Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui identitas yang ingin di munculkan oleh biduan dangdut
melalui goyangan di setiap aksinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data life story. Menggunakan teori aktualisasi diri dan
identitas sosial. Hasil penelitian menunjukan beberapa alasan seseorang memutuskan menjadi seorang
biduan dangdut. Biduan dangdut memunculkan suatu identitas dangdut melalui goyangan erotis yang
dibawakan. Identitas sosial yang diinginkan adalah suatu bentuk kekhasan yang ingin di tonjolkan
dalam dangdut agar dangdut memiliki suatu ciri dan menginginkan adanya penerimaan masyarakat
melalui goyangan yang memang berasal dari konsep diri para biduan yang notabene suka untuk
bergoyang dalam setiap penampilan. Identitas sosial tersebut berpengaruh kepada aktualisasi diri
seorang biduan dangdut yang kebanyakan memiliki keterbatasan keahlian dalam bidang lain, sehingga
biduan dangdut melakukan aktualisasi diri melalui goyangan yang ditampilkan di atas panggung untuk
tetap bertahan dalam dunia dangdut dengan memaksimalkan penampilan dan goyangan.
Abstract
This study aims to find out the identity that dangdut singers want to emerge through swaying in every
action. This study uses descriptive qualitative research methods using data collection techniques, one
of them is life story. Using the theory of self-actualization and social identity. The results of the study
showed several reasons someone decided to become a dangdut singer. The dangdut song gives rise to
a dangdut identity through the erotic sway brought on. The desired social identity is a form of
uniqueness that wants to be highlighted in dangdut so that dangdut has a characteristic and wants the
acceptance of society through a shake that really comes from the self-concept of the singers who
actually like to sway in every appearance. This social identity has an effect on self-actualization of a
dangdut singer who mostly has limited expertise in other fields, so the dangdut singer performs self-
actualization through a shake that is displayed on stage to remain in the world of dangdut by
maximizing appearance and swaying.
berbagai acara di televisi mengenai panggung, hal ini menjadikan adanya suatu
dangdut menjadikan dangdut mulai krisis moral yang terjadi di Indonesia
dikenali berbagai golongan masyarakat (Chaniago. 2012). Pandangan negatif yang
(Rianto. 2013). melekat pada citra dangdut khususnya
2. Dangdut sebagai Hiburan di pada biduannya disebabkan karena pakaian
Masyarakat yang dikenakan biduan yang terkesan seksi
Dangdut lebih mengarah pada dan mini tersebut serta goyangan yang
goyangan yang dominan dan hal tersebut dianggap sensual (Viola. 2017). Goyangan
mengesampingkan suara bahkan lirik, yang menjadi suatu permasalahan dalam
sehingga fokus masyarakat pada biduannya aksi para biduan seperti merupakan
bukan pada isi lagu yang dibawakan oleh aktualisasi diri seorang biduan untuk
penyanyi dangdut tersebut atau kerap menaikkan citranya di khalayak
dipanggil biduan dangdut (Fahruddin. masyarakat.
2013). Pada berbagai pementasan 3. Eksploitasi Tubuh Biduan
langsung, penyanyi perempuan diambil Dangdut dan Identitas Sosial
gambarnya dari arah depan (frontal) Musik dangdut yang awalnya
dengan bidikan kamera berposisi rendah identik dengan musik mendayu-dayu kini
untuk menegaskan tubuh menari mereka berubah menjadi musik yang lebih enerjik
(Weintraub. 2012). Perempuan menjadi dan atraktif (Luaylik. 2012). Mencuatnya
objek untuk mengeksploitasi tubuhnya goyangan dangdut sensual sangat terlihat
dalam dunia dangdut. Perempuan mulai dari era Inul Daratista yang dengan
diposisikan sebagai penghibur bagi lawan berani membawakan goyang ngebornya di
jenisnya dan menjadi sebuah komoditi atas panggung, sejak saat itu banyak
seksual yang bernilai komersil (Rianto. bermunculan biduan-biduan dangdut yang
2013). Goyangan yang dimunculkan oleh dengan berani melakukan goyangan
biduan dangdut ketika beraksi di atas sensual di atas panggung (Syah. 2003).
panggung memang menimbulkan beragam Eksploitasi tubuh pada penyanyi dangdut
persepsi di masyarakat. Beberapa ada yang di industri musik Indonesia memang jauh
menolak, karena goyangan yang lebih besar dibanding genre lainnya. Genre
dibawakan biduan dianggap vulgar dan ini memiliki peminat dan cakupan wilayah
menjurus pada sensual (Fahruddin. 2013). yang cukup luas. Kenikmatan sesaat ini
Akan tetapi, banyak pula masyarakat yang dimanfaatkan oleh para orang yang
menyukai goyangan yang dibawakan oleh bekerjasama dengan pihak media sebagai
biduan dangdut ketika beraksi di atas alat pemasaran dengan mempersembahkan
Fenomena Goyangan Biduan... (Sasa Senja Puri)5
sosok Inul serta penyanyi dangdut lainnya video penampilan biduan yang diunggah
untuk pemenuhan selera hedonisme yang ke youtube.
memuaskan kenikmatan jasmani Teknik pengumpulan data meliputi
(Weintraub. 2012). Goyangan dangdut observasi, wawancara, dokumentasi,
lebih banyak mencuri perhatian. Hal ini kepustakaan, dan life story.
dibuktikan dengan banyaknya stasiun Keabsahan Data
televisi yang memiliki acara dangdut Menguji keabsahan dalam
(Rianto. 2013). penelitian kualitatif adalah menggunakan
METODE PENELITIAN trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber
Jenis Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
Penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan hasil data yang
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. diperoleh melalui observasi, wawancara,
Waktu dan Tempat Penelitian dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Teknik Analisis Data
April-Juli 2018 di wilayah Daerah Penelitian ini menggunakan teknik
Istimewa Yogyakarta. Bertempat di analisis data dengan mengacu pada konsep
perkampungan, THR (Taman Hiburan dari Miles dan Huberman (dalam Emzir,
Rakyat), dan Kafe. 2012: 129-135). Pengambilan data
Target / Subjek Penelitian dilakukan hingga menemukan titik jenuh.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kegiatan dalam analisis data antara lain
biduan dangdut lokal yang masih aktif dan pengumpulan data, reduksi data, penyajian
berada di Yogyakarta. data, dan penarikan kesimpulan.
Data, Instrumen, dan Teknik HASIL PENELITIAN DAN
Pengumpulan Data PEMBAHASAN
Data yang digunakan dalam 1. Latar Belakang menjadi Seorang
penelitian ini adalah data primer dan Biduan
sekunder. Data primer dalam penelitian ini Banyak hal-hal yang
adalah para biduan dangdut yang ada di mempengaruhi seseorang menentukan
Yogyakarta, yang setiap penampilannya pilihan dalam hidupnya, seperti lingkungan
sering menggunakan goyangan. sekitarnya maupun dari sisi pergaulan dan
Sedangkan, data sekunder dalam penelitian keluarganya. Adanya suatu ketertarikan
ini adalah aksi biduan ketika berada di atas yang dimiliki oleh biduan dangdut
panggung yang diabadikan melalui ponsel terhadap dunia dangdut. Berdasarkan hasil
biduan dalam bentuk foto dan video, serta wawancara, latar belakang seorang biduan
Fenomena Goyangan Biduan... (Sasa Senja Puri)6
dangdut sebelum memutuskan untuk terjun mereka memang menyukai gaya dan
dalam dunia dangdut sangatlah berliku, penampilan biduan dangdut lain, musik
banyaknya penolakan muncul, bahkan dari dangdut serta lagu-lagunya. Selain itu,
pihak keluarga yang menjadi orang musik dangdut yang khas dengan alunan
terdekat. Hal ini disebabkan adanya gendangnya menjadikan dangdut mudah
stereotipe dalam masyarakat mengenai untuk disukai, sebab walaupun lirik lagu
musik dangdut. dangdut sedih, akan tetapi dangdut dapat
a. Memilih Menjadi Biduan Dangdut mengemasnya dengan alunan musik yang
Karena Hobi enerjik (Weintraub. 2012).
Menjadi seorang biduan dangdut Ekonomi bukan menjadi dasar
mungkin bukanlah suatu pilihan bagi seseorang memilih menjadi seorang
kebanyakan orang. Akan tetapi, para biduan, akan tetapi kesukaannya dalam
biduan dangdut lokal memiliki suatu cara bernyanyi yang mengantarkan seorang
pandang tersendiri. Menjadi seorang biduan kepada suatu hobi yang
biduan dangdut ternyata merupakan impian menghasilkan uang.
yang diidam-idamkan oleh beberapa b. Keahlian Sebatas Bernyanyi Dangdut
biduan dangdut. Biduan dangdut lokal kebanyakan
Musik dangdut memang tergolong memulai karirnya ketika masih duduk di
musik yang enak dan mudah untuk bangku sekolah, bakat yang dimiliki mulai
diterima dari berbagai kalangan dapat di asah ketika para biduan sudah
masyarakat. Para biduan dangdut awalnya memasuki masa remaja. Penghargaan dan
memiliki rasa tertarik pada musik dangdut, pengalaman yang diterima oleh para
kemudian memiliki suatu ketertarikan dari biduan dangdut pada saat awal mencoba
penampilan dan cara pembawaan para sebagai seorang biduan menjadi salah satu
biduan dangdut lainnya yang kemudian di poin penting seseorang untuk menentukan
contoh dan atau di tiru, mulai dari pakaian, nasibnya.
penampilan, perilaku hingga goyangannya. Respon positif dari penonton dalam
Hobi bernyanyi ketika para biduan menyambut penampilan nampaknya
masih kecil menjadi landasan mereka membuat para biduan merasa nyaman dan
memilih menjadi seorang biduan. hobi pada akhirnya memantapkan diri untuk
tersebut muncul karena adanya suatu terjun kedalam dunia dangdut, para biduan
keadaan yang mendukung munculnya hobi yang masih duduk di bangku SD hingga
tersebut. Hasil wawancara informan rata- SMP ini akan merasa sudah menemukan
rata menjadi seorang biduan karena dunianya sehingga, bakat lain yang masih
Fenomena Goyangan Biduan... (Sasa Senja Puri)7
terpendam dan belum diasah sudah tidak c. Adanya perasaan ketertarikan Biduan
begitu diperhatikan lagi dan para biduan Dangdut terhadap dunia dangdut
akan lebih fokus pada bakat yang sudah Hobi bernyanyi biduan dangdut yang
terpampang didepan mata dengan tawaran telah tersalurkan membuat para biduan
masa depannya. dangdut menikmati dunianya, sehingga
Banyaknya tawaran pekerjaan dan muncul suatu yang diinginkan biduan
tidak banyaknya syarat untuk menjadi terhadap dunia dangdut. Keinginan
seorang biduan dangdut menjadi suatu tersebut adalah ambisi untuk dapat terus
pilihan biduan dangdut untuk menyalurkan eksis dalam dunia dangdut yang telah
hobi dan bakatnya disamping mencari membesarkan namanya dan sekarang telah
tambahan ekonomi. Kebanyakan biduan menjadi bagian dari diri para biduan
dangdut memulai karirnya pada jenjang dangdut. Keahlian yang bisa biduan
sekolah, dimana kebanyakan remaja masih lakukan hanyalah sebagai seorang biduan
mencari jati dirinya. Ketika terjun dalam dangdut, mereka tidak tahu pekerjaan apa
dunia dangdut para biduan akan dapat lagi yang dapat mereka lakukan.
mengembangkan bakatnya dengan Mudahnya seseorang untuk menjadi
maksimal sehingga, tidak jarang mereka biduan dangdut menciptakan adanya
lupa atau bahkan enggan untuk mengasah persaingan antara sesama biduan dangdut,
bakat-bakat lain yang dimiliki sehingga, perebutan ketenaran di khalayak penonton
bakat biduan dangdut hanya sebatas dan tidak adanya keahlian lain yang
bernyanyi menghibur penonton. menonjol yang dimiliki oleh biduan
Para biduan dangdut kebanyakan dangdut menyebabkan adanya persaingan.
tidak mengetahui keahlian lain yang Para biduan dangdut menjadi terobsesi
mereka miliki, para biduan dangdut seolah untuk bertahan menjadi seorang biduan
pasrah dengan hanya bermodalkan dangdut obsesi tersebut muncul setelah
kemampuannya menjadi seorang biduan ambisi yang kuat muncul dalam diri biduan
dangdut lokal yang memang saat ini dangdut. Obsesi biduan dangdut tersebut
sedang memiliki karir yang cemerlang di muncul karena banyaknya persaingan
masyarakat. Tidak adanya pandangan untuk terus berkiprah dalam dunia
biduan dangdut terhadap keahlian lain dangdut. Nilai dan norma yang ada di
menjadikan biduan dangdut hanya masyarakat mampu mereka abaikan, guna
terbelenggu dalam dunia dangdut dan mempertahankan eksistensinya dalam
biduan. dunia dangdut yang telah membesarkan
namanya.
Fenomena Goyangan Biduan... (Sasa Senja Puri)8
cirinya melalui goyangan khas para biduan biduan dangdut yang kebanyakan
dangdut. menemukan aktualisasi diri dalam dunia
Seperti halnya teori identitas sosial dangdut dengan tetap mempertahankan ciri
yang memiliki hal-hal penting dalam khas bergoyang ketika tampil di atas
pemaknaannya seperti harga diri, sebab panggung. Hal tersebut juga dilakukan
harga diri biasanya merujuk pada suatu untuk menarik para penggemar, sehingga
kelompok sosial, teori identitas sosial biduan dangdut akan semakin terkenal dan
mengemukakan bahwa konsep diri tetap eksis dalam dunia dangdut.
seseorang berasal dari kelompok yang di SIMPULAN
ikutinya (Taylor. 2009). Simpulan
Biduan dangdut menciptakan Dangdut saat ini lebih identik
goyangan sebagai suatu identitasnya agar dengan perempuan sebagai penghiburnya,
biduan dangdut dapat terus eksis dan biduan dangdut memutuskan untuk
memiliki nama kedudukan di masyarakat akhirnya bergabung dalam dunia dangdut
seperti ketenaran dalam berkarir dangdut yang sudah memiliki stereotipe negatif
semakin banyak masyarakat yang dalam masyarakat yang dianggap
mengenal maka semakin banyak pula melanggar nilai dan norma yang ada di
penggemar para biduan dangdut tersebut, masyarakat bukanlah tanpa sebab. Biduan
sehingga tawaran untuk manggung juga dangdut memiliki latar belakang yang
akan banyak dan pendapatan ketika akhirnya membawa seorang biduan
bernyanyi juga akan meningkat. dangdut memutuskan untuk terjun dalam
Goyangan yang dilakukan adalah dunia dangdut.
suatu bentuk mempertahankan kiprah para Latar belakang menjadi biduan,
biduan dangdut di dunianya. Para biduan yaitu biduan dangdut memutuskan untuk
dangdut tidak merasa tertekan ketika menjadi biduan karena hobi, karena
melakukan goyangan di atas panggung, keterbatasan keahlian, dan adanya
mereka justru lebih menikmati goyangan ketertarikan terhadap dunia dangdut.
yang mereka bawakan, sebab ada perasaan Dangdut lebih terkenal karena
senang dan nyaman serta rasa bersaing goyangannya, tanpa goyangan dalam
ingin menunjukkan bakatnya. setiap pementasan dangdut maka belum
Aktualisasi diri adalah suatu tahap dapat di katakan sebagai dangdut, ada hal-
pencapaian seseorang terhadap apa yang hal yang dirasa kurang bahkan hilang
dapat dilampauinya, semua orang pasti ketika melantunkan dangdut tanpa adanya
mengalami aktualisasi diri seperti halnya goyangan. Hal ini mengkontruksi
Fenomena Goyangan Biduan... (Sasa Senja Puri)12