Anda di halaman 1dari 8

FAR.2.22.

12/Farmakologi
Keperawatan
Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama:_________________________________________________________ Tanggal:
________________
Tingkat: ____________

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Menganalisis isu Materi: Kepatuhan dan Ketidak


pengelolaan obat di home care patuhan dalam pengelolaan obat
Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat:
1. Mahasiswa mampu mengetahui isu dalam Referensi:
pengelolaan obat di masyarakat
2. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu kepatuhan
minum obat
3. Mahasiswa mampu memberikan edukasi dalam
meningkatkan kepatuhan minum obat

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Pendahuluan

Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh artinya suka
dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk
pada ajaran atau peraturan. Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas
sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku.Sedangkan
kepatutan lebih pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan.Jika melanggar
kepatutan belum tentu melanggar kepatuhan.Selain itu, kepatuhan menentukan apakah pihak
yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak
yang berwenang.Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan
kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu.

Kepatuhan minum obat merupakan sikap pasien dalam mengkonsumsi obat sesuai dengan
anjuran (Novie E, 2013). Salah satu faktor kunci yang memepengaruhi keberhasilan pengobatan
tuberkulosis paru adalah kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat (Pambudi, 2013).
Kepatuhan minum obat merupakan fenomena yang cukup kompleks, mengingat banyaknya
faktor yang dapat mempengaruhinya (Munro, 2015). Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan minum obat, mulai dari faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat ekonomi dan pekerjaan (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Data yang diambil pada
penderita suatu penyakit yang mengharuskan mengkonsumsi obat dalam waktu lama, angka
kepatuhan dapat mencapai 50% pada negara maju dan kurang dari 50% pada negara
berkembang (BPOM, 2011).

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Di dalam memberikan terapi pengobatan, seorang dokter berprinsip Rational Use of
Medicine sesuai definisi WHO pada tahun 1985, berupa pengobatan yang rasional, yaitu pasien
menerima obat sesuai dengan keadaan klinisnya, dengan dosis yang memenuhi kebutuhan
individualnya selama jangka waktu tertentu, serta biaya yang terjangkau bagi pasien dan juga
komunitasnya.
Menurut laporan WHO, pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang
terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang
jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai
keberhasilan terapi, terutama pada terapi penyakit tidak menular. Seperti diabetes, hipertensi,
asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi HIV/AIDS, dan tuberculosis.
Dari laporan tersebut, dapat diketahui bahwa diagnosa yang tepat, pemilihan serta pemberian
obat yang benar dari tenaga kesehatan, ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan
suatu terapi jika tidak diikuti dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.
Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit nyatanya dapat memberikan efek negatif yang
sangat besar. Sebab, persentase kasus penyakit-penyakit tersebut di seluruh dunia mencapai
54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat
menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020 mendatang.
Di samping itu, ada beberapa hal penting yang mempengaruhi kepatuhan. Di antaranya pasien,
faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan, dan faktor sosial ekonomi. Maka tidak
hanya pasien, pembenahan dalam sistem kesehatan dan petugas pelayanan kesehatan pun turut
mempengaruhi. Selain itu, diperlukan strategi khusus terhadap pasien dengan penyakit tertentu
untuk mengembangkan meningkatkan kepatuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Selain faktor sistem kesehatan dan petugas pelayanan kesehatan, faktor
lingkungan dan keluarga pasien juga berpengaruh dalam menumbuhkan kepatuhan pasien.

B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)

- Definisi
Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh
artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti
sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau peraturan.
Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai dengan
kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku.Sedangkan kepatutan
lebih pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan.Jika melanggar
kepatutan belum tentu melanggar kepatuhan.Selain itu, kepatuhan menentukan apakah
pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang.Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah yang
diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu.

Seperti yang dikemukakan Tyler (Susilowati, 1998, 2003, 2004 dalam Saleh, 2004)
terdapat dua perspektif dasar kepatuhan pada hukum, yaitu instrumental dan
normatif.Perspektif instrumental berarti individu dengan kepentingan pribadi dan
tanggapan terhadap perubahan yang berhubungan dengan perilaku.Perspektif normatif
berhubungan dengan moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi.Seseorang
lebih cenderung patuh pada hukum yang dianggap sesuai dan konsisten dengan

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


norma-norma mereka.Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative
commitment through morality) berarti patuh pada hukum karena hukum dianggap suatu
keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment
through legitimacy) berarti patuh pada peraturan karena otoritas penyusun hukum yang
memiliki hak untuk mendikte perilaku (Sudaryanti, 2008 dalam Sulistyo, 2010)
Efektifitas peraturan dalam suatu sistem organisasi juga tidak terlepas dari faktor
ketaatan atau kepatuhan dari tiap anggota organisasi terhadap aturan yang ada.
Kelman membedakan kualitas ketaatan atau kepatuhan terhadap aturan dalam tiga
jenis, yaitu :
a. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu
aturan hanya karena ia takut terkena sanksi.
b. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu
aturan hanya karena takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak
c. Ketaatan yang bersifat internalisation, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu
aturan karena benar-benar ia merasa bahwa aturan tersebut materi dan
spiritnya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.
d. Peraturan berjalan kurang efektif bila derajat ketaatannya hanya berkisar di
compliance atau identification saja.Sebaliknya, bila derajat kepatuhannya
mencapai internalisation, berarti kualitas efektifitas peraturan tersebut sudah
sangat tinggi, sehingga sistem berjalan sesuai dengan aturan yang ada tanpa
menekankan fungsi kontrol yang ketat

Penanganan klien yang sulit dalam mengkonsumsi obat dilakukan secara rutin akan
membuat klien dapat mengendalikan rangsangan emosi dan pikiran. Cara yang dapat
dilakukan dengan beberapa hal diantaranya, dukungan keluarga, dukungan masyarakat,
layanan kesehatan yang memadai dan tanggap terhadap kesehatan klien , dan pengobatan
secara rutin, akan tetapi penanganan tersebut masih terhalang suatu permasalahan dimana
masih banyak klien yang tidak patuh minum obat. klien yang tidak patuh terhadap pengobatan
suatu saat akan mengalami kekambuhan apabila tidak ditangani dan diobati dengan tepat.
Kekambuhan biasanya terjadi karena adanya kejadian buruk sebelum mereka kambuh dan
juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.
Pada faktor eksternal kekambuhan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, dukungan petugas kesehatan. Dengan kurangnya
dukungan dan perhatian keluarga, maka penderita merasa dirinya terasingkan dan juga
merasa rendah diri dan akan memicu terjadinya kekambuhan berulang pada lansia tersebut.

Kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau
melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan
dapat dimulai dari tindakan menghindari dari setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana .
Kepatuhan minum obat adalah suatu bentuk perilaku yang ditunjukan oleh lansia dalam
minum obat sesuai dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan, dikatakan patuh apabila
minum obat sesuai dengan aturan dan waktu yang tepat, dikatakan tidak patuh apabila lansia
tidak mau minum obat sesuai aturan dan waktu yang sudah dianjurkan.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Dukungan keluarga bermanfaat besar bagi proses penyembuhan penyakit, dimana
dukungan keluarga dapat menurunkan kekambuhan pasien dan rehospitalisasi. Untuk
mematuhi program pengobatan, penderita lansia yang disertai dengan penyakit lain dalam
masa rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga sendiri di rumah atau rawat jalan memerlukan
dukungan . Dukungan keluarga sangat penting terhadap pengobatan pasien gangguan jiwa,
karena pada dasarnya klien belum mampu mengatur dan mengetahui jadwal dan jenis obat
yang harus diminum, karna perlu diketahui klien lansia sering lupa. Keluarga harus selalu
membimbing dan juga mengarahkan agar klien dapat minum obat dengan benar dan teratur.

A. Terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat,

1. Faktor Individu
Faktor individu seperti umur, jenis kelamin, gangguan kognitif dan psikopatologi.
Secara umum dikatakan tingkat kepatuhan wanita lebih tinggi dari pria dan wanita muda
lebih patuh daripada wanita tua. Hal ini disebabkan karena klien mengalami kurang
motivasi yang mengakibatkan dampak negatif dalam mengikui pengobatan
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepatuhan adalah dukungan keluarga dan
finansial, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan, sikap terhadap pengobatan,
adanya pengawasan terhadap pengobatan.
3. Faktor yang Berhubungan Dengan Tenaga Kesehata
Faktor ini meliputi adanya pemberian informasi terhadap perawatanyang dapat
dilakukan dirumah setelah klien dirawat.
4. Faktor yang Berhubungan Dengan Pengobatan\Beberapa klien yang mengalami efek
samping pengobatan terbukti memiliki kepatuha yang rendah, sementara beberapa
klien yang tidak mengalami efek samping pengobatan justru memiliki tingkat kepatuhan
yang tinggi. Masalah lain dalam pengobatan adalah masa pencapaian efek terapi dan
jumlah obat yang dikonsumsi. Klien terkadang justru merasakan efek samping terlebih
dahulu dibandingkan efek positif terapi. Sedangkan jumlah jenis obat yang diminum
juga memiliki pengaruh dalam kepatuhan minum obat klien, karena umumnya klien
mendapatkan regimen terapi yang kompleks yaitu mengkonsumsi dua atau lebih jenis
obat beberapa kali sehari.

B. Ada 6 Cara Minum obat yang harus diperhatikan baik petugas kesehatan maupun
keluarga dari pasien, diantaranya adalah :
1. Benar Nama Klien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis Obat
5. Benar Waktu Pemberian
6. Benar Cara Pemberian (rute)
7. Benar Dokumentasikan.

C. Aspek-aspek Kepatuhan Minum obat Berdasarkan teori kepatuhan, diketahui bahwa


kepatuhan minum obat terdiri atas beberapa aspek, di antaranya:
1. Forgetting, yaitu sejauh mana pasien melupakan jadwal untuk meminum obat. Pasien
yang menunjukkan kepatuhan minum obat yang tinggi memiliki frekuensi kelupaan dalam
mengkonsumsi obat yang rendah.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


2. Carelessness, yaitu sikap mengabaikan yang dilakukan pasien dalam masa pengobatan,
seperti melewatkan jadwal meminum obat dengan alasan lain selain karena lupa. Pasien
yang menunjukkan kepatuhan minum obat yang tinggi mampu bersikap hati-hati atau
dengan penuh perhatian mengontrol dirinya untuk tetap mengkonsumsi obat.
3. Stopping the drug when feeling better, or starting the drug when feeling worse, yaitu
penghentian pengobatan tanpa sepengetahuan dokter atau penyedia kesehatan lainnya
saat merasa obat yang dikonsumsi membuat kondisi tubuh menjadi lebih buruk atau
ketika merasa tidak perlu lagi mengkonsumsi obat karena kondisi tubuh dirasa telah
membaik

D. Faktor lainya yang mempengaruhi seseorang untuk mematuhi pengobatan yang diresepkan
oleh dokter atau ahli kesehatan. Kepatuhan minum obat sangat penting untuk keberhasilan
pengobatan karena jika seseorang tidak mematuhi resep obat, maka efektivitas pengobatan
dapat menurun dan kondisi medis bisa menjadi lebih buruk.

Beberapa teori kepatuhan minum obat meliputi:

