Diusulkan Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN BUSINESS IDEA COMPETITION ITKJ/STIEP 2020
3. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap : Pande Ketut Raditya Adi Kusuma
b. NIS : 12764
c. Jurusan : MIPA
d. Nama Sekolah : SMAN 1 Gianyar
e. Alamat Rumah dan No HP : Banjar Mas Bedulu, Blahbatuh,
Gianyar, Bali dan 0895391391090
Guru Pendamping
a. Nama Lengkap : I Desak Nyoman Seri Adnyani, S.E.,M.Pd
b. NIP : 198001172006042021
EXECUTIVE SUMMARY
Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi nasi memunculkan istilah
“Belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Namun, Direktur Bina Gizi
Kementerian Kesehatan, Dr. Minarto MPS menyebutkan bahwa kebiasaan
masyarakat yang mengonsumsi nasi menyebabkan asupan gizi masyarakat yang
tidak seimbang karena nasi mengandung energi yang tinggi tetapi seratnya rendah.
Oleh karena itu, terciptalah inovasi produk Sereal Sakabi (Sayur kangkung,
kacang kedelai, dan ubi jalar putih.
“Sereal Sakabi” merupakan sebuah produk olahan inovasi yang tercipta
berdasarkan kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai
makanan pokok yang dimana kebiasaan inilah yang membuat Indonesia yang
merupakan negara agraris tidak bisa mengoptimalkan hasil pertanian selain beras.
Sereal Sakabi memeliki harga jual sebesar Rp21.000,00 per unit. Berdasarkan 5
kali pengujian dengan metode Luff Schoorl didapatkan perbedaan kandungan
karbohid rat yang cukup signifikan antara sereal sakabi dan nasi yaitu sebesar
52,07 (rata-rata) untuk sereal sakabi dan 27,8 (rata-rata) untuk nasi
Keyword: “Sereal Sakabi”, Sayur kangkung, Kacang kedelai, Ubi jalar putih
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ...................................................................................................... ii
Executive Summary ...................................................................................................... iii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
Latar Belakang ............................................................................................................. 1
Tujuan Bisnis ................................................................................................................ 2
Deskripsi Produk .......................................................................................................... 2
Perencanaan Pemasaran Bisnis .................................................................................... 6
A. Target pasar produk ............................................................................................ 6
B. Proyeksi permintaan dan penawaran .................................................................... 8
C. Asumsi-asumsi proyeksi permintaan dan penawaran ........................................... 8
D. Strategi dan program pemasaran .......................................................................... 9
Proyeksi Keuangan ....................................................................................................... 9
A. Menghitung dan mengalokasikan biaya ............................................................... 9
B. Proyeksi rugi/laba bisnis ...................................................................................... 10
C. Jumlah kebutuhan dana untuk modal awal ........................................................... 11
D. Merencanakan sumber pembiayaan ..................................................................... 12
E. Penghitungan ROI, BEP, NPV ............................................................................ 12
F. Asumsi-asumsi proyeksi keuangan ...................................................................... 14
Analisis Resiko Bisnis ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
Justifikasi ...................................................................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................................................. 19
1
I. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris, hampir sebagian besar
masyarakatnya bermata pencaharian dalam bidang pertanian. Hal ini
dikarenakan letak geografis Indonesia yang memang sangat mendukung,
ditambah lagi Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk
negara yang bergerak pada bidang pertanian. Mendengar kata pertanian,
maka yang terlintas dalam pikiran kebanyakan masyarakat adalah sawah,
padi, dan beras. Hal ini dikarenakan budaya masyarakat Indonesia yang
menjadikan nasi sebagai makanan pokoknya. Maka tak heran bila pertanian
di Indonesia didominasi oleh tanaman padi sebagai penghasil beras.
Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi nasi memunculkan istilah
“Belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) 2011 mencatat konsumsi beras orang Indonesia mencapai
113,48 kg per kapita per tahun. Namun, Direktur Bina Gizi Kementerian
Kesehatan, Dr. Minarto MPS menyebutkan bahwa kebiasaan masyarakat
yang mengonsumsi nasi menyebabkan asupan gizi masyarakat yang tidak
seimbang karena nasi mengandung energi yang tinggi tetapi seratnya
rendah. Dalam hal ini, Dr. Minarto menyebutkan umbi-umbian lebih baik
untuk dikonsumsi karena memiliki karbohidrat yang memadai dan
diimbangi pula dengan serat yang tinggi. Sayangnya olahan umbi-umbian
masih dipandang sebagai makanan “kampung”, sehingga kurang diminati
masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya kreatifitas masyarakat yang
mengolah umbi-umbian dengan cara itu-itu saja (cara tradisional). Oleh
karena itu, perlu adanya ide-ide baru dalam mengolah umbi-umbian yang
lebih modern agar lebih diminati masyarakat. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan ubi jalar sebagai sereal.
Sereal merupakan makanan berupa keping-kepingan kering yang
biasanya dimanakan bersama dengan susu, yoghurt, air, maupun dikonsumsi
langsung. Pengolahan dalam bentuk sereal dipilih karena sereal merupakan
makanan yang cukup diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonsia.
Selain praktis, sereal juga dapat bertahan lama. Selain ubi, pembuatan sereal
2
juga dikombinasikan dengan bahan lain seperti kacang kedelai dan juga
kangkung. Kacang kedelai dipilih karena kacang kedelai banyak
mengandung karbohidrat yang tinggi sedangkan sayur kangkung dipilih
karena sayur kangkung memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang
cukup tinggi. Selain itu, penambahan sayur ini dilakukan untuk
meningkatkan ketertarikan masyarakat mengonsumsi sayur. Untuk itu perlu
dikaji pemanfaatan ubi jalar, kacang kedelai, dan sayur kangkung dalam
pembuatan sereal sebagai panganan bernilai gizi tinggi.
II. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan produk ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengubah stigma masyarakat tentang makanan pokok.
2. Menyeimbangkan asupan gizi masyarakat.
3. Membantu masyarakat yang tidak memiliki waktu untuk makan.
4. Meminimalisir impor gandum untuk bahan dasar sereal.
III. Deskripsi Produk
“Sereal Sakabi” merupakan sebuah produk olahan inovasi yang
tercipta berdasarkan kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi
sebagai makanan pokok yang dimana kebiasaan inilah yang membuat
Indonesia yang merupakan negara agraris tidak bisa mengoptimalkan hasil
pertanian selain beras. Selain itu kebiasaan mengkonsumsi nasi ini
menyebabkan ketergantungan tinggi impor beras Indonesia. Nasi sendiri
pun menyebabkan asupan gizi masyarakat tidak seimbang karena nasi
memiliki karbohidrat yang tinggi tetapi serat yang dimiliki rendah. Oleh
karena itu, terciptalah “Sereal Sakabi”, sebuah produk olahan inovasi yang
menjadi solusi permasalahan pangan di Indonesia. Produk sereal inovasi ini
sangat istimewa jika dibandingkan dengan sereal lainnya karena produk ini
memiliki bahan-bahan baku utama yakni hasil pertanian Indonsia yang
cenderung kurang optimal pemanfaatannya seperti sayur kangkung, kacang
kedelai, dan juga ubi jalar yang kaya akan karbohidrat, vitamin, dan juga
serat yang bisa menyeimbangkan gizi para konsumennya. Selain itu, harga
bahan baku utama produk ini sendiri lebih murah jika dibandingkan dengan
3
beras serta bisa didapatkan dengan mudah karena bahan baku jumlahnya
melimpah dan tersedia sepanjang tahun di wilayah Indonesia khususnya
daerah Bali. “Sereal Sakabi” ini sendiri juga nantinya akan dipasarkan
melalui toko konvensional dan juga melalui media sosial, seperti line dan
juga instagram guna memperluas jaringan pemasaran karena saat ini
Indonesia sedang memasuki era Revolusi 4.0 yang dimana media digital
sangatlah berperan penting dalam proses kehidupan terutama proses jual
beli dan promosi.
Dalam membuat suatu produk tentunya terdapat beberapa kompetitor.
Produk inovasi “Sereal Sakabi” ini memiliki beberapa kompetitor salah
satunya yaitu Sereal Coco Crunch. Namun, sereal tersebut tidak memiliki
kelebihan-kelebihan seperti yang dimiliki “Sereal Sakabi”. Salah satu
kelebihan Sereal Sakabi yaitu bahan baku yang melimpah dan tersedia
sepanjang tahun, lain halnya dengan Sereal Coco Crunch yang
menggunakan bahan baku berupa gandum yang bukan merupakan hasil
pertanian Indonesia, tentunya harus melakukan impor untuk mendapatkan
bahan baku tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan “Sereal Sakabi”
harganya lebih murah dibandingkan dengan Sereal Coco Crunch. Disisi
lain, jika dibandingkan dari nilai gizi pada Sereal Sakabi terdapat
kandungan fosfor dan magnesium yang tidak dimiliki Sereal Coco Crunch
padahal magnesium dan fosfor sangat baik untuk kesehatan tubuh
khususnya untuk menguatkan tulang dan meningkatkan fungsi otak.
Alat :
- Mangkok
- Sendok
- Pisau
- Nampan
- Blender
- Loyang
- Oven
2. Dalam membuat sereal sakabi perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1) Membuat tepung sayur kangkung, tepung kacang kedelai, dan
tepung ubi jalar putih. Tepung sayur kangkung dapat dibuat dengan
cara menjemur sayur kangkung, kemudian pisahkan daun kangkung
dengan tangkainya. Setelah itu, tumis daun sayur kangkung hingga
kering dan tahap terakhir adalah memblender daun kangkung. Untuk
pembuatan tepung kacang kedelai dilakukan dengan cara merendam
kacang kedelai, membersihkan kacang kedelai dari kulitnya,
merebus kacang kedelai (30 menit), menjemurnya (waktu
penjemuran satu hari atau menyesuaikan), dan memblender.
