanan pergerakan wisatawan
menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf b,
meliputi mengembangkan dan
meningkatkan kualitas:

122
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. kenyamanan moda transportasi


menuju destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK sesuai
kebutuhan dan perkembangan
pasar; dan
b. keamanan moda transportasi
untuk menjamin keselamatan
perjalanan wisatawan menuju
destinasi dan pergerakan
wisatawan di DPK.

Pasal 21
Arah kebijakan penyediaan dan
pengembangan prasarana transportasi
angkutan jalan, sungai, angkutan laut,
dan angkutan udara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf
b, meliputi:
a. pengembangan dan peningkatan
kemudahan akses terhadap prasarana
transportasi sebagai simpul perge-
rakan yang menghubungkan lokasi
asal wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di DPK;
b. pengembangan dan peningkatan
keterhubungan antara DPK dengan
pintu gerbang wisata regional dan/
atau nasional maupun keterhu-
bungan antar komponen daya tarik
dan simpul-simpul pergerakan di
dalam DPK; dan
c. pengembangan dan peningkatan
kenyamanan perjalanan menuju
destinasi dan pergerakan wisatawan
di dalam DPK.

123
Naskah Akademik

Pasal 22
(1) Strategi untuk pengembangan dan
peningkatan kemudahan akses
terhadap prasarana transportasi
sebagai simpul pergerakan yang
menghubungkan lokasi asal
wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di DPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 huruf a, meliputi meningkatkan:
a. ketersediaan prasarana simpul
pergerakan moda transportasi
pada lokasi-lokasi strategis di DPK
sesuai kebutuhan dan perkem-
bangan pasar; dan
b. keterjangkauan prasarana simpul
pergerakan moda transportasi dari
pusat-pusat kegiatan pariwisata di
DPK.
c. pergerakan moda transportasi
dengan memanfaatkan akses dan
jalur alternative tapi atraktif,
seperti jalur aliran sungai yang
mengalir di Daerah.
(2) Strategi untuk pengembangan dan
peningkatan keterhubungan antara
DPK dengan pintu gerbang wisata
nasional dan/atau provinsi maupun
keterhubungan antar komponen
daya tarik dan simpul-simpul perge-
rakan di dalam DPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf b,
meliputi mengembangkan dan
meningkatkan:

124
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. jaringan transportasi penghubung


antara DPK dengan pintu gerbang
wisata nasional dan/atau provinsi
maupun keterhubungan antar
komponen daya tarik dan simpul-
simpul pergerakan di dalam DPK;
dan
b. keterpaduan jaringan infra-
struktur transportasi antara pintu
gerbang wisata dan DPK serta
komponen yang ada di dalamnya
yang mendukung kemudahan
transfer intermoda.
(3) Strategi untuk pengembangan dan
peningkatan kenyamanan perja-
lanan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di dalam DPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 huruf c, meliputi mengembang-
kan dan meningkatkan kualitas dan
kapasitas:
a. jaringan transportasi untuk men-
dukung kemudahan, kenyamanan
dan keselamatan pergerakan
wisatawan sesuai kebutuhan dan
perkembangan pasar; dan
b. fasilitas persinggahan di
sepanjang koridor pergerakan
wisata di dalam DPK sesuai
kebutuhan dan perkembangan
pasar.

125
Naskah Akademik

Pasal 23
Arah kebijakan penyediaan dan
pengembangan sistem transportasi
angkutan jalan, sungai, angkutan laut,
angkutan udara, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf c, meliputi:
a. peningkatan kemudahan pergerakan
wisatawan dengan memanfaatkan
beragam jenis moda transportasi
secara terpadu; dan
b. peningkatan kemudahan akses
terhadap informasi berbagai jenis
moda transportasi dalam rangka
perencanaan perjalanan wisata.

Pasal 24
(1) Strategi untuk peningkatan
kemudahan pergerakan wisatawan
dengan memanfaatkan beragam
jenis moda transportasi secara
terpadu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 huruf a diwujudkan
dalam bentuk Pembangunan sistem
transportasi dan pelayanan terpadu
di DPK.
(2) Strategi untuk peningkatan
kemudahan akses terhadap
informasi berbagai jenis moda
transportasi dalam rangka
perencanaan perjalanan wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 huruf b, meliputi mengem-
bangkan dan meningkatkan:
a. ketersediaan informasi pelayanan

126
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

transportasi berbagai jenis moda


dari pintu gerbang wisata ke DPK;
dan
b. kemudahan reservasi moda
transportasi berbagai jenis moda.

Pasal 25
(1) Pembangunan Aksesibilitas Pari-
wisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (1) diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah, Badan
Usaha Milik Daerah, swasta dan
masyarakat.
(2) Pembangunan Aksesibilitas
Pariwisata dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.

Bagian Kelima
Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata

Pasal 26
Arah kebijakan Pembangunan Prasarana
Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas
Pariwisata meliputi:
a. pengembangan Prasarana Umum,
Fasilitas Umum, dan Fasilitas
Pariwisata dalam mendukung
perintisan pengembangan DPK;
b. peningkatan Prasarana Umum,
kualitas Fasilitas Umum, dan Fasilitas

127
Naskah Akademik

Pariwisata yang mendukung pertum-


buhan, meningkatkan kualitas dan
daya saing DPK; dan
c. pengendalian Prasarana Umum,
Pembangunan Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-
destinasi pariwisata yang sudah
melampaui ambang batas daya
dukung.

Pasal 27
(1) Strategi untuk pengembangan
Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata dalam men-
dukung perintisan DPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 huruf a,
meliputi:
a. mendorong pemberian insentif
untuk pengembangan Prasarana
Umum, Fasilitas Umum, dan Fasi-
litas Pariwisata dalam mendukung
perintisan Destinasi Pariwisata;
b. meningkatkan fasilitasi Pemerin-
tah untuk pengembangan Prasa-
rana Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata atas inisiatif
swasta; dan
c. merintis dan mengembangkan
Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata untuk
mendukung kesiapan Destinasi
Pariwisata dan meningkatkan daya
saing Destinasi Pariwisata.

128
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

d. merintis dan mengembangkan


Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata untuk
meningkatkan daya saing
Destinasi Pariwisata, sekaligus
sebagai strategi mitigasi bencana
alam.
e. merintis dan mengembangkan
Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata untuk
meningkatkan daya saing
Destinasi Pariwisata, sekaligus
sebagai strategi mitigasi bencana
nonalam.
(2) Strategi untuk peningkatan kualitas
Prasarana Umum, Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata dalam
mendukung pertumbuhan, mening-
katkan kualitas dan daya saing DPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 huruf b, meliputi:
a. mendorong dan menerapkan
berbagai skema kemitraan antara
Pemerintah dan swasta;
b. mendorong dan menerapkan
berbagai skema kemandirian
pengelolaan; dan
c. mendorong penerapan Prasarana
Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata yang
memenuhi kebutuhan wisatawan
berkebutuhan khusus.
(3) Strategi untuk pengendalian
Pembangunan Prasarana Umum,

129
Naskah Akademik

Fasilitas Umum, dan Fasilitas


Pariwisata bagi destinasi-destinasi
pariwisata yang sudah melampaui
ambang batas daya dukung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 huruf c, meliputi:
a. menyusun regulasi perijinan
untuk menjaga daya dukung
lingkungan; dan
b. mendorong penegakan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 28
Pemberian insentif dalam Pembangunan
Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata didasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Keenam
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan

Pasal 29
Arah kebijakan Pemberdayaan Masya-
rakat melalui Kepariwisataan meliputi:
a. pengembangan potensi, kapasitas dan
partisipasi masyarakat melalui
Pembangunan Kepariwisataan;
b. optimalisasi pengarusutamaan gen-
der melalui Pembangunan Kepari-
wisataan;

130
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

c. peningkatan potensi dan kapasitas


sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha produktif di
bidang pariwisata;
d. penyusunan regulasi dan pemberian
insentif untuk mendorong perkem-
bangan industri kecil dan menengah
dan Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah yang
dikembangkan masyarakat lokal
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. penguatan kemitraan rantai nilai
antar usaha di bidang Kepari-
wisataan;
f. perluasan akses pasar terhadap
produk industri kecil dan menengah
dan Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah yang
dikembangkan masyarakat lokal;
g. peningkatan akses dan dukungan
permodalan dalam upaya mengem-
bangkan produk industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan
menengah yang dikembangkan
masyarakat lokal;
h. peningkatan kesadaran dan peran
masyarakat serta pemangku kepen-
tingan terkait dalam mewujudkan
sapta pesona untuk menciptakan
iklim kondusif Kepariwisataan
setempat; dan
i. peningkatan motivasi dan
kemampuan masyarakat dalam

131
Naskah Akademik

mengenali dan mencintai bangsa dan


tanah air melalui perjalanan wisata
nusantara.
j. peningkatan motivasi dan kemam-
puan masyarakat Daerah dalam
mengenali dan mencintai daerah
sendiri, keindahan alam dan
keunikan budaya desa-desa sekitar,
melalui perjalanan wisata antar desa
dan/atau kampung (baku pasiar).

Pasal 30
(1) Strategi untuk pengembangan
potensi, kapasitas dan partisipasi
masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf a, meliputi:
a. memetakan potensi dan
kebutuhan penguatan kapasitas
masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan;
b. memberdayakan potensi dan
kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan;
dan
c. menguatkan kelembagaan
masyarakat dan Pemerintah di
tingkat lokal guna mendorong
kapasitas dan peran masyarakat
dalam pengembangan
Kepariwisataan.
(2) Strategi untuk optimalisasi
pengarusutamaan gender sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 29
huruf b, meliputi:

132
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. meningkatkan pemahaman dan


kesadaran masyarakat tentang
pengarusutamaan gender dalam
pengembangan pariwisata; dan
b. meningkatkan peran masyarakat
dalam perspektif kesetaraan gen-
der dalam pengembangan Kepari-
wisataan di daerah.
(3) Strategi untuk peningkatan potensi
dan kapasitas sumber daya lokal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 huruf c, meliputi:
a. meningkatkan pengembangan
potensi sumber daya lokal sebagai
Daya Tarik Wisata berbasis
kelokalan dalam kerangka Pem-
berdayaan Masyarakat melalui
pariwisata;
b. mengembangkan potensi sumber
daya lokal melalui desa wisata;
c. meningkatkan kualitas produk
industri kecil dan menengah
sebagai komponen pendukung
produk wisata di Destinasi
Pariwisata; dan
d. meningkatkan kemampuan ber-
usaha pelaku Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan
menengah yang dikembangkan
masyarakat lokal.
(4) Strategi untuk penyusunan regulasi
dan pemberian insentif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 huruf d,
meliputi:

133
Naskah Akademik

a. mendorong pemberian insentif


dan kemudahan bagi pengem-
bangan industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan
menengah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
b. mendorong pelindungan terhadap
kelangsungan industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan
menengah di sekitar Destinasi
Pariwisata.
(5) Strategi untuk penguatan kemitraan
rantai nilai antar usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 huruf e,
meliputi:
a. mendorong kemitraan antar usaha
Kepariwisataan dengan industri
kecil dan menengah dan usaha
mikro, kecil dan menengah;
b. meningkatkan kualitas produk
industri kecil dan menengah dan
layanan jasa Kepariwisataan yang
dikembangkan usaha mikro, kecil
dan menengah dalam memenuhi
standar pasar; dan
c. mendorong kemitraan antar usaha
mikro kecil menengah yang
dikembangkan di setiap desa
wisata atau desa yang membangun
wisata desa.
d. pemberian insentif bagi usaha
mikro kecil menengah yang

134
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

dikembangkan di setiap desa


wisata atau desa yang membangun
wisata desa, yang saling
membangun kemitraan antar
desa.
(6) Strategi untuk perluasan akses pasar
terhadap produk industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan
menengah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf f, meliputi:
a. memperkuat akses dan jejaring
industri kecil dan menengah dan
Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah
dengan sumber potensi pasar
dan informasi global; dan
b. meningkatkan tanggung jawab
sosial dan lingkungan perusa-
haan dalam upaya memperluas
akses pasar terhadap produk
industri kecil dan menengah dan
Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah.
c. mengembangkan strategi
pemasaran digital untuk
memperluas dan memperkuat
akses dan jejaring industri kecil
dan menengah dan Usaha
Pariwisata skala usaha mikro,
kecil dan menengah dengan
sumber potensi pasar dan
informasi global.
(7) Strategi untuk peningkatan akses
dan dukungan permodalan

135
Naskah Akademik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal


29 huruf g, meliputi:
a. mendorong pemberian insentif
dan kemudahan terhadap akses
permodalan bagi Usaha
Pariwisata skala usaha mikro,
kecil dan menengah dalam
pengembangan usaha sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. mendorong pemberian bantuan
permodalan untuk mendukung
perkembangan industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata
skala usaha mikro, kecil dan
menengah di sekitar Destinasi
Pariwisata.
(8) Strategi untuk peningkatan
kesadaran dan peran masyarakat
serta pemangku kepentingan terkait
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 huruf h, meliputi:
a. meningkatkan pemahaman, dan
kesadaran masyarakat tentang
sadar wisata dalam mendukung
pengembangan Kepariwisataan di
daerah;
b. meningkatkan peran serta
masyarakat dalam mewujudkan
sadar wisata bagi penciptaan
iklim kondusif Kepariwisataan
setempat;
c. meningkatkan peran dan
kapasitas masyarakat dan polisi
pariwisata dalam menciptakan

136
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

iklim kondusif Kepariwisataan;


dan
d. meningkatkan kualitas jejaring
media dalam mendukung upaya
Pemberdayaan Masyarakat di
bidang pariwisata.
(9) Strategi untuk peningkatan motivasi
dan kemampuan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 huruf i, meliputi:
a. mengembangkan pariwisata
sebagai investasi pengetahuan;
dan
b. meningkatkan kuantitas dan
kualitas informasi pariwisata
Daerah kepada masyarakat.

Bagian Ketujuh
Pengembangan Investasi di Bidang Pariwisata

Pasal 31
Arah kebijakan pengembangan investasi
di bidang pariwisata meliputi:
a. peningkatan pemberian insentif
investasi di bidang pariwisata sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. peningkatan kemudahan investasi di
bidang pariwisata; dan
c. peningkatan promosi investasi di
bidang pariwisata, terutama promosi
digital untuk pengembangan digital
tourism.

137
Naskah Akademik

Pasal 32
(1) Strategi untuk peningkatan pem-
berian insentif investasi di bidang
pariwisata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 huruf a, meliputi:
a. mendukung Pemerintah
mengembangkan mekanisme
keringanan fiskal untuk menarik
investasi modal asing di bidang
pariwisata sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keuangan;
dan
b. mengembangkan mekanisme
keringanan fiskal untuk
mendorong investasi dalam
negeri di bidang pariwisata sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang
keuangan.
(2) Strategi untuk peningkatan
kemudahan investasi di bidang
pariwisata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 huruf b, meliputi:
a. melaksanakan debirokratisasi
investasi di bidang pariwisata;
dan
b. melaksanakan deregulasi
peraturan yang menghambat
perizinan.
(3) Strategi untuk peningkatan promosi
investasi di bidang pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 huruf c, meliputi:

138
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. menyediakan informasi peluang


investasi di Destinasi Pariwisata;
b. meningkatkan promosi investasi
di bidang pariwisata di dalam
negeri dan di luar negeri; dan
c. meningkatkan sinergi promosi
investasi di bidang pariwisata
dengan sektor terkait.
d. menyediakan informasi digital
DPK, KPPK, dan KSPK, untuk
mempermudah para calon inves-
tor, menilai, merencanakan, dan
melakukan investasi.

BAB IV
PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 33
Pembangunan Pemasaran Pariwisata
meliputi:
a. pengembangan pasar wisatawan;
b. pengembangan citra pariwisata;
c. pengembangan kemitraan
Pemasaran Pariwisata; dan
d. pengembangan promosi pariwisata.

139
Naskah Akademik

Bagian Kedua
Pengembangan Pasar Wisatawan

Pasal 34
Arah kebijakan pengembangan pasar
wisatawan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 huruf a, diwujudkan dalam
bentuk pemantapan segmen pasar
wisatawan massal dan pengembangan
segmen ceruk pasar untuk meng-
optimalkan pengembangan Destinasi
Pariwisata dan dinamika pasar global.

Pasal 35
Strategi untuk pemantapan segmen
pasar wisatawan massal dan pengem-
bangan segmen ceruk pasar sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 34 meliputi:
a. meningkatkan pemasaran dan
promosi untuk mendukung
penciptaan Destinasi Pariwisata yang
diprioritaskan;
b. meningkatkan akselerasi pemasaran
dan promosi pada pasar utama, baru,
dan berkembang;
c. mengembangkan pemasaran dan
promosi untuk meningkatkan
pertumbuhan segmen ceruk pasar;
d. mengembangkan promosi berbasis
tema tertentu;
e. meningkatkan akselerasi pergerakan
wisatawan di seluruh Destinasi
Pariwisata; dan

140
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

f. meningkatkan intensifikasi
pemasaran wisata konvensi, insentif
dan pameran yang diselenggarakan
oleh sektor lain.

Bagian Ketiga
Pengembangan Citra Pariwisata

Pasal 36
Arah kebijakan pengembangan citra
pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 huruf b, meliputi:
a. peningkatan dan pemantapan citra
pariwisata Daerah sebagai bagian
dari citra pariwisata Indonesia secara
berkelanjutan, baik citra pariwisata
nasional maupun citra pariwisata
destinasi; dan
b. peningkatan citra pariwisata Daerah
sebagai bagian dari citra pariwisata
Indonesia sebagai Destinasi
Pariwisata yang aman, nyaman, dan
berdaya saing.

Pasal 37
(1) Strategi untuk peningkatan dan
pemantapan citra pariwisata Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf a, meliputi:
a. meningkatkan dan memantap-
kan pemosisian citra pariwisata
Daerah di antara para pesaing;
dan

141
Naskah Akademik

b. meningkatkan dan memantap-


kan pemosisian citra pariwisata
destinasi.
(2) Peningkatan dan pemantapan
pemosisian citra pariwisata Daerah
di antara para pesaing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
didasarkan kepada kekuatan-
kekuatan utama yang meliputi:
a. karakter geografis kepulauan,
pesisir, dataran, perairan tawar,
dan pegunungan;
b. nilai spiritualitas dan kearifan
lokal;
c. keanekaragaman hayati alam dan
budaya; dan
d. Daerah dengan nilai budaya
Minahasa yang kental.
(3) Peningkatan dan pemantapan
pemosisian citra pariwisata destinasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b didasarkan kepada
kekuatan-kekuatan utama yang
dimiliki masing-masing Destinasi
Pariwisata.
(4) Strategi untuk peningkatan citra
pariwisata Daerah sebagai bagian
dari citra pariwisata Indonesia
sebagai Destinasi Pariwisata yang
aman, nyaman, dan berdaya saing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf b, diwujudkan melalui
promosi, diplomasi, dan komunikasi.

142
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Bagian Keempat
Pengembangan Kemitraan Pemasaran Pariwisata

Pasal 38
Arah kebijakan pengembangan
kemitraan Pemasaran Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
huruf c diwujudkan dalam bentuk
pengembangan kemitraan pemasaran
yang terpadu, sinergis, berkesinam-
bungan dan berkelanjutan.

Pasal 39
Strategi untuk pengembangan
kemitraan pemasaran terpadu, sinergis,
berkesinambungan dan berkelanjutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37,
meliputi meningkatkan:
a. keterpaduan sinergis promosi antar
pemangku kepentingan pariwisata
Daerah; dan
b. strategi pemasaran berbasis pada
pemasaran yang bertanggung jawab,
yang menekankan tanggung jawab
terhadap masyarakat, sumber daya
lingkungan dan wisatawan.
c. strategi pemasaran berbasis digital
untuk menjawab tantangan global
dan kemajuan teknologi pemasaran.

143
Naskah Akademik

Bagian Kelima
Pengembangan Promosi Pariwisata

Pasal 40
Arah kebijakan pengembangan promosi
pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 huruf d, meliputi:
a. penguatan dan perluasan eksistensi
promosi pariwisata Daerah di dalam
negeri; dan
b. penguatan dan perluasan eksistensi
promosi pariwisata Daerah di luar
negeri.

Pasal 41
(1) Strategi untuk penguatan dan
perluasan eksistensi promosi
pariwisata Daerah di dalam negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 huruf a, meliputi:
a. menguatkan fungsi dan peran
promosi pariwisata di dalam
negeri; dan
b. menguatkan dukungan, koor-
dinasi dan sinkronisasi terhadap
Badan Promosi Pariwisata
Kabupaten.
c. menguatkan peran promosi
Daerah melalui promosi digital.
(2) Strategi untuk penguatan dan
perluasan eksistensi promosi
pariwisata Indonesia di luar negeri

144
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

sebagaimana dimaksud dalam Pasal


40 huruf b, meliputi:
a. menguatkan fasilitasi, dukungan,
koordinasi, dan sinkronisasi
terhadap promosi pariwisata
Daerah di luar negeri, melalui
promosi digital; dan
b. menguatkan fungsi dan
keberadaan promosi pariwisata
Daerah dengan memanfaatkan
fungsi dan keberadaan promosi
nasional Indonesia di luar negeri.
(3) Penguatan fungsi dan keberadaan
promosi pariwisata Daerah di luar
negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilakukan melalui
fasilitasi program kemitraan antara
pelaku promosi pariwisata Daerah di
dalam negeri dengan pelaku promosi
pariwisata Daerah yang berada di
luar negeri.

BAB V
PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA DAERAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 42
Pembangunan Industri Pariwisata
nasional meliputi :

145
Naskah Akademik

a. penguatan struktur Industri


Pariwisata;
b. peningkatan daya saing produk
pariwisata;
c. pengembangan kemitraan Usaha
Pariwisata;
d. penciptaan kredibilitas bisnis; dan
e. pengembangan tanggung jawab
terhadap lingkungan.

Bagian Kedua
Penguatan Struktur Industri Pariwisata

Pasal 43
Arah kebijakan penguatan struktur
Industri Pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 huruf a
diwujudkan dalam bentuk penguatan
fungsi, hierarki, dan hubungan antar
mata rantai pembentuk Industri
Pariwisata untuk meningkatkan daya
saing Industri Pariwisata.

Pasal 44
Strategi untuk penguatan fungsi,
hierarki, dan hubungan antar mata
rantai pembentuk Industri Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43,
meliputi:
a. meningkatkan sinergitas dan
keadilan distributif antar mata rantai
pembentuk Industri Pariwisata;

146
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

b. menguatkan fungsi, hierarki, dan


hubungan antar Usaha Pariwisata
sejenis untuk meningkatkan daya
saing; dan
c. menguatkan mata rantai penciptaan
nilai tambah antara pelaku Usaha
Pariwisata dan sektor terkait.

Bagian Ketiga
Peningkatan Daya Saing Produk Pariwisata

Pasal 45
Peningkatan daya saing produk
pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 huruf b, meliputi:
a. daya saing Daya Tarik Wisata;
b. daya saing Fasilitas Pariwisata;
c. daya saing aksesibilitas; dan
d. daya saing Promosi.

Pasal 46
Arah kebijakan peningkatan daya saing
Daya Tarik Wisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 huruf a
diwujudkan dalam bentuk pengem-
bangan kualitas dan keragaman usaha
Daya Tarik Wisata.

Pasal 47
Strategi untuk pengembangan kualitas
dan keragaman usaha Daya Tarik Wisata

147
Naskah Akademik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46,


meliputi:
a. mengembangkan manajemen atraksi;
b. memperbaiki kualitas interpretasi;
c. menguatkan kualitas produk wisata;
dan
d. meningkatkan pengemasan produk
wisata.

Pasal 48
Arah kebijakan peningkatan daya saing
Fasilitas Pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 huruf b
diwujudkan dalam bentuk pengem-
bangan kapasitas dan kualitas fungsi
dan layanan Fasilitas Pariwisata yang
memenuhi standar internasional dan
mengangkat unsur keunikan dan
kekhasan lokal.

Pasal 49
Strategi untuk pengembangan kapasitas
dan kualitas fungsi dan layanan Fasilitas
Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 meliputi:
a. mendorong dan meningkatkan
standardisasi dan Sertifikasi Usaha
Pariwisata;
b. mengembangkan skema fasilitasi
untuk mendorong pertumbuhan
Usaha Pariwisata skala usaha mikro,
kecil dan menengah; dan

148
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

c. mendorong pemberian insentif


untuk menggunakan produk dan
tema yang memiliki keunikan dan
kekhasan lokal.

Pasal 50
Arah kebijakan peningkatan daya saing
aksesibilitas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45 huruf c diwujudkan
dalam bentuk pengembangan kapasitas
dan kualitas layanan jasa transportasi
yang mendukung kemudahan perja-
lanan wisatawan ke Destinasi Pariwisata.

Pasal 51
Strategi untuk pengembangan kapasitas
dan kualitas layanan jasa transportasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
dilaksanakan melalui peningkatan etika
bisnis dalam pelayanan usaha
transportasi pariwisata.

Pasal 52
Arah kebijakan peningkatan daya saing
promosi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45 huruf d diwujudkan dalam
bentuk pengembangan teknik dan
kualitas layanan jasa promosi, mengikuti
perkembangan teknologi terkini, yang
memudahkan calon wisatawan mengenal
dan tertarik mengunjungi Destinasi
Pariwisata.

149
Naskah Akademik

Bagian Keempat
Pengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata

Pasal 53
Arah kebijakan pengembangan
kemitraan Usaha Pariwisata sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 42 huruf c
diwujudkan dalam bentuk pengem-
bangan skema kerja sama antara
Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa,
dunia usaha, dan masyarakat.

Pasal 54
Strategi untuk pengembangan skema
kerja sama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 meliputi:
a. menguatkan kerja sama antara
Pemerintah Daerah,Pemerintah
Desa, dunia usaha, dan masyarakat;
b. menguatkan implementasi kerja
sama antara Pemerintah Daerah,
Pemerintah Desa, dunia usaha, dan
masyarakat; dan
c. menguatkan monitoring dan evaluasi
kerja sama antara Pemerintah
Daerah, dunia usaha, dan
masyarakat.

150
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Bagian Kelima
Penciptaan Kredibilitas Bisnis

Pasal 55
Arah kebijakan penciptaan kredibilitas
bisnis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 huruf d, diwujudkan dalam
bentuk pengembangan manajemen dan
pelayanan Usaha Pariwisata yang
kredibel dan berkualitas.

Pasal 56
Strategi untuk pengembangan
manajemen dan pelayanan Usaha
Pariwisata yang kredibel dan berkualitas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
meliputi:
a. menerapkan standardisasi dan
Sertifikasi Usaha Pariwisata yang
mengacu pada prinsip-prinsip dan
standar internasional dengan
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya lokal;
b. menerapkan sistem yang aman dan
tepercaya dalam transaksi bisnis
secara elektronik; dan
c. mendukung penjaminan usaha
melalui regulasi dan fasilitasi.

151
Naskah Akademik

Bagian Keenam
Pengembangan Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Pasal 57
Arah kebijakan pengembangan
tanggung jawab terhadap lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
huruf e diwujudkan dalam bentuk
pengembangan manajemen Usaha
Pariwisata yang mengacu kepada prinsip-
prinsip Pembangunan pariwisata
berkelanjutan, kode etik pariwisata
dunia dan ekonomi hijau.

Pasal 58
Strategi untuk pengembangan mana-
jemen Usaha Pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 meliputi:
a. mendorong tumbuhnya ekonomi
hijau di sepanjang mata rantai Usaha
Pariwisata; dan
b. mengembangkan manajemen Usaha
Pariwisata yang peduli terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya.
c. mengembangkan manajemen Usaha
Pariwisata yang peduli terhadap
kondisi masyarakat berkaitan dengan
situasi khusus bencana nonalam.
d. mengembangkan manajemen Usaha
Pariwisata yang mendorong
pembangunan Desa berkelanjutan
dan saling menguatkan antar
masyarakat desa.

152
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

BAB VI
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN
KEPARIWISATAAN DAERAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 59
Pembangunan Kelembagaan Kepariwi-
sataan meliputi:
a. penguatan Organisasi Kepariwisataan;
b. pembangunan SDM Pariwisata; dan
c. penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan.

Bagian Kedua
Penguatan Organisasi Kepariwisataan

Pasal 60
Arah kebijakan penguatan Organisasi
Kepariwisataan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf a, meliputi:
a. reformasi birokrasi kelembagaan dan
penguatan mekanisme kinerja
organisasi untuk mendukung misi
Kepariwisataan sebagai portofolio
pembangunan nasional dan daerah;
b. memantapkan Organisasi Kepariwi-
sataan dalam mendukung pariwisata
sebagai pilar strategis pembangunan
daerah dan nasional;

153
Naskah Akademik

c. mengembangkan dan menguatkan


Organisasi Kepariwisataan yang
menangani bidang Pemasaran
Pariwisata;
d. mengembangkan dan menguatkan
Organisasi Kepariwisataan yang
menangani bidang Industri
Pariwisata; dan
e. mengembangkan dan menguatkan
Organisasi Kepariwisataan yang
menangani bidang Destinasi
Pariwisata.
f. reformasi birokrasi kelembagaan dan
penguatan mekanisme kinerja
organisasi untuk mendukung misi
Kepariwisataan sebagai komponen
pembangunan yang bisa mengatasi
krisis akibat bencana nonalam dan
perubahan tatanan global.

Pasal 61
(1) Strategi untuk akselerasi reformasi
birokrasi kelembagaan dan
penguatan mekanisme kinerja
organisasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 huruf a, meliputi:
a. menguatkan tata kelola Organisasi
Kepariwisataan dalam struktur
organisasi Satuan Kerja
Perangkat Daerah;
b. menguatkan kemampuan peren-
canaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program Pem-
bangunan Kepariwisataan; dan

154
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

c. menguatkan mekanisme sin-


kronisasi dan harmonisasi pro-
gram Pembangunan Kepariwi-
sataan baik secara internal
organisasi perangkat daerah
maupun lintas sektor.
(2) Strategi untuk pemantapan
Organisasi Kepariwisataan dalam
mendukung pariwisata sebagai Pro-
gram Unggulan Pemerintah Daerah
dan pilar strategis pembangunan
nasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 huruf b, meliputi:
a. menguatkan fungsi strategis
Kepariwisataan dalam menghasil-
kan Pendapatan Asli Daerah;
b. meningkatkan Usaha Pariwisata
terkait;
c. meningkatkan Pemberdayaan
Masyarakat; dan
d. meningkatkan pelestarian
lingkungan.
(3) Strategi untuk pengembangan dan
penguatan Organisasi Kepariwi-
sataan yang menangani bidang
Pemasaran Pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 huruf c,
meliputi:
a. menguatkan struktur dan fungsi
organisasi bidang pemasaran di
tingkat Pemerintah;
b. memfasilitasi terbentuknya
Badan Promosi Pariwisata
Daerah; dan

155
Naskah Akademik

c. menguatkan kemitraan antara


Badan Promosi Pariwisata Daerah
dan Pemerintah Daerah dalam
pembangunan kepariwisataan
Daerah.
(4) Strategi untuk pengembangan dan
penguatan Organisasi Kepariwisa-
taan yang menangani bidang Industri
Pariwisata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 huruf d, meliputi:
a. memfasilitasi pembentukan
Gabungan Industri Pariwisata
Daerah; dan
b. menguatkan kemitraan antara
Gabungan Industri Pariwisata In-
donesia dan Pemerintah Daerah
dalam pembangunan kepariwi-
sataan Daerah.
c. menguatkan fungsi setiap
organisasi kepariwisataan
Daerah, terutama di tingkat
Pemerintah Daerah sampai
Pemerintah Desa, untuk
mendukung pariwisata digital (e-
tourism).
(5) Strategi untuk pengembangan dan
penguatan Organisasi Kepariwi-
sataan yang menangani bidang
Destinasi Pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 huruf e,
meliputi:
a. menguatkan struktur dan fungsi
organisasi bidang pengembangan
destinasi di tingkat Pemerintah
Daerah;

156
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

b. memfasilitasi terbentuknya
organisasi pengembangan
destinasi; dan
c. menguatkan kemitraan antara
organisasi pengembangan
destinasi dan Pemerintah Daerah
dalam pembangunan kepariwisa-
taan nasional.

(5) Strategi untuk reformasi birokrasi


kelembagaan dan penguatan meka-
nisme kinerja organisasi untuk
mendukung misi Kepariwisataan
sebagai komponen pembangunan
yang bisa menguatkan masyarakat
menghadapi krisis akibat bencana
alam, bencana nonalam, dan
perubahan tatanan global lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60 huruf f, meliputi:
a. menguatkan struktur dan fungsi
organisasi kepariwisataan di
tingkat Pemerintah Daerah,
sebagai bagian dari organisasi
yang berfungsi penguatan
masyarakat menghadapi krisis.
b. menguatkan fungsi dan kerjasama
antar pemerintah desa untuk
mengembangkan program kerja-
sama dan saling menguatkan
masyarakat antar desa.

157
Naskah Akademik

Bagian Ketiga
Pembangunan Sumber Daya Manusia Pariwisata

Pasal 62
Pembangunan SDM Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
huruf b, meliputi:
a. SDM Pariwisata di tingkat Pemerintah;
dan
b. SDM Pariwisata di dunia usaha dan
masyarakat.

Pasal 63
Arah kebijakan Pembangunan SDM
Pariwisata di tingkat Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62
huruf a, diwujudkan dalam bentuk
peningkatan kapasitas dan kapabilitas
SDM Pariwisata.

Pasal 64
Strategi untuk peningkatan kapasitas
dan kapabilitas SDM Pariwisata di ling-
kungan Pemerintah Daerah sebagai-
mana dimaksud Pasal 63, meliputi:
a. meningkatkan kemampuan dan
profesionalitas pegawai;
b. meningkatkan kualitas pegawai
bidang Kepariwisataan; dan
c. meningkatkan kualitas sumber daya
manusia pengelola pendidikan dan
latihan bidang Kepariwisataan.

158
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pasal 65
Arah kebijakan Pembangunan SDM
Pariwisata di dunia usaha dan
masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 62 huruf b diwujudkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM Pariwisata.

Pasal 66
Strategi untuk Pembangunan SDM
Pariwisata di dunia usaha dan
masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64, meliputi:
a. meningkatkan kualitas dan kuan-
titas sumber daya manusia yang
memiliki sertifikasi kompetensi di
setiap Destinasi Pariwisata;
b. meningkatkan kemampuan kewira-
usahaan di bidang Kepariwisataan;
c. meningkatkan kualitas dan kuan-
titas lembaga pendidikan Kepariwi-
sataan yang terakreditasi: dan
d. meningkatkan kemampuan
digitalisasi di bidang Kepariwisataan.

Bagian Keempat
Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan

Pasal 67
Arah kebijakan penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan untuk

159
Naskah Akademik

mendukung Pembangunan Kepari-


wisataan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 58 huruf c, meliputi:
a. peningkatan penelitian yang
berorientasi pada pengembangan
Destinasi Pariwisata;
b. peningkatan penelitian yang
berorientasi pada pengembangan
Pemasaran Pariwisata;
c. peningkatan penelitian yang
berorientasi pada pengembangan
Industri Pariwisata; dan
d. peningkatan penelitian yang
berorientasi pada pengembangan
kelembagaan dan SDM Pariwisata.

Pasal 68
(1) Strategi untuk peningkatan pene-
litian yang berorientasi pada
pengembangan Destinasi Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
66 huruf a, meliputi:
a. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan Daya
Tarik Wisata;
b. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan aksesibili-
tas dan/atau transportasi Ke-
pariwisataan dalam mendukung
daya saing DPK;
c. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan Prasarana
Umum, Fasilitas Umum dan

160
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Fasilitas Pariwisata dalam


mendukung daya saing DPK;
d. meningkatkan penelitian dalam
rangka memperkuat Pember-
dayaan Masyarakat melalui
Kepariwisataan; dan
e. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan dan
peningkatan investasi di bidang
pariwisata.
f. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan Daya
Tarik Wisata, Prasarana Umum,
Fasilitas Umum dan Fasilitas
Pariwisata yang bisa menjadi
mitigasi bencana.
g. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan Daya
Tarik Wisata, Prasarana Umum,
Fasilitas Umum dan Fasilitas
Pariwisata mengikuti perkem-
bangan teknologi dan situasi
terkini.
(2) Strategi untuk peningkatan
penelitian yang berorientasi pada
pengembangan Pemasaran Pariwi-
sata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 huruf b, meliputi:
a. meningkatkan penelitian pasar
wisatawan dalam rangka
pengembangan pasar baru dan
pengembangan produk;
b. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan dan

161
Naskah Akademik

penguatan citra pariwisata Indo-


nesia;
c. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan kemitraan
Pemasaran Pariwisata; dan
d. meningkatkan penelitian dalam
rangka peningkatan peran
promosi pariwisata Daerah di
dalam negeri dan di luar negeri.
e. meningkatkan penelitian dalam
rangka peningkatan pemasaran
pariwisata mengikuti perkem-
bangan teknologi dan situasi
terkini.
(3) Strategi untuk peningkatan
penelitian yang berorientasi pada
pengembangan Industri Pariwisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
66 huruf c, meliputi:
a. meningkatkan penelitian dalam
rangka penguatan Industri
Pariwisata;
b. meningkatkan penelitian dalam
rangka peningkatan daya saing
produk pariwisata;
c. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan kemitraan
Usaha Pariwisata;
d. meningkatkan penelitian dalam
rangka penciptaan kredibilitas
bisnis; dan
e. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan tanggung
jawab terhadap lingkungan.

162
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

f. meningkatkan penelitian dalam


rangka peningkatan industri
pariwisata yang mengikuti
perkembangan teknologi dan
situasi terkini.
g. meningkatkan penelitian dalam
rangka peningkatan industri
pariwisata yang mengembangkan
infrastruktur yang berperan
dalam mitigasi bencana.
(4) Strategi untuk peningkatan
penelitian yang berorientasi pada
pengembangan kelembagaan dan
SDM Pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 huruf d,
meliputi:
a. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan Organi-
sasi Kepariwisataan; dan
b. meningkatkan penelitian dalam
rangka pengembangan SDM
Pariwisata.

BAB VII
INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN DAERAH

Pasal 69
(1) Rincian indikasi program
pembangunan kepariwisataan
Daerah dalam kurun waktu tahun
2021 sampai dengan tahun 2025

163
Naskah Akademik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal


2 ayat (1) dan Pasal 7 dan penang-
gung jawab pelaksanaannya tercan-
tum dalam Lampiran V yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
(2) Indikasi program pembangunan
kepariwisataan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan tahapan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah.
(3) Dalam pelaksanaan indikasi program
pembangunan kepariwisataan
daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dinas/badan sebagai
penanggung jawab didukung oleh
dinas/badanterkait lainnya dan
Pemerintah Kecamatan dan Desa.
(4) Dalam pelaksanaan indikasi program
pembangunan kepariwisataan
daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat didukung oleh dunia
usaha dan masyarakat.

BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 70
(1) Pemerintah Daerah melakukan

164
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

pengawasan dan pengendalian


pelaksanaan RIPPARKAB.
(2) Pengawasan dan pengendalian
dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 71
Pada saat Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku:
a. semua peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan
Pembangunan Kepariwisataan yang
telah ada dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti berdasarkan
Peraturan Daerah ini.
b. semua perjanjian kerja sama yang
telah dilakukan antar Pemerintah
dan/atau dengan pihak lain yang
berkaitan dengan Pembangunan
Kepariwisataan di luar Perwilayahan
Pembangunan DPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya
masa perjanjian.

165
Naskah Akademik

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 72
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Minahasa
Utara.

Ditetapkan di …......pada tanggal … Juni 2021

BUPATI MINAHASA UTARA,

ttd.
JOUNE J. E. GANDA, SE

Diundangkan di .. pada tanggal .. Juni 2021


SEKRETARIAS DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
ttd.

……….

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA


TAHUN 2021 NOMOR …
Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM,

…...

166
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN MINAHASA UTARA
TAHUN 2021 – 2025

1. UMUM
Kabupaten Minahasa Utara memiliki potensi
kepariwisataan yang sangat besar. Kabupaten ini
terletak di Provinsi Sulawesi Utara, pada posisi
1°18’30"-1°53’00" LU dan 124°44’00"-125°11’00" BT.
Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Laut
Sulawesi, dan Laut Maluku di sebelah utara. Di bagian
selatan berbatasan dengan Kabupaten Minahasa, dan
bagian timur dengan Kota Bitung. Berbatasan
langsung di bagian barat dengan Kota Manado,
ibukota provinsi Sulawesi Utara.
Jarak ke Bandara Internasional Sam Ratulangi,
sebagai pintu masuk utama jalur udara ke Sulawesi
Utara dan sekitarnya, relatif sangat dekat. Bahkan
sebagian areal bandara masuk dalam wilayah
Kabupaten Minahasa Utara. Begitu pula akses ke
pintu masuk utama lewat jalur laut, yaitu Pelabuhan
Bitung, tidak terlalu jauh. Dapat ditempuh kurang
dari setengah jam melalui jalan tol.
Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara, 1.059,24
km 2. Terdiri atas 10 kecamatan dan 131 desa/
kelurahan. Memiliki beberapa pulau, seperti Pulau

167
Naskah Akademik

Mantehage, Nain, Gangga, Talise, Kinabuhutan, dan


Bangka. Topografi wilayah Kabupaten Minahasa Utara
meliputi pesisir, dataran, perbukitan dan
pegunungan, pada ketinggian di sekitar nol sampai
650 meter di atas permukaan laut, bahkan mencapai
1.995 meter di kawasan Gunung Klabat.
Di wilayah pesisir terdapat hamparan pantai, laut dan
pulau, ekosistem terumbu karang dan mangrove, serta
pemukiman masyarakat pesisir. Di wilayah dataran
terdapat areal pertanian, perkebunan, ekosistem air
tawar, dan pemukiman penduduk. Di perbukitan dan
pegunungan dapat dijumpai ekosistem hutan dan
beberapa kawasan perdesaan.
Kabupaten Minahasa Utara juga memiliki budaya dan
banyak peninggalan sejarah yang unik. Salah satu
contoh ialah Waruga atau kubur batu khas Minahasa.
Waruga merupakan salah satu peninggalan sejarah
masa lalu, yang tidak ditemukan di tempat lain di
Indonesia. Dari 1859 waruga yang sudah
didokumentasikan Balai Arkeologi Sulawesi Utara,
ada 1254 waruga ditemukan di Kabupaten Minahasa
Utara. Selain itu terdapat pula berbagai situs budaya
dan sejarah yang tersebar di hampir semua wilayah
kabupaten. Sebagian masyarakat masih menjaga
tradisi, adat istiadat, bahasa dan kesenian daerah.
Keberagaman kemasyarakatan yang memiliki latar
belakang suku, budaya, dan agama, berlangsung
rukun, aman, dan damai, serta saling mendukung
dan saling menguatkan antar sesama masyarakat.
Semuanya berjalan dinamis dan stabilitas keamanan
yang terus terjaga dan terawat baik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun
2019, Kabupaten Minahasa Utara memiliki suatu
kawasan ekonomi khusus pariwisata yang disebut
KEK Likupang. Secara spesifik KEK Pariwisata

168
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Likupang berada di Kecamatan Likupang Timur dan


ditetapkan seluas 197,4 hektar. Sebelumnya pada
tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 50 Tahun 2011, telah ditetapkan Likupang
dan Sekitarnya sebagai Kawasan Pengembangan
Pariwisata Nasional (KPPN) di Provinsi Sulawesi Utara.
Pada tahun 2019, tepatnya pada 15 Juli 2019, dalam
Rapat Terbatas Kabinet, Presiden Republik Indone-
sia mencanangkan Likupang sebagai salah satu
Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia.
Penetapan ini berdampak pada percepatan
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Minahasa Utara, termasuk pengembangan destinasi
dan daya Tarik wisata, pembangunan aksesibilitas,
prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas wisata.
Berdasarkan kondisi eksisting dan peluang
pengembangan di masa depan, Kabupaten Minahasa
Utara dinilai memiliki sumberdaya alam, keragaman
ekologis, dan budaya, sebagai potensi kepariwisataan
yang signifikan.
Mengingat potensi yang dimiliki Kabupaten Minahasa
Utara, maka pengelolaan pembangunan kepariwisa-
taan di Kabupaten Minahasa Utara harus dilakukan
secara benar dan bertanggungjawab. Pembangunan
kepariwisataan yang merupakan bagian integral dari
pembangunan kabupaten, provinsi, bahkan nasional
secara keseluruhan, harus dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan
bertanggung jawab, dengan tetap memberikan
perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya
yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu
lingkungan hidup, serta kepentingan nasional dan
daerah.
Keindahan alam, flora dan fauna, serta keunikan
budaya, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah,
dan seni, yang dimiliki daerah Kabupaten Minahasa

169
Naskah Akademik

Utara, merupakan sumberdaya dan modal


pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Keadaan
alam, flora, dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki bangsa Indo-
nesia merupakan sumberdaya dan modal
pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana
terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk
mendorong pemerataan kesempatan berusaha,
memperoleh manfaat, dan mampu menghadapi
tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global. Kepariwisataan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional yang harus dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan
bertanggung jawab, dengan tetap memberikan
perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya
yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu
lingkungan hidup, serta kepentingan nasional
(Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009).
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut,
undang-undang juga telah mengatur, setiap daerah
harus menetapkan rencana pembangunan
kepariwisataan dalam suatu rencana induk
pembangunan kepariwisataan. Pembangunan
kepariwisataan nasional dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS).
Pembangunan kepariwisataan provinsi dalam
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi (RIPPARPROV), dan pembangunan
kepariwisataan kabupaten dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten. Rencana

170
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten yang


selanjutnya disebut RIPPARKAB adalah dokumen
perencanaan pembangunan kepariwisataan
kabupaten untuk periode 15 – 25 tahun. RIPPARKAB
merupakan pedoman utama bagi perencanaan,
pengelolaan, dan pengendalian pembangunan
kepariwisataan di tingkat kabupaten yang berisi visi,
misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana, dan pro-
gram yang perlu dilakukan oleh para pemangku
kepentingan dalam pembangunan kepariwisataan
(Peraturan Menteri Pariwisata RI Nomor 10 Tahun
2016).
Kabupaten Minahasa Utara menetapkan Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
(RIPPARKAB) yang akan menjadi pedoman utama
perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian
pembangunan kepariwisataan di kabupaten Minahasa
Utara, dan disusun mengacu pada RIPPARNAS dan
RIPPARPROV Sulawesi Utara. Dokumen dibuat agar
pembangunan kepariwisatan di Kabupaten Minahasa
Utara berjalan secara sistematis, terencana, terpadu,
berkelanjutan, dan bertanggung jawab, dengan tetap
memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama,
budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian
dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan
kewilayahan dan nasional.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, Pasal 9 ayat (3), Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten.
Rancangan Peraturan Daerah tentang RIPPARKAB
Minahasa Utara Tahun 2021-2025 disusun terdiri atas
sepuluh (10) bab, dan tujuh puluh dua (72) pasal.
Memuat tentang Ketentuan Umum, Pembangunan
Kepariwisataan Daerah, Pembangunan DPK,
Pembangunan Pemasaran Pariwisata, Pembangunan

171
Naskah Akademik

Industri Pariwisata Daerah, Pembangunan


Kelembagaan Kepariwisataan Daerah, Indikasi Pro-
gram Pembangunan Kepariwisataan Daerah,
Pengawasan dan Pengendalian, Ketentuan Peralihan,
dan Ketentuan Penutup. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, rancangan
Peraturan Daerah harus disertai dengan penjelasan
atau keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Mengacu pada kedua peraturan tersebut, maka
disusunlah rancangan peraturan daerah tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Minahasa Utara yang disertai dengan
Penjelasan.

2. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Pembangunan
Destinasi Pariwisata” adalah upaya terpadu
dan sistematik seluruh komponen
Destinasi Pariwisata dalam rangka
menciptakan, meningkatkan kualitas
produk dan pelayanan Kepariwisataan
serta kemudahan pergerakan wisatawan di
Destinasi Pariwisata.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Pembangunan
Pemasaran Pariwisata” adalah upaya

172
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

terpadu dan sistematik dalam rangka


menciptakan, mengkomunikasikan,
menyampaikan produk wisata dan
mengelola relasi dengan wisatawan untuk
mengembangkan Kepariwisataan seluruh
pemangku kepentingannya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “Pembangunan
Industri Pariwisata” adalah upaya terpadu
dan sistematik dalam rangka mendorong
penguatan struktur Industri Pariwisata,
peningkatan daya saing produk pariwisata,
penguatan kemitraan usaha pariwisata,
penciptaan kredibilitas bisnis, dan
pengembangan tanggung jawab terhadap
lingkungan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “Pembangunan
Kelembagaan Kepariwisataan” adalah
upaya terpadu dan sistematik dalam
rangka pengembangan Organisasi
Kepariwisataan, pengembangan SDM
Pariwisata untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas pengelolaan dan
penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan
di Destinasi Pariwisata.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

173
Naskah Akademik

Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6.
Cukup jelas.
Pasal 7.
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.

174
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pasal 12
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “penetapan
terhadap kawasan Likupang dan
Sekitarnya sebagai Destinasi Super
Prioritas (DSP) Nasional” adalah penetapan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
84 Tahun 2019 dan penegasan Presiden
Republik Indonesia dalam Rapat Terbatas
Kabinet tanggal 15 Juli 2019.
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Daya Tarik Wisata
alam” adalah Daya Tarik Wisata yang
berupa keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam.
Daya Tarik Wisata alam dapat dijabarkan,
meliputi:
1) Daya Tarik Wisata alam yang berbasis
potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di wilayah perairan
laut, yang berupa antara lain:
a) bentang pesisir pantai, contoh: Pantai
Firdaus

175
Naskah Akademik

b) bentang laut, baik perairan di sekitar


pesisir pantai maupun lepas pantai
yang menjangkau jarak tertentu yang
memiliki potensi bahari, contoh:
perairan laut Pulau Gangga
c) kolam air dan dasar laut, contoh: Taman
Laut Bunaken
2) Daya Tarik Wisata alam yang berbasis
potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di wilayah daratan,
yang berupa antara lain:
a) pegunungan dan hutan alam/taman
nasional/taman wisata alam/taman
hutan raya
b) perairan sungai dan danau
c) perkebunan
d) Pertanian
e) bentang alam khusus, seperti gua,
karst, padang pasir, dan sejenisnya

Huruf b
Yang dimaksud dengan “Daya Tarik Wisata
budaya” adalah Daya Tarik Wisata berupa
hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia
sebagai makhluk budaya.
Daya Tarik Wisata budaya selanjutnya
dapat dijabarkan, meliputi:
1) Daya Tarik Wisata budaya yang bersifat
berwujud (tangible), yang berupa antara
lain:

176
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

a. cagar budaya, yang meliputi:


(1) benda cagar budaya adalah benda
alam dan/atau benda buatan
manusia, baik bergerak maupun
tidak bergerak, berupa kesatuan
atau kelompok, atau bagian bagian-
nya, atau sisa-sisanya yang
memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah
perkembangan manusia
(2) bangunan cagar budaya adalah
susunan binaan yang terbuat dari
benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi
kebutuhan ruang berdinding dan/
atau tidak berdinding, dan beratap
(3) struktur cagar budaya adalah
susunan binaan yang terbuat dari
benda alam dan/atau benda
buatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan ruang kegiatan yang
menyatu dengan alam, sarana, dan
prasarana untuk menampung
kebutuhan manusia
(4) situs cagar budaya adalah lokasi
yang berada di darat dan/atau di
air yang mengandung benda cagar
budaya, bangunan cagar budaya,
dan/atau struktur cagar budaya
sebagai hasil kegiatan manusia atau
bukti kejadian pada masa lalu
(5)kawasan cagar budaya adalah
satuan ruang geografis yang
memiliki 2 (dua) situs cagar budaya

177
Naskah Akademik

atau lebih yang letaknya berde-


katan dan/atau memperlihatkan
ciri tata ruang yang khas
b. perkampungan tradisional dengan adat
dan tradisi budaya masyarakat yang
khas
c. Museum
2) Daya Tarik Wisata bersifat tidak
berwujud (intangible), yang berupa
antara lain:
a. kehidupan adat dan tradisi masyarakat
dan aktifitas budaya masyarakat yang
khas di suatu area/tempat
b. Kesenian

Huruf c
Yang dimaksud dengan “Daya Tarik Wisata
hasil buatan manusia” adalah Daya Tarik
Wisata khusus yang merupakan kreasi
artifisial (artificially created) dan kegiatan-
kegiatan manusia lainnya di luar ranah
wisata alam dan wisata budaya.
Daya Tarik Wisata hasil buatan manusia/
khusus, selanjutnya dapat dijabarkan
meliputi antara lain:
1) fasilitas rekreasi dan hiburan/taman
bertema, yaitu fasilitas yang
berhubungan dengan motivasi untuk
rekreasi, hiburan (entertainment)
maupun penyaluran hobi
2) fasilitas peristirahatan terpadu
(integrated resort), yaitu kawasan

178
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

peristirahatan dengan komponen


pendukungnya yang membentuk
kawasan terpadu
3) fasilitas rekreasi dan olahraga
Ketiga jenis Daya Tarik Wisata tersebut
dapat dikembangkan lebih lanjut dalam
berbagai sub jenis atau kategori kegiatan
wisata, antara lain:
1) wisata petualangan (adventure tourism);
2) wisata bahari (marine tourism);
3) wisata agro (farm tourism);
4) wisata kreatif (creative tourism);
5) wisata kapal pesiar (cruise tourism);
6) wisata kuliner (culinary tourism);
7) wisata budaya (cultural tourism);
8) wisata sejarah (heritage tourism);
9) wisata memorial (dark tourism);
10) wisata ekologi (ecotourism/wild
tourism);
11) wisata pendidikan (educational
tourism);
12) wisata ekstrim-menantang bahaya
(extreme tourism)
13) wisata massal (mass tourism);
14) wisata pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi dan pameran (meeting, incen-
tive, convention, and exhibition tourism);
15) wisata kesehatan (medical tourism/
wellness tourism);

179
Naskah Akademik

16) wisata alam (nature-based tourism);


17) wisata religi (religious tourism/pilgrimage
tourism);
18) wisata budaya kekinian (pop culture tour-
ism); 19) wisata desa (rural tourism);
20) wisata luar angkasa (space tourism);
21) wisata olahraga (sport tourism);
22) wisata kota (urban tourism); dan
23) wisata relawan (volunteer tourism).

Ayat 2
Cukup jelas.
Pasal 16
Huruf a
Yang dimaksud dengan “perintisan
pengembangan Daya Tarik Wisata baru”
adalah upaya pengembangan yang dilaku-
kan dengan membuka dan membangun
Daya Tarik Wisata baru di Destinasi
Pariwisata yang belum berkembang
Kepariwisataannya, dalam rangka
mengembangkan peluang pasar yang ada.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Pembangunan
Daya Tarik Wisata” adalah upaya
pengembangan yang dilakukan dengan
meningkatkan kualitas Daya Tarik Wisata
yang sudah ada dalam upaya meningkat-
kan minat, dan loyalitas segmen pasar yang
sudah ada serta memperluas cakupan

180
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

wilayah Daya Tarik Wisata yang sudah ada


atau pengembangan ke lokasi baru
berdasar pada inti (nucleus) yang sama.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “pemantapan Daya
Tarik Wisata” adalah upaya pengembangan
yang dilakukan dengan menciptakan Daya
Tarik Wisata baru yang memiliki jenis
berbeda dalam upaya menangkap peluang
pasar baru.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “revitalisasi Daya
Tarik Wisata” adalah upaya pengembangan
yang dilakukan dengan perbaikan kondisi
dan kualitas Daya Tarik Wisata yang ada
yang mengalami degradasi dalam upaya
menjaga keberlanjutan dan meningkatkan
kualitas serta daya saing produk untuk
menarik pangsa pasar yang sudah ada
maupun peluang pasar wisata baru.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.

181
Naskah Akademik

Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Prasarana Umum”
meliputi:
1) jaringan listrik dan lampu penerangan;
2) jaringan air bersih;
3) jaringan telekomunikasi; dan
4) sistem pengelolaan limbah.
Yang dimaksud dengan “Fasilitas Umum”
meliputi:
1) fasilitas keamanan, seperti: pemadam
kebakaran, fasilitas tanggap bencana
(early warning system) di destinasi yang
rawan bencana;
2) fasilitas keuangan dan perbankan,
seperti: Anjungan Tunai Mandiri dan
tempat penukaran uang (money
changer);
3) fasilitas bisnis, seperti: kios kelontong
dan obat 24 (dua puluh empat) jam (drug
store), warung internet, telepon umum,

182
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

sarana penitipan/penyimpanan barang


(public locker);
4) fasilitas kesehatan berupa poliklinik 24
(dua puluh empat) jam dan fasilitas
pertolongan pertama pada kecelakaan;
5) fasilitas sanitasi dan kebersihan, seperti:
toilet umum, jasa binatu (laundry), dan
tempat sampah;
6) fasilitas khusus bagi penderita cacat
fisik, anak-anak dan lanjut usia;
7)fasilitas rekreasi, seperti fasilitas
peristirahatan (rest area), fasilitas
bermain anak-anak, fasilitas olahraga,
dan fasilitas pejalan kaki (pedestrian);
8) fasilitas lahan parkir; dan
9) fasilitas ibadah.
Yang dimaksud dengan “Fasilitas
Pariwisata” meliputi:
1) fasilitas akomodasi;
2) fasilitas rumah makan;
3) fasilitas informasi dan pelayanan pari-
wisata, fasilitas pelayanan keimigrasian,
pusat informasi pariwisata (tourism in-
formation center), dan e-tourism kiosk;
4) polisi pariwisata dan satuan tugas
wisata;
5) toko cinderamata (souvenir shop);
6) penunjuk arah/papan informasi
wisata/rambu lalu lintas wisata (tourism
sign and posting); dan
7) bentuk bentang lahan (landscaping).

183
Naskah Akademik

Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pengarusutamaan
gender” adalah strategi untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam
pembangunan, dimana aspek gender
terintegrasi dalam perumusan kebijakan
program dan kegiatan melalui
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kemitraan rantai
nilai usaha” adalah peningkatan kemitraan
antarbidang usaha Kepariwisataan.

184
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pariwisata merupakan kegiatan yang


memiliki keterkaitan lintas sektor dan
lintas skala usaha. Berkembangnya
kegiatan pariwisata akan menggerakkan
berlapis-lapis mata rantai usaha yang
terkait di dalamnya sehingga akan
menciptakan efek ekonomi multi ganda
(multiplier effect) yang akan memberikan
nilai manfaat ekonomi yang sangat berarti
bagi semua pihak yang terkait dalam mata
rantai usaha Kepariwisataan tersebut.
Dampak ekonomi multi ganda pariwisata
akan menjangkau baik dampak langsung,
dampak tak langsung maupun dampak
ikutan yang pada umumnya terkait dengan
usaha skala kecil dan menengah maupun
usaha-usaha di sektor hulu, seperti
pertanian, perkebunan, peternakan dan
sebagainya.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “sapta pesona”
adalah 7 (tujuh) unsur pesona yang harus
diwujudkan bagi terciptanya lingkungan
yang kondusif dan ideal bagi
berkembangnya kegiatan Kepariwisataan
di suatu tempat yang mendorong
tumbuhnya minat wisatawan untuk
berkunjung.

185
Naskah Akademik

Ketujuh unsur sapta pesona yang


dimaksud di atas adalah:
1) aman;
2) tertib;
3) bersih;
4) sejuk;
5) indah;
6) ramah tamah; dan
7) kenangan.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Huruf a
Yang dimaksud dengan “insentif investasi”
adalah kemudahan yang diberikan oleh
Pemerintah kepada investor berupa
keringanan baik itu pajak, fasilitas
pendukung, maupun pengurusan
investasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.

186
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Yang dimaksud dengan “segmen pasar
wisatawan massal” (mass market) adalah jenis
wisatawan yang datang secara berombongan
dalam kelompok-kelompok yang biasanya
memiliki lama tinggal relatif singkat.
Yang dimaksud dengan “segmen ceruk pasar”
(niche market) adalah jenis wisatawan yang
datang secara individu atau kelompok kecil
yang berkunjung karena minat khusus dan
biasanya memiliki lama tinggal relatif panjang.
Pasal 35
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “promosi berbasis
tema tertentu” adalah promosi yang
diarahkan pada segmen pasar tertentu
yang sesuai dengan tema produk yang
dipasarkan, seperti: ekowisata, wisata
bahari, wisata spiritual, dan sebagainya.

187
Naskah Akademik

Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “pemasaran yang
diselenggarakan oleh sektor lain” adalah
pemasaran yang berkaitan dengan
Kepariwisataan yang dilakukan oleh
organisasi perangkat daerah yang lain
sesuai dengan tugas dan fungsinya,
misalnya pemasaran yang dilakukan oleh
Dinas Perdagangan, Dinas Penanaman
Modal, dan Pemerintah Desa.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.

188
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kualitas
interpretasi” adalah kualitas kemampuan
manusia, segala bentuk media dan/atau
alat yang berfungsi mentransformasikan
nilai kemenarikan Daya Tarik Wisata
kepada wisatawan.
Contoh: kemampuan mengkomunikasikan
nilai kemenarikan suatu daya tarik oleh
pramuwisata, audio visual, termasuk
deskripsi/penjelas dan penanda dari
benda-benda koleksi dalam museum.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.

189
Naskah Akademik

Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Yang dimaksud dengan “etika bisnis” adalah
penerapan kriteria-kriteria pantas dan tidak
pantas, baik dan tidak baik terhadap seluruh
pelaku dan pemangku kepentingan suatu
kegiatan bisnis.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Yang dimaksud dengan “pengembangan
manajemen Usaha Pariwisata yang mengacu
kepada prinsip ekonomi hijau” adalah
pengembangan manajemen dengan
pendekatan dalam pembangunan ekonomi
yang tidak lagi mengandalkan pembangunan
ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya
alam dan lingkungan yang berlebihan.

190
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Ekonomi hijau merupakan suatu lompatan


besar meninggalkan praktik-praktik ekonomi
yang mementingkan keuntungan jangka
pendek yang telah mewariskan berbagai
permasalahan yang mendesak untuk
ditangani termasuk menggerakkan
perekonomian yang rendah karbon (low car-
bon economy).
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.

191
Naskah Akademik

Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cuku jelas.

192
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN
2021-2025

SASARAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN


KABUPATEN MINAHASA UTARA 2021 – 2025

Sasaran strategis pembangunan kepariwisataan Kabupaten


Minahasa Utara sampai dengan tahun 2025 dituangkan
dalam sejumlah indikator pencapaian sebagai berikut:

Kondisi Sampai dengan


Tahun 2025
Indikator Tahun
2020* Pesimis Optimis
1. Jumlah Kunjungan 11 70 90
Wisman (ribu)

2. Jumlah Kunjungan 13 70 100


Wisnus (ribu)

3. Jumlah Pergerakan - 1,2 2,4


Wisatawan Lokal/ Jumlah
Kunjungan Masyarakat
Lokal (ribu/destinasi)
4. Pendapatan Asli Daerah 5,9 5,9 10
dari Sektor Pariwisata
(miliar rupiah)

5. PDRB Pariwisata (%) 0,78 1,04 1,07


6. Jumlah Tenaga Kerja di
Bidang Pariwisata dari - 70 80
Masyarakat Lokal (%)

7. Jumlah Pengurangan
Luasan Ekosistem Alami - -0,2 0
di Destinasi Wisata (%)

8. Jumlah Desa Wisata


berbasis Budaya - 1 2

* Data Badan Pusat Statistik

193
Naskah Akademik

LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN
2021-2025

STRUKTUR PERWILAYAHAN DESTINASI PARIWISATA


KABUPATEN MINAHASA UTARA

PUSAT PELAYANAN PRIMER DAN PELAYANAN SEKUNDER


PARIWISATA KABUPATEN MINAHASA UTARA

Pusat Pelayanan Primer Airmadidi

Pusat Pelayanan Sekunder Kema Satu


Kauditan Satu
Airmadidi Atas
Kolongan
Dimembe
Talawaan
Wori
Serey
Likupang Satu
Kokoleh Satu

194
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

195
Naskah Akademik

LAMPIRAN III
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN
2021-2025

STRUKTUR PERWILAYAHAN DESTINASI PARIWISATA


KABUPATEN MINAHASA UTARA

PENJABARAN 5 (LIMA) DESTINASI PARIWISATA KABUPATEN


(DPK) DAN 11 (SEBELAS) KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA
KABUPATEN, 64 (ENAM PULUH EMPAT) KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN, DAN 43 (EMPAT
PULUH TIGA) DESA WISATA

Destinasi Kawasan
Pariwisata Strategis Kawasan Pengembangan
Kabupaten Pariwisata Pariwisata Kabupaten
(DPK) Kabupaten (KPPK)
(KSPK)
1. DPK 1. KSPK 1).KPPK Gangga; 2).KPPK Bahoi;
Likupang Gangga- 3).KPPK Talise; 4).KPPK Lihaga;
Bahoi, dsk 5).KPPK Tindila; 6).KPPK Paniki;
7).KPPK Batuline; 8).KPPK Patuku;
9).KPPK Tarabitan; 10).KPPK
Maliambao; 11).KPPK Teremaal

2. KSPK 1).KPPK Bangka; 2).KPPK Pulisan;


Bangka- 3).KPPK Rinondoran; 4).KPPK
Pulisan, Maen; 5).KPPK Kalinaun; 6).KPPK
dsk Marinsow; 7).KPPK Wineru;
8).KPPK Kinunang

3. KSPK 1).KPPK Kokoleh; 2).KPPK


Kokoleh- Likupang; 3).KPPK Sarawet;
Likupang, 4).KPPK Paslaten; 5).KPPK
dsk Wangurer; 6).KPPK Batu

196
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Destinasi Kawasan
Pariwisata Strategis Kawasan Pengembangan
Kabupaten Pariwisata Pariwisata Kabupaten
(DPK) Kabupaten (KPPK)
(KSPK)

2. DPK Wori 1. KSPK Wori- 1).KPPK Wori; 2).KPPK Kima


Kima Bajo, dsk Bajo; 3).KPPK Tiwoho; 4).KPPK
Budo

2. KSPK Nain- 1).KPPK Nain; 2).KPPK


Mantehage, Mantehage
dsk

3. DPK 1. KSPK 1).KPPK Airmadidi; 2).KPPK


Airmadidi- Airmadidi- Sawangan; 3).KPPK Sukur
Kalawat Sawangan, dsk

2. KSPK Kalawat, 1).KPPK Maumbi; 2).KPPK


dsk Kawangkoan; 3).KPPK Kuwil;
4).KPPK Kaleosan; 5).KPPK
Kolongan; 6).KPPK Suwaan

4. DPK 1. KSPK 1).KPPK Talawaan; 2).KPPK


Talawaan- Talawaan,dsk Mapanget; 3).KPPK Kolongan;
Dimembe 4).KPPK Patokaan; 5).KPPK
Tetey

2. KSPK 1).KPPK Dimembe; 2).KPPK


Dimembe, dsk Matungkas; 3).KPPK Laikit;
4).KPPK Warukapas; 5).KPPK
Klabat

5. DPK 1. KSPK Kema, 1).KPPK Kema; 2).KPPK


Kema- dsk Tontalete; 3).KPPK Lansot;
Kauditan 4).KPPK Lilang; 5).KPPK Waleo;
6).KPPK Makalisung

2. KSPK 1).KPPK Kauditan; 2).KPPK


Kauditan, dsk Tumaluntung; 3).KPPK

197
Naskah Akademik

198
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Daftar Desa Wisata Kabupaten Minahasa Utara

A. Desa Wisata Berkembang


No Nama Desa Kecamatan
1 Marinsow Likupang Timur
2 Pulisan Likupang Timur
3 Wineru Likupang Timur
4 Kinunang Likupang Timur
5 Bahoi Likupang Barat
6 Sawangan Airmadidi
7 Talawaan Talawaan

B. Desa Wisata Rintisan


No Nama Desa Kecamatan
8 Waleo Kema
9 Waleo dua Kema
10 Kema Kema
11 Makalisung Kema
12 Kema Satu Kema
13 Lilang Kema
14 Kaima Kauditan
15 Treman Kauditan
16 Lembean Kauditan
17 Tumaluntung Kauditan
18 Kuwil Kalawat
19 Maumbi Kalawat
20 Rinondoran Likupang Timur
21 Kalinaun Likupang Timur
22 Paputungan Likupang Barat
23 Lihunu Likupang Timur
24 Libas Likupang Timur
25 Kahuku Likupang Timur
26 Sarawet Likupang Timur
27 Ehe Likupang Timur
28 Batu Likupang Selatan
29 Gangga Satu Likupang Barat
30 Talise Likupang Barat
31 Tambun Likupang Barat
32 Aer Banua Likupang Barat
33 Serei Likupang Barat

199
Naskah Akademik

No Nama Desa Kecamatan


34 Sonsilo Likupang Barat
35 Budo Wori
36 Tiwoho Wori
37 Tangkasi / Mantehage II Wori
38 Buhias / Mantehage Wori
39 Bango / Mantehage I Wori
40 Tinongko / Mantehage III Wori
41 Nain I Wori
42 Nain Wori
43 Pinilih Dimembe

200
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

201
Naskah Akademik

LAMPIRAN IV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN
2021-2025

STRUKTUR PERWILAYAHAN DESTINASI PARIWISATA


KABUPATEN MINAHASA UTARA
DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Daya Tarik
No Deskripsi Singkat
Wisata
Daya Tarik
Wisata Alam
Wilayah Pesisir
dan Laut

1 Pulau Lihaga Pulau Lihaga terletak di Kecamatan


Likupang, Kabupaten Minahasa Utara,
Propinsi Sulawesi Utara, Pantainya
berpasir putih dengan taman lautnya
yang indah dan alami akan menggoda
anda untuk berenang, snorkeling atau
diving. Pulau Lihaga bisa di tempuh dari
manado menuju Likupang sekitar 60
menit, sedangkan Dari Likupang atau
tepatnya dari pelabuhan Serei,
perjalanan ke pulau hanya ditempuh
sekitar 15 menit dengan menggunakan
kapal nelayan setempat

2 Pasir Bungin Pulau Nain, sebuah pulau yang terletak


(Pasir Timbul di Kecamatan Wori, Minahasa, Sulawesi
Nain) Utara. Pulau ini merupakan salah satu
dari beberapa pulau yang masuk dalam
wilayah “segitiga terumbu karang”
Taman Nasional Bunaken, yang terdiri
dari Pulau Bunaken, Manado Tua,

202
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Mantehage, Siladen, dan pesisir Molas-
Wori. Pasir timbul hanya dapat
dinikmati saat air laut sedang surut.

3 Pulau Gangga Pulau ini terletak sekitar 60 km dari


Manado tepatnya dikecamatan Likupang
Barat. Pulau Gangga yang menjadi batas
Indonesia dengan Filipina ini,
menyimpan beribu pesona taman laut
dengan karang-karang yang berwarna-
warni dan ratusan jenis ikan hias yang
beraneka ragam. Pengelolaan Pesisir
mulai dari penataan obyek sampai
promosi menjadikan pulau Gangga
sebagai Primadona Pariwisata Minahasa
Utara.

4 Pulau Komang Pulau Komang yang di sebut mirip


dengan Tanah Lot Bali memiliki
keunikan tersendiri, Kemiripan Pulau
Komang dan Tanah Lot sebenarnya dari
lokasi pulau yang sama-sama memiliki
gua, sumber mata air dan ‘mitos’
peninggalan leluhur. Pulau Komang
terletak di Desa Kalinaun Kecamatan
Likupang Timur. Dari puncak di Pulau
Komang ini, Anda bisa melihat
pemandangan lautan Likupang, tata
Desa Kalinaun dan sekitarnya. Ada
sebuah gua kramat yang terletak di
belakang pulau ini. Konon, gua ini
sebagai tempat meditasi ‘tua-tua
kampung’ dan di dalamnya terdapat
sumber mata air.

5 Pulau Paniki Pulau Paniki terletak di Desa Kulu,


Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Jarak
tempuh dari kota Manado ke desa kulu
menggunakan mobil dapat ditempuh
selama kurang lebih 1,5 jam. Jarak dari

203
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Jalan raya ke dermaga sekitar -/+ 500
meter dan terdapat jalan masuk untuk
perahu yang akan masuk ke dermaga
yang di apit oleh hutan bakau di
sekitarnya.

6 Pulau Nain Pulau Nain, sebuah pulau yang terletak


di Kecamatan Wori, Minahasa,
Sulawesi Utara. Pulau ini merupakan
salah satu dari beberapa pulau yang
masuk dalam wilayah “segitiga
terumbu karang” Taman Nasional
Bunaken, yang terdiri dari Pulau
Bunaken, Manado Tua, Mantehahge,
Siladen, dan pesisir Molas-Wori. Pulau
Nain merupakan pulau terjauh dalam
kawasan taman nasional kebanggaan
masyarakat Minahasa itu. Selain
keindahan wisata baharinya, Pulau
Nain memiliki daya tarik tersendiri
bagi para wisatawan yang berkunjung
ke pulau yang dijuluki Naen dalam
bahasa Bajo itu. Pulau Nain memiliki
kekhasan bawah laut, pesisir pantai
yang eksotis, dan kehidupan
masyarakat nelayan yang khas dan
tradisi budaya etnis Bajo.

7 Bukit Bukit Getsemani Gangga, berada di


Getsemani area ketinggian Pulau Gangga/
Gangga Tepatnya di desa Gangga SAtu,
Kecamatan Likupang Barat. Jalan
menuju bukit ini sudah sedikit
dipermudah dengan dibuatnya jalan
tangga alami. Dari atas bukit ini dapat
melihat ragam keindahan pesisir
Gangga dan pesisir pulau Sulawesi.

8 Bukit Lihunu Lihunu, salah satu desa yang berada di


Pulau Bangka Pulau Bangka, Kecamatan Likupang

204
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Timur, Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara. Desa Lihunu yang
berada di pulau eksotis yang punya
banyak potensi untuk dieksplorasi ini
sudah optimis membuka pintu masuk
desa mereka bagi para pengunjung.
“Dengan menyuguhkan paket wisata
yang komplit, baik wisata alam yang
ada di laut dan bukit, bahkan daya tarik
budaya dan lingkungan yang semuanya
ada di Desa Lihunu ini.

9 Pulau Tindila Ini pulau kecil yang berdekatan dengan


Pulau Talise. Lokasinya berada di
Kecamatan Likupang Barat.

10 Pantai Firdaus / Pantai ini berlokasi di daerah Desa


Kema Kema II, Kecamatan Kema, Kabupaten
Minahasa Utara. Pantai Firdaus Kema,
memiliki kawasan wisata pantai
dengan adanya pondok-pondok serta
fasilitas alat rekreasi pantai seperti
selancar angin dan speed boat.

11 Pantai Mangket Pantai Mangket, terletak di Desa


Makalisung, Kema. Keindahan pantai
Mangket tidak kalah dengan pantai
lainnya, dikelilingi pasir putih dan air
yang jernih membuat pantai ini
diminati pengunjung.

12 Pantai Surabaya Pantai Surabaya sudah lama dikenal


memiliki pesona khas nan indah di
pesisir Likupang. Pantai ini terletak di
Desa Wineru Kecamatan Likupang
Timur. Pada akhir pecan, kawasan
pantai ini selalu dikunjungi warga
Minut, maupun beberapa pengunjung
lain dari Manado dan Bitung.

205
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
13 Pantai Pantai Kalinaun berlokasi di Kalinaun
Kalinaun Kecamatan Likupang Timur. Pantai ini
mempunyai daya tarik tersendiri yaitu
bisa menyeberang laut menggunakan
perahu kecil milik warga setempat
untuk menuju Pulau Komang, yang
hanya berjarak lima menit dari pantai
Kalinaun.

14 Pantai Paal Pantai Paal terletak di Desa Marinsow,


Kecamatan Likupang Timur,
Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi
Utara. Hamparan pasir putih dan
gulungan ombaknya yang menantang
serta pemandangan laut lepas yang
indah membuat pantai ini disebut
Balinya Sulawesi Utara. Selain pantai
pengunjung bisa menikmati wahana
Banana boat dan UFO Boat.
Pengunjung bias menyewa Gazebo
dengan membayar Rp. 100.000 dan
menikmati makanan ringan seperti
pisang goreng yang dijual di sekitaran
pantai Paal.

15 Pantai Pulisan Pantai Pulisan adalah sebuah pantai


indah yang terletak di desa Pulisan
sekitar 38 km dari Airmadidi.
Keindahan yang tidak terjamah
dengan pasir putih yang terbentang
sekitar 1,5 km dan hutan pantai yang
dihuni oleh burung Maleo dan monyet
Makaka hitam. Pantai ini juga sering
dikunjungi penyu besar untuk
bertelur. Selain Cagar Alam Tangkoko
Dua Saudara, tempat ini juga
difasilitasi dengan cottage yang
fantastik bagi pengunjung yang
berminat untuk bermalam di sana,
serta sarana bermain seperti

206
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
memancing, banana boat, dan cocok
sekali untuk yang hobi diving.

16 Pantai Tambun Talise merupakan salah satu dari


banyak pulau kecil di Likupang Barat,
Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Diperkirakan, pulau ini memiliki luas
sekitar 200 hektar, dengan panjang 6 km
dan lebar 2 km. Begitu menginjakkan
kaki di dermaga Desa Tambun,
pengunjung bisa menyaksikan
pemandangan yang didominasi pasir
putih, hijau pepohonan dan jajaran
perahu. Ke arah laut, selain bening air,
terlihat juga penampakan pulau-pulau
kecil, seperti Kinabohutan, Bangka dan
Tindila.

17 Pantai Nusu Nama pantai yang diambil dari nama


buah ketapang pantai itu memiliki garis
pantai sepanjang kurang lebih 700 meter
dan berpasir putih. Jaraknya kurang
lebih 2 jam perjalanan dari Kota Manado.
Jika tiba di Desa Pulisan, pengunjung
bisa menyewa perahu ke Pantai Nusu
dan menyeberang ke arah barat dengan
perjalanan hanya memakan waktu 15
menit.

18 Pantai Pantai di lokasi ini memang sedikit unik


Kinunang karena memiliki dua tekstur pasir,
dimana pada bagian lain ada tekstur
pasir yang berwarna putih dan ada pasir
hitam. Ada sekitar 500 meter pesisir di
lokasi ini yang berpasir putih dan
terbilang bersih, tumbuhan kering dan
ranting pohon kering menambah
keindahan lokasi untuk dijadikan
backround foto, apalagi pada saat sunset
dan sunrise. Keunikan lain dari lokasi

207
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
ini adalah panjangnya gugusan
terumbu karang yang terlihat ketika
air surut, ada sekitar 100 meter
gugusan karang yang oleh warga
Kampung Kinunang menyebutnya
dengan nama ‘Nyare’

19 Pante Waleo Berjarak sekitar 300 m dari


Oki pemukiman warga dapat ditemukan
sebuah pantai yang dinamakan warga
Pantai Waleo Oki. Pantai berpasir putih
ini menawarkan pemandangan yang
sangat indah. Pantai ini sangat
potensial dikelola masyarakat sebagai
suatu obyek wisata.

20 Pantai Lilang Pantai Lilang diapit oleh dua tanjung,


Desa yaitu Tanjung Paceda dan Tanjung
Kapas. Tempatnya yang strategis
menjadikan kawasan Pantai Lilang
berpeluang dikembangkan sebagai
lokasi persinggahan, sambil menikmati
pemandangan yang indah dan suguhan
ikan segar ditemani dabu-dabu lilang.
Di pantai ini juga setiap tahun
diadakan kebiasaan oleh warga desa
lilang yang di sebut dengan “tradisi
bakudapa" dengan tujuan untuk
menjalin kerukunan antar sesama
warga dan tentu saja ini dijadikan ciri
khas keunikan dari pantai ini.

21 Ekowisata Ekowisata Bahoi berjarak sekitar 15


Bahoi kilometer dari pusat kota Likupang dan
bisa dijangkau sekitar 30 menit
berkendara. Desa ini memiliki
beragam tempat wisata, mulai dari
bawah laut hingga hutan bakau.
Adapun, hutan bakau dikelola sendiri

208
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
oleh masyarakat, lengkap dengan
beragam flora dan fauna di dalamnya.

22 Mangrove Hutan mangrove (bakau) yang


Sarawet membentang di pesisir wilayah Desa
Sarawet, Kecamatan Likupang Timur.
Sejak akhir 2019, sebuah areal di Jaga
3, desa ini dijadikan lokasi pariwisata
dengan memanfaatkan alokasi dana
desa. Terdapat banyak spot untuk berfoto
karena area wisatanya sangat panjang.

23 Mangrove Mangrove ini terletak di wisata di Desa


Sunsilo Sonsilo, Kecamatan Likupang Barat,
Kabupaten Minahasa Utara (Minut),
Provinsi Sulawesi Utara. Mangrove
Sunsilo memiliki hutan mangrove
seluas 50 ha yang dilengkapi dengan
tambatan perahu dibagian dalam.

24 Wisata Hutan Desa Budo di Kecamatan Wori,


Mangrove Budo Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi
Sulawesi Utara. Wisata Hutan Mangrove
Desa Budo dibuat pada tahun 2017.
Hutan mangrove di Desa Budo terbilang
unik karena memiliki sembilan jenis
tumbuhan bakau dengan beragam
bentuk dan kegunaan. Oleh karena itu,
kelak hutan ini juga akan
dikembangkan menjadi destinasi wisata
edukatif.

25 Mangrove Trail Mangrove Trail Mantehage terletak di


Mantehage Desa Buhias Pulau Mantehage
Kecematan Wori dengan luas sekitar
1.435,76 Ha. Mangrove Trail Mantehage
terdapat dermaga penumpang di setiap
Desa yaitu di Desa Bango, Desa
Tangkasi, Desa Buhias, dan Desa
Tinongko.

209
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
26 Mangrove Hutan mangrove Rinondoran ini adalah
Rinondoran salah satu hutan mangrove yang wajib
dikunjungi ketika berkunjung ke
Sulawesi Utara karena disini banyak
sekali pohon yang sudah berusia tua
dan hal menarik lainnya adalah disini
ada satu spesies burung yang special
adalah Burung raja udang yang dapat
menarik perhatian pengunjung.

27 Mangrove Hutan mangrove Desa Tiwoho meru-


Tiwoho pakan bagian dari zona rimba kawasan
Taman Nasional Bunaken yang menjadi
daya tarik dan pusat wisata. Pada tahun
1998, Pemerintah Desa, dan
masyarakat Desa Tiwoho memperluas
kawasan hutan mangrove di Desa ini
melalui program MAP (mangrove Action
Project). Hutan mangrove yang ada di
desa Tiwoho memiliki panjang sekitar 6
km dari perbatasan Desa Tiwoho dengan
Desa Wori sampai di perbatasan Desa
Tiwoho dan Desa Bahowo. Pada saat air
surut, “nyare” terlihat jelas dan menjadi
tempat bermain bagi anak-anak dan
pemandangan yang indah untuk
dinikmati wisatawan. Karang, rumput
laut, bintang laut, bulu babi, ubur-ubur
dan beberapa jenis hewan laut yang
jarang ditemukan di perairan umum,
bisa ditemui di tempat ini.

28 Mangrove Serey Jika berkunjung ke Likupang dan ingin


melihat hutan mangrove maka, tidak
perlu jauh-jauh, pengunjung bisa dibawa
ke desa Serey untuk melihat hutan
mangrove disana yang sangat
memanjakan mata pengunjung dan
menyejukan hati ketika penat setelah
ke pantai

210
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
29 Rumah Boboca Rumah Boboca terletak di desa Bulutui,
Desa Bulutui Desa Bulutui dapat dikatakan sebagai
desa nelayan karena sebagian besar
masyarakatnya menggantung hidup dari
sumberdaya laut. Zona buka tutup gurita
atau “Rumah Boboca” (sebutan warga
Bulutui) merupakan salah satu upaya
meningkatkan nilai ekonomi gurita
dengan mengatur waktu penangkapan di
salah satu lokasi tangkap gurita nelayan
tradisional Bulutui. Gurita di zona ini
hanya boleh ditangkap dalam waktu 3
bulan sekali dengan masa tangkap
selama 7 hari, setelahnya lokasi akan
ditutup kembali.

30 Wisata selam di Sekira 30 situs penyelaman yang di


beberapa spot di kawasan perairan Minahasa Utara.
perairan Mulai dari pulau sekitar Mantehage,
Minagabata Nain, kemudian Gangga, Lihaga, Talise,
dan Bangka, serta pesisir utara Pulau
Sulawesi. Setiap situs penyelaman
memiliki kekhasan masing-masing.
Ragam lokasi penyelaman di Minahasa
Utara, termasuk salah satu primadona
andalan wisata bawah air Sulawesi
Utara.

Daya Tarik
Wisata Alam
Wilayah Daratan

31 Gunung Klabat Gunung Klabat merupakan gunung


tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara.
Puncak ketinggiannya mencapai sekitar
1.995 mdpl. Gunung ini oleh masyarakat
Tonsea disebut juga Gunung Tamporok.
Gunung ini merupakan objek wisata
alam dan dapat ditelusuri mulai dari

211
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Airmadidi. Gunung ini merupakan
gunung api yang tidak aktif lagi.
Gunung Klabat merupakan gunung
tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara.
Puncak ketinggiannya mencapai
sekitar 1.995 mdpl. Gunung ini oleh
masyarakat Tonsea disebut juga
Gunung Tamporok. Gunung ini
merupakan objek wisata alam dan dapat
ditelusuri mulai dari Airmadidi. Gunung
ini merupakan gunung api yang tidak
aktif lagi.

32 Kolam & Mata Air Tumatenden terletak di


Pancuran Kelurahan Airmadidi Bawah, Kecamatan
Tumatenden Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara
Konon mata air sembilan bidadari ini
diyakini dapat menyembuhkan berbagai
penyakit. Pemandian sembilan bidadari
ini airnya tak pernah surut meski
kamarau panjang. Berdasarkan cerita
rakyat Kelurahan Airmadidi Bawah,
konon lokasi ini merupakan lokasi
tempat mandi sembilan bidadari yang
turun dari kayangan ke bumi. Di mana
sebelum bumi didiami beribu-ribu tahun
lalu.

33 Air Terjun Air Terjun Tunan Terletak di desa


Tunan Talawaan Kec. Talawaan, 25 km dari
kota Manado. Lokasi Air Terjun Tunan
dapat dicapai dengan kendaraan
bermotor kira-kira 6 km dari desa
Talawaan dan dilanjutkan dengan
berjalan kaki dengan waktu tempuh
kurang lebih 1 jam. Air Terjun ini
bersumber dari sungai diatas gunung
yang mengalir melewati tebing terjal
dengan ketinggian 60 m.

212
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
34 Bukit Larata Lokasi Bukit Larata Desa Kinunang
Kinunang berada di Kecamatan Likupang
Kabupaten Minahasa Utara. Jarak yang
ditempuh kurang lebih 1,5 jam dengan
akses yang sedikit menantang. Bukit
Larata Kinunang menawarkan
Pemandangan Alam yang sangat eksotis.

35 Air Terjun Jarak dari desa Waleo menuju lokasi air


Masongsor terjun ini adalah sekitar 14 km atau
dengan jarak tempuh sekitar 3 jam
perjalanan. Akses jalan menuju air
terjun ini berupa jalan setapak dan
sangat menantang. Perjalanan yang
penuh tantangan selama 3 jam akan
terbayarkan dengan keindahan alam
yang luar biasa saat tiba di kawasan air
terjun Waleo. Pemandangan dan suasana
di sekitar air terjun dengan ketinggian
sekitar 40 m ini sangat menyejukkan
hati.

36 Air Terjun Kuwil Desa Kuwil merupakan desa pertanian


yang terletak sekitar 10 km sebelah
selatan pusat Kec. Kalawat. Dengan
berkendara sekitar 20 menit dari pusat
kota Airmadidi ditambah jalan kaki
sekitar 7-10 menit, sudah bisa
membantu merefresh kembali semangat
dengan adanya Air Terjun Kuwil.

37 Air Terjun Batu Desa Batu memiliki kekayaan alam


yang mempesona, salah satunya yakni
air terjun Batu. Jarak tempuh lokasi air
terjun dari desa berjarak 2 Km. Desa
Batu merupakan desa yang memiliki
potensi sumberdaya alam yang menarik
dan berpeluang dikembangkan sebagai
obyek wisata baru. Potensi air terjun

213
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
desa Batu menjadi sumber air bagi
desa-desa disekitarnya, yang walaupun
musim kemarau panjang tidak
mengalami penurunan debit air, tetapi
tetap tersedia untuk mencukupi
kebutuhan masyarakat Desa Batu dan
desa sekitarnya.

38 Air Terjun Air terjun Tunan Kelimbun sendiri


Kelimbun memiliki tebing batu dengan tinggi
sekitar 35 meter yang terletak di Desa
Tumbohon Kec. Talawaan Kab.
Minahasa Utara. Air terjun ini memiliki
trek pemanjatan cukup menantang, dan
tertarik untuk berkunjung dan
memanjat tebing yang ada di air terjun
kelimbun ini.

39 Air Terjun Desa Tontalete memiliki potensi wisata


Paseki tersembunyi yaitu berupa air terjun. Air
Terjun Paseki memiliki ketinggian
sekitar 15 meter, terletak sekitar 2 km
dari desa, dapat ditempuh dengan
berkendaraan motor atau mobil hingga
jarak 1 km dilanjutkan dengan
kendaraan motor atau berjalan kaki.
Sekeliling air terjuh sangat indah dan
masih alami sehingga perpaduan air
terjun dan keindahan alam sekitar
menjadikan suasana semakin
mempesona.

40 Bukit Waleposan Di balik pesonanya yang memukau, ada


cerita mistis yang beredar pada
masyarakat setempat. Dari informasi
yang dirangkum dari warga setempat,
dulu kala Bukit Waleposan ini adalah
bukit mistis yang disakralkan oleh
masyarakat Tonsea, sub etnis
Minahasa. Bukit ini sangat terkenal

214
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
karena mistisnya. Sesuai namanya,
Wale berarti rumah, Posan berarti
meminta. Secara harafiah, Waleposan
berarti rumah tempat meminta. Di
bukit inilah para warga sering
berkumpul untuk meminta-meminta
pada sesuatu yang diyakininya. Berupa
kepercayaan animisme.

41 Danau Seper Danau Seper berada di Desa Lembean,


Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara.
Danau ini unik karena berada di tengah
hutan rimba. Diapit perbukitan dengan
pepohonan yang lebat membuat air
danau berwarna hijau. Terik matahari
di kala siang membuat muncul warga
kuning di air, yang jika memadu dengan
warna hijau itu akan menciptakan
sensasi meriah dalam ketenangan.

42 Pemandian Air Potensi unggulan Desa Tanggari salah


Panas Tanggari satunya, yang utama yaitu permandian/
pancuran air panas. Jalan menuju
lokasi pancuran air panas berupa jalan
beton dengan lebar 2m. Bila
dikembangkan, sumber air panas dan
permandian air panas ini dapat menjadi
obyek permandian yang menarik.

43 Air Panas Air panas ini terletak didesa kaleosan


Kaleosan jaga satu kecamatan kalawat kabupaten
minahasa utara. Air Panas Kaleosan
merupakan salah satu objek wisata
pemandian yang dimana air panas
berasal dari mata air asli dari desa
kaleosan. Air panas Kaleosan memiliki
suhu panas 8.1 celcius dan rendah
belerang. Pusat Air panas ini dapat
digunakan warga untuk merebus telur
atau jenis makanan lainnya. Pusat Air

215
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
panas ini muncul di sebuah sungai
yang mengalir dan sangat berpotensi
untuk dijadikan wisata terkenal di
Sulawesi Utara.

44 Tayapu Hills Tayapu Hills berada di kawasan


Treman perbukitan Desa Treman, Kecamatan
Kauditan. Area ini merupakan salah
satu pilihan bagi mereka yang hendak
menikmati sensasi alam dari
ketinggian Minahasa Utara.

Daya Tarik
Wisata Budaya
& Sejarah

45 Taman Minahasa Utara memiliki peninggalan


Purbakala Megalithic bernama Waruga atau kubur
Waruga batu leluhur Minahasa yang muncul
dan berkembang pada tahun 400
sebelum masehi sampai awal abad ke
20 masehi. Di Minahasa Utara jumlah
Batu waruga ditemukan lebih dari
1.000 buah yang tersebar di beberapa
tempat, seperti di desa Sawangan yang
memiliki koleksi 144 buah waruga, di
Kelurahan Airmadidi Bawah 149 buah
waruga dan masih banyak lagi waruga
yang tersebar di beberapa tempat di
Minahasa Utara.

46 Penjara Tua Penjara Tua Kema terletak di Desa


Kema Kema II, Kecamatan Kema, Kabupaten
Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi
Utara merupakan peninggalan bangsa
Portugis yang dibangun pada tahun
1585. Penjara tersebut didirikan seba-
gai tempat untuk menahan orang-orang
yang melawan bangsa Portugis dalam
rangka perdagangan rempah-rempah.

216
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
47 Kompleks Kompleks waruga Airmadidi Bawah
Waruga merupakan kawasan cagar budaya yang
Airmadidi memiliki koleksi waruga paling banyak
Bawah di Sulut. Total waruga di kompleks ini
yaitu 155 waruga. Area waruga ini
terdapat di kelurahan Airmadidi Bawah,
Kecamatan Airmadidi. Kompleks
waruga ini juga berdekatan dengan
kolam dan pancuran Tumatenden.

48 Kompleks Waruga Kokoleh Dua terletak di Desa


Waruga Kokole Kokoleh Dua Kecamatan Likupang
Dua Timur Kabupaten Minahasa Utara. Di
waruga ini terdapat 14 waruga, dari
belasan waruga, terdapat waruga milik
Opo Pinantik Korotey dan Lengkong
Wuaya (Opo yang terkenal sangat
pemberani, Panglima Perang yang
sangat disegani dan berjiwa ksatria).

49 Kompleks Wanua Ure dalam bahasa Indonesia


Waruga Wanua berarti kampung tua. Tak hanya seka-
Ure dar sebagai situs budaya, Wanua Ure
juga punya keunikan tersendiri, yaitu
penataan waruga berbentuk bujur
sangkar dengan jumlah masing-masing
sisi 4 waruga. Waruga ini berlokasi
Kelurahan Sukur Airmadidi.

50 Goa Jepang Goa Jepang Sawangan, terletak di desa


Sawangan Sawangan, Kecamatan Airmadidi. Goa
ini merupakan peninggalan di masa
pendudukan Jepang. Pada waktu-waktu
tertentu gua ini dikunjungi warga,
termasuk dari luar negeri.

51 Waruga Kaima Waruga Kaima terdapat di kompleks


pekuburan penduduk. Diketahui, ada
43 waruga yang sudah disusun teratur
berjajar dari utara ke selatan.

217
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
52 Situs Waruga Tumaluntung memiliki cukup banyak
Matalenteng koleksi waruga. Kompleks waruga di
Tumaluntung ini disebut situs
Matelenteng. Teridentifikasi ada 72
waruga ditemukan di situs ini yang
lokasinya terdapat di perkebunan
penduduk. Selain situs Matalenteng, di
Tumaluntung terdapat pula situs
Tumaluntung I yang teridentifikasi
punya 98 waruga dan situs
Tumaluntung II yang memiliki 25
waruga.

53 Waruga Kuwil/ Waruga Kuwil terdapat satu kompleks


Kawangkoan pekuburan tua yang disebut negeri
lama. Lokasinya di areal perkebunan
penduduk. Di situs Kuwil ini terdapat 13
waruga.

54 Waruga Maumbi Ada dua kompleks waruga yang


ditemukan di Desa Maumbi yang
totalnya berjumlah 21 waruga. Ada 14
waruga terletak berjejer di halaman
depan kantor kepala desa Maumbi dan
7 waruga lain ditemukan di kompleks
pekuburan desa.

55 Waruga Tiga kompleks waruga ditemukan di


Likupang Satu Desa Likupang Satu, Kecamatan
Likupang Timur. Pertama, disebut situs
waruga Likupang Satu yang memiliki 4
waruga. Kedua, situs Kumaraka yang
terdapat 2 waruga. Ketiga, situs
Winawanua yang memiliki 6 waruga.

56 Gereja Tua Gereja Tua Malak terletak di desa


Malak Matungkas Kecamatan Dimembe.
Bangunan gereja pertama
berkonstruksi rumah panggung dengan
tiang-tiang dan tangga yang terbuat dari

218
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
kayu. Dua pintu di kiri dan kanan, dua
jendela di antara dua pintunya. Gedung
tersebut bentuknya waktu itu sangat
sederhana tanpa menara. Tak hanya
sebagai tempat ibadah, gereja ini
digunakan sebagai sekolah pada Senin
hingga Sabtu.

57 Batu Lisung Batu lisung ini merupakan peninggalan


sejarah berupa batu lisung yang terletak
di desa Waleo kecamatan kema. Disebut
batu lisung, karena memang memiliki
lubang dibagian tengah layaknya lisung
pada umumnya.

58 Kompleks Waruga Kompleks waruga Raprap terletak di


Raprap pinggir jalan, tak jauh dari desa
Airmadidi Bawah. Di kompleks waruga
Raprap ini terdapat 34 waruga yang
sudah tertata rapi.

59 Rumah Tua Desa Talise merupakan salah satu dari


Talise banyak pulau kecil di Likupang Barat,
Minahasa Utara. Di bagian dalam pulau,
nyaris tiap rumah memiliki tanaman
pohon dan bunga, yang membuat rumah-
rumah warga terlihat semakin indah.
Terdapat rumah tua yang di namakan
rumah tua desa Talise dan sekarang di
jadikan sebagai salah satu objek wisata
atraksi budaya.

60 Rumah Tua Rumah tua Sawangan berada di Desa


Sawangan Sawangan, Kecamatan Airmadidi.
Lokasi rumah tua ini tak jauh dari
taman purbakala waruga Sawangan.

219
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Daya Tarik
Wisata Alam
Buatan

61 Kompleks Kaki Dian adalah salah satu lokasi


Pariwisata Kaki wisata religi di Minahasa Utara. Wisata
Dian ini berlokasi di kaki Gunung Klabat,
Gunung tertinggi di Sulawesi Utara.
Sesuai namanya, di destinasi wisata ini
berdiri 19 meter, bercabang tujuh,
dengan lampu pada masing-masing
ujung dan bagian kaki menara
berukuran 8×8 meter.
Lokasi ini berada di atas ketinggian 620
meter dari permukaan laut. Objek
wisata religius ini pun disebut-sebut
sebagai menara Kaki Dian terbesar dan
tertinggi di dunia.

62 Paradise Water Sport Casa Baio Paradise, terletak


Watersport di Desa Maen, Kecamatan Likupan
Timur, Kabupaten Minahasa Utara.
Paradise watersports, menyediakan
fasilitas permainan yang sangat
lengkap. Berbeda dengan water Sport
lainnya, yang umumnya berada di
kolam, Casa Baio Water Sport berada di
atas laut. Keunikan lainnya adalah
pengunjung juga bisa snorkeling di
sekitar area Water Sport. Sekeliling
area itu terdapat banyak terumbu
karang indah dan terdapat pula ikan-
ikan beraneka warna.

63 Raewaya Hills Raewaya Hills terletak di kelurahan


Airmadidi Atas, Kecamatan Airmadidi.
Raewaya Hills memiliki sejumlah
wahana seperti, sepeda langit (sky bike),
flying fox, dan extreme swing.
Biaya masuk sekitar Rp. 10.000/orang.

220
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Sedangkan untuk bermain di wahana,
harga tiket adalah Rp.20.000 per orang
tiap wahana. Selain itu tersedia
makanan ringan dan minuman yang
bisa dinikmati di lokasi.

64 MM Gangga / Pulau Gangga menawarkan kepingan


Laheke Beach surga bagi para pemburu kekayaan biota
laut dan pemandangan pantai yang siap
memikat para pengunjungnya. Pantai
Lakehe terletak di pulau Gangga, sekita
30 menit menyebrang. Pemandangan
yang sangat eksotis dan memukau
memanjakan mata para pengunjung.

65 Rumah Alam Rumah Alam Manado terletak di Jl. Ring


Adventure Park Road Jaga IX No.Km.1, Maumbi, Kec.
Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara. Tempat wisata ini bisa
menjadi tujuan liburan keluarga dengan
fasilitas rekreasi seperti kolam dan
wahana Flying Fox dan lokasi yang asri
dan rindang. Tempat ini memiliki luas
sekitar 10 hektar dan lokasi yang dekat
ke kota Manado. Untuk biaya masuk
sebesar Rp. 35.000/orang.

66 Bendungan Kuwil Bendungan Kuwil Kawangkoan adalah


bendungan yang terletak di provinsi
Sulawesi Utara, di kabupaten/kota
Minahasa Utara. Bendungan ini
direncanakan akan memiliki kapasitas
sebesar 23.37m³ diharapkan dapat
mengurangi debit banjir sebesar 282 m³/
detik, menyediakan pasokan air baku
sebesar 4,50 m³/detik, dan
menghasilkan listrik sebesar 1,20 MW.

221
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
Daya Tarik
Wisata
Pengembangan

67 Arung Jeram Arum Jeram ini terletak di Desa


Sungai Sawangan, Kecamatan Airmadidi.
Sawangan Terdapat dua titik start yang dapat
dipilih oleh setiap rombongan dengan
jalur berbeda. Titik start pertama di
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Tanggari dan titik start kedua berada di
River Park Sawangan. Jalur start
melalui PLTA Tanggari yang memiliki
lintasan lebih menantang sepanjang 12
km. Jalur ini memiliki jeram jeram
yang mampu memacu adrenalin setiap
pengunjung. Sedangkan bagi yang
kurang berani menaklukkan
tantangan, bisa di jalur kedua yaitu di
River park dengan lintasan sepanjang 6
km saja.

68 Paralayang Gunung Tumpa mulai diperkenalkan


Gunung Tumpa sebagai lokasi sport tourism dengan
digelarnya berbagai acara internasional
olahraga paralayang. Dibukanya
Gunung Tumpa sebagai lokasi sport
tourism paralayang ini didukung oleh
Pemerintah Kota Manado, tercatat
beberapa even paragliding pernah
diadakan ditempat ini seperti
Internasional Paragliding Accuracy
World Cup dan Paragliding International
Accuracy Open Flying Manado Fiesta
2018.

69 Downhill Jika wisatawan ingin melakukan


Gunung Klabat aktivitas Downhill maka pilihan yang
tepat adalah gunung klabat karena
menjadi tempat banyak orang untuk

222
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
downhill, Gunung Klabat merupakan
gunung tertinggi di Sulawesi Utara
sehingga menjadi salah target utama
para pendaki.

70 Kawasan Wilayah Desa Dimembe merupakan desa


Kuliner yang kaya dengan air. Airnya jernih dan
Dimembe berkualitas baik. Sumberdaya air yang
melimpah dikembangkan oleh
masyarakat untuk aktivitas usaha,
seperti budi daya ikan air tawar dan
wisata kuliner. Kolam dan wisata
kuliner di desa ini sudah menjadi ikon
desa dan semakin digemari masyarakat
umum. Makan sambil menikmati
pemandangan alam yang indah dan
udara yang sejuk menciptakan suasana
hati yang nyaman. Kualitas ikan yang
disajikan dalam menu sudah pasti
sangat baik karena diambil langsung
dari kolam setempat.

71 Pasar Airmadidi Pasar ini adalah pasar yang penuh


sejarah dan banyak penjual yang sudah
berjualan lama di pasar ini, oleh karena
itu, pasar ini sudah sangat di jaga oleh
pemerintah airmadidi. Di pasar ini juga,
dijual seluruh kebutuhan rumah tangga
dan berbagai macam ikan dan bumbu-
bumbu yang lengkap tersedia.

72 Jajanan Kue Wisata Kuliner kue khas Minahasa


Airmadidi Utara terletak di Kelurahan Airmadidi,
tepatnya di ruas jalan Manado-Bitung.
Berbagai kue jajanan tersedia di tempat
ini, mulai dari kue basah hingga kue
kering, dengan harga yang sangat
terjangkau. Lokasi wisata kuliner ini
dibuka dari pukul 7 pagi hingga malam
hari.

223
Naskah Akademik

No Daya Tarik Deskripsi Singkat


Wisata
73 Agrowisata Desa Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan,
Batu ditetapkan sebagai kawasan agrowisata
buah terpadu di Minahasa Utara. Desa
ini sudah lama dikenal penghasil buah-
buahan utama bersama beberapa desa
lain di Minahasa Utara.

74 Wisata Pendikan Universitas Klabat (Unklab) adalah


di Universitas perguruan tinggi swasta yang didirikan,
Klabat dibina, dan diawasi oleh Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh Uni Kawasan Timur
Indonesia melalui Yayasan Universitas
Klabat. Unklab yang berdiri sejak 1965
terletak di Airmadidi telah terakreditasi
oleh BAN-PT (secara nasional) dan AAA
(secara international) yang
berkedudukan di Amerika Serikat.

75 Wisata Pendikan Manado Independent School adalah


di Manado lembaga Kristen swasta yang
International menyediakan pendidikan dari usia TK
School hingga SMA. MIS adalah sekolah
pertama di wilayah ini yang diberikan
lisensi sekolah internasional oleh
Departemen Pendidikan Nasional
sebagai sekolah berstandar
internasional.

76 Pusat Lokasi ini merupakan kompleks Pusat


Penyelamatan Penyelamatan Satwa (PPS) Tasik Oki
Satwa (PPS) yang berlokasi di desa Watudambo,
Tasik Oki Kecamatan Kauditan. Area ini
merupakan kawasan perlindungan
satwa, seperti jenis primate, mamalia,
reptilian, dan burung. PPS Tasik Oki
antara lain berfungsi sebagai
pelepasliaran satwa yang sudah
direhabilitasi. Selain itu, dapat berfungsi
sebagai tempat pendidikan konservasi
bagi masyarakat sekitar.

224
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

225
Naskah Akademik

LAMPIRAN V
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA
NOMOR … TAHUN 2021
TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN
2021-2025

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN


KEPARIWISATAAN DAERAH

Bagian – A : INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN


DESTINASI PARIWISATA
Bagian – B : INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN
PEMASARAN PARIWISATA
Bagian – C : INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN
INDUSTRI PARIWISATA
Bagian – D : INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN
KELEMBAGAAN PARIWISATA

Bagian A
INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN DESTINASI
PARIWISATA
LINGKUP PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA:
1. PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
KABUPATEN;
2. PEMBANGUNAN DAYA TARIK WISATA;
3. PEMBANGUNAN AKSESIBILITAS PARIWISATA;
4. PEMBANGUNAN PRASARANA UMUM, FASILITAS UMUM
DAN FASILITAS PARIWISATA;
5.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
KEPARIWISATAAN; DAN
6. PENGEMBANGAN INVESTASI DI BIDANG PARIWISATA

226
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

1. PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN DESTINASI


PARIWISATA DAERAH

LINGKUP ARAH KEBIJAKAN :


ARAH KEBIJAKAN 1 :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DPK DAN KSPK;
ARAH KEBIJAKAN 2 :
PENEGAKAN REGULASI PEMBANGUNAN DPK DAN
KSPK; DAN
ARAH KEBIJAKAN 3 :
PENGENDALIAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN DPK
DAN KSPK

INDIKASI PROGRAM Perwilayahan Pembangunan Destinasi


Pariwisata Kabupaten meliputi :

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 14 ayat (1) huruf a

1.1 Penyusunan dan Pengembangan Rencana Satuan Kerja


Induk Pembangunan Destinasi Pariwisata Perangkat
Kabupaten yang mencakup: Daerah
1. DPK Likupang (SKPD) yang
2. DPK Wori membidangi
3. DPK Airmadidi-Kalawat urusan
4. DPK Talawaan-Dimembe kepariwisataan
5. DPK Kema-Kauditan

1.2 Penyusunan dan Pengembangan Rencana SKPD yang


Detail Pembangunan Kawasan Strategis membidangi
Pariwisata Kabupaten, yang mencakup: urusan
1. KSPK Gangga- Bahoi, dsk kepariwisataan
2. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
3. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
4. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk

227
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
5. KSPK Nain-Mantehage, dsk
6. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
7. KSPK Kalawat, dsk
8. KSPK Talawaan,dsk
9. KSPK Dimembe, dsk
10. KSPK Kema, dsk
11. KSPK Kauditan, dsk

2. Indikasi program Pasal 14 ayat (1) huruf b

2.1 Pengembangan Rencana Tata Bangunan dan SKPD yang


Lingkungan pada daya tarik wisata prioritas membidangi
di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, urusan
yang mencakup: pekerjaan
1. KSPK Gangga- Bahoi, dsk umum
2. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
3. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
4. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk
5. KSPK Nain-Mantehage, dsk
6. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
7. KSPK Kalawat, dsk
8. KSPK Talawaan,dsk
9. KSPK Dimembe, dsk
10. KSPK Kema, dsk
11. KSPK Kauditan, dsk

3. Indikasi program Pasal 14 ayat (2)

3.1 Penyiapan rancangan peraturan tentang SKPD yang


rencana induk Pembangunan Destinasi membidangi
Pariwisata Kabupaten, yang mencakup: urusan
1. DPK Likupang kepariwisataan
2. DPK Wori
3. DPK Airmadidi-Kalawat
4. DPK Talawaan-Dimembe
5. DPK Kema-Kauditan

3.2 Penyiapan rancangan peraturan tentang SKPD yang


rencana detail Pembangunan Kawasan membidangi
Strategis Pariwisata Kabupaten, yang

228
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
mencakup: urusan
1. KSPK Gangga- Bahoi, dsk kepariwisataan
2. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
3. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
4. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk
5. KSPK Nain-Mantehage, dsk
6. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
7. KSPK Kalawat, dsk
8. KSPK Talawaan,dsk
9. KSPK Dimembe, dsk
10. KSPK Kema, dsk
11. KSPK Kauditan, dsk

3.3 Penyiapan rancangan peraturan tentang SKPD yang


tata bangunan dan lingkungan pada daya membidangi
tarik wisata prioritas di Kawasan Strategis urusan
Pariwisata Kabupaten, yang mencakup: pekerjaan
1. KSPK Gangga- Bahoi, dsk umum
2. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
3. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
4. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk
5. KSPK Nain-Mantehage, dsk
6. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
7. KSPK Kalawat, dsk
8. KSPK Talawaan,dsk
9. KSPK Dimembe, dsk
10. KSPK Kema, dsk
11. KSPK Kauditan, dsk

3.4 Penetapan Regulasi rencana induk SKPD yang


Pembangunan Destinasi Pariwisata membidangi
Kabupaten, yang mencakup: urusan
1. DPK Likupang kepariwisataan
2. DPK Wori
3. DPK Airmadidi-Kalawat
4. DPK Talawaan-Dimembe
5. DPK Kema-Kauditan

229
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
3.5 Penetapan Regulasi Rencana Detail SKPD yang
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata membidangi
Kabupaten, yang mencakup: urusan
1. KSPK Gangga- Bahoi, dsk kepariwisataan
2. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
3. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
4. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk
5. KSPK Nain-Mantehage, dsk
6. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
7. KSPK Kalawat, dsk
8. KSPK Talawaan,dsk
9. KSPK Dimembe, dsk
10. KSPK Kema, dsk
11. KSPK Kauditan, dsk

3.6 Penetapan Regulasi tentang tata bangunan SKPD yang


dan lingkungan pada daya tarik wisata membidangi
prioritas di Kawasan Strategis Pariwisata urusan
Kabupaten, yang mencakup: kepariwisataan
1. KSPK Gangga- Bahoi, dsk
2. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
3. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
4. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk
5. KSPK Nain-Mantehage, dsk
6. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
7. KSPK Kalawat, dsk
8. KSPK Talawaan,dsk
9. KSPK Dimembe, dsk
10. KSPK Kema, dsk
11. KSPK Kauditan, dsk

4. Indikasi program Pasal 14 ayat (3)

4.1 Penyebarlusan informasi dan publikasi SKPD yang


Peraturan tentang Pembangunan Destinasi membidangi
Pariwisata Kabupaten, dan Kawasan Strategis urusan
Pariwisata Kabupaten, yang mencakup: kepariwisataan
1. DPK Likupang
2. DPK Wori
3. DPK Airmadidi-Kalawat

230
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
4. DPK Talawaan-Dimembe
5. DPK Kema-Kauditan
6. KSPK Gangga- Bahoi, dsk
7. KSPK Bangka-Pulisan, dsk
8. KSPK Kokoleh-Likupang, dsk
9. KSPK Wori-Kima Bajo, dsk
10. KSPK Nain-Mantehage, dsk
11. KSPK Airmadidi-Sawangan, dsk
12. KSPK Kalawat, dsk
13. KSPK Talawaan,dsk
14. KSPK Dimembe, dsk
15. KSPK Kema, dsk
16. KSPK Kauditan, dsk

231
Naskah Akademik

2. PEMBANGUNAN DAYA TARIK WISATA


LINGKUP ARAH KEBIJAKAN:
ARAH KEBIJAKAN 1 :
PERINTISAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA DALAM
RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN DPK DAN
PENGEMBANGAN DAERAH DI SIMPUL-SIMPUL
KECAMATAN DAN DESA;
ARAH KEBIJAKAN 2 :
PEMBANGUNAN DAYA TARIK WISATA UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA SAING PRODUK
DALAM MENARIK MINAT DAN LOYALITAS SEGMEN PASAR
YANG ADA;
ARAH KEBIJAKAN 3 :
PEMANTAPAN DAYA TARIK WISATA UNTUK
MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK DALAM MENARIK
KUNJUNGAN ULANG WISATAWAN DAN SEGMEN PASAR
YANG LEBIH LUAS; DAN
ARAH KEBIJAKAN 4 :
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA DALAM UPAYA
PENINGKATAN KUALITAS, KEBERLANJUTAN DAN DAYA
SAING PRODUK DAN DPK.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 17 ayat (1) huruf a.

1.1 Fasilitasi perintisan pengembangan daya SKPD yang


tarik wisata alam, budaya dan khusus/ membidangi
buatan bagi segmen wisata massal (mass urusan
market) maupun bagi segmen ceruk pasar kepariwisataan
(niche market) di destinasi pariwisata
nasional yang belum berkembang.

1.2 Fasilitasi perencanaan dan perintisan SKPD yang


pengembangan sarana prasarana dasar di membidangi
destinasi pariwisata nasional yang belum urusan
berkembang. kepariwisataan

232
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1.3 Fasilitasi pengembangan jejaring mana- SKPD yang
jemen kunjungan terpadu dengan daya tarik membidangi
wisata yang telah berkembang di sekitar urusan
lokasi baik dalam konteks regional maupun kepariwisataan
nasional.

2. Indikasi program Pasal 17 ayat (1) huruf b

2.1 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang alam hutan dan urusan
pegunungan) di sekitar lokasi daya tarik kepariwisataan
wisata.

2.2 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang laut/perairan) di sekitar urusan
lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

2.3 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang budaya) di sekitar lokasi urusan
daya tarik wisata. kepariwisataan

3. Indikasi program Pasal 17 ayat (2) huruf a

3.1 Penguatan interpretasi dan inovasi produk SKPD yang


dalam upaya meningkatkan kualitas daya membidangi
tarik, keunggulan kompetitif dan komparatif urusan
serta daya saing daya tarik wisata alam, kepariwisataan
budaya dan khusus/buatan yang sedang
berkembang.

3.2 Pengembangan jejaring manajemen SKPD yang


kunjungan terpadu dengan dengan daya membidangi
tarik wisata terkait di sekitar lokasi dalam urusan
konteks regional, maupun nasional dan kepariwisataan
internasional.

233
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
3.3 Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana SKPD yang
prasarana dasar untuk meningkatkan membidangi
kualitas kegiatan kepariwisataan di urusan
sekitar lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

4. Indikasi program Pasal 17 ayat (2) huruf b.

4.1 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan ling- membidangi
kungan spesifik (bentang alam hutan dan urusan
pegunungan) di sekitar lokasi daya tarik kepariwisataan
wisata.

4.2 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan ling- membidangi
kungan spesifik (bentang laut/perairan) di urusan
sekitar lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

4.3 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan membidangi
lingkungan spesifik (bentang budaya) di urusan
sekitar lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

4.4 Pengawasan pembangunan sumber daya SKPD yang


kepariwisataan dan lingkungan spesifik di membidangi
lokasi daya tarik wisata. urusan
kepariwisataan

5. Indikasi program Pasal 17 ayat (3) huruf a.

5.1 Pengembangan daya tarik khusus dan SKPD yang


rentang aktifitas wisata dalam berbagai membidangi
skala (hard-soft attraction) pada manajemen urusan
atraksi daya tarik wisata alam, budaya dan kepariwisataan.
buatan/ khusus untuk menarik segmen
wisatawan massal (mass market) dan
segmen ceruk pasar (niche market), secara
khusus mencakup:

234
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
a. Pengembangan DSP Likupang dalam me-
ningkatkan kualitas dan diversifikasi
daya tarik destinasi pariwisata;
b. Pengembangan kawasan perairan tawar
Talawaan-Tatelu-Dimembe dalam
meningkatkan kualitas dan diversifikasi
daya tarik destinasi pariwisata;
c. Pengembangan kawasan bendungan dan
situs budaya Kuwil dalam meningkatkan
kualitas dan diversifikasi daya tarik
destinasi pariwisata;
d. Pengembangan kawasan hutan pegu-
nungan Klabat dalam meningkatkan
kualitas dan diversifikasi daya tarik
destinasi pariwisata;
e. Pengembangan kawasan situs waruga
dan cagar budaya lainnya Airmadidi dan
sekitarnya dalam meningkatkan kuali-
tas dan diversifikasi daya tarik destinasi
pariwisata;
f. Pengembangan kawasan olahraga
Airmadidi-Dimembe dalam meningkat-
kan kualitas dan diversifikasi daya tarik
destinasi pariwisata;
g. Pengembangan kawasan MICE Kalawat-
Airmadidi dalam meningkatkan kualitas
dan diversifikasi daya tarik destinasi
pariwisata;
h. Pengembangan Daerah Aliran Sungai
dari hulu sampai hilir dalam wilayah
Daerah dalam meningkatkan kualitas
dan diversifikasi daya tarik destinasi
pariwisata;
i. Pengembangan kawasan pesisir dan situs
budaya Kema dalam meningkatkan
kualitas dan diversifikasi daya tarik
destinasi pariwisata;

235
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
5.2 Pengembangan jenis-jenis atraksi lain SKPD yang
dengan berbagai tema di sekitar lokasi daya membidangi
tarik wisata utamanya serta jejaringnya urusan
dalam manajemen kunjungan terpadu yang kepariwisataan
saling melengkapi.

5.3 Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana SKPD yang


prasarana dasar untuk meningkatkan membidangi
kualitas kegiatan kepariwisataan di sekitar urusan
lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

6. Indikasi program Pasal 16 ayat (3) huruf b.

6.1 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang alam hutan dan pegu- urusan
nungan) di sekitar lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

6.2 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang laut/perairan) di sekitar urusan
lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

6.3 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang budaya) di sekitar lokasi urusan
daya tarik wisata. kepariwisataan

6.4 Peningkatan pengawasan pembangunan dan SKPD yang


pengendalian pemanfaatan sumber daya ke- membidangi
pariwisataan untuk mendukung keberlan- urusan
jutan sumber daya dan kegiatan kepariwi- kepariwisataan
sataan di lokasi daya tarik wisata.

6.5 Penyusunan dan penetapan Daya Dukung SKPD yang


semua DPK dan KSPK. membidangi
urusan kepa-
riwisataan, &
membidangi
Lingkungan
Hidup

236
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
7. Indikasi program Pasal 17 ayat (4) huruf a.

7.1 Inovasi manajemen atraksi dengan SKPD yang


pengembangan tema dan even khusus (soft membidangi
atraction) yang menjadi kekuatan utama urusan
penggerak kunjungan. kepariwisataan

7.2 Pengembangan program-program inter- SKPD yang


pretasi termasuk yang berbasis teknologi. membidangi
urusan
kepariwisataan,
dan
membidangi
informasi
dan teknologi

7.3 Pengembangan jejaring manajemen SKPD yang


kunjungan terpadu dengan daya tarik membidangi
wisata pendukung di sekitar lokasi dalam urusan
konteks lokal (antar desa/kampung), kepariwisataan
regional, nasional dan internasional.

7.4 Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana SKPD yang


prasarana dasar untuk meningkatkan membidangi
kualitas kegiatan kepariwisataan di sekitar urusan
lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

7.5 Pengembangan situs elektronik (e-tourism) SKPD yang


kepariwisataan Daerah. membidangi
urusan
kepariwisataan,
dan
membidangi
informasi
dan teknologi

8. Indikasi program Pasal 17 ayat (4) huruf b.

8.1 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan membidangi

237
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
lingkungan spesifik (bentang alam hutan dan urusan
pegunungan) di sekitar lokasi daya tarik kepariwisataan
wisata.

8.2 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang laut/perairan) di sekitar urusan
lokasi daya tarik wisata. kepariwisataan

8.3 Penguatan upaya pelestarian terhadap SKPD yang


sumber daya kepariwisataan dan lingkungan membidangi
spesifik (bentang budaya) di sekitar lokasi urusan
daya tarik wisata. kepariwisataan

8.4 Peningkatan pengawasan pembangunan, SKPD yang


pengendalian pemanfaatan, dan konservasi membidangi
sumber daya kepariwisataan untuk urusan
mendukung keberlanjutan sumber daya dan kepariwisataan
kegiatan kepariwisataan di lokasi daya tarik
wisata.

238
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

3. PEMBANGUNAN AKSESIBILITAS PARIWISATA

LINGKUP AREA KEBIJAKAN :


ARAH KEBIJAKAN 1 :
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA
TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN
PENYEBERANGAN, ANGKUTAN LAUT, DAN ANGKUTAN
UDARA;
ARAH KEBIJAKAN 2 :
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA
TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN
PENYEBERANGAN, ANGKUTAN LAUT, DAN ANGKUTAN
UDARA; DAN
ARAH KEBIJAKAN 3 :
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN
PENYEBERANGAN, ANGKUTAN LAUT, DAN ANGKUTAN
UDARA

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 20 ayat (1) huruf a

1.1 Peningkatan ketersediaan moda transportasi SKPD yang


(angkutan jalan, sungai, danau, dan membidangi
penyeberangan, angkutan laut, angkutan urusan
udara) sebagai sarana pergerakan wisatawan kepariwisataan,
ke dan di Destinasi Pariwisata Kabupaten membidangi
sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar, urusan
yang mencakup: perhubungan
1. DPK Likupang dan
2. DPK Wori transportasi
3. DPK Airmadidi-Kalawat
4. DPK Talawaan-Dimembe
5. DPK Kema-Kauditan

1.2 Peningkatan reliabilitas waktu dan jadual SKPD yang


pelayanan moda transportasi (angkutan membidangi
jalan, sungai, danau, dan penyeberangan, urusan
angkutan laut, angkutan udara) untuk kepariwisataan,

239
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
mendukung pola perjalanan wisatawan di membidangi
sepanjang koridor pariwisata utama di urusan per-
destinasi pariwisata kabupaten, meliputi: hubungan dan
1. DPK Likupang transportasi
2. DPK Wori
3. DPK Airmadidi-Kalawat
4. DPK Talawaan-Dimembe
5. DPK Kema-Kauditan

1.3 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kerjasama antarmaskapai dalam membidangi
meningkatkan kualitas dan kuantitas urusan
transportasi di pasar utama, berkoordinasi kepariwisataan,
dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah membidangi
Provinsi. urusan per-
hubungan dan
transportasi

1.4 Penjajakan peluang pengembangan jalur dan SKPD yang


moda kereta wisata etape pendek yang membidangi
mendukung pariwisata sesuai kebutuhan, urusan
perkembangan pasar, dan kondisi Daerah. kepariwisataan,
membidangi
urusan per-
hubungan dan
transportasi

1.5 Penjajakan peluang pengembangan jalur dan SKPD yang


moda Penyusuran Daerah Aliran Sungai membidangi
(DAS) sebagai jalur dan moda alternative urusan ke-
atraktif sekaligus pendekatan konservasi pariwisataan,
DAS yang mendukung pariwisata sesuai membidangi
kebutuhan, perkembangan pasar, dan kondisi urusan per-
Daerah. hubungan dan
transportasi

2. Indikasi program Pasal 20 ayat (1) huruf b

2.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kapasitas angkut moda transportasi membidangi

240
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
(angkutan jalan, sungai, danau, dan urusan kepari-
penyeberangan, angkutan laut, angkutan wisataan,
udara, dan atau angkutan kereta) ke dan di membidangi
destinasi pariwisata sesuai kebutuhan dan urusan per-
perkembangan pasar. hubungan dan
transportasi

3. Indikasi program Pasal 20 ayat (1) huruf c

3.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


keragaman atau diversifikasi jenis moda membidangi
transportasi (angkutan jalan, sungai, danau, urusan kepari-
dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan wisataan,
udara, dann atau angkutan kereta) ke dan di membidangi
destinasi pariwisata sesuai kebutuhan dan urusan perhu-
perkembangan pasar. bungan dan
transportasi

4. Indikasi program Pasal 19 ayat (2) huruf a

4.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kualitas kenyamanan moda transportasi membidangi
(angkutan jalan, sungai, danau, dan urusan kepari-
penyeberangan, angkutan laut, angkutan wisataan,
udara, dan atau angkutan kereta) ke dan di membidangi
destinasi pariwisata nasional sesuai urusan perhu-
kebutuhan dan perkembangan pasar. bungan dan
transportasi

4.2 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kualitas pelayanan moda transportasi membidangi
(angkutan jalan, sungai, danau, dan urusan kepari-
penyeberangan, angkutan laut, angkutan wisataan,
udara, dan angkutan kereta) ke dan di membidangi
destinasi pariwisata nasional sesuai urusan perhu-
kebutuhan dan perkembangan pasar. bungan dan
transportasi

241
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
5. Indikasi program Pasal 19 ayat (2) huruf b

5.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kualitas keamanan moda transportasi membidangi
(angkutan jalan, sungai, danau, dan urusan kepari-
penyeberangan, angkutan laut, angkutan wisataan,
udara, dan angkutan kereta) untuk membidangi
menjamin keselamatan dan keamanan urusan perhu-
perjalanan wisatawan ke dan di destinasi bungan dan
pariwisata nasional. transportasi

6. Indikasi program Pasal 21 ayat (1) huruf a

6.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


ketersediaan prasarana simpul pergerakan membidangi
moda transportasi (pusat distribusi dan pintu urusan kepari-
gerbang transportasi angkutan jalan, sungai, wisataan,
danau, dan penyeberangan, angkutan laut, membidangi
angkutan udara, dan angkutan kereta) pada urusan perhu-
lokasi-lokasi strategis di destinasi pariwisata bungan dan
nasional sesuai kebutuhan dan transportasi
perkembangan pasar, meliputi:
1. DPK Likupang
2. DPK Wori
3. DPK Airmadidi-Kalawat
4. DPK Talawaan-Dimembe
5. DPK Kema-Kauditan

6.2 Perintisan pembangunan jalur dan moda SKPD yang


kereta wisata etape pendek pada titik-titik membidangi
simpul yang memungkinkan di Daerah yang urusan kepari-
mendukung pembangunan destinasi wisataan,
pariwisata Daerah sesuai kebutuhan dan membidangi
perkembangan pasar urusan perhu-
bungan dan
transportasi

6.3 Perintisan pembangunan jalur dan SKPD yang


Penyusuran DAS pada titik-titik simpul yang membidangi
memungkinkan di Daerah yang mendukung

242
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
pembangunan destinasi pariwisata Daerah urusan kepari-
sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar wisataan,
membidangi
urusan perhu-
bungan dan
transportasi

6.4 Pengembangan bandara Samratulangi SKPD yang


sebagai akselerasi pembangunan destinasi membidangi
pariwisata Daerah termasuk destinasi urusan kepari-
pariwisata provinsi dan daerah lain di wisataan,
provinsi yang sama. membidangi
urusan perhu-
bungan dan
transportasi

7. Indikasi program Pasal 22 ayat (1) huruf b

7.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


keterjangkauan prasarana simpul membidangi
pergerakan moda dari pusat-pusat kegiatan urusan
pariwisata di destinasi pariwisata kepariwisataan,
kabupaten. membidangi
urusan perhu-
bungan dan
transportasi

8. Indikasi program Pasal 22 ayat (2) huruf a

8.1 Pengembangan dan/atau peningkatan ja- SKPD yang


ringan transportasi penghubung (angkutan membidangi
jalan, sungai, danau, dan penyeberangan, urusan kepari-
angkutan laut, angkutan udara, dan wisataan,
angkutan kereta) antara destinasi membidangi
pariwisata kabupaten dengan hub regional urusan perhu-
dan/atau nasional maupun keterhubungan bungan dan
antar komponen daya tarik dan simpul- transportasi
simpul pergerakan di dalam DPK.

243
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
9. Indikasi program Pasal 22 ayat (2) huruf b

9.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


keterpaduan jaringan infrastruktur membidangi
transportasi (angkutan jalan, sungai, danau, urusan kepa-
dan penyeberangan, angkutan laut, ang- riwisataan,
kutan udara, dan angkutan kereta) antara membidangi
hub dan destinasi pariwisata kabupaten urusan perhu-
serta komponen yang ada di dalamnya yang bungan dan
mendukung kemudahan transfer intermoda. transportasi

10. Indikasi program Pasal 22 ayat (3) huruf a

10.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kualitas dan kapasitas jaringan transportasi membidangi
(angkutan jalan, sungai, danau, dan urusan kepari-
penyeberangan, angkutan laut, angkutan wisataan,
udara, dan angkutan kereta) untuk mendu- membidangi
kung kemudahan, kenyamanan dan urusan perhu-
keselamatan pergerakan wisatawan sesuai bungan dan
kebutuhan dan perkembangan pasar. transportasi

11. Indikasi program Pasal 22 ayat (3) huruf b

11.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kualitas dan kapasitas fasilitas membidangi
persinggahan/rest area di sepanjang koridor urusan kepari-
pergerakan wisata di dalam DPK sesuai wisataan,
kebutuhan dan perkembangan pasar. membidangi
urusan peker-
jaan umum

12. Indikasi program Pasal 24 ayat (1)

12.1 Pengembangan dan/atau peningkatan sis- SKPD yang


tem jaringan transportasi (transportasi jalan, membidangi
transportasi sungai, danau, dan penyebe- urusan kepari-
rangan, transportasi laut, transportasi udara, wisataan,
dan transportasi kereta) dan pelayanan membidangi
terpadu multimoda di DPK. urusan

244
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
perhubungan
dan
transportasi

13. Indikasi program Pasal 24 ayat (2) huruf a

13.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


ketersediaan informasi rute dan jadual membidangi
operasi moda transportasi berbagai jenis urusan kepari-
moda (transportasi jalan, transportasi wisataan,
sungai, danau, dan penyeberangan, membidangi
transportasi laut, transportasi udara, dan urusan perhu-
transportasi kereta) berbasis teknologi bungan dan
infomasi maupun konvensional. transportasi

14. Indikasi program Pasal 24 ayat (2) huruf b

14.1 Pengembangan dan/atau peningkatan SKPD yang


kemudahan reservasi moda transportasi membidangi
berbagai jenis moda (transportasi jalan, urusan kepari-
transportasi sungai, danau, dan wisataan,
penyeberangan, transportasi laut, membidangi
transportasi udara, dan transportasi kereta). urusan perhu-
bungan dan
transportasi

245
Naskah Akademik

4. PEMBANGUNAN PRASARANA UMUM, FASILITAS UMUM,


DAN FASILITAS PARIWISATA

LINGKUP ARAH KEBIJAKAN :


ARAH KEBIJAKAN 1:
PENGEMBANGAN PRASARANA UMUM, FASILITAS UMUM,
DAN FASILITAS PARIWISATA DALAM MENDUKUNG
PERINTISAN PENGEMBANGAN DPK;
ARAH KEBIJAKAN 2:
PENINGKATAN PRASARANA UMUM, KUALITAS FASILITAS
UMUM, DAN FASILITAS PARIWISATA YANG MENDUKUNG
PERTUMBUHAN, MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA
SAING DPK; DAN
ARAH KEBIJAKAN 3:
PENGENDALIAN PRASARANA UMUM, PEMBANGUNAN
FASILITAS UMUM, DAN FASILITAS PARIWISATA BAGI
DESTINASI-DESTINASI PARIWISATA YANG SUDAH
MELAMPAUI AMBANG BATAS DAYA DUKUNG.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 27 ayat (1) huruf a

1.1 Fasilitasi penyediaan lahan untuk SKPD yang


pengembangan sarana usaha pariwisata membidangi
dengan nilai kompetitif dan kepastian urusan kepari-
hukum terhadap hak kepemilikan. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
hukum

1.2 Fasilitasi kemudahan perijinan bagi swasta SKPD yang


dan masyarakat dalam pengembangan membidangi
sarana usaha pariwisata. urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
perizinan

246
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Indikasi Program Penanggung


No
jawab
1.3 Fasilitasi kemudahan mendapatkan kredit SKPD yang
usaha bidang pariwisata melalui kebijakan membidangi
penjaminan oleh pemerintah bagi swasta dan urusan kepari-
masyarakat dalam pengembangan sarana wisataan, dan
usaha pariwisata. yang membi-
dangi urusan
pembiayaan

2. Indikasi program Pasal 27 ayat (1) huruf b

2.1 Peningkatan penyiapan fasilitas umum fisik SKPD yang


dasar (jaringan listrik dan penerangan, membidangi
jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, urusan kepari-
sistem pembuangan limbah) yang dibutuhkan wisataan, dan
oleh calon investor. yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

2.2 Peningkatan pembukaan lahan baru bagi in- SKPD yang


vestor, dengan status kepemilikan yang jelas membidangi
berdasarkan hukum, untuk membangun urusan kepari-
prasarana umum, fasilitas umum, dan wisataan, dan
fasilitas pariwisata. yang membi-
dangi urusan
hukum

3. Indikasi program Pasal 27 ayat (1) huruf c

3.1 Fasilitasi perintisan penyediaan jaringan SKPD yang


listrik dan lampu penerangan di destinasi membidangi
pariwisata. urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

3.2 Fasilitasi perintisan pembangunan jaringan SKPD yang


air bersih di destinasi pariwisata. membidangi

247
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

3.3 Fasilitasi pembangunan jaringan telekomu- SKPD yang


nikasi di destinasi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

3.4 Fasilitasi penyediaan dan pengembangan SKPD yang


Pusat Informasi Pariwisata di destinasi membidangi
pariwisata. urusan kepari-
wisataan

3.5 Penyediaan dan peningkatan kualitas SKPD yang


penyediaan tempat penjualan cinderamata membidangi
(souvenir shop) di destinasi pariwisata. urusan kepari-
wisataan

3.6 Penyediaan klinik kesehatan yang SKPD yang


beroperasional selama 24 jam di destinasi membidangi
pariwisata urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
kesehatan

3.7 Penyediaan fasilitas keamanan dan SKPD yang


keselamatan (early warning system) di membidangi
destinasi pariwisata. urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
keamanan

248
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
3.8 Penyediaan rambu-rambu dan penanda arah SKPD yang
di destinasi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

3.9 Penyediaan E-Tourism kiosk di destinasi SKPD yang


pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

3.10 Penyediaan fasilitas khusus bagi penyandang SKPD yang


disabilitas, anak-anak, dan lanjut usia di membidangi
destinasi pariwisata. urusan kepari-
wisataan

3.11 Penyediaan fasilitas olahraga di destinasi SKPD yang


pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

3.12 Penyediaan fasilitas bermain anak-anak di SKPD yang


destinasi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

3.13 Penyediaan fasilitas pedestrian di destinasi SKPD yang


pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

3.14 Penyediaan sarana penitipan/penitipan SKPD yang


barang (public locker) di destinasi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

249
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
3.15 Penyediaan fasilitas parkir di destinasi SKPD yang
pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

3.16 Penyediaan fasilitas sanitasi di destinasi SKPD yang


pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

3.17 Penyediaan fasilitas telekomunikasi dan SKPD yang


teknologi informasi di destinasi pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan,
dan yang
membidangi
urusan
komunikasi

3.18 Penyediaan fasilitas sarana kebersihan di SKPD yang


destinasi pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

4. Indikasi program Pasal 27 ayat (1) huruf d

4.1 Fasilitasi dan penyediaan prasarana umum, SKPD yang


fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata, yang membidangi
mendukung upaya mitigasi bencana alam di urusan kepari-
destinasi pariwisata dan Daerah pada wisataan, dan
umumnya. yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

5. Indikasi program Pasal 27 ayat (1) huruf e

5.1 Fasilitasi dan penyediaan prasarana umum, SKPD yang


fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata, yang membidangi
mendukung upaya mitigasi bencana

250
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
nonalam di destinasi pariwisata dan Daerah urusan kepari-
pada umumnya. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

6. Indikasi program Pasal 27 ayat (2) huruf a

6.1 Pengembangan regulasi untuk mengatur SKPD yang


berbagai skema kemitraan, peran dan membidangi
tanggung jawab antara pemerintah dan urusan kepari-
swasta dalam pengembangan prasarana wisataan, dan
umum, fasilitas umum, dan fasilitas yang membi-
pariwisata di destinasi pariwisata. dangi urusan
hukum

6.2 Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi SKPD yang


antara pemerintah dan swasta dalam membidangi
pelaksanaan kemitraan dalam pengem- urusan kepari-
bangan prasarana umum, fasilitas umum, wisataan, dan
dan fasilitas pariwisata di destinasi yang membi-
pariwisata. dangi urusan
pekerjaan
umum

7. Indikasi program Pasal 27 ayat (2) huruf b

7.1 Pemberian kemandirian peran dan SKPD yang


tanggung jawab kepada otoritas pengelola membidangi
destinasi pariwisata yang sudah mapan urusan kepari-
dalam pengembangan prasarana umum, wisataan, dan
fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata. yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

7.2 Pemberian peran dan tanggung jawab kepada SKPD yang


pemerintah desa secara otonom dalam membidangi
pengelolaan pengembangan prasarana

251
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
umum, fasilitas umum, dan fasilitas urusan kepari-
pariwisata pada destinasi pariwisata yang wisataan, dan
sudah berkembang. yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

8. Indikasi program Pasal 26 ayat (2) huruf c

8.1 Evaluasi seluruh prasarana umum, fasilitas SKPD yang


umum, dan fasilitas pariwisata yang meme- membidangi
nuhi kebutuhan wisatawan berkebutuhan urusan kepari-
khusus. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

8.2 Pemberian peran dan tanggung jawab kepada SKPD yang


pemerintah desa secara otonom dalam membidangi
pengelolaan pengembangan prasarana urusan kepari-
umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwi- wisataan, dan
sata yang memenuhi kebutuhan wisatawan yang membi-
berkebutuhan khusus pada destinasi dangi urusan
pariwisata yang sudah berkembang. pekerjaan
umum

9. Indikasi program Pasal 27 ayat (3) huruf a

9.1 Pengembangan skema pembatasan SKPD yang


pembangunan prasarana umum, fasilitas membidangi
umum, dan fasilitas pariwisata pada urusan kepari-
destinasi pariwisata dalam rangka menjaga wisataan, dan
keberlanjutan daya dukung. yang membi-
dangi urusan
pekerjaan
umum

9.2 Koordinasi perijinan pembangunan SKPD yang


prasarana umum, fasilitas umum, dan membidangi

252
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
fasilitas pariwisata pada destinasi pariwisata urusan kepari-
untuk menjaga keberlanjutan daya dukung wisataan, dan
suatu destinasi. yang membi-
dangi urusan
perijinan

10. Indikasi program Pasal 27 ayat (3) huruf b

10.1 Pencabutan ijin bagi pelanggar peraturan SKPD yang


ambang batas pembangunan prasarana membidangi
umum, fasilitas umum, dan fasilitas urusan kepari-
pariwisata. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
perizinan

10.2 Penerapan sanksi pidana maupun perdata SKPD yang


bagi pelanggar peraturan ambang batas membidangi
pembangunan prasarana umum, fasilitas urusan kepari-
umum, dan fasilitas pariwisata. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
hukum

253
Naskah Akademik

5. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI


KEPARIWISATAAN

LINGKUP ARAH KEBIJAKAN :


ARAH KEBIJAKAN 1:
PENGEMBANGAN POTENSI, KAPASITAS DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN;
ARAH KEBIJAKAN 2:
OPTIMALISASI PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN;
ARAH KEBIJAKAN 3:
PENINGKATAN POTENSI DAN KAPASITAS SUMBER DAYA
LOKAL MELALUI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF
DI BIDANG PARIWISATA;
ARAH KEBIJAKAN 4:
PENYUSUNAN REGULASI DAN PEMBERIAN INSENTIF
UNTUK MENDORONG PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH (IKM) DAN USAHA PARIWISATA SKALA
UMKM YANG DIKEMBANGKAN MASYARAKAT LOKAL
SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN;
ARAH KEBIJAKAN 5:
PENGUATAN KEMITRAAN RANTAI NILAI ANTAR USAHA DI
BIDANG KEPARIWISATAAN;
ARAH KEBIJAKAN 6:
PERLUASAN AKSES PASAR TERHADAP PRODUK
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DAN USAHA
PARIWISATA SKALA USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH YANG DIKEMBANGKAN MASYARAKAT LOKAL;
ARAH KEBIJAKAN 7:
PENINGKATAN AKSES DAN DUKUNGAN PERMODALAN
DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN PRODUK INDUSTRI
KECIL DAN MENENGAH DAN USAHA PARIWISATA SKALA
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH YANG
DIKEMBANGKAN MASYARAKAT LOKAL;

254
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

ARAH KEBIJAKAN 8:
PENINGKATAN KESADARAN DAN PERAN MASYARAKAT
SERTA PEMANGKU KEPENTINGAN TERKAIT DALAM
MEWUJUDKAN SAPTA PESONA UNTUK MENCIPTAKAN
IKLIM KONDUSIF KEPARIWISATAAN SETEMPAT; DAN
ARAH KEBIJAKAN 9:
PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MASYARAKAT
DALAM MENGENALI DAN MENCINTAI BANGSA DAN
TANAH AIR MELALUI PERJALANAN WISATA NUSANTARA.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 30 ayat (1) huruf a

1.1 Pengembangan basis data potensi sumber SKPD yang


daya lingkungan dan masyarakat dalam membidangi
mendukung pengembangan kepariwisataan urusan kepari-
di sekitar destinasi pariwisata. wisataan

1.2 Identifikasi kebutuhan peningkatan SKPD yang


kapasitas masyarakat (training need membidangi
assesment) dan pemanfaatan potensi sumber urusan kepari-
daya lokal dalam rangka mendorong pengem- wisataan
bangan kepariwisataan di sekitar destinasi
pariwisata

2. Indikasi program Pasal 30 ayat (1) huruf b

2.1 Fasilitasi pengembangan potensi sumber SKPD yang


daya, lingkungan dan masyarakat dalam membidangi
mendukung pelestarian dan pengembangan urusan kepari-
kepariwisataan di sekitar destinasi wisataan
pariwisata.

2.2 Pemberdayaan kearifan lokal yang tumbuh di SKPD yang


masyarakat dalam mendukung pengem- membidangi
bangan kepariwisataan. urusan kepari-
wisataan

2.3 Fasilitasi kegiatan masyarakat lokal saling SKPD yang


berkunjung antar desa untuk mendukung membidangi

255
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
pengembangan kepariwisataan terutama urusan
menghadapi keterbatasan pergerakan kepariwisataan
wisatawan nusantara dan mancanegara.

3. Indikasi program Pasal 30 ayat (1) huruf c

3.1 Peningkatan kapasitas dan peran organisasi SKPD yang


kemasyarakatan di tingkat lokal dalam membidangi
mendukung pengembangan kepariwisataan urusan kepari-
setempat dan penanggulangan dampaknya. wisataan

3.2 Peningkatan kapasitas dan peran SKPD yang


organisasi/ lembaga pemerintahan di membidangi
tingkat kecamatan sebagai simpul/pusat urusan kepari-
pelayanan sekunder dalam mendukung wisataan
pengembangan kepariwisataan setempat.

3.3 Peningkatan kapasitas dan peran SKPD yang


organisasi/ lembaga pemerintahan di membidangi
tingkat desa/kelurahan dalam mendukung urusan kepari-
pengembangan kepariwisataan setempat. wisataan, dan
urusan
pemerintahan

4. Indikasi program Pasal 30 ayat (2) huruf a

4.1 Pernyebarluasan infomasi dalam meningkat- SKPD yang


kan pemahaman dan penyadaran masyarakat membidangi
tentang kesetaraan gender dalam pem- urusan kepari-
bangunan kepariwisataan. wisataan, dan
bidang
informasi

5. Indikasi program Pasal 30 ayat (2) huruf b

5.1 Peningkatan kapasitas dan peran SKPD yang


masyarakat dalam perspektif kesetaraan membidangi
gender dalam pengembangan kepariwisataan urusan
di daerah. kepariwisataan

256
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
6. Indikasi program Pasal 30 ayat (3) huruf a

6.1 Peningkatan pengembangan potensi wisata SKPD yang


berbasis keunikan lokal dalam kerangka- membidangi
program Program Nasional Pemberdayaan urusan kepari-
Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
desa

6.2 Peningkatan pengembangan jejaring potensi SKPD yang


wisata pedesaan dengan desa/komunitas membidangi
terkait dalam kerangka program PNPM urusan kepari-
Mandiri Pariwisata. wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
desa

6.3 Peningkatan pengembangan kapasitas SKPD yang


masyarakat lokal dalam kerangka membidangi
optimalisasi implementasi dan manajemen urusan kepari-
program PNPM Mandiri Pariwisata di desa wisataan, dan
wisata serta desa pendukung. yang membi-
dangi urusan
desa

6.4 Peningkatan pengembangan potensi wisata SKPD yang


berbasis keunikan lokal dalam kerangka- membidangi
program Baku Pasiar. urusan kepari-
wisataan

6.5 Peningkatan pengembangan jejaring potensi SKPD yang


wisata pedesaan dengan desa/komunitas membidangi
terkait dalam kerangka-program Baku Pasiar. urusan kepari-
wisataan

6.6 Peningkatan pengembangan kapasitas ma- SKPD yang


syarakat lokal dalam kerangka optimalisasi membidangi
implementasi dan manajemen program Baku urusan
Pasiar di desa wisata serta desa pendukung. kepariwisataan

257
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
7. Indikasi program Pasal 30 ayat (3) huruf b

7.1 Fasilitasi pengembangan sarana prasarana SKPD yang


pendukung desa wisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

7.2 Fasilitasi pengembangan jejaring desa wisata. SKPD yang


membidangi
urusan
kepariwisataan

8. Indikasi program Pasal 30 ayat (3) huruf c

8.1 Peningkatan kualitas produk IKM sebagai SKPD yang


komponen pendukung produk wisata di membidangi
destinasi pariwisata. urusan
kepariwisataan

8.2 Fasilitasi dan pendampingan pengembangan SKPD yang


kualitas produk IKM di bidang pariwisata membidangi
sebagai komponen pendukung produk wisata urusan
di destinasi pariwisata. kepariwisataan

8.3 Fasilitasi dan pendampingan pengembangan SKPD yang


kualitas produk IKM yang bernuansa kearifan membidangi
lokal dan tradisional sebagai komponen pen- urusan
dukung produk wisata di destinasi pariwisata. kepariwisataan

9. Indikasi program Pasal 30 ayat (3) huruf d

9.1 Peningkatan pemberdayaan kapasitas pelaku


IKM di bidang pariwisata dalam perintisan dan SKPD yang
pengembangan usaha wisata pedesaan dan membidangi
mata rantai usaha ekonomi terkait di urusan
dalamnya. kepariwisataan

9.2 Peningkatan pemberdayaan kapasitas pelaku


usaha pariwisata skala UMKM dalam SKPD yang
perintisan dan pengembangan usaha wisata membidangi

258
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
pedesaan dan mata rantai usaha ekonomi urusan
terkait didalamnya. kepariwisataan

9.3 Peningkatan pemberdayaan kapasitas pelaku SKPD yang


IKM di bidang pariwisata dalam pengem- membidangi
bangan kualitas produk dan layanan usaha urusan
jasa kepariwisataan. kepariwisataan

9.4 Peningkatan pemberdayaan kapasitas pelaku SKPD yang


usaha pariwisata skala UMKM dalam membidangi
pengembangan kualitas produk dan layanan urusan
usaha jasa kepariwisataan. kepariwisataan

9.5 Peningkatan pemberdayaan kapasitas pelaku SKPD yang


usaha pariwisata skala UMKM dalam membidangi
pengembangan inovasi produk bernuansa urusan
kearifan lokal dan tradisional, kualitas pro- kepariwisataan
duk, dan layanan usaha jasa kepariwisataan.

10. Indikasi program Pasal 30 ayat (4) huruf a

10.1 Pengembangan regulasi untuk kemudahan SKPD yang


akses permodalan bagi pengembangan IKM membidangi
di bidang pariwisata dalam rangka pengem- urusan
bangan usaha kepariwisataan. kepariwisataan

10.2 Pengembangan regulasi untuk kemudahan SKPD yang


akses permodalan bagi pengembangan usaha membidangi
pariwisata skala UMKM dalam rangka urusan
pengembangan usaha kepariwisataan. kepariwisataan

10.3 Pengembangan regulasi untuk mendukung SKPD yang


kemudahan akses pasar terhadap produk membidangi
lokal. urusan
kepariwisataan

10.4 Pengembangan regulasi dan insentif untuk SKPD yang


meningkatkan kualitas produk lokal. membidangi
urusan
kepariwisataan

259
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
11. Indikasi program Pasal 30 ayat (4) huruf b

11.1 Penetapan klasifikasi jenis dan skala IKM SKPD yang


di bidang pariwisata yang diperuntukkan membidangi
kepada masyarakat lokal di sekitar destinasi urusan
pariwisata. kepariwisataan

11.2 Penetapan klasifikasi jenis dan usaha SKPD yang


pariwisata skala UMKM yang diperuntukkan membidangi
kepada masyarakat lokal di sekitar destinasi urusan
pariwisata. kepariwisataan

11.3 Fasilitasi pengembangan IKM di bidang SKPD yang


pariwisata yang perlu mendapatkan membidangi
perlindungan. urusan
kepariwisataan

11.4 Fasilitasi pengembangan usaha pariwisata SKPD yang


skala UMKM yang memerlukan membidangi
perlindungan. urusan
kepariwisataan

12. Indikasi program Pasal 30 ayat (5) huruf a

12.1 Pengembangan skema kemitraan antar SKPD yang


berbagai jenis dan skala usaha di bidang jasa membidangi
kepariwisataan (bapak – anak angkat, urusan kepari-
pariwisata inti rakyat) dalam menggerakkan wisataan
IKM dan usaha pariwisata skala UMKM.

12.2 Peningkatan tanggung jawab sosial SKPD yang


perusahaan Corporate Social Responsibility membidangi
(CSR) untuk mendorong tumbuh kembang- urusan
nya IKM di bidang pariwisata dan usaha kepariwisataan
pariwisata skala UMKM.

13. Indikasi program Pasal 30 ayat (5) huruf b

13.1 Fasilitasi peningkatan kualitas produk SKPD yang


untuk memenuhi standar pasar dan membidangi

260
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
kelangsungan kemitraan rantai nilai antar urusan
usaha. kepariwisataan

13.2 Fasilitasi peningkatan kualitas produk SKPD yang


untuk memenuhi standar pasar dan membidangi
kelangsungan kemitraan rantai nilai antar urusan
usaha. kepariwisataan

13.3 Fasilitasi peningkatan nilai tambah kualitas SKPD yang


produk untuk penguatan daya saing produk membidangi
lokal. urusan
kepariwisataan

13.4 Fasilitasi peningkatan nilai tambah kualitas SKPD yang


layanan usaha untuk penguatan daya saing membidangi
produk lokal. urusan
kepariwisataan

14. Indikasi program Pasal 30 ayat (6) huruf a

14.1 Pemanfaatan media dalam upaya membuka SKPD yang


akses pasar terhadap produk dan IKM di membidangi
bidang pariwisata dan usaha pariwisata urusan
skala UMKM. kepariwisataan

14.2 Perluasan jejaring kerja dan kemitraan IKM SKPD yang


di bidang pariwisata dan usaha pariwisata membidangi
skala UMKM dengan pelaku industri urusan
pariwisata yang sudah berkembang dalam kepariwisataan
memperluas cakupan pasar.

14.3 Penguatan kerjasama lintas sektor dan SKPD yang


lintas pemangku kepentingan dalam membidangi
peningkatan kualitas produk dan pe- urusan
masaran produk wisata yang dikembangkan kepariwisataan
masyarakat melalui IKM di bidang
pariwisata dan usaha pariwisata skala
UMKM.

261
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
15. Indikasi program Pasal 30 ayat (6) huruf b

15.1 Peningkatan CSR dalam mendorong SKPD yang


perluasan akses pasar terhadap produk IKM membidangi
di bidang pariwisata dan usaha pariwisata urusan
skala UMKM. kepariwisataan

16. Indikasi program Pasal 30 ayat (6) huruf c

16.1 Pengembangan, peningkatan, dan perluasan SKPD yang


pemasaran digital dalam mendorong per- membidangi
luasan akses pasar terhadap produk IKM di urusan
bidang pariwisata dan usaha pariwisata skala kepariwisataan
UMKM.

17. Indikasi program Pasal 30 ayat (7) huruf a

17.1 Koordinasi–integrasi dan sinergi kebijakan SKPD yang


antara sektor terkait dalam mendorong membidangi
pengembangan IKM di bidang pariwisata dan urusan
usaha pariwisata skala UMKM. kepariwisataan

17.2 Pengembangan skema insentif dalam SKPD yang


mendorong peningkatan IKM di bidang membidangi
pariwisata dan usaha pariwisata skala urusan
UMKM. kepariwisataan

17.3 Sosialisasi kebijakan insentif dan dukungan SKPD yang


kemudahan pengembangan IKM di bidang membidangi
pariwisata dan usaha pariwisata skala urusan
UMKM. kepariwisataan

18. Indikasi program Pasal 30 ayat (7) huruf b

18.1 Pengembangan skema dana bergulir bagi SKPD yang


investasi IKM di bidang pariwisata dan usaha membidangi
pariwisata skala UMKM. urusan
kepariwisataan

262
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
18.2 Pengembangan alokasi pendukungan SKPD yang
permodalan dalam pengembangan IKM di membidangi
bidang pariwisata. urusan
kepariwisataan

18.3 Pengembangan alokasi pendukungan SKPD yang


permodalan dalam pengembangan usaha membidangi
pariwisata skala UMKM. urusan
kepariwisataan

19. Indikasi program Pasal 30 ayat (8) huruf a

19.1 Peningkatan Gerakan Sadar Wisata di SKPD yang


Destinasi-Destinasi Pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

19.2 Peningkatan peran kelompok sadar wisata SKPD yang


(Pokdarwis) dalam pengembangan kepari- membidangi
wisataan dan perwujudan sadar wisata di urusan
simpul kecamatan dan desa. kepariwisataan

20. Indikasi program Pasal 30 ayat (8) huruf b

20.1 Peningkatan kegiatan aksi sapta pesona di SKPD yang


sekitar destinasi pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

20.2 Peningkatan kualitas kesehatan di seluruh SKPD yang


mata rantai kegiatan kepariwisataan. membidangi
urusan
kepariwisataan

20.3 Peningkatan peran aktif masyarakat dalam SKPD yang


penciptaan lingkungan yang aman membidangi
(pengamanan destinasi pariwisata). urusan
kepariwisataan

263
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
20.4 Peningkatan dan penguatan unsur SKPD yang
kenangan khas di destinasi pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

20.5 Peningkatan apresiasi terhadap inisiatif SKPD yang


dan kontribusi masyarakat dalam pengem- membidangi
bangan sadar wisata dan sapta pesona. urusan
kepariwisataan

20.6 Peningkatan peran aktif masyarakat dalam SKPD yang


penanggulangan kejahatan (Eksploitasi membidangi
Seksual Anak dan sebagainya) di destinasi urusan
pariwisata. kepariwisataan

21. Indikasi program Pasal 30 ayat (8) huruf c

21.1 Penguatan struktur dan peningkatan peran SKPD yang


aktif serta kapasitas polisi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
keamanan

21.2 Peningkatan peran masyarakat dan polisi SKPD yang


pariwisata dalam pencegahan dan penang- membidangi
gulangan dampak negatif kepariwisataan urusan kepari-
(gangguan keamanan, gangguan ketertiban wisataan, dan
dan bencana). yang membi-
dangi urusan
kebencanaan,
keamanan

21.3 Peningkatan kualitas keamanan di SKPD yang


kawasan atau tempat-tempat strategis di membidangi
destinasi wisata. urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
keamanan

264
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
21.4 Peningkatan kesadaran masyarakat lokal SKPD yang
menjaga destinasi wisata di wilayahnya. membidangi
urusan
kepariwisataan

22. Indikasi program Pasal 30 ayat (8) huruf d

22.1 Peningkatan pemanfaatan Media Cetak, SKPD yang


Elektronik dan Public Figure dalam membidangi
pengembangan Sadar Wisata. urusan
kepariwisataan

22.2 Optimalisasi pemuatan iklan layanan SKPD yang


masyarakat pada media massa nasional baik membidangi
cetak maupun elektronik tentang sadar urusan kepari-
wisata. wisataan

22.3 Peningkatan pemanfaatan Media Kesenian SKPD yang


Tradisional sebagai sarana pendukung membidangi
pengembangan sadar wisata. urusan
kepariwisataan

22.4 Peningkatan dan optimalisasi media digital SKPD yang


dalam pengembangan sadar wisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

23. Indikasi program Pasal 30 ayat (9) huruf a

23.1 Pengintegrasian agenda wisata dalam SKPD yang


kurikulum pendidikan dalam berbagai membidangi
bentuk program (kelas wisata, duta wisata, urusan
dan sebagainya). kepariwisataan

23.2 Peningkatan kemudahan kunjungan wisata SKPD yang


bagi kelompok-kelompok masyarakat membidangi
(masyarakat di desa) melalui berbagai skema urusan
insentif, terutama dalam program Baku kepariwisataan
Pasiar.

265
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
24. Indikasi program Pasal 29 ayat (9) huruf b

24.1 Penyebarluasan informasi pariwisata SKPD yang


Daerah bagi masyarakat. membidangi
urusan
kepariwisataan

24.2 Pengembangan paket wisata Daerah yang SKPD yang


kreatif, edukatif dan terjangkau oleh membidangi
masyarakat. urusan
kepariwisataan

24.3 Pengembangan dan peningkatan kapasitas SKPD yang


informasi digital pariwisata Daerah yang membidangi
mudah diakses masyarakat. urusan
kepariwisataan

24.4 Pengembangan paket wisata Daerah secara SKPD yang


elektronik (e-tourism). membidangi
urusan
kepariwisataan

266
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

6. INVESTASI DI BIDANG PARIWISATA

LINGKUP ARAH KEBIJAKAN :


ARAH KEBIJAKAN 1:
PENINGKATAN PEMBERIAN INSENTIF INVESTASI DI
BIDANG PARIWISATA SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;
ARAH KEBIJAKAN 2:
PENINGKATAN KEMUDAHAN INVESTASI DI BIDANG
PARIWISATA; DAN
ARAH KEBIJAKAN 3:
PENINGKATAN PROMOSI INVESTASI DI BIDANG
PARIWISATA.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 32 ayat (1) huruf a

1.1 Pengembangan skema Keringanan Pajak SKPD yang


untuk meningkatkan Investasi asing di membidangi
Destinasi Pariwisata. urusan
keuangan

2. Indikasi program Pasal 32 ayat (1) huruf b

2.1 Pengembangan skema Keringanan Pajak SKPD yang


untuk meningkatkan investasi dalam negeri membidangi
di Destinasi Pariwisata. urusan
keuangan

3. Indikasi program Pasal 32 ayat (2) huruf a

3.1 Pengembangan sistem dan mekanisme SKPD yang


yang mempermudah perizinan untuk membidangi
meningkatkan kemudahan investasi di urusan per-
bidang pariwisata. izinan

3.2 Penyediaan kemudahan pengadaan SKPD yang


dokumen pendukung investasi di bidang membidangi
pariwisata. urusan kepari-
wisataan, dan

267
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
yang mem-
bidangi urusan
perijinan dan
investasi

4. Indikasi program Pasal 32 ayat (2) huruf b

4.1 Penyesuaian atau kemudahan urusan SKPD yang


kontrak tenaga kerja. membidangi
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
perizinan dan
investasi

4.2 Pengurangan jenis peraturan perijinan. SKPD yang


membidangi
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
perizinan dan
investasi

4.3 Penghapusan peraturan Daerah dan SKPD yang


regulasi yang menghambat investasi. membidangi
urusan kepari-
wisataan, dan
yang membi-
dangi urusan
perijinan dan
investasi, dan
hukum

5. Indikasi program Pasal 32 ayat (3) huruf a

5.1 Penyediaan informasi profil investasi di SKPD yang


destinasi pariwisata. membidangi
urusan

268
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
kepariwisataan,
dan yang mem-
bidangi urusan
perizinan dan
investasi

6. Indikasi program Pasal 32 ayat (3) huruf b

6.1 Penetapan pemberian kemudahan bagi SKPD yang


investasi sektor pariwisata yang mendorong membidangi
peningkatan kunjungan wisatawan dan lama urusan kepari-
tinggal. wisataan, dan
yang mem-
bidangi urusan
perizinan dan
investasi

6.2 Pengembangan sekretariat bersama promosi SKPD yang


investasi di destinasi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

6.3 Pengembangan berbagai marketing kit SKPD yang


investasi dari destinasi-destinasi pariwisata. membidangi
urusan kepari-
wisataan

6.4 Promosi investasi sektor pariwisata melalui SKPD yang


media cetak, elektronik, dan internet. membidangi
urusan kepari-
wisataan

6.5 Penyediaan informasi mengenai perizinan SKPD yang


yang diperlukan. membidangi
urusan kepari-
wisataan

6.6 Penetapan negara-negara potensial sasaran SKPD yang


promosi investasi pariwisata Daerah. membidangi
urusan kepari-
wisataan

269
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
7. Indikasi program Pasal 32 ayat (3) huruf c

7.1 Peningkatan kerjasama lintas sektor terkait SKPD yang


promosi investasi membidangi
urusan
kepariwisataan

8. Indikasi program Pasal 32 ayat (3) huruf d

8.1 Penyediaan informasi digital (e-tourism) SKPD yang


mengenai DPK, KPPK, dan KSPK untuk membidangi
memudahkan investor merencanakan dan urusan
melaksanakan investasi. kepariwisataan

270
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Bagian B

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN PEMASARAN


PARIWISATA

LINGKUP PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA


AREA KEBIJAKAN 1:
PENGEMBANGAN PASAR WISATAWAN;
AREA KEBIJAKAN 2:
PENGEMBANGAN CITRA PARIWISATA;
AREA KEBIJAKAN 3:
PENGEMBANGAN KEMITRAAN PEMASARAN PARIWISATA;
DAN
AREA KEBIJAKAN 4:
PENGEMBANGAN PROMOSI PARIWISATA.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 35 huruf a

1.1 Program pemasaran untuk mengembangkan SKPD yang


kelompok pasar wisata massal (mass market) membidangi
dari segmen wisatawan lokal, nusantara, dan urusan
mancanegara, yang terfokus kepada kepariwisataan
destinasi-destinasi pariwisata kabupaten.

1.2 Program pemasaran untuk mengembangkan SKPD yang


kelompok pasar ceruk-pasar (niche market/ membidangi
minat khusus) dari segmen wisatawan lokal, urusan
nusantara, dan mancanegara, yang terfokus kepariwisataan
kepada destinasi-destinasi pariwisata
kabupaten.

2. Indikasi program Pasal 35 huruf b

2.1 Pemantapan pemasaran dan promosi digital SKPD yang


DPK, KPPK, dan KSPK, ke semua segmen pasar membidangi
wisatawan. urusan
kepariwisataan

271
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
2.2 Pengembangan dan penguatan market SKPD yang
research untuk pasar utama (top market), membidangi
pasar berkembang (emerging market) dan urusan
pasar baru (new market). kepariwisataan

2.3 Pengembangan dan penguatan market intel- SKPD yang


ligence untuk pasar utama. membidangi
urusan
kepariwisataan

3. Indikasi program Pasal 35 huruf c

3.1 Pengembangan E-marketing untuk inten- SKPD yang


sifikasi promosi produk-produk minat khusus membidangi
seperti birdwatching, trekking, canoeing, urusan
kayaking, rafting, lifestyle, health, golf, ma- kepariwisataan
rine tourism, dan lain-lain berupa niche
market workshop dengan portal khusus di
website (specialized online portal).

3.2 Pemasaran langsung (terutama dengan SKPD yang


materi digital) ke sasaran tertentu yang tepat membidangi
(target market) bagi produk wisata minat urusan
khusus Daerah berdasarkan pendekatan kepariwisataan
variable segmentasi.

4. Indikasi program Pasal 35 huruf d

4.1 Program pemasaran dan promosi berbasis SKPD yang


tema tertentu melalui community market- membidangi
ing dan kampanye pemasaran secara teren- urusan
cana dan terpadu dengan pengembangan kepariwisataan
produk sesuai tema, seperti:
1. Festival Budaya Tonsea
2. Likupang Run
3. dsb

4.2 Program pemasaran dan promosi bertema SKPD yang


khusus untuk mendatangkan wisatawan membidangi
massal, seperti:

272
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Berkunjung ke Pulau urusan
2. Bulan Pesisir kepariwisataan
3. Waruga Elegan
4. Menyusur Sungai
5. dsb

4.3 Pengembangan bahan promosi secara SKPD yang


tematik membidangi
urusan
kepariwisataan

5. Indikasi program Pasal 35 huruf e

5.1 Peningkatan kecenderungan berwisata dan SKPD yang


gaya hidup berwisata, melalui: membidangi
a. Mendukung program nasional Kampanye urusan
Program Wisata Nusantara (“Ayo Tamasya kepariwisataan
Jelajahi Nusantara”)
b. Kampanye program wisata Mari jo Baku
Pasiar (“Wanuaku Indah”)

5.2 Intensifikasi program promosi dan SKPD yang


pemasaran berbasis komunitas (community membidangi
marketing), melalui: urusan
a.Promosi wisata pada media khusus kepariwisataan
komunitas tertentu (tagihan kartu kredit,
majalah hobi, buletin organisasi, dan lain-
lain).
b.Pemanfaatan pertemuan/event komu-
nitas tertentu sebagai media promosi
(pertemuan keluarga, ibadah, komunitas
hobi, dan lain-lain).

5.3 Intensifikasi program promosi wisata secara SKPD yang


digital (e-tourism). membidangi
urusan
kepariwisataan

5.4 Intensifikasi program promosi di sekolah- SKPD yang


sekolah. membidangi

273
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
urusan
kepariwisataan

5.5 Intensifikasi program wisata Baku Pasiar SKPD yang


(“Wanuaku Indah”) sampai ke desa-desa. membidangi
urusan
kepariwisataan

6. Indikasi program Pasal 35 huruf f

6.1 Fasilitasi MICE yang dilakukan oleh sektor SKPD yang


lain: kelautan, pendidikan dan kebudayaan, membidangi
kesehatan, dsb. urusan
kepariwisataan

6.2 Pemasaran MICE untuk komunitas profesi SKPD yang


seperti akuntan, dokter, arsitek, dan lain-lain. membidangi
urusan
kepariwisataan

6.3 Reformulasi citra pariwisata Daerah (Tourism SKPD yang


Lokal branding) Kabupaten Minahasa Utara membidangi
berdasarkan pada kekuatan-kekuatan utama urusan
yang meliputi: kepariwisataan
1. Nilai Budaya dan Spiritual (Waruga sebagai
Peninggalan Budaya hanya ada di Daerah
ini dan sekitarnya)
2.Destinasi Unggulan sebagai Ikon
(Keberadaan DSP di Likupang).
3. Keanekaragaman alam dan budaya.

7. Indikasi program Pasal 37 ayat (1) huruf b

7.1 Pengembangan destination branding dan SKPD yang


brand image seluruh destinasi pariwisata membidangi
Daerah berdasarkan kekuatan-kekuatan urusan
utama pada masing-masing destinasi kepariwisataan
pariwisata.

274
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
7.2 Pengembangan program pemasaran dan SKPD yang
promosi yang bermuara pada brand image membidangi
yang telah ditetapkan secara konsisten dan urusan
berkelanjutan. kepariwisataan

8. Indikasi program Pasal 37 ayat (4)

8.1 Public Relation-ing (PR-ing) yang kreatif dan SKPD yang


berkemampuan diplomasi budaya. membidangi
urusan
kepariwisataan

8.2 Pengembangan Pusat Layanan Pariwisata SKPD yang


Daerah (Call Center) membidangi
urusan
kepariwisataan

8.3 Optimalisasi pemanfaatan media SKPD yang


komunikasi pemasaran yang meliputi me- membidangi
dia on-line dan off-line dalam 3 (tiga) aras urusan
yaitu social, mobile, dan experiential. kepariwisataan

8.4 Pembuatan, pengembangan, dan pening- SKPD yang


katan kualitas websites pariwisata Daerah. membidangi
urusan
kepariwisataan

8.5 Pengembangan Indonesia tourism cyber SKPD yang


campaign, melalui: membidangi
1. E-Magazine, E-Brochure, E-Tourism Guide, urusan
interactive tools, dan lain-lain. kepariwisataan
2. Social networking machines (facebook,
twitter, youtube, my space, flickr, dan lain-
lain).
3. On-line events (contest, blogging events,
dan lain-lain).

8.6 Pengembangan linkage jaringan SKPD yang


e-marketing pariwisata membidangi
urusan
kepariwisataan

275
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
8.7 Pengembangan promosi produk-produk SKPD yang
wisata minat khusus melalui on-line portals membidangi
urusan
kepariwisataan

9. Indikasi program Pasal 39 huruf a

9.1 Penguatan koordinasi, integrasi dan SKPD yang


sinkronisasi program pemasaran dengan membidangi
semua pemangku kepentingan di Daerah. urusan
kepariwisataan

9.2 Pembentukan Badan Promosi Pariwisata SKPD yang


Daerah. membidangi
urusan
kepariwisataan

10. Indikasi program Pasal 39 huruf b

10.1 Penerapan Norma, Standar, Prosedur dan SKPD yang


Kriteria (NSPK) serta implementasi membidangi
pemasaran pariwisata yang bertanggung- urusan
jawab. kepariwisataan

10.2 Pengembangan konten bahan promosi SKPD yang


pariwisata yang menempatkan masyarakat membidangi
lokal sebagai tuan rumah (host) dan urusan
penerima manfaat. kepariwisataan

10.3 Peningkatan penggunaan media promosi SKPD yang


pariwisata yang ramah lingkungan membidangi
(paperless and recyclable material) urusan
kepariwisataan

10.4 Pengembangan misi edukasi melalui SKPD yang


berbagai bentuk media kepada wisatawan, membidangi
masyarakat, dan seluruh pemangku urusan
kepentingan (stakeholders). kepariwisataan

276
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
10.5 Pengembangan pola-pola insentif dan SKPD yang
penghargaan (reward) untuk upaya membidangi
pemasaran yang bertanggungjawab kepada urusan
pelaku usaha pariwisata. kepariwisataan

10.6 Pengembangan pola-pola sanksi (punish- SKPD yang


ment) untuk pelanggaran terhadap prinsip- membidangi
prinsip pemasaran yang bertanggungjawab. urusan
kepariwisataan

11. Indikasi program Pasal 41 ayat 1 huruf a

11.1 Perluasan dan pengembangan promosi SKPD yang


pariwisata Daerah di dalam negeri. membidangi
urusan
kepariwisataan

11.2 Peningkatan fasilitasi Promosi Pariwisata SKPD yang


Indonesia di dalam negeri secara tahun membidangi
jamak (multi-years). urusan
kepariwisataan

11.3 Monitoring dan evaluasi kinerja (perfor- SKPD yang


mance) dan lingkup kegiatan promosi membidangi
pariwisata Daerah di dalam negeri. urusan
kepariwisataan

11.4 Pengembangan cetak biru promosi SKPD yang


pariwisata Daerah. membidangi
urusan
kepariwisataan

12. Indikasi program Pasal 41 ayat 1 huruf b

12.1 Optimalisasi dukungan, koordinasi dan SKPD yang


sinkronisasi program pemasaran diantara membidangi
seluruh pemangku kepentingan dan seluruh urusan
pelaku pariwisata di Daerah. kepariwisataan

277
Naskah Akademik

Penanggung
No Indikasi Program
jawab
13. Indikasi program Pasal 41 ayat 2 huruf a

13.1 Optimalisasi sumberdaya pemasaran dan SKPD yang


promosi digital atau elaktronik untuk membidangi
peningkatan pemasaran dan promosi ke urusan
luar negeri. kepariwisataan

14. Indikasi program Pasal 41 ayat 2 huruf b

14.1 Optimalisasi pemasaran dan promosi DSP SKPD yang


ke luar negeri oleh pemerintah pusat untuk membidangi
pengembangan pariwisata Daerah. urusan
kepariwisataan

15. Indikasi program Pasal 41 ayat 3

15.1 Peningkatan fasilitasi program kemitraan SKPD yang


antara pelaku promosi pariwisata Daerah di membidangi
dalam negeri dengan pelaku promosi urusan
pariwisata Indonesia yang berada di luar kepariwisataan
negeri.

15.2 Peningkatan fasilitasi program kemitraan SKPD yang


antara pelaku promosi pariwisata digital (in- membidangi
dustry digital) dengan pemangku urusan
kepentingan di Daerah untuk promosi kepariwisataan
pariwisata Daerah di luar negeri.

278
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Bagian C

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI


PARIWISATA

LINGKUP PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA


AREA KEBIJAKAN 1:
PENGUATAN STRUKTUR INDUSTRI PARIWISATA;
AREA KEBIJAKAN 2:
PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PARIWISATA;
AREA KEBIJAKAN 3:
PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA PARIWISATA;
AREA KEBIJAKAN 4:
PENCIPTAAN KREDIBILITAS BISNIS; DAN
AREA KEBIJAKAN 5:
PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP
LINGKUNGAN.

Penanggung
No Indikasi Program
jawab
1. Indikasi program Pasal 44 huruf a

1.1 Pengembangan forum kerjasama antar usaha SKPD yang


pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

1.2 Pengembangan mekanisme kerjasama antar SKPD yang


usaha pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

1.3 Fasilitasi pengembangan skema kerjasama SKPD yang


antar usaha pariwisata dalam menciptakan membidangi
paket wisata. urusan
kepariwisataan

1.4 Fasilitasi kerjasama antar usaha pariwisata SKPD yang


dalam memasarkan dan mempromosikan membidangi
paket wisata. urusan
kepariwisataan

279
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1.5 Peningkatan jejaring antar usaha SKPD yang
pariwisata dalam memperkuat usaha membidangi
pariwisata dalam berbagai skala. urusan
kepariwisataan

2. Indikasi program Pasal 44 huruf b

2.1 Peningkatan skema kerjasama dan SKPD yang


jejaring antar usaha pariwisata sejenis membidangi
yang saling menguntungkan. urusan
kepariwisataan

2.2 Fasilitasi usaha pariwisata sejenis dalam SKPD yang


mengembangkan kapasitas manajemen membidangi
dan pemanfaatan teknologi. urusan
kepariwisataan

3. Indikasi program Pasal 43 huruf c

3.1 Fasilitasi peningkatan kualitas dan SKPD yang


kuantitas produk dan layanan pendukung membidangi
untuk usaha pariwisata. urusan
kepariwisataan

3.2 Fasilitasi peningkatan kualitas pelaku SKPD yang


usaha sesuai dengan kebutuhan industri membidangi
pariwisata. urusan
kepariwisataan

3.3 Pengembangan skema kerjasama antara SKPD yang


industri pariwisata dengan sektor membidangi
keuangan untuk mendukung penguatan urusan
daya saing industri pariwisata Daerah. kepariwisataan

4. Indikasi program Pasal 47 huruf a

4.1 Fasilitas peningkatan kualitas manajemen SKPD yang


atraksi melalui peningkatan inovasi daya membidangi
tarik wisata untuk memperkuat daya saing urusan
produk wisata. kepariwisataan

280
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
4.2 Penguatan perspektif pasar (dinamika dan SKPD yang
segmentasi pasar) dalam rangka pening- membidangi
katan manajemen atraksi yang berdaya urusan
saing. kepariwisataan

5. Indikasi program Pasal 47 huruf b

5.1 Penyusunan panduan interpretasi (inter- SKPD yang


pretation kit) produk-produk wisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

5.2 Penguatan citra produk wisata. SKPD yang


membidangi
urusan
kepariwisataan

5.3 Fasilitasi pelatihan untuk peningkatan SKPD yang


kualitas dan profesionalitas jasa membidangi
pemanduan wisata. urusan
kepariwisataan

6. Indikasi program Pasal 47 huruf c

6.1 Fasilitas pemberian insentif untuk upaya SKPD yang


konservasi terhadap sumber daya pariwi- membidangi
sata yang memiliki nilai strategis dalam urusan
mendukung pengembangan produk dan kepariwisataan
industri pariwisata.

6.2 Fasilitasi peningkatan pemanfaatan SKPD yang


teknologi dan pengembangan e-tourism membidangi
dalam penguatan kualitas produk wisata. urusan
kepariwisataan

6.3 Fasilitasi pengembangan unsur kelokalan SKPD yang


dan tradisional Daerah untuk menciptakan membidangi
keunikan produk wisata. urusan
kepariwisataan

281
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
7. Indikasi program Pasal 47 huruf d

7.1 Fasilitasi peningkatan kemampuan semua SKPD yang


pemangku kepentingan di Daerah untuk membidangi
peningkatan kualitas pengemasan produk urusan
wisata. kepariwisataan

7.2 Fasilitasi peningkatan kemampuan semua SKPD yang


pemangku kepentingan di Daerah untuk membidangi
peningkatan inovasi dan kreativitas pema- urusan
ketan dan pengemasan atraksi pariwisata. kepariwisataan

8. Indikasi program Pasal 49 huruf a

8.1 Fasilitasi untuk standardisasi dan SKPD yang


sertifikasi usaha pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

8.2 Fasilitasi untuk standardisasi dan SKPD yang


sertifikasi fasilitas pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

8.3 Fasilitasi untuk sertifikasi higienitas SKPD yang


produk makanan dan minuman untuk membidangi
pariwisata. urusan
kepariwisataan

9. Indikasi program Pasal 49 huruf b

9.1 Pengembangan skema regulasi untuk SKPD yang


penguatan dan melindungi usaha pariwisata membidangi
skala mikro, kecil, dan menengah Daerah. urusan
kepariwisataan

9.2 Pengembangan skema insentif untuk SKPD yang


mendorong penggunaan produk UMKM dan membidangi
produk lokal oleh pelaku usaha pariwisata. urusan
kepariwisataan

282
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
10. Indikasi program Pasal 49 huruf c

10.1 Pemberian insentif kepada industri SKPD yang


pariwisata yang mengembangkan kekhasan membidangi
lokal (local speciality). urusan
kepariwisataan

10.2 Peningkatan pemanfaatan unsur dan tema SKPD yang


kelokalan dalam usaha pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

11. Indikasi program Pasal 50.

11.1 Fasilitasi pelatihan pelaku usaha untuk SKPD yang


peningkatan profesionalitas manajemen membidangi
usaha transportasi pariwisata. urusan
kepariwisataan

11.2 Peningkatan dan implementasi standar SKPD yang


kelayakan operasional usaha transportasi membidangi
pariwisata. urusan
kepariwisataan

11.3 Penegakkan regulasi keamanan, kenya- SKPD yang


manan, dan keselamatan pelayanan dalam membidangi
usaha transportasi pariwisata. urusan
kepariwisataan

12. Indikasi program Pasal 53 huruf a

12.1 Pengembangan skema kerjasama peren- SKPD yang


canaan dan pelaksanaan antara pemerintah membidangi
dan pemerintah Daerah terutama dalam urusan
pengembangan dan pemasaran DSP dan DPK. kepariwisataan

12.2 Pengembangan skema kerjasama peren- SKPD yang


canaan dan pelaksanaan antara Pemerintah membidangi
Daerah dan dunia usaha dalam pengem- urusan
bangan dan pemasaran DPK. kepariwisataan

283
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
12.3 Pengembangan skema kerjasama peren- SKPD yang
canaan dan pelaksanaan antara pemerintah membidangi
dan Pemerintah Daerah dalam pengem- urusan
bangan dan pemasaran DPK menghadapi kepariwisataan
situasi bencana alam dan bencana nonalam.

12.4 Pengembangan skema kerjasama peren- SKPD yang


canaan dan pelaksanaan antara Pemerintah membidangi
Daerah dan dunia usaha dalam pengem- urusan
bangan dan pemasaran DPK menghadapi kepariwisataan
situasi bencana alam dan bencana nonalam.

13. Indikasi program Pasal 53 huruf b

13.1 Pengembangan forum koordinasi imple- SKPD yang


mentasi program kerjasama antara membidangi
pemerintah, Pemerintah Daerah, dan dunia urusan
usaha, dalam pengembangan dan pemasaran kepariwisataan
destinasi-destinasi pariwisata.

13.2 Peningkatan intensitas kerjasama SKPD yang


koordinasi pelaksanaan antara pemerintah, membidangi
Pemerintah Daerah, dan dunia usaha, dalam urusan
pengembangan dan pemasaran DPK kepariwisataan
menghadapi situasi bencana alam dan
bencana nonalam.

14. Indikasi program Pasal 52 huruf c

14.1 Pengembangan skema dan pelaksanaan SKPD yang


monitoring dan evaluasi program kerjasama membidangi
antara pemerintah, pemerintah Daerah, dan urusan
dunia usaha, dalam pengembangan dan kepariwisataan
pemasaran destinasi-destinasi pariwisata.

14.2 Pengembangan skema dan pelaksanaan mo- SKPD yang


nitoring dan evaluasi program kemitraan un- membidangi
tuk menjamin tanggung jawab terhadap ling- urusan
kungan, menjamin hak-hak wisatawan, dan kepariwisataan
tanggung jawab terhadap masyarakat lokal.

284
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
15. Indikasi program Pasal 55 huruf a

15.1 Penguatan program pemerintah untuk SKPD yang


standardisasi dan sertifikasi seluruh usaha membidangi
pariwisata ke level internasional untuk urusan
menjamin kualitas pelayanan. kepariwisataan

15.2 Evaluasi standar dan serifikasi yang telah SKPD yang


diberikan pada seluruh usaha pariwisata membidangi
secara berkala. urusan
kepariwisataan

15.3 Peningkatan pemanfaatan sumber daya SKPD yang


lokal sebagai bagian dari standar usaha membidangi
pariwisata, dengan penggunaan batas mini- urusan
mal pemanfaatan sumber daya lokal. kepariwisataan

16. Indikasi program Pasal 55 huruf b

16.1 Pengembangan online business transaction SKPD yang


untuk semua jenis usaha pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

16.2 Kampanye penggunaan mata uang rupiah SKPD yang


(price quotation) dalam penjualan produk membidangi
wisata di Indonesia, seperti sudah urusan
ditetapkan pemerintah. kepariwisataan

17. Indikasi program Pasal 55 huruf c

17.1 Peningkatan kemudahan prosedur SKPD yang


investasi di bidang pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

17.2 Kepastian hukum bagi dunia usaha SKPD yang


pariwisata, termasuk kepemilikan lahan. membidangi
urusan
kepariwisataan

285
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
18. Indikasi program Pasal 57 huruf a

18.1 Sosialisasi dan fasilitasi untuk pelaksanaan SKPD yang


pedoman dan implementasi Analisis Menge- membidangi
nai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk urusan
usaha-usaha pariwisata. kepariwisataan

18.2 Sosialisasi dan fasilitasi untuk pelaksanaan SKPD yang


pedoman pelestarian sumber daya alam dan membidangi
budaya untuk usaha-usaha pariwisata. urusan
kepariwisataan

18.3 Pengembangan sistem insentif dan SKPD yang


disinsentif bagi usaha bagi usaha-usaha membidangi
pariwisata yang menerapkan green urusan
economy. kepariwisataan

19. Indikasi program Pasal 57 huruf b

19.1 Pengembangan manajemen usaha pari- SKPD yang


wisata yang peduli terhadap pelestarian membidangi
lingkungan dan budaya. urusan
kepariwisataan

19.2 Pengembangan skema dan implementasi SKPD yang


program CSR yang mendukung pengem- membidangi
bangan destinasi wisata dan masyarakat. urusan
kepariwisataan

19.3 Pengembangan kegiatan rintisan CSR SKPD yang


bersama antarpelaku usaha pariwisata yang membidangi
mendukung pengembangan destinasi wisata urusan
dan masyarakat. kepariwisataan

19.4 Pengembangan Desa Wisata berbasis budaya SKPD yang


sebagai salah satu ikon unggulan pariwisata membidangi
Daerah. urusan
kepariwisataan

286
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

Bagian D

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN


PARIWISATA

LINGKUP PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN PARIWISATA

AREA KEBIJAKAN 1:
PENGUATAN ORGANISASI KEPARIWISATAAN;
AREA KEBIJAKAN 2:
PENGEMBANGAN SDM PARIWISATA; DAN
AREA KEBIJAKAN 3:
PENYELENGGARAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

1. BIDANG ORGANISASI KEPARIWISATAAN


RUANG LINGKUP KEBIJAKAN :
ARAH KEBIJAKAN 1:
REFORMASI BIROKRASI KELEMBAGAAN DAN
PENGUATAN MEKANISME KINERJA ORGANISASI UNTUK
MENDUKUNG MISI KEPARIWISATAAN SEBAGAI
PORTOFOLIO PEMBANGUNAN NASIONAL;
ARAH KEBIJAKAN 2:
MEMANTAPKAN ORGANISASI KEPARIWISATAAN DALAM
MENDUKUNG PARIWISATA SEBAGAI PILAR STRATEGIS
PEMBANGUNAN NASIONAL;
ARAH KEBIJAKAN 3:
MENGEMBANGKAN DAN MENGUATKAN ORGANISASI
KEPARIWISATAAN YANG MENANGANI BIDANG
PEMASARAN PARIWISATA;
ARAH KEBIJAKAN 4:
MENGEMBANGKAN DAN MENGUATKAN ORGANISASI
KEPARIWISATAAN YANG MENANGANI BIDANG
INDUSTRI PARIWISATA; DAN
ARAH KEBIJAKAN 5:
MENGEMBANGKAN DAN MENGUATKAN ORGANISASI
KEPARIWISATAAN YANG MENANGANI BIDANG
DESTINASI PARIWISATA.

287
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 61 ayat (1) huruf a

1.1 Penguatan struktur dan peran SKPD yang Pemerintah


membidangi pariwisata sesuai ketentuan Daerah
dan peraturan yang berlaku.

1.2 Penguatan struktur dan peran SKPD yang Pemerintah


berkaitan dengan percepatan program dan Daerah
kegiatan pariwisata di Daerah.

2. Indikasi program Pasal 61 ayat (1) huruf b

2.1 Akselerasi pendidikan dan pelatihan di SKPD yang


bidang perencanaan dan penyusunan pro- membidangi
gram pembangunan kepariwisataan. urusan
kepariwisataan

2.2 Akselerasi pendidikan dan pelatihan di SKPD yang


bidang harmonisasi dan sinkronisasi pro- membidangi
gram pembangunan kepariwisataan. urusan
kepariwisataan

2.3 Akselerasi pendidikan dan pelatihan di SKPD yang


bidang pengawasan program pembangunan membidangi
kepariwisataan. urusan
kepariwisataan

3. Indikasi program Pasal 61 ayat (1) huruf c

3.1 Sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan, SKPD yang


strategi, dan program pembangunan membidangi
kepariwisataan di lingkungan internal urusan
pemerintah Daerah. kepariwisataan

3.2 Sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan, SKPD yang


strategi, dan program pembangunan membidangi
kepariwisataan secara lintas sektoral. urusan
kepariwisataan

4. Indikasi program Pasal 61 ayat (2) huruf a

288
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
4.1 Penguatan koordinasi dan kerjasama semua SKPD yang
pemangku kepentingan di Daerah untuk membidangi
peningkatan PAD sektor pariwisata. urusan
kepariwisataan

5 Indikasi program Pasal 61 ayat (2) huruf b

5.1 Peningkatan dan penguatan koordinasi SKPD yang


antarmata rantai usaha kepariwisataan membidangi
dalam memperkuat sistem pengelolaan urusan
destinasi pariwisata. kepariwisataan

6. Indikasi program Pasal 61 ayat (2) huruf c

6.1 Peningkatan dan penguatan koordinasi SKPD yang


antar lembaga pariwisata dalam pember- membidangi
dayaan masyarakat melalui pariwisata urusan
secara sinergis. kepariwisataan

7. Indikasi program Pasal 61 ayat (2) huruf d

7.1 Peningkatan dan penguatan koordinasi SKPD yang


antar lembaga pariwisata dalam rangka membidangi
peningkatan pelestarian lingkungan secara urusan
sinergis. kepariwisataan

8. Indikasi program Pasal 61 ayat (3) huruf a

8.1 Penguatan kapasitas SKPD dan lembaga SKPD yang


lainnya dalam pengembangan industry membidangi
wisata berbasis digital. urusan
kepariwisataan

8.2 Pengembangan struktur dan fungsi SKPD yang


organisasi yang menangani koordinasi, membidangi
integrasi dan sinergi program antar sektor urusan
dalam pengembangan pemasaran pariwisata. kepariwisataan

289
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
8.3 Penguatan struktur dan fungsi yang SKPD yang
menangani penelitian dan pengembangan membidangi
pasar. urusan
kepariwisataan

8.4 Pengembangan struktur dan fungsi yang SKPD yang


menangani pengembangan citra dan tanggap membidangi
darurat. urusan
kepariwisataan

9. Indikasi program Pasal 61 ayat (3) huruf b

9.1 Fasilitasi pembentukan Badan Promosi SKPD yang


Pariwisata Daerah. membidangi
urusan
kepariwisataan

9.2 Pendukungan dan fasilitasi operasionalisasi SKPD yang


Badan Promosi Pariwisata Daerah secara membidangi
sistematik. urusan
kepariwisataan

9.3 Fasilitasi market intelligent, market re- SKPD yang


search, market analysis. membidangi
urusan
kepariwisataan

10. Indikasi program Pasal 61 ayat (3) huruf c

10.1 Fasilitasi peningkatan kemitraan antara SKPD yang


Badan Promosi Pariwisata Daerah dan membidangi
pemerintah Daerah dalam pembangunan urusan
kepariwisataan Daerah. kepariwisataan

10.2 Penguatan program kemitraan antara Badan SKPD yang


Promosi Pariwisata Daerah dan pemerintah membidangi
Daerah dalam pembangunan kepariwisataan urusan
nasional. kepariwisataan

11 Indikasi program Pasal 61 ayat (4) huruf a

290
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
11.1 Pembentukan GIPI (Gabungan Industri SKPD yang
Pariwisata Indonesia) di Daerah dalam membidangi
mengembangkan usaha pariwisata. urusan
kepariwisataan

11.2 Pembentukan GIPI (Gabungan Industri SKPD yang


Pariwisata Indonesia) dalam mengembang- membidangi
kan usaha pariwisata. urusan
kepariwisataan

12. Indikasi program Pasal 61 ayat (4) huruf b

12.1 Pengembangan koordinasi – integrasi – SKPD yang


sinergi GIPI dan Pemerintah Daerah serta membidangi
pemangku kepentingan terkait dalam urusan
meningkatkan akselerasi pembangunan kepariwisataan
kepariwisataan daerah.

13. Indikasi program Pasal 61 ayat (5) huruf a

13.1 Fasilitasi perintisan pengembangan SKPD yang


destinasi pariwisata berdasarkan konsep membidangi
Destination Management Organization urusan
(DMO) untuk mendorong pengembangan kepariwisataan
destinasi pariwisata.

13.2 Fasilitasi perintisan pengembangan SKPD yang


destinasi pariwisata berdasarkan konsep membidangi
Destination Management Organization urusan
(DMO) untuk mendorong pengembangan kepariwisataan
destinasi pariwisata.

14. Indikasi program Pasal 61 ayat (5) huruf b

14.1 Pengembangan mekanisme koordinasi – SKPD yang


integrasi – sinergi Destination Management membidangi
Organization (DMO) dan Pemerintah Daerah urusan
serta pemangku kepentingan terkait dalam kepariwisataan
meningkatkan akselerasi pembangunan
kepariwisataan daerah dan destinasi-
destinasi yang berbasis desa.

291
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
15. Indikasi program Pasal 59 ayat (5) huruf c

15.1 Fasilitasi peningkatan kemitraan antara SKPD yang


organisasi pengembangan destinasi dan membidangi
pemerintah Daerah dalam pembangunan urusan
kepariwisataan daerah. kepariwisataan

15.2 Penguatan program kemitraan antara SKPD yang


organisasi pengembangan destinasi dan membidangi
pemerintah Daerah dalam pembangunan urusan
kepariwisataan daerah. kepariwisataan

292
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

2. BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA KEPARIWISATAAN

RUANG LINGKUP KEBIJAKAN :

ARAH KEBIJAKAN 1:
PENGEMBANGAN SDM PARIWISATA DI TINGKAT
PEMERINTAH; DAN
ARAH KEBIJAKAN 2:
PENGEMBANGAN SDM PARIWISATA DI DUNIA USAHA DAN
MASYARAKAT.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 64 huruf a

1.1 Peningkatan kemampuan perencanaan Pemerintah


strategik (strategic planning) bidang Daerah
kepariwisataan bagi PNS pemerintah
Daerah.

1.2 Peningkatan kecakapan manajerial dan Pemerintah


teknis bidang kepariwisataan bagi PNS Daerah
pemerintah Daerah melalui berbagai
program pendidikan dan pelatihan.

1.3 Penguatan sistem penilaian kinerja berbasis SKPD yang


kompetensi membidangi
urusan
kepariwisataan

1.4 Pengembangan dan implementasi budaya SKPD yang


organisasi kepariwisataan (corporate culture) membidangi
untuk PNS bidang kepariwisataan. urusan
kepariwisataan

1.5 Pemetaan kompetensi, standardisasi dan SKPD yang


sertifikasi SDM kepariwisataan pada SKPD membidangi
yang memiliki urusan (desk) dengan urusan
pariwisata. kepariwisataan

293
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1.6 Pengembangan standar kompetensi SDM SKPD yang
pengelola e-government kepariwisataan yang membidangi
berstandar internasional. urusan
kepariwisataan

2. Indikasi program Pasal 64 huruf b

2.1 Akselerasi kualitas SDM melalui fasilitasi SKPD yang


pendidikan lanjutan. membidangi
urusan
kepariwisataan

2.2 Akselerasi kualitas SDM melalui pelibatan SKPD yang


SDM di pusat-pusat kajian pariwisata maupun membidangi
lembaga riset yang relevan. urusan
kepariwisataan

3. Indikasi program Pasal 64 huruf c

3.1 Fasilitasi peningkatan kualitas Lembaga pen- SKPD yang


didikan dan pelatihan Kepariwisataan mela- membidangi
lui: a. peningkatan relevansi kurikulum; b. urusan
inovasi metode pembelajaran; dan c. pemutak- kepariwisataan
hiran sarana prasarana pembelajaran.

4. Indikasi program Pasal 66 huruf a

4.1 Pemetaan jenis kompetensi faktual dan SKPD yang


prospektif bagi SDM industri pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

4.2 Fasilitasi pelaksanaan sertifikasi profesi SKPD yang


SDM industri pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

4.3 Akselerasi sertifikasi melalui insentif SKPD yang


bantuan biaya sertifikasi industri pariwisata membidangi
menengah ke bawah. urusan
kepariwisataan

294
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
4.4 Penguatan kompetensi manajerial dan SKPD yang
teknikal SDM industri pariwisata melalui: membidangi
a. Pengembangan pendidikan/pelatihan urusan
kepariwisataan bagi pelaku industri kepariwisataan
pariwisata b. Pelatihan softskills (PR-ing,
negosiasi, diplomasi, penguasaan bahasa,
hospitality, courtesy); c. Pelatihan teknologi
informasi dan komunikasi pemasaran; dan
d. Pelatihan kewirausahaan berbasis
industri kreatif.

4.5 Bersama pemerintah melakukan sosialisasi SKPD yang


penerapan Undang-Undang yang terkait membidangi
dengan tanggung jawab sosial dan ling- urusan
kungan bagi usahawan pariwisata yaitu kepariwisataan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 ten-
tang Perseroan Terbatas, Undang Undang
Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan dan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.

4.6 Pemetaan proyeksi kebutuhan kualitas dan SKPD yang


kuantitas SDM industri pariwisata di membidangi
destinasi super prioritas. urusan
kepariwisataan

4.7 Pelaksanaan peningkatan kualitas dan SKPD yang


kuantitas SDM industri pariwisata di membidangi
destinasi super prioritas. urusan
kepariwisataan

5. Indikasi program Pasal 66 huruf b

5.1 Pelatihan perancangan bisnis bagi UMKM SKPD yang


pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

295
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
5.2 Pengembangan Advokasi dan pendampingan SKPD yang
pelaksanaan bisnis bagi UMKM pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

6. Indikasi program Pasal 64 huruf c

6.1 Fasilitasi dan perbantuan untuk penguatan SKPD yang


institusi pendidikan pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

6.2 Fasilitasi pengembangan kerjasama antara SKPD yang


institusi pendidikan kepariwisataan dan membidangi
industri pariwisata. urusan
kepariwisataan

6.3 Fasilitasi peningkatan kompetensi tenaga SKPD yang


pendidik bidang pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

296
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

3.BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

RUANG LINGKUP KEBIJAKAN :


ARAH KEBIJAKAN 1:
PENINGKATAN PENELITIAN YANG BERORIENTASI PADA
PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA;
ARAH KEBIJAKAN 2:
PENINGKATAN PENELITIAN YANG BERORIENTASI PADA
PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA;
ARAH KEBIJAKAN 3:
PENINGKATAN PENELITIAN YANG BERORIENTASI PADA
PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA; DAN
ARAH KEBIJAKAN 4:
PENINGKATAN PENELITIAN YANG BERORIENTASI PADA
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN SDM PARIWISATA.

No Indikasi Program Penanggung


jawab
1. Indikasi program Pasal 68 ayat (1) huruf a

1.1 Fasilitasi penelitian daya tarik wisata dan SKPD yang


baru. membidangi
urusan
kepariwisataan

1.2 Fasilitasi penelitian pengembangan daya SKPD yang


tarik wisata yang sementara dikembangkan membidangi
di daerah. urusan
kepariwisataan

1.3 Fasilitasi penelitian pengembangan SKPD yang


manajemen dan pemasaran daya tarik wisata membidangi
berbasis digital (e-tourism). urusan
kepariwisataan

1.4 Fasilitasi penelitian pengembangan dan SKPD yang


pembangunan daya tarik wisata berbasis membidangi
konservasi alam, budaya, kearifan lokal, urusan
dan mitigasi bencana. kepariwisataan

297
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
2. Indikasi program Pasal 68 ayat (1) huruf b

2.1 Fasilitasi penelitian pengembangan SKPD yang


transportasi dan aksesibilitas kepariwi- membidangi
sataan yang kreatif dan mutakhir. urusan
kepariwisataan

2.2 Fasilitasi penelitian pengembangan SKPD yang


transportasi dan aksesibilitas kepariwisa- membidangi
taan yang berbasis konservasi alam, budaya, urusan
kearifan lokal, dan mitigasi bencana. kepariwisataan

3. Indikasi program Pasal 68 ayat (1) huruf c

3.1 Fasilitasi pengembangan penelitian tentang SKPD yang


pembangunan prasarana umum, fasilitas membidangi
umum, dan fasilitas pariwisata dalam urusan
mendukung perintisan pengembangan kepariwisataan
destinasi pariwisata kabupaten.

3.2 Fasilitasi penelitian pengembangan tentang SKPD yang


pembangunan prasarana umum, fasilitas membidangi
umum, dan fasilitas pariwisata yang kreatif urusan
dan mutakhir. kepariwisataan

3.3 Fasilitasi penelitian pengembangan SKPD yang


prasarana umum, fasilitas umum, dan membidangi
fasilitas pariwisata yang berbasis konservasi urusan
alam, budaya, kearifan lokal, dan mitigasi kepariwisataan
bencana.

4. Indikasi program Pasal 68 ayat (1) huruf d

4.1 Fasilitasi penelitian tentang pengembangan SKPD yang


potensi, kapasitas dan partisipasi membidangi
masyarakat melalui pembangunan urusan
kepariwisataan. kepariwisataan

298
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
4.2 Fasilitasi penelitian tentang optimalisasi SKPD yang
pengarusutamaan gender melalui membidangi
pembangunan kepariwisataan. urusan
kepariwisataan

4.3 Fasilitasi penelitian tentang peningkatan SKPD yang


potensi dan kapasitas sumber daya lokal membidangi
melalui pengembangan usaha produktif di urusan
bidang pariwisata. kepariwisataan

4.4 Fasilitasi penelitian tentang pengembangan SKPD yang


regulasi dan insentif untuk mendorong membidangi
perkembangan usaha ekonomi masyarakat urusan
lokal menurut peraturan perundang- kepariwisataan
undangan.

4.5 Fasilitasi penelitian tentang konsep dan SKPD yang


model kepariwisataan terbarukan, seperti membidangi
konsep Baku Pasiar, dalam menghadapi urusan
situasi tertentu. kepariwisataan

5 Indikasi program Pasal 68 ayat (1) huruf e

5.1 Fasilitasi penelitian untuk pengembangan SKPD yang


dan peningkatan investasi di sektor membidangi
pariwisata. urusan
kepariwisataan

6. Indikasi program Pasal 68 ayat (2) huruf a

6.1 Fasilitasi penelitian tentang segmen pasar SKPD yang


wisatawan massal (mass market) dan membidangi
pengembangan segmen ceruk pasar (niche urusan
market) dalam mengoptimalkan pengem- kepariwisataan
bangan destinasi pariwisata dan dinamika
pasar global.

299
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
7. Indikasi program Pasal 68 ayat (2) huruf b

7.1 Fasilitasi penelitian pengembangan dan SKPD yang


pemantapan citra Daerah secara berkelan- membidangi
jutan citra pariwisata Daerah (Minut urusan
branding) maupun citra pariwisata destinasi kepariwisataan
(destination branding);

7.2 Fasilitasi penelitian pengembangan citra SKPD yang


kepariwisataan Daerah sebagai destinasi membidangi
pariwisata yang aman, nyaman, berdaya urusan
saing, dan mengutamakan konservasi alam kepariwisataan
dan penghargaan terhadap masyarakat lokal.

8. Indikasi program Pasal 68 ayat (2) huruf c

8.1 Fasilitasi penelitian tentang keterpaduan SKPD yang


sinergis promosi antar pemangku membidangi
kepentingan (stakeholders) pariwisata urusan
Daerah; kepariwisataan

8.2 Fasilitasi penelitian mengenai strategi SKPD yang


pemasaran berbasis pada pemasaran yang membidangi
bertanggung jawab (responsible marketing), urusan
yang menekankan tanggung jawab terhadap kepariwisataan
masyarakat, sumber daya lingkungan dan
wisatawan, dan strategi pemasaran digital.

9. Indikasi program Pasal 68 ayat (2) huruf d

9.1 Fasilitasi penelitian untuk meningkatkan SKPD yang


efisiensi dan efektifitas promosi di luar membidangi
negeri. urusan
kepariwisataan

9.2 Fasilitasi penelitian untuk pengembangan SKPD yang


promosi digital ke luar negeri. membidangi
urusan
kepariwisataan

300
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025

No Indikasi Program Penanggung


jawab
10. Indikasi program Pasal 68 ayat (3) huruf a

10.1 Fasilitasi untuk penelitian peningkatan SKPD yang


kapasitas industry pariwisata. membidangi
urusan
kepariwisataan

11. Indikasi program Pasal 68 ayat (3) huruf b

11.1 Fasilitasi penelitian tentang daya saing SKPD yang


produk wisata (daya tarik wisata, fasilitas, membidangi
dan akses). urusan
kepariwisataan

12. Indikasi program Pasal 68 ayat (3) huruf c

12.1 Fasilitasi pengembangan penelitian tentang SKPD yang


pengembangan skema kerjasama antara membidangi
pemerintah Daerah, dunia usaha, dan urusan
masyarakat. kepariwisataan

13. Indikasi program Pasal 68 ayat (3) huruf d

13.1 Fasilitasi pengembangan penelitian tentang SKPD yang


manajemen dan pelayanan usaha pariwisata membidangi
yang kredibel dan berkualitas. urusan
kepariwisataan

14. Indikasi program Pasal 68 ayat (3) huruf e

14.1 Fasilitasi pengembangan penelitian tentang SKPD yang


manajemen usaha pariwisata yang mengacu membidangi
kepada prinsip-prinsip pembangunan urusan
pariwisata berkelanjutan, kode etik kepariwisataan
pariwisata dunia dan ekonomi hijau (green
economy).

301
Naskah Akademik

No Indikasi Program Penanggung


jawab
15. Indikasi program Pasal 68 ayat (4) huruf a

15.1 Fasilitasi penelitian dalam rangka SKPD yang


pengembangan organisasi kepariwisataan. membidangi
urusan
kepariwisataan

16. Indikasi program Pasal 68 ayat (4) huruf b

16.1 Fasilitasi penelitian dan pengembangan SKPD yang


penelitian tentang pengembangan SDM membidangi
Pariwisata di lingkungan Pemerintah Daerah urusan
sampai ke desa. kepariwisataan

16.2 Fasilitasi penelitian tentang pengembangan SKPD yang


SDM Pariwisata di dunia usaha dan membidangi
masyarakat. urusan
kepariwisataan

302
RIPPARKAB Minahasa Utara 2021-2025
Naskah Akademik

304

Anda mungkin juga menyukai