RKS Wisma Haji
RKS Wisma Haji
Pasal - 1 : Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) dan Surat Perjanjian Pelaksanaan
1.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) bersifat saling melengkapi dan mengikat.
1.2. Dalam hal -hal yang bertentangan, maka yang berlaku adalah yang disebutkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS)
6.5. Setelah pemeliharaan sebagaimana tersebut diatas berakhir dan pekerjaan sudah diserahkan untuk kedua
kalinya/terakhir, pihak Pelaksana masih terikat dan bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun terhadap
hal-hal yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 1609 KUH Perdata.
10.1 Pembayaran jumlah harga borongan tersebut, akan dilakukan secara berangsur-angsur dan setiap kali
akan dilakukan pembayaran Pelaksana, Personalia Proyek akan membuat Berita Acara Pembayaran dengan
lampiran Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dari Pengawas Lapangan dilampiri Back-up Data dan data
pendukung.
10.2 Besar serta prosedur pembayaran untuk angsuran, akan ditentukan kemudian dan dimuat dalam Surat
Perjanjian Pekerjaan Kerjasama
12.2. Setiap pekerjaan tambah/kurang, harus dinyatakan dengan Surat Perintah dari Ketua Panitia dan pihak
Pelaksana segera mengajukan perhitungan biayanya berdasarkan revisi gambar yang dibuat oleh Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan Ketua Panitia .
12.3 Pekerjaan tambah tidak dapat dipakai sebagai alasan merubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali
atas persetujuan pihak Ketua Panitia secara tertulis.
Pasal - 15 : P e r s e l i s i h a n
15.1. Perselisihan yang bersifat teknis, akan diselesaikan oleh suatu Komisi Arbitrage yang orang-orangnya
ditunjuk oleh Ketua Panitia dan Pelaksana, yang ongkos-ongkosnya dipikul oleh Pelaksana.
15.2. Perselisihan antara Ketua Panitia dan Pelaksana yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, akan
diputuskan dengan Pasal 65 – A-V ayat 3, 4, 5 dan 8.
15.3. Apabila perselisihan sampai ke pengadilan, maka akan dipilih Pengadilan Negeri Kota Tasikmalaya.
Pasal - 16: R e s i k o
16.1. Jika hasil pekerjaan Pelaksana musnah dengan cara apapun sebelum diserahterimakan kepada Pemberi
Tugas, maka pihak Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul, kecuali jika
Pemberi Tugas telah lalai untuk menerima hasil pekerjaan tersebut.
16.2. Jika hasil pekerjaan Pelaksana sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan kedua belah pihak
(akibat keadaan memaksa / Force Majeure ) sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pemberi Tugas dan
Pemberi Tugas tidak lalai untuk menerima/menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala kerugian yang
timbul akibat keadaan itu akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan
mufakat.
16.3. Jika hasil pekerjaan Pelaksana sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh suatu cacat tersembunyi
dalam strukturnya atau disebabkan oleh retaknya tanah, maka Pelaksana bertanggung jawab selama 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan hasil pekerjaan kepada Pemberi Tugas.
16.4. Jika hasil pekerjaan Pelaksana sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan karena kesalahan dalam
bestek dan atau disebabkan karena berubahnya penggunaan/fungsi maka segala kerugian yang timbul
ditanggung oleh Pemberi Tugas.
16.5. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak masuknya atau
tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan Pelaksana, maka segala resiko
akibat kemacetan pekerjaan tersebut pada dasarnya menjadi tanggung jawab Pelaksana.
16.6. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya dari
Pelaksana, atau dengan kata lain bahwa Pelaksana membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan-
tuntutan para tenaga kerja yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
16.7. Bilamana selama Pelaksana melaksanakan pekerjaan Pelaksanaan ini menimbulkan kerugian bagi
Pemberi Tugas (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam perjanjian ini) maka segala kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh Pelaksana.
PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAGIAN – I
PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN
5.4. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Pengawas atau Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
Pasal - 2 : Pembongkaran
2.1 Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembongkaran bangunan kantor dan bangunan penunjang yang
ada saat ini. Termasuk dalam pekerjaan bongkaran ini adalah pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi.
2.2. Bila disyaratkan bahwa hasil bongkaran harus dapat dimanfaatkan, maka berarti pelaksana harus melakukan
pembongkaran dan melaksanakan penjualannya atau dalam kata lain pelaksana dianggap membeli hasil
bongkaran tersebut. Dalam hal ini pelaksana harus mengajukan penawaran pembelian hasil bongkaran, dan
jumlah penawaran tersebut merupakan unsur pengurangan terhadap harga penawaran keseluruhan yang
diajukan.
2.3 Pelaksana bertanggung jawab atas pemindahan dan penutupan sementara instalasi seperti telepon, listrik,
saluran air dan lain-lain, yang disebabkan oleh pembongkaran ini atas biaya sendiri.
Pasal - 3 : Pengukuran
Pelaksana harus sudah memperhitungkan biaya untuk penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan
(bouwplank), termasuk penyediaan “Bench Mark atau Line Offset Mark” pada lantai bangunan.
Pasal - 8 : Ijin-ijin
8.1. Pelaksana harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan antara lain, ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin pengambilan
material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
8.2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat 1 diatas menjadi
tanggung jawab pelaksana.
Pasal - 9 : Dokumentasi
9.1. Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengiriman ke kantor Ketua Panitia
serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
9.2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah :
- Laporan-laporan perkembangan Proyek Foto-fotoProyek , berwarna minimal ukuran postcard dilengkapi
dengan album.
- Surat-surat dan dokumen lainnya.
9.3. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan Proyek hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk pengawas
dan dibuat dalam peristiwa-peristiwa yaitu :
- Sebelum pekerjaan dimulai;
- Pada saat bongkaran dimulai;
- Pada saat penulangan dan pengecoran;
- Pada saat pelaksanaan konstruksi atap dan pemasangan atap;
- Setelah dinding dan kusen terpasang;
- Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan plafond;
- Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk diserahkan pada penyerahan pertama.
I. Pekerjaan Tanah
II . Penutup
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan ditentukan kemudian.