PENDAHULUAN
1
Psikologis (WRSP), keluarga dan lingkungan, wanita tuna sosial, serta mencakup
bidang vokasional/keterampilan. Cakupan sasaran binaan yang luas
dipertimbangkan seiring dengan adanya perluasan permasalahan yang dialami
wanita saat ini, sehingga dianggap sasaran klien/warga binaan antara lain wanita
tuna sosial, rawan sosial dan psikologis dimana wanita tuna susila (WTS)
termasuk didalamnya, dengan tujuan sebagai upaya rehabilitasi (kuratif) dan juga
dimaksudkan sebagai kegiatan preventif bagi mereka agar tidak melakukan
penyimpangan sosial.
Menimbang aspek arsitektural dalam perancangan fasilitas khusus bagi
wanita dengan permasalahan kompleks seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
prinsip perancangan dengan memperhatikan kebutuhan dasar serta psikologis
warga binaan sebagai pengguna merupakan hal utama yang menjadi dasar
pertimbangan. Output desain nantinya diharapkan dapat membuat warga binaan
merasa proses pelayanan dan rehabilitasi layaknya di rumah sendiri sehingga
mendukung fungsi bangunan. Output atau pencapaian ini sangat cocok dengan
konsep homey: nyaman dan aman, selayaknya di rumah sendiri.
2
c) Bagaimana merencanakan gedung panti sosial karya wanita dengan
pendekatan psikologi, dengan menerapkan konsep homey?
Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu Arsitektur dan bidang lain yang
relevan.
1.6.1 Metode
a) Pengumpulan Data
1. Studi Literatur
3
Mencari dan mempelajari hal-hal terkait wanita tuna sosial, wanita
rawan sosial psikologis, rehabilitasi sosial.
2. Observasi
Melakukan wawancara kepada Dinas Sosial selaku fasilitator panti
sosial karya wanita dan wanita tuna sosial khususnya selaku
pengguna fasilitas.
3. Studi Komparasi
Membandingkan persamaan dan perbedaan beberapa fasilitas panti
sosial karya wanita yang ada di Indonesia.
b) Metode Analisa
Metode digunakan secara analisis deskriptif berdasarkan studi literatur dan
wawancara yang kemudian digunakan sebagai tolak ukur untuk menyusun
konseptual dalam proses perancangan Panti Sosial Karya Wanita Dengan
Pendekatan Psikologi.
4
d. BAB IV Pendekatan Konsep Dasar Perancangan
Pada bab ini memuat titik tolak pendekatan acuan yang merupakan gagasan
awal dari suatu konsep perancangan, dimana konsep-konsep tersebut
merupakan alat untuk mengubah data menjadi sebuah perancangan fisik.
Konsep pada arah perencanaan diarahkan pada pengembangan rancangan.
Adapaun kategori pendekatan konsep perancangan berupa pendekatan fisik
makro dan mikro. Pendakatan makro berupa pendekatan penentuan lokasi,
site dan pengolahan tapak. Sedangkan pendekatan tata ruang makro berupa
identifikasi dan besaran ruang. Untuk pendekatan fisik dan perlengkapan
bangunan terdiri dari pendekatan penampilan bangunan, penataan ruang luar,
penataan ruang dalam, struktur, modeul, material, sistem plumbing,
penghawaan, pencahayaan, pengolahan sampah, sistem komunikasi, akustik,
mekanikal elektrikal, pengamanan kebakaran, dan penangkal petir.
5
6