Anda di halaman 1dari 15

PROSES KEPERAWATAN PADA AREA KEPERAWATAN KRITIS

Dosen Pengajar : Ns.Agnes Marbun, M.kep

Disusun Oleh :

Audyna Riski ( 200204004

Desman Rezeki Telaumbanua ( 200204014 )

Muklis Laia ( 200204035 )

Oktris ( 200204037 )

Salvin Siastin Dachi ( 200204047 )

Tiur Y. M. Gultom ( 200204052 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA


2023-2024

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dankaruniaNya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Kritis dengan judul Proses Keperawatan Pada
Area Keperawata Kritis.

Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok 1 mengalami berbagai masalah.
Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami kelompok 1 mengucapkan terima kasih kepada dosen mata perkuliahan,
yaitu Bapak Ns. Agnes Marbun, S.Kep, M.Kep telah membimbing kami dalam proses penyusunan
makalah ini.

Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami kelompok 1 meminta maaf jika makalah kami masih
banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 25 Maret 2023

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

BAB II TIANJAUAN PUSTAKA......................................................................................................3

A. Proses Keperawatan......................................................................................................................3

B. Tujuan Proses Keperawatan.........................................................................................................3

C. Standar Asuhan Keperawatan Kritis..........................................................................................3


1. Pengkajian sebelum pasien datang (pre arrival)...................................................................3
2. Pengkajian ICU.......................................................................................................................4
3. Penetapan masalah / diagnose keperawatan..................................................................….....6
4. Perencanaan............................................................................................................................7
5. Implementasi Keperawatan....................................................................................................7
6. Evaluasi..................................................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9

A. Kesimpulan...............................................................................................................................9

B. Saran..........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 10
tahun 2015 tentang standar pelayanan keperawatan rumah sakit Pasal 2
disebutkan bahwa Pengaturan Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah
Sakit Khusus bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
di rumah sakit khusus dan rumah sakit umum yang memiliki pelayanan
keperawatan kekhususan yang disusun berdasarkan kompetensi dan
kewenangan perawat dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam meningkatkan mutu layanan rumah sakit tidak bisa dijauhkan
dari ketersediaan tenaga kesehatan. Sesuai dengan peraturan yang
menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien dan mengutamakan keselamatan pasien (pasal 13 ayat, UU RS, tahun
2009). Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan perlu memberikan
pelayanan asuhan keperawatan dengan memperhatikan mengikuti peraturan dan standar yang
berlaku di rumah sakit.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan intensif,
dimana pelayanan intensif yang dimaksud adalah pelayanan keperawatan
yang diberikan pada pasien dalam kondisi kritis yang membutuhkan penanganan dan
pemantauan intensif di ruang intensive care unit (ICU).
Intensive care unit (icu) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dubia
yang:diharapkan masih reversibel. ICU menyediakan kemampuan dan
sarana prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi- fungsi vital dengan
menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain
yang berpengalaman dalam pengelolaan, keadaan-keadaan tersebut.
1
Penting bagi perawat di ruang kritis untuk melaksanakan proses
asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga layanan yang diberikan
dan penatalaksanakan intensif lainnya dapat termonitoring, terobservasi dan
angka kematian dapat ditekan, kwalitas dan kwantitas perawatan meningkat,pelayanan
keperawatan kritis dapat lebih efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mendiskusiikan dan membahas Proses keperawatan pada area keperawatan
kritis.
2

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Proses Keperawatan
Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan
terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons
unik individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami, baik actual maupun potensial (Deswani, 2011).
Menurut Setiadi (2011), pada dasarnya proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah
yang sistematis dan terorganisir untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Proses
keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat
untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan ( Potter & Perry, 2005 ).

B. Tujuan Proses Keperawatan

Potter & Perry (2005) menjelaskan tujuan dari proses keperawatan adalah mengidentifikasi
kebutuhan perawatan kesehatan klien, menentukan prioritas, memberikan intervensi
keperawatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan
asuhan keperawatan dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan.Muhlisin(2011)
menjelaskan bahwa penerapan proses keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Sebagai standar pemberian asuhan keperawatan.

2. Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan.

3. Memperoleh metode yang baku, sistematis, dan rasional.

4. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi.

5. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas tinggi.

C. Standar Asuhan Keperawatan Kritis


1. Pengkajian sebelum pasien datang (pre arrival)
a. Sebelum pasien akan dikirim, dilakukan pengkajian meliputi
identitas pasien, diagnose, tanda vital, alat bantu infasive yang
dipakai, modus ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila pasien
mengunakan ventilator.

3
b. Tujuan pengkajian :
1) Untuk persiapan penerimaan pasien saat datang di ICU.
2) Agar saat pasien datang di icu, semua peralatan yang dibutuhkan tersedia dan
siap digunakan.

3) Persiapan dokter spesialis terkait yang harus dihubungi.


4) Untuk dokumentasi dan data rumah sakit.

2. Pengkajian ICU
a. Pengkajian segera (quick assessment)
1) Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICU meliputi
ABCDE yaitu Airway, breathing, circulation, drugs (obat-
obatan yang saat ini dipakai termasuk apakah alergi terhadap
obat atau makanan tertentu) dan equipment (adakah alat yang
terpasang pada pasien.
2) Perawat penerima pasien segera menilai dan melakukan kajian
kondisi pasien saat itu kemudian perawat melakukan serah terima, hal-hal yang terkait
dengan pasien dan mencatat pada
lembar observasi.
3) Ada beberapa model pengkajian keperawatan yang dapat
digunakan untuk mengkaji pasien. Barrett, Gretton dan Quinn
(2006) menjelaskan pengkajian primer pada pasien penyakit jantung secara umum
adalah sebagai berikut :
a) Airway
(1) Apakah jalan nafas paten?
(2) Apakah pasien diam, apakah suara nafas pasien bersila atau tidak jernih?
(3) Apakah ada darah atau muntahan di sekitar mulut yang berpotensi terjadi
sumbatan jalan nafas?

(4) Apakah ada injuri pada hidung, mulut atau tenggorokan yang berdampak pada
cidera jalan nafas?

(5) Apakah wajah atau tenggorokan pasien kemerahan dan bengkak yang
mengindikasikan adanya infeksi atau peradangan jalan nafas? Jika tanda tanda
tersbut positif maka harus segera dilakukan upaya proteksi jalan nafas.
4
(6) Apakah mulut dapat dibukan dengan aman? Jika ya apakah ada sumbatan benda
asing dan apakah dapat dikeluarkan?
(7) Jika ada cairan pada jalan nafas apakah bisa disuction?
(8) Jika tidak apakah pasien dapat dimiringkan untuk membantu mengeluarkan cairan
pada mulut dan hidung?
(9) Apakah jalan nafas dapat dibuka dengan manuver head- tilt, chin-lift atau jaw
thrust?
(10) Saat terbuka apakah jalan nafas dapat diamankan dengan oropharyngeal atau
nasopharyngeal airway atau laryngeal mask airway?
b) Breathing
(1) Dengan Look, Listen dan Feel selama 10 detik, apakah
pasien bernafas? Jika tidak bernafas segera cari bantuan dan mulai RJP
(2) Jika pasien bernafas, bagaimana rata-rata kecepatannya
disbanding sebelumnya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakah pasien takipnea ekstrim (> 40 kali / menit) atau
bradipnea < 6 kali / menit?
(4) Apakah suara nafas pasien gemuruh atau kasar? Apakah kulit pasien pucat?
(5) Apakah oksigen aliran tinggi perlu segera diberikan?
c) Circulation (C)
(1) Apakah nadi teraba dengan palpasi nandi karotis 10 detik?
(2) Jika teraba bagaimana karakternya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakan pasien takikasre ekstrim
(>140 kali / menit atau bradikardia (<40 kali / menit). Apakah nadi teratur?
(4) Apakah tekanan darah pasien turun dengan signifkan?
(5) Jika tekanan darah tidak terukur apakah pasien punya
tanda yang
b. Pengkajian lengkap (comprehensive assessment)
Pengkajian riwayat kesehatan lalu, riwayat social, riwayat
psikososial dan spiritual serta pengkajian fisik dari sistem tubuh
(sistem neurologi, respirasi, kardiovaskuler, renal, gartrointestinal,
endokrin, hematologic dan immunologi serta integument) dan
pengkajian resiko jatuh menggunakan humty dumty pada anak,
skala morse pada dewasa dan geriatric pada lansia.
5

