Anda di halaman 1dari 42

AGROSTOLOGI

(HERBARIUM RUMPUT PAKAN TERNAK)

Disusun Oleh:
Pramudya Satya (2213060024)

Dosen Pengampu:
Risdawati Br Ginting, S.Pt., M.Pt.

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Keanekaragaman rumput merupakan salah satu aspek penting dalam konteks


peternakan. Rumput memiliki peran sentral dalam penyediaan pakan ternak yang berkualitas
tinggi, pengendalian erosi tanah, serta menjaga keberlanjutan sistem peternakan secara
keseluruhan. Dalam mata kuliah Agrostologi, mempelajari jenis-jenis rumput dan sistematika
mereka menjadi hal yang penting dalam memahami keanekaragaman dan manfaatnya dalam
praktik peternakan.

Makalah ini bertujuan untuk menyajikan informasi yang komprehensif tentang


rumput lapangan, rumput leguminosae, dan rumput budidaya. Setiap kategori rumput ini
memiliki keunikan dan kontribusi yang berbeda dalam lingkungan peternakan. Pengetahuan
yang mendalam tentang jenis-jenis rumput ini akan memberikan wawasan kepada peternak
dan pemangku kepentingan lainnya mengenai pemilihan, pengelolaan, dan manfaat rumput
dalam konteks peternakan yang berkelanjutan.

Dalam makalah ini, saya akan membahas sepuluh jenis rumput lapangan, rumput
leguminosae, dan rumput budidaya yang menjadi fokus utama. Untuk setiap jenis rumput,
saya akan menyajikan sistematika mereka, termasuk nama ilmiah, famili, dan karakteristik
penting lainnya yang relevan dalam taksonomi dan klasifikasi. Hal ini akan membantu dalam
pemahaman yang lebih baik tentang hubungan evolusioner dan persamaan antara jenis-jenis
rumput yang berbeda.

Melalui penelusuran literatur yang cermat dan sumber daya yang valid, saya akan
menyajikan informasi terkini dan akurat mengenai setiap jenis rumput, termasuk karakteristik
morfologi, ekologi, manfaat dalam peternakan, serta teknik pengelolaan dan budidaya yang
direkomendasikan. Diharapkan bahwa makalah ini akan memberikan kontribusi yang
signifikan bagi pembaca, terutama mahasiswa program studi peternakan, untuk memperluas
pemahaman mereka tentang keanekaragaman rumput dalam konteks peternakan.

Tentu saja, perlu diperhatikan bahwa makalah ini hanya menjadi panduan awal dan
pemahaman dasar mengenai rumput-rumput tersebut. Disarankan untuk melakukan riset
lanjutan dan mendapatkan informasi yang lebih terperinci tentang jenis-jenis rumput yang
dibahas dalam makalah ini, untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan praktis dalam
praktik peternakan.

Saya berharap bahwa makalah ini akan memberikan wawasan yang bermanfaat dan
inspirasi untuk menjaga dan memanfaatkan keanekaragaman rumput dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sistem peternakan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Makalah …………………………………………………………………… 2
1.3 Metodologi ………………………………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rumput Liar/Lapangan ……………………………………………………………… 5
2.2 Leguminosae ………………………………………………………………………… 15
2.3 Rumput Budidaya …………………………………………………………………… 25

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………… 35

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 37


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang mahasiswa program studi peternakan, saya ditugaskan oleh dosen
saya untuk menyusun sebuah makalah dalam mata kuliah Agrostologi. Tugas ini bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman saya tentang keanekaragaman rumput dalam konteks
peternakan, serta memperluas pengetahuan saya tentang rumput lapangan, rumput
leguminosae, dan rumput budidaya.

Keanekaragaman rumput sangat penting dalam praktik peternakan karena rumput


memiliki peran yang krusial dalam penyediaan pakan ternak yang berkualitas tinggi. Selain
itu, rumput juga berperan dalam menjaga keberlanjutan sistem peternakan secara keseluruhan
dan pengendalian erosi tanah. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang jenis-
jenis rumput dan sistematika mereka menjadi hal yang penting dalam memilih dan mengelola
rumput dalam praktik peternakan.

Dalam tugas ini, saya diminta untuk menyajikan informasi yang komprehensif
mengenai sepuluh jenis rumput lapangan, rumput leguminosae, dan rumput budidaya. Saya
diharapkan untuk menjelaskan sistematika masing-masing jenis rumput, termasuk nama
ilmiah dan famili, serta menggambarkan karakteristik morfologi dan sifat pertumbuhan yang
relevan dalam taksonomi dan klasifikasi rumput-rumput tersebut.

Mengumpulkan informasi yang akurat dan terpercaya mengenai rumput-rumput ini


akan memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi saya sebagai mahasiswa peternakan,
serta memberikan pemahaman tentang manfaat dan aplikasi praktis dari setiap jenis rumput
dalam konteks peternakan. Dalam penulisan makalah ini, saya akan melakukan penelusuran
literatur yang cermat dan menggunakan sumber daya yang valid untuk memastikan
keakuratan dan keabsahan informasi yang disajikan.

Dengan melengkapi tugas ini dengan baik, saya berharap dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam tentang keanekaragaman rumput dalam praktik
peternakan. Saya juga berharap bahwa makalah ini akan mendapatkan apresiasi tinggi dari
dosen saya, dan membantu saya dalam mencapai hasil yang baik dalam mata kuliah
Agrostologi.
1.2 Tujuan Makalah

Makalah ini memiliki tujuan utama untuk menggali dan menyajikan informasi yang
komprehensif tentang keanekaragaman rumput dalam konteks peternakan, dengan fokus pada
rumput lapangan, rumput leguminosae, dan rumput budidaya. Tujuan yang ingin dicapai
melalui makalah ini antara lain:

 Meningkatkan pemahaman tentang rumput lapangan:


Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang jenis-
jenis rumput lapangan yang sering digunakan dalam padang rumput peternakan. Tujuan ini
termasuk mempelajari sistematika rumput lapangan, seperti nama ilmiah dan famili, serta
menjelaskan karakteristik morfologi dan sifat pertumbuhan yang relevan. Diharapkan bahwa
pemahaman yang lebih baik tentang rumput lapangan akan membantu dalam pemilihan
rumput yang sesuai dengan kebutuhan padang rumput dan ternak yang dipelihara.

 Memahami rumput leguminosae dalam konteks peternakan:


Rumput leguminosae, seperti alfalfa dan kacang-kacangan, memiliki manfaat yang signifikan
dalam praktik peternakan, baik sebagai sumber pakan ternak yang kaya nutrisi maupun dalam
memperbaiki kualitas tanah melalui kemampuan fiksasi nitrogen. Tujuan dari makalah ini
adalah untuk menyajikan informasi tentang rumput leguminosae yang relevan dalam konteks
peternakan, termasuk sistematika, karakteristik morfologi, manfaat dalam pakan ternak, dan
metode pengelolaan yang direkomendasikan.

 Menjelaskan rumput budidaya dan manfaatnya dalam peternakan:


Rumput budidaya merupakan jenis rumput yang secara khusus ditanam untuk tujuan
peternakan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang baik tentang
rumput-rumput budidaya yang umum digunakan, seperti rumput Rhodes, Setaria, dan
Pangola. Selain itu, makalah ini juga akan menjelaskan manfaat rumput budidaya dalam
meningkatkan produktivitas padang rumput, memenuhi kebutuhan pakan ternak, dan
mendukung sistem peternakan yang berkelanjutan.

Melalui mencapai tujuan-tujuan ini, makalah ini diharapkan dapat memberikan


pemahaman yang lebih dalam tentang keanekaragaman rumput dalam praktik peternakan,
serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi peternak dan pemangku kepentingan
lainnya dalam memilih, mengelola, dan memanfaatkan rumput secara efektif.
1.3 Metodologi

 Penelitian Lapangan:
a. Pemilihan Lokasi:
Menentukan beberapa lokasi yang mewakili berbagai kondisi padang rumput dalam konteks
peternakan, seperti lahan pakan alami, lahan pertanian, atau peternakan skala besar.
b. Pengamatan Lapangan:
Melakukan pengamatan langsung di setiap lokasi untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan
data tentang rumput lapangan. Mencatat karakteristik morfologi, tinggi rumput, kerapatan,
dan kepadatan padang rumput di masing-masing lokasi.
c. Identifikasi dan Pengumpulan Sampel:
Mengidentifikasi dan ambil sampel rumput lapangan yang mewakili variasi spesies dan
karakteristik morfologi yang ditemukan. Menyimpan sampel tersebut untuk dianalisis lebih
lanjut.

 Pengumpulan Data dari Sumber Literatur:


a. Tinjauan Literatur:
Melakukan pencarian literatur yang komprehensif melalui basis data ilmiah, jurnal, buku, dan
publikasi terkait lainnya. Berfokus pada literatur yang berhubungan dengan rumput lapangan,
rumput leguminosae, dan rumput budidaya dalam konteks peternakan.
b. Identifikasi Informasi Penting:
Membaca dengan cermat sumber-sumber literatur yang relevan dan mengidentifikasi
informasi penting seperti nama ilmiah, famili, karakteristik morfologi, siklus hidup,
persyaratan tumbuh, manfaat dalam peternakan, dan teknik pengelolaan yang berkaitan
dengan setiap jenis rumput yang Anda bahas.
c. Catat Data dan Referensi:
Mencatat data yang relevan dan penting dari sumber literatur serta memastikan untuk
mencatat referensi yang digunakan untuk mengutip informasi tersebut.
 Analisis Data:
a. Analisis Data Lapangan:
Menganalisis data pengamatan lapangan yang telah dikumpulkan. Mengidentifikasi pola atau
tren dalam kepadatan, kerapatan, atau karakteristik morfologi rumput lapangan di berbagai
lokasi.
b. Integrasi Data:
Mengintegrasikan data lapangan dengan informasi yang ditemukan dari sumber literatur.
Membandingkan dan menganalisis data untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang keanekaragaman rumput dalam konteks peternakan.
c. Interpretasi dan Diskusi:
Menafsirkan data dan hasil analisis dengan menggunakan pengetahuan yang ada dalam
agrostologi dan peternakan. Mendiskusikan implikasi temuan, manfaat rumput-rumput
tersebut dalam praktik peternakan, dan hubungannya dengan sistem peternakan yang
berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RUMPUT LIAR/LAPANGAN

2.1.1 Rumput Belulang

Taksonomi rumput belulang, yang juga dikenal sebagai rumput tulang manusia atau rumput
kuburan, adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Eragrostis
Spesies: Eragrostis capensis
Rumput belulang atau Eragrostis capensis adalah spesies rumput yang biasanya tumbuh di
daerah berumah tanah di Afrika Selatan. Rumput ini memiliki ciri-ciri seperti daun berbentuk
rumbai yang panjang dan berwarna hijau keabu-abuan. Nama "rumput belulang" merujuk
pada bentuk dan tekstur daunnya yang mirip dengan tulang-tulang manusia, sehingga sering
kali dianggap menyeramkan.

2.1.2 Rumput Australia

Berikut adalah taksonomi untuk Paspalum dilatatum:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales (Rumput-rumputan)
Famili: Poaceae (Famili rumput-rumputan)
Genus: Paspalum
Spesies: Paspalum dilatatum

Paspalum dilatatum, juga dikenal sebagai rumput Paspalum, merupakan spesies rumput yang
berasal dari Amerika Selatan, tetapi juga tersebar luas di seluruh dunia sebagai tanaman
invasif.
2.1.3 Rumput Kolonjono

Berikut ini adalah taksonomi umum untuk spesies rumput yang sering disebut sebagai
"rumput kolonjono" (dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Johnson grass"):

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales (Rumput-rumputan)
Famili: Poaceae (Famili rumput-rumputan)
Genus: Sorghum
Spesies: Sorghum halepense
Sorghum halepense, yang juga dikenal sebagai rumput kolonjono atau Johnson grass, adalah
rumput yang berasal dari daerah Mediterania, tetapi telah menyebar ke seluruh dunia.
Rumput ini sering dianggap sebagai gulma invasif karena kemampuannya yang kuat untuk
tumbuh dan menyebar dengan cepat.

2.1.4 Rumput Pteris Vittata

Berikut adalah taksonomi untuk Pteris vittata:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Pteridophyta (Paku-pakuan)
Kelas: Polypodiopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Pteridaceae (Famili Pteridaceae)
Genus: Pteris
Spesies: Pteris vittata
Pteris vittata, yang juga dikenal sebagai Paku Rambut Manusia atau Paku Logam, adalah
spesies paku-pakuan yang tersebar luas di berbagai wilayah tropis dan subtropis di dunia.
Spesies ini dikenal karena kemampuannya dalam menyerap logam berat, seperti arsenik, dari
tanah, sehingga digunakan dalam upaya bioremediasi tanah yang terkontaminasi oleh logam
berat.

2.1.5 Rumput Teki

Taksonomi rumput teki adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Cynodon
Spesies: Cynodon dactylon
Rumput teki, yang juga dikenal sebagai Bermuda grass atau rumput dewa, memiliki nama
ilmiah Cynodon dactylon. Ini adalah spesies rumput yang tumbuh secara luas di daerah
beriklim hangat di seluruh dunia. Rumput teki adalah rumput yang tahan panas dan tahan
kekeringan. Itu sering ditemukan di lapangan olahraga, lapangan golf, taman, dan lahan yang
digunakan untuk pakan ternak. Rumput ini memiliki sistem akar yang kuat dan tumbuh
merayap di permukaan tanah dengan stolon (batang horizontal) dan rhizome (akar
horizontal). Daunnya ramping, berwarna hijau keabu-abuan, dan memiliki tepi bergerigi.

2.1.6 Desmodium Gangeticum

Taksonomi Desmodium gangeticum adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Desmodium
Spesies: Desmodium gangeticum

Desmodium gangeticum, juga dikenal dengan nama umum "Salparni" atau "Shalparni" dalam
bahasa Sanskerta, adalah sejenis tumbuhan yang termasuk dalam keluarga Fabaceae
(Leguminosae). Tumbuhan ini memiliki penyebaran luas di wilayah India, Nepal, Sri Lanka,
dan Bangladesh.

2.1.7 Cyperus Kyllingia

Taksonomi Cyperus kyllingia adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Cyperaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus kyllingia

Cyperus kyllingia, juga dikenal dengan nama umum "Nutgrass" atau "Kylling's Sedge,"
adalah sebuah spesies rumput-rumputan yang termasuk dalam famili Cyperaceae. Tumbuhan
ini memiliki penyebaran luas di berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia.

2.1.8 Panicum Effusum

Taksonomi Panicum effusum adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Panicum
Spesies: Panicum effusum

Panicum effusum, juga dikenal dengan nama umum "Wavy panicgrass" atau "Panicum
capillare," adalah sebuah spesies rumput-rumputan yang termasuk dalam famili Poaceae.
Tumbuhan ini biasanya ditemukan di Amerika Utara, terutama di daerah subtropis dan tropis.

2.1.9 Amaranth Pigweed

Taksonomi Amaranth Pigweed adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae (Ketumbar-ketumbaran)
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus retroflexus (varietas umum dari pigweed)

Amaranth Pigweed mengacu pada berbagai spesies tumbuhan dalam genus Amaranthus yang
termasuk dalam famili Amaranthaceae. Pigweed adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan beberapa spesies Amaranthus yang dianggap sebagai gulma yang umum
ditemukan di berbagai wilayah dunia.

2.1.10 Rumput Polypodiophyta

Berikut adalah taksonomi umum untuk tumbuhan paku:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Polypodiophyta (Paku-pakuan)
Kelas: Polypodiopsida (Paku sejati)
Ordo: Beragam, termasuk Pteridales, Polypodiales, Cyatheales, dsb.
Famili: Beragam, termasuk Aspleniaceae, Dryopteridaceae, Polypodiaceae, dsb.
Genus: Beragam, termasuk Adiantum, Pteris, Athyrium, dsb.
Spesies: Beragam, termasuk Adiantum capillus-veneris, Pteris vittata, Athyrium filix-femina,
dsb.

Tumbuhan paku memiliki beragam bentuk dan ukuran, dengan daun-daun yang disebut frond
yang terkenal. Mereka biasanya tumbuh di lingkungan lembap seperti hutan, tebing air, atau
hutan hujan. Tumbuhan paku memiliki peran ekologis penting dalam menjaga kelembapan
dan keseimbangan ekosistem di banyak wilayah.

2.2 LEGUMINOSAE

2.2.1 Centrosema Pubescens

Berikut adalah taksonomi Centrosema pubescens:


Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Centrosema
Spesies: Centrosema pubescens

Centrosema pubescens adalah sebuah spesies rumput legum yang termasuk dalam keluarga
Fabaceae (Leguminosae). Dikenal juga dengan nama umum "Centro" atau "Butterfly Pea",
tumbuhan ini berasal dari wilayah tropis dan subtropis Amerika Tengah dan Selatan.
Centrosema pubescens sering ditanam sebagai tanaman pakan ternak, penutup tanah, atau
tanaman perbaikan tanah.

2.2.2 Pohon Kaliandra

Berikut adalah taksonomi Kaliandra (Calliandra calothyrsus):


Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Calliandra
Spesies: Calliandra calothyrsus

Kaliandra adalah sejenis pohon yang termasuk dalam genus Calliandra dalam keluarga
Fabaceae (Leguminosae). Nama ilmiah pohon ini adalah Calliandra calothyrsus. Kaliandra
berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan, tetapi juga telah diperkenalkan dan
ditanam di berbagai bagian dunia sebagai tanaman pakan ternak, peneduh, dan untuk tujuan
pelestarian lingkungan.

2.2.3 Pohon Turi

Taksonomi Sesbania grandiflora (Turi Putih):


Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Sesbania
Spesies: Sesbania grandiflora

Pohon Turi Putih (Sesbania grandiflora) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan
merupakan anggota keluarga Fabaceae. Pohon ini tumbuh tinggi dan memiliki daun
majemuk berbentuk seperti bulu dengan bunga yang menarik dan berwarna putih, kuning,
atau merah muda. Turi Putih adalah tumbuhan yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai
aspek.

2.2.4 Daun Gamal


Berikut ini adalah taksonomi umum untuk Leucaena leucocephala:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Leucaena
Spesies: Leucaena leucocephala

Leucaena leucocephala, yang dikenal sebagai Gamal, adalah tanaman legum yang berasal
dari Meksiko dan Amerika Tengah, tetapi telah diperkenalkan dan tersebar di seluruh dunia.
Ini adalah pohon atau perdu yang tumbuh cepat dengan daun majemuk yang memiliki nilai
pakan ternak yang tinggi. Daun Gamal sering kali digunakan sebagai pakan hijau atau bahan
pakan lainnya untuk ternak.

2.2.5 Rumput Alfalfa


Taksonomi rumput Alfalfa, juga dikenal sebagai Medicago sativa, adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Medicago
Spesies: Medicago sativa

Rumput Alfalfa (Medicago sativa) adalah tanaman legum yang berasal dari wilayah Asia
Barat Daya dan telah diperkenalkan dan dibudidayakan di seluruh dunia. Ini adalah tanaman
hijauan yang penting dalam pertanian karena nilai pakan ternak yang tinggi dan
kemampuannya untuk memperbaiki kualitas tanah melalui fiksasi nitrogen.

