Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : MAKANAN, MINUMAN, DAN PENYEMBELIHAN


Kegiatan Belajar : QURBAN (KB 3)

B. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah Kurban adalah ibadah dalam agama Islam yang melibatkan
dan definisi) di KB penyembelihan hewan tertentu sebagai pengorbanan sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah. Ibadah kurban memiliki
pengertian dan dasar hukum yang dijelaskan dalam agama
Islam.

Pengertian Kurban:
Kurban secara harfiah berarti "pengorbanan" atau
"persembahan". Dalam konteks ibadah kurban, pengertian
kurban adalah tindakan pengorbanan hewan tertentu sebagai
bentuk ibadah kepada Allah, sebagai tanda ketaatan, syukur,
dan rasa takwa kepada-Nya.

Dasar Hukum Kurban:


Dasar hukum pelaksanaan ibadah kurban terdapat dalam al-
Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Beberapa ayat
dan hadis yang berkaitan dengan kurban antara lain:

1. Al-Qur'an: Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman dalam


Surat Al-Hajj (22:37):
"Maka salatlah kepada Allah dan korbankanlah hewan
sembelihan."

2. Hadis: Nabi Muhammad SAW juga memberikan tuntunan


dan contoh dalam melakukan ibadah kurban. Salah satu hadis
yang terkait dengan kurban adalah sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata, "Rasulullah SAW
berkurban dengan dua ekor kambing yang berwarna putih
dengan bercak hitam. Ia menyembelih keduanya dan
menyebut nama Allah serta memuji-Nya." (HR. Bukhari dan
Muslim)

Dasar hukum tersebut menunjukkan bahwa kurban adalah


ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam sebagai bentuk
pengabdian dan pengorbanan kepada Allah. Ibadah kurban
juga menjadi salah satu bagian dari rukun Islam dan
memperoleh pahala yang besar bagi orang yang
melaksanakannya dengan tulus dan ikhlas.
Penting untuk mencatat bahwa pelaksanaan ibadah kurban
harus mengikuti syarat-syarat dan tata cara yang ditetapkan
dalam agama Islam serta mengikuti ketentuan dan regulasi
yang berlaku di masing-masing negara.

Hukum berkurban dan mengonsumsi daging kurban dapat


bervariasi menurut para ahli, mazhab, dan interpretasi Al-
Qur'an. Di bawah ini adalah beberapa pandangan yang umum
diterima:

1. Hukum Berkurban:
a. Wajib (Fardu Ain): Menurut mayoritas ulama dari empat
mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali), berkurban
termasuk dalam kewajiban individu yang harus dilakukan oleh
setiap Muslim dewasa yang mampu secara finansial.

b. Sunnah Muakkadah: Sebagian ulama berpendapat bahwa


kurban adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan,
tetapi bukan kewajiban. Ini adalah pandangan yang dianut oleh
sebagian ulama dalam mazhab Hanafi.

c. Sunnah Mandubah: Beberapa ulama berpendapat bahwa


berkurban adalah sunnah yang dianjurkan, tetapi bukan
kewajiban. Pandangan ini dianut oleh sebagian ulama dalam
mazhab Maliki.

d. Mustahabb (Dianjurkan): Sebagian ulama berpendapat


bahwa berkurban adalah mustahabb atau dianjurkan, tetapi
bukan kewajiban. Ini adalah pandangan yang dianut oleh
sebagian ulama dalam mazhab Syafi'i dan Hanbali.

2. Hukum Mengonsumsi Daging Kurban:


a. Wajib (Fardu Ain): Mayoritas ulama sepakat bahwa
mengonsumsi daging kurban adalah wajib bagi orang yang
berkurban dan diperbolehkan bagi orang lain. Hal ini
berdasarkan pandangan bahwa daging kurban adalah bagian
dari ibadah kurban yang harus dimanfaatkan.

b. Sunnah Muakkadah: Sebagian ulama berpendapat bahwa


mengonsumsi daging kurban adalah sunnah muakkadah atau
sangat dianjurkan, tetapi bukan kewajiban.

c. Mustahabb (Dianjurkan): Beberapa ulama berpendapat


bahwa mengonsumsi daging kurban adalah mustahabb atau
dianjurkan, tetapi bukan kewajiban.

Pandangan-pandangan tersebut didasarkan pada interpretasi


Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Namun,
penting untuk dicatat bahwa terdapat variasi dalam pandangan
dan pendapat ulama mengenai hukum berkurban dan
mengonsumsi daging kurban. Oleh karena itu, ada baiknya
untuk mengacu pada otoritas keagamaan yang diikuti dan
mengikuti pandangan yang diyakini paling sesuai dengan
pemahaman individual dan lingkungan masyarakat setempat.

Syarat-syarat berkurban dalam Islam dapat dijelaskan sebagai


berikut, berserta beberapa hadis yang relevan:

1. Islam: Seseorang harus beragama Islam untuk dapat


melaksanakan ibadah kurban.

Hadis terkait:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang
menyembelih (hewan kurban) sebelum datangnya hari ini (hari
raya) maka dia tidak boleh menyebut (nama) Allah di
dalamnya.'" (HR. Muslim)

2. Baligh: Seseorang harus telah mencapai usia baligh


(dewasa) untuk dapat melaksanakan kurban.

Hadis terkait:
Tidak terdapat hadis yang secara khusus menyebutkan usia
baligh dalam konteks berkurban. Namun, umumnya dianggap
bahwa syarat ini berlaku untuk semua ibadah dalam Islam.

3. Merdeka: Seseorang harus berstatus sebagai orang


merdeka (bukan budak) untuk dapat melaksanakan kurban.

Hadis terkait:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Janganlah berkurban
kecuali kamu merdeka.'" (HR. Abu Dawud)

4. Berakal Sehat: Seseorang harus memiliki akal yang sehat


dan mampu memahami arti dan tujuan dari ibadah kurban.

Hadis terkait:
Tidak terdapat hadis yang secara khusus menyebutkan
syarat ini dalam konteks berkurban. Namun, dianggap sebagai
prasyarat umum dalam melaksanakan ibadah.

5. Mampu secara Finansial: Seseorang harus memiliki


kemampuan finansial yang mencukupi untuk berkurban tanpa
merugikan kebutuhan dasar dirinya dan keluarganya.

Hadis terkait:
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
'Sesungguhnya Allah menyukai peningkatan (dalam kurban)
yang paling baik, maka berilah (hewan kurban) yang terbaik.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Syarat-syarat berkurban tersebut didasarkan pada prinsip-


prinsip ajaran Islam dan beberapa hadis yang menggambarkan
pandangan Nabi Muhammad SAW terkait ibadah kurban.
Penting untuk mencatat bahwa dalam praktiknya, syarat-syarat
ini dapat bervariasi tergantung pada interpretasi dan pendapat
ulama yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk merujuk
kepada otoritas keagamaan atau ulama yang diikuti dalam
menentukan dan memahami syarat-syarat berkurban yang
berlaku.

Syarat dan ukuran hewan kurban dapat dilihat dari berbagai


pendapat para ahli, hadis, dan ayat-ayat Al-Qur'an. Berikut
adalah beberapa pandangan yang umum diterima:

1. Syarat Hewan Kurban:


a. Jenis Hewan: Hewan kurban harus termasuk dalam hewan
ternak yang diperbolehkan untuk dikonsumsi menurut syariat
Islam, seperti sapi, kambing, atau domba.

b. Kondisi Fisik: Hewan kurban harus sehat, tanpa cacat atau


penyakit yang membuatnya tidak layak untuk dikonsumsi.

c. Umur Hewan: Hewan kurban harus mencapai umur


tertentu. Umur minimal hewan kurban adalah:
- Sapi: Sekurang-kurangnya dua tahun.
- Kambing/Domba: Sekurang-kurangnya satu tahun.

2. Ukuran Hewan Kurban:


a. Sapi: Hewan kurban jenis sapi umumnya diukur
berdasarkan jumlah ekor. Satu ekor sapi dianggap sebagai
satu kurban.

b. Kambing/Domba: Hewan kurban jenis kambing/domba


umumnya diukur berdasarkan umur dan berat hewan.
Misalnya, kambing/domba yang berumur satu tahun dianggap
sebagai satu kurban, sedangkan yang berumur dua tahun
dianggap sebagai tujuh kurban.

Berikut adalah hadis dan ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan


terkait dengan syarat dan ukuran hewan kurban:

1. Hadis terkait syarat hewan kurban:


Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
'Barangsiapa yang berkurban dengan hewan yang tidak
mencapai umurnya, maka hewan tersebut tidaklah dihitung
sebagai kurban.'"
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

2. Ayat Al-Qur'an terkait dengan hewan kurban:


"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan
berkurbanlah. Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah
yang terputus (dari rahmat Allah)." (Q.S. Al-Kautsar: 1-3)
Pandangan syarat dan ukuran hewan kurban tersebut
didasarkan pada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan
interpretasi ulama terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan
dengan kurban. Terdapat variasi pendapat di antara para ahli
dalam hal ini, oleh karena itu, disarankan untuk merujuk
kepada otoritas keagamaan yang diikuti dan mengikuti
pandangan yang diyakini paling sesuai dengan pemahaman
individu dan lingkungan masyarakat setempat.

Praktik umum adalah bahwa satu ekor hewan kurban cukup


untuk satu keluarga atau individu yang berkurban. Namun,
tidak ada ketentuan yang mengikat dalam hal ini, dan praktik
dapat berbeda-beda di berbagai negara dan komunitas
Muslim.

Dalam Islam, yang penting adalah niat dan ketaatan dalam


melaksanakan ibadah kurban, serta semangat berbagi dan
kepedulian terhadap sesama. Tujuan utama dari kurban adalah
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menunaikan
kewajiban agama.