1. Teori Health Belief Model Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan mematuhi
pengobatan jika mereka merasa bahwa mereka rentan terhadap kondisi medis tertentu,
jika mereka percaya bahwa pengobatan dapat mencegah atau mengobati kondisi
tersebut, dan jika mereka menganggap manfaat dari pengobatan lebih besar dari risiko
dan biaya.
2. Teori Theory of Reasoned Action and Planned Behavior Teori ini menyatakan bahwa
kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap minum obat dan
keyakinan mereka tentang apa yang akan terjadi jika mereka mematuhi pengobatan atau
tidak. Selain itu, faktor-faktor seperti norma sosial dan kontrol diri juga mempengaruhi
kepatuhan.
3. Teori Social Cognitive Theory Teori ini mengatakan bahwa kepatuhan minum obat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan seseorang tentang kondisi medis
mereka dan pengobatan, persepsi mereka tentang kontrol diri, dan keyakinan mereka
tentang kemampuan mereka untuk mematuhi resep obat.
4. Teori Self-Determination Theory Teori ini menyatakan bahwa kepatuhan minum obat
dipengaruhi oleh tingkat otonomi seseorang, yaitu sejauh mana seseorang merasa
bahwa mereka memiliki pilihan dan kontrol atas tindakan mereka. Jika seseorang merasa
bahwa mereka memiliki otonomi dalam memutuskan apakah akan mematuhi pengobatan
atau tidak, maka mereka lebih cenderung mematuhi pengobatan tersebut.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan kepatuhan minum obat, di antaranya:

1. Efek samping obat yang tidak diinginkan Efek samping obat yang tidak diinginkan dapat
membuat seseorang merasa tidak nyaman dan mengurangi keinginan mereka untuk
meminum obat secara teratur. Jika efek samping terlalu buruk, pasien mungkin berhenti

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


mengonsumsi obat sepenuhnya tanpa berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan
terlebih dahulu.

2. Lupa atau kesulitan mengingat jadwal minum obat Seseorang mungkin lupa untuk minum
obat atau kesulitan mengingat jadwal minum obat, terutama jika mereka harus minum obat
beberapa kali sehari atau pada waktu yang spesifik. Hal ini bisa disebabkan oleh kepadatan
aktivitas sehari-hari, rutinitas yang berubah, atau gangguan memori.

3. Biaya obat yang mahal Biaya obat yang mahal dapat membuat seseorang kesulitan
memenuhi resep obat mereka, terutama jika mereka tidak memiliki asuransi kesehatan atau
asuransi kesehatan yang tidak mencakup obat-obatan tertentu.

4. Keterbatasan akses ke obat Seseorang mungkin tidak dapat memperoleh obat yang
diresepkan oleh dokter karena mereka tidak dapat mengakses apotek atau obat yang
diperlukan tidak tersedia di daerah mereka.

5. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya pengobatan Kurangnya pemahaman tentang


pentingnya pengobatan dan dampak dari tidak mematuhi resep obat dapat menyebabkan
seseorang mengabaikan pengobatan yang diresepkan.

6. Ketidakcocokan antara jadwal minum obat dan rutinitas harian Jika jadwal minum obat tidak
cocok dengan rutinitas harian seseorang, misalnya jika seseorang harus minum obat saat
sedang bepergian atau bekerja, hal ini dapat menyebabkan penurunan kepatuhan.

7. Perubahan gaya hidup Perubahan gaya hidup, seperti perubahan dalam pola makan atau
rutinitas olahraga, dapat menyebabkan seseorang lupa atau tidak mematuhi pengobatan
mereka.

8. Masalah psikologis atau sosial Masalah psikologis atau sosial, seperti depresi, kecemasan,
atau stres, dapat memengaruhi kepatuhan minum obat karena seseorang mungkin tidak
memiliki motivasi atau kemampuan untuk mematuhi pengobatan mereka.

Berikut beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan kepatuhan minum obat:

1. Pahami dengan baik instruksi dokter dan informasi tentang obat Pastikan untuk memahami
dengan baik instruksi dokter dan informasi tentang obat yang diresepkan, seperti dosis,
jadwal minum obat, dan efek samping yang mungkin terjadi. Jika Anda memiliki pertanyaan
atau kekhawatiran, jangan ragu untuk bertanya pada dokter atau ahli kesehatan Anda.
2. Buat jadwal minum obat dan ingatkan diri sendiri Buat jadwal minum obat dan tetapkan
pengingat untuk memastikan Anda tidak lupa meminum obat pada waktu yang tepat.
Pengingat bisa berupa alarm pada ponsel, catatan pada kalender, atau aplikasi pengingat
obat.
3. Gunakan alat bantu atau bantuan dari orang lain Gunakan alat bantu seperti kotak obat

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


dengan kompartemen terpisah atau kemasan obat dengan label waktu untuk membantu
Anda mengatur jadwal minum obat. Anda juga bisa meminta bantuan dari anggota keluarga
atau teman untuk mengingatkan Anda.
4. Hindari mengubah dosis atau jadwal minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter Jangan
mengubah dosis atau jadwal minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter atau ahli
kesehatan Anda terlebih dahulu. Jika Anda mengalami efek samping yang mengganggu
atau ingin mengubah pengobatan, bicarakan dengan dokter atau ahli kesehatan Anda
terlebih dahulu.
5. Pastikan Anda memiliki cukup obat Pastikan Anda memiliki cukup obat untuk jangka waktu
tertentu dan tidak kehabisan obat sebelum waktunya. Jika Anda memiliki kesulitan membeli
obat karena biaya atau akses, bicarakan dengan dokter atau ahli kesehatan Anda untuk
mencari solusi.
6. Terlibat aktif dalam perawatan kesehatan Anda Terlibat aktif dalam perawatan kesehatan
Anda dengan berbicara dengan dokter atau ahli kesehatan Anda tentang cara
meningkatkan kepatuhan minum obat. Jangan ragu untuk menyampaikan kekhawatiran
atau kesulitan Anda dalam mematuhi pengobatan.
7. Perhatikan perubahan dalam kondisi kesehatan Anda Perhatikan perubahan dalam kondisi
kesehatan Anda dan laporkan ke dokter atau ahli kesehatan Anda jika Anda mengalami
gejala baru atau perubahan yang tidak biasa. Ini akan membantu dokter atau ahli kesehatan
Anda menyesuaikan pengobatan Anda jika diperlukan.

E. Peran Perawat Dalam Kepatuhan minum obat


Perawat memainkan peran penting dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pasien.
Berikut adalah beberapa peran perawat dalam meningkatkan kepatuhan minum obat:
1. Edukasi pasien tentang obat Perawat dapat memberikan edukasi kepada pasien
tentang obat yang diresepkan, termasuk dosis, jadwal minum obat, dan efek samping
yang mungkin terjadi. Hal ini dapat membantu pasien memahami pentingnya minum
obat sesuai dengan instruksi dokter
2. Mengingatkan pasien tentang jadwal minum obat Perawat dapat membantu
mengingatkan pasien tentang jadwal minum obat dan memastikan pasien minum obat
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3. Memantau kepatuhan pasien dalam minum obat Perawat dapat memantau kepatuhan
pasien dalam minum obat dan memberikan dukungan untuk memastikan pasien tetap
mematuhi pengobatan.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pasien Perawat dapat
membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pasien dalam
minum obat, seperti kesulitan dalam membeli obat atau efek samping yang
mengganggu, dan membantu mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Kolaborasi dengan tim perawatan kesehatan Perawat dapat berkolaborasi dengan tim
perawatan kesehatan lainnya, termasuk dokter, apoteker, dan ahli kesehatan lainnya,
untuk memastikan pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan memaksimalkan
kepatuhan pasien dalam minum obat.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Dengan demikian, perawat memainkan peran penting dalam membantu meningkatkan
kepatuhan pasien dalam minum obat, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan
hasil pengobatan dan kesehatan pasien.

- Pengembangan Keterampilan (Skill-Building)

Bagaimana Sebagai seorang perawat memainkan peran dalam meningkatkan kepatuhan


minum obat ?

Buatkan ringkasan materi dari literatur / jurnal terkait kepatuhan minum obat dan bagaimana
peran perawat dalam meningkatkan kepatuhan minum obat

B. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)

C. PENUTUP PEMBELAJARAN

- Ringkasan / Pertanyaan yang Sering Diajukan Berpikir tentang Pembelajaran

- Kunci Jawaban

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

Anda mungkin juga menyukai