Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga desain instruksional E-Learning Pelatihan Jarak Jauh (PJJ)
Kewirausahaan / Entepreneurship ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam kita
panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhamad SAW.
E-Learning di Balai Diklat Keagamaan (BOK) Jakarta merupakan sebuah
diversifikasi pelatihan dengan sistem pembelajaran pelatihan menggunakan
moda daring yang digunakan sebagai fasilitas pelayanan pelatihan di Kementerian
Agama. Salah satu jenis diklat yang disajikan adalah E-Learning Pelatihan
Kewirausahaan / Entepreneurship.
Pengembangan desain instruksional e-learning ini dirancang menggunakan
model instruksional Bates. Dalam model tersebut langkah pertama adalah
mengembangkan desain instruksional sebagai cetak biru untuk pengembangan
komponen instruksional berikutnya. Tentu saja pengembangan sebuah
komponen pada sistem instruksional tidak mengenal akhir.
Desain lnstruksional ini terus diuji coba kemanfaatan dan efektifitas dan
efisiensinya sehingga lebih baik lagi. Pengembangan desain instruksional ini
menjadi keharusan seiring dengan perkembangan teknologi pembelajaran daring
yang terus berkembang dengan pesat. Desain instruksional ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharap saran dan masukan untuk setiap
bagian pada desain instruksional ini.
Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas
kesempatan yang sudah diberikan, bantuan dan kontribusi dalam pengembangan
desain instruksional E-Learning Pelatihan Kewirausahaan / Entepreneurship.
Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan
B. Tujuan Pelatihan
C. Sasaran
D. Mata Pelatihan Inti
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
F. Produk Belajar
G. Struktur Kurikulum
H. Strategi Pembelajaran
I. Skenario Pembelajaran
J. lnstrumen Evaluasi Hasil Belajar
K. Standar Kelulusan
L. Waktu Pelaksanaan
M. Peserta
N. Tutor
O. Satuan Acara Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Kreativitas: kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang. (Kreativitas adalah memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda).
Inovasi: Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan
menemukan peluang. (Inti: Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru
dan berbeda).
Dahulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman
langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (entrepreneurship are
born not made), sehingga tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Saat ini kewirausahaan
bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan
diajarkan. “Entrepreneurship are not only born but also made”, artinya kewirausahaan tidak
hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan
diajarkan. Alasannya adalah setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil
keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha. Sebab
kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya
terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi. Dan perilaku, konsep dan teori
merupakan hal-hal yang dapat dipelajari. Dilihat perkembangannya, sejak abad ke-20,
kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa Negara, seperti Belanda dan Jerman.
Selanjutnya pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa
negara di Eropa dan Amerika.
Puncaknya pada tahun 1970-an, pendidikan kewirausahaan mulai diajarkan di
jenjang universitas, sebagai mata kuliah “Entrepreneurship” atau “Small Business
Management”. Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia, saat ini masih terbatas diajarkan di
beberapa sekolah dan Perguruan Tinggi saja. Menurut Soeharto Prawirokusumo,
pendidikan kewirausahaan perlu diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen,
karena Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada teori,
konsep dan metode ilmiah yang lengkap. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu
venture start-up dan venture-growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan
manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan merupakan alat untuk
menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan
adalah kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya danmengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Kewirausahaan
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 yang telah disempurnakan dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok- pokok Kepegawaian.
2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2020 Penyelenggaraan Pelatihan Sumber
Daya Manusia pada Kementerian Agama;
5. Peraturan MenpanRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020 tentang Visi dan Misi Kementerian
Agama;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pelatihan
Sumber Daya Manusia pada Kementerian Agama;
C. Tujuan Pelatihan
1. Hasil Belajar
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Kewirausahaan/
Entepreneurship peserta diharapkan mampu memahami dan menginternalisasikan
konsep wirausaha, merancang ide-ide, mempersiapkan diri menjadi wirausaha, etika
bisnis berwirausaha dalam kehidupan sehari-hari.
2. lndikator Hasil Belajar
Setelah selesai mengikuti materi Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Kewirausahaan /
Entepreneurship peserta mampu memahami dan menginternalisasikan konsep
wirausaha, merancang ide-ide, mempersiapkan diri menjadi wirausaha, etika bisnis
berwirausaha. Peserta dapat mengimplentasikan kewirausahaan pada kehidupan
sehari-hari:
D. Sasaran
Terlatihnya pegawai yang handal, professional dalam menginternalisasikan nilai-
nilai kewirausahaan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
1 Konsep Wirausaha 3 3 6
2 Merancang Ide-Ide Wirausaha 3 3 6
3 Persiapan Menjadi Wirausaha 3 3 6
4 Etika Bisnis dan Berwirausaha 3 2 5
5 Kunjungan Lapangan ke objek Wirausaha 3 4 7
JUMLAH 35
F. Materi Pokok
1. Konsep Wirausaha
2. Merancang Ide-Ide Wirausaha
3. Persiapan Menjadi Wirausaha
4. Etika Bisnis dan Berwirausaha
5. Praktik Kewirausahaan
6. Kunjungan Lapangan ke objek Wirausaha
G. PRODUK BELAJAR
Sebagai akumulasi dari kegiatan belajar dan latihan yang dilakukan pada pelatihan
ini peserta menghasilkan sebuah produk pada setiap Kegiatan Belajar / Materi (Materi KB.1
s.d KB.6), sebagai tugas yang dinilai sebagai produk belajar.
H. STRUKTUR KURIKULUM
Materi pelatihan diselesaikan dalam bobot waktu ekuivalen 60 jam pelajaran dalam
kurun waktu 12 hari. Yang dimaksud dengan ekuivalen adalah perbandingan lama belajar
BOBOT
KB MATERI AJAR HARI
JP
1 KELOMPOK DASAR
JUMLAH 9 2
2 KELOMPOK INTI
Konsep Wirausaha 9 2
Merancang Ide-Ide Wirausaha 5 1
Persiapan Menjadi Wirausaha 3 1
Etika Bisnis dan Berwirausaha 5 1
Kunjungan Lapangan ke objek Wirausaha 10 2
Diskusi Hasil Kunjungan Lapangan 5 1
JUMLAH 37 8
3 KELOMPOK PENUNJANG
a. Overview 3 1
b. Building Learning Commitment (BLC) 3 1
c. Pretest dan Postest 2 1
d. Evaluasi Program 1
JUMLAH 9 2
JUMLAH 55 12
I. STRATEGI PEMBELAJARAN
Pada awal rancangan Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Kewirausahaan / Entepreneurship di
Lembaga Pendidikan pada Balai Diklat Keagamaan (BDK) Jakarta menggunakan model
pembelajaran Project Base Learning (PjBL) model Sylvia C. Chard dengan sintaks sebagai
berikut: discussion, fieldwork, representation, investigation. Sintaks tersebut diterapkan
pada setiap KB ditambah dengan menggunakan model pembelajaran beragam.
J. SKENARIO PEMBELAJARAN
Pembelajaran secara garis besar dibagi menjadi tiga Bagian Utama yaitu Orientasi
Program, Kegiatan Pembelajaran dan Evaluasi Program dengan rincian sebagai berikut:
1. Orientasi Program
Kegiatan Orientasi Program adalah bagian pengantar diklat. Dalam bagian ini
peserta diharapkan memahami karakter diklat yang diikuti, mengenal tutor dan admin
serta berkenalan dengan peserta lainnya. Selain itu peserta diajak berdialog mengenai
tata tertib yang harus diikuti dalam mengikuti diklat. Pada bagian ini peserta juga
berlatih untuk terbiasa menggunakan LMS sehingga diharapkan tidak kaku lagi ketika
menginjak kegiatan belajar.
a. Pengantar Pelatihan
b. Pengenalan Profil Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Kewirausahaan / Entepreneurship
c. Perkenalan dengan Tutor dan Admin
d. Perkenalan antar Peserta dan Kelompok Peserta
e. Pengenalan Aturan dan Tata Tertib
f. Pengenalan LMS
g. Uji Kompetensi
Bagian kegiatan belajar adalah kegiatan inti. Dalam kegiatan belajar disajikan
kegiatan online dalam berbagai bentuk. Secara umum kegiatan belajar online terdiri dari
3 jenis, membaca referensi, diskusi, tugas dan tes formatif/ sumatif. Kegiatan-kegiatan
tersebut disajikan dalam Learning Management System (LMS) dalam bentuk beragam.
Selain itu disajikan tutorial online menggunakan media sosial Group Chat. Melalui media
tersebut tutor dan admin memberikan bimbingan teknis dan akademik.
Peserta diarahkan untuk mengikuti pembelajaran tahap demi tahap dan tidak
bisa melewati kegiatan melaju ke kegiatan berikutnya. Alur tersebut diterapkan untuk
meyakinkan seluruh peserta telah menguasai pengetahuan dan keterampilan prasyarat
untuk mengikuti materi berikutnya. Selain itu dapat memudahkan tutor dan admin
dalam melayaninya.
Peserta memulai kegiatan dengan orientasi program. Peserta akan di-enrole
admin ke kegiatan belajar (KB) 1 apabila peserta sudah menyelesaikan seluruh kegiatan
Apabila dalam sebuah bagian belum mencapai skor minimal maka tutor
memberikan umpan balik untuk mengulanginya (remedial). Setiap kegiatan belajar
diakhiri dengan tes formatif yang skornya akan diakumulasi LMS dengan skor dari
bagian kegiatan lain. Apabila skor kumulatif mencapai minimal 76 maka peserta di-
enrole ke KB berikutnya.
f. Materi KB.1 Konsep Wirausaha
g. Materi KB.2 Merancang Ide-Ide Wirausaha
h. Materi KB.3 Persiapan Menjadi Wirausaha
i. Materi KB.4 Etika Bisnis dan Berwirausaha
j. Materi KB.5 Kunjungan Lapangan ke objek Wirausaha
k. Materi KB.6 Diskusi Hasil Kunjungan Lapangan
3. Evaluasi Program
a. Refleksi diri
b. Evaluasi terhadap LMS
c. Evaluasi terhadap Tutor dan Admin
d. Evaluasi terhadap Penyelenggaraan
e. Post Test
1 < 76 D Kurang
2 76 – 83 C Cukup
3 84 - 92 B Baik
4 93 - 100 A Sangat Baik
M. WAKTU PELAKSANAAN
Pada prinsipnya waktu (lamanya) pelatihan tergantung kepada kecepatan peserta
dalam menyelesaikan tugas-tugas sehingga setiap peserta dapat menyelesaikan tugas
secepat mungkin. Namun demikian untuk menghindari adanya peserta yang tercecer maka
harus ditentukan batas waktu maksimal penyelesaian setiap tugas pembelajaran (time line).
Time line untuk setiap modul berbeda disesuaikan dengan karakter materi dan bobot tugas.
Keseluruhan Time line setiap modul seperti dalam table berikut.
WAKTU TANGGAL
NO MODUL
HARI BULAN
1 Materi KB.1 Konsep Wirausaha 1 Pebruari 2023
2 Materi KB.2 Merancang Ide-Ide Wirausaha 1 Pebruari 2023
3 Materi KB.3 Persiapan Menjadi Wirausaha 1 Pebruari 2023
4 Materi KB.4 Etika Bisnis dan Berwirausaha 1 Pebruari 2023
5 Materi KB.5 Kunjungan Lapangan 2 Pebruari 2023
6 Materi KB.6 Diskusi Hasil Kunjungan Lapangan 1 Pebruari 2023
O. TUTOR
Tutor adalah Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Jakarta yang memenuhi
persayaratan berikut:
1. Menguasai substansi materi.
2. Mahir mengoperasikan sistem Pembelajaran Jarak Jauh Online (LMS).
3. Mahir mengelola pembelajaran online.
4. Memiliki kemampuan metodologis Pembelajaran Jarak Jauh Online.