Adapun dalil yang mendasari pelaksanaan ibadah kurban


adalah sebagai berikut:

1. Ayat Al-Qur'an:
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah."
(Q.S. Al-Kautsar: 2)

2. Hadis Nabi Muhammad SAW:


Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhuma,
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan
orang mukmin yang saling mencintai dan saling berkasih
sayang adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh
merasa sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya,
demikian pula dengan orang mukmin dalam saling mencintai
dan menyayangi."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam praktiknya, jumlah hewan kurban yang diperlukan untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat ditentukan oleh faktor-faktor
seperti jumlah penduduk, kemampuan finansial, dan adat
istiadat setempat. Oleh karena itu, tidak ada aturan yang kaku
mengenai peruntukan setiap ekor hewan kurban. Sebaiknya,
kita mengikuti praktik yang dianjurkan dalam masyarakat dan
berpedoman pada niat dan semangat ibadah yang tulus serta
berbagi dengan sesama.

Pendistribusian daging hasil kurban dalam Islam adalah salah


satu aspek penting dari ibadah kurban. Tujuan utamanya
adalah untuk berbagi dengan sesama, membantu mereka yang
membutuhkan, dan memperkuat ikatan sosial dalam
masyarakat. Berikut adalah hikmah dan hadis terkait
pendistribusian daging kurban:
1. Hikmah Berkurban:
a. Menyebarkan Kebaikan: Berkurban memberikan
kesempatan untuk menyebarkan kebaikan kepada orang-orang
yang membutuhkan, sehingga mereka dapat merasakan
manfaat dan keberkahan dari hasil kurban.

b. Solidaritas Sosial: Pendistribusian daging kurban


menguatkan ikatan sosial dalam masyarakat, karena
melibatkan partisipasi dan perhatian terhadap sesama, serta
memperkuat rasa persaudaraan di antara umat Muslim.

c. Iktikaf Spiritual: Berkurban merupakan bentuk ibadah yang


mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengingatkan tentang
pengorbanan Nabi Ibrahim AS, dan meningkatkan kesadaran
akan nikmat dan rahmat Allah yang melimpah.

2. Hadis terkait pendistribusian daging kurban:


Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW
bersabda, "Sebaik-baiknya aksi kamu adalah memberi makan
kepada orang yang lapar, memperkenalkan diri kepada orang
yang tidak mengenalmu, dan menerima undangan orang yang
tidak mengundangmu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW


bersabda, "Barangsiapa yang berkorban dengan ikhlas karena
Allah, maka Allah akan memberikan baginya pahala yang
setimpal dengan setiap rambut bulu (dari binatang kurban)."
(HR. Ahmad)

Pendistribusian daging kurban dilakukan dengan cara


memberikan bagian dari daging kepada fakir miskin, tetangga,
kerabat, dan orang-orang yang membutuhkan dalam
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau
melalui lembaga amil zakat atau badan sosial yang terpercaya.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa manfaat dari
kurban dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang
membutuhkan.

Melalui pendistribusian daging kurban, umat Muslim dapat


mencapai kebahagiaan dan keberkahan yang datang dari
berbagi dengan sesama, menghilangkan kelaparan, serta
memperkuat solidaritas dan ikatan sosial dalam masyarakat.

Jika hewan sudah diniatkan untuk dijadikan kurban, tetapi


mengalami kecelakaan sehingga hewan itu cacat maka hewan
itu boleh dipakai untuk berkurban.

" bersabda, "Janganlah kamu menyembelih , kecuali yang


musinnah sekiranya tidak susah atas kamu sembelihlah
kambing.
Hadis di atas menunjukkan bahwa satu ekor unta dapat
dikurbankan untuk sepuluh orang dan satu ekor sapi untuk
tujuh orang.

" berkurban dengan seekor kambing untuk dirinya dan


keluarganya, lalu mereka memakannya dan membagikannya
sehingga orang-orang merasa bangga, dan demikianlah
berlangsung sebagaimana yang kamu lihat sekarang." . Tetapi
mayoritas ulama berpandangan bahwa makna dari hadis
tersebut adalah kurban satu ekor kambing hanya untuk
seorang. Jadi, dua hal ini harus dipisahkan, antara kurban dan
pahala.

Kemudian mereka menyembelih hewan kurban berupa hewan


ternak dari rezeki yang Allah berikan kepada mereka.

Adapun bagi orang yang menyembelih hewan kurban sebelum


salat Idul Adha dinilai sebagai sembelihan biasa. Dengan kala
lain, penyembelihan itu dinyatakan bukan sebagai kurban.

Abbas

Sedangkan mazhab Maliki mengatakan, tidak ada aturan


tertentu dalam pembagian daging kurban, dan itu bersifat
umum. A dan lain-lain. Dalam hadis tersebut dijelaskan antara
lain ucapan Rasulullah
saw. , "makanlah, simpanlah, sedekahkanlah" dalam redaksi
lain disebutkan, "makanlah, berikanlah pada orang lain, dan
simpanlah".

"‘alaihiwasallam bersabda, "Tidaklah pada hari nahr manusia


beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah dari pada
mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada
hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban
tersebut.

Daftar materi pada KB


2 Syarat kurban dengan syarat penyembelihan
yang sulit dipahami
Daftar materi yang sering
3 mengalami miskonsepsi -
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai