Anda di halaman 1dari 23

i

Sereal Sakabi (Sayur, Kacang, Ubi) sebagai Karbohidrat


Pengganti Nasi

Diusulkan Oleh:

Pande Ketut Raditya Adi Kusuma

SMA NEGERI 1 GIANYAR


ITKJ CREATIVE COMPETITION
2020
ii

HALAMAN PENGESAHAN
USULAN BUSINESS IDEA COMPETITION ITKJ/STIEP 2020

1. Judul : Sereal Sakabi (Sayur, Kacang, Ubi) sebagai Karbohidrat


Pengganti Nasi
2. Bidang Usaha : Kuliner

3. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap : Pande Ketut Raditya Adi Kusuma
b. NIS : 12764
c. Jurusan : MIPA
d. Nama Sekolah : SMAN 1 Gianyar
e. Alamat Rumah dan No HP : Banjar Mas Bedulu, Blahbatuh,
Gianyar, Bali dan 0895391391090

Guru Pendamping
a. Nama Lengkap : I Desak Nyoman Seri Adnyani, S.E.,M.Pd
b. NIP : 198001172006042021

Gianyar, 15 Juni 2020

(Pande Ketut Raditya Adi Kusuma)


12764
iii

EXECUTIVE SUMMARY
Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi nasi memunculkan istilah
“Belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Namun, Direktur Bina Gizi
Kementerian Kesehatan, Dr. Minarto MPS menyebutkan bahwa kebiasaan
masyarakat yang mengonsumsi nasi menyebabkan asupan gizi masyarakat yang
tidak seimbang karena nasi mengandung energi yang tinggi tetapi seratnya rendah.
Oleh karena itu, terciptalah inovasi produk Sereal Sakabi (Sayur kangkung,
kacang kedelai, dan ubi jalar putih.
“Sereal Sakabi” merupakan sebuah produk olahan inovasi yang tercipta
berdasarkan kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai
makanan pokok yang dimana kebiasaan inilah yang membuat Indonesia yang
merupakan negara agraris tidak bisa mengoptimalkan hasil pertanian selain beras.
Sereal Sakabi memeliki harga jual sebesar Rp21.000,00 per unit. Berdasarkan 5
kali pengujian dengan metode Luff Schoorl didapatkan perbedaan kandungan
karbohid rat yang cukup signifikan antara sereal sakabi dan nasi yaitu sebesar
52,07 (rata-rata) untuk sereal sakabi dan 27,8 (rata-rata) untuk nasi

Keyword: “Sereal Sakabi”, Sayur kangkung, Kacang kedelai, Ubi jalar putih
iv

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ...................................................................................................... ii
Executive Summary ...................................................................................................... iii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
Latar Belakang ............................................................................................................. 1
Tujuan Bisnis ................................................................................................................ 2
Deskripsi Produk .......................................................................................................... 2
Perencanaan Pemasaran Bisnis .................................................................................... 6
A. Target pasar produk ............................................................................................ 6
B. Proyeksi permintaan dan penawaran .................................................................... 8
C. Asumsi-asumsi proyeksi permintaan dan penawaran ........................................... 8
D. Strategi dan program pemasaran .......................................................................... 9
Proyeksi Keuangan ....................................................................................................... 9
A. Menghitung dan mengalokasikan biaya ............................................................... 9
B. Proyeksi rugi/laba bisnis ...................................................................................... 10
C. Jumlah kebutuhan dana untuk modal awal ........................................................... 11
D. Merencanakan sumber pembiayaan ..................................................................... 12
E. Penghitungan ROI, BEP, NPV ............................................................................ 12
F. Asumsi-asumsi proyeksi keuangan ...................................................................... 14
Analisis Resiko Bisnis ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
Justifikasi ...................................................................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................................................. 19
1

I. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris, hampir sebagian besar
masyarakatnya bermata pencaharian dalam bidang pertanian. Hal ini
dikarenakan letak geografis Indonesia yang memang sangat mendukung,
ditambah lagi Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk
negara yang bergerak pada bidang pertanian. Mendengar kata pertanian,
maka yang terlintas dalam pikiran kebanyakan masyarakat adalah sawah,
padi, dan beras. Hal ini dikarenakan budaya masyarakat Indonesia yang
menjadikan nasi sebagai makanan pokoknya. Maka tak heran bila pertanian
di Indonesia didominasi oleh tanaman padi sebagai penghasil beras.
Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi nasi memunculkan istilah
“Belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) 2011 mencatat konsumsi beras orang Indonesia mencapai
113,48 kg per kapita per tahun. Namun, Direktur Bina Gizi Kementerian
Kesehatan, Dr. Minarto MPS menyebutkan bahwa kebiasaan masyarakat
yang mengonsumsi nasi menyebabkan asupan gizi masyarakat yang tidak
seimbang karena nasi mengandung energi yang tinggi tetapi seratnya
rendah. Dalam hal ini, Dr. Minarto menyebutkan umbi-umbian lebih baik
untuk dikonsumsi karena memiliki karbohidrat yang memadai dan
diimbangi pula dengan serat yang tinggi. Sayangnya olahan umbi-umbian
masih dipandang sebagai makanan “kampung”, sehingga kurang diminati
masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya kreatifitas masyarakat yang
mengolah umbi-umbian dengan cara itu-itu saja (cara tradisional). Oleh
karena itu, perlu adanya ide-ide baru dalam mengolah umbi-umbian yang
lebih modern agar lebih diminati masyarakat. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan ubi jalar sebagai sereal.
Sereal merupakan makanan berupa keping-kepingan kering yang
biasanya dimanakan bersama dengan susu, yoghurt, air, maupun dikonsumsi
langsung. Pengolahan dalam bentuk sereal dipilih karena sereal merupakan
makanan yang cukup diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonsia.
Selain praktis, sereal juga dapat bertahan lama. Selain ubi, pembuatan sereal
2

juga dikombinasikan dengan bahan lain seperti kacang kedelai dan juga
kangkung. Kacang kedelai dipilih karena kacang kedelai banyak
mengandung karbohidrat yang tinggi sedangkan sayur kangkung dipilih
karena sayur kangkung memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang
cukup tinggi. Selain itu, penambahan sayur ini dilakukan untuk
meningkatkan ketertarikan masyarakat mengonsumsi sayur. Untuk itu perlu
dikaji pemanfaatan ubi jalar, kacang kedelai, dan sayur kangkung dalam
pembuatan sereal sebagai panganan bernilai gizi tinggi.
II. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan produk ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengubah stigma masyarakat tentang makanan pokok.
2. Menyeimbangkan asupan gizi masyarakat.
3. Membantu masyarakat yang tidak memiliki waktu untuk makan.
4. Meminimalisir impor gandum untuk bahan dasar sereal.
III. Deskripsi Produk
“Sereal Sakabi” merupakan sebuah produk olahan inovasi yang
tercipta berdasarkan kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi
sebagai makanan pokok yang dimana kebiasaan inilah yang membuat
Indonesia yang merupakan negara agraris tidak bisa mengoptimalkan hasil
pertanian selain beras. Selain itu kebiasaan mengkonsumsi nasi ini
menyebabkan ketergantungan tinggi impor beras Indonesia. Nasi sendiri
pun menyebabkan asupan gizi masyarakat tidak seimbang karena nasi
memiliki karbohidrat yang tinggi tetapi serat yang dimiliki rendah. Oleh
karena itu, terciptalah “Sereal Sakabi”, sebuah produk olahan inovasi yang
menjadi solusi permasalahan pangan di Indonesia. Produk sereal inovasi ini
sangat istimewa jika dibandingkan dengan sereal lainnya karena produk ini
memiliki bahan-bahan baku utama yakni hasil pertanian Indonsia yang
cenderung kurang optimal pemanfaatannya seperti sayur kangkung, kacang
kedelai, dan juga ubi jalar yang kaya akan karbohidrat, vitamin, dan juga
serat yang bisa menyeimbangkan gizi para konsumennya. Selain itu, harga
bahan baku utama produk ini sendiri lebih murah jika dibandingkan dengan
3

beras serta bisa didapatkan dengan mudah karena bahan baku jumlahnya
melimpah dan tersedia sepanjang tahun di wilayah Indonesia khususnya
daerah Bali. “Sereal Sakabi” ini sendiri juga nantinya akan dipasarkan
melalui toko konvensional dan juga melalui media sosial, seperti line dan
juga instagram guna memperluas jaringan pemasaran karena saat ini
Indonesia sedang memasuki era Revolusi 4.0 yang dimana media digital
sangatlah berperan penting dalam proses kehidupan terutama proses jual
beli dan promosi.
Dalam membuat suatu produk tentunya terdapat beberapa kompetitor.
Produk inovasi “Sereal Sakabi” ini memiliki beberapa kompetitor salah
satunya yaitu Sereal Coco Crunch. Namun, sereal tersebut tidak memiliki
kelebihan-kelebihan seperti yang dimiliki “Sereal Sakabi”. Salah satu
kelebihan Sereal Sakabi yaitu bahan baku yang melimpah dan tersedia
sepanjang tahun, lain halnya dengan Sereal Coco Crunch yang
menggunakan bahan baku berupa gandum yang bukan merupakan hasil
pertanian Indonesia, tentunya harus melakukan impor untuk mendapatkan
bahan baku tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan “Sereal Sakabi”
harganya lebih murah dibandingkan dengan Sereal Coco Crunch. Disisi
lain, jika dibandingkan dari nilai gizi pada Sereal Sakabi terdapat
kandungan fosfor dan magnesium yang tidak dimiliki Sereal Coco Crunch
padahal magnesium dan fosfor sangat baik untuk kesehatan tubuh
khususnya untuk menguatkan tulang dan meningkatkan fungsi otak.

 Proses Pembuatan Sereal Sakabi


1. Siapkan semua alat dan bahan seperti:
Bahan :
- Ubi kayu (Ipomoea batatas) 100 gram
- Sayur kangkung (Ipomoea aquatica) 5 ikat
- Kacang kedelai (Glycine max) 100 gram
- Gula 10 gram
- Air 200 ml
4

Alat :
- Mangkok
- Sendok
- Pisau
- Nampan
- Blender
- Loyang
- Oven
2. Dalam membuat sereal sakabi perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1) Membuat tepung sayur kangkung, tepung kacang kedelai, dan
tepung ubi jalar putih. Tepung sayur kangkung dapat dibuat dengan
cara menjemur sayur kangkung, kemudian pisahkan daun kangkung
dengan tangkainya. Setelah itu, tumis daun sayur kangkung hingga
kering dan tahap terakhir adalah memblender daun kangkung. Untuk
pembuatan tepung kacang kedelai dilakukan dengan cara merendam
kacang kedelai, membersihkan kacang kedelai dari kulitnya,
merebus kacang kedelai (30 menit), menjemurnya (waktu
penjemuran satu hari atau menyesuaikan), dan memblender.
Pembuatan tepung ubi jalar putih diawali dengan mengkupas kulit
ubi jalar putih, membersihkannya, mencingcangnya, menjemur
(waktu penjemuran satu hari atau menyesuaikan), dan memblender.
2) Membuat adonan dengan cara mencampurkan tepung sayur
kangkung, tepung kacang kedelai, tepung ubi jalar putih, gula, dan
air. Kadar bahan disesuaikan dengan komposisi bahan.
3) Menuangkan adonan pada loyang lalu mengovennya selama satu
jam.
 Proses pengujian kadar karbohidrat pada sereal Sakabi menggunakan
metode Luff Schoorl
1. Siapkan semua alat dan bahan seperti:
5

Bahan :
- Larutan Luff Schoorl
- Larutan KI 20%
- Asam sulfat 25%
- Na tiosulfat 0,1 N
- Indikator amilum 1%
- Larutan HCl 3%
- Natrium hidroksida 30%
Alat :
- Gelas ukur 100 ml - Pendingin tegak
- Erlenmeyer - Labu ukur 250 ml
- Neraca analitik - Pipet tetes
- Pipet ukur 10 ml - Kertas saring
- Biuret - Bola karet
- Hot plate - Pipet Volume 25 ml
- Corong
2. Pelaksanaan
1) Timbang 5 gram sampel ke dalam erlenmeyer 500 ml
2) Menambahkan 200 ml larutan HCl 3% didihkan selama 1 jam
dengan pendingin tegak
3) Mendinginkan dan menetralkan dengan larutan NaoH 30% dan
menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit
asam
4) Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml,
encerkan dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai tanda
garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring
5) Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25
ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air
suling
6

6) Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai


mendidih selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan di
dalam wadah es
7) Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan
25 ml H2SO4 25%
8) Titrasi secepatnya dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna
kuning hilang, tambahkan sedikit indikator larutan kanji 1%.
Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang
9) Buat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai
pengganti sampel.
 Proses Uji Organoleptik
Organoleptik dilakukan dengan tiga langkah, yaitu: persiapan,
pelaksanaan, dan pengamatan.
1. Persiapan
Langkah persiapan dilakukan dengan membuat sereal Sakabi lalu
membandingkan dengan sereal merk Y
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dengan membandingkan sereal Sakabi
dengan sereal merk Y yang ada di pasaran. Kuesioner yang dibuat berisi
kolom pendapat masyarakat tentang bagaimana tekstur sereal Sakabi,
rasa sereal Sakabi, dan bau sereal Sakabi. Tekstur meliputi lembut dan
keras, rasa meliputi enak dan tidak enak, dan bau meliputi enak dan tidak
enak.
3. Pengamatan
Dilakukan pengisian kuesioner untuk mengetahui perbandingan sereal
Sakabi dengan sereal merek Y yang paling diminati. Setelah
mendapatkan hasil kuesioner, penulis membuat grafik dan hasil
kuesioner.
IV. Perencanaan Pemasaran Bisnis
A. Target Konsumen
1. Pelajar
7

Sarapan pagi merupakan suatu hal yang penting bagi siswa


yang ingin menuntut ilmu serta melaksanakan aktivitas. Karena jika
sarapan terlewatkan maka dapat mempengaruhi fisik dan juga
psikologi anak, yang dapat menghambat hasil belajar anak. Menurut
beberapa ahli gizi, sarapan sangat bermanfaat sekali terutama bagi
anak yang akan pergi ke sekolah. Dengan sarapan maka anak akan
berkonsentrasi serta dapat menyerap pelajaran dengan baik. Namun
pada saat ini banyak sekali anak-anak yang melewatkan sarapan hal
ini dikarenakan karena orang tuanya tidak sempat menyiapkan
sarapan. Hal tersebut dapat diatasi dengan adanya sereal sakabi yang
praktis namun bernilai gizi tinggi.
2. Tenaga Kerja
Sarapan sangat penting bagi setiap orang tidak terkecuali
tenaga kerja. Para tenaga kerja sering kali melewatkan sarapan
dengan alasan tidak ada waktu, tidak ada waktu ini disebabkan
karena kebanyakan orang indonesia susah bangun pagi. Akibatnya,
semua kegiatan yang dilakukan terburu-buru yang pada akhirnya
harus melewatkan sarapan. Dari permasalahan ini kami menawarkan
sereal sakabi kepada para tenaga kerja karena dalam proses
penyiapan kompenennya yang praktis.
3. Pecinta Makanan Sehat
Pecinta makanan sehat sering kali kebingungan untuk memilih
menu sarapan ataupun cemilan sehari-hari karena harus
menyesuaikan nilai gizi yang terdapat pada makanan yang akan
dikonsumsinya. Sereal sakabi ditawarkan kepada para pecinta
makanan sehat karena nilai gizinya yang sudah terjamin sehat untuk
kesehatan tubuh.
4. Masyarakat Umum
Sereal sakabi akan ditawarkan kepada masyarakat umum
mengingat sereal adalah salah satu cemilan yang digemari
masyarakat.
8

B. Proyeksi permintaan dan penawaran dalam jangka waktu 5 tahun


1. Proyeksi permintaan
Sereal sakabi diproduksi perbulan sebanyak 520 pcs
No. Tahun Proyeksi permintaan
(dalam unit)
1. Pertama 6.240
2. Kedua 8.120
3. Ketiga 10.620
4. Keempat 13.740
5. Kelima 17.500
2. Proyeksi penawaran
Proyeksi penawaran dalam beberapa 5 tahun mendatang
disesuaikan dengan permintaan konsumen
No. Tahun Proyeksi penawaran
(dalam unit)
1. Pertama 6.240
2. Kedua 8.120
3. Ketiga 10.620
4. Keempat 13.740
5. Kelima 17.500

C. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan proyeksi


permintaan (demand) dan penawaran (supply) bisnis sereal Sakabi
1. Semakin berkembangnya zaman maka, masyarakat akan semakin
sadar pentingnya menjaga kesehatan, sehingga setiap tahunnya
permintaan terhadap sereal Sakabi akan mengalami peningkatan.
2. Penawaran produk yang kami lakukan merupakan hal yang dapat
membuat pelanggan merasa puas, karena selain lezat produk sereal
Sakabi yang kami tawarkan juga memiliki nilai gizi yang seimbang.
Oleh karena itu, akan semakin besar peluang mencapai keberhasilan.
9

3. Kunci keberhasilan suatu usaha terletak pada pemahaman terhadap


pasar, pemasar yang cerdas memfokuskan sasaran pada manfaat
produk dan mengenali kebutuhan-kebutuhan emosional pembeli,
sehingga pembeli akan merasa keinginannya terpenuhi ketika
berbelanja.
D. Strategi dan program pemasaran
Strategi pemasaran yang digunakan untuk menembus pasar global
yaitu dengan cara:
1. Memasarkan produk melalui media sosial baik instagram, twitter,
dan facebook. Hal ini dilakukan karena mudahnya pengaksesan
media sosial untuk segala kalangan di Indonesia.
2. Pemberlakuan gratis ongkir terhadap pembelian tertentu (minimal 5
pcs) agar menambah minat masyarakat untuk membeli sereal Sakabi.
3. Mengadakan giveaway produk sereal Sakabi agar lebih dikenal
masyarakat.
4. Pengembangan produk
Produk yang kami buat pada awalnya dirancang sederhana dan
hanya memproduksi satu macam produk saja, namun seiring
berjalannya waktu kami terus melakukan perbaikan kualitas produk
dan untuk kedepannya kami akan memproduksi berbagai variasi
produk lain yang terbuat dari olahan sayur, kacang, dan ubi.
5. Pengembangan wilayah pemasaran
Area pemasaran awal adalah Kabupaten Gianyar, kemudian
berkembang ke kabupaten-kabupaten terdekat, misalnya Denpasar
Badung, Singaraja, dan lain-lain. Selanjutnya, produk ini harus
mampu menguasai pasar nasional dengan cara terus
menyempurnakan dan memvariasikan produk sereal Sakabi.
V. Proyeksi Keuangan
A. Menghitung dan mengalokasikan biaya-biaya dalam bisnis sereal
Sakabi
 Biaya variabel/variabel cost ( VC)
10

Produksi per hari : 20 pcs


Produksi per bulan : 20 pcs × 26 = 520 pcs
a. Biaya variabel per bulan
520/5 × Rp80.000 = Rp8.320.000
b. Biaya variabel per pcs
Rp8.320.000 / 520 = Rp16.000/pcs
 Biaya tetap/fixed cost (FC)
- Peralatan diasumsikan memiliki umur ekonomis 2 tahun (24 bulan)
maka penyusutannya per bulan adalah Rp865.000/24 = Rp36.041,67
- Biaya paket data perbulan Rp33.000
a. FC per bulan = 36.041,67 + 33.000 = 69.041,67
b. FC per pc = 69.041,67/520 = 132,77
 Biaya total (TC) per pcs
TC = FC + VC
= 132,77 + 16.000
= Rp16.132,77
B. Proyeksi rugi/laba bisnis
 TC per pcs = Rp16.132,77
Penulis mengasumsikan laba sebesar 30% dari harga pokok produksi
 Laba per unit
(30% × 16.132,77) = Rp4.839,6
 Harga jual per unit
TC + laba = 16.132,77 + 4.389,6
= Rp20.972,37
= Rp21.000,00
 Biaya produksi perbulan
TC = Rp8.320.000 + 69.041,67
= Rp8.389.041,67
 Total penerimaan per bulan
TR = P × Q
= Rp21.000 × 520 = Rp10.920.000
11

C. Jumlah kebutuhan dana untuk modal awal bisnis sereal Sakabi


1. Kebutuhan Modal
Dalam melakukan sebuah usaha, salah satu faktor terpenting
adalah modal, karena tanpa adanya modal awal, suatu usaha tidak
akan bisa berjalan. Berikut rincian modal awal yang diperlukan
dalam membuat produk “Sereal Sakabi”
a. Bahan Baku
(Dalam Rupiah)
No Nama Barang Jumlah Barang Harga
1. Ubi 100 gram Rp1.000,00
2. Sayur kangkung 5 ikat Rp10.500,00
3. Kacang kedelai 100 gram Rp2.000,00
4. Gula 15 gram Rp3.000,00
5. Air 200 ml Rp500,00
6. Stiker logo 5 pcs Rp15.000,00
7. Kemasan kertas 5 pcs Rp35.000,00
8. Standing pouch 5 pcs Rp3.000,00
kertas
9. Mangkok plastik 5 pcs Rp10.000,00
mika
Jumlah biaya = Rp80.000,00/5 pcs

b. Alat
No Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah harga
Barang Barang
1. Loyang 2 Rp25.000,00 Rp50.000,00
2. Oven 1 Rp450.000,00 Rp450.000,00
3. Blender 1 Rp250.000,00 Rp250.000,00
4. Nampan 3 Rp30.000,00 Rp90.000,00
5. Pisau 1 Rp15.000,00 Rp15.000,00
12

6. Sendok 2 Rp2.500,00 Rp5.000,00


7. Mangkok 1 Rp5.000,00 Rp5.000,00
Jumlah biaya =
Rp865.000,00

c. Pulsa
Pulsa Internet diperlukan sebesar Rp33.000,00 untuk
pemakaian selama 1 bulan yang dimana pulsa internet
merupakan hal penting pada saat proses promosi dan pemasaran
produks sereal Sakabi.

D. Perencanaan untuk mendapatkan sumber pembiayaan


Sumber dana menurut asalnya dibagi menjadi dua, yaitu sumber dana
intern dan sumber dana ekstern. Dalam hal ini, sumber dana yang
dipergunakan yaitu sumber dana intern, yang dimana dibutuhkan untuk
merealisasikan ide inovasi baru ini agar menjadi sebuah produk yang
dapat bersaing di pasar global, dimana setiap anggota mengeluarjan
dana sebesar Rp150.000,00 untuk dijadikan sebagai dana modal awal
dalam memulai produksi. Hal ini dikarenakan adanya keinginan
anggota untuk memulai usaha secara mandiri.

E. Penghitungan Return On Investment (ROI), Break Event Point


(BEP), dan Net Present Value (NPV) Bisnis Sereal Sakabi
 Return On Investment (ROI)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
ROI = ( ) × 100%
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
10.920.000−9.218.000
=( ) × 100%
9.218.000

= 18,46%
Artinya tingkat ROI atas investasi kami 18,46% di atas laju inflasi,
maka investasi kami terlindungi dari inflasi dan bisa dikembangkan.
13

 Break Event Point (BEP)


BEP(pcs) = Biaya tetap / (harga per unit – biaya variabel per unit)
𝑅𝑝69.041,67
= 𝑅𝑝21.000 – 𝑅𝑝16.000
𝑅𝑝69.041,67
= 𝑅𝑝5.000

= 13,808334
= 13,81
= 14 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 14 pcs sereal agar terjadi Break
Event Poin. Pada penjualan unit ke 15 baru mulai memperoleh
keuntungan.
BEP(Rupiah) = Biaya tetap / (kontribusi margin per unit : harga per
unit)
𝑅𝑝69.041,67
= 𝑅𝑝5.000 – 𝑅𝑝21.000
𝑅𝑝69.041,67
= 0,2381

= 289.969,215
Net Present Value (NPV)
NPV = C0 + (C1 / (1 + r))
= (- 9.218.000) + (10.920.000 / (1 + 0.04))
= (- 9.218.000) + 10.920.000 / 1,04)
= (- 9.219.000) + 10.500.000
= 1.282.000,-
NPV > 0 berarti positif menunjukkan penerimaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan maka rencana
investasi dapat dilanjutkan.
14

F. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan proyeksi


keuangan bisnis sereal Sakabi
1. Masyarakat sekarang ini sudah cukup sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan terutama dalam hal asupan bergizi, ini
merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan.
2. Penawaran yang dilakukan adalah sebuah usulan yang memuaskan
keinginan pelanggan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih untuk
uang mereka, semakin cepat pasar sasaran memahami apa yang
ditawarkan dan apa yang terkandung didalamnya, semakin besar
pula peluang untuk mecapai keberhasilan.
3. Permintaan pasar diukur dengan pemahaman akan kebutuhan dan
harapan pelanggan, sehingga secara otomatis bisa ditentukan target
pasar dan bisa melakukan segmen pasarmana yang potensial yang
akan memanfaatkan produk ini.
4. Pada dasarnya kunci keberhasilan suatu usaha terletak pada
pemahaman terhadap pasar, pemsar yang cerdik memusatkan sasaran
pada manfaat produk dan mengenali kebutuhan-kebutuhan
emosional pembeli, sehingga pembeli haruslah mampu digambarkan
sebagai seorang pahlawan perusahaan.
5. Bisnis ini dimulai dengan dengan memproduksi sereal sebanyak 20
pcs per hari dengan 26 hari kerja per bulan, lalu memiliki proyeksi
laba sebesar 30 % dari harga pokok produksi, karena di industri
usaha pangan biasanya perusahaan menentukan proyeksi laba dari
30 -60 %.
6. BEP diperoleh saat proses produksi sereal sebanyak 14 pcs,
sedangkan per hari sereal dapat diproduksi sebanyak 20 pcs. Jika
sereal dijual seharga Rp 21.000 per pcs maka akan didapat
keuntungan sebesar Rp 126.000 per hari, bisnis ini sangatlah
menjanjikan.
7. Perhitungan NPV didasarkan pada perbandingan seandainya modal
yang akan digunakan untuk investasi didepositokan dengan tingkat
15

bunga 4 % per tahun. Ternyata lebih menguntungkan jika digunakan


untuk investasi jika ditunjukan dengan NPV > 0 , yang berarti positif
yaitu permintaan lebih besar dari nilai yang diinvestasikan sehingga
investasi dapat dilanjutkan.

VI. Analisis Resiko Bisnis


Faktor yang akan menjadi resiko utama yang berpotensi
menggagalkan atau menghambat bisnis ini adalah faktor negatif dari
lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau
berjalannya sebuah organisasi atau proposal bisnis. Yang menjadi ancaman
dari produk ini adalah adanya pesaing (produk serupa) yang telah terlebih
dahulu menguasai pasar. Selain itu kebiasaan masyarakat mengkonsumsi
sereal berbahan dasar gandum juga merupakan salah satu ancaman bagi
produk ini.
16

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Reza Ommani,2011:1


Reza, Ahmad. (2011). Strengths, weaknesses, opportunities and threats
(SWOT) analysis for farming system businesses management: Case of
wheat farmers of Shadervan District, Shoushtar Township, Iran .
Shoushtar:African Journal of Business Management Vol. 5(22), pp. 9448-
9454

Setyono. A., Yetti. S dan Sudaryono. 1996. Penanganan Pasca Panen Ubi jalar.
Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Kinerja Penelitian
Tanaman Pangan. Buku 4. Jagung, Sorgum, Ubi Kayu dan Ubi jalar. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1992. Daftar Komposisi Bahan


Makanan. Bhartara Karya Aksara, Jakarta.

Daud, A. 1991. Nangka Mini. Yasaguna: Jakarta

Fatsecret Indonesia. Database makanan dan penghitung kalori. Available from


https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/nasi. [Diakses tanggal 13
Agustus 2017]
17

Justifikasi
Karena tema yang diambil penulis adalah olahan pangan maka
diperlukan justifikasi terkait nilai gizi dan pendapat masyarakat mengenai
produk sereal Sakabi.
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan bahwa sayur
kangkung, kacang kedelai, dan ubi jalar putih memiliki kandungan gizi yang
dapat menyaingi nasi. Tabel 7.1 perbandingan nilai gizi dari sayur
kangkung, kacang kedelai, dan ubi jalar putih.
Nutrisi Nasi Sayur Kacang Ubi
Kangkung Kedelai
Kalori 129 kkal 50 kkla 446 kkal 121 kkal
Karbohidrat 27,9 gr 10 gram 30 gram 31,80 gram
Protein 2,66 gr 3,3 gram 36,49 gram 1,20 gram
Lemak 0,28 gr 0,7 gram 19,94 gram 0,3 gram
Kalsium 10 mg 73 mg 277 mg 165 mg
Fosfor 115 mg 50 mg 704 mg 54 mg
Serat 0,124 mg 2 gram 9,3 gram 1,8 gram
Tabel 7.1 perbandingan nilai gizi dari nasi, kangkung, kedelai, dan ubi per
100 gram
Sumber: Berbagai sumber

Penulis juga melakukan pengujian kandungan karbohidrat dari sereal


Sakabi dengan menggunakan metode Luff Schoorl. Pengujian dilakukan
untuk membuktikan bahwa sereal Sakabi mengandung karbohidrat
meskipun telah melewati proses produksi. Penulis melakukan lima kali
pengulangan dalam pengujian kandungan karbohidrat. Tabel 7.2 merupakan
tabel hasil pengujian kandungan karbohidrat per 100 gram dengan metode
Luff Schoorl.
Pengujian Sereal Sakabi Beras
1 66,76 gram 27,92 gram
18

2 62,34 gram 26,87 gram


3 66,12 gram 29,14 gram
4 59,89 gram 28,71 gram
5 66, 25 gram 26,14 gram
Tabel 7.2 hasil pengujian kandungan karbohidrat per 100 gram dengan
metode Luff Schoorl
Sumber: Dokumen pribadi
Selain melakukan pengujian terhadap kandungan karbohidrat dari
sereal Sakabi, penulis juga melakukan uji organoleptik dengan melibatkan
lima puluh (50) orang responden. Uji organoleptik dilakukan untuk
mengetahui respon dari responden terkait dengan rasa, bau dan tekstur dari
sereal Sakabi. Grafik 7.3 merupakan grafik hasil uji organoleptik.
35

30

25

20 Rasa

15 Bau
Tekstur
10

0
Sakabi Sereal Y

Grafik 7.3 Rekapitulasi hasil uji organoleptik


19

LAMPIRAN
Lokasi Penelitian

(a) (b) (c)


Gambar (a) SMA Negeri 1 Gianyar, (b) Laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Gianyar, (c) Rumah penulis di Gianyar

Hasil Dokumentasi Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitian 2. Proses Pembuatan Sereal Sakabi

3. Larutan Luff Schoorl 4. Uji Organoleptik

Anda mungkin juga menyukai