Anda di halaman 1dari 3

Ibadah Haji adalah rukun islam yang kelima sekaligus yang terakhir, dan ibadah Haji ini tidak

bisa
dilakukan di semua tempat tapi hanya bisa dilakukan di Tanah Suci atau biasanya dibilang kota Mekkah.
Dan ibadah ini dilakukan jika kita sudah Mampu, yaitu mampu dalam hal Materi maupun kesehatan
jasmani dan rohani. Didalam Ibadah Haji pasti akan memiliki Hikmahnya, diantaranya yaitu:

1. Menjadi Tamu Istimewa Allah.


Ka’bah atau Baitullah dikatan juga sebagai Rumah Allah. Walau bagaimanapun harus difahami
bahwa Allah tidak bertempat tinggal disitu. Ka’bah dikatakan sebagai Rumah Allah karena
mengambil apa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim A.S. oleh demikian jika Umat Muslim
mengerjakan Ibadah Haji maka ia adalah tamu Istimewa Allah SWT. Rasullulah Bersabda: “orang
yang mengerjakan Haji dan orang yang mengerjakan Umroh adalah tamu Allah Azza Wa Jalla
dan para pengunjung-Nya. Jika mereka meminta kepadanya Niscaya akan diberi-Nya. Jika
mereka memeinta ampun niscaya akan diterima-Nya. Dan jika mereka meminta syafaat niscaya
mereka akan diberi Syafaat.” (Ibnu Majah)
2. Mendapatkan Ampunan Dosa dan Balasan Surga.
Abu Hurairah RA. Berkata: “Aku mendengar Nabi SAW. Bersabda bahwa barang siapa berhaji ke
Baitullah ini karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia
dilahirkan oleh ibunya.”
Dan didalam Haadist lainnya yang diriwayatkan Bahwa Rasullullah bersabda: “satu umrah
sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan
bagi Haji Mabrur kecuali Jannah” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Mempersatukan Umat Muslim
Ibadah haji secara tidak langsung telah mengumpulkan umat Muslim dari penjuru Dunia. Hal ini
membuka pandangan dan fikiran tentang kebenaran Al-Qur’an yang diterangkan semua dengan
jelas dan nyata. Seperti halnya didalam firman Allah SWT : “Hai manusia, sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
4. Meningkatkan kedisiplinan.
Ketika kita berada di Tanah Suci Makkah dan Madinah, seluru umat yang melaksanakan ibadah
Haji dan Umroh harus terbiasa untuk disiplin dan ketika melaksanakan ibadah Haji dan Sholat.
Pola disiplin ini diharapkan bisa terus terlaksana walau ketika pelksanaan ibadah haji selesai.
5. Melancarkan Taubat
Selama melaksanakan ibadah Haji sahabat muslim bisa menjadi Media utuk bertaubat dari masa
lalu yang penuh dengan perbuatan dosa. Umat Muslim bisa melaksanakan berbagai Ibadah,
dengan lebih Khusu’ dan menghindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Hal ini ditegaskan oleh Rasullulah SAW bahwa siapapun yang melaksanakan ibadah Haji, dan
menghindar dari ucapan buruk. Maka dia akan kembali ketempat asalnya dengan kesucian
seperti bayi yang baru dilahirkan.
Sunah dalam Ibadah Umroh

1. Mandi saat Ihram


Sebelum pergi ke Miqat dan Ihram, mulailah dengan membersihkan diri seperti Mandi Junub
dan Mandi Wajib untuk menghilangkan Hadash. Ini juga berlaku untuk wanita yang sedang Haid.
2. Menggunakan wewangian.
Pakailah wewangian yang paling baik setelah mandi dan sebelum mengucapkan niat ihram. Bagi
pria, disarankan untuk mengoleskan parfum pada bagian tubuh seperti rambut dan jenggot.
Wanita bisa memakai wewangian tanpa bau. Jika sudah melafalkan niat Ihram maka dilarang
baginya untuk mengunakan minyak wangi dibadan maupun dipakaiannya. Jika pakaian Anda
terkena parfum, cucilah. Lanjutkan berwudhu.
3. Menggunakan Pakaian Ihram
Untuk Pria pakaian ihram yang digunakan yaitu dua lembar kain putis, satu lembar berfungsi
sebagai sarung dengan dipasang melilit mulai pinggang sampai bawah lutut. Untuk lembar kain
yang lainnya dibuat selendang untuk menutupi pundak, diselendangkan mulai dari bahu kiri
kebawah ketiak kanan. Dan tidak boleh mengenakan celana, tutup kepala, kemeja, dan tidak
menutup mata kaki.
Sedangkan yang kaum wanita disyariatkan untuk menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan
telapak tangan. Dan disunahkan untuk memakai pakaian yang berwarna putih, memakai kaos
kaki dan sepatu yang tidak bertumit dan terbuat dari karet.
4. Al-Idhthibaa’ saat thawaf
Al-Idhthibaa’ adalah melilitkan kain ihram kebagian pundak kiri dan membiarkan pundak kanan
terbuka melewati bagian bawah ketiak kanan dalam semua putaran thawaf, sunnah ini hanya
khusus umat laki-laki.
5. Melantunkan bacaan Talbiyah
Talbiyah adalah bagian dari syiar haji maupun umra, diucapkan ketika ihram hingga saat
memulai thawaf. Jumhur Ulama’ menilai bahwa hukum ucapan talbiyah adalah sunnah muakad,
yang jangan sampai ditinggalkan. Menurut madzhab Imam Ahmad, hukum semua ucapan dalam
manasik haji adalah sunnah.
Abdullah bin Umar menuturkan bahwasannya talbiyah Rasullulla SAW. Adalah:

َ‫ك لَك‬ ُ ‫الح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ لَكَ َوال ُم ْل‬


ِ ‫الَ ش‬.‫ك‬
َ ‫َر ْي‬ َ ‫ِإ َّن‬. َ‫ك لَبَّ ْيك‬ ِ ‫لَبَّ ْيكَ اَل ش‬. َ‫لَبَّ ْيكَ اللَّهُ َّم لَبَّ ْيك‬
َ َ‫َر ْيكَ ل‬

“Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-
Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian,
kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.”

6. Mencium Al-Hajarul Aswad


jika dirasa memungkinkan, tanpa mengganggu dan membuat kerusuhan pada jemaah
umroh atau haji lainnya. Jika tak memungkinkan cukup dengan menyentuhkannya ke
tangan lalu mencium tangannya tersebut. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka
cukup dengan memakai isyarat melambaikan tangan.

Anda mungkin juga menyukai