Anda di halaman 1dari 12

HUMAN RELATIONS

M14 – Konseling dalam human relations


KONSELING
• merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam human relations.
• komunikasi antar persona.
• konselor (counselor)adalah manajer atau pemimpin kelompok karya (kepala bagian, kepala
seksi, supervisor. dsb)
• konseli (counselee)-nya adalah karyawan yang menghadapi suatu masalah atau yang
menderita frustasi.
• Tujuan konseling
• membantu para karyawan memecahkan masalahnya sendiri. Memecahkan masalah
yang bersangkutan dengan karyawan, atau mengusahakian adanya suasana yang
menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkin ada.
• Ini tidak berarti, konselor memberikan arah yang khusus untuk dituruti oleh konseli.
Konselor hanya memberikan nasehat. Konseli sendiri yang harus mengambil
kesimpulan dan keputusan berdasarkan jalan yang dipilihnya sendiri. Jadi, konselor
membantu konseli memperoleh pengertian tentang masalahnya.
JENIS KONSELING
• Konseling Terarah (Directive Counsling)
• sering dinamakan juga dengan the councelor-centered approach, yakni konseling
pendekatannya terpusatkan kepada konselor
• Dalam cara konseling seperti ini aktivitas yang utama terletak pada konselor.
• Pertama-tama konselor berusaha agar terjadi hubungan yang akrab, sehingga konseli
menaruh kepercayaan kepadanya.
• Selanjutnya ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam rangka mengumpulkan
informasi.
• Data yang ia peroleh ia analisis untuk pada tahap pada berikutnya melakukan diagnose,
berusaha memahami masalah yang memberati konseli.
• untuk mengetahui diagnose yang tepat konselor memahami fakta yang berhubungan
dengan masalahnya itu.
JENIS KONSELING
• Konseling Tak Terarah (Non-Directive Counseling)
• Konseling jenis ini disebut juga dengan the counselee centered approach (pendekatan
yang terpusatkan pada konseli).
• Jenis ini dapat digunakan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan yang mendala
tentang psikologi.
• Dibandingkan dengan “counslee centered approach counseling” yang tradisional itu,
“counselee centered approach counseling” lebih ampuh dalam membantu karyawan
yang menderita frustasi.
• Dalam konseling jenis ini, aktivitas utama terletak pada pihak konseli sedang aktivitas
konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah untuk memimpin dirinya sendiri.
Konseli dibantu untuk merasa dirinya bebas untuk menyatakan isi hatinya, atau
membicarakan sikapnya, untuk mengemukakan antagonismenya yang tertekan, keragu-
raguannya, perasaan sedihnya, dan sebagainya. Dalam mengemukakan itu semua tidk
dipaksa.
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Seseorang menderita frustasi , jika ia berada dalam situasi masalah (problem situation),
yakni ia berada dalam keadaan terpkasa harus mengahadapi masalah, tetapi saat itu ia
tidak mampu memecahkannya.
• Jika ia dalam situasi menghadapi masalah itu berada dalam kondisi yang
menyenangkan, maka ia akan menghadapinya dengan tingkah laku memecahkan
masalah (problem solving behavior).
• Akan tetapi, bila pada saat terdapat tekanan-tekanan, dan usaha memecahkan
masalahnya akan gagal, maka problem solving behavior itu akan diambil-alih oleh
emosi-emosi kemarahan dan ketakutan.
• Ini akan menimbulkan rasa permusuhan, kelakuan kekanak-kanakan atau bersikap
keras kepala. Akibatnya akan lebih parah lagi, bilamana dalam situasi seperti itu orang
lain tersangkut olehnya.
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Untuk membetulkan kondisi frustasi ini, konselor harus berusaha mengalihkan kembali
kekondisi yang mengandung niat untuk memecahkan masalah.
• Kalau ini berhasil, sekursang-kurangnya telah terbina kemungkinan untuk memecahkan
masalah. Ini dapat dilaksanakan dengan baik, yakni dengan jalan membuat frustasinya
itu dinyatakan (expressed).
• Dalam hal ini halangan-halangan untuk menyatakan perasaannya dengan bebas harus
disingkirkan.
• Mungkin saja seorang karyawan dihinggapi rasa permusuhan terhadap seorang
karyawan lainnya.
• Jika rasa permusuhannya itu dapat dibebaskan, maka ia akan merasa dirinya lebih baik;
dan selanjutnya cenderung akan menganggap kondisinya itu lebih sebagai masalah
daripada sebagai perbuatan orang lain kepadanya.
• Sebelum keadaan pikirannya seperti itu dapat diperoleh, ia tidak akan mampu untuk
menerima sugesti yang konstruktif; dan setiap sugesti untuk merobahnya akan ia hadapi
dengan rasa marah atau perasaan tersinggumng
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Untuk membetulkan kondisi frustasi ini, konselor harus berusaha mengalihkan kembali
kekondisi yang mengandung niat untuk memecahkan masalah.
• Kalau ini berhasil, sekursang-kurangnya telah terbina kemungkinan untuk memecahkan
masalah. Ini dapat dilaksanakan dengan baik, yakni dengan jalan membuat frustasinya
itu dinyatakan (expressed).
• Dalam hal ini halangan-halangan untuk menyatakan perasaannya dengan bebas harus
disingkirkan.
• Mungkin saja seorang karyawan dihinggapi rasa permusuhan terhadap seorang
karyawan lainnya.
• Jika rasa permusuhannya itu dapat dibebaskan, maka ia akan merasa dirinya lebih baik;
dan selanjutnya cenderung akan menganggap kondisinya itu lebih sebagai masalah
daripada sebagai perbuatan orang lain kepadanya.
• Sebelum keadaan pikirannya seperti itu dapat diperoleh, ia tidak akan mampu untuk
menerima sugesti yang konstruktif; dan setiap sugesti untuk merobahnya akan ia hadapi
dengan rasa marah atau perasaan tersinggung
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Bagi orang yang sedang menderita frustasi, setiap sugesti yang akan mengubahnya,
akan dianggap sebagai suatu serangan.
• Dan ini malahan akan membuat kondisi yang akan diperbaiki lebih buruk lagi.jadi, agar
konselor menjadi penolong bagi konseli yang frustased.
• Maka konselor harus menciptakan situasi dimana perasaan-perasaan konseli mudah
dinyatakan sambil tidak menimbulkan kesulitan-kesulitan.
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Melokalisasikan dan memecahkan masalah
• Jika seseorang berhasil dapat mengurangi frustasinya, ia akan dapat membuang
perasaannya sendiri dan mencari sumber kesulitannya. Tetapi bila sumber frustasinya
itu ternyata pristiwa beberapa tahun kebelakang, tidaklah mudah untk melokalisasikan
masalah yang sebenarnya.
• Pemecahan masalah hanya dapat dilakukan apabila kesulitan atau gangguan dapat
dilokalisasikan. Kegiatan itu hanya konstruktif kalau seseorang mempunyai sikap untuk
meneliti apa yang ia sendiri dapat melaksanakannya guna mengatasi kesulitannya itu.
Selama ia menanti-nantikan kondisinya berubah atau mengaharapkan orang lain
mengubahnya. Maka ia akan tetap apatis. Bersikap tidak perduli. Jadi sebenarnya
tanggung jawab untuk memecahkan masalah harus ada pada orang yang menghadapi
masalahnya sendiri.
• Seorang konselor dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang menderita
frustasi, harus mendorong orang itu untuk menyelidiki perasaannya terhadap berbagai
orang, hal peristiwa, sehingga dapat melokalisasikan masalahnya. Konselor hendaknya
membantu orang itu menemukan pemecahan masalahnya sendiri.
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Melokalisasikan dan memecahkan masalah
• Memperbaiki Cara Pemecahan Masalah
• Bagi seorang pemimpin kelompok karya, adalah suatu keharusan untuk memperbaiki
situasi pekerjaan, apa bila diketahuinya, bahwa situasi itu bisa menimbulkan ada
seorang karyawan.
• Jika, umpamanya ia melihat ada seorang karyawan wanita yang menyendiri dan seolah-
olah diasingkan, maka situasi seperti itu perlu diperbaiki.
• Caranya, umpamanya kepada karyawan tersebut diberikan diberikan tugas khusus,
sehingga ia tidak terasingkan lagi.
• Juga, dengan membawa dia kedalam diskusi untuk membicarakan sesuatu soal, akan
menyebabkan dia merasa berharga dikalangan kawan sekerjanya.
• Diskusi kelompok akam dapat melindungi orang-orang yang merasa diasingkan
TUJUAN NON-DIRECTIVE COUNSELING
• Memperoleh keringanan dari penderitaan
• Melokalisasikan dan memecahkan masalah
• Memperbaiki Cara Pemecahan Masalah
• Demikianlah beberapa hal sebagai petunjuk bagi seorang pemimpin kelompok karya
yang bertindak sebagai konselor untuk memecahkan masalah pekerjaan dan masalah
pribadi para karyawan. Dalam pelaksanaannya, konselor perlu
memperhatikan beberapa hal yang dibawah ini:
• Dengarkan dengan sabar dan menunjukkan minat yang menimbulkan keberanian pada
konseli
• Jangan melakukan interupsi
• Jangan cepat-cepat mencela
• Jangan membantah atau berdebat
• Koreklah apa yang konseli ingin katakana, usahakan agar konseli mempunyai keberanian.
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang membantu konseli berpikir, mengerti, serta
menyatakan idea-idea dan perasaan-perasaan yang sebenarnya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai