Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEJANG DEMAM

DI RUANG ABIMANYU RSUD SANJIWANI

Oleh:
LUH PUTU WIDYANTARI
NIM: 20.901.2533
KELOMPOK 10

PROGRAM STUDI PROFESI NERS NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
Nama Mahasiswa : Luh Putu Widyantari
NIM : 209012533
Tempat Praktek : Ruang Abimanyu
Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2021

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
No Rekam Medis : 673832
Tempat/ tanggal lahir : Gianyar, 12 Maret 2020
Umur : 1 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Indonesia
Agama : Hindu
Nama Ayah/Ibu/Wali : Tn. P
Pendidikan Ayah/Ibu/Wali : SMA
Pekerjaan Ayah/Ibu/Wali : Swasta
Alamat : Desa Beng Gianyar
Tanggal MRS : 30 Mei 2021
Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2021
Diagnosa medis : KDS
2. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami kejang
3. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Pasien datang ke IGD RSUD Sanjiwani di antar orang tua dengan keluhan kejang sejak
kemarin jam 19.00 (29/05/2021), ibu pasien mengatakan anaknya mengalami panas dan
kejang selama 1 menit sebanyak 1 kali berupa menghentakkan tangan dan kaki. Setelah
kejang kondidi pasien lemas dan menangis. Sebelum kejang pasien mengalami panas
sejak 2 hari yang lalu (27/5/2021) diberikan obat sirup namun kondisi tidak membaik.
Saat dilakukan pengkajian kejang (-), dan terlihat lemas. S 36,90C, N 100x/menit RR
26x/menit SpO2 99%.
4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Pre natal
Saat hamil : Ibu merokok : (tidak)
Ibu minum minuman keras : (tidak)
b. Intra dan post natal
1) Intranatal
1. Lama persalinan : 40 minggu
2. Saat persalinan : Prematur/ matur/ serotinus
3. Komplikasi persalinan : Tidak ada
4. Terapi yang diberikan :-
5. Cara melahirkan : Pervaginam normal ( )
Dengan vakum ekstraksi ( )
Operasi caesar ( √ )
Lainnya
6. Tempat melahirkan : Rumah Sakit ( √ )
Rumah Bersalin ( )
Rumah ( )
Lainnya
2) Postnatal
7. Usaha nafas : Dengan bantuan ( )
Tanpa bantuan ( √ )
8. Kebutuhan resusitasi :-
9. Apgar skor :-
10. Bayi langsung menangis : Ya
11. Tangisan bayi : Kuat
12. Obat-obatan yang diberikan setelah lahir
13. Trauma lahir : Ada ( ) Tidak ( √ )
14. Narkosis : Ada ( ) Tidak ( √ )
15. Keluarnya urin/ BAB : Ada ( √ ) Tidak ( )
16. Respon fisiologis atau prilaku yang bermakna :
c. Penyakit yang pernah diderita
Ibu pasien mengatakan anaknya pernah mengalami sakit demam, batuk parau, pilek
d. Hospitalisasi
Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien pernah dirawat dengan deman pilek dan
suara batuk parau selama 3 hari di Vidya Medika
e. Operasi
Ibu pasien mengatakan tidak pernah operasi
f. Injuri/ kecelakaan
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan yang parah
sampai dilakukan tindakan operasi
g. Alergi
Ibu pasien mengatakan tidak ada alergi obat dan makanan
h. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan sudah melaksanakan imunisasi lengkap sesuai usia pada
anaknya
5. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat kehamilan anaknya, dengan melahirkan
secara normal dan dibantu oleh tenaga medis dari rumah sakit. Saat melahirkan BB 3.300
gram. Riwayat nutrisi Asi 0-saat ini, MPASI 8 bulan- saat ini.
6. TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Format DENVER II dan lampirkan)
a. Sosial
Ibu pasien mengatakan anaknya dekat bersama orang tua dan hubungan anak serta
kelurga lain terjalin harmonis
b. Motorik halus
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mengalami gangguan motorik dan anaknya
mampu menggenggam benda yang diberikan.
c. Bahasa
Ibu pasien mengajari mengatakan berbicara menggunakan bahasa indonesia maupun
bahasa daerah
d. Motorik kasar
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan pada motorik kasar
7. RIWAYAT SOSIAL
a. Pengasuh
Ibu pasien mengatakan mengasuh anaknya sendirian tanpa memperkerjakan seorang
pembantu
b. Pembawaan secara umum
Pasien berumur 1 tahun 3 bulan berpakaian , rambut hitam pendek dengan jenis kulit
sawo matang
c. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu pasien mengatakan anaknya lebih dekat bersama kedua orang tuanya
d. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu pasien mengatakan anaknya mampu berinteraksi dan mampu bermain dengan
anak sebaya pasien.
8. RIWAYAT KELUARGA
a. Sosial ekonomi
Ibu pasien mengatakan kebutuhan hidup untuk sehari-hari di dalam kelurga sudah
mencukupi, suami bekerja sebagai karyawan swasta dan ibunya bekerja sebagai
pedagang.
b. Lingkungan rumah
Ibu pasien mengatakan lokasi tempat tinggalnya padat penduduk, tetangga di sekitar
rumah pasien ramah, rumah pasien terdapat ventilasi dan terdapat bak kamar mandi
yang secara rutin dikuras selama 1 minggu sekali
c. Penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan dikeluarga tidak ada yang memiliki penyakit penyerta seperti,
DM, hipertensi, asma dan lain-lain
d. Genogram

Tn. G Ny. S Tn. K Ny. T

Tn. P Tn. Ny. L Tn. K


Ny. A
M

An. R

Keterangan:

: Laki-laki : Pasien

: Meninggal : Menikah

.......... : Tinggal serumah

: Perempuan
9. POLA KESEHATAN
a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Ibu pasien mengatakan jika ada salah satu anggota keluarganya yang sakit langsung
membawa ke dokter atau ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih
cepat
b. Nutrisi (makanan dan cairan)
Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya biasa makan 3 kali sehari dengan menu bubur atau
nasi tim, lauk pauk, dan sayuran dimana 1 porsi habis dan kadang makan buah dan
biasa minum air putih ± 6/7 gelas dalam sehari (± 1000 cc/hari) minum susu di sore
atau malam hari ±100cc
Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak selera makan dan hanya makan 1/2 porsi dari 1
porsi yang diberikan di rumah sakit dan anaknya minum ± 4-5 gelas perhari (± 750
cc/hari) minum susu 1 atau 2 kali 100cc
c. Aktifitas
Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya biasa beraktivitas seperti bergerak, bermain,
menonton kartun
Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bisa berjalan-jalan di sekitar kamar rawat dan
menonton kartun di hp
d. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur,
pasien biasa tidur pada pukul 20.00 Wita dan terbangun pukul 06.00 Wita.
Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya biasa tidur malam pukul 20.30 Wita dan sering
terbangun pukul 23.30 Wita
e. Eliminasi
Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam hal buang air besar, biasa
BAB satu kali sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning, dan bau khas faeces
dan anaknya biasa BAK 5-6 kali sehari dengan volume 1 kali kencing ± 100 cc,
warna kuning jernih, berbau khas (pesing)
Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah BAB 1 kali dari tadi pagi dengan konsistensi
lembek dan anaknya sudah BAK sebanyak 1 kali dengan volume 100 cc, warna
kuning jernih, bau khas (pesing)
f. Pola hubungan
Ibu pasien mengatakan lebih dekat dengan kedua orang tuanya dan pasien juga
memiliki hubungan baik dengan keluarga maupun teman sebayanya
g. Koping
Ibu pasien mengatakan pasien sering menangis saat diberikan obat atau saat perawat
datang menghampiri
h. Kognitif dan persepsi
Kognitif
Ibu pasien mengatakan mengetahui penyakit yang diderita oleh anaknya saat ini
Persepsi
Ibu pasien mengatakan akan merawat anaknya sampai sembuh
i. Konsep diri
-
j. Seksual
Ibu pasien mengatakan anaknya berjenis kelamin laki-laki dan berusia 1 tahun
k. Nilai
Ibu pasien mengatakan keluarganya semua beragama hindu dan keluarga biasa
sembahyang 2 kali sehari, selama anaknya di rumah sakit ibu dan anak hanya berdoa
dari ruangan
10. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi – auskultasi)
a. Keadaan umum
Lemas
Tingkat kesadaran
Composmentis, GCS : E:4, V:5 , M:6 total :15
TD :-
Nadi : 100 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu badan : 36,o C
b. Kepala
Tampak bersih, tidak ada luka, penyebaran rambut merata, tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Bentuk simetris, mata tampak cowong, konjungtiva pucat, pupil isokor, tidak ada
nyeri tekan
d. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen, pendengaran bagus, tidak ada nyeri tekan
e. Hidung
Bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada polip hidung, tidak ada nyeri tekan
f. Mulut
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, mukosa bibir kering
g. Leher
Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat lesi.
h. Dada
Paru-paru
Inspeksi Dada simetris, tidak ada luka, tidak ada retraksi otot dada
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Suara paru sonor
Auskultasi Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
Jantung
Inspeksi Dada simetris, tidak ada lesi atau memar
Auskultasi Suara jantung S1 S2 tunggal regular.
Perkusi Suara jantung dullness
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
i. Abdomen
Inspeksi Bentuk simetris, tidak ada memar atau lesi
Auskultasi Bising usus 16 x/ menit
Perkusi Suara abdomen timpani
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
j. Genetalia
Tidak terkaji
k. Ekstrimitas
Inspeksi
Kulit tampak elastis, bersih kulit tampak berkeringat, tidak ada luka
l. Neurologi
Saraf kranial : pendengaran , pengelihatan dalam keadaan normal.
11. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
HEMATOLOGI tgl 30 mei 2021
Trombosit (PLT) 292 10^3/uL 150-450
RDW-SD 49,9 fL 35,0-56,0
RDW-CV 13,9 % 11,5-14,5
PDW 16,4 fL 9,0-17,0
PCT 0,284 % 0,108-0,282
Neu% 58,0 % 50,0-70,0
Neu# 6,24 10^3uL 2,00-7,00
MPV 9,7 fL 7,0-11,0
Mon% 7,3 % 3,0-8,0
Mon# 0,79 10^uL 0,12-0,8
MCV 89,7 fL 80,0-100,0
MCH 34,4 g/dL 32,0-36,0
Lym% 30,9 pg 27,0-31,0
Lym# 32,8 % 20,0-40,0
Lekosit (WBC) 3,53 10^3/uL 0,80-4,00
Hemoglobin (HGB) 10,76 10^3/uL 4,00-10,00
Hematokrit (HCT) 15,4 g/dL 11,0-16,0
Eritrosit (RBC) 44,6 % 37,0-54,0
Eos% 4,98 10^6/uL 3,50-5,50
Eos# 1,5 % 0,5-5,0
Bas% 0,16 10^3uL 0,02-0,5
Bas# 0,4 % 0,0-1,0
12. TERAPI YANG DIPEROLEH
Nama obat Dosis Rute Indikasi
IVFD D5 ¼ NS 10 tpm (Makro) Parental Diindikasikan pada pasien untuk perawatan
Penyakit penyimpanan glikogen, Intoleransi
terhadap sukrosa, Gagal ginjal, Sirosis hati, Tes
toleransi glukosa, Kadar natrium yang rendah,
Kadar kalium rendah, Kadar magnesium yang
rendah, Tingkat kalsium yang rendah, Darah
dan kehilangan cairan dan kondisi lainnya
Paracetamol 10ml bila IV Diindikasikan untuk meredakan gejala demam
demam, dapat dan nyeri pada berbagai penyakit seperti
diulang @4 jam demam dengue, tifoid, dan infeksi saluran
kemih. Pada pasien
anak, paracetamol digunakan saat suhu > 38,5
C. Paracetamol juga dapat digunakan pada
keluhan osteoarthritis, nyeri punggung
belakang, nyeri kepala, nyeri pasca operasi, dan
nyeri pada gigi.
Diazepam 3x2mg Oral Diindikasikan pada pasien sebagai pemakaian
(puyer) jangka pendek pada ansietas derajat ringan
hingga sedang, insomnia, status epileptikus,
kejang demam, spasme otot, dan sebagai
tambahan pada terapi putus alkohol
akut. Diazepam juga bisa digunakan sebagai
premedikasi oral pada pasien perawatan gigi
yang gelisah, dan premedikasi sebelum operasi.
13. ANALISIS DATA
DATA MASALAH/ PENYEBAB/ ETIOLOGI
PROBLEM
DS : Ibu pasien mengatakan pasien kejang Hipertermia Proses demam
sejak kemarin jam 19.00 (29/05/2021), panas
dan kejang selama 1 menit sebanyak 1 kali Keseimbangan potensial membrane
berupa menghentakkan tangan dan kaki. ATPASE
Setelah kejang kondisi pasien lemas dan
menangis. Sebelum kejang pasien mengalami Difusi Na+ dan K+
panas sejak 2 hari yang lalu (27/5/2021). Saat
dilakukan pengkajian kejang (-), Kejang

DO : S 36,90C, N 100x/menit RR 26x/menit


Aktivitas otot meningkat
SpO2 99%. dan terlihat lemas.

Metabolisme meningkat

Suhu tubuh meningkat

Hipertermia
Ds : ibu pasien mengatakan pasien mengalami Resiko Proses demam
panas dan kejang selama 1 menit sebanyak 1 Cedera
Keseimbangan potensial membrane
kali berupa menghentakkan tangan dan kaki. ATPASE
Do : S 36,90C, N 100x/menit RR 26x/menit
Difusi Na+ dan K+
SpO2 99%. dan pasien tampak lemas
Kejang

Resiko kejang berulang

Inkordinasi konstraksi otot mulut dan


lidah
Resiko Cedera
14. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hiperterimi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme ditandai dengan ibu
pasien mengatakan pasien kejang sejak kemarin jam 19.00 (29/05/2021), panas dan
kejang selama 1 menit sebanyak 1 kali berupa menghentakkan tangan dan kaki.
Setelah kejang kondisi pasien lemas dan menangis. Sebelum kejang pasien mengalami
panas sejak 2 hari yang lalu (27/5/2021). Saat dilakukan pengkajian kejang (-),S
36,90C, N 100x/menit RR 26x/menit SpO2 99%. dan terlihat lemas.
2. Resiko Cedera ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien mengalami panas dan
kejang selama 1 menit sebanyak 1 kali berupa menghentakkan tangan dan kaki. S
36,90C, N 100x/menit RR 26x/menit SpO2 99%. dan pasien tampak lemas

15. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria Hasil dan Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan Tujuan
Hipertemi Luaran Utama: Intervensi Utama :
Termogulasi Manajemen Hipertermia
Observasi Obsevasi
Setelah dilakukan
1. Identifikasi penyebab
asuhan keperawatan 1. untuk mengetahui pemicu
hipertermia (mis. Dehidrasi, terjadi suhu tubuh meningkat
selama 3 x 24 jam
terpapar lingkungan panas) 2. suhu tubuh >37.5oC dapat
tingkat nyeri menurun
2. Monitor suhu tubuh menandakan terjadinya
dengan kriteria hasil: proses infeksius
3. Monitor kadar elektrolit
1. Kejang menurun (5)
3. dapat mengurangi demam
Terapiutik
2. Suhu tubuh dan terjadinya dehidrasi
1. Sediakan lingkungan yang dingin dalam tubuh
membaik (5)
2. longgarkan atau lepaskan pakian Terapiutik
3. Suhu kulit membaik
3. berikan cairan oral
(5) 1. Lingkungan yang dingin
4. lakukan pendinginan eksternal dapat mebantu menurunkan
4. Kulit merah
(mis. Kompres dingin pada dahi, demam
menurun (5)
leher, dada dan aksila, abdomen) 2. pakian yang digunakan
Edukasi dapat membantu menurunkan
1. Anjurkan tirah baring suhu mendekati normal

Kolaborasi 3. pemberian cairan dalam


tubuh dapat menurunkan
1. Kolaborasi dalam pemberian demam
cairan dan elektrolit intravena, jika
4. dapat membantu
perlu menurunkan panas tubuh
akibat efek validilatasi dalam
tubuh
Edukasi
1. dengan istirahat yang
cukup dapat mengurangi
aktivitas dalam tubuh
Kolaborasi
1. pemberian cairan dapat
mengurangi demam dalam
tubuh
Resiko Cidera Setelah dilakukan Pencegahan Cidera
asuhan keperawatan Observasi
Observasi
selama 3 x 24 jam 1. untuk mengetahui area
tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi area lingkungan lingkungan yang berbahaya
yang berpotensi menyebabkan
dengan kriteria hasil:
cidera
1. kejadian cidera Terapiutik
Terapiutik 1. untuk memadai lingkungan
menurun (5)
yang aman
1. sediakan pencahayaan yang
2. untuk mencegah terjadi
memadai
cedera saat tidur
2. gunakan lampu tidur selama
jam tidur
16. IMPLEMENTASI

No Nama
Hari/
Tindakan Keperawatan Evaluasi dan
tgl/jam Dx ttd
Memonitor suhu tubuh DS : keluarga mengatakan anaknya
1,2 Mengidentifikasi penyebab mengalami demam dan kejang
Senin, hipertermia (mis. Dehidrasi, DO :
31 mei
terpapar lingkungan panas) Suhu : 36.9 oC N 100x/menit Sp02 99%
2021
Mengidentifikasi area Kondisi lingkungan aman, pasien di
10.30
lingkungan yang berpotensi gendong oleh ibu pasien

menyebabkan cidera

1 Mengganti cairan infus DS : ibu pasien mengatakan anaknya


Memonitor kadar elektrolit tidak teraba panas setelah masuk obat

Menganjurkan tirah baring DO :


12.00
Infus terpasang D5 ¼ Ns 10 tpm
Pasien tampak terditur di dampingi orang
tua
1 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga mengatakan badan pasien
terasa panas
15.30
DO :
Suhu : 37.7 oC N 123x/menit Sp02 99%
1 Memberikan cairan oral DS : keluarga melakukan kompres pada
Mengompres dingin pada dahi, dahi dan ketiak pasien

16.00 leher, dada dan aksila, abdomen) DO : paracetamol 10ml

Kolaborasi pemberian obat Diazepam puyer 2mg


Terlihat kompres pada dahi dan ketiak
1 Memberikan cairan oral DS : keluarga mengatakan pasien mau
minum susu dan juga air putih
18.00
DO : pasien tampak di suapi air dan susu
oleh ibu pasien
1,2 Kolaborasi pemberian obat DS : ibu pasien mengatakan pasien tidur
Menggunakan lampu tidur dengan lelap

selama jam tidur DO :


Diazepam puyer 2mg dicsmpur kedalam
24.00 susu pasien
Paracetamol 10ml
Pasien hanya tertidur ditemani orang tua

Selasa, 1 Mengganti cairan infus DS : -


juni
1 DO : terpasang infus D5 1/4 Ns 10 tpm
2021
05.00
1,2 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga mengatakan badan pasien
Mengidentifikasi area lingkungan terasa panas
07.00
yang berpotensi menyebabkan DO :
cidera Suhu : 36.7 oC N 123x/menit Sp02 99%
Kolaborasi pemberian obat DS : -
08.00 DO : paracetamol 10ml
Diazepam puyer 2mg
1 Menganjurkan tirah baring DS : ibu pasien mengatakan pasien baru
saja tidur siang
12.00 DO :
Pasien tampak terditur di dampingi orang
tua
1 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga mengatakan badan pasien
Menganjurkan tirah baring terasa panas

15.30 Mengidentifikasi area DO :


lingkungan yang berpotensi Suhu : 37.4 oC N 120x/menit Sp02 99%
menyebabkan cidera Pasien tampak di awasi oleh orang tua

16.00 1 Memberikan cairan oral DS : keluaraga pasien mengatakan sudah


meberikan susu dan air minum
Kolaborasi pemberian obat DO : paracetamol 10ml
Diazepam puyer 2mg
1 Mengganti cairan infus DS : -
22.00
DO : terpasang D5 ¼ NS 10 tpm
1,2 Kolaborasi pemberian obat DS : ibu pasien mengatakan pasien tidur
Menggunakan lampu tidur dengan lelap

selama jam tidur DO :


24.00 Diazepam puyer 2mg dicsmpur kedalam
susu pasien
Paracetamol 10ml
Pasien hanya tertidur ditemani orang tua

Rabu , 2 1,2 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga mengatakan badan pasien


juni Mengidentifikasi area lingkungan terasa panas
2021
yang berpotensi menyebabkan DO :
07.00 cidera Suhu : 36,8 oC N 123x/menit Sp02 99%
1,2 Kolaborasi pemberian obat DS : -
08.00 DO : paracetamol 10ml
Diazepam puyer 2mg
1 Menganjurkan tirah baring DS : ibu pasien mengatakan pasien baru
saja tidur siang
13.00 DO :
Pasien tampak terditur di dampingi orang
tua
1,2 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga mengatakan badan pasien
Mengganti cairan infus terasa hangat

Menganjurkan tirah baring DO :


15.30
Mengidentifikasi area Suhu : 37,0 oC N 103x/menit Sp02 99%
lingkungan yang berpotensi Pasien tampak digendong
menyebabkan cidera Kondidi lingkungan kamar pasien aman

16.00 1 Memberikan cairan oral DS : keluaraga pasien mengatakan sudah


Kolaborasi pemberian obat meberikan susu dan air minum
DO : paracetamol 10ml
Diazepam puyer 2mg
1,2 Kolaborasi pemberian obat DS : ibu pasien mengatakan pasien tidur
Menggunakan lampu tidur dengan lelap

selama jam tidur DO :


24.00 Diazepam puyer 2mg dicampur kedalam
susu pasien
Paracetamol 10ml
Pasien hanya tertidur ditemani orang tua

Kamis, 3 1,2 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga pasien mengatakan badan


juni Mengidentifikasi area lingkungan anaknya tidak teraba hangat lagi
2021
yang berpotensi menyebabkan DO :
07.00 cidera Suhu : 36.5 oC N 111x/menit Sp02 99%
1,2 Kolaborasi pemberian obat DS : -
08.00
DO : Diazepam puyer 2mg
1,2 Memonitor suhu tubuh DS : keluarga pasien mengatakan badan
Mengidentifikasi area anaknya tidak teraba hangat lagi, dan
tidak ada kejang lagi
lingkungan yang berpotensi
11.00 DO :
menyebabkan cidera
Suhu : 36.3 oC N 101x/menit Sp02 99%
Lingkungan pasien tampak aman
17. EVALUASI
No Nama
No Hari/tgl Evaluasi
Diagnosa dan ttd
1 3 juni 2021 1
S : keluarga pasien mengatakan badan anaknya tidak
teraba hangat lagi, dan tidak ada kejang lagi
O : Suhu : 36.3 oC N 101x/menit Sp02 99%
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi

2 3 juni 2021 2 S : Keluarga mengatakan anaknya selalu diawasi


O : Ku baik, Suhu : 36.3 oC N 101x/menit Sp02 99%
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

16. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No Hari/tanggal/ No. Implementasi Evaluasi Para
. waktu Diagnos f
a
1. Senin, 19 April 1 - Mengidentifikas DS
2021 10.00 WITA i area DO
lingkungan yang - Pasien terlihat
berpotensi kurang
menyebabkan nyaman
1 cedera dengan
lingkunganny
a saat ini
- Menganjurkan DS
berganti posisi DO
2 secara perlahan - Pasien terlihat
dan duduk terburu-buru
selama beberapa saat bangun
menit sebelum dari tempat
berdiri tidur
DS
- Memonitor pola - Ibu pasien
2
napas mengatakan
anaknya
masih sesak
DO
2 - Pasien terlihat
menggunakan

- Memonitor alat bantu


2
bunyi napas napas

tambahan DS
DO
- Suara napas
anak
- Memberikan terdengar
1 oksigen mengi
DS
DO
- Memposisikan - Pasien
semi-fowler atau terpasang O2 2
2 fowler lpm
DS
- Ibu pasien
mengatakan
anaknya
1
kurang
- Mengidentifikas
nyaman
i kesesuaian alas
dengan
kaki atau
posisinya saat
stoking elastis
ini
pada ekstremitas
DO
bawah
- Memberikan
1 posisi nyaman
untuk anak
- Mengkolaborasi
DS
pemberian
DO
bronkodilator
- Ibu pasien
terlihat

- Menyediakan memberikan

pencahayaan alas kaki yang

yang memadai kurang pas


untuk anak
DS
DO
- Membantu
melancarkan
jalan napas
- Menggunakan anak
lampu tidur
selama jam tidur DS

- Ibu pasien
mengatakan
pencahayaan
di ruangan
pasien kurang
jelas
DO
- Mencegah
terjadinya
resiko jatuh
pada anak saat
terbangun dari
tempat tidur
DS
DO
- Ibu pasien
terlihat tidak
menggunakan
lampu tidur
2. Selasa, 20 April 2 - Memonitor pola DS
2021 napas DO
10.00 WITA - Pasien terlihat
mampu
mengatur pola
1
napas secara
- Mengidentifikas
perlahan
i area
DS
lingkungan yang
DO
berpotensi
- Ibu pasien
1
menyebabkan
terlihat sudah
cedera
menjaga
keamanan
yang
2 - Menganjurkan menyebabkan
berganti posisi cedera
secara perlahan DS
dan duduk DO
2 selama beberapa - Ibu pasien
menit sebelum terlihat
berdiri membantu
anak untuk
1
- Memonitor duduk
bunyi napas DS
tambahan DO
- Suara napas
2 pasien sudah
- Memberikan
kembali
oksigen
normal
DS
1 DO
- Pasien terlihat
- Mengidentifikas
menggunakan
i kesesuaian alas
O2 lpm
kaki atau
DS
1 stoking elastis
DO
pada ekstremitas
- Ibu pasien
bawah
terlihat sudah

2 memberikan

- Memposisikan alas kaki yang

semi-fowler atau sesuai dengan

fowler anak
DS
DO
- Menyediakan - Memberikan
pencahayaan pasien posisi
yang memadai nyaman
DS
DO
- Ibu pasien
- Menggunakan terlihat sudah
lampu tidur menggunakan
selama jam tidur pecahayaan
secara efektif
DS
- Mengkolaborasi
DO
pemberian
- Ibu pasien
bronkodilator
terlihat
menggunakan
lampu tidur
DS
DO
- Melancarkan
jalan napas
pasien
3. Rabu, 21 April 2021 1 - Mengidentifikas DS
10.00 WITA i area DO
lingkungan yang - Ibu pasien
berpotensi mengatakan
menyebabkan anaknya
1
cedera sudah aman
berada di
dalam
- Menganjurkan ruangan
berganti posisi DS
secara perlahan - Ibu pasien
dan duduk mengatakan
selama beberapa anaknya
menit sebelum sudah bisa
berdiri mengganti
1
posisi secara
perlahan dan
melakukan
duduk

2 sebelum
bangun
- Mengidentifikas
DO
i kesesuaian alas
- Pasien terlihat
kaki atau
sudah
stoking elastis
memahami
pada ekstremitas
arahan yang
bawah
diberikan
DS
2
DO
- Memonitor pola
- Ibu pasien
napas
terlihat sudah
memberikan
2
anaknya alas
kaki sesuai
ukuran
DS
1 - Ibu pasien
mengatakan
- Memonitor
sesak anaknya
bunyi napas
sudah
tambahan
menghilang
2 DO
- Pasien terlihat
- Memberikan sudah bisa
oksigen mengatur
pernapasanny
2
a tanpa
menggunakan
alat bantu
- Menyediakan
DS
pencahayaan
DO
1 yang memadai
- Tidak ada
suara
tambahan

- Memposisikan pada

semi-fowler atau pernapasan

fowler pasien
DS
DO
- Pasien sudah
- Mengkolaborasi tidak
pemberian menggunakan
bronkodilator alat bantu
napas
DS
- Menggunakan DO
lampu tidur - Ibu pasien
selama jam tidur mengatakan
sudah cukup
pencahayaan
yang dekat
dengan
anaknya
DS
DO
- Ibu pasien
terlihat sudah
bisa
memberikan
posisi nyaman
untuk anaknya
DS
DO
- Memberikan
obat saat anak
mengeluh
sesak

DS
DO
- Ibu pasien
terlihat
menggunakan
lampu tidur
saat malam
hari
17. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari/tanggal/waktu No. Diagnosa Evaluasi Paraf
1. Rabu, 21 April 2021 1 S
10.00 WITA - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah nyaman di dalam
ruangan dan merasa terjaga
O
- Toleransi aktivitas anak meningkat
- Nafsu makan anak meningkat
- Ketegangan otot anak menurun
- Gangguan mobilitas anak menurun
- Pola istirahat atau tidur membaik
A
- Masalah teratasi
P
- Hentikan intervensi
2. 2 S
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak ada sesak
dan tidak menggunakan alat bantu napas
O
- Tekanan ekspirasi meningkat
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun
- Frekuensi napas membaik
- Kedalaman napas membaik
A
- Masalah teratasi
P
- Hentikan intervensi

Denpasar, 28 April 2021


Mahasiswa,

Putu Pertiwi Ratna Dewi


209012631

Anda mungkin juga menyukai