Pengkajian nyeri juga dapat dilakukan pada area kritis. Hasil penelitian
Prawesti, Ibrahim, Nursiswati (2016) menyebutkan bahwa
Behaviouralpain scales (BPS) dan Criticalpain observation tools
(CPOT) adalah alat penilaian nyeri yang dapat digunakan dalam
menilai rasa sakit dan meningkatkan manajemen nyeri pada pasien
kritis. CPOT lebih mudah digunakan dan aplikatif karena memiliki
defnisi operasional yang jelas.

c. Pengkajian berkelanjutan (on going assessment)

Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada


saat kritis, selanjutnya sesuai kondisi pasien. Hal-hal yang dikaji
meliputi hemodinamik, balance cairan dan alat-alat yang dipakai
pada saat masuk icu.

3. Penetapan masalah / diagnose keperawatan

Setelah melakukan pengkajian data dikumpulkan dan


diintrepretasikan kemudian dinanalisa lalu ditetapkan
masalah/diagnose keperawatan berdasarkan data yang menyimpang
dari keadaan fisiologis. Kriteria hasil ditetapkan untuk mencapai
tujuan dari tindakan keperawatan yang diformulasikan berdasarkan
pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan realistis (craven &
himle, 2000). Contoh diagnose keperawatan yang sering muncul pada intensif care
adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (RC : Sepsis)
b. Gangguan pertukaran gas : Airway-Obstruction (RC : Acidosis (metabolic
Respiratory)
c. Pola nafas tidak efektif (RC : Hypoxemia)
d. Gangguan perfusi jaringan (RC : Hypoxemia)
e. Nyeri Akut (RC : SyokNeurogenik)
f. gangguan intergritas kulit/jaringan (RC : Sepsis)
g. Resikojatuh

6
4. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnose telah
diproritaskan. Langkah awal adalah :
a. Merumuskan tujuan :

1) berfokus pada pasien

2) jelas dan singkat

3) dapat diukur dan diobservasi

4) realistis

5) adatarget waktu

6) melibatkan peran serta masyarakat

b. Rencana tindakan :

1) tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

2) mengarah pada tujuan yang akan dicapai

3) realistis

4) disusun berurutan dan ada rasionalnya

c. kriteria hasil:

1) menggunakan kata kerja yang tepat

2) dapat dimodifikasi

3) spesifik

5. Implementasi Keperawatan
Semua kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini
penting untuk mendukung pencapaian tujuan. Tindakan keperawatan
dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur tertentu, tindakan
kolaboratif dan pendidikan kesehatan dala tindakan perlu ada
pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk evaluasi perilaku.
6. Evaluasi
Evaluasi kelima dalam proses keperawatan merupakan dasar pertimbangan yang sistematis
untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan dan sekaligus merupakan alat untuk
7
melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan modifikasi/revisi diagnose dan
tindakan. Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir tindakan peberian asuhan yang disebut
sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan
klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi dicatat pada catatan perkembangan klien.
8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan intensif adalah kegiatan prkatek keperawatan


intensif yang diberikan pada pasien/keluarga. Asuhan keperawatan
dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
merupakan metode ilmiah dan panduan dalam memeberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas guna mengatasi masalah pasien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi pengkajian,
masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi
(kemenkes, 2006)
Pengkajian di icu meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera
setelah datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan
pengkajian berkelanjutan

B. Saran

Perawat harus memahami bagaimana konsep proses asuhan keperawatan di area kritis Perawat
harus memiliki kemampuan untuk melakukan layanan asuhan keperawatan di area kritis.
9

DAFTAR PUSTAKA

Depkes Ri. 2006. Standar pelayanan keperawatan di icu. Direktorat keperawatan


dan keteknisian medic dirjen pelayanan medik. Jakarta

Deswani (2011). Hubungan antara Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan


dengan Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Melati RS Margono
Soekaijo. diakses http://digilib.ump.ac.id/files/diskl/l 8/jhptump-a-
dhianwahyu879-l-babi.pdf tanggal 3 desember 2018

Kemenkes. 2015. Modul pelatihan icu dasar. Jakarta

Pennenkes RI. 2015. Standar peayanan keperawatan di rumah sakit khusus.


Jakarta

Herdian, Fitra. 2016. Proses Keperawatan Pasien Kritis. Fakultas unpad. Diakses
pada https://www.researchgate.net/pub1ication tanggal 5 Agustus 2019
10

Anda mungkin juga menyukai