Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab pada
Program Studi Ahwal al Syahsiyah IV B Institut Agama Islam (IAI) As’adiyah
Sengkang, Dosen Pengampu KM. Syamsuddin Semmang, S.Pd.I, M.Pd.
Oleh
Putri Rochmatun Ni’mah
NIM. 21410121
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya karena
makalah ini, materi yang akan dibahas mengenai Khabar dalam mata kuliah Bahasa
Arab.
Makalah ini dapat selesai seperti sekarang, tak lepas dari bantuan banyak
pihak, untuk itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berjasa membantu penulis selama proses
terdapat kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dipakai dalam Al-Quran dan mayoritas
kitab-kitab hukum Islam, oleh karenanya mempelajari Bahasa Arab adalah poin
penting agar bisa mengerti hukum Islam yang pada realitanya mayoritas dicatat
Kosakata dalam Bahasa Arab sebenarnya tidak berbeda jauh dalam bahasa-
bahasa yang lain, tetapi kosakata dalam Bahasa Arab mempunyai wujud bentuk yang
lebih kompleks dan sedikit susah di pahami khususnya untuk pemula, oleh karenanya
penulis bermaksud untuk mencoba menjelaskan mengenai salah satu bentuk kalimat
khabar adalah kalimat yang menyempurnakan makna mubtada', baik berupa jumlah
mubtada’.
namun pada pembahasan makalah ini dijelaskan bahwa tidak selalu khabar langsung
berada selepas mubtada’ namun dia tetap menunjukkan dirinya sebagai khabar atau
1
Fuad Ni’mah, Mulakhkhas Qawaid al-Lughati al-Arabiyyah. Terj. Sahkholid Nasution dan
Reni Maulina Siregar, Kaedah Bahasa Arab Praktis (Cet. II, Medan: Darussalam Publishing, 2011), h.
28.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat di dalam kitab Alfiyah bab ‘Ibtida paling akhir, Imam Ibnu Malik
menjelaskan mengenai khabar tsani atau dua bahkan lebih dengan mubtada wahid
(satu/tunggal).
Dari contoh kalimat dalam bait syair Arab tersebut, dhamir “ ” ُه ْمadalah
khabar boleh lebih dari satu. Hal ini merupakan kiasan sebagaimana kebolehan
menyebutkan dua sifat bahkan lebih dengan hanya memiliki satu maushuf.
”شعراءkarena khabar pada dasarnya itu menjadi sifat bagi mubtada’ dalam hal waqi’-
nya, jika boleh memperbanyak sifat, maka hal ini juga berlaku bagi khabar.2
antara dua khabar dengan wawu athaf, misalnya kalimat di atas menjadi “ ش َعَراء
ُ ”سَراةٌ َو
َ
2
Nahwushorof.id, Mubtada Khobar: Contoh, Rumus, Pengertian, Pembagian dan Syaratnya,
7 Juli 2021, https://www.nahwushorof.id/2021/07/mubtada-khobar.html?m=1.
3
jawabannya adalah boleh namun harus diketahui bahwa dalam persoalan ini terdapat
Ketika terdapat dua khabar satu mubtada’ (khabar tsani mubtada wahid), dan
khabar tersebut memiliki makna yang satu (wahid), maka dicegah memisahkannya
Contoh:
ض ِ
ُ برتقايل حلو َحام
Jeruk itu manis-manis asam.
ِ برتق ايل حلو و حsebab apabila diucapkan demikian
Tidak boleh diucapkan امض َ َ
akan merusak makna dan menjadikannya memiliki dua rasa, yaitu manis dan asam.
Padahal yang dikehendaki adalah campuran antara manis dan asam, dengan kata lain
Wajib memisahkan antara dua khabar atau lebih, yakni ketika mubtada’
Contoh:
3
Ibid.
4
ِ ٌّ بنو َك شعِر ومهْن ِدس و حَن ِو
ٌي َوفَقْيه ْ َ ُ َ ُ َ ٌ َ ْ َُ
Anak-anak lelakimu ada yang ahli syair, insinyur/arsitek, ahli nahwu, dan juga
ahli fiqh.
Dalam contoh diatas, tidak boleh diucapkan tanpa athaf karena jika dijadikan
demikian akan menimbulkan kesan makna yang berbeda, yaitu setiap anak tersebut
memiliki empat keahlian. Padahal yang dimaksud adalah anak pertama ahli syair,
anak kedua ahli dalam merancang, anak ketiga ahli ilmu nahwu dan anak keempat
ahli dibidang fiqh, oleh karena itu wajib memisahkan antara satu khabar dengan
Arti dari jawazul athfi di sini adalah bebas memilih, maksudnya bebas
wawu athaf atau tidak sama sekali, yakni ketika menghendaki mubtada tunggal
4
Ibid.
5
Contoh:
ِ ِ
ُ يب َما ُشف َي املَِر
يض ُ لَ ْوالَ الطَّب
Kalau tidak ada dokter niscaya pasien itu tidak sembuh. 5
Maka khabar yang dibuang dalam kalimat ini adalah kata “ج ٌد
ُ ْ” َمو.
b. Jika khabarnya diawali oleh huruf/kata yang digunakan untuk bersumpah
secara jelas.
Contoh:
ِ
ٌ لَعُ ْمُرَك ِإ َّن احلَيَاةَ ك
فاح
Demi umurmu, sesungguhnya hidup ini perjuangan.
mushahabah (kebersamaan).
Contoh:
ِ ٍّ ُكل جْن ِد
ُي َو ساَل ُحه ُ ٌ
Setiap prajurit bersama senjatanya.
5
Fuad Ni’mah, Mulakhkhos Qowaid al-Lughah al-Arabiyah. Terj. Abu Ahmad Al Mutarjim,
Terjemah Mulakhkhos: Terjemah Kitab Mulakhkhos Qowaid al-Lughah al-Arabiyah karya Fuad
Ni’mah (Jakarta: 2015), h. 54.
6
ِ َي و ِساَل حه م ْق ِ ن
ان ِ
ُ ُ ُ رَت َ ٍّ ُك ٌل ُجْند
ِ َ”م ْق ِ ن. 6
Khabarnya yang dihapus yaitu “ان ُ رَت
C. Khabar yang Mendahului Mubtada’
kalimat, dan khabar terletak setelah mubtada' sebagai pelengkap makna mubtada.
Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan khabar boleh diletakkan di depan
mubtada' dan ada juga kondisi wajib diletakkannya khabar di depan mubtada'.
Contoh:
ِ
ُ مَمُْن ْوعُ التَّ ْدخنْي
Dilarang merokok.
Contoh:
3. Apabila mubtada’ dan khabarnya didahului oleh huruf istifham atau huruf
nafi’.
6
Ibid, h. 55.
7
Contoh:
ت قَاِئ ٌم ؟
َ َْأن
Apakah kamu berdiri?
ِئ
َ َْأقَا ٌم َأن
ت؟
Apakah berdiri kamu?
Contoh:
Contoh:
ُأستَ ِاذ ِِ
ْ يِف املَ ْسجد
Di dalam masjid ada seorang ustadz.
ِ َأمام الْبي
ت َولَ ٌد َْ َ َ
Di depan rumah ada seorang anak laki-laki.
istifham.
Contoh:
8
اب ؟ ِ
ُ ََأيْ َن الْكت
Dimana buku (itu)?7
7
Muhammad Ridwan Salam, Panduan Belajar Bahasa Arab Metode At-Tafshil Fi Ilmi An-
Nahwi Wa As-Sharfi (Cet. I, Sengkang: Maktabah Darul Ilmi, 2019), h. 111.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kitab Alfiyah bab ‘Ibtida paling akhir, Imam Ibnu Malik menjelaskan
mengenai khabar tsani atau dua bahkan lebih dengan mubtada wahid (satu/tunggal).
Namun harus diketahui bahwa dalam persoalan ini terdapat tiga pandangan,
yaitu :
mubtada' dan ada juga kondisi wajib diletakkannya khabar di depan mubtada'.
B. Saran
bermanfaat bagi para pembaca. Makalah yang penulis susun ini diharapakan dapat
dimengerti serta dipahami dan dapat digunakan sebagai acuan lebih dalam terhadap
10
DAFTAR PUSTAKA
Nahwushorof.id, Mubtada Khobar: Contoh, Rumus, Pengertian, Pembagian dan
Syaratnya, 7 Juli 2021, https://www.nahwushorof.id/2021/07/mubtada-
khobar.html?m=1.
Ni’mah, Fuad. Mulakhkhas Qawaid al-Lughati al-Arabiyyah. Terj. Sahkholid
Nasution dan Reni Maulina Siregar, Kaedah Bahasa Arab Praktis, Cet. II;
Medan: Darussalam Publishing, 2011.
Ni’mah, Fuad. Mulakhkhos Qowaid al-Lughah al-Arabiyah. Terj. Abu Ahmad Al
Mutarjim, Terjemah Mulakhkhos: Terjemah Kitab Mulakhkhos Qowaid al-
Lughah al-Arabiyah karya Fuad Ni’mah. Jakarta: 2015.
Ridwan Salam, Muhammad. Panduan Belajar Bahasa Arab Metode At-Tafshil Fi Ilmi
An-Nahwi Wa As-Sharfi, Cet. I; Sengkang: Maktabah Darul Ilmi, 2019.
11