Pembuatan tepung ubi jalar putih diawali dengan mengkupas kulit
ubi jalar putih, membersihkannya, mencingcangnya, menjemur
(waktu penjemuran satu hari atau menyesuaikan), dan memblender.
2) Membuat adonan dengan cara mencampurkan tepung sayur
kangkung, tepung kacang kedelai, tepung ubi jalar putih, gula, dan
air. Kadar bahan disesuaikan dengan komposisi bahan.
3) Menuangkan adonan pada loyang lalu mengovennya selama satu
jam.
Proses pengujian kadar karbohidrat pada sereal Sakabi menggunakan
metode Luff Schoorl
1. Siapkan semua alat dan bahan seperti:
5
Bahan :
- Larutan Luff Schoorl
- Larutan KI 20%
- Asam sulfat 25%
- Na tiosulfat 0,1 N
- Indikator amilum 1%
- Larutan HCl 3%
- Natrium hidroksida 30%
Alat :
- Gelas ukur 100 ml - Pendingin tegak
- Erlenmeyer - Labu ukur 250 ml
- Neraca analitik - Pipet tetes
- Pipet ukur 10 ml - Kertas saring
- Biuret - Bola karet
- Hot plate - Pipet Volume 25 ml
- Corong
2. Pelaksanaan
1) Timbang 5 gram sampel ke dalam erlenmeyer 500 ml
2) Menambahkan 200 ml larutan HCl 3% didihkan selama 1 jam
dengan pendingin tegak
3) Mendinginkan dan menetralkan dengan larutan NaoH 30% dan
menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit
asam
4) Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml,
encerkan dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai tanda
garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring
5) Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25
ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air
suling
6
b. Alat
No Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah harga
Barang Barang
1. Loyang 2 Rp25.000,00 Rp50.000,00
2. Oven 1 Rp450.000,00 Rp450.000,00
3. Blender 1 Rp250.000,00 Rp250.000,00
4. Nampan 3 Rp30.000,00 Rp90.000,00
5. Pisau 1 Rp15.000,00 Rp15.000,00
12
c. Pulsa
Pulsa Internet diperlukan sebesar Rp33.000,00 untuk
pemakaian selama 1 bulan yang dimana pulsa internet
merupakan hal penting pada saat proses promosi dan pemasaran
produks sereal Sakabi.
= 18,46%
Artinya tingkat ROI atas investasi kami 18,46% di atas laju inflasi,
maka investasi kami terlindungi dari inflasi dan bisa dikembangkan.
13
= 13,808334
= 13,81
= 14 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 14 pcs sereal agar terjadi Break
Event Poin. Pada penjualan unit ke 15 baru mulai memperoleh
keuntungan.
BEP(Rupiah) = Biaya tetap / (kontribusi margin per unit : harga per
unit)
𝑅𝑝69.041,67
= 𝑅𝑝5.000 – 𝑅𝑝21.000
𝑅𝑝69.041,67
= 0,2381
= 289.969,215
Net Present Value (NPV)
NPV = C0 + (C1 / (1 + r))
= (- 9.218.000) + (10.920.000 / (1 + 0.04))
= (- 9.218.000) + 10.920.000 / 1,04)
= (- 9.219.000) + 10.500.000
= 1.282.000,-
NPV > 0 berarti positif menunjukkan penerimaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan maka rencana
investasi dapat dilanjutkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Setyono. A., Yetti. S dan Sudaryono. 1996. Penanganan Pasca Panen Ubi jalar.
Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Kinerja Penelitian
Tanaman Pangan. Buku 4. Jagung, Sorgum, Ubi Kayu dan Ubi jalar. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Justifikasi
Karena tema yang diambil penulis adalah olahan pangan maka
diperlukan justifikasi terkait nilai gizi dan pendapat masyarakat mengenai
produk sereal Sakabi.
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan bahwa sayur
kangkung, kacang kedelai, dan ubi jalar putih memiliki kandungan gizi yang
dapat menyaingi nasi. Tabel 7.1 perbandingan nilai gizi dari sayur
kangkung, kacang kedelai, dan ubi jalar putih.
Nutrisi Nasi Sayur Kacang Ubi
Kangkung Kedelai
Kalori 129 kkal 50 kkla 446 kkal 121 kkal
Karbohidrat 27,9 gr 10 gram 30 gram 31,80 gram
Protein 2,66 gr 3,3 gram 36,49 gram 1,20 gram
Lemak 0,28 gr 0,7 gram 19,94 gram 0,3 gram
Kalsium 10 mg 73 mg 277 mg 165 mg
Fosfor 115 mg 50 mg 704 mg 54 mg
Serat 0,124 mg 2 gram 9,3 gram 1,8 gram
Tabel 7.1 perbandingan nilai gizi dari nasi, kangkung, kedelai, dan ubi per
100 gram
Sumber: Berbagai sumber
30
25
20 Rasa
15 Bau
Tekstur
10
0
Sakabi Sereal Y
LAMPIRAN
Lokasi Penelitian