Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pekommas, Vol. 4 No.

2, Oktober 2019:189-196

Implementasi Pelayanan Publik: Komunikasi Terapeutik Tenaga Kesehatan kepada


Pasien di Kabupaten Serang
Implementation of Public Services: Terapeutic Communication of Health
Professional to Patients in Serang Regency
Ditha Prasanti 1), Ikhsan Fuady 2)
1,2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
1,2 Jl.Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor
dithaprasanti@gmail.com1), sandyca@yahoo.co.id2)

Diterima: 7 Januari 2019 || Revisi: 11 September 2019 || Disetujui: 29 Oktober 2019

Abstrak – Pelayanan bidang kesehatan merupakan faktor utama yang menunjang keberhasilan pembangunan
suatu daerah. Berbagai macam program promosi kesehatan dilakukan dalam rangka menyukseskan
optimalisasi pelayanan publik. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan tentang implementasi pelayanan
publik oleh tenaga kesehatan kepada pasien di Puskesmas Tunjung Teja, Kabupaten Serang. Penelitian ini
merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menemukan adanya implementasi
pelayanan publik dalam komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada pasien di
Puskesmas Tunjung Teja, Serang, yakni: pelayanan sarana, pelayanan komunikasi terapeutik, dan pelayanan
informasi.
Kata Kunci: Kabupaten Serang, komunikasi terapeutik, pelayanan publik

Abstract – Health service is the main factor that supports the success of development of a region. Various
health promotion programs have been carried out in order to succeed in optimizing public services. The
purpose of this research is to reveal the implementation of public service held by the health professionals to
the patients at Tunjung Teja Puskesmas, Serang District. The research is a case study with a qualitative
approach. The study results that there was implementation of public services in therapeutic communications
held by the health professionals to the patients in the Tunjung Teja Public Health Center, Serang District, such
as the infrastructure services, therapeutic communication services, and information services.
Keywords: public service, Serang Regency, therapeutic communication

PENDAHULUAN kesehatan ini tentu menjadi bagian penting dari


Proses komunikasi terapeutik adalah proses pelayanan publik kepada masyarakat.
penyampaian pesan dari tenaga kesehatan, sebagai Penelitian ini hendak menggambarkan
komunikator, kepada pasien dengan tujuan implementasi pelayanan publik yang terdapat dalam
penyembuhan. Implementasi pelayanan publik proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh
merupakan hal yang penting dalam proses komunikasi tenaga kesehatan kepada pasiennya. Sebelumnya,
tersebut, karena berdampak langsung pada masyarakat. penulis menemukan adanya hambatan komunikasi
Beragam masalah tentang layanan kesehatan dalam upaya penurunan Angka kematian Ibu (AKI) di
bermunculan, misalnya layanan kesehatan yang Kabupaten Serang, padahal untuk menurunkan AKI,
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat Dinas Kesehatan harus bekerja sama dengan
dianggap minim dan berkualitas rendah, baik dari segi organisasi-organisasi lainnya. Adapun hambatan
tenaga medis, maupun dari segi sarana dan prasarana. komunikasi yang ditemukan yaitu hambatan budaya;
Glanz & Bishop (2010) yang melakukan penelitian hambatan pendidikan; hambatan waktu; dan psikologis
tentang pentingnya pelayanan publik dalam bidang (Prasanti & Fuady, 2016).
kesehatan menunjukkan bahwa intervensi kesehatan Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Bilyastuti,
masyarakat dan promosi kesehatan yang didasarkan dkk (2012) menjelaskan bahwa pelaksanaan pelayanan
pada teori ilmu sosial dan perilaku lebih efektif. publik dengan adopsi Citizen’s Charter (kontrak
Perspektif kontemporer berpengaruh menekankan pelayanan) belum berjalan secara optimal. Masih ada
beberapa determinan perilaku kesehatan. Promosi pasien yang belum memahami alur pelayanan dan
informasi. Target dan hasil kinerja pun tidak

DOI:10.30818/jpkm.2019.2040209 189
Implementasi Pelayanan Publik: Komunikasi Terapeutik ... (Ditha Prasanti dan Ikhsan Fuady)

dipublikasikan secara terbuka, hanya dimuat dalam Berbeda dengan penelitian Windover, dkk, penulis
buku laporan tahunan rumah sakit. penulis ingin mengeskplorasi implementasi pelayanan
Brownson, Fielding, & Maylahn (2009) publik dalam komunikasi terapeutik yang dilakukan
menjelaskan dalam penelitian mereka bahwa meskipun tenaga kesehatan kepada pasien, di Puskesmas Tunjung
banyak pencapaian kesehatan masyarakat, perhatian Teja, Serang. Selain itu, penulis juga membahas
yang lebih besar terhadap pendekatan berbasis bukti tentang pentingnya komunikasi terapeutik.
ilmiah tetap dibenarkan. Penelitian tersebut mengkaji Pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah
konsep kesehatan masyarakat berbasis bukti yaitu maupun korporasi diperuntukkan memperkuat
Evidence Based Public Health (EBPH). Konsep demokrasi dan hak asasi manusia. Layanan
tersebut menggunakan sistem data dan informasi diselengarakan untuk kemakmuran ekonomi,
secara sistematis, menerapkan kerangka perencanaan mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan
program, melibatkan masyarakat dalam pengambilan lingkungan, bersikap bijaksana dalam pemanfaatan
keputusan, melakukan evaluasi yang baik, dan sumber daya alam, serta meningkatkan kepercayaan
menyebarluaskan apa yang dipelajari. pada pemerintahan dan administrasi publik
Beragamnya hasil penelitian mengenai pelayanan (Kusumadinata & Fitriah, 2017).
publik menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis, Penelitian ini berkesinambungan dengan salah satu
karena beberapa penelitian tersebut menjelaskan bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
tentang tanggapan pasien yang tidak puas dengan pemerintah yaitu pemenuhan kebutuhan kesehatan
kualitas pelayanan publik di beberapa rumah sakit. masyarakat. Kemenkes RI menyatakan bahwa
Tetapi penulis belum menemukan penelitian yang reformasi bidang kesehatan dilaksanakan untuk
membahas tentang implementasi pelayanan publik meningkatkan pelayanan kesehatan, yakni menjadi
dalam komunikasi terapeutik di tingkat lebih efisien dan efektif, serta dapat dijangkau oleh
kelurahan/kecamatan, yaitu Puskesmas. Padahal, seluruh lapisan masyarakat (Departemen Kesehatan
belum tentu semua masyarakat menilai kualitas RI, 2000).
pelayanan publik Puskesmas itu selalu rendah. Oleh
karena itu, penulis semakin tertarik untuk melakukan METODOLOGI PENELITIAN
penelitian ini. Penulis memilih Puskesmas Tunjung Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus yang
Teja dengan beberapa pertimbangan, yaitu: disajikan secara kualitatif. Peneliti ingin mengangkat
menurunnya (AKI) di Kecamatan Tunjung Teja, lokasi sebuah kasus yang unik secara mendalam dan
Puskesmas Tunjung Teja terletak di kawasan pedesaan komprehensif, dan menjelaskan suatu situasi sosial
dengan infrastruktur bangunan yang relatif masih baru, pada waktu yang bersamaan.
dan hasil observasi pra penelitian yang menunjukkan Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tunjung
adanya apresiasi dari masyarakat sekitar di Kecamatan Teja, Serang. Teknik pengumpulan data dalam
Tunjung Teja terhadap layanan kesehatan. penelitian ini meliputi wawancara mendalam,
Windover, Boissy, Rice, Gilligan, Velez, & Merlino observasi, dan studi literatur. Penelitian diawali dengan
(2014) yang melakukan penelitian tentang kajian observasi untuk mengetahui kondisi objektif di
komunikasi terapeutik mengatakan bahwa model lapangan, lalu dilanjutkan dengan kunjungan
REDE adalah kerangka kerja konseptual untuk wawancara dan observasi partisipasi untuk mengetahui
mengajarkan komunikasi kesehatan yang berpusat pelayanan publik yang dilakukan tenaga kesehatan
pada hubungan personal antara tenaga medis dengan kepada pasien. Selain itu, dilakukan penelusuran
pasien. Berdasarkan premis bahwa hubungan yang dokumen dan referensi lain yang terkait.
tulus agen terapeutik atau tenaga medis adalah penting, Wawancara dilakukan dengan informan utama
penggunaan kerangka ini memiliki potensi untuk tenaga kesehatan: AD, RM, dan HRN, serta penduduk
secara positif mempengaruhi pasien dan penyedia setempat: SI dan EN. Informan dipilih dengan
layanan. Model REDE juga menerapkan keterampilan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
komunikasi yang efektif untuk mengoptimalkan memilih informan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
koneksi pribadi dalam tiga fase utama hubungan, yaitu: Observasi partisipasif dilakukan dengan mengamati
pembentukan, pengembangan dan keterlibatan pasien proses komunikasi terapeutik yang terjadi antara
dan tenaga medis. tenaga kesehatan dengan pasien di Puskesmas Tunjung

190
Jurnal Pekommas, Vol. 4 No. 2, Oktober 2019:189-196

Teja. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data Gambar 1 memperlihatkan salah satu wujud nyata
yang relevan dengan penelitian. dari implementasi pelayanan publik yang dilakukan
tenaga kesehatan di Puskesmas Tunjung Teja dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN mendukung terciptanya kebersihan dan kerapian
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yakni
salah satu sarana kesehatan yang memberikan Puskesmas. Dari Gambar 2, terlihat adanya
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki implementasi pelayanan publik berupa sarana dan
peran yang sangat strategis dalam mempercepat fasilitas kesehatan yang terdapat di Puskesmas
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh Tunjung Teja, sebagai Puskesmas tingkat kecamatan.
karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan Meskipun Puskesmas ini non rawat inap, tetapi sudah
pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi memiliki UGD, jadi dapat melakukan tindakan
pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan pertolongan pertama jika ada pasien yang mengalami
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya kondisi gawat darurat.
(Azwar, 2003). Jika diuraikan dari hasil wawancara, penulis melihat
Schell dan kawan-kawan (2013) menyatakan bahwa adanya implementasi pelayanan publik dalam
program kesehatan masyarakat hanya dapat komunikasi terapeutik di Puskesmas Tunjung Teja ini.
memberikan manfaat jika mereka mampu Implementasi pelayanan publik tersebut dikaji sesuai
mempertahankan aktivitas dari waktu ke waktu. dengan faktor penentu kualitas pelayanan publik
Kerangka ini menyajikan domain untuk pengambil (Sumaryanto, 2008: 75) yang terdiri dari:
keputusan kesehatan masyarakat untuk a) Kebijakan publik memengaruhi lembaga
dipertimbangkan pada saat pengembangan dan pelayanan publik dari segi sumber keuangan,
penerapan program pencegahan dan intervensi. teknologi, dan sumber daya organisasi demi
Kerangka keberlanjutan akan berguna bagi level terciptanya lembaga pelayanan publik. Ketika
pembuat kebijakan kesehatan publik, manajer program, diminta tanggapannya terkait hal tersebut, AD
evaluator program, dan diseminasi implementasi bagi menyampaikan:
para peneliti selanjutnya dalam bidang layanan “Iya emang betul kalo kebijakan publik itu
kesehatan publik. berpengaruh langsung ke lembaganya, ya
Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitiannya katakan di sini Puskesmas kami, otomatis kalo
tidak dapat digeneralisasi. Oleh karena itu, penulis kebijakan berubah khususnya dari anggaran
akan mengeksplorasi tentang implementasi pelayanan keuangan, maka pengelolaan keuangan untuk
publik yang dilakukan di salah satu Puskesmas di kegiatan promosi kesehatan yang udah kami
Serang ini. susun juga akan berubah. Teknologi juga
sama, sekarang kami juga udah punya blog
Implementasi Pelayanan Publik ditinjau dari khusus Puskesmas tunjung teja, dan satu lagi
Sarana dan Fasilitas Kesehatan di Puskesmas ya pasti SDM. Kalo kebijakan publik nya
Tunjung Teja berubah, ada penarikan SDM ke Dinkes pusat,
ya otomatis ada dampak juga.”

Gambar 1 Keadaan Puskesmas Tanjyng Teja yang bersih Gambar 2 Sarana dan Fasilitas Kesehatan yang ada di
dan tertata rapi Puskesmas Tunjung Teja

191
Implementasi Pelayanan Publik: Komunikasi Terapeutik ... (Ditha Prasanti dan Ikhsan Fuady)

b) Karakteristik dan lingkungan dari masyarakat itu salah satu pasien yang sedang melakukan pengobatan
sendiri. Hal ini berkaitan dengan tingkat anaknya, EN, yang menuturkan sebagai berikut:
pendidikan, tingkat pendapatan masyarakat, “Pelayanannya bagus di sini soalnya ibu bidan nya
heterogenitas, konfigurasi serta nilai atau norma baik, kalo ada yang gak dateng pas dikumpulin buat
yang berlaku dalam lingkungan tersebut. AD sosialisasi sampai diteleponin warganya, ibu bidan
menjelaskan juga tentang karakteristik masyarakat nya suka datang juga ke rumah, ada kayak bidan
di Tunjung Teja: desa gitu ya, ini juga anak saya rutin, sbenarnya
“Nah kalo soal karakteristik masyarakat ya, gak kerasa sakit apa-apa, tapi kata bu bidan nya
karena disini masih kental sama budaya lokal mencegah gizi buruk aja, soalnya anak saya
nya, ya artinya emang situasi pedesaannya juga timbangannya segitu aja gak naik-naik, kan kembar
menunjang itu. Mayoritas masyarakatnya juga nih, kalo yang satu nya normal. Terus kalo ada
adalah petani, nilai-nilai lokal yang masih program apa dari pemerintah, kami langsung
dianggap tabu itu ya masih dipegang kuat. Tapi dikabarin. Kalo ada yang gak paham, terus nanyain
alhamdulilah, berbagai upaya kami lakukan, ke bu bidan, suka dijelasin juga,”
jadi yang tadinya lahiran sama paraji, sekarang Pernyataan EN memperlihatkan salah satu contoh
udah terjalin komunikasi yang baik antara bidan dari adanya implementasi pelayanan publik dalam
desa dengan ibu-ibu hamil tadi.” komunikasi terapeutik fase pertama, yaitu penggalian
c) Faktor lingkungan misalnya tingkat kesulitan dalam informasi antara tenaga kesehatan dengan pasien.
mengakses lembaga layanan publik. HRN, juga ikut Meskipun jika dianalisis, informan menyampaikan
menambahkan tentang faktor lingkungan ini: jawaban yang sudah mengarah ke fase kerja, karena
“Karena tingkat pendidikan yang tadi ya di sini pelayanan publik yang diberikan tidak sebatas
masih rendah, jadi betul kalo untuk mengakases hubungan yang masih dangkal, tenaga kesehatan sudah
layanan publik secara online mah emang gak memasuki fase kedua, yaitu fase kerja.
digunakan juga disini ya. Terus kalo soal pers b) Fase kerja
bebas juga, masih kurang disini, karena itu tadi Penulis juga melihat adanya implementasi
karakter masyarakat nya adalah masyarakat pelayanan publik dalam fase kerja. Pada fase ini tenaga
pedesaan.” medis dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi
d) Kontrol pemerintah terhadap penyedia layanan tujuan yang telah ditetapkan pada fase orientasi.
publik. AD, menjelaskan tentang peran kontrol Tenaga kesehatan harus bekerja sama dengan pasien
pemerintah ini terletak pada proses monitoring dan untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang
evaluasi yang selalu dilakukan sesuai dengan merintangi pencapaian tujuan.
kebijakan yang ada, misalnya, ada koordinasi khusus Fase kerja ini diamati melalui proses komunikasi
dalam membicarakan berbagai permasalahan dan interaksi yang terjalin antara tenaga kesehatan
kesehatan, dan lain-lain. dengan pasien di Puskesmas tersebut. Terjalinnya
kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dengan
Implementasi Pelayanan Publik ditinjau dari fase pasien, hal ini terlihat pada interaksi informan, RM,
Komunikasi Terapeutik Tenaga Kesehatan kepada sebagai koordinator bidan yang berdiskusi dengan SI,
Pasien penduduk desa setempat. tentang perkembangan
Proses komunikasi terapeutik tenaga kesehatan anaknya, SI juga merupakan salah satu kader yang
kepada pasien dapat dijawab dengan menjabarkan fase- bertugas mengontrol perkembangan gizi balita:
fase dalam komunikasi terapeutik yang terjadi di “Iya, saya suka ditelepon sama bu bidan, kalo ada
Serang. yang gawat butuh bantuan, bu bidan nya yang
a) Fase orientasi langsung datang ke rumah, pokoknya terus
Penulis melihat adanya implementasi pelayanan mengontrol perkembangan gizi anak, karena
publik dalam fase orientasi ini yang diberikan tenaga katanya anak saya ini kena gizi buruk.”
kesehatan kepada pasien. Pada fase ini hubungan yang c) Fase Penyelesaian
terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi Penulis juga melihat adanya implementasi
bersifat penggalian informasi antara tenaga kesehatan pelayanan publik dalam fase penyelesaian. Pada fase
dengan pasien. Penulis melakukan wawancara kepada ini perawat mendorong pasien untuk memberikan
penilaian atas tujuan telah dicapai, agar tujuan yang

192
Jurnal Pekommas, Vol. 4 No. 2, Oktober 2019:189-196

tercapai adalah kondisi yang saling menguntungkan reward kepada kader kesehatan Tunjung Teja yang
dan memuaskan. telah berhasil membantu terlaksananya program
Penulis juga mengamati adanya pelayanan publik promosi kesehatan di Tunjung Teja, pada bulan Juli
yang baik pada fase penyelesaian, karena program 2017 yang lalu.
promosi kesehatan yang diusung oleh pemerintah, Padahal, saat dilakukannya penelitian di lapangan
dalam hal ini Dinas Kesehatan kabupatenSerang adalah yaitu, pertengan sampai akhir tahun 2016, penulis
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka belum melihat adanya program ini. Ini juga sebagai
Kematian Bayi (AKB) dari kasus gizi buruk yang tadi salah satu bukti adanya peningkatan kualitas
diceritakan oleh para informan. implementasi pelayanan publik yang dilakukan
Fase penyelesaian disini terlihat ketika tenaga Puskesmas Tunjung Teja.
kesehatan mendorong pasien untuk berpartisipasi aktif
Pesan
agar tujuan yang diinginkan tercapai, yaitu
menanggulangi gizi buruk pada anak-anaknya. Pesan yang ingin disampaikan melalui
implementasi pelayanan publik dalam komunikasi
Implementasi Pelayanan Publik ditinjau dari terapeutik ini adalah mendukung tercapainya program
Unsur-Unsur Komunikasi Terapeutik tenaga pemerintah kabupaten Serang, yaitu menekan Angka
Kesehatan kepada Pasien Kematian Ibu (AKI) dalam proses persalinan serta
Tenaga kesehatan adalah komunikator daam menekan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai
komunikasi Terapeutik. Dalam penelitian ini, pihak dampak dari kasus gizi buruk.
Puskesmas melakukan pembentukan dan pelatihan
para Kader PKK dan Posyandu di tingkat kecamatan. Media
Terdapat penggunaan media promosi kesehatan
Seain itu, pihak Puskesmas melakukan pelatihan dan
dalam mempublikasikan berbagai informasi kesehatan
pembinaan tenaga kesehatan sebagai SDM yang sesuai
kepada pasien di Kabupaten Serang. Hasil penelitian
dengan bidang dan tugas pokok kerja masing-masing.
Pihak Puskesmas juga melakukan penyebaran bidan- terdahulu menggambarkan bahwa jenis media
komunikasi yang digunakan tenaga medis dalam
bidan desa ke beberapa daerah di Tunjung Teja, agar
pelayanan kesehatan kepada pasien adalah masih
melakukan mitra dengan dukun beranak dalam proses
terbatas pada media cetak, berupa brosur, pamflet,
persalinan ibu hamil, untuk menekan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) di desa tersebut. Pihak Puskesmas spanduk, media papan/billboard, serta media telepon.
Tetapi, inipun sudah mulai didukung dengan
memberikan reward kepada tim kader yang telah
keberadaan website dalam media online (Prasanti &
berhasil dalam melakukan promosi kesehatan beberapa
program yang telah direncanakan, sebagaimana terlihat Pratamawaty, 2017). Penulis melihat penggunaan
media promosi tersebut sesuai dengan karakteristik
dalam Gambar 3.
masyarakat desa di kec. Tunjung Teja. EN, sebagai
informan penelitian menyampaikan kepada penulis:
“Kalau ada program baru pemerintah, saya taunya
langsung dari bu bidan di sini, atau ada bidan desa
kan, kalo enggak kan ada spanduk sama
pengumuman yang dipasang di depan Puskesmas,
atau jalan raya di sini, ya tau nya dari situ, soalnya
rata-rata kami jarang nonton tv tentang berita
kesehatan gitu, terus gak paham juga, kalo
langsung gini di Puskesmas atau lewat bu bidan nya
kan jelas, kalo ada yang gak paham bisa langsung
Gambar 3 Dokumentasi dalam kegiatan pemberian reward nanya, atau lewat sosialisasi suka dibagi apa tuh
kepada tim kader kesehatan Tunjung Teja
kertas ya, lewat bu kader juga suka dikasih tau
Penulis melakukan teknik pengumpulan data informasi sama program kesehatan yang ada.”
melalui studi dokumentasi, dengan menelusuri Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan
beberapa sumber referensi terkait program kesehatan di mengenai kualitas layanan publik dan fase komunikasi
Puskesmas Tunjung Teja. Penulis menemukan foto terapeutik, penulis dapat menyimpulkan bahwa
dokumentasi tentang program kegiatan pemberian karakteristik komunikan, yaitu pasien sebagai sasaran

193
Implementasi Pelayanan Publik: Komunikasi Terapeutik ... (Ditha Prasanti dan Ikhsan Fuady)

dari pemerintah, sangat menentukan berbagai unsur informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama.
lain tentang komunikasi terapeutik tenaga kesehatan Sedangkan Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek
kepada pasien. yang dianggap serta dirasakan oleh anggota suatu
Karakteristik pasien yang ada di wilayah kecamatan sistem sosial yang menentukan tingkat adopsi. Tingkat
Tunjung Teja adalah tergolong masyarakat pedesaan adopsi meliputi keuntungan relatif, kesesuaian,
yang masih menjunjung tinggi nilai dan kearifan lokal kerumitan, kemungkinan di coba, dan kemungkinan
sebagai warisan dari leluhur nenek moyangnya. diamati.
Informan RM, sebagai salah satu tenaga kesehatan, Penneliti melihat adanya proses difusi inovasi yang
menceritakan salah satu penyebab dari tingginya AKI dilakukan oleh pihak Puskesmas Tunjung Teja ketika
adalah masih adanya masyarakat yang percaya dan melakukan implementasi pelayanan publik dalam
memilih proses persalinan dilakukan di dukun beranak komunikasi terapeutik tenaga kesehatan kepada
saja. Tetapi RM menegaskan, pihak Dinas Kesehatan pasiennya. Berbagai implementasi pelayanan publik
Kab. Serang selalu melakukan koordinasi dengan inilah yang dimaksud sebagai proses difusi inovasi,
kepala Puskesmas juga sehingga dilaksanakanlah yaitu mulai dari tahap pengetahuan; tahap persuasi;
berbagai program kesehatan: tahap keputusan; dan tahap konfirmasi ada dalam
“Kepala Puskesmas di sini aktif, walaupun laki-laki implementasi pelayanan publik ini.
ya, tapi langsung turun ke desa, pakai pendekatan Komunikasi terapeutik juga memiliki peranan
partisipatif tadi ya, blusukan gitu nemuin warga penting menuju perubahan sosial sesuai dengan yang
desa, meninjau langsung ke lokasi, jadi warga juga dikehendaki. Artinya proses difusi inovasi juga
merasa nyaman, ya sesuai sama karakteristik memang terjadi dalam implementasi pelayanan publik
masyarakat nya, bukan masyarakat modern yang di Puskesmas Tunjung Teja ini, melalui berbagai
melek informasi banget. Kami nya yang harus aktif, inovasi yang dilakukan pada komunikasi terapeutik
makanya ada program kemitraan bidan desa tenaga kesehatan, misalnya; pembentukan kader di
dengan dukun beranak juga disini.” Tunjung Teja; koordinasi dengan warga desa;
kemitraan yang terjalin antara bidan desa dengan
Efek Komunikasi Terapeutik dalam Peningkatan
dukun beranak, dan lainnya.
Pelayanan Publik
Rogers dan Shoemaker menegaskan bahwa difusi
Jika penulis cermati dari unsur hasil atau efek yang merupakan tipe komunikasi khusus, yaitu
diharapkan dalam komunikasi terapeutik ini, tentu
mengkomunikasikan inovasi. Ini berarti kajian difusi
yang menjadi hasil disini adalah terwujudnya pesan
merupakan bagian kajian komunikasi yang berkaitan
yang disampaikan. Peningkatan kualitas pelayanan dengan gagasan-gagasan baru, sedangkan pengkajian
publik yang dilakukan oleh pihak Puskesmas ini
komunikasi meliputi semua bentuk pesan. Jadi, jika
sebagai upaya mewujudkan kualitas kesehatan
yang disampaikan dalam proses komunikasi bukan
masyarakat sekitar Tunjung Teja menjadi lebih baik,
produk inovasi, maka kurang lazim disebut sebagai
khususnya dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI) difusi (Febriana & Setiawan, 2016).
dalam proses persalinan di dukun bersalin serta Angka
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis pun
Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu dampak dari
dapat menguraikan alur model yang sederhana, sebagai
kasus gizi buruk.
hasil pemikiran penulis tentang “Implementasi
Pelayanan Publik dalam Komunikasi Terapeutik
Teori Difusi Inovasi dalam Implementasi Pelayanan Tenaga Kesehatan kepada Pasien di Serang” dengan
Publik mengambil fokus lokasi penelitian di Puskesmas
Teori komunikasi yang relevan digunakan untuk Tunjung Teja, sebagai Puskesmas non rawat inap di
menganalisis penelitian ini adalah teori difusi inovasi tingkat kecamatan, tetapi telah memberikan upaya
dari Everett M.Rogers. Dalam penelitian yang pelayanan publik kepada pasiennya.
dilakukan oleh Febriana dan Setiawan (2016) Dalam model ini, penulis mengeskplorasi hasil
menggunakan teori difusi inovasi. Difusi adalah suatu penelitian dalam model komunikasi yang berisikan tiga
jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan bentuk implementasi pelayanan publik, yaitu:
penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru, sedangkan 1. Aspek sarana dan fasilitas kesehatan sebagai bentuk
komunikasi didefinisikan sebagai proses di mana para kualitas layanan publik.
pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar

194
Jurnal Pekommas, Vol. 4 No. 2, Oktober 2019:189-196

2. Fase tahapan komunikasi terapeutik tenaga Kusumadinata, A. A., & Fitriah, M. (2017). Strategi
kesehatan kepada pasien Komunikasi Pelayanan Publik Melalui Program Pos
Pemberdayaan Keluarga. Jurnal Terakreditasi Dikti
3. Unsur komunikasi terapeutik tenaga kesehatan ASPIKOM. Vol.3, No.2, 2017.
kepada pasien. Bilyastuti, M. P., Gani, A. J. A., & Domai, T. (2012). Adopsi
Citizen’s Charter (Kontrak Pelayanan) Untuk
KESIMPULAN Optimalisasi Pelayanan Publik (Studi Pada Instalasi
Rawat Jalan (IRJ) RSU Dr. Saiful Anwar Malang).
Penelitian ini menemukaan adanya implementasi WACANA, Jurnal Sosial dan Humaniora, 15(3), 51-
pelayanan publik dalam komunikasi terapeutik tenaga 61.
Brownson, R. C., Fielding, J. E., & Maylahn, C. M. (2009).
kesehatan kepada pasien, yang digambarkan dalam
Evidence-based public health: a fundamental concept
model komunikasi yang terdiri dari tiga bentuk for public health practice. Annual review of public
implementasi pelayanan publik, yaitu: aspek sarana health, 30, 175-201.
Febriana, K. A., & Setiawan, Y. B. (2016). Komunikasi
dan fasilitas kesehatan sebagai bentuk kualitas dalam Difusi Inovasi Kerajinan Enceng Gondok di
layanan publik, fase tahapan komunikasi Desa Tuntang, Kabupaten Semarang. Jurnal the
terapeutik tenaga kesehatan kepada pasien, dan Messenger, 8(1), 17-26.
Glanz, K., & Bishop, D. B. (2010). The role of behavioral
unsur-unsur komunikasi terapeutik tenaga science theory in development and implementation of
kesehatan kepada pasien. public health interventions. Annual review of public
Penulis juga mengapresiasi berbagai upaya health, 31, 399-418.
Prasanti, D., & Fuady, I. (2017). Hambatan Komunikasi
peningkatan kualitas pelayanan publik yang telah Terapeutik Bidan Kepada Ibu Hamil dalam Upaya
dilakukan pihak Puskesmas Tunjung Teja dalam Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Serang
mencapai terwujudnya pembangunan kesehatan yang (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan
lebih baik, khususnya terlihat pada proses komunikasi Komunikasi Terapeutik Bidan kepada Ibu Hamil di
Puskesmas Tunjung Teja, Kabupaten Serang). Jurnal
terapeutik tenaga kesehatan kepada pasien. Meskipun Nomosleca, 2(2).
demikian, berbagai inovasi ini harus tetap Prasanti, D., & Pratamawaty, B. B. (2018). Penggunaan
dipertahankan dan diperbaharui, waktu ke waktu, baik Media Promosi Dalam Komunikasi Terapeutik Bagi
Pasien di Kab. Serang Studi Deskriptif Kualitatif
dari segi peningkatan kualitas tenaga kesehatan sebagai
tentang Penggunaan Media Promosi Dalam
SDM di Puskesmas Tunjung Teja maupun dari segi Komunikasi Terapeutik Tenaga Medis kepada Pasien
pelayanan publik yang lainnya, agar masyarakat pun di Puskesmas Tunjung Teja, Kab.
tidak pernah bosan untuk memperhatikan kualitas Serang. Metacommunication: Journal of
Communication Studies, 2(1).
kesehatan, begitupun untuk generasi selanjutnya.
Schell, S. F., Luke, D. A., Schooley, M. W., Elliott, M. B.,
Herbers, S. H., Mueller, N. B., & Bunger, A. C.
UCAPAN TERIMA KASIH (2013). Public health program capacity for
sustainability: a new framework. Implementation
Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
Science, 8(1), 1.
setulusnya kepada berbagai pihak, khususnya segenap Sumaryanto. (2008). Pelayanan Publik yang Berpihak pada
pihak UPTD Puskesmas Tunjung Teja, yang telah Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Akuntansi dan
mengizinkan penulis untuk mengumpulkan data dan Sistem Teknologi Informasi, 6 (1), 72 – 78.
Windover, A. K., Boissy, A., Rice, T. W., Gilligan, T.,
berdiskusi dengan penulis selama penelitian ini.
Velez, V. J., & Merlino, J. (2014). The REDE model
of healthcare communication: optimizing
DAFTAR PUSTAKA relationship as a therapeutic agent. Journal of patient
Azwar, A. (2003). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. experience, 1(1), 8-13.
Jakarta: Pustaka SinarHarapan.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Indonesia Sehat 2010.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

195
Implementasi Pelayanan Publik: Komunikasi Terapeutik ... (Ditha Prasanti dan Ikhsan Fuady)

Halaman ini sengaja dikosongkan

196

Anda mungkin juga menyukai