2.2.6 Kacang Tanah


Taksonomi Kacang Tanah (Arachis hypogaea) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogaea

Kacang Tanah (Arachis hypogaea) adalah tanaman biji-bijian yang berasal dari Amerika
Selatan, tetapi sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia. Tanaman ini ditanam terutama
untuk biji kacangnya yang kaya akan protein, lemak, serat, dan berbagai nutrisi penting.

2.2.7 Lentil Hitam


Taksonomi Vigna mungo, juga dikenal sebagai Mungo (atau Urad dal dalam bahasa India),
adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Vigna
Spesies: Vigna mungo

Vigna mungo adalah tanaman legum yang berasal dari sub benua India dan telah
dibudidayakan di berbagai wilayah di Asia Selatan dan Tenggara. Tanaman ini ditanam
terutama untuk biji kacangnya yang dikenal sebagai mungo, yang digunakan dalam berbagai
hidangan kuliner.

2.2.8 Kacang Panjang


Taksonomi Kacang Panjang (Vigna unguiculata) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Vigna
Spesies: Vigna unguiculata

Kacang Panjang (Vigna unguiculata) adalah tanaman legum yang berasal dari Afrika dan
telah dibudidayakan di seluruh dunia. Tanaman ini tumbuh dengan menjalar atau tumbuh
tegak tergantung pada varietasnya. Kacang Panjang dikenal karena polongnya yang panjang
dan ramping, yang biasanya dipanen saat masih muda dan digunakan dalam hidangan kuliner.

2.2.9 Kacang Mete


Taksonomi Kacang Mete (Anacardium occidentale) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Anacardium
Spesies: Anacardium occidentale

Kacang Mete adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari wilayah tropis Amerika Selatan
dan telah dibudidayakan di banyak negara dengan iklim yang sesuai. Meskipun disebut
"kacang," sebenarnya buah Kacang Mete yang menjadi bagian yang paling umum
dikonsumsi.
2.2.10 Kedelai

Taksonomi Kedelai (Glycine max) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (Leguminosae)
Genus: Glycine
Spesies: Glycine max

Kedelai adalah tanaman biji-bijian yang berasal dari Asia Timur dan telah menjadi salah satu
tanaman pangan yang paling penting di dunia. Tanaman ini tumbuh tegak dengan tinggi
sekitar 1-1,5 meter dan memiliki daun majemuk dengan tiga anak daun (trifoliat). Bunganya
berwarna putih atau ungu dan berkembang dalam kelompok yang disebut malai.
2.3 RUMPUT BUDIDAYA

2.3.1 Rumput Gajah

Taksonomi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), juga dikenal sebagai Napier grass atau
Elephant grass, adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotiledon)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Pennisetum
Spesies: Pennisetum purpureum

Rumput Gajah adalah tanaman rumput yang berasal dari Afrika dan telah diperkenalkan dan
dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tanaman ini dikenal
karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya untuk menghasilkan hijauan yang
melimpah.
2.3.2 Rumput Benggala

Taksonomi rumput benggala adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Arundo
Spesies: Arundo donax

Rumput benggala, yang juga dikenal sebagai giant reed atau rumput bambu, memiliki nama
ilmiah Arundo donax. Ini adalah spesies rumput berukuran besar yang berasal dari wilayah
Mediterania tetapi telah menyebar ke berbagai wilayah di seluruh dunia. Rumput benggala
tumbuh subur di tanah lembab dan sering ditemukan di sepanjang tepi sungai, rawa, dan area
dengan kondisi yang lembab.
2.3.3 Rumput Kucai

Taksonomi rumput kucai adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Asparagales
Famili: Amaryllidaceae (Suku bawang-bawangan)
Subfamili: Allioideae
Genus: Allium
Spesies: Allium schoenoprasum

Rumput kucai, yang juga dikenal sebagai chives dalam bahasa Inggris, memiliki nama ilmiah
Allium schoenoprasum. Ini adalah spesies rumput yang termasuk dalam keluarga bawang-
bawangan (Amaryllidaceae). Rumput kucai tumbuh secara alami di wilayah Eropa, Asia
Barat, dan Amerika Utara.
2.3.4 Acalypha Siamensis

Taksonomi teh hutan adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledon)
Ordo: Ericales
Famili: Theaceae (Famili teh-tehan)
Genus: Camellia
Spesies: Bervariasi tergantung pada spesies teh hutan yang dimaksud

Teh hutan adalah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk pada varietas atau spesies
teh yang tumbuh secara alami di habitat hutan. Berbagai spesies dalam genus Camellia dapat
dianggap sebagai teh hutan. Beberapa spesies teh hutan yang terkenal adalah Camellia
sinensis var. sinensis dan Camellia sinensis var. assamica.
2.3.5 Rumput Rhodes

Taksonomi rumput Rhodes (Chloris gayana) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Chloris
Spesies: Chloris gayana

Rumput Rhodes, yang juga dikenal sebagai rumput Rhodesia atau rumput teki hijau, memiliki
nama ilmiah Chloris gayana. Ini adalah spesies rumput tropis yang berasal dari daerah Afrika
Selatan dan Timur. Namun, sekarang rumput Rhodes telah menyebar luas di berbagai daerah
tropis dan subtropis di seluruh dunia sebagai rumput pakan ternak yang populer.
2.3.6 Rumput Setaria

Taksonomi rumput Setaria (Setaria sphacelata) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Setaria
Spesies: Setaria sphacelata
Rumput Setaria, yang juga dikenal sebagai rumput Setaria hijau atau rumput Setaria Kenya,
memiliki nama ilmiah Setaria sphacelata. Ini adalah spesies rumput tropis yang tumbuh subur
di daerah dengan curah hujan yang tinggi.

2.3.7 Rumput Pangola

Taksonomi rumput Pangola (Digitaria eriantha) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Digitaria
Spesies: Digitaria eriantha
Rumput Pangola, yang juga dikenal sebagai rumput Pangola hijau, memiliki nama ilmiah
Digitaria eriantha. Ini adalah spesies rumput tropis yang tumbuh subur di daerah beriklim
hangat dan lembap.

2.3.8 Rumput Napier

Taksonomi rumput Napier (Pennisetum purpureum) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Pennisetum
Spesies: Pennisetum purpureum

Rumput Napier, yang juga dikenal sebagai rumput elefant, memiliki nama ilmiah Pennisetum
purpureum. Ini adalah rumput tropis yang tumbuh subur di daerah dengan iklim hangat.

2.3.9 Rumput Bermuda

Taksonomi rumput Bermuda (Cynodon dactylon) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Cynodon
Spesies: Cynodon dactylon

Rumput Bermuda, yang juga dikenal sebagai rumput lapangan, memiliki nama ilmiah
Cynodon dactylon. Ini adalah rumput yang tumbuh subur di daerah beriklim hangat dan
toleran terhadap kondisi yang kering.

2.3.10 Rumput Brachiaria

Taksonomi rumput Brachiaria adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (Monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (Rumput-rumputan)
Genus: Brachiaria

Rumput Brachiaria termasuk dalam genus Brachiaria, yang merupakan anggota dari famili
Poaceae (rumput-rumputan). Genus ini terdiri dari berbagai spesies rumput pakan ternak
yang dikenal karena kemampuannya tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis. Beberapa
spesies rumput Brachiaria yang umum adalah Brachiaria brizantha, Brachiaria decumbens,
dan Brachiaria humidicola.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam makalah ini, saya telah membahas tentang pentingnya herbarium rumput pakan ternak
sebagai sumber informasi yang berharga dalam bidang pertanian dan peternakan. Herbarium
rumput pakan ternak merupakan kumpulan spesimen tumbuhan yang dikumpulkan,
dikeringkan, dan diberi label untuk tujuan identifikasi dan penelitian. Berdasarkan tinjauan
literatur yang dilakukan, saya dapat menyimpulkan hal-hal berikut:

 Keanekaragaman Rumput Pakan Ternak:


Herbarium rumput pakan ternak memainkan peran penting dalam mempelajari
keanekaragaman spesies rumput pakan yang dapat digunakan dalam pakan ternak. Dengan
mempelajari spesimen yang dikumpulkan dari berbagai wilayah, para peneliti dapat
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan rumput pakan yang memiliki nilai nutrisi yang
tinggi dan cocok untuk hewan ternak.

 Penelitian Varietas Rumput Pakan:


Herbarium juga menjadi sumber data yang berharga untuk penelitian varietas rumput pakan
ternak. Melalui analisis morfologi dan karakteristik genetik rumput pakan yang disimpan
dalam herbarium, para peneliti dapat mengidentifikasi varietas yang memiliki produktivitas
yang tinggi, daya tahan terhadap penyakit, dan kualitas nutrisi yang baik. Hal ini dapat
membantu dalam pengembangan varietas baru yang lebih unggul untuk meningkatkan
produksi pakan ternak.

 Konservasi Sumber Daya Genetik:


Herbarium rumput pakan ternak juga berperan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya
genetik. Dengan mengumpulkan dan menyimpan spesimen rumput pakan dari berbagai
wilayah, herbarium berkontribusi dalam pelestarian dan pemeliharaan keragaman genetik
tanaman. Hal ini penting untuk mengatasi perubahan lingkungan dan perubahan kebutuhan
pakan ternak di masa depan.

 Penelitian Potensi Nutrisi:


Melalui herbarium, penelitian dapat dilakukan untuk menganalisis kandungan nutrisi rumput
pakan ternak. Data yang dikumpulkan dari spesimen herbarium dapat digunakan untuk
mempelajari komposisi nutrisi, seperti protein, serat, mineral, dan vitamin dalam rumput
pakan. Penelitian ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi pakan yang lebih
efisien dan seimbang untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan ternak.

Dalam kesimpulan, herbarium rumput pakan ternak memiliki peran yang penting dalam
penelitian dan pengembangan dalam bidang pertanian dan peternakan. Dengan menyimpan
dan mempelajari spesimen rumput pakan, herbarium membantu dalam mengidentifikasi
varietas unggul, menjaga keberlanjutan sumber daya genetik, dan meningkatkan pemahaman
tentang nutrisi rumput pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, E., & Siregar, M. E. (2015). Panduan Pengambilan, Penyusunan, dan Penyimpanan
Herbarium. IPB Press.

Suharyanto, A., & Siregar, M. E. (2013). Rumput-Rumputan Pakan Ternak. Gadjah Mada
University Press.

Roostika, I., & Kusmana, C. (2013). Potensi Rumput-Rumputan Pakan Ternak di Lahan
Kering. Penebar Swadaya.

Junaedi, D., & Amin, A. (2017). Evaluasi Potensi Rumput Pakan Ternak pada Lahan Kering
di Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan II (Vol. 1, No.
1, pp. 130-137).

Anonim. (2016). Inventarisasi dan Identifikasi Spesies Rumput-Rumputan Pakan Ternak di


Beberapa Provinsi di Indonesia. Balai Penelitian Ternak.
Siregar, M. E., & Suharyanto, A. (2017). Analisis Kualitas Nutrisi Rumput-Rumputan Pakan
Ternak di Indonesia. Media Peternakan, 40(3), 174-180.

Fathoni, A. (2018). Potensi dan Diversitas Rumput Pakan Ternak di Indonesia. Jurnal
Peternakan, 15(1), 58-66.

Nurhayati, E., & Kusmana, C. (2016). Analisis Kualitas Nutrisi dan Degradabilitas In Vitro
Rumput Pakan Ternak di Lahan Kering. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 26(2), 55-62.

Rudianto, E., & Junaedi, D. (2014). Inventarisasi dan Karakterisasi Spesies Rumput Pakan
Ternak di Kecamatan Mrebet Kabupaten Banyumas. Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan, 14(2), 87-95.

Nursyamsi, D., & Yusuf, M. (2015). Identifikasi Rumput-Rumputan Pakan Ternak di Desa
Beji, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unesa, 1(2), 1-8.

Anda mungkin juga menyukai