PENDAHULUAN
Ketidakpastian (uncertainty) adalah kondisi yang Suatu kondisi yang lebih rea-listis yang
dihadapi oleh seseorang, apabila masa yang akan dihadapi oleh pimpinan perusahaan adalah
datang mengandung sejumlah ke-mungkinan peristiwa risiko. Dalam pengertian risiko terdapat
yang akan ter-jadi yang tidak diketahui. Dalam sejumlah kemungkinan hasil yang diketahui,
ketidakpastian semua kemungkinan dapat terjadi. atau kemungkinan terjadinya suatu peristiwa di
Tentunya dapat diduga atau diperkirakan hasil apa antara kejadian seluruh-nya yang mungkin
yang akan terjadi, tetapi masih dalam ke-gelapan terjadi. Hal ini adalah lebih realistis, karena
mengenai kemungkinan ter-jadinya peristiwa atau hasil pada umumnya dalam mengadakan taksir-an
tersebut. Sedangkan kepastian (certaintty) menyangkut atau dugaan yang meliputi suatu rentang
masa yang akan datang yang mengandung suatu (range) kemungkinan terja-dinya suatu
kemungkin-an hasil yang sudah dapat diketahui pada peristiwa dari kemung-kinan peristiwa ekstrem
waktu ini. yang lain. Dengan demikian maka risiko suatu
investasi dapat diartikan sebagai pro-babilitas
tidak dicapainya tingkat ke-untungan yang
diharapkan, atau ke-
94
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
mungkinan return yang diterima me-nyimpang akan dapat mengubah tingkat keun-
dari yang diharapkan.Ma-kin besar penyimpangan tungan yang disyaratkan (required rate
tersebut ber-arti makin besar risikonya. Risiko in- of return) yang dituntut oleh pemberi
vestasi mengandung arti bahwa re-turn di waktu modal. Berarti kalau suatu perusahaan
yang akan datang tidak dapat diketahui,tetapi akan menerima suatu proyek investasi
hanya dapat diharapkan. tertentu yang me-ngandung risiko yang
Dalam hal penggunaan pende-katan yang besar,pemberi modal akan menuntut
mengabaikan faktor risi-ko, digunakan asumsi bahwa arus imbalan yang lebih besar sebagai
kas diketahui dengan pasti dan bahwa biaya modal (cost of kompensasinya yaitu dalam bentuk
capital) adalah tidak mengandung risiko.Dalam ke-adaan tingkat keuntun-an yang disyaratkan
ada kepastian tersebut, besar-nya biaya modal sama dengan atau tingkat dis-konto yang lebih besar.
ting-kat bunga bebas risiko (risk-free rate of interest) atau Dalam kenyataan sebagian be-sar proyek
tingkat bunga murni (pure interest rate), karena tidak ada investasi mengandung ri-siko. Bagaimana kita
kemungkinan tidak dapat direalisasi-kannya arus kas yang mengukur, mengkuantitatifkan dan menginterpre-
diharapkan. Dilihat dari corak risiko perusahaan secara tasikan risiko yang terkandung dalam suatu proyek
keseluruhan, pendekatan ter-sebut menggunakan asumsi investasi? Adalah pen-ting untuk mengkuantitatifkan
bahwa penerimaan setiap usul investasi ti-dak akan risiko ke dalam beberapa ukuran standar se-hingga
mengubah corak risiko per-usahaan secara keseluruhan dapat dikomunikasikan de-ngan pihak lain yang
sehingga tidak akan mengubah penilaian risiko dari pemberi berkepentingan.
modal terhadap perusa-haan yang bersangkutan.
Kalau dimasukkan unsur risiko dalam penilaian usul PERTIMBANGAN FAKTOR RISIKO
investasi berarti diberikan kemungkinan bagi proyek DALAM PENILAIAN USUL
investasi untuk mempunyai tingkat risiko yang berbeda
INVESTASI
sehingga akan dapat mengubah corak risiko perusa-haan
Ada beberapa pendekatan da-lam
secara keseluruhan. Kalau digu-nakan asumsi ini maka
memasukkan pertimbangan dan pengukuran
penerimaan suatu proyek investasi akan dapat mengubah
risiko ke dalam usul in-vestasi yang
corak risiko perusahaan secara keseluruhan sehingga hal ini
pelaksanaannya adalah bervariasi tergantung
kepada kriteria keputusan yang digunakannya
dan juga bervariasi antara berbagai situa-
si,yaitu sebagai berikut:
96
98
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
siko tidak dimasukkan ke dalam arus kas 20.000,00.Mengingat adanya perbe-daan
yang diharapkan, tetapi secara langsung tingkat risiko yang terkandung dalam
dimasukkan ke dalam ting-kat diskonto yang masing-masing proyek terse-but, maka
merupakan penye-but (denominator) pada pimpinan perusahaan akan menggunakan
formula NPV. tingkat diskonto yang berbeda untuk kedua
Dalam metode ini tingkat dis-konto proyek tersebut.
disesuaikan untuk mengim-bangi risiko. Oleh karena proyek B mengan-dung risiko yang
Apabila suatu proyek mengandung risiko lebih besar diban-dingkan dengan proyek A, maka
yang besar,diper-lukan return yang besar dite-tapkan tingkat diskonto untuk proyek B juga lebih
pula untuk mengimbangi risiko yang besar besar daripada tingkat diskonto yang akan digunakan
ter-sebut. Untuk itu maka akan digunakan untuk menilai proyek A. Misalkan tingkat diskonto
tingkat diskonto yang makin besar apabila untuk proyek A ditetapkan sebesar 10% dan untuk
tingkat risiko yang terkandung dalam suatu proyek B sebesar 14%.
proyek makin besar. De-ngan makin Atas dasar informasi tersebut dapatlah dihitung
besarnya tingkat diskon-to yang digunakan NPV dari masing-masing proyek tersebut sebagai beri-
hal tersebut akan memperkecil present kut:
value dari arus kas neto yang diharapkan NPVA=-10.000+(20.200x5,335)=
yang selan-jutnya akan memperkecil NPV
dari proyek tersebut sehingga menjadikan NPVB=-10.000+(20.500x4,639)=
proyek tersebut kurang menarik.
Dari hasil perhitungan di atas ternyata proyek A
Misalkan suatu perusahaan se-dang
mempunyai NPV yang lebih besar, yaitu sebesar Rp
mempertimbangkan untuk memi-lih salah satu dari dua
7.7767,00, dibandingkan dengan pro-yek B yang
proyek, yaitu proyek A dan B. Biaya proyek untuk masing-
mempunyai NPV sebesar Rp 4.378,00 yang
masing diperkirakan sama yaitu sebesar Rp 100.000,00.
disebabkan karena untuk proyek A digunakan tingkat
Proyek A diperkirakan akan menghasilkan arus kas yang
diskonto yang lebih kecil (10%) se-dangkan untuk
diharapkan sebesar Rp 20.200,00 per tahun selama 8
proyek B digunakan tingkat diskonto yang lebih besar
tahun. Proyek B diperkirakan menghasilkan arus kas yang
(14%). Jadi perbedaan tersebut teru-tama disebabkan
diharapkan sebesar Rp 22.500,00 per tahun selama 8
karena perbedaan tingkat diskonto yang digunakan
tahun juga. Tetapi karena pasar untuk pro-duk A lebih baik
untuk menilai kedua proyek tersebut. Apabila
daripada pasar B, maka standar deviasi dari arus kas
digunakan tingkat diskonto yang sama untuk kedua
proyek A akan lebih kecil daripada proyek B. Misalkan
proyek terse-but, hasilnya akan berbeda. Apabila
standar deviasi untuk proyek A sebesar Rp 3.000,00 dan
untuk proyek B sebesar Rp
100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
pat meningkatkan jumlah unit yang terjual, atau Perhitungan laba-rugi dan aliran kas tahunan
sebaliknya, meningkatkan harga jual per unit seperti Tabel 1 di bawah ini.
akan dapat menu-runkan unit barang yang Tingkat keuntungan yang di-
terjual. Da-lam hal yang demikian perlu dinilai syaratkan(WACC/weighted average cost of
bagaimana pengaruh netonya terha-dap arus capital) adalah 10%. Dengan demikian NPV
kas yang selanjutnya terha-dap NPV dari usulan investasi tersebut adalah:
proyek tersebut. Apa-kah kenaikan harga jual
yang disertai dengan penurunan jumlah unit
NPVB=-1.000+440/(1,1)1+
yang terjual akan memperbesar atau mem- .............+440/(1,1)5
=+668
perkecil arus kas dibandingkan dengan kalau
tak ada perubahan? Kalau pe ngaruh netonya Karena NPV yang dihasilkan adalah positif
akan memperkecil arus kas yang selanjutnya Rp 668 juta, maka pro-yek tersebut layak
akan mem-perkecil NPV-nya, maka kebijakan dilakukan. Bagai-mana dengan risiko proyek
untuk meningkatkan harga jual terse-but tidak tersebut? Bagaimana jika parameter yang dipa-
dapat dibenarkan. Sebaliknya kalau kebijakan kai berubah, bagaimana efeknya ter-hadap NPV?
tersebut akan dapat meningkatkan arus kas Misalkan saja diidentifikasi ada empat variabel
yang dianggap relevan seperti:
yang selanjut-nya akan meningkatkan NPV-
nya, kebijakan tersebut dapat dibenarkan. 1. Jumlah kuantitas terjual
Untuk dapat memberikan gam-baran yang lebih 2. Harga per unit (karena, Penjualan = jumlah
jelas dapat diberikan contoh sebagai berikut: kuantitas yang diminta x harga per unit)
Manajer keuangan sedang mem-pertimbangkan 3.Biaya tetap
usulan investasi seba-gai berikut. Investasi awal adalah 4. Investasi awal.
Rp 1.000,00 juta,dengan jangka waktu lima tahun, tidak Kemudian diperkiraan ada per-bedaan
ada nilai residu. untuk setiap variabel: pesi-mis, normal,
optimis. Untuk setiap
Tabel 1. Aliran Kas Masuk Usulan Investasi
Laporan Laba-Rugi Aliran Kas
(juta Rp) (juta Rp)
100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
perkiraan, berikut ini angka-angka untuk NPV kemudian dihitung
setiap variabelnya (Tabel 2). sebagai berikut:
Angka untuk hasil yang diha-rapkan
(normal) diambil dari perhi-tungan tabel NPV=-1.000+356/(1,1)+......+356/
sebelumnya. Untuk kon-disi pesimis, (1,1)5=+350 juta
kuantitas dan harga yang ditargetkan lebih Untuk setiap variabel yang ber-ubah,harus
rendah dibanding-kan dengan hasil yang dihitung lagi NPV yang baru dan mengasumsikan
diharapkan. Biaya dan investasi awal lebih variabel lain konstan, pada analisis skenario,
besar dibandingkan dengan hasil yang diha- variabel-variabel bisa berubah secara bersamaan
rapkan. Hal yang sebaliknya terjadi untuk untuk setiap skenarionya. Misalkan manajer
kondisi optimis. Dengan mem-perhitungkan keuangan memper-kirakan tiga skenario, yaitu
angka yang baru untuk setiap variabelnya, kondisi ekonomi jelek, normal,dan baik. Un-tuk
bisa dihitung NPV yang baru. Sebagai setiap skenario, berikut ini angka-angka untuk setiap
contoh, jika kuan-titas yang terjual adalah variabelnya, dan NPV yang diperoleh. Seperti sebe-
900 unit, bisa dihitung laporan laba-rugi dan lumnya, ini difokuskan pada empat variabel(Tabel 4).
aliran kas seperti Tabel 3 berikut ini.
Penjualan (900
unit)Biaya 1.800
540
Variabel 1.800(540)
800
(30%)Biaya Tetap 200
(800)-
Depresiasi 260 -
102
100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104