id
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan banyak budaya dan tradisi yang berbeda,
menjadi dasar pemikiran budaya daerah, kita dapat melihat bahwa Indonesia
memiliki 20 taman budaya, 176 cagar budaya, 488 desa adat, dan 2.228 komunitas
baik dari segi agama, politik, adat istiadat, bahasa, maupun karya. Budaya
didapatkan dari adat dan kebiasaan yang telah diulang-ulang dan diwariskan secara
Tradisi tidak hanya mencakup nilai sosial tetapi juga nilai moral, sehingga
dampak dari keberadaan tradisi dalam masyarakat dapat hidup, rukun, damai,
tenteram, dan membangun ikatan dengan sesama manusia meningkat. Tradisi ini
1
Pusat Data dan Teknologi Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Statistik Kebudayaan 2021, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2021), hlm. vi.
2
Zulkarnain Dali, Hubungan Antara Manusia, Masyarakat, dan Budaya
Dalam Perspektif Islam, Jurnal Nuansa, Vol. 9 (1), 2016, hlm. 52.
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
segala kekurangan dan bentuk permintaan maaf antara sesama manusia dengan
Tuhan.3
Untuk menciptakan karya seni, perlu memberi bentuk pada ekspresi seperti
feel (perasaan), think (pikiran), dan asal usul masyarakat. Seni sebagai benda
fungsional yang memiliki nilai tertentu, mewakili maksud juga gagasan pencipta,
pedoman masyarakat.
kehidupan manusia dan menjadi identitas masyarakat. Salah satu contoh tradisi
orang Goa yang menjadi tawanan Belanda, dipekerjakan sebagai budak dan
3
Purwadi Soeriadiredja, Fenomena Kesenian Dalam Studi Antropologi
(Bahan Ajar), (Denpasar: Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana, 2016), hlm. 16.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
terpaksa untuk memeluk agama Khatolik sebagai syarat lepas dari perbudakan
hingga tahun 1661 mayoritas memeluk agama Khatolik. Mereka juga memiliki
yakni Gereja Tugu di tahun yang sama. Secara umum, Tugu memiliki 25 keturunan
Portugis, tetapi saat ini hanya tersisa delapan keturunan. Ini dapat dibagi menjadi
dua kategori: Tugu asli (penduduk asli Tugu) dan pendatang (orang luar tugu dan
pendatang). Tugu Asli memiliki tujuh nama keturunan utama. Ini termasuk
Tak heran jika Tugu Asli berasal dari Portugis dan Jerman. Pendatang lainnya yang
tinggal di Kampng Tugu berasal dari China, Ambon, Manado, dan Timor. 4
Asal usul Kampung Tugu yang tercatat dalam sejarah Indonesia dimulai
pada tahun 1510-1511 ketika pemimpin kala itu Alfonso de Albuquerque ingin
menaklukkan Goa dan Malaka. Selain kedua lokasi tersebut, menurut Alfonso,
penguasa Tom Pires menduduki Sunda Kelapa pada tahun 1513 dengan tujuan
tahun 1559, Portugis melemah. Kekuasaan Portugis juga didorong oleh ultimatum
4
Raan-Hann Tan, Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of
Jakarta, Indonesia, Thesis School of Social Sciences Department of Anthropology
(Portuguese: Instituto Universitario de Lisboa, 2016), hlm. 54.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
dari kerajaan Islam Nusantara dari invasi Belanda ke Malaka, sehingga Malaka
ditaklukkan. 5
Desa Tugu pada tahun 1522 ketika para saudagar, awak kapal dan mantan prajurit
wilayah Tugu. Rosalie Gross juga percaya bahwa para navigator Portugis yang
singgah di Sunda Kelapa ikut serta dalam warisan musik Portugis.6 Sebuah tulisan
dari Windoro Adi dalam buku karangannya yang berjudul “Menyisir Jejak Betawi”
Tugu adalah keturunan Portugis campuran Goa, India dan Pulau Banda.
Para Mardijkers singgah di Indonesia pada abad ke-16 dengan niat mencari
untuk menjaga daging sapi yang disembelih tetap segar selama beberapa bulan,
karena parfum farmasi dan kosmetik telah menjadi produk penting bagi orang
5
Risa Nopianti, dkk. Identitas Orang Tugu Sebagai Keturunan Portugis di
Jakarta (Identity of Tugu People as Portuguese Descent in Jakarta), (Bandung:
BPNB dan UNPAD, 2019), hlm. 174-175.
6
Victor Ganap, Krontjong Toegoe Asal-Usul Musik Keroncong (Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2020), hlm. 36.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
keinginan para pemenang. Selama 20 tahun sebagai budak VOC, VOC akhirnya
Laskar Portugis asal Bengali dan Coromandel sehingga Belanda lebih menargetkan
tahanan dari agama Khatolik dibanding Protestan, berasal dari India sekaligus lihai
dalam berbahasa Portugis, juga telah dilatih lama dalam hal persenjataan atau
militer.8 Namun di lain sisi, orang-orang Goa tetap gigih untuk mempertahankan
identitas diri mereka sebagai kaum Portugis juga sekaligus menjadi cikal bakal dari
adanya komunitas Tugu di Kampung Tugu dengan bukti bahwa komunitas ini tetap
beragama Khatolik, dan mengakui dirinya sebagai Laskar Portugis meski pada
Tugu, Jakarta Utara dengan serangkaian prosesi acara ibadah hingga maaf-
memaafkan. Tradisi yang sudah ada sejak tahun 1930 dengan ditandai masih
hingga tahun 1990 selalu diadakan secara tertutup dikarenakan akan berkurangnya
nilai dan makna dari tradisi Mandi-Mandi juga hanya dinikmati oleh orang-orang
Tugu. Setelah tahun 1990 dibuka untuk umum dan memperbolehkan siapapun
berpartisipasi dalam acara tradisi ini. Tradisi Mandi-Mandi mulai tahun 2017 sudah
mulai anak-anak muda untuk berpartisipasi karena semakin menyadari tradisi yang
7
“Menengok Tradisi Natal Kaum Mardijkers Di Kampung Tugu” diakses
dari https://topcareer.id/read/2019/12/29/18553/menengok-tradisi-natal-kaum-
mardjikers-di-kampung-tugu/ pada 10 Agustus 2021.
8
Victor Ganap, op.cit, hlm. 31-32.
9
Ibid, hlm. 39.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
seharusnya dilestarikan hingga tahun 2019 dinobatkan sebagai Karya Budaya oleh
untuk tradisi Rabo-Rabo secara kompleks sudah ditulis oleh para peneliti. Buku
Victor Ganap yang berjudul Krontjong Toegoe menjelaskan hanya inti dari
perayaan Tahun Baru dan tidak menjelaskan tentang dampak yang diterima oleh
sudah menjadi tradisi Komunitas Tugu yang telah dilakukan setiap Minggu pertama
bulan Januari.
menghapus dosa-dosa setahun yang lalu, saling memaafkan, dan pembersihan jiwa
raga. Bahan dari “bedak” untuk menaburkan ke wajah juga berbeda. Bubuk warna-
warni pada Festival Holi menggunakan bahan alami seperti kayu cendana juga
pohon koral, buah bit, dan tanaman indigofera. Akan tetapi untuk tradisi Mandi-
diteliti lebih lanjut mengenai tradisi lokal yang diperkenalkan oleh keturunan
Budaya Lokal Tahun 2017—2022”. Skripsi ini memfokuskan pada dinamika tradisi
sekitar.
sudah mulai menyadari budaya yang menjadi ciri khas dari Kampung Tugu dan
kedatangan dari salah satu tokoh penting dalam sejarah Timor Leste tahun 2017
dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2019 dalam
domain Adat Istiadat, Masyarakat, Ritus, dan Perayaan yang telah ditandatangani
Muhadjir Effendy. Pemilihan tahun 2022 dipilih karena sudah memasuki era
modernisasi serta pemulihan pasca terjadi pandemi yang menyerang seluruh dunia.
masyarakat agar tetap terjaga, serta golongan muda yang lambat laun mulai
yang telah ada sejak abad ke-17 kepada masyarakat di luar Kampung Tugu dan
mengkreasikan tradisi ini menjadi lebih bervariatif. Pada tahun 2022 diadakan
“Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Tugu” oleh Suku Dinas Jakarta Utara
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
referensi dan pengembangan ilmu serta karya ilmiah berikut yang lebih lanjut
tentang tema yang berkaitan dengan sejarah kebudayaan. Masyarakat dan pembaca
budaya lokal.
E. Kajian Pustaka
Tugu, penjelasan wilayah Batavia pada saat abad ke-15 hingga abad ke-18 yang
sangat kental dengan unsur kolonial, dan kehidupan kota Batavia dengan suku-suku
serta etnis yang ada. Perbedaan tulisan tersebut dengan penelitian penulis terdapat
pada segi temporal dan kajian. Penjelasan mengenai tradisi-tradisi yang ada di
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Batavia khususnya Kampung Tugu Jakarta Utara dan upaya dari pemerintah dalam
Buku dari Windoro Adi yang berjudul Batavia 1740 Menyisir Jejak Betawi
membahas sejarah kota Batavia dengan kisah-kisah masa lampau pada saat koloni
Belanda menjajah hingga kesenian juga budaya yang melekat pada kota ini. Dalam
peninggalan kesejarahan yang sangat unik serta hanya dimiliki oleh Batavia, dan
Tugu Jakarta Utara. Perbedaan tulisan tersebut dengan penelitian penulis terdapat
pada segi temporal dan kajian. Penjelasan mengenai pelaksanaan tradisi Mandi-
Mandi baik dari organisasi dan panitia pelaksana tradisi Mandi-Mandi, apresiasi
dari masyarakat Tugu keturunan Portugis yang beragama Kristen dan masyarakat
Buku yang mengulas keberadaan komunitas dan musik Tugu di Kampung Tugu
dan mengungkapkan bagaimana interaksi budaya Timur dan Barat. Buku ini pula
menjelaskan acara-acara atau tradisi Kampung Tugu yang diiringi oleh musik
keroncong, tokoh-tokoh yang terlibat, tetapi tidak membahas dampak dan peran
penulis terdapat pada segi temporal dan kajian. Penjelasan pada alur dari tradisi
Kampung Tugu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Artikel dari Risa Nopianti, Selly Riawanti, dan Budi Rajab dalam Jurnal
Jakarta” ini mengulas tentang keberadaan Orang Tugu di Jakarta yang sudah ada
menetap sejak masa kolonial. Dibuktikan dengan kemunculan suku Betawi yang
telah ada sejak abad ke-16 hingga abad ke-17 melalui proses kreolisasi, proses ini
terjadi di antara orang-orang asli khususnya orang Sunda dengan para pendatang
(suku Ambon, etnik Tiongkok, dan suku India). Setelah mereka menetap di Jakarta,
mengulas sejarah Orang Tugu, interaksi sosial yang terjadi akibat proses akulturasi
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB). Perbedaan tulisan tersebut dengan
penelitian penulis terdapat pada segi temporal dan kajian. Penjelasan dalam
organisasi IKBT (Ikatan Keluarga Besar Tugu), respon dari masyarakat keturunan
Portugis yang beragama Kristen serta masyarakat di luar Tugu, dan apresiasi dari
Indonesia.
Artikel Oki Heryanto, Moch. Rey Baskara, dan Evi Novianti dengan judul
“Peran Kampung Tugu Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Unik di Jakarta” dalam
Kampung Tugu dimana dapat menemui Gereja Tugu yang masih beroperasi hingga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
sekarang sebagi daya tarik wisata, dan tradisi unik yakni Mandi-Mandi dan Rabu-
Rabu. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap setahun sekali pada hari Minggu pertama
di bulan Januari. Perbedaan tulisan tersebut dengan penelitian penulis terdapat pada
apresiasi Masyarakat Tugu, apresiasi dari pemerintah, dan bentuk pelestarian dari
Bahasa Kreol Portugis Tugu yang Telah Punah” karya Arif Budiman, Venansia,
Febri, dan Budi yang sudah ada dalam jurnal Lembaga Ilmu Pengetahuan
Kampung Tugu, dan tradisi yang telah ada di Kampung Tugu. Perbedaan tulisan
tersebut dengan penelitian penulis terdapat pada segi temporal, spasial, dan kajian
Mandi oleh Walikota Jakarta Utara serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Skripsi yang dipakai adalah skripsi dengan judul “Akulturasi Budaya Dalam
Jakarta Utara” karya dari Erymitha Lusiana, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Ibukota Jakarta khususnya Budaya Betawi yang terdapat di Kampung Tugu dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
menjelaskan tentang tradisi khas dari Tugu yaitu tradisi Rabo-Rabo dan Mandi-
Mandi secara ringkas. Perbedaan tulisan ini dengan penelitian penulis terdapat pada
segi temporal, spasial, dan kajian yang digunakan. Penjelasan terhadap peran
Mandi, pelaksanaan tradisi Mandi-Mandi dari tahun 2017 hingga 2022, dan
pelestarian tradisi Mandi-Mandi atas upaya dari pemerintah daerah maupun pusat.
tentang sejarah masuknya bangsa Portugis di Indonesia, asal usul dari Kampung
beserta perintisan Ikatan Keluarga Besar Tugu, sejarah dari Gereja Tugu, festival
hubungannya antara bangsa Belanda, Portugis, dan Betawi. Perbedaan tulisan ini
dengan penelitian penulis terdapat pada segi temporal, spasial, dan kajian yang
digunakan. Penjelasan terhadap organisasi yang ada di Kampung Tugu juga panitia
pelaksana tradisi Mandi-Mandi, tradisi Mandi-Mandi dari tahun 2017 sampai 2022,
apresiasi baik dari masyarakat keturunan Portugis yang beragama Kristen maupun
2017 sampai 2022, organisasi yang ada di Kampung Tugu beserta panitia pelaksana
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
F. Metode Penelitian
Pendapat dari Louis Gottschalk, metode sejarah yakni proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu. Rekonstruksi masa
lalu yang didasarkan atas fakta sejarah tersebut disebut dengan historiografi
(penulisan sejarah) 10. Metode sejarah terdiri dari empat komponen, yaitu: heuristik
penafsiran fakta sejarah, dan historiografi atau hasil penafsiran atas fakta sejarah
diperlukan dalam menerbitkan suatu karya ilmiah yang bersifat deskriptif kualitatif.
dari KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal Land-en Volkenkunde) dengan judul
“Kerk in Toegoe te Batavia” tahun 2007, sebuah rekaman video dari Metro TV dan
Tugu: Identitas yang Tersisa” tahun 2013, sumber Kompas edisi Natal dan Tahun
Baru dengan judul “Gereja Tugu, Kesetiaan pada Tradisi” tanggal 30 Desember
10
Nina Herlina, Metode Sejarah (Bandung: Satya Historika, 2008), hlm. 2.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
dan “Keroncong dan Gereja Tugu” 26 Desember 2003, Surat Keputusan Direktur
dengan tokoh sejarah atau keturunan yang terlibat dalam pembahasan penelitian
yakni Guido Quiko jabatan Ketua Keroncong Tugu Cafrinho, Lisa Michiels jabatan
manager Krontjong Toegoe dan Bendahara Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT),
Arthur James Michiels jabatan ketua Krontjong Toegoe, Rensyi Michiels jabatan
Keluarga Besar Tugu (IKBT) tahun 2016—2019, dan George Letwory jabatan
Ketua II Pelaksana Harian Majelis Jemaat Gereja Protestan Indonesia Barat (PHMJ
GPIB) Tugu, Martinus Cornelis jabatan Germasa (Gereja dan Masyarakat dalam
Majelis Jemaat Gereja Protestan di Indonesia Barat Tugu), Sum dan Lina jabatan
Kritik sumber menjadi salah satu tahapan dalam kajian pustaka yang
berisikan keabsahan sumber dengan adanya dua macam verifikasi yakni kritik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
ekstern (autentisitas atau keaslian sumber), dan kritik intern (kredibilitas atau
a. Kritik Eksternal
Kritik ini menyelidiki atau memastikan keaslian sumber sejarah didapatkan dari
data yang berasal pada surat, notulensi sejarah dan sumber lisan hasil wawancara.12
Kritik yang dilakukan adalah pada arsip susunan Badan Pengurus Ikatan Keluarga
Besar Tugu dan susunan panitia pelaksana ibadah Kampung Tugu. Kritik eksternal
b. Kritik Internal
Kritik yang melihat dan menyelidiki terhadap isi dari bahan sejarah dan dokumen
sejarah sehingga layak menjadikannya sebagai fakta historis. 13 Penulis dalam kritik
internal susunan Badan Pengurus Ikatan Keluarga Besar Tugu tahun 2022—2025
dan susunan panitia pelaksana ibadah Kampung Tugu tahun 2022—2023 yang
Indonesia tahun 2019 melalui wawancara dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
11
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2018), hlm. 77
12
Ibid.
13
Mohammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988),
hlm. 60.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
3. Interpretasi
oleh data-data serta keterangan yang riil. Sejarah dapat diakui apabila dibuktikan
Interpretasi memiliki dua macam yakni analisis dengan maksud menguraikan serta
keterkaitan yang pada akhirnya menghasilkan fakta sejarah. Dalam skripsi ini
Tugu (IKBT) yang bertugas dalam mengelola berbagai tradisi yang ada di
Harian Majelis Jemaat Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu (PHMJ GPIB)
hingga sekarang bersifat terbuka oleh seluruh elemen masyarakat. Terdapat juga
Tahapan terakhir dalam penelitian ini yang kemudian akan menjadi suatu
karya ilmiah yang bersifat historis adalah penulisan sejarah atau historiografi.
14
Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 78.
15
Ibid.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
G. Sistematika Skripsi
Penulisan dalam skripsi ini terdiri atas lima bab, dengan penjabaran sebagai
berikut :
menjadi point utama, tujuan dan manfaat penelitian yang dikaji, kajian pustaka yang
berisi tentang sumber referensi mengenai topik pembahasan, metode penelitian, dan
Keroncong Tugu.
Kampung Tugu tahun 2017 dan 2018, organisasi yang terdapat di Kampung Tugu
sebagai pelaksana juga pendukung dalam Tradisi Mandi-Mandi, dan apresiasi dari
masyarakat sekitar.
16
Sukmawati Wahyu, Pemikiran Kuntowijoyo Tentang Historiografi Islam
di Indonesia, Skripsi, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2012), hlm. 44.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
diteliti oleh penulis dan disertai dengan daftar pustaka sebagai penunjang dalam
bentuk literatur.