Anda di halaman 1dari 28

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339088078

Pembuatan Peta Gua (Survex dan ArcGIS)

Technical Report · February 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.28483.96808

CITATIONS READS

0 1,852

2 authors, including:

Ainul Labib

21 PUBLICATIONS   34 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ainul Labib on 07 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Pembuatan Peta Gua


Dengan Menggunakan Softwere Survex dan ArcGis

Pendahuluan
Kegiatan penelusuran gua yang ada sekarang ini kurang dapat menghasilkan adanya gambaran gua
secara umum yang dapat dipahami oleh orang, masyarakat atau penggiat alam yang lain. Kegiatan
penelusuran hanya bersifat adventure dalam hal ini hanya masuk ke dalam lorong gua yang gelap serta
keluar dari gua

Namun, seiring perkembangan zaman ini, penggiat alam dan akademisi memberikan ruang tersendiri
dalam perkembangan keilmuan terhadap gua. dengan penggambaran gua baik secara manual
maupun secara digitasi dengan komputer. Perubahan ini sangat perlu dan akan terjadi mengingat
perkembangan ilmu ini akan terus berkembang

Hasil digitasi yang dilakukan berupa adanya peta gua, yang tentunya akan memberikan gambaran baik
orang awam, masyarakat, dan penggiat alam tentang kondisi yang ada dalam gua. pembuatan peta
gua dengan digitasi sendiri telah banyak softwere yang telah dibuat baik softwere Compass, speleoti,
survex, theroin, visual topo dan lain lain. Hal ini sudah dimudahkan dalam pembuatan peta gua.

Softwere survex dalam melakukan olah data gua merupakan softwere yang mudah di pahami dan
digunakan. Softwere ini hanya memasukan data-data yang ada di lapangan. Baik stasiiun gua, panjang
lorong, kompas, dan klinometer dalam pembuatan centerline. Pada pembuatan detail lorong kanan,
kiri dan atap gua, juga dapat digunakan dalam softwere ini sehingga menjadi detail lorong gua. hasil
yang dapat dihasilkan dari softwere ini berupa gambaran centerline tampak atas, dan centerline
tampak samping, ataupun profil centerline gua. hasil-hasil tersebut yang selanjutnya dalam tulisan ini
dapat di oleh lagi di Softwere ArcGIS, ataupun softwere yang lain yang lebih memudahkan dalan
penggambaran lorong gua.

Pada softwere arcGis sendiri pengelolaan nya berupa penyelesaian peta gua dengan melihat hasil riil
dari gua tersebut. pada softwere ini terdapat ekstensi yang sudah ada berupa legenda, skala, dan arah
lorong gua yang memudahkan dalam pembuatan peta gua. namun, dalam softwere ini sulit untuk
menjadikan grafis yang lebih baik, mengingat softwere ini difungsikan sebagai pembuatan peta bukan
untuk gambaran grafis yang lebih dominan.

Tujuan dari tulisan ini untuk mempermudah masyarakat maupun penggiat alam dalam melakukan
pembuatan peta gua

Langkah-langkah
Dalam melakukan penggunaan sofwere survex,tentunya datanya yang dihasilkan merupakan data
yang telah jadi baik tinggi atap, kanan, kiri bukan yang masih mentah atau masih dihitung kembali
sehingga pengambilan data yang digunakan berupa alat yang otomotis seperti laser disto sehingga
perhitungannya telah jadi terlebih dahulu. Dalam melakukan analisa dengan menggunakan softwere
survex diperlukan langkah-langkah, antara lain:

1
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

1. Tabel Pengambilan data gua


Data yang diambil dalam dalam pemetaan gua sangat penting. Mengingat kebutuhan data yang akan
digunakan. Pemetaan gua memiliki grade tersendiri sehingga dalam memasukan data ke survex perlu
sebelumnya menentukan grade pemetaan yang akan dilakukan.

Semisal dalam hal ini bila pengambilan data hanya berupa centerline dengan melakukan pengambilan
data tiap stasiun, jarak antar stasiun, kompas, dan clinometer makan penggambaran detail lain akan
menggunakan imajinasi surveyor (Gambar 1a). bisa juga data yang diambil dengan menyertakan
panjang kanan, kiri, dan atap gua (Gambar 1b), namun untuk lebih detailnya dicantumkan clino dan
kompas dari lorong gua (Gambar 1c)

a b c

Gambar 1. Tabel untuk pembuatan centerline (a), centerline dan pendetailan (b), centerline dan
sangat detail (c)

2. Input data ke Notepad


Setelah data telah masuk di excel, selanjutnya pemindahan data ke notepad. Dalam hal ini akan di
contohkan data masukan berupa centerline dan berupa lorong detail (kanan, kiri, dan atap gua)

a. Input data berupa centerline


Input data centerline gua pada notepad dilakukan dengan menggunakan kata “*begin” selanjutnya
dapat diisi koordinat titik awal gua *fix a yang menandakan stasiun a yang memiliki koordinat
tersebut, bila terdapat 2 pintu masuk gua dapat ditambahkan dengan *fix 10 yang menandakan
bahwa pintu masuk tersebut berada pada stasiun 10, begitu juga seterusnya dalam memasukan
stasiun survei yang memiliki titik ikat berupa koordinat gua. selanjutnya pada notepad diisi dengan
hasil survei lapangan. Urutan yang ada yaitu stasiun (dari, ke), jarak antar stasiun, kompas, dan clino
meter (-/minus menandakan mengalami penurunan, +/plus menandakan mengalami tanjakan).
Penggunaan “,” diganti dengan “.”. bila data telah diisi semuanya selanjutnya diakhiri dengan “*end”.
Gambaran data tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Masukan data centerline ke notepad

2
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Apabila data telah selesai dimasukan ke dalam notepad, file tersebut akan disimpan. Penamaan file
tersebutditambahkan dengan “.svx” yang menunjukkan bahwa file yang bertipe tersebut akan
dikenali oleh softwere survex dan dapat diproses. Gambar 3 menunjukkan tipe penyimpanan
tersebut.

Gambar 3. Penyimpanan file dengan tipe “.svx”

Untuk melakukan pemrosesan data, tidak perlu mengaktifkan program survex. Pengaktifannya
dengan melakukan klik kanan pada file tersebut, yang selanjutnya akan muncul menu yang terdiri
dari berbagai macam pilihan, yang selanjutnya pilih “process” untuk pemrosesan data survex tersebut
(Gambar 4)

Gambar 4. pemrosesan data svx

Setelah dilakukan pemrosesan dan akan muncul program survex, bila tidak terjadi kesalahan akan
muncul seperti Gambar 5. Pada file nya sendri akan mengalami penambahan berupa “.3d” yang
merupakan hasil pemrosesan dan dan file “.err” yang merupakan file yang eror atau terjadi
kesalahan.

3
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Pada tampilan tampak adanya centerline lorong gua, dengan berbagai kedalaman lorong gua.
terdapat skala batang secara horizontal maupun vertikal. Selain itu pada indikator juga terdapat
kompas yang dapat diputar sampai 360o dan terdapat clinometer yang dilihat plan (tampak atas)
maupun dilihat secara profil gua.

Gambar 5. Centerline Gua Lowo

Selanjutnya,untuk melihat hasil statistik mengenai kuantitas dari hasil pemetaan centerline yang kita
lakukan dengan mengklik file pada program survex setelah itu klik “show log” (Gambar 6)

Gambar 6. Tempat show log pada program survex

Pada Gambar 7 ditunjukkan dengan nilai pemetaan dari centerline gua. nilai ini terkait dengan jumlah
stasiun survei, total panjang survei (riil lapangan), total panjang survei (tampak atas), total panjang
vertikal (riil lapangan), jarak vertikal (kedalaman), jarak utara-selatan (panjang), dan jarak barat-timur
(lebar). Dari hasil Gua Lowo pada contoh tersebut, berupa:

4
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Jumlah stasiun survei : 11 stasiun


Total panjang survei (riil lapangan) : 55,99 m
Total panjang survei (tampak atas) : 54,48 m
Total panjang vertikal (riil lapangan) : 8,07 m
Jarak vertikal (kedalaman) : 4,65 m
Jarak utara-selatan (panjang) : 31,47 m
Jarak barat-timur (lebar). : 23,35 m

Data tersebut merupakan data centerline. Pada penggunaannya untuk mengetahui panjang lorong
gua dan kedalaman lorong gua dapat menggunakan data centerline ini dengan panjang gua sebesar
55,99 m dan kedalaman nya 4,65 m

Gambar 7. Statistik panjang dan kedalaman lorong gua lowo

b. Input data detail (kanan, kiri, dan atap gua)


Sama halnya dengan input centerline gua ke notepad, pada pembuatan gua detail dengan program
survex dapat dilakukan dengan memberikan penambahan pada data kanan lorong, kiri lorong, dan
tinggi atap lorong gua (tinggi stasiun survei ditambah dengan tinggi titk pengambilan dengan atap
gua). penambahan data ini dilakukan setelah data centerline telah selesai di input. Selanjutnya
ditambahkan data kanan,kiri, dan atap lorong gua. sistem yang digunakan sama dengan centerline
lorong gua berupa yaitu stasiun (dari, ke), jarak antar stasiun, kompas, dan clino meter (-/minus
menandakan mengalami penurunan, +/plus menandakan mengalami tanjakan).

Dalam memasukan data terkait dengan Kanan, kiri, dan atap lorong perlu diperhatikan terkait stasiun
yang digunakan. Seperti contoh data di bawah ini.

5
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

dari ke jarak kompas klino kiri atas kanan


a 0 7,54 5 15,1 0,77 0,79 1,71
0 1 2,1 355 14,2 0,74 0,33 1,6
1 2 10,07 30 0,5 0,72 1,1 1,32
2 3 8,67 10 -3 1,05 1,28 0,61
3 4 4,97 65 7,3 1,45 1,34 1,62
4 5 6,4 120 1,6 0,78 0,87 1,34
5 6 5,74 80 1,8 1,48 1,8 1,73
6 7 4,29 10 21,1 0,4 0,4 0,33
3 3a 3,73 30 39 1,34 0,67 0,67
3a 3b 2,48 10 3,8 0,4 0,35 0,32

Pembacaan data di atas memiliki keambiguan dalam melakukan pengolahan data untuk di masukan
di survex. Pertama apakah stasiun a memiliki panjang kanan, kiri, dan atap atau stasiun 0 yang
memiliki dimensi tersebut. penentuan ini sangat penting untuk mendapatkan ketepatan di tiap
stasiun nantinya, bila terjadi kesalahan tiap stasiun survei akan memiliki kondisi yang berbeda dengan
yang sebenarnya.

Pada data di atas, stasiun 0 memiliki dinding dan atap, sedangkan a merupakan titik ikat. Selanjutnya
dalam melakukan plot pada survex perlu penamaan yang berbeda dengan stasiun yang lain, seperti
membuat tujuan yang baru. Pada Gambar 8 ditunjukkan adanya inisial berupa “0ka” untuk stasiun 0
ke 0ka, “0ki” untuk stasiun 0 ke 0ki, dan “0t” untuk stasiun 0 ke 0t.inisisal ini dapat dilakukan dengan
karakter yang berbeda, asalkan tidak memiliki/menampal stasiun yang lain.

Pada desain survei yang detail. Data kanan, kiri, dan atap gua akan dicantumkan klinometer dan
kompas. Pencantuman tersebut dapat diisikan pada notepad tersebut. apabila data yang diambil
berupa jarak kanan, kiri, dan atap saja, maka seharusnya pengambilan data tersebut harus
memperkirakan pada lebar gua (kanan dan kiri) harus tegak lurus dengan arah lorong gua, semisal
arah lorong gua 150o maka untuk kanan dan kiri lorong harusnya mengarah 60 o atau 240o yang
merupakan hasil penjumlahan dan pengurangan 90o. Selanjutnya untuk atap gua diharuskan diambil
90o atau tegak lurus dengan pengambil data. Adapun untuk data yang di masukan akan menjadi
seperti Gambar 8.

Gambar 8. Input data di notepad

6
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Dari input data secara detail tersebut akan dihasilkan gambaran seperti Gambar 9. Gambar tersebut
berbeda dengan gambar centerline gua, perbedaan terletak dengan adanya lebar dinding dan tinggi
atap gua.

Gambar 9. Centerline detail dilihat tampak atas

Sama halnya dengan pembuatan hasil statistik gua. pada tahapan ini semua stasiun survei dihitung
sehingga data yang dihasilkan sebagai berikut (Gambar 10)
Jumlah stasiun survei : 41 stasiun
Total panjang survei (riil lapangan) : 93,3 m
Total panjang survei (tampak atas) : 74,86 m
Total panjang vertikal (riil lapangan) : 25 m
Jarak vertikal (kedalaman) : 5,63 m
Jarak utara-selatan (panjang) : 31,54 m
Jarak barat-timur (lebar) : 23,95 m

Hasil ini berbeda dengan hasil yang didapatkan dari centerline lorong gua. perbedaan ini karena
panjang kanan dan kiri dipakai sebagai stasiun survei, sehingga terjadi penambahan titik stasiun.
Sehingga dalam pemakaian panjang dan kedalaman lorong gua, data ini belum bisa dipakai. Karena
panjang dan kedalaman lorong gua tidak menyangkut dengan lebar lorong gua.

Berbeda halnya dengan jarak utara-selatan (panjang) dan Jarak barat-timur (lebar). Dua hal ini dapat
dipakai sebagai panjang dan lebar (cakupan area gua) sebagai area yang ditempati gua tersebut. hal
ini bisa dipakai karena panjang dan lebar merupakan keseluruhan lorong gua yang menempati areal
tersebut, sehingga tidak centerline saja, melainkan batas terluar dari dinding gua tersebut.

7
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Gambar 10. statistik detail lorong gua

Selain data kuantitatif yang didapatkan dari input data ke program survex, data yang dihasilkan
lainnya yaitu mengenai koordinat dan ketinggian pada setiap stasiun survei. Koordinat yang dipakai
berupa koordinat UTM (meter) dan ketinggian (meter) dengan mengikat satu stasiun survei. Semakin
banyak titik ikat (entrance) maka data koordinat stasiun survei semakin baik.

Untuk mengetahui stasiun survei pada lorong gua dengan mengklik kanan “.3d” yang selanjutnya
akan muncul pilihan-pilihan. Lalu klik “convert for hand plotting” . setalah itu diproses yang
selanjutnya akan muncul file “.pos”. untuk melihat detail koordinat dan ketinggian lorong gua dapat
mengklik pada file “.pos” tersebut (Gambar 11)

a b

Gambar 11. Mengkonvert data koordinat stasiun gua (a) dan koordinat tiap stasiun gua (b)

Input data pada program survex kadang mengalami permasalahan-permasalan terkait data yang akan
kita masukan. Bila terjadi permasalahan, data yang akan kita proses akan tidak akan menghasilkan

8
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

file “.3d” dan akan ada pemberitahuan mengenai kesalahan dalam memasukan data tersebut.
Gambar 12 menunjukkan pemberitahuan mengenai beberapa kesalahan kecil yang biasanya terjadi.

Pada saat terjadi kesalahan akan muncul beberapa kesalahan. Kesalahan yang terjadi biasanya
menyangkut kesalahan ejaan/tulisan, kesalahan penyebutan nomor stasiun yang sama, kesalahan
antar stasiun yang tidak terikat. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dicari, mengingat pada
pemberitahuan tersebut akan ditampilkan kesalahan tersebut dan ditampilkan mengani kesalahan
pada setiap stasiun survei.

Terjadi kesalahan pada


stasiun 3 ke 4. Dimana
jarak tidak terbaca, karena
menggunakan “,” Terjadi kesalahan pada
stasiun 5 ke 5. Dimana
terjadi blank antar stasiun
yang tidak tersambung
antar stasiun

Terjadi kesalahan pada


stasiun 1 ke 1ka. Dimana
arah kompas maksimal 360
derajat namun di Notepad
sebesar 496 derajat

Gambar 12. Beberapa kesalahan yang umum terjadi dalam memasukan data di suvex

c. Centerline extended profil dan profil gua


Pembuatan centerline profil gua dapat dilakukan dengan menggunakan program survex. File “.3d”
dijalankan dan selanjutnya dapat dilihat di “orientation” di mana terdapat pilihan-pilihan mengenai
kompas dan klinometer centerline lorong gua. orientasi dapat dilihat dari utara, barat, timur dan
selatan. Sedangkan klinometer dapat dilihat secara plan dan profil (Gambar 13).

Gambar 13. Pembuatan profil gua

Berbeda dengan pembuatan profil, extended profil didapat dengan terlebih dahulu ke file lalu ke
“extended profil”, setelah itu dilakukan penyimpanan file extended tersebut (Gambar 14).

9
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

a b

Gambar 14. Pembuatan Extended Profile gua

Setalah itu akan di dapatkan file “_extend.3d”. untuk melihat gambaran tersebut, dapat di klik pada
file tersebut (Gambar 15).

Gambar 15. Extended profil gua

d. Mengubah ke data ke DXF


Ada tiga hal akan di ubah ke format DXF yaitu gambaran centerline tampak atas, profil, dan extended.
Fungsi untuk mengubah data ini yaitu untuk mendetailkan lorong gua yang sebelumnya telah
digambar baik dinding gua maupun isi di dalam gua. penggambaran ini bisa dilakukan dengan aplikasi
lainnya baik corel draw, adobe illustrator, ataupun AUTOCAD, namun dalam tulisan ini akan digunakan
softwere ArcGIS dan menggambarkan keseluruhan peta gua.

Untuk mengubah data centerlaine detail tampak atas ke DXF, pertama harus membuka terlebih
dahulu file “.3d”, selanjutnya lanjut ke file dan pilih “export as”. Selanjutnya akan ada pilihan
mengenai data yang akan ditampilkan, bila standart maka sesuai dengan pilihan awal tersebut. setalah
itu, terdapat pilihan juga mengenai planview atau profil (Gambar 16). Bila akan menggambarkan
planview maka kita pilih planview dan bila mau mendetailkan profil, dapat memilih pilihan profil
tersebut. setalah itu dilakukan penyimpanan, dan akan menghasilkan file “.DXF”

10
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

a b

Gambar 16. Mengubah planview ke DXF

Selanjutnya untuk mengubah data centerline detail extended profil yaitu dengan membuka file
“_extend.3d” terlebih dahulu. Bila sudah terbuka tinggal membuka “export as” yang selanjutnya akan
ada beberpa pilihan. Jika sesuai tinggal melakukan export dan disimpan pada folder yang telah ada
(Gambar 17)

a b

Gambar 17. Mengubah Extended Profile ke DXF

Adapun file-file yang dihasilkan dari program ini antara lain dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Hasil pengolahan dengan survex

11
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

3. Input data ke Softwere ArcGIS


Penggambaran peta detail lorong gua dapat dilakukan dengan berbagai softwere. Dari softwere
yanga ada, terdapat kekurangan dan kelebihannya. Dari penggambaran yang pernah dilakukan oleh
penulis, penggambaran yang dilakukan dengan ArcGIS ini memiliki kelemahan dalam hal editting dan
penggambaran yang kaku dibandingkan dengan corel draw atau adobe illustrator. Namun, terdapat
kelebihannya nya yaitu dapat ditampalkan langsung dengan topografi karena sudah tergeorefrensing
dengan memasukan koordinat terlebih dahulu serta sudah terdapat legenda/simbol-simbol bentukan
lorong gua walaupun tidak terlalu banyak. Adapun simbol/Legenda yang digunakan dalam kajian ini
dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Simbol-simbol kondisi gua

Adapun langkah-langkah dalam melakukan penggambaran dengan ArcGIS antara lain:

Tampilan Peta Gua Tampak Atas

a. Terlebih dahulu program ArcGIS dibuka. Setealah itu, melakukan input data dari DXF ke program
ArcGIS dengan membuka “add data”. Selanjutnya pilih centerline planview untuk melakukan
digitasi terlebih dahulu

12
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

b. Setelah membuka data DXF tersebut, maka akan tampil pada layar program ArcGIS

c. Pada layers, yang bertandan + dapat dibuka. Dan akan terdapat beberapa pilihan. Karena data
yang dipakai berupa data planview, yang dipakai yaitu “.dxf Point” dan “.dxf Polyline”

13
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

d. Setelah itu melakukan export data “.dxf Point” dan “.dxf Polyline” menjadi file “shp”

e. Yang selanjutnya dilakukan penyimpanan data. Untuk polyline juga sama, dilakukan
penyimpanan denga cara yang sama seperti sebelumnya.

14
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

f. Maka akan terdapat 2 file shp berupa line dan point. Selanjutnya 2 shp tersebut dapat
ditampilkan

g. Selanjutnya mengubah ke koordinat yang telah kita pakai sebelumnya dengan mengubah ke
UTM. Adapun klik “view” dilanjutkan klik “Data Frame Properties” akan muncul seperti dibawah
ini

15
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

h. Akan terdapat beberapa pilihan koordinat. Selanjutnya karena ini menggunakan UTM makan klik
“Projected coordinate systems” dilanjutkan pilih “UTM” selanjutnya pilih “WGS 1984”
selanjutnya klik “Southern Hemisphere” dan pilih “WGS 1984 UTM Zone 49S”.
Zona yang dipilih merupakan zona yang berada di daerah gua tersebut, jadi bila ada gua yang
berasal dari daerah berbeda dapat berubah sesuai dengan zona masing-masing
Setelah diklik, maka koordinat gua akan sesuai dengan yang dipermukaan.

16
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

i. Pada layer sebelumnya hanya terdapat 2 file shp. Selanjutnya akan dilakukan metode “digitation
on Screening”. Namun sebelumnya dalam melakukan digitasi tersebut perlu adannya
penambahan layers-layers yang dibutuhkan dalam menggambar peta gua.
Layers yang ada di ArcGIS memiliki 3 tipe berupa Point, Line, dan Polygon, pemanfaatan layers
tersbut berbeda beda,
Layers point : menggambarkan bentukan berupa titik seperti ornamen gua, batuan, lereng
Layers line : menggambarkan bentukan berupa garis seperti arah aliran sungai,
centerline, entrance
Layers polygon : menggambarkan bentukan berupa polygon tertutup seperti endapan
lumpur, tubuh sungai bawahtanah, kumpulan pasir
Dari berbagai tipe yang ada didalam gua dapat dilakukan dengan berbagai tipe tersebut.
j. Dalam pembuatan layers tersebut kita akan membuat di “catalog”. Selanjutnya mencari tempat
penyimpanan yang akan kita simpan. Selanjutnya klik kanan dan akan muncul beberapa pilihan.
Selanjutnya klik “new” dan pilih “Shapfile”

k. Maka akan muncul isian berupa


Name
Feature type
Spatial Reference
Untuk nama tipe diisi dengan nama bentuk yang akan diinginkan, untuk fature type berupa
bentuk tersebut mewakili layers, seperti apabila bentuknya berupa ornamen maka yang dipilih
berupa point, bila bentuknya sungai bawatanah yang dipilih berupa polygon dan seterusnya.
Untuk spatial reference dengan mencocokkan dengan koordinat yang ada. yaitu dengan memilih
“edit” dan mencocokkan denga koordinat UTM sebelumnya. Bila telah sesuai di klik “OK”

17
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

l. Selanjutnya membuta layers yang sesuai dengan penggambaran peta. Maka akan muncul layers
baru pada tampilan ArcGIS. Pada gambar dibawah ini terdapat 11 layers

m. Setelah itu, penggambaran lorong gua terlebih dahulu dikerjakan pada tepi lorong gua. dalam
melakukan ini perlu klik “Editor” selanjutnya klik “ Start Editting”.

18
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

n. Setalah itu akan muncul tampilan shp yang akan di edit. Klik “ok” pada pilihan yang akan di edit.

o. Dalam toolbar “editor’ akan banyak pilihan berupa “edit tool” “sketch tool” “Edit task” “target
Layer”
Edit tool : untuk melakukan edit pada pilihan yang ada dalam tampilan
Sketch tool : untuk melakukun sketch pada layers
Edit task : merupakan perintah untuk mengedit, berupa modifikasi, memotong, atau
membuat baru
Target layer :merupakan target layers yang akan di edit

19
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Pilihan tersebut merupakan yang utama, namun terdapat pilihan juga yang dapat dipergunakan
untuk editting.
p. Selanjutnya dilakukan proses editting pada berbagai macam layers tersebut. proses ini
membutuhkan data lapangan berupa sketsa dari hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya.
Setelah dilakukan digitasi dan penempatan berbagai titik, garis, dan polygon sesuai dengan
kondisi dalam gua, maka akan didapatkan adanya peta gua tampak atas.

20
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Tampilan Peta Gua Extended Profile

a. Dalam pembuatan peta tampak samping, perlu membuat data layer baru. Caranya dengan
mengklik “insert” yang selanjutnya dipilih “ Data Frame”

b. Selanjutnya, sama halnya dengan langkah langkah memasukan dan peta tampak atas dengan
melakukan “add data”

c. Maka akan muncul beberapa pilihan, selanjutnya membuat shp seperti yang telah dikaukan
sebelumnya

21
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

d. Hal yang sama juga dilakukan dengan membuat koordinat yang digunakan.
e. Selanjutnya, melakukan penambahan layers dengan membuat layers pada “catalog”
f. Melakukan proses editting pada toolbar “editor”
g. Dan digitasi pada gua tampak samping dilakukan, sampai selesai seperti gambar dibawah ini

22
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

Pembuatan Layout
Dalam pembuatan layout peta, yang perlu diperhatikan yaitu unsur-unsur yang ada dalam pembuatan
peta antara lain yaitu:

Nama gua : nama peta gua yang dibuat


Grade Gua : tingkat ketelitian survei gua yang dilakukan
Lokasi Gua : letak administrasi dan geografis gua yang dipetakan
Orientasi Gua : menunjukkan arah utara magnetik dan tahun survei
Koordinat gua : berisi lokasi yang telah dipetakan
Skala peta : perbandingan yang dipeta dengan yang sebenarnya
Cross Section : penampang lorong gua pada beberapa stasiun pengamatan
Simbol/legenda : mewakili kondisi, bentukan, dan keadaan di dalam gua
Keterangan : berupa orang yang melakukan pemetaan, nilai kuantitatif dari lorong gua
Tepi peta : pembatasan dalam peta gua

Adapun langkah-langkah dalam membuat layout peta gua, antara lain:


a. Dalam melakukan finishing perlu dilakukan di “view” selanjutnya pada “layout view”. Maka akan
muncul dua layer yaitu peta tampak atas dan samping

b. selanjutnya pembuatan koordinat pada peta, dengan mengklik kanan pada tampilan layar peta
tampak atas, selanjutnya akan muncul pilihan pilihan, dan pilih “properties”
selanjutnya akan muncul “data frame properties” dan pilih “grid”

23
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

c. Pilih “New grid” dan pilih sesuai dengan kebutuhan dan pas dengan tampilan gua. bila sudah
sesuai klik “ok”. Maka tampilan gua akan terdapat koordinatnya pada batas gua, seperti di bawah
ini

d. Selanjutnya pembuatan skala peta. Skala peta dibuat dengan mengklik “insert” selanjutnya pilih
“skala bar” atau “skala teks” sesuai dengan kebutuhan, dapat juga keduanya. Bila sudah sesuai
dapat di “ok”. Dan penempatannya sesuai dengan ruang yang ada di peta.

24
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

e. Sama halnya pembuatan legenda, arah, dan teks yang ada di peta, dengan memanfaatkan toolbar
“insert”. Tinggal menyesuaikan dengan kondisi yang ada. maka akan dihasilkan peta tampak atas
seperti gambar dibawah ini.

f. Pada gambaran peta tampak samping perlu adanya sketsa yang lain. Hal ini untuk menyesuai
dengan kondisi peta planveiw.

25
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

g. Penambahan tersebut dengan melakukan penggambaran manual dengan batuan toolbar


“drawing”
Selain itu, pada tampak saping perlu adanya skala, sehingga diketahui perbandingan dengan jarak
yang sebenarnya.

h. Dari gambaran tersebut, didapatkan peta tampak atas dan samping dari Gua Lowo Karst sendang
Biru

26
Dibuat untuk keterampilan pengolahan peta gua Dalam kegiatan “Eksplorasi Karst Sendang Biru 2018”
Oleh MPA Jonggring Salaka

i. Selanjutnya file ini dapat di simpan dalam bentuk “.mxd”


j. Bila ingin melakukan export, dapat dilakukan pada toolbar “file” yang selanjutnya dipilih “export
map”. Dan pilih tipe file yang diinginkan. Pada gambar di bawah ini merupakan file tipe “.jpg”

27

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai