Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Salah satu komoditas yang saat ini banyak diminati serta mempunyai peluang dan prospek
sangat bagus adalah bisnis di bidang budi daya belut. Jumlah permintaan, baik pasar lokal
maupun pasar luar negri, terus meningkat. Di sisi lain, harga belut terus meningkat karena
semakin menurunnya jumlah belut yang dapat disediakan oleh alam.

Budi daya belut memang sangat mudah bagi sebagian orang telah menguasai seluk-beluk
tekniknya. Namun, budi daya belut bukan tanpa kendala. Salah satu kendala yang dialami
pembudidaya belut adalah minimnya persediaan bibit. Bibit belut yang beredar di pasaran,
masih mengandalkan benih hasil tangkapan alam yang jumlahnya terbatas, bersifat musiman,
serta tidak dapat menjamin secara kualitas dan kontinuitas. Kebutuhan bibit belut tentu
seiring dengan kebutuhan belut konsumsi. Bahkan, terasa lebih banyak lagi setelah
ditemukannya terobosan baru dalam bidang budidya belut, yakni pembesaran di air bening
tanpa lumpur. Budi daya pembesaran belut di air bening tanpa lumpur yang juga penulis
kembangkan, memungkinkan dilakukan secara padat dalam wadah yang relatip kecil, tetapi
mampu menampung bibit belut hingga 50 kg/m2. Namun, mempunyai kelemahan yaitu
menutup kemungkinan terjadinya perkembangbiakan. Hal tersebut tentu akan membutuhkan
pasokan bibit belut yang semakin besar, sementara bibit belut hasil tangkapan alam semakin
langka.

Kelangkaan bibit belut menyebabkan meningkatnya harga bibit belut sehingga sering
membuat budidaya belut, terutama para pemula merasa frustasi untuk memulai usaha,
padahal iming-iming peluang bisnis di bidang budidaya belut sangat menggiurkan.

penulis dalam hal ini akhirnya memunculkan inspirasi untuk melakukan menelitian dalam
pengadaan bibit belut. Dari hasil penelitian banyak pengalaman yang di peroleh dan sangat
bermanfaat untuk ditularkan kepada masyarakat umum. Untuk itu penulis menyusun
beberapa metode pembibitan belut dengan harapan dapat berguna bagi penulis sendiri, para
pembaca umumnya khususnya pada masyarakat yang jeli melihatpeluang usaha budi daya
belut yang makin terbuka. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya, baik dalam hal metodologi penyusunan, cara pemaparan, dan subtansi. Untuk
itu penulis sangat berharap agar para pembaca dapat mengkritisi penulis sehingga menjadi
masukan bagi penulis untuk melkukan perbaikan di masa pendatang. Akhirnya, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Serang, 11 Mei 2011

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai