TINJAUAN TEORI
Pada bab tinjauan pustaka ini akan dikemukakan beberapa konsep dan teori yang
terkait tentang konsep kepatuhan, konsep cuci tangan, konsep kepatuhan cuci
tangan, dan konsep perawat.
a.
b.
termasuk
motivasi
individu,
persepsi
tentang
b.
karakteristik
pekerjaan,
dan
karakteristik
lingkungan.
diri,
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
mulia,
serta
tingakat
untuk
memahami
ciri
yang
tidak
didasari
oleh
pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007).
g. Usia
Usia merupakan umur yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan berkerja, dari segi kepercayaan,
masyarakat lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada
orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya.
Akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin
dewasa seseorang maka cara berfikir semakin matang dan
patuh dalam pemberian diet (Notoatmodjo, 2007). Hasil
penelitian dengan judul gambaran tingkat kepatuhan
perawat akan cuci tangan dalam terapi oksigen dan tingkat
kejadian pneumonia periode tahun 2012 dan tahun 2013 di
RSUD dr. Rubini Mempawah hail karateristik umur perawat
25 sampai 30 tahun tingakt kepatuhan 48,1%, umur 31
sampai 35 tahun tingkat kepatuhan 47%, umur 36 sampai
40 tahun tingkat kepatuhan 4,8% (Ruci, 2013). Dari hasil
penyakit
dan
kepatuhan.
Dukungan
sosial
dalam
bentuk
peningkatan
kesehatan
pasien
maka
c. Pemberian informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga
mengenai
penyakit
yang
dideritanya
serta
cara
pengobatannya.
2.1.5.2 Menurut Feuer-Stein yang dikutip Niven (2002), faktor yang
mendukung kepatuhan antara lain:
a. Pendidikan
Pendidikan dapat meningkatkan kepatuhan.
b. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri
kepribadian yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Jika
tingkat ansietas
Kelompok-kelompok
pendukung
dapat
ditinggalkan.
True Conformity
Artinya benar benar setuju dengan pendapat kelompok.
2.1.7
N = Sp 100%
Sm
Keterangan :
N = Nilai
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor maksimal
(Evy,2006)
2.2 Konsep Cuci Tangan
2.2.1.
Departemen
Kesehatan
menyatakan
mencuci
tangan
adalah
diagnostik
atau
terapeutik
dan
sering
termasuk
2.2.2.
2.2.5.
biasanya
digunakan
sebelum
dan
sesudah
setelah
melakukan
cuci
tangan
yaitu
mempunyai
penyakit
menular
atau
sebelum
pedal
kaki
atau
pengontrol
lutut,
sabun
menggunakan
sabun
antimikrobial.
8) Menyikat ujung jari, tangan, dan lengan. Menyikat
kuku tangan sebanyak 15 kali gerakan. Dengan gerakan
sirkular, menyikat telapak tangan dan permukaan
anterior jari 10 kali gerakan. Menyikat sisi ibu jari 10
2.2.7.
mengurangi
tegangan
permukaan
sehingga
endospora).
Efektivitas
Kecepatan aktivitas awal
Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk
merendam pertumbuhan.
e Tidak mengakibatkan iritasi kulit
f Tidak menyebabkan alergi
g Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
h Dapat diterima secara visual maupun estetik.
2.2.6.4 Lap tangan yang bersih dan kering
b
c
air mengalir
Gunakan sabun dibagian telapak yang telah basah
Menggosok telapak tangan sehingga menghasilkan busa
secukupnya selama 15.20 detik dengan cara menggosok
punggung tangan, menggosok telapak tangan dengan selasela jemari kedua tangan, menggosok jemari dengan
bagian
telapak
jari
dengan
posisi
saling
2.3
(Sumiarty, 2014).
Lankford, Zembover, Trick, Hacek, Noskin, & Peterson (2003)
bahwa faktor yang berpengaruh pada tindakan cuci tangan adalah
tidak tersedianya tempat cuci tangan, waktu yang digunakan untuk
cuci tangan, kondisi pasien, efek bahan cuci tangan terhadap kulit
dan kurangnya pengetahuan terhada standar. Sementara itu Tohamik
(2003) menemukan dalam penelitiannya bahwa kurang kesadaran
perawat dan fasilitas menyebabkan kurang patuhnya perawat untuk
cuci tangan.Kepatuhan cuci tangan juga dipengaruhi oleh tempat
tugas.
kelamin,
ras,
suku
bangsa
dan
tingkat
pendidikan),
(Sumiarty, 2014)
Patuh
Bila perilaku perawat sesuai dengan ketentuan yang diberikan
oleh profesional kesehatan.
b.
Tidak patuh
Bila perawat menunjukkan ketidak taatan terhadap intruksi yang
diberikan
(Niven, 2008).
2.4
Konsep Perawat
2.4.1 Definisi Perawat
Perawat
dari
bahasa
latin
yaitu
dari
tindakkan
keperawatan
berdasarkan
ilmu
yang
pemecahan
masalah
yang
disebut
proses
Sebagai comforter,
Perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada
klien. Peran protector dan advocate lebih berfokus pada
kemampuan perawat melindungi dan menjamin hak dan
tanggung jawabnya.
Peran Sebagai Pengelola
Sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan dan
menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta
mengorganisasikan
dan
mengendalikan
sistem
pelayanan
keperawatan.
Peran Sebagai Peneliti
Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah
dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Oleh karena itu, perawat
bertanggungjawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan