Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : SANITASI INDUSTRI & K3

DOSEN PENGAJAR : ANDI RUHBAN, S.ST., M.Kes

LAPORAN OBSERVASI

“Observasi Industri Mirza Laundry di Kel. Pa’bundukang, Kec.


Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar”

DISUSUN OLEH :

ANDI MARISKA ISMAIL

PO713221211005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D.III
TINGKAT II
2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama dalam penyusunan dan penyelesaian laporan ini tidak lupa


penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkah dan juga petunjuk kepada penulis untuk menyelesaikan Makalah.
Makalah ini telah dibuat dan digunakan untuk memenuhi salah satu kriteria penilaian
mata kuliah. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu dan teman-teman seperjuangan yang telah terlibat dalam penyelesaian
Makalah ini.

Penulis telah menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat
banyak sekali kekurangan dan kelemahan yang terlihat dari hasil penyusunan Makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun atau konstruktif bagi
penulis sangat dibutuhkan dalam rangka perbaikan Makalah dan tugas yang serupa ke
depannya. Semoga Makalah ini dapat membantu para pembaca untuk menambah
wawasan.

Makassar, 24 April 2023

Penulis

Andi Mariska Ismail


Laporan Hasil Observasi UMKM  “Mirza Laundry”

A.    Profil Usaha
 
Nama usaha                 : Mirza Laundry
Bidang Usaha             : Jasa
Jenis Usaha                 : Mikro
Pemilik Usaha             : Mirza
Tahun berdiri               : 2019
Jumlah karyawan        : 3 orang
Alamat                        : Jl Poros Takalar – Jeneponto, Kel. Pa’bundukang, Kec.
Polongbangkeng Selatan, Kab. Takalar
 
B.     Metode Observasi
Metode yang kami gunakan dalam observasi ini adalah metode campuran yang meliputi
wawancara, kuesioner, dan observasi.
a.       Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara yang bertujuan untuk menggali informasi dari narasumber.
Pada observasi ini, kami selaku pewawancara mendapat informasi langsung dari pemilik
laundry yaitu Pak Mirza. 

b.      Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan
ke dalam bentuk item atau pertanyaan. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan
dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal
yang penting . Penulis membuat kuisioner yang berisi pernyataan mengenai analisis
jabatan yang kemudian diisi langsung oleh pemilik dan karyawan Mirza Laundry.
Kuesioner yang kami ajukan tersebut berisi tentang pernyataan kinerja karyawan serta
mesin dan alat yang digunakan pada UMKM Mirza Laundry.
 
c.       Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau
kelompok secara langsung. Pada observasi yang kami lakukan, kami mengamati
kesesuaian kinerja karyawan dengan job description yang berlaku, alat dan mesin yang
digunakan serta pelayanan yang diberikan karyawan kepada pelanggan.
 
 
 
PEMBAHASAN

1.      Aktivitas Kerja Karyawan

a.       Kasir
Kasir di Mirza Laundry bertugas menjaga uang, menerima pembayaran serta
mengembalikan kembalian kepada pelanggan. Selain itu, kasir Mirza Laudry juga
bertugas menimbang pakaian yang akan di laundry. Setelah itu, kasir  memberikan nota
kepada pelanggan yang berisi nominal yang harus dibayar oleh pelanggan.

b.      Karyawan  Pencuci
Karyawan yang bertugas mencuci berjumlah 1 orang. Cara mencuci di Mirza Laundry
menggunakan mesin cuci dengan tahapan sebagai berikut :
·         Penyortiran kain atau pakaian
Penyortiran kain dilakukan untuk memisahkan kain berdasarkan jenis kain dan tingkat
kotor kain. Hal ini dilakukan agar proses pencucian dapat berjalan efektif dan efisien.
Misalkan pada jenis kain, terdapat beberapa jenis kain yang bersifat sensitif seperti kain
woll. Kain ini akan lebih awet jika dalam proses mencuci digunakan tingkat suhu dan
deterjen yanng rendah. Warna kain yang mudah luntur perlu di sortir untuk menghindari
kelunturan warna pada kain tersebut.
 
·         Pencucian Pakaian
Proses pencucian pakaian meliputi flush (pembasahan), washing (penyabunan),
pembilasan awal, pembilasan kedua dan pemerasan. Pembasahan diperlukan untuk
menghilangkan kotoran yang larut pada air dan membantu penyerapan chemical secara
cepat keserat benang pada saat proses penyabunan berlangsung. Pembasahan umumnya
memakai level air tinggi dengan waktu 4 menit. Setelah itu, dilanjutkan pencucian.
Pencucian adalah tahap yang sebenarnya, tahap ini umumnya memakai deterjen
powder(bubuk)/liquid (cair) dengan suhu tinggi dan berkisar 8 – 15 menit. Kemudian
dilakukan pembilasan, pembilasan dilakukan sebanyak 2 kali. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan sisa-sisa deterjen yang melekat pada kain.
 
·         Pengeringan (Drying)
Pengeringan dilakukan menggunakan mesin pengering khusus. Suhu yang digunakan
dalam ngeringan menyesuaikan jenis kain. Hal ini bertujuan agar serat kain tidak rusak,
karena beberapa jenis kain tertentu sensitif terhadap suhu tinggi.
 
·         Tahap Akhir
Setelah semua proses dilakukan, proses yang terakhir adalah penyetrikaan pakaian,
pelipatan dan dilanjutkan dengan pengemasan pakaian.
c.       Karyawan yang bertugas menyetrika pakaian.
Jumlah karyawan yang bertugas menyetrika pakaian sebanyak 1 orang, karyawan ini
bertugas menyetrika pakaian dengan menggunakan setrika uap, melipat pakaian dan
mengemasnya dengan rapi.
 
d.      Prosedur kerja
Cempaka Laundry tidak memerlukan prosedur khusus, karena berdasarkan pemamaparan
Ibu Sheila Mufidah selaku pemilik laundry menyatakan bahwa karyawan yang bekerja di
Cempaka Laudry hanya perlu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
 
2.      Aktivitas Berorientasi Karyawan
Berdasarkan obsevasi yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa komunikasi
antar sesama karyawan maupun karyawan dengan atasan terjalin dengan baik, Seperti
yang dikatakan oleh pemilik Mirza Laundry “hubungan antar karyawan dan atasan disini
sudah seperti keluarga sendiri”. Jadi karyawan dalam bekerja tidak merasa terbebani.
Tuntutan kerja pribadi pada karyawan, meliputi rasa tanggung jawab dan kedisiplinan
dalam diri karyawan. Karyawan Mirza Laundry mendapat kepuasan batin selama mereka
mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugasnya dengan cepat dan maksimal.
 
3.      Mesin, perkakas, peralatan, dan alat bantu kerja yang digunakan
Mesin, perkakas, peralatan, dan alat bantu yang digunakan MirzaLaundry meliputi :
mesin cuci, mesin pengering, setrika uap, mesin penyaring air, timbangan pakaian, mesin
kasir, komputer, alat tulis, rak pakaian, keranjang, dan hanger.
Alat dan mesin yang digunakan dalam proses penyelesaian pekerjaan karyawan sudah
sesuai kebutuhan. Selain itu, karyawan dapat mengoperasika mesin dan alat yang
digunakan. Mirza Laundry juga memperhatikan keselamatan kerja karyawan dalam
pengoperasian mesin dan peralatan, seperti pengadaan alat yang dilakukan dalam kurun
waktu tertentu.
 
4.      Hal Berwujud dan Tidak Berwujud yang Berhubungan dengan Jabatan
Mirza Laundry adalah usaha yang bergerak dalam bidang jasa. Jasa yang diberikan
berupa pencucian pakaian, boneka, tas, karpet, Bed Cover dan lain-lain.
 
5.      Hasil kerja
Dalam setiap bidang usaha tidak semuanya dapat berjalan dengan baik, pasti ada kendala
atau kesalahan yang pernah dilakukan oleh suatu bidang usaha. Begitu pula dengan Mirza
Laundry, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Mirza Laundry pun pernah
dijumpai kesalahan dalam proses kerjanya. Misalnya : keluhan pelanggan mengenai
ketepatan waktu dan keluhan pelanggan mengenai pakaian yang terkena luntur.
Mirza Laundry tidak memerlukan standar kerja khusus, namun di Mirza Laundry tetap
memerhatikan ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaanya, kebersihan hasil kerja,
kerapihan hasil kerja, pelayanan prima pada pelanggan dan tetap memerhatikan kepuasan
pelanggan agar tetap menjadi pelanggan tetap di Mirza Laundry.
 
6.      Konteks kerja
Jadwal kerja di Mirza Laundry yaitu setiap hari Senin – Minggu, dari jam 09.00-22.00
WITA.
Pemberian insentif pada karyawan Mirza Laundry biasanya dilakukan setiap bulan sekali
ketika karyawan tersebut mampu melaksanakan pekerjaanya dengan baik.
 
7.      Persyaratan pribadi untuk jabatan
Dalam perekrutan karyawan di Mirza Laundry tidak memerlukan persyaratan khusus.
Karyawan yang bekerja di Mirza Laundry harus mampu melakukan pekerjaan rumah
seperti mencuci, menyetrika, melipat baju dan karyawan mampu mengoperasikan alat
dan mesin yang digunakan di Mirza Laundry.
 
Rekomendasi
Kelebihan
Mirza Laundry memiliki hubungan yang harmonis antar sesama karyawan maupun
dengan atasan. Mereka sudah menganggap satu sama lain sebagai keluarga sendiri
sehingga dalam bekerja para karyawan merasa nyaman dengan pekerjaan yang mereka
lakukan, selain itu komunikasi antar karyawan dengan atasan berjalan dengan baik.
Karyawan yang bekerja di Mirza Laundry melakasanakan pekerjaanya sesuai dengan
deskripsi pekerjaan masing-masing. Seperti : Kasir yang bertugas melayani transaksi
dengan pelanggan, bagian pencuci yang bertugas mencuci pakaian mulai dari tahap awal
sampai akhir, dan bagian penyetrika yang bertugas menyetrika pakaian sampai mengemas
pakaian pelanggan. Disamping itu Mirza Laundry juga memberikan insentif kepada
karyawan yang mamapu melakukan pekerjaan dengan baik. Karyawan Mirza Laundry
memiliki tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan karyawan
yang selalu datang tepat waktu dalam bekerja dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.

Kekurangan
            Mirza Laundry tidak memiliki spesifikasi atau analisa jabatan khusus dalam
perekrutan karyawan. Mirza Laundry hanya mengharuskan karyawanya mampu
melaksanakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci dan menyetrika. Selain itu jumlah
karyawan di Mirza Laundry tidak mencukupi dengan banyaknya pekerjaan yang harus
diselesaikan. Sehingga, terdapat karyawan yang sering merangkap beberapa pekerjaan
sekaligus.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan Mirza Laundry kami memberikan beberapa
rekomendasi diantaranya:
1.      Perlunya diterapkan analisis jabatan dalam perekrutan karyawan, agar pekerjaan
yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.
2.       Perlunya diterapkanya SOP sesesuai dengan deskripsi jabatan pekerjaan yang
dilakukan karyawan, sehingga dalam melakukan pekerjaan karyawan lebih terarah dan
menimalisir kesalahan yang terjadi.
3.      Perlunya menambah jumlah karyawan agar tidak ada karyawan yang merangkap
beberapa pekerjaan. Hal ini akan membuat karyawan lebih fokus pada satu pekerjaan
sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai