Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS RISIKO DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

Suprihatmi Sri Wardiningsih


Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
ABSTRACT
In investment decisions, management must deal with uncertainty in the future. The uncertainty
of a number of possible events can occur. Risk management is what needs to be considered in
investment decisions. Management needs to incorporate an element of risk in the investment
proposals of thinking, so that each investment project has a different risk levels. This will affect the
required rate of return (Required Rate of Return), which determines whether a feasible investment
project is accepted or rejected. Approach to the measurement of risk in investment decisions,among
others: the mean standard deviation approach, certainty equivalent approach, risk adjusted discount
rate approach, sensitivity analysis, scenario analysis, break even analysis.

Keywords: Risk analysis,risk measurement, Investment Decisions,


Certainty Equivalent

PENDAHULUAN
Ketidakpastian (uncertainty) adalah kondisi yang Suatu kondisi yang lebih rea-listis yang
dihadapi oleh seseorang, apabila masa yang akan dihadapi oleh pimpinan perusahaan adalah
datang mengandung sejumlah ke-mungkinan peristiwa risiko. Dalam pengertian risiko terdapat
yang akan ter-jadi yang tidak diketahui. Dalam sejumlah kemungkinan hasil yang diketahui,
ketidakpastian semua kemungkinan dapat terjadi. atau kemungkinan terjadinya suatu peristiwa di
Tentunya dapat diduga atau diperkirakan hasil apa antara kejadian seluruh-nya yang mungkin
yang akan terjadi, tetapi masih dalam ke-gelapan terjadi. Hal ini adalah lebih realistis, karena
mengenai kemungkinan ter-jadinya peristiwa atau hasil pada umumnya dalam mengadakan taksir-an
tersebut. Sedangkan kepastian (certaintty) menyangkut atau dugaan yang meliputi suatu rentang
masa yang akan datang yang mengandung suatu (range) kemungkinan terja-dinya suatu
kemungkin-an hasil yang sudah dapat diketahui pada peristiwa dari kemung-kinan peristiwa ekstrem
waktu ini. yang lain. Dengan demikian maka risiko suatu
investasi dapat diartikan sebagai pro-babilitas
tidak dicapainya tingkat ke-untungan yang
diharapkan, atau ke-

94
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
mungkinan return yang diterima me-nyimpang akan dapat mengubah tingkat keun-
dari yang diharapkan.Ma-kin besar penyimpangan tungan yang disyaratkan (required rate
tersebut ber-arti makin besar risikonya. Risiko in- of return) yang dituntut oleh pemberi
vestasi mengandung arti bahwa re-turn di waktu modal. Berarti kalau suatu perusahaan
yang akan datang tidak dapat diketahui,tetapi akan menerima suatu proyek investasi
hanya dapat diharapkan. tertentu yang me-ngandung risiko yang
Dalam hal penggunaan pende-katan yang besar,pemberi modal akan menuntut
mengabaikan faktor risi-ko, digunakan asumsi bahwa arus imbalan yang lebih besar sebagai
kas diketahui dengan pasti dan bahwa biaya modal (cost of kompensasinya yaitu dalam bentuk
capital) adalah tidak mengandung risiko.Dalam ke-adaan tingkat keuntun-an yang disyaratkan
ada kepastian tersebut, besar-nya biaya modal sama dengan atau tingkat dis-konto yang lebih besar.
ting-kat bunga bebas risiko (risk-free rate of interest) atau Dalam kenyataan sebagian be-sar proyek
tingkat bunga murni (pure interest rate), karena tidak ada investasi mengandung ri-siko. Bagaimana kita
kemungkinan tidak dapat direalisasi-kannya arus kas yang mengukur, mengkuantitatifkan dan menginterpre-
diharapkan. Dilihat dari corak risiko perusahaan secara tasikan risiko yang terkandung dalam suatu proyek
keseluruhan, pendekatan ter-sebut menggunakan asumsi investasi? Adalah pen-ting untuk mengkuantitatifkan
bahwa penerimaan setiap usul investasi ti-dak akan risiko ke dalam beberapa ukuran standar se-hingga
mengubah corak risiko per-usahaan secara keseluruhan dapat dikomunikasikan de-ngan pihak lain yang
sehingga tidak akan mengubah penilaian risiko dari pemberi berkepentingan.
modal terhadap perusa-haan yang bersangkutan.
Kalau dimasukkan unsur risiko dalam penilaian usul PERTIMBANGAN FAKTOR RISIKO
investasi berarti diberikan kemungkinan bagi proyek DALAM PENILAIAN USUL
investasi untuk mempunyai tingkat risiko yang berbeda
INVESTASI
sehingga akan dapat mengubah corak risiko perusa-haan
Ada beberapa pendekatan da-lam
secara keseluruhan. Kalau digu-nakan asumsi ini maka
memasukkan pertimbangan dan pengukuran
penerimaan suatu proyek investasi akan dapat mengubah
risiko ke dalam usul in-vestasi yang
corak risiko perusahaan secara keseluruhan sehingga hal ini
pelaksanaannya adalah bervariasi tergantung
kepada kriteria keputusan yang digunakannya
dan juga bervariasi antara berbagai situa-
si,yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Mean-Standar Deviasi


Mungkin pendekatan ini meru-pakan
pendekatan yang paling lang-sung
memasukkan unsur risiko ke dalam kriteria
keputusan yang meng-

Analisis Risiko dalam Keputusan Investasi (Suprihatmi SW)


95
gunakan konsep nilai sekarang (pre-sent dapat didefinisikan sebagai variabili-tas
value). arus kas terhadap arus kas yang
Kalau menggunakan kriteria "discounted diharapkan. Makin besar variabilitas-
cash-flow" dalam keada-an ada kepastian, nya dapat diartikan makin besar risi-ko
kita hanya menggu-nakan “angka tunggal” dari proyek tersebut.
(point estima-tes) untuk setiap arus kas
tahunan. Sebaliknya kalau dimasukkan unsur 2. Pendekatan Ekuivalen Kepastian
risiko, tidak menggunakan angka tunggal Pendekatan ini akan membuat seseorang
untuk setiap arus kas tahun-an, melainkan untuk memberikan penilai-an yang sama antara
menggunakan“mean”dari distribusi sejumlah arus kas tertentu yang sudah pasti diterima
probabilitas untuk arus kas setiap tahunnya. dengan sejumlah arus kas tertentu yang diharapkan
Dalam hubungan ini digunakan alat statistik yang belum pasti dan mengandung risiko. Dalam
yang dise-but probabilitas yang dapat didefini- pen-dekatan certainty-equivalent ini pe-nyesuaian
sikan sebagai kemungkinan terjadi-nya suatu risiko dilakukan secara langsung terhadap arus kas
peristiwa di antara kejadi-an seluruhnya yang yang di-perkirakan akan terjadi di waktu yang akan
mungkin terjadi, atau perbandingan frekuensi datang. Dengan mengu-rangi arus kas yang
kejadian dengan kejadian seluruhnya. Apabila diharapkan yang mengandung ketidakpastian itu
seorang manajer keuangan membuat men-jadi arus kas yang pasti sebenarnya kita
estimasi arus kas suatu proyek, dia kembali lagi bersangkutan de-ngan penilaian proyek
mempertimbangkan probabilitas dari masing- investasi yang dalam keadaan ada kepastian. Dalam
masing arus kas yang mung-kin terjadi. Ini keadaan ada kepastian harus diguna-kan tingkat
berarti bahwa dia meng-adakan estimasi diskonto bebas risiko (risk-free rate). Demikian pula
sejumlah kemung-kinan kejadian. Dengan hal-nya dalam pendekatan certainty-equivalent ini
cara ini akan dapat mempertimbangkan juga harus digunakan tingkat diskonto bebas risiko
rentang (range) arus kas yang mungkin terja- untuk mendiskontokan arus kas yang ekui-valen
di untuk suatu periode tertentu, dan bukan mempunyai kepastian.Aturan pengambilan
hanya arus kas yang paling dikehendaki. keputusan dengan meng-gunakan pendekatan ini
adalah sama mengenai diterima atau ditolaknya
Dalam kaitan ini besarnya risiko suatu proyek
suatu proyek investasi, yaitu apabila "certainty-
investasi dapat dilihat dari besarnya penyebaran arus
equivalent NPV” lebih be-sar daripada nol maka usul
kas dari proyek investasi tersebut. Kalau risiko
investasi tersebut diterima, dan sebaliknya ka-
dihubungkan dengan distribusi probabilitas arus kas
yang mungkin terjadi, maka dapat dikatakan bahwa
makin besar penyebarannya berarti makin besar
risikonya. Risiko di sini

96

Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104


lau kurang dari nol maka usul inves-tasi kita dapat mempunyai 68,3% ke-pastian
tersebut selayaknya ditolak. bahwa salah satu kejadian yang mungkin
Bagaimana cara menghitung certainty- terjadi dalam dae-rah tersebut akan
equivalent cashflows(C.E) selama umur terjadi.
proyek? Bagaimana cara menghitung
a. Estimasi arus kas dikurangi de-ngan jumlah certainty-equivalent cashflow da-ri suatu
standar deviasi yang cukup untuk menjamin proyek dapatlah diberi-kan contoh
bahwa da-lam distribusi normal, kemungkin-an berikut :
kejadiannya akan terjadi de-ngan pasti. Hal ini Mean dari estimasi arus kas setiap periode
dapat dilaku-kan dengan cara misalnya selama 3 tahun se-besar Rp 8.000,00 dan standar
mengu-rangi mean dari estimasi arus kas deviasi setiap periodenya sebesar Rp 1.000,00.
untuk setiap periodenya dengan 3 standar Atas dasar data ter-sebut dengan menggunakan
deviasi yang persamaan-nya tampak sebagai rumus di atas maka besarnya certainty-equivalent
berikut : cashflow setiap perio-denya dapat dihitung yaitu :
C.E= Rp 8.000,00-3 (Rp 1.00 0,00-3 (Rp
C.E1=A1-3σ
1.000,00) = Rp 5.000,00
Di mana :
Apabila proyek tersebut me-merlukan
C..Et= certainty-eq certainty-equivalent untuk
jumlah investasi sebesar Rp 10.000,00 dan
periode t
tingkat diskon-to bebas risiko adalah 10%
At = mean cashflo mean cashflow estimate
maka “certainty-equivalent NPV” dari proyek
untuk periode t
tersebut akan menjadi :
standar deviasi
Pengurangan mean estimasi arus kas NPV=-10.000+5.0000+5000/0+
dengan 3 standar deviasi akan membuat 5.000
kita mempunyai 99,7%.Kepastian bahwa
kejadi-an yang akan terjadi paling sedi-kit Oleh karena certainty-equiva-lent NPV
sama dengan certainty-equiva- dari proyek tersebut adalah positif, maka
lent.Dengan sendirinya kita da-pat proyek ter-sebut dapat diterima.
menggunakan setiap multiple dari standar b. Metode kedua untuk menghitung
deviasi di mana kita merasa mempunyai certainty-equivalent cashflow ialah dengan
kepastian. cara mengurangi mean dari estimasi arus
Dua standar deviasi kedua arah dari kas de-ngan sejumlah kas sebesar koefi-
mean (+dan-) mempu-nyai arti bahwa kita sien variasi dari estimasi arus kas
mempunyai 95% kepastian bahwa salah tersebut.
satu kejadian yang mungkin terjadi da-lam
daerah tersebut akan terjadi. Satu standar
deviasi kedua arah dari mean mempunyai
arti bahwa

Analisis Risiko dalam Keputusan Investasi (Suprihatmi SW)


97
Dari contoh di atas diketahui bahwa mean dari konto bebas risiko sebagai penye-
estimasi arus kas sebesar Rp 8.000,00 dan stan-dar butnya (denominator).
deviasinya sebesar Rp 1.000,00. Dengan data tersebut Apabila diketahui bahwa “certainty-
dapat diten-tukan besarnya koefisien variasi sebesar equivalent coeficient" sebesar 0,70
1.000/8.000000=0,125 Dengan demikian maka untuk setiap periode-nya selama tiga
besarnya certainty-equivalent cashflow me-nurut tahun, maka be-sarnya certainty-
metode ini ialah : equivalent NPV dari proyek tersebut
C.E1 = Rp 8.000,00-0,125 (Rp akan menjadi:
8.000,00)
NPV=-10.000+0.7008000+
=Rp 7.000,00 Certainty-equivalent NPV 060800+0508000
dari proyek tersebut adalah :
=+Rp 2.063,00
NPV=-10.000+7.000+7.000/0+
Oleh karena certainty-equi-valent
7.000 NPV dari proyek tersebut positif maka
=+Rp 7.408,00 proyek investasi itu diterima.
c. Metode ketiga untuk perhitungan certainty- Certainty-equivalent approach ini
equivalent cashflow ialah dengan cara mengalikan sering pula disebut “modifying cashflow
me-an dari estimasi arus kas dengan suatu faktor approach” yaitu pende-katan arus kas
atau koefisien ter-tentu yang disebut “certainty- yang dimodifikasi-kan. Perhitungan
equivalent coeficient" (CEC). risiko di sini langsung dimasukkan ke
CEC akan makin besar kalau certainty- dalam bentuk pengurangan terhadap
equivalent terhadap arus kas yang arus kas yang diharapkan.
diestimasikan un-tuk peride yang
3. Pendekatan Tingkat Diskonto yang
bersangkutan ju-ga makin besar. CEC akan
Disesuaikan dengan Risiko
men-dekati 1,0 kalau arus kas yang pasti dan
Pada pendekatan certainty-
arus kas yang diestima-sikan akan sama.
equivalent, dalam penilaian suatu pro-yek
CEC ini kemudian diterapkan pada
yang mengandung risiko, unsur risiko
pembilang (numerator) pa-da formula NPV
secara langsung dimasukkan pada arus kas
atau kas yang diestimasikan sehingga
yang diharapkan yang merupakan
menjadi certainty-equivalent cash-flow, dan
pembilang (numerator) pada formula NPV,
menggunakan tingkat dis-
dengan cara me-ngurangkan sejumlah kas
tertentu dari mean arus kas yang
diharapkan yang masih mengandung risiko.
Pada pendekatan “risk-adjusted
discount rate" (RADR) ini, unsur ri-

98
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
siko tidak dimasukkan ke dalam arus kas 20.000,00.Mengingat adanya perbe-daan
yang diharapkan, tetapi secara langsung tingkat risiko yang terkandung dalam
dimasukkan ke dalam ting-kat diskonto yang masing-masing proyek terse-but, maka
merupakan penye-but (denominator) pada pimpinan perusahaan akan menggunakan
formula NPV. tingkat diskonto yang berbeda untuk kedua
Dalam metode ini tingkat dis-konto proyek tersebut.
disesuaikan untuk mengim-bangi risiko. Oleh karena proyek B mengan-dung risiko yang
Apabila suatu proyek mengandung risiko lebih besar diban-dingkan dengan proyek A, maka
yang besar,diper-lukan return yang besar dite-tapkan tingkat diskonto untuk proyek B juga lebih
pula untuk mengimbangi risiko yang besar besar daripada tingkat diskonto yang akan digunakan
ter-sebut. Untuk itu maka akan digunakan untuk menilai proyek A. Misalkan tingkat diskonto
tingkat diskonto yang makin besar apabila untuk proyek A ditetapkan sebesar 10% dan untuk
tingkat risiko yang terkandung dalam suatu proyek B sebesar 14%.
proyek makin besar. De-ngan makin Atas dasar informasi tersebut dapatlah dihitung
besarnya tingkat diskon-to yang digunakan NPV dari masing-masing proyek tersebut sebagai beri-
hal tersebut akan memperkecil present kut:
value dari arus kas neto yang diharapkan NPVA=-10.000+(20.200x5,335)=
yang selan-jutnya akan memperkecil NPV
dari proyek tersebut sehingga menjadikan NPVB=-10.000+(20.500x4,639)=
proyek tersebut kurang menarik.
Dari hasil perhitungan di atas ternyata proyek A
Misalkan suatu perusahaan se-dang
mempunyai NPV yang lebih besar, yaitu sebesar Rp
mempertimbangkan untuk memi-lih salah satu dari dua
7.7767,00, dibandingkan dengan pro-yek B yang
proyek, yaitu proyek A dan B. Biaya proyek untuk masing-
mempunyai NPV sebesar Rp 4.378,00 yang
masing diperkirakan sama yaitu sebesar Rp 100.000,00.
disebabkan karena untuk proyek A digunakan tingkat
Proyek A diperkirakan akan menghasilkan arus kas yang
diskonto yang lebih kecil (10%) se-dangkan untuk
diharapkan sebesar Rp 20.200,00 per tahun selama 8
proyek B digunakan tingkat diskonto yang lebih besar
tahun. Proyek B diperkirakan menghasilkan arus kas yang
(14%). Jadi perbedaan tersebut teru-tama disebabkan
diharapkan sebesar Rp 22.500,00 per tahun selama 8
karena perbedaan tingkat diskonto yang digunakan
tahun juga. Tetapi karena pasar untuk pro-duk A lebih baik
untuk menilai kedua proyek tersebut. Apabila
daripada pasar B, maka standar deviasi dari arus kas
digunakan tingkat diskonto yang sama untuk kedua
proyek A akan lebih kecil daripada proyek B. Misalkan
proyek terse-but, hasilnya akan berbeda. Apabila
standar deviasi untuk proyek A sebesar Rp 3.000,00 dan
untuk proyek B sebesar Rp

Analisis Risiko dalam Keputusan Investasi (Suprihatmi SW)


99
untuk kedua proyek tersebut diguna-kan tingkat Analisis Sensitivitas
diskonto yang sama misal-nya 10% maka proyek Dengan analisis sensitivitas
B akan mempu-nyai NPV sebesar Rp 20.038,00 diharapkan manajer keuangan dapat
yang lebih besar daripada NPV proyek A sebesar menilai kembali estimasi arus kas
Rp 7.767,00. Dalam contoh tersebut tentunya suatu proyek yang telah disusun un-tuk
pimpinan perusaha-an akan memilih proyek yang mengetahui sampai seberapa jauh
mem-punyai NPV yang paling besar yaitu proyek tingkat kepekaan arus kas dipengaruhi
A setelah memasukkan faktor risiko ke dalamnya. oleh berbagai perubahan dari masing-
Risk-adjusted rate of return atau risk- masing variabel penyebab. Apabila
adjusted discount rate ini se-benarnya suatu variabel tertentu berubah, se-
mengandung dua unsur uta-ma,yaitu unsur dangkan variabel-variabel lainnya di-
pertama adalah ting-kat diskonto bebas risiko anggap tetap dan tidak berubah,se-
(risk-free discount rate) dan unsur kedua ada- berapa jauh arus kas akan berubah
lah premi risiko (risk-premium). Oleh karena karena perubahan variabel tertentu
itu risk-adjusted discount rate dapat tersebut. Untuk masing-masing varia-
didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang bel tersebut dicoba untuk diubah
digunakan untuk meni-lai arus kas neto nilainya, sedangkan variabel-variabel
tertentu yang me-ngandung risiko, ini terdiri lainnya dianggap tetap tidak berubah,
dari ting-kat diskonto bebas risiko ditambah untuk mengetahui seberapa besar pe-
dengan premi risiko yang sepadan de-ngan ngaruh perubahan variabel tersebut
tingkat risiko yang melekat pa-da arus kas bagi perubahan arus kas. Setelah dia-
neto. Tingkat diskonto atau tingkat bunga dakan perhitungan pengaruh dari per-
bebas risiko biasa-nya ditetapkan sebesar ubahan masing-masing variabel ter-
tingkat bunga dari obligasi negara yang tidak sebut terhadap arus kas, akan dapat
me-ngandung risiko tidak terbayarnya bunga diketahui variabel-variabel mana yang
setiap tahunnya dan pengemba-lian modal pengaruhnya relatif kecil. Dengan
pokok. Sedangkan premi risiko (risk demikian maka perhatian perlu dipu-
premium) adalah perbeda-an antara tingkat satkan pada variabel-variabel yang
keuntungan yang disyaratkan (required rate pengaruhnya besar terhadap perubah-
of return) dari aktiva yang mengandung risiko an arus kas.
dengan tingkat diskonto bebas risiko atau Makin kecil arus kas yang di-timbulkan
tingkat keuntungan dari aktiva yang tidak dari suatu proyek karena adanya perubahan
mengandung risiko dengan umur ekonomis yang merugikan dari suatu variabel tertentu,
yang sama. hal terse-but jelas akan memperkecil NPV dari
proyek tersebut yang berarti bahwa proyek
tersebut makin tidak disukai. Perubahan suatu
variabel kadang-kadang mempunyai pengaruh
terha-dap variabel yang lain. Misalnya pe-
nurunan harga jual per unit akan da-

100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
pat meningkatkan jumlah unit yang terjual, atau Perhitungan laba-rugi dan aliran kas tahunan
sebaliknya, meningkatkan harga jual per unit seperti Tabel 1 di bawah ini.
akan dapat menu-runkan unit barang yang Tingkat keuntungan yang di-
terjual. Da-lam hal yang demikian perlu dinilai syaratkan(WACC/weighted average cost of
bagaimana pengaruh netonya terha-dap arus capital) adalah 10%. Dengan demikian NPV
kas yang selanjutnya terha-dap NPV dari usulan investasi tersebut adalah:
proyek tersebut. Apa-kah kenaikan harga jual
yang disertai dengan penurunan jumlah unit
NPVB=-1.000+440/(1,1)1+
yang terjual akan memperbesar atau mem- .............+440/(1,1)5
=+668
perkecil arus kas dibandingkan dengan kalau
tak ada perubahan? Kalau pe ngaruh netonya Karena NPV yang dihasilkan adalah positif
akan memperkecil arus kas yang selanjutnya Rp 668 juta, maka pro-yek tersebut layak
akan mem-perkecil NPV-nya, maka kebijakan dilakukan. Bagai-mana dengan risiko proyek
untuk meningkatkan harga jual terse-but tidak tersebut? Bagaimana jika parameter yang dipa-
dapat dibenarkan. Sebaliknya kalau kebijakan kai berubah, bagaimana efeknya ter-hadap NPV?
tersebut akan dapat meningkatkan arus kas Misalkan saja diidentifikasi ada empat variabel
yang dianggap relevan seperti:
yang selanjut-nya akan meningkatkan NPV-
nya, kebijakan tersebut dapat dibenarkan. 1. Jumlah kuantitas terjual
Untuk dapat memberikan gam-baran yang lebih 2. Harga per unit (karena, Penjualan = jumlah
jelas dapat diberikan contoh sebagai berikut: kuantitas yang diminta x harga per unit)
Manajer keuangan sedang mem-pertimbangkan 3.Biaya tetap
usulan investasi seba-gai berikut. Investasi awal adalah 4. Investasi awal.
Rp 1.000,00 juta,dengan jangka waktu lima tahun, tidak Kemudian diperkiraan ada per-bedaan
ada nilai residu. untuk setiap variabel: pesi-mis, normal,
optimis. Untuk setiap
Tabel 1. Aliran Kas Masuk Usulan Investasi
Laporan Laba-Rugi Aliran Kas
(juta Rp) (juta Rp)

Penjualan (1.000 2.000


unit)Biaya Variabel 600
2.000(600)
(30%)Biaya Tetap 800
200
(800)-
Depresiasi
Laba Sebelum
-
400
-
PajakPajak(40%) 160
(160)440
Laba Sesudah 240
PajakAliran Kas 440

Analisis Risiko dalam Keputusan Investasi (Suprihatmi SW) 101

100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
perkiraan, berikut ini angka-angka untuk NPV kemudian dihitung
setiap variabelnya (Tabel 2). sebagai berikut:
Angka untuk hasil yang diha-rapkan
(normal) diambil dari perhi-tungan tabel NPV=-1.000+356/(1,1)+......+356/
sebelumnya. Untuk kon-disi pesimis, (1,1)5=+350 juta
kuantitas dan harga yang ditargetkan lebih Untuk setiap variabel yang ber-ubah,harus
rendah dibanding-kan dengan hasil yang dihitung lagi NPV yang baru dan mengasumsikan
diharapkan. Biaya dan investasi awal lebih variabel lain konstan, pada analisis skenario,
besar dibandingkan dengan hasil yang diha- variabel-variabel bisa berubah secara bersamaan
rapkan. Hal yang sebaliknya terjadi untuk untuk setiap skenarionya. Misalkan manajer
kondisi optimis. Dengan mem-perhitungkan keuangan memper-kirakan tiga skenario, yaitu
angka yang baru untuk setiap variabelnya, kondisi ekonomi jelek, normal,dan baik. Un-tuk
bisa dihitung NPV yang baru. Sebagai setiap skenario, berikut ini angka-angka untuk setiap
contoh, jika kuan-titas yang terjual adalah variabelnya, dan NPV yang diperoleh. Seperti sebe-
900 unit, bisa dihitung laporan laba-rugi dan lumnya, ini difokuskan pada empat variabel(Tabel 4).
aliran kas seperti Tabel 3 berikut ini.

Tabel 2. Nilai Variabel untuk Kondisi Pesimis, Normal, dan Optimis


Normal(yang
Parameter Pesimis Optimis
Diharapkan)
1.200
Jumlah Kuantitas 900 unitRp 1.000 unitRp 2
unitRp
TerjualHarga per Unit 1,5 jutaRp juta
2,2jutaRp
Biaya Tetap 1.000 jutaRp Rp 800 jutaRp
600 jutaRp
Investasi Awal 1.200 juta 1.000 juta
800 juta

Tabel 3. Perhitungan Aliran Kas jika Unit Terjual 900


Laporan Laba-Rugi Aliran Kas
(juta Rp) (juta Rp)

Penjualan (900
unit)Biaya 1.800
540
Variabel 1.800(540)
800
(30%)Biaya Tetap 200
(800)-
Depresiasi 260 -

Laba Sebelum 104 104-


PajakPajak (40%) 156 356
Laba Sesudah 356
PajakAliran Kas

102

100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104

100
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012:94-104

Anda mungkin juga menyukai