Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Sylviani Elika

NPM :18.4301.136

KELAS : Semester Pendek

MATA KULIAH : Hukum Pemerintahan Daerah

DOSEN : Dr. Marojahan J.S. Panjaitan, S.H., M.H.

1. Sebutkan dan jelaskan apa itu Politik, Hak Asasi Manusia, dan Demokrasi.
Bagaimana hal itu diatur dalam penyelenggaraan peme rintahan dae rah di
Indonesia.

Jawab :

 Politik
Dalam bahasa Yunani kuno kata politik berasal dari kata polis yang dapat berarti kota
atau negara kota. Dari kata polis kemudian diturunkan kata-kata lain seperti polites
(warganegara) dan politikos nama sifat yang berarti kewarganegaraan. Dalam Bahasa
Inggris dikenal berbagai istilah polity, politic, politics, political, politician, police, dan
policy.
Pengertian politik dalam berbagai pendapat ahli juga beragam. Titi Sumbung misalnya
mengatakan, bahwa: “Politik adalah semua kegiatan dalam suatu negara/sistem politik
yang menyangkut proses pengaturan dan pelaksanaan kehidupan warganya untuk
mencapai tujuan yaitu kesejahteraan bangsa."
Secara lebih luas Miriam Budiardjo kemudian memberi pengertian “politik (politics)
adalah bermacam- macam kegiatan dalam suatu sistem politik (suatu negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-
tujuan itu”.
Dapat dikatakan bahwa, politik itu merupakan sebuah kegiatan warga negara untuk dapat
duduk dalam proses pengaturan dan pelaksanaan kehidupan warganya dalam mencapai
tujuan yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan bangsa.
 Hak Asasi Manusia
Istilah hak asasi manusia dalam bahasa Inggris adalah human rights, dalam bahasa
Belanda disebut mensen rechten, dalam bahasa Perancis disebut droits de I’homme. di
Indonesua di samping mempergunakan istilah hak asasi juga dikenal istilah hak dasar
manusia yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris fundamental rights,
fundamentele rechten (Belanda).
Miriam Budiadjo menyebutkan, bahwa “Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia
yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di
dalam kehidupan masyarakat”.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dikatakan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaaan manusiia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.”
Dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia dianggap sebagai hak yang dimiliki setiap
manusia, yang melekat atau inheren padanya karena dia adalah manusia.

 Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni demos artinya rakyat dan cratein
artinya memerintah. Dengan demikian, demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat.
Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan yang dimiliki oleh rakyat, dilakukan
oleh rakyat, dan untuk kepentingan rakyat. Dengan demikian, dalam semua kegiatan
pemerintahan, rakyat atau perwakilannya ikut serta di dalamnya.
Robert A. Dahl mengemukakan bahwa demokrasi menunjuk pada tujuan atau cita-cita
dan kenyataan. Aharon Barak mengatakan, bahwa demokrasi merupakan sebuah konsep
yang subur dan konsep normatif yang kompleks.
Di dalam demokrasi tercermin nilai- nilai fundamental seperti kesederajatan, kebebasan,
kepentingan bersama, kepentingan-kepentingan pribadi, kemanfaatan sosial, pemenuhan
kehendak, dan keputusan-keputusan yang efisien.
 Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.23 Tahun 2014
bahwa Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tentang keberadaan perangkat daerah ini, bahwa setiap daerah sesuai karakter daerahnya
akan mempunyai prioritas yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam
upaya menyejahterakan masyarakat. Ini merupakan pendekatan yang bersifat asimetris
artinya walaupun daerah sama-sama diberikan otonomi yang seluas- luasnya, namun
prioritas Urusan Pemerintahan yang dikerjakan akan berbeda satu daerah dengan daerah
lainnya. Konsekuensi logis dari pendekatan asimetris tersebut maka daerah akan
mempunyai otoritas Urusan Pemerintahan dan kelembagaan berbeda satu dengan lainnya
sesuai dengan karakter daerah dan kebutuhan masyarakatnya. Dalam hal ini berarti
negara menjunjung tinggi hak asasi manusia dari tiap warga negaranya terlihat dari
bagaimana negara memerhatikan tiap warga negaranya melalui pengawasan dari
perwakilan negara di tiap-tiap daerah, dan begitu pula dalam hal demokrasi yang
menegaskan bahwa rakyat dan perwakilannya ikut andil dalam kenegaraan, maka dengan
penyelenggaraan pemerintah daerah maka negara menegaskan bahwa Indonesia adalah
negara demokrasi karena sampai saat ini demokrasi terus semaksimal mungkin
diberlakukan di Indonesia.

2. Sebutkan dan jelaskan tentang apa fungsi dan tugas negara.

Jawab :

Fungsi dan tugas negara tertuang secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia
empat. yaitu “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa,
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Maka dari itu hukum sangat diperlukan negara dalam menjalankan fungsi dan tugasnya,
karena dengan membentuk dan mempertahankan hukum maka tujuan dari negara yang
sekaligus merupakan fungsi dan tugas negara yang ada dalam alinea ke empat dalam
UUD 1945 akan terwujud.

3. Sebutkan dan jelaskan baik secara historis, gegrafis, maupun juridis dasar
dibentuknya pemerintahan daerah itu di Indonesia.
Jawab :
Zaman dahulu, sebelum adanya perubahan, Indonesia dibagi atas beberapa bagian
wilayah, namun dengan adanya UUD 1945 pembagian wilayah itu ditegaskan dalam
bentuk provinsi, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 bahwa
wilayah Indonesia dibagi atas daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi menjadi
kabupaten dan kota. Kemudian, daerah provinsi, kabupaten dan kota mempunyai
pemerintahan daerah. Pembagian wilayah ini dilakukan karena letak geografis yang
terbentang sangat luas.
Melihat luas wilayah negara yang begitu luas, para pendiri negara meletakka n suatu
konsep negara kesatuan untuk Indonesia. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UUD 1945,
biarpun di daerah dibentuk pemerintahan daerah, pemerintah tersebut merupakan satu
kesatuan dengan pemerintah pusat.
Sebagai landasan konstitusional dibentuknya pemerintah daerah dapat diruntut mulai dari
alinea ketiga dan empat Pembukaan UUD 1945. Alinea ketiga memuat pernyataan
kemerdekaan Bandsa Indonesia. Alinea empat merupakan pernyataan bahwa setelah
menyatakan kemerdekaan, yang pertama kali dibenruk adalah Pemerintah Negara
Indonesia, yaitu Pemerintah Nasional yang bertanggung jawab mengatur dan mengurus
Bangsa Indonesia.
Dibentuknya pemerintahan Indonesia sebagai pemerintah nasional untuk pertama kalinya
dan kemudian pemerintah nasional itulah yang kemudian membentuk daerah sesuai
ketentuan Pasal 18 UUD 1945.
Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) UUD 1945 menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah
berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas
Otonomi dan Tugas Pembantuan dan diberikan otonomi yang seluas-luasnya.
Dalam peraturan pelaksana salah satunya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tepatnya
pada Pasal 1 angka 6 otonomi diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepe ntingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan pengertian tersebut Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa Pemerintah
Daerah adalah merupakan subjek hukum yang secara hukum menyandang hak dan
kewajiban konstitusional tertentu menurut ketentuan Pasal 18 ayat (2), (3), (5), dan (6),
Pemda berhak atau berwenang untuk; (i) mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan; (ii) memiliki DPRD yang
anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum; (iii) menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintah pusat; dan (iv) menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

4. Sebutkan dan jelaskan tentang hubungan konsep negara kebangsaan dan kesatuan
dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.
Jawab :
Jika melihat letak geografis wilayan Indonesua yang merupakan negara kepulauan, sudah
tepat para pendiri negara menjadikan Indonesia sebagai negara kesatuan. Dalam Pasal 1
ayat (1) UUD 1945 dituangkan secara jelas bahwa biarpun di daerah dibe ntuk
pemerintahan daerah, pemerintah tersebut merupakan satu kesatuan dengan pemerintah
pusat. Pemerintah daerah sebagai subjek hukum mendapatkan kewenangan dari Presiden
sebagai kepala pemerintahan sebagaimana disebut dalam Pasal 4 ayat (10 UUD 1945.
Menurut Sri Soemantri, Presiden sebagai kepala pemerintahan mempunyai kekuasaan riil,
dalam arti seluruh kekuasaan pemerintahan dalam negara berada ditangannya. Itu artinya
bahwa penanggung jawab jalannya pemerintahan di seluruh Indonesia termasuk
pemerintahan daerah adalah Presiden. Hal itu juga ditegaskan dalam Pasal 7 ayat (2) UU
No. 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa “Presiden memegang tanggung jawab akhir
atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
dan Daerah”. Hal itu perlu dipahami agar tidak salah mengartikan pemberian otonomi itu
kepada daerah. terdapat asumsi bahawa dengan pemberian otonomi kepada daerah,
seakan daerah dapat bertingak semaunya dalam menjalankan pemerintahan daerah.
Padahal, tidaklah demikian. Biarpun Presiden mendelegasikan sebagian kewenangannya
kepada Pemerintah Daerah, tanggung jawab akhir dalam penyelenggaraan oemerintahan
tetap berada pada presiden. Oleh karena itu adalah logis Presiden melakukan pengawasan
dan kontrol kepada Pemerintah Daerah. Kontrol ini merupakan hak konstitusional yang
diberikan UUD 1945 jo. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 kepada Presiden.
Pengawasan itu perlu dilakukan dalam rangka menghindarkan penyalahgunaan
kewenangan yang diberikan kepada Pemda.

5. Sebutkan dan jelaskan bagaimana konsep negara kebahagiaan dibangun


berdasarkan UUD 1945 dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Society 5.0,
Human Digital, Web 5.0, 4G, dan ekonomi global yang bergerak bebas tanpa batas.

Jawab :

Peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di


Indonesia sangatlah besar. Sebab, ujung tombak dalam penyelenggara pemerintahan dan
pembangunan itu berada pada pemerintah daerah. Untuk itu, sangat dibutuhkan ide- ide
dan kreativitas yang cemerlang dari pemerintah daerah da lam mewujudkan kesejahteraan
dan kebahagiaan masyarakat. Secara konstitusional kepada pemerintah daerah diberi
keleluasaaan dalam menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan di daerahnya. Apalagi
dalam mengahadapi era globalisasi serta ilmu dan teknologi yang begitu pesat,
pemerintah daerah harus siap untuk menghadapinya.

Pada saat pemerintah memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem Industri terbaru maka
pemerintah juga harus memikirkan keberlangsungannya. Jangan sampai penerapan sistem
industry digital ini hanya menjadi beban karena tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Banyak hal yang harus dipersiapkan seperti :peran para pengambil keputusan, tata kelola,
manajemen risiko implementasi sistem, akses publik pada teknologi, dan faktor
keamanan sistem yang diimplementasikan. Selain itu pemerintah juga harus
mempersuapkan sistem pendataan yang berintegritas, menetapkan total harga/biaya
kepemilikan sistem, mempersiapkan payung hukum dan mekanisme perlindungan
terhadap data pribadi, menetapkan standar tingkat antisipatif, serta memiliki design
thinking untuk menjamin keberlangsungan industri. Untuk itu, diperlukan regulasi hukum
dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam menghadapi era revolusi industri dan lain
sebagainya ini agar mempunyai dasar yang kokoh dalam oelaksanaanya, serta memberi
manfaat bagi masyarakat. Kalau tidak diatur secara seksama, dikhawatirkan revolusi
industri ini justru menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat. Ini tidak boleh terjadi.

Dalam merespon persoalan itu, maka pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan di
daerah, mau tidak mau harus siap menghadapi tantangan era industri terbaru ini. Hal ini
menjadi sebuah peluang yang mampu memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi
masyarakat di daerah. Dalam hal ini juga pemerintah daerah harus mampu menciptakan
lowongan kerja dalam menampung para tenaga kerja yang diberhentikan akibat
penggunaan robot.

6. Sebutkan dan jelaskan tentang kepala pemerintahan menurut UUD 1945 dan UU.
No. 23 Tahun 2014, dan bagaimana hal itu diinplementasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Indonesia.

Jawab :

Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.

Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Presiden
memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

Tugas Pemda adalah menyelenggarakan pemerintahan daerah. Tugas itu harus dilakukan
secara elegan dan tidak kaku. Perlu diberi kebebasan kepada Pemda untuk menjalankan
pemerintahan, sebab kebebasan Pemda dalam menjalakan pemerintahan di daerah
dijamin oleh konstitusi. Begitu sebaliknya, Pemda juga dalam menjalankan pemerintahan
di daerah harus mentaati kebijakan yang sudah ditentukan oleh Presiden.

Mengingat kondisi geografis yang sangat luas, untuk efektifitas dan efisiensi pembinaan
dan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, Presiden sebagai penanggung jawab akhir pemerintahan secara keseluruhan
melimpahkan kewenangannya kepada setap perwakilannya di daerah-daerah untuk
bertindak atas nama Pemerintah Pusat dalam melakukan pembinaan dan pengawaasan
terhadap masing- masing daerah.

7. Sebutkan dan jelaskan tentang siapa yang disebut dengan pemerintah daerah itu.

Jawab :

Untuk tingkat provinsi, pemerintah daerah itu adalah Gubernur yang dibantu oleh Wakil
Gubernur dan perangkat daerah. Pada tingkat kabupaten/kota adalah Bupati/Walikota
dibantu oleh Wakil Bupati dan perangkat daerah. Di dalam Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014, kemudian dikatakan bahwa Pemerintah Daerah adalah
kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah (Pasal 1 angka 4 Undang-
Undang No.23 Tahun 2014).

8. Sebutkan dan jelaskan tentang pe mbentukan dan pe mbatalan pe raturan daerah


pasca berlakunya UU. No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Jawab :

Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, kepala daerah dan DPRD, baik di provinsi
maupun Kabupaten/Kota menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) sebagai dasar hukum
dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Di samping Perda, Gubernur dan
Bupati/Walikota sebagai Kepala Daerah juga menerbitkan Peraturan Kepala Daerah
(Perkada) untuk melaksanakan Perda. Perda dan Perkada tersebut hanya berlaku dalam
batas-batas yurisdiksi daerah yang bersangkutan. Perda dan Perkada sebagai bagian dari
sistem hukum nasional tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya sesuai dengan hierarki peraturan perundang-
undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, serta tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan umum, dan kesusilaan, yang mana hal ini juga diatur dalam Pasal
250 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014. Hal ini merupakan ketentuan ya ng
harus dipatuhi oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dalam penerbitan setiap Perda dan
Perkada. Selain itu juga harus tunduk pada asas materi muatan peraturan daerah yang
dipertegas dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2014 yaitu pengayoman, kemanusiaan,
kebangsaan, kekeluargaan, kenusantaraan, bhinneka tunggal ika, keadilan, kesamaan
kedudukan dala hukum dan pemerintahan, ketertiban, dan kepastian hukum.

Pemerintah Pusat dalam konteks NKRI berdasarkan UUD 1945 tentu dapat dikatakan
mempunyai kewenangan untuk mengontrol unti- unit Pemerintahan Daerah Provinsi
ataupun Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota. Demikian pula Pemerintahan Daerah
Provinsi juga dapat diberi kewenangan tertentu dalam rangka mengendalikan jalannya
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di bidang pengaturan. Pengendalian itu misalnya
melalui kewenangan untuk melakukan “executive abstract preview”, bukan mekanjisme
“review” atas Peraturan Daerah yang sudah berlaku mengikat untuk umum. terhadap
Peraturan Daerah sebagai produk hukum di daerah, sebaiknya hanya di “preview” oleh
pemerintahan atasan apabila statusnya masih sebagai rancangan Peraturan Daerah yang
belum mengikat untuk umum. Executive review adalah pengujian Peraturan Daerah oleh
pemerintah yang lahir dari kewenangan pemerintah dalam rangka pengawasan dan
pembinaan Pemerintah Pusat terhadap penyelenggaraan otonomi Pemerintah Daerah.
Executive review merupakan bagian dari sistem pengawasan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, khususnya pengawasan terhadap produk legislasi daerah.
Pengawasan produk legislasi (Perda) dilakukan agar materi muatan sebuah peraturan
daerah tidak bertentangan dengan Peraturan perundnag-undangan yang lebih tinggi dan
tidak bertentangan dengan kepentingan umum. Jika peraturan daerah itu sudah mengikat
umum, maka sebaiknya yang mengujinya adalah lembaga peradilan sebagai pihak ketiga
yang sama sekali tidak terlibat dalam proses pembentukan Peraturan Daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu, adalah lebih tepat Gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat dapat melakukan penelitian dan pengkajian terhadap rancangan Perda dan Perkada
sebelum ditetapkan. Melalui penelitan dan pengkajian tersebut, apabila ditemukan bahwa
Perda dan Perkada tersebut diduga bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi,
ketentuan umumm, dan atau kesusilaan, serta kebijakan nasional, Gubernur dapat
mengembalikan rancangan Perda dan Perkada tersebut untuk diperbaiki. Rancangan
Perda dan Perkada yang dikembalikan serta diperbaiki, Pemerintah Kabupaten/Kota
beserta DPRD wajib mematuhinya. Apabila tidak dipatuhi, Gubernur dapat menolak
Perda dan Perkada tersebut untuk ditetapkan menjadi Perda dan/atau Perkada, dan jika
sudah diperbaiki, Perda dan Perkada tersebut dapat ditetapkan menjadi Perda dan/atau
Perjada. Tentu, Perda dan Perkada yang sudah mendapat persetujuan Gubernur tidak
dapat dibatalkan lagi, baik oleh Gubernur maupun melalui pengujian MA.

9. Apakah benar, de ngan te rbitnya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
menjadi terjadi sentralisasi dalam pe mberian izin kepada pe merintah pusat di
Indonesia.

Jawab :

Benar, karena dengan adanya undang- undang No.11 Tahun 2020 ini mengakibatkan
dihapusnya berbagai kewenangan pemerintah daerah, yang nantinya akan berdampak
pada penyelenggaraan pemerintahan daerah itu sendiri. Dalam negara Indonesia yang
terbentang sangat luas ini maka dipastikan perlu andil pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan negara, karena ujung tombak dari penyelenggaraan negara adalah
pemerintah daerah. Sebelum adanya undang- undang cipta kerja ini, pemerintah daerah
mempunyai kewenangan untuk memberikan izin lokasi dan pengelolaan usaha di
wilayahnya, namun dengan adanya undang- undang cipta kerja kemudian mengubahnya
dengan mengalihkan kewajiban pemberian izin tersebut kepada pemerintah pusat.
Dengan peraturan yang seperti ini maka pemerintah daerah tidak dapat bergerak dalam
hal mengatur dan mengkoordinasikan daerahnya sendiri. Undang-Undang Cipta Kerja
juga mengingkari beragamnya potensi di daerah, padahal tiap daerah telah diberi
kewenangan oleh konstitusi dalam hal membuat daera hnya berinovasi dan berkembang
sesuai dengan potensi dari daerah itu.

10. Sebutkan dan jelaskan beberapa asas dalam penyelenggaraan peme rintahan daerah,
serta klasifikasi urusan pemerintahan dibagi menurut UU No. 23 Tahun 2014.

Jawab :
 Asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah itu dikenal tiga prosedur atau asas pemtomg dalam rangka pembagian kekuasaan
yang bersifat territorial, yaitu : desentralisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan
(medebewin). Dalam sistem dekonsentrasi, unit pemerintahan daerah dipandang sebagai
wkil pemerintah pusat, sehingga unit- unit kantor wilayah dibutuhkan sebagai
perpanjangan tangan menteri yang memimpin departemen pemerintahan. Dalam sistem
desentralisasi, tugas-tugas pemerintahan yang terkait dengan urusan-urusan tertentu
dianggap telah sepenuhnya didelegasikan pelaksanaannya kepada pemerintahan daerah,
yang oleh karena itu memiliki kewenangan untuk mengurus hal rumah tangga sendiri
itulah yang disebut dengan otonomi. Sehingga, arti otonomi itu berarti mengurus rumah
tangga sendiri. Tugas pembantuan (medebewin) adalah rugas pembantuan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah untuk ikut melaksanakan tugas pemerintah pusat atau pemerintah
daerah atasannya.

 Klasifikasi Urusan Pemerintahan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


Secara lebih spesifik di dalam BAB IV Urusan Pemerintahan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 disebutkan tentang klasifikasi urusan pemerintahan dalam Pasal 9, bahwa :
1) Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren dan urusan pemerintahan umum.
2) Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan
Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
3) Urusan pemerintah konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan
Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan
Daerah kabupaten/kota.
4) Urusan pemerintah konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar
pelaksanaan Otonomi Daerah.
5) Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai