Anda di halaman 1dari 2

Nama-nama anggota kelompok:

1.) Sardo Hita Nainggolan


2.) Rizky Prasetya
3.) Tesar Ahmad Ramadhan
Kelas: 6B/D3-TME

Makul: Pancasila
1.) Anda dipersilakan menggali sumber informasi tentang berbagai bentuk kearifan lokal yang
terkait dengan ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan dalam budaya
masyarakat Indonesia. Diskusikan dengan teman kelompok Anda dan laporkan secara tertulis.
Jawaban:
Kearifan lokal adalah gagasan gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kebijaksanaan
ini dapat berupa adat budaya, pengetahuan, ketrampilan, nilai lokal dan mekanisme
pengambilan keputusan lokal. Bentuk dari kearifan lokal dapat berupa bentuk atau wujud
seperti karya seni rupa, arsitektur, dan cagar budaya, atau berbentuk tak wujud seperti tradisi
dan nilai lokal lainnya.
Dalam bidang ketuhanan, kearifan lokalnya adalah budaya kerukunan antar umat
beragama, meskipin beragama berbeda namun dalam suatu negara tetap rukun.
Bentuk lain adalah akulturasi atau penyatuan praktik dan ritual agama dengan budaya lokal.
Misalnya, upacara selamatan seperti tumpengan adalah akulturasi budaya jawa dengan
mengucapkan syukur dalam agama islam.
Dari bidang kemanusiaan, kearifan lokal misalnya adalah gotong royong membangun
rumah, tempat ibadah atau memperbaiki jalan demi kepentingan bersama.
Dalam bidang persatuan, misalnya budaya lokal adalah sistem kekerabatan yang
menyatukan orang dan keluarga dalam suatu kelompok sosial yang berupa klan, marga, fam,
atau suku. Dalam suatu kelompok sosial ini terjalin kesatuan yang erat.
Dalam demokrasi, niali kearifan lokal misalnya musyawarah dalam memilih pemimpin
lokal, seperti kepala desa atau kepala suku, dimana setiap warga berhak menyampaikan
pendapatnya.
Sedangkan kearifan lokal yang berkaitan dengan keadilan adalah sistem pengairan subuk
yang dapat ditemukan dibali. Pada sistem ini suatu desa menjaga agar air irigasi bisa
didistribusikan secara adil antara setiap petani didesa tersebut.

2.) Anda dipersilakan untuk menggali sumber politis tentang Burung Garuda Pancasila sebagai
simbol negara. Diskusikan dengan teman kelompok Anda faktor penyebab nama Sultan
Hamid II kurang dikenal dalam sejarah sebagai perancang simbol Garuda Pancasila,
kemudian laporkan secara tertulis.
Jawaban:
Makul: Kewarganegaraan
1.) Apa makna keberadaan DPD dalam struktur ketatanegaraan RI? Dapatkah Anda menjelaskan
apa makna keberadaan DPD dalam struktur ketatanegaraan RI? Coba diskusikanlah terlebih
dahulu dengan teman-teman kelompok Anda. Tulislah hasil diskusi kelompok Anda tersebut
dan hasilnya diserahkan kepada dosen.
Jawaban:
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) merupakan lembaga perwakilan
baru yang dibentuk dalam rangka pembaharuan konstitusi oleh MPR RI,dibentuk karena
terdapat pandangan tentang perlu adanya lembaga yang dapat mewakili kepentingan-
kepentingan daerah, serta untuk menjaga keseimbangan antar daerah dan antara pusat dengan
daerah,  secara adil dan serasi.Akan tetapi dalam perjalanannya DPD sendiri cenderung
memiliki kewenangan yang Sumir dan terbatas.
Dalam perjalanannya DPD dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang
anggota-anggotanya dipilih langsung melalui pemilu ternyata di dalam konstitusi hanya diberi
fungsi yang sangat sumir dan nyaris tidak berarti dibandingkan dengan biaya politik dan
proses perekrutanya yang demokratis,DPD hanya diatur dalam dua pasal (pasal 22 C dan
Pasal 22 D). Untuk menciptakan DPD yang ideal dalam sistem ketatanegaraan RI maka kita
sebagai bangsa Indonesia bisa membuka khasanah atau wacana yang lain seperti negara
Amerika Serikat, walaupun setiap negara itu mempunyai kultur masyarakat (warga negara
yang berbeda-beda) mempunyai kekhasan masing-masing. negara Indonesia bisa melihat dari
negara Amerika Serikat untuk menjadi acuan mengenai sistem parlemen yang menggunakan
dua kamar.
Dengan adanya peraturan perundang-undangan baik didalam UUD Republik Indonesia
Tahun 1945, UU No 22 Tahun 2003 serta UU No 27 Tahun 2009 yang mengatur tentang
DPD, perlu adanya suatu konstruksi hukum dalam rangka revitalisasi peranan DPD, untuk
menciptakan suatu Kedudukan dan peranan DPD yang Ideal dalm sistem parlemen di
Indonesia. Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan
amandemen terhadap UUD Republik Indonesia tahun 1945. Amandemen tersebut dilakukan
dengan menggunakan mekanisme yang sesuai dengan pasal 37 UUD NKRI tahun 1945 yang
mengatur tentang mekanisme perubahan terhadap UUD NKRI Tahun 1945.

Anda mungkin juga menyukai