Anda di halaman 1dari 10

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : MAKANAN, MINUMAN, DAN PENYEMBELIHAN


B. Kegiatan Belajar : PENYEMBELIHAN (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah
dan definisi) di KB Penyembelihan dilihat dari segi caranya
dikelompokkan kepada tiga bagian

Al-Zabhu yaitu memotong batang leher sebelah atas


hewan yang bisa ditangkap oleh manusia untuk
disembelih dengan syarat tertentu. Hal ini dilakukan
dengan cara melukai bagian mana saja dari tubuh hewan
dengan kekerasaan yang bisa membawa pada kematian
hewan tersebut. Cara ini dilakukan misalnya jika hewan
itu masuk ke sumur yang mengalami kesulitan melakukan
dengan cara yang pertama.

Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang


baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan
cara yang baik pula. Penyembelihan ini untuk
membedakan apakah hewan yang telah mati tersebut
halal atau haram dimakan. Hewan yang disembelih
sesuai dengan ketentuan syarak halal dimakan.

Hewan yang disembelih tetapi tidak sesuai dengan


ketentuan syarak, haram dimakan. Hewan yang mati tidak
karena disembelih juga haram dimakan, seperti
bangkai . Hewan yang tidak disembelih sesuai dengan
hukum Islam diistilahkan sebagai bangkai dan najis serta
haram untuk dimakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah
swt.

Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan


mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. Ayat di
atas menjelaskan bahwa binatang yang disembelih itu
termasuk makanan yang halal, bersih, dan baik. Binatang
yang boleh disembelih ada dua macam, yaitu binatang
yang bisa disembelih dan binatang yang tidak bisa
disembelih. Binatang yang bisa disembelih harus
disernbelih pada bagian yang telah ditentukan, yaitu leher
dengan memotong dua urat darah, kerongkongan, dan
tenggorokannya.

Menyatakan bahwa binatang itu halal untuk dimakan.

Dari Jabir bin Abdillah r. Bagian yang dipotong dari


binatang yang masih hidup maka hukumnya sama
dengan memakan bangkai dari binatang
itu. Sebab, binatang itu tidak disembelih menurut cara
yang benar.

Dari Abi Waqid al-Laitsir. « bersabda, » Bagian yang


terpotong dari binatang maka bangkai. Allah swt.

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan


orang-orang yang diberi alKitab itu halal bagimu, dan
makanan kamu halal pula bagi mereka. Penyembelihan
yang benar adalah atas nama Allah, bukan atas nama
yang lainnya. Jika ada niat penyembelihan yang lain dari
ketentuan ini maka sembelihan itu haram dimakan.

Dari Aisyah R.A Ulama sepakat setiap benda digunakan


untuk mengalirkan darah dan memutuskan urat leher
hewan dapat digunakan untuk menyembelih, baik
besi, batu, kayu, maupun dari kaca. Alatalat tersebut
boleh digunakan asal alat itu tajam dan dapat memutus
tenggorokan dan urat nadi besar di leher binatang yang di
sembelih. Dari Syadad bin Aus, Rasulullah saw. »

Dari Syadad bin Aus, dia berkata, «Dua hal yang telah


aku ingatingat berasal dari Rasulullah saw. » .

Nafasnya

Binatang yang dapat disembelih lehernya, dipotong urat


tempat makanan, dan urat tempat ke luar
nafasnya. Dalam perjalanan kami bertemu seekor unta
milik seseorang kaum sedang mereka tidak menunggang
kuda untuk mengejarnya maka seorang laki-laki telah
melempar dengan anak panahnya dan matilah unta
itu, maka Nabi saw.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


penyembelihan hewan adalah tindakan membunuh hewan
dengan cara memotong leher atau sebagian anggota tubuhnya
untuk memperoleh daging.
Pengertian dan tujuan penyembelihan hewan menurut para
ahli bisa bervariasi. Berikut adalah beberapa pengertian dan
tujuan penyembelihan hewan menurut beberapa ahli:

1. Menurut Dr. Muhammad Sa'id Ramadan al-Buti:


Penyembelihan hewan adalah tindakan membunuh hewan
dengan cara yang telah ditetapkan dalam Islam untuk
memperoleh daging yang halal dan bersih.

2. Menurut Prof. Dr. Yusuf al-Qaradawi: Penyembelihan hewan


adalah proses menyembelih hewan dengan tata cara yang
diatur dalam Islam untuk menghormati hewan dan memastikan
kehalalan daging yang dikonsumsi.

3. Menurut Prof. Dr. Ali Jum'ah: Penyembelihan hewan adalah


tindakan mengambil nyawa hewan dengan cara yang
ditentukan dalam Islam dengan tujuan mendapatkan daging
yang halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Tujuan utama dari penyembelihan hewan dalam konteks Islam


adalah untuk memperoleh daging yang halal dan thayyib. Hal
ini melibatkan tata cara penyembelihan yang sesuai dengan
ajaran agama, seperti menyebut nama Allah, memotong
saluran pernafasan dan pencernaan, dan menggunakan alat
yang tajam. Tujuan lainnya adalah untuk menghormati hewan
yang akan disembelih, memastikan kematian yang cepat dan
minimal penderitaan, serta menjaga kebersihan dan kehalalan
daging yang dikonsumsi oleh umat Muslim.

Pengertian dan tujuan penyembelihan hewan dalam konteks


agama Islam sangat penting dalam memastikan bahwa
konsumsi daging dilakukan sesuai dengan tata cara yang
diperintahkan oleh Allah dan diikuti oleh umat Muslim.

Dalam Islam, terdapat ketentuan khusus dalam penyembelihan


hewan yang harus dipatuhi agar dagingnya dianggap halal.
Berikut adalah beberapa ketentuan dalam penyembelihan
hewan yang sesuai dengan ajaran Islam:

1. Niat yang Ihlas: Penyembelihan hewan harus dilakukan


dengan niat yang tulus dan ikhlas untuk mengharapkan
keridhaan Allah.

2. Membaca Nama Allah: Sebelum menyembelih hewan, nama


Allah (Bismillah) harus disebutkan. Ini menunjukkan bahwa
penyembelihan dilakukan dengan menyadari bahwa Allah
adalah Tuhan yang Maha Esa.

3. Memotong Saluran Pernafasan dan Pencernaan: Ketika


menyembelih hewan, saluran pernafasan (tenggorokan) dan
saluran pencernaan (kerongkongan dan usus besar) harus
dipotong. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa darah
hewan terbuang secara sempurna.

4. Alat yang Tajam: Alat yang digunakan untuk menyembelih


hewan harus tajam, sehingga menyebabkan kematian yang
cepat dan minimal menyebabkan penderitaan bagi hewan.

5. Tidak Melakukan Penyembelihan di Hadapan Hewan Lain:


Penyembelihan hewan harus dilakukan di tempat yang tidak
terlihat oleh hewan lain yang akan disembelih. Ini untuk
menghindari ketakutan dan kecemasan yang tidak perlu bagi
hewan yang akan disembelih.

6. Tidak Memakan Hewan yang Mati dengan Sendirinya:


Daging hewan yang mati dengan sendirinya (mayit) atau tidak
disembelih secara Islami dianggap haram dan tidak boleh
dikonsumsi.

Ketentuan-ketentuan ini berdasarkan pada ajaran Islam dan


ditemukan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa hewan disembelih dengan cara yang
manusiawi dan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan dalam
agama Islam. Dengan mematuhi ketentuan ini, masyarakat
Muslim meyakini bahwa daging yang diperoleh halal dan
thayyib (baik dan layak untuk dikonsumsi).

Penyembelihan hewan dalam konteks Islam dikelompokkan


menjadi tiga bagian berdasarkan cara penyembelihannya.
Berikut adalah pembagian tersebut:

1. Zabiha: Penyembelihan dengan metode Zabiha adalah


penyembelihan hewan yang dilakukan dengan memotong leher
hewan secara tajam untuk memotong arteri karotis, vena
jugularis, dan saluran pernapasan. Metode ini dilakukan
dengan menyebut nama Allah (Bismillah) sebagai tanda niat
penyembelihan yang halal. Zabiha adalah metode
penyembelihan yang diakui oleh mayoritas ulama Islam
sebagai metode yang sesuai dengan ajaran agama.

2. Dhabihah: Penyembelihan dengan metode Dhabihah adalah


penyembelihan hewan yang dilakukan dengan cara memotong
sebagian dari leher hewan tanpa memotong sumsum tulang
belakangnya. Nama Allah (Bismillah) juga disebutkan sebelum
penyembelihan. Metode Dhabihah juga diakui sebagai metode
yang sah dalam ajaran Islam.

3. Nahr: Penyembelihan dengan metode Nahr adalah


penyembelihan hewan yang dilakukan dengan cara memotong
sebagian dari leher hewan dan sumsum tulang belakangnya.
Metode Nahr umumnya digunakan dalam kurban hewan pada
hari raya Idul Adha. Nama Allah (Bismillah) juga disebutkan
sebelum penyembelihan.

Ketiga metode tersebut memiliki persyaratan dan tata cara


yang ditetapkan dalam Islam untuk memastikan kehalalan dan
kesucian daging yang dihasilkan. Setiap metode memiliki
tujuan yang sama, yaitu memperoleh daging yang halal dan
thayyib sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.

Dalam Islam, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi


dalam penyembelihan hewan agar dagingnya dianggap halal.
Berikut adalah beberapa syarat umum dalam penyembelihan
hewan:

1. Niat yang Ikhlas: Penyembelihan hewan harus dilakukan


dengan niat yang tulus dan ikhlas untuk mengharapkan
keridhaan Allah. Niat yang baik dan ikhlas merupakan aspek
penting dalam melaksanakan perbuatan ibadah.

2. Membaca Nama Allah: Sebelum menyembelih hewan, nama


Allah (Bismillah) harus disebutkan. Ini menunjukkan bahwa
penyembelihan dilakukan dengan menyadari bahwa Allah
adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar daging yang diperoleh
dianggap halal.

3. Kelayakan Hewan: Hewan yang akan disembelih haruslah


dari jenis yang halal dikonsumsi oleh umat Muslim. Hewan
tersebut harus sehat dan bebas dari penyakit yang
menjadikannya tidak layak untuk dikonsumsi.

4. Penyembelihan oleh Muslim yang Dapat Dipercaya:


Penyembelihan harus dilakukan oleh seorang Muslim yang
dewasa, berakal, dan memiliki pemahaman tentang tata cara
penyembelihan yang benar. Penyembelihan tidak boleh
dilakukan oleh orang yang mempertanyakan prinsip-prinsip
agama atau tidak dapat dipercaya dalam memenuhi
persyaratan penyembelihan yang sesuai.

5. Memotong Saluran Pernafasan dan Pencernaan: Ketika


menyembelih hewan, saluran pernafasan (tenggorokan) dan
saluran pencernaan (kerongkongan dan usus besar) harus
dipotong. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa darah
hewan terbuang secara sempurna, yang merupakan syarat
penting dalam penyembelihan halal.

6. Menggunakan Alat yang Tajam: Alat yang digunakan untuk


menyembelih hewan harus tajam dan efisien, sehingga
menyebabkan kematian yang cepat dan minimal penderitaan
bagi hewan. Penggunaan alat yang tumpul atau tidak memadai
dapat menyebabkan penderitaan yang tidak perlu pada hewan.

7. Menghindari Saksi Hewan yang Lain: Penyembelihan hewan


harus dilakukan di tempat yang tidak terlihat oleh hewan lain
yang akan disembelih. Ini dilakukan untuk menghindari
ketakutan dan kecemasan yang tidak perlu bagi hewan yang
akan disembelih.
Syarat-syarat ini bertujuan untuk memastikan bahwa
penyembelihan hewan dilakukan sesuai dengan ketentuan
agama Islam dan menghasilkan daging yang halal dan thayyib.
Mematuhi syarat-syarat ini adalah penting bagi umat Muslim
yang ingin memastikan bahwa daging yang mereka konsumsi
sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Dalam Islam, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh


seorang penyembelih agar penyembelihannya dianggap sah.
Selain itu, terdapat juga rukun-rukun atau tahapan-tahapan
yang harus dilakukan dalam proses penyembelihan. Berikut
adalah syarat-syarat dan rukun-rukun tersebut:

Syarat-syarat sah penyembelihan:


1. Muslim: Penyembelih haruslah seorang Muslim yang
beriman kepada ajaran Islam.

2. Baligh: Penyembelih harus sudah mencapai usia baligh,


yaitu usia dewasa menurut syariat Islam.

3. Berakal: Penyembelih harus dalam keadaan berakal dan


mampu memahami tata cara penyembelihan yang sesuai
dengan syariat Islam.

4. Islam: Penyembelih harus beragama Islam dan memahami


prinsip-prinsip agama terkait penyembelihan hewan.

Rukun-rukun penyembelihan:
1. Niat: Penyembelihan harus dilakukan dengan niat yang tulus
dan ikhlas untuk mengharapkan keridhaan Allah dan
memperoleh daging yang halal.

2. Membaca Nama Allah: Sebelum penyembelihan dilakukan,


penyembelih harus menyebut nama Allah (Bismillah) sebagai
tanda niat dan sebagai penghormatan kepada Allah.

3. Memotong Saluran Pernafasan dan Pencernaan:


Penyembelihan harus dilakukan dengan memotong saluran
pernafasan (tenggorokan) dan saluran pencernaan
(kerongkongan dan usus besar) hewan.

4. Tidak Melakukan Penyembelihan di Hadapan Hewan Lain:


Penyembelihan hewan harus dilakukan di tempat yang tidak
terlihat oleh hewan lain yang akan disembelih untuk
menghindari ketakutan dan kecemasan yang tidak perlu bagi
hewan tersebut.

Rukun-rukun tersebut harus dipenuhi dalam proses


penyembelihan agar penyembelihan dianggap sah menurut
ajaran Islam.

Penting untuk dicatat bahwa syarat-syarat dan rukun-rukun ini


berlaku dalam konteks penyembelihan hewan yang dilakukan
untuk tujuan konsumsi daging dalam agama Islam.

Syarat-syarat hewan yang layak (hewab) untuk dilakukan


penyembelihan dalam agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Jenis Hewan yang Halal: Hewan yang akan disembelih


haruslah jenis hewan yang halal dikonsumsi menurut ajaran
Islam. Misalnya, hewan ternak seperti sapi, domba, kambing,
atau unta.

2. Hewan yang Sehat: Hewan tersebut harus dalam keadaan


sehat, tanpa adanya penyakit yang membuatnya tidak layak
untuk dikonsumsi. Hewan yang sakit atau terinfeksi penyakit
yang dapat membahayakan kesehatan manusia tidak boleh
disembelih.

3. Tidak Mati dengan Sendirinya: Hewan yang akan disembelih


tidak boleh mati dengan sendirinya (mayit), tetapi harus hidup
sebelum penyembelihan dilakukan. Hewan yang sudah mati
dengan sendirinya dianggap tidak halal dan tidak boleh
dikonsumsi.

4. Tidak Terkena Kematian yang Haram: Hewan tersebut tidak


boleh mati karena penyebab yang diharamkan dalam agama
Islam, seperti dipukul hingga mati, dicekik, atau mati karena
jatuh dari tempat yang tinggi.

5. Tidak Mengalami Luka yang Mematikan: Hewan tidak boleh


mengalami luka yang mematikan sebelum proses
penyembelihan dilakukan. Jika hewan tersebut mengalami luka
yang menyebabkan kematian sebelum penyembelihan, maka
dagingnya tidak dianggap halal.

6. Usia yang Sesuai: Hewan tersebut harus mencapai usia


yang dianggap cukup untuk disembelih. Usia yang sesuai
dapat bervariasi tergantung pada jenis hewan dan tradisi lokal
yang berlaku.

7. Bersih dari Kekejian: Hewan harus bersih dari kekejian yang


diharamkan, seperti memakan bangkai atau makanan yang
haram.

Syarat-syarat tersebut perlu dipenuhi untuk memastikan bahwa


hewan yang akan disembelih layak dan memenuhi kriteria halal
dalam agama Islam. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan,
kesehatan, dan kehalalan daging yang dikonsumsi oleh umat
Muslim.

Adab dan tata cara penyembelihan hewan dalam Islam


melibatkan praktik-praktik yang diatur oleh ajaran agama.
Berikut adalah beberapa adab dan tata cara penyembelihan
hewan beserta hadisnya:
1. Niat yang Ikhlas:
Sebelum melakukan penyembelihan, seorang Muslim harus
memiliki niat yang tulus dan ikhlas untuk mengharapkan
keridhaan Allah. Niat yang baik dan ikhlas merupakan bagian
penting dari ibadah.

Hadis terkait:
Dari Ummu 'Athiyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda
kepada kami, 'Barangsiapa yang tidak berniat ketika
menyembelih, maka ia jangan mendekati hewan (untuk
disembelih).'" (HR. Abu Dawud)

2. Membaca Nama Allah:


Sebelum memulai penyembelihan, menyebutkan nama Allah
(Bismillah) adalah penting untuk menandakan bahwa tindakan
tersebut dilakukan dengan mengingat Allah dan sesuai dengan
tuntunan agama.

Hadis terkait:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,
'Sesungguhnya Allah mencatat amal perbuatan setiap orang
dari umatku ketika mereka menyembelih dengan menyebut
nama Allah.'" (HR. Abu Dawud)

3. Menjaga Kehidupan Hewan:


Saat melakukan penyembelihan, harus dijaga agar hewan
tidak menderita atau mengalami rasa sakit yang berlebihan.
Penyembelihan harus dilakukan dengan cepat dan efisien
untuk meminimalkan penderitaan hewan.

Hadis terkait:
Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash radhiyallahu 'anhuma, ia
berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang
menyembelih seekor hewan dua kali dan melarang mengiris
leher hewan dalam satu kali penyembelihan." (HR. Abu
Dawud)

4. Menggunakan Alat yang Tajam:


Alat yang digunakan untuk penyembelihan harus tajam agar
menyebabkan kematian yang cepat dan minim penderitaan
bagi hewan. Penggunaan alat yang tumpul atau tidak memadai
dapat menyebabkan penderitaan yang tidak perlu.

Hadis terkait:
Dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang
menyembelih hewan di tempat yang dilihat hewan lain, dan
melarang menggunakan tajamnya pedang hingga hewan itu
melihat pedangnya." (HR. Muslim)

5. Memotong Saluran Pernafasan dan Pencernaan:


Saat menyembelih hewan, saluran pernafasan (tenggorokan)
dan saluran pencernaan (kerongkongan dan usus besar) harus
dipotong untuk memastikan bahwa darah hewan terbuang
secara sempurna.

Penyembelihan hewan dapat dilakukan secara tradisional atau


modern, tergantung pada praktik dan metode yang digunakan.
Berikut adalah perbedaan antara penyembelihan hewan
secara tradisional dan modern:

Penyembelihan Hewan Secara Tradisional:


1. Metode Manual: Penyembelihan hewan secara tradisional
dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau tajam.
Proses ini sering dilakukan oleh tukang sembelih yang terampil
dan berpengalaman.

2. Tidak Menggunakan Peralatan Modern: Dalam


penyembelihan tradisional, umumnya tidak digunakan
peralatan modern seperti mesin pemotong atau alat listrik.
Semua proses dilakukan secara manual dengan keahlian
tangan.

3. Lebih Terkait dengan Adat dan Budaya Lokal:


Penyembelihan secara tradisional sering kali terkait erat
dengan adat dan budaya masyarakat setempat. Metode dan
prosesnya dapat berbeda-beda di berbagai daerah atau
komunitas.

4. Lebih Dekat dengan Alam: Penyembelihan tradisional sering


dilakukan di lingkungan yang lebih alami, seperti di desa atau
peternakan tradisional. Hewan disembelih dengan
menggunakan metode yang lebih terhubung dengan alam dan
lingkungan sekitar.

Penyembelihan Hewan Secara Modern:


1. Penggunaan Peralatan Modern: Penyembelihan hewan
secara modern menggunakan peralatan dan mesin modern
seperti mesin pemotong otomatis, pengalengan, atau proses
otomatis lainnya. Hal ini memungkinkan penyembelihan yang
lebih cepat dan efisien.

2. Teknologi dan Keamanan: Metode modern sering


melibatkan teknologi canggih untuk memastikan keamanan
dan kualitas daging yang dihasilkan. Proses pemotongan dan
penanganan hewan dilakukan dengan standar kebersihan
yang tinggi.

3. Skala Besar: Penyembelihan hewan secara modern sering


dilakukan dalam skala besar untuk memenuhi permintaan
pasar yang tinggi. Ini dilakukan di pabrik-pabrik pengolahan
daging modern dengan kapasitas produksi yang besar.
4. Standar Industri: Penyembelihan modern sering kali
mengikuti standar dan regulasi industri yang ditetapkan oleh
pemerintah atau organisasi pengawas. Hal ini mencakup aspek
kebersihan, keamanan pangan, dan kesejahteraan hewan.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Penting untuk mencatat bahwa dalam Islam, yang terpenting
adalah memastikan bahwa syarat-syarat penyembelihan yang
sah dipenuhi, baik itu dilakukan secara tradisional maupun
modern, untuk memastikan dagingnya halal dan sesuai dengan
prinsip-prinsip agama.

Daftar materi pada KB


2
yang sulit dipahami

Daftar materi yang sering


3 mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai