Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epidemik tembakau merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di
dunia. Pada tahun 2021, WHO menyatakan bahwa apidemik tembakau telah
membunuh sekitar 8 juta orang setiap tahun. Lebih dari 7 juta kematian diakibatkan
oleh perilaku merokok, sementara 1,2 juta kematian diakibatkan oleh paparan asap
rokok orang lain (secondhand smoke) yang disebabkan karena penyakit
kardiovaskular dan gangguan pernapasan. Tobacco Atlas pada tahun 2015,
melaporkan jumlah perokok aktif sebanyak 942 juta pria dan 175 juta wanita dengan
usia 15 tahun atau lebih. Cina, India, dan Indonesia menyumbang 51, 4% perokok
pria di dunia, sedangkan Amerika Serikat, Cina dan India menyumbang 27,3%
perokok wanita di dunia.

Menurut WHO (World Health Organization) tembakau membunuh setengah dari


penggunanya, tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya dan lebih
dari 7 juta kematian tersebut adalah akibat dari penggunaan tembakau langsung,
sementara 1,2 juta adalah akibat dari non perokok yang terpapar asap rokok orang lain
(WHO, 2020). Data dari WHO Global Report On Trends In Prevalence Of Tobacco
Use 2000-2025
BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang Perilaku


1. Pengertian perilaku
Kata perilaku berasal dari dua kata yaitu “peri” dan “laku”. Peri artinya cara
berbuat suatu kelakuan atau perbuatan dan laku berarti perbuatan, kelakuan,
cara menjalankan (Irwan, 2017). Sumber lain mengartikan perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar. Menurut Skinner,
perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap suatu rangsangan dari
luar (Rachmawati, 2019). Sehingga bisa disimpulkan bahwa perilaku baru
berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan
(aksi/reaksi/respon) yang disebut rangsangan. Rangsangan yang berbeda akan
menimbulkan perilaku yang berbeda. Perilaku adalah suatu reaksi psikis
seseorang terhadap lingkungannya (Irwan, 2017). Perilaku dapat diamati dan
dipelajari dan merupakan hasil totalitas penghayatan serta aktifitas yang
berasal dari pengaruh faktor internal dan eksternal (Notoadmodjo, 2012).

Berdasarkan sumber perilaku, skinner dalam (Irwan, 2017) membedakan


perilaku menjadi dua, yaitu
a) Perilaku yang alami (innate behaviour)
Perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan yang berupa refleks –
refleks dan insting – insting (Irwan, 2017).
b) Perilaku operan (operant behaviour)
Perilaku yang lebih dominan pada manusia karena dibentuk melalui proses
beajar dan di kendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif) (Irwan,
2017).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis data yang di dapat oleh penulis dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
untuk menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan . Menurut sugiyono (2018:25)
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.

B. Lokasi Dan Waktu penelitian


1). Lokasi penelitian
Berdasarkan judul penelitian dan teori-teori yang sudah penulis uraikan pada bab
sebelumnya, Penulis menentukan lokasi penelitian ini di Desa Jerol Kecamatan Aru
Selatan, sebagai tempat penelitian bagi penulis.
2). Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih dua bulan

C. Populasi dan sampel


1). Populasi
Populasi adalah wilayah regenerasi (suatu kelompok) yang terdiri dari objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan Sugiyono (2018).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah remaja Desa Jerol dengan
responden yang berjumlah 60 orang yang berusia 10 – 15 tahun
2). Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti Arikunto (2019).
sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 10 – 15 tahun yang merokok,
pada Desa Jerol Kecamatan Aru Selatan

N . Z 2 . p (1− p)
n= 2 2
d ( N−1 ) + Z . p(1− p)

Keterangan :
n = besar sampel N= besar populasi
Z = Nilai standar nominal (α=0,05) 90% =
1,96 p = perkiraan proposi sampel = 0,5
Q = 1-p (1-0,5) = 0,5
D = derajat ketepatan yang diinginkan 10% =0,1.
Berdasarkan rumus pengambilan sampel diatas, maka dari remaja yang dijadikan
populasi didapatkan jumlah sampel sebagai berikut :

2
N . Z . p (1− p)
n= 2 2
d ( N−1 ) + Z . p(1− p)
n=(60) ¿ ¿
60 x 3,84 x 0,5 x 0,5
n=
(0,01 x 59)+(3,84 x 0,5 x 0,5)
57,6
n=
0,59+ 0,96
57,6
n=
1,55
= 37,16 sampel ( dibulatkan menjadi 38 sampel )
Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 38 remaja

D. Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono,2019:68 ). Dalam penelitian
ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas ( X ) dan variabel terikat ( Y ).
a. Variabel bebas ( independent variable )
Sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa
Indonesia disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbunya variabel
dependen ( terikat ) ( sugiyono,2019:69 ). Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengetahuan ( X1 ), sikap ( X2 ), tindakan ( X3 ).
b. Variabel terikat ( dependent variable )
Menurut sugiyono ( 2019:69) dependent variable sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekwen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karna adanya varibel bebas. Varibel terikat yang digunakan dalam
penelitianini adalah perilaku merokok pada remaja ( Y ).

E. Defenisi Operasional
Kriteria
Variabel Definisi Alat Ukur Skala
Objektif
Independen
Pengetahuan Pengetahuan merupakan Kuesioner 1. Baik jika 9- Ordinal
hasil dari tahu seorang Dengan 12 skor
terhadap objek melalui menghitung 2. Cukup jika
indera yang dimilikinya skor 5-8 skor
yakni indra pendengar, pengetahuan 3. Kurang
indra penciuman, indra ( skor max = 12, jika0-4
penglihatan, dan indra benar = 2, salah skor
peraba ( menurut = 0)
Notoatmodjo, 2018)
Sikap Sikap adalah keadaan Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
mental dan saraf dari Dengan 15-20 skor
kesiapan yang di atur menghitung 2. Kurang jika
melalui pengalaman skor sikap ( max 0-14 skor
yang memberikan = 20, SS = 4, S
pengaru dinamik atau = 3, TS = 2,
terarah terhadap respon STS = 1 )
individu pada semua
objek dan situasi yang
berkaitan dengannya
(Widayatun, 2018)
Tindakan Menurut Notoatmodjo Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
(2018), tindakan adalah Dengan 9-16 skor
suatu sikap yang belum menghitung 2. Kurang
otomatis terwujud skor tindakan jika 0-8
dalam tindakan nyata ( skor max = 16,
( overt behavior). Untuk benar = 4, salah
terwujudnya sikap = 0 )
menjadi perbuatan nyata
di perlukan faktor
pendukung atau suatu
kondisi yang
memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas.
Dependen
Perilaku Tingkatan atau jumlah Kuesioner 1. Ya jika Ordinal
merokok membakar tembakau Dengan skor = 5-8
pada remaja dengan menghirup asap menghitung 2. Tidak jika
rokok dengan skor perilaku skor = 0-4
menggunakan alat atau merokok ( skor
langsung dari rokoknya max = 8, Ya =
kemudian 2, Tidak =0 )
menghembuskan
kembali asap ke udara
yang di lakukan di
lokasi atau tempat
tertentu oleh remaja di
Desa jerol
F. Instrument Penelitian
instrumen dalam penelitian ini adalah

G. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data

1) Teknik Pengumpulan Data


2) Prosedur Pengumpulan Data

H. Pengolahan Dan Analisa Data

Anda mungkin juga menyukai