Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU HADIST

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktrur mata kuliah Ilmu Hadist”

Disusun Oleh
Kelompok 1 :

Asmida Mariani 2521003


Nur Elfia 2521014

Yarozaktul Fauziah 2521034

Dosen Pengampu:

Muhammad Hafizh, MPD I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJEH M.DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

(UIN) BUKITTINGGI

T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena denganlimpahan


rahmatnya makalah berjudulstudi haditsuntuk memenuhi tugas mata kuliahStudi Hadits ini
telah kami selesaikan.

Dengan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat di terima danmembawa
manfaat besar serta memberikan nuansa baru bagi pihak yang berkecimpungdalam dunia
ilmu keberagaman mata kuliah ilmu Hadits. Sebagai penyusun kami menyadari dalamproses
penyusunan makalahini tidak lepas dari hambatan, tetapi berkatbantuan dari berbagai pihak
segala hambatan itu dapat teratasi.

Akhirnya, jikalau dalam makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan ataubahkan tidak
sesuai menurut pengamatan pembaca, dengan lapang dada kami akanmenerima kritik dan
saran demi pembenahan makalah kami selanjutnya

Bukittinggi,10 Maret 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................v
BAB I......................................................................................................................................vi
PENDAHULUAN..................................................................................................................vi
A. Latar Belakang.............................................................................................................vi
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................vi
C. Tujuan..........................................................................................................................vi
BAB II......................................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................................1
A. Pengertian Ilmu Hadist.................................................................................................1
B. Macam-Macam Ilmu Hadist.........................................................................................1
C. Kitap-Kitap Ilmu Hadist...............................................................................................2
D. Cabang-Cabang Ilmu Hadits........................................................................................3
BAB III....................................................................................................................................7
KESIMPULAN.......................................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................................7
B. Saran.............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu hadits sebagai ilmu yang termasuk penting didalam islamdikarenakan hadits
merupakan dasar hukum nomer dua dari islam selain al-qur’an, ijma, dan qiyas.Islam sebagai
agama yang kompleks tentu mempunyai aturan tersendiritentang bagaimana hadits tersebut
ada, asal muasal hadits tersebut dari mana danhadits tersebut termasuk dari bagian hadits apa.
Sehingga kita bisa membedakanmana hadits yang baik dipergunakan untuk hukum ataupun
hadits yang tidakdipergunakan untuk hukum.Dewasa ini jika kita perhatikan banyak orang-
orang yang menggunakanhadits untuk dipergunakan sebagai dakwah ataupun sebagai
mediasa yanglainnya. Tetapi mereka tidak memperhatikan apakah hadits tersebut
bisadigunakan untuk hukum, apakah hadits tersebut kuat atau tidak sakit akan tetapimereka
hanya menggunakan hanya untuk melemahkan yang lainnya.Oleh karena itu perlu kiranya
kita untuk mengetahui hadits secaramenyeluruh seluk-beluknya apakah hadits tersebut shohih
atau bahkan dhoif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ilmu Hadist?
2. Apa Macam-Macam Ilmu Hadist?
3. Apa Kitap-Kitap Ilmu Hadist?
4. Apa Cabang-Cabang llmu Hadist?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Ilmu Hadist
2. Mengetahui Macam-Macam Ilmu Hadist
3. Mengetahui Kitap-Kitap Ilmu Hadist
4. Mengetahui Cabang-Cabang Ilmu Hadis

vi
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Hadist
Ilmu hadits adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk mengetahui kedudukan
sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak. Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-
Shiddieqy, ilmu hadits, yakni illmu yang berpautan dengan hadits, banyak ragam
macamnya.Sebagai diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai
dengan fungsinya dalam menetapkan syariat Islam. Ada hadits shahih, hadits hasan, dan
hadits dhoif.Masing-masing memiliki persyaratannya sendiri-sendiri.Persyaratan itu ada
yang berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas para periwayat yang dilalui hadits,
dan ada pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan yang
ada dalam ilmu hadits ada 2:
1. Berkaitan dengan sanad
2. Berkaitan dengan matan.
Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan mengantar kita menelusuri apakah sebuah
hadits itu bersambung sanadnya atau tidak, dan apakah para periwayat hadits yang
dicantumkan di dalam sanad hadits itu orang-orang terpercaya atau tidak. Adapun ilmu
yang berkaitan dengan matan akan membantu kita mempersoalkan dan akhirnya
mengetahui apakah informasi yang terkandung di dalamnya berasal dari Nabi atau tidak.
Misalnya, apakah kandungan hadits bertentangan dengan dalil lain atau tidak.1

B. Macam-Macam Ilmu Hadist


1. Ilmu Hadis Riwāyah
Ilmu hadis riwāyah adalah ilmu hadis yang khusus berhubungan dengan riwayah,
yakni ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan, perbuatan, ketetapan,
dan sifat Nabi Muhammad SAW., sebagaimana definisi berikut ini:

‫ا‬77ً‫فَ ٍة َخ ْلقِيَّ ٍة َأ ْو ُخلُقِيَّ ٍة نَ ْقالً َدقِ ْيق‬7 ‫ص‬


ِ ‫ ٍر َأ ْو‬7 ‫ ٍل َأ ْو تَ ْق ِر ْي‬7 ‫و ٍل َأ ْو فِ ْع‬7
ْ 7َ‫يْفَ ِإلَى النَّبِ ِّي ِمنْ ق‬7 ‫ض‬
ِ ُ‫ا ا‬77‫و ُم َعلَى َم‬7
ْ 7ُ‫ي يَق‬ ْ ‫ َو ا ْل ِع ْل ُم الَّ ِذ‬7 ‫ُه‬
‫ُم َح َّر ًرا‬
Artinya: Artinya: Ilmu yang membahas tentang pemindahan (periwayatan) segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw, berupa perkataan, perbuatan, taqrir
(ketetapan atau pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak) dengan cara
yang teliti atau terperinci.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa ilmu hadis riwāyah pada dasarnya adalah
membahas tentang tata cara periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan
hadis Nabi Muhammad SAW. Objek kajian ilmu hadis riwāyah adalah hadis Nabi
Muhammad SAW. dari segi periwayatan dan pemeliharaannya. Hal tersebut mencakup:

1
Mushaf Journal, “Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis”, Vol. 2, No. 3 Desember 2022, h. 275-280
2

1) Cara periwayatan hadis, baik dari segi cara penerimaan dan demikian juga dari cara
penyampaiannya dari seorang perawi ke perawi lain.
2) Cara pemeliharaan hadis, yaitu dalam bentuk hafalan, penulisan, dan pembukuannya.
Ilmu hadis riwāyah ini sudah ada sejak Nabi SAW. masih hidup, yaitu bersamaan
dengan dimulainya periwayatan dengan hadis itu sendiri. Para sahabat Nabi SAW.
menaruh perhatian yang tinggi terhadap hadis Nabi SAW. Mereka berusaha untuk
memperoleh hadis-hadis Nabi SAW. dengan cara mendatangi majelis-majelis Nabi
Muhammad SAW. serta mendengar dan menyimak pesan atau nasihat yang
disampaikan Nabi SAW.. Demikianlah periwayatan dan pemeliharaan hadis Nabi
SAW. berlangsung hingga usaha penghimpunan hadis secara resmi pada masa
pemerintahan khalifah ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Azīz (memerintah pada 99 H/717 M- 124 H/
742 M).

2. Ilmu Hadist Dirāyah

Dalam mendefinisikan ilmu hadis dirāyah, ada beberapa pendapat di kalangan


ulama, di antaranya pendapat Ibn Akfani yang memberikan pengertianbahwa ilmu
hadis dirāyah adalah:

‫ت َو َما‬ ْ ‫ش ُر ْو ِط ِه ْم َوَأ‬
ِ ‫صنَافُ ا ْل َم ْر ِويَّا‬ ُّ ‫ش ُر ْوطُ َها َوَأ ْن َوا ُع َها َوَأ ْح َكا ُم َها َو َحا ُل‬
ُ ‫الر َّوا ِة َو‬ ُ ‫ِع ْل ٌم يُ ْع َرفُ ِم ْنهُ َحقِ ْيقَةُ ال ِّر َواَي ِة َو‬
‫ق بِ َها‬ُ َّ‫يتَ َعل‬

Artinya: Ilmu yang mempelajari hakikat periwayatan, syarat-syarat, macam-


macam, dan hukum-hukumnya, sifat-sifat para perawi dan syarat-syaratnya,serta
macam-macam sesuatu yang diriwayatkan serta hal-hal yang terkait dengannya.
Menurut pendapat Ibnu Hạ jar al-Asqalāni (w. 852 H), ilmu hadis dirāyah adalah
pengetahuan tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan perawi dan sesuatu
yang diriwayatkan. Pengertian ini diikuti oleh sebagian besar ahli hadis.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa ilmu hadis dirāyah adalah kumpulan
kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan perawi (sanad) dan sesuatu yang
diriwayatkan (matan) dari sisi diterima (maqbūl) dan tidak–keadaan perawi dan
sesuatu yang diriwayatkannya—(mardūd). Jadi, objek kajian atau pokok pembahasan
ilmu hadis dirāyahi, berdasarkan definisi di atas, adalah penelitian terhadap keadaan
para perawi hadis (sanad) dan matannya (teks hadis/matan).

C.Kitap-Kitap Ilmu Hadist


Pertama, Kitab Al-Muhadditsul Fashil baynar Rawi wal Wa’i karya Al-Qadhi Ar-
Ramahurmuzi (360 H). Kitab ini dianggap sebagai karya pertama yang membahas ilmu
hadits secara khusus, meskipun pembahasannya masih umum dan belum terlalu detail.
Kedua, kitab Ma’rifatu ‘Ulumil Hadits karya Al-Hakim An-Naisaburi (405 H).Kitab ini
juga masih sederhana dan susunannya belum tersistematis.

2
3

Ketiga, kitab Al-Mustakhraj ala Ma’rifati Ulumil Hadits karya Abu Nu’aim Al-
Asbahani (430 H).Penulisnya melalui kitab ini mencoba melengkapi kekurangan dari
kitab-kitab yang ada sebelumnya.
Ketiga, kitab Al-Mustakhraj ala Ma’rifati Ulumil Hadits karya Abu Nu’aim Al-
Asbahani (430 H).Penulisnya melalui kitab ini mencoba melengkapi kekurangan dari
kitab-kitab yang ada sebelumnya.
Keempat, kitab Al-Kifayah fi Ilmir Riwayah karya Al-Khatib Al-Baghdadi (463
H).Berbeda dengan karya-karya sebelumnya, kitab ini lebih lengkap dan memuat tema-
tema ilmu hadits yang lebih beragam.Kelima, kitab Ulumul Hadits atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Muqaddimah Ibnus Shalah yang ditulis oleh Imam Ibnu Shalah (643
H).Kitab ini menghimpun keterangan dari beberapa kitab sebelumnya dan merapikan
sistematika penyajiannya.
Kelima, kitab Ulumul Hadits atau yang lebih dikenal dengan sebutan Muqaddimah
Ibnus Shalah yang ditulis oleh Imam Ibnu Shalah (643 H).Kitab ini menghimpun
keterangan dari beberapa kitab sebelumnya dan merapikan sistematika penyajiannya.
Keenam, kitab At-Taqrib wat Taysir li Ma’rifati Sunanil Basyirin Nadzir karya Imam
Al-Nawawi (676 H).Karya ini merupakan simpulan dari kitab Muqaddimah Ibnus Shalah.
Ketujuh, kitab Tadribur Rawi fi Syarhi Taqrib An-Nawawi karya Imam Jalaluddin As-
Suyuthi (911 H).Karya ini merupakan syarah (penjelasan) atas kitab At-Taqrib An-
Nawawi.
Kedelapan, kitab Taysiru Mushthalahil Hadits karya Mahmud Thahhan.Kitab
kontemporer yang mencakup seluruh istilah dalam ilmu hadits dan dijelaskan dengan
bahasa yang gamblang serta mudah dipahami.
Kedelapan, kitab Taysiru Mushthalahil Hadits karya Mahmud Thahhan.Kitab
kontemporer yang mencakup seluruh istilah dalam ilmu hadits dan dijelaskan dengan
bahasa yang gamblang serta mudah dipahami.2

D. Cabang-Cabang Ilmu Hadits


Menurut Dr. Mustofa As-Siba’i bahwa terdapat disiplin ilmu yang lain dalam kajian
tentang sunnah beserta penuturannya, pembelaannya, dan penelitian pangkall dan
sumbernya. Abu ‘Abdullah Al-Hakim dalam kitabnya Ma’rifatul ‘Ulum Al-Hadits,
merinci disiplin ini menjadi lima puluh dua bagian, dan al-Nawawi dalam kitabnya al-
Taqrib, merincinya menjadi enam puluh lima bagia (Musthafa, 1993).
Menurut Anwar dalam bukunya Ilmu Mushthalah Hadits, dijelaskan bahwa ilmu hadits
dibagi menjadi 2, yaitu: Ilmu Dirayatul Hadits, atau Ilmu Ushulur Riwayah dan disebut
juga dengan Ilmu Musthalah Hadits Menurut kata sebagian ulama Tahqiq, Ilmu Dirayatul
Hadits adalah ilmu yang membahas cara kelakuan persambungan hadits kepada Shahibur
Risalah, junjungan kita Muhammad SAW dari sikap perawinya, mengenai kekuatan
hafalan dan keadilan mereka, dan dari segi keadaan sanad, putus dan bersambungnya, dan
yang sepertinya.
Cabang-cabang besar yang tumbuh dari ilmu Hadits Riwayah dan Dirayah ialah:
1.Ilmu Rijalul Hadits

2
Musthalah Hadist, “Kitap-kitap popular dalam ilmu hadist”, 5 Desember 2017

3
4

Ialah ilmu yang membahas para perawi hadits, dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari
angkatan sesudahnya. Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, keadaan para perawi yang
menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan perawi yang menerima hadits dari sahabat
dan seterusnya. Dalam ilmu ini diterangkantarikh ringkas dari riwayat hidup para perawi,
madzhab yang dipegangi oleh para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu menerima
hadits.
Contoh Telah mengabarkan kepada kami Amr bin Hisyam dia berkata; telah
menceritakan kepada kami Makhlad dari Sufyan dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Amr bin
Bujdan dari Abu Dzar, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Debu yang suci adalah alat wudlu bagi kaum muslim, walaupun ia tidak
mendapatkan air selama sepuluh tahun. (H.R An-Nasai).Keterangan : Kitab : Thaharah,
Bab : beberapa salat dengan menggunakan satu tayamum, No. Hadist : 320. Untuk melihat
kesahihan sebuah hadis, kaidah ilmu hadis menyatakan bahwa yang pertama kali perlu di
teliti adalah sanadnya.Bila sanadnya dinyatakan sahih, barulah matannya bias
diperhatikan.Bila tidak maka matannya dipandang tidak sahih lagi. Untuk menguji
kesahihan sanad di atas, berikut ini akan di teusuri identitas para perawinya, adapun jalur
sanadnya adalah : Nabi SAW → abi dzar→ amru bin bujdan → abi qilabah → ayub →
Sufyan → mahlad → hisyam → An-Nasa’i.
2.Ilmu Jarhi wat Ta’dil
Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi
dan tentang penta’dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang
khusus tentang martabat kata-kata itu. Ilmu Jarhi wat Ta’dil dibutuhkan oleh para ulama
hadits karena dengan ilmu ini akan dapat dipisahkan, mana informasi yang benar yang
datang dari Nabi dan mana yang bukan.
3.Ilmu Fannil Mubhammat
Ilmu fannil Mubhamat adalah ilmuuntuk mengetahui nama orang-orang yang tidak
disebut Dalam matan, atau di dalam sanad. Di antara yang menyusun kitab ini, Al-Khatib
Al Baghdady. Kitab Al Khatib itu diringkas dan dibersihkan oleh An-Nawawy dalam kitab
Al-Isyarat Ila Bayani Asmail Mubhamat.Perawi-perawi yang tidak tersebut namanya dalam
shahih bukhari diterangkan dengan Selengkapnya oleh Ibnu Hajar Al-Asqallanni dalam
Hidayatus Sari Muqaddamah Fathul Bari.Contoh Abu dawud meriwayatkan. Katanya:
menceritakan kepada kami musadad, katanya: menceritakan
Kepada kami Abu ‘Awanah dari manshur dari Rab’iy bin Hirasy dari imra’atihi
(istrinya) dari ukhti (saudara perempuan) Hudzaifah, bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
“Wahai kaum wanita.Bukankah cukup bagi kalian menggunakan perak sebagai
perhiasannya. Sungguh tiada Seorang perempuan dari kalian yang memakai perhiasan emas
untuk dipertontonkan kecuali ia akan disiksa
karenanya.” Saudara perempuan Hudzaifah bin al-Yaman yang dimaksud diatas bernama
Fathimah. Sebagian Khaulah. Istri Rab’i tidak diketahui namanya. Hal ini menjadikan hadis
di atas dhaif (lemah)(ft.Agus Solahudin, Agus Suyadi. 2009)
4.Ilmu ‘Ilalil Hadits

4
5

Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat
Merusakkan hadits. Yakni: menyambung yang munqathi’, merafa’kan yang mauquf,
memasukkan suatu Hadits ke dalam hadits yang lain dan yang serupa itu. Semuanya ini,
bila diketahui dapat merusakkan Hadits Ilmu ini, ilmu yang berpautan dengan keshahihan
hadits.Tak dapat diketahui penyakit-Penyakit hadits, melainkan oleh ulama, yang
mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang Martabat-martabat perawi dan
mempunyai malakah yang kuat terhadap sanad dan matan-matan Hadits. Menurut Syaikh
Manna’ Al-Qaththan bahwa cara mengetahui ‘illah hadits adalah denganMengumpulkan
beberapa jalan hadits dan mencermati perbedaan perawinya dan ke dhabith an mereka,
Yang dilakukan oleh orang orang yang ahli dalam ilmu ini. Dengan cara ini akan dapat
diketahui apakah Hadits itu mu’tal (ada ‘illatnya) atau tidak. Jika menurut dugaan
penelitinya ada ‘illat pada hadits tersebut Maka dihukuminya sebagai hadits tidak shahih
(Al-Qaththan., tth).
Contoh Dari Ibnu Juraij dari ‘Imran bin Abi Anas dari Malik bin Ais al-Haddasan dari
Abi zarr berkata : Rasullulah SAW bersabda : “ Pada Unta itu ada Sedekahnya, dan
Kambing itu ada Sedekahnya , dan pada Lembu itu juga ada Sedekahnya, dam pada
Gandum itu ada sedekah.”
5.Ilmu Ghoriebil Hadits
Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar
diketahui Maknanya dan jarang diketahui oleh umum Yang dimaksudkan dalam ilmu
haddits ini adalah Bertujuan menjelaskan suatu hadits yang dalam matannya terdapat lafadz
yang pelik, dan yang sudah Dipahami karena jarang dipakai, sehingga ilmu ini akan
membantu dalam memahami hadits tersebut.
Yang menurut sebagian ulama kata yang terdapat Gharib disini adalah Ad-dukhu.
Dimana Menurut Al-jauhari kata ini memilki makna asap,namun ada pendapat yang
mengatakan bahwa itu Adalah tumbuh-tumbuhan bahkan jima. Namun berdasarkan pada
hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-turmudzi bahwa itu adalah Asap dimana hal itu
dikuatkan karena Rasulullah Menyebutkan Al-qur’an surat Ad-dukhon ayat 10. Hadis ini
sahih hasan.
6.Ilmu Nasikh wal Mansukh
Adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan
menasikhkannya.Apabila didapati sesuatu hadits yang maqbul tak ada perlawanan,
dinamailah hadits tersebut muhkam.Dan jika dilawan oleh hadits yang sederajat, tapi
mungkin dikumpulkan dengan tidak sukar maka Hadits itu dinamai muhtaliful hadits.Jika
tidak mungkin dikumpul dan diketahui mana yang terkemudian, Maka yang terkemudian
itu dinamai nasikh dan yang terdahulu dinamai mansukh.
7.Ilmu Talfiqil hadits
Yaitu ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antar hadits yang berlawanan
Lahirnya. Dikumpulkan itu ada kalanya dengan mentahsikhkan yang ‘amm, atau
mentaqyidkan Yang mutlak, atau dengan memandang banyak kali terjadi.
8.Ilmu hif wat Tahrif

5
6

Yaitu ilmu yang menerangkan tentang hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (dinamai
mushohaf), dan bentuknya (dinamai muharraf).
9.Ilmu Asbabi Wurudil Hadits
Yaitu ilmu yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi menuturkan sabda beliau dan
waktu Beliau menuturkan itu.Menurut Prof Dr. Zuhri ilmu Asbabi Wurudil Hadits dalah
ilmu yang Menyingkap sebab-sebab timbulnya hadits. Terkadang, ada hadits yang apabila
tidak diketahui sebab Turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak
diamalkan (Zuhri. 2005).
Disamping itu, ilmu ini mempunyai fungsi lain untuk memahami ajaran islam secara
komprehensif. Asbabul Wurud dapat juga membantu kita mengetahui mana yang datang
terlebih dahulu di antara Dua hadits yang “Pertentangan”. Karenanya tidak mustahil kalau
ada beberapa ulama yang tertarik Untuk menulis tema semacam ini.Misalnya, Abu Hafs Al-
Akbari (380-456H), Ibrahim Ibn Muhammad Ibn Kamaluddin, yang lebih dikenal dengan
Ibn hamzah Al-Husainy Al-Dimasyqy (1054-1120H) dengan karyanya Al-Bayan Wa Al
Ta’rif Fi Asbab Wurud Al- hadits Al-Syarif
10.Ilmu Mukhtalaf dan Musykil Hadits
Yaitu ilmu yang menggabungkan dan memadukan antara hadits yang zhahirnya
bertentangan Atau ilmu yang menerangkan ta’wil hadits yang musykil meskipun tidak
bertentangan dengan hadits Lain.Oleh sebagaian ulama dinamakan dengan “Mukhtalaf Al-
Hadits” atau “Musykil Al-Hadits”, atau Semisal dengan itu. Ilmu ini tidak akan muncul
kecuali dari orang yang menguasai hadits dan fiqih (Al-Qaththan., tth)3

3
Asep Herdi, “Memahami Ilmu Hadist”, (Bandung: Kelompok Humaniora, November 2014), h. 38-48

6
7

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Ilmu hadits adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk mengetahui kedudukan
sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak. Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-
Shiddieqy, ilmu hadits, yakni illmu yang berpautan dengan hadits, banyak ragam
macamnya.Sebagai diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai
dengan fungsinya dalam menetapkan syariat Islam. Ada hadits shahih, hadits hasan, dan
hadits dhoif.Masing-masing memiliki persyaratannya sendiri-sendiri.Persyaratan itu ada yang
berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas para periwayat yang dilalui hadits, dan ada
pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri.

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat banyak
kekurangannya.Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan mendalam bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
8

DAFTAR PUSTAKA

Mushaf Journal, “Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis”, Vol. 2, No. 3 Desember 2022, h.
275-280
Musthalah Hadist, “Kitap-kitap popular dalam ilmu hadist”, 5 Desember 2017
Asep Herdi, “Memahami Ilmu Hadist”, (Bandung: Kelompok Humaniora, November
2014), h. 38-48

Anda mungkin juga menyukai