Anda di halaman 1dari 8

Penugasan Esai

Tantangan Hubungan Dokter-Pasien dalam Implementasi Telemedicine bagi Pasien


Bedah Saraf pada Era COVID-19

Mishael Enoch Stephen

H1A022066

Pertanyaan no. 3

952 kata

Blok Keterampilan Belajar

Tahun Ajar 2022-2023


Pandemi COVID-19 telah mengubah paradigma sistem perawatan kesehatan (Park et al.,
2021). Dampak dari pandemi ini mempengaruhi pemeriksaan klinis dan menuntut beberapa
rumah sakit untuk menggunakan telemedicine (Mouchtouris et al., 2020). Sistem perawatan
kesehatan yang menggunakan telemedicine dapat memenuhi kebutuhan perawatan bagi pasien
yang terpapar COVID-19 sehingga implementasi telemedicine terbukti menjadi solusi yang
mendekati nilai sempurna pada pandemi COVID-19 (Carr, 2020).

Telemedicine merupakan pelayanan kesehatan yang memakai komunikasi audio, visual, dan
data yang bertujuan untuk membantu membagikan dukungan klinis tanpa hambatan geografis
(Hamilton, 2013;). Telemedicine dapat digunakan pada perawatan khusus maupun perawatan
primer (Al-Anshary et al., 2021). Layanan telemedicine membantu masyarakat untuk
berkonsultasi terkait masalah kesehatan yang tidak memerlukan penanganan khusus dan tanpa
kunjungan langsung (Mahajan et al., 2020).

Telemedicine terbukti efektif memberi manfaat bagi pasien bedah saraf, tenaga kesehatan, dan
juga rumah sakit selama era COVID-19 dengan analisis cermat dan pemilihan pasien yang
tepat (Kahn, la Marca and Mazzola, 2016; Basil et al., 2020; Batubara, Pujiyanto and Lazuardi,
2021). Peningkatan penggunaan telemedicine terhadap bedah sarah meningkat 40 kali lipat dan
99,6% pengobatan pasien bedah saraf berhasil dilakukan (Basil et al., 2020; Eichberg et al.,
2021). Telemedicine dapat mengatasi masalah kekurangan tenaga medis, mengurangi kontak
langsung antar dokter-pasien, mengoptimalkan jadwal ahli bedah, tak adanya biaya perjalanan
bagi pasen, dan efisiensi waktu (Ferraris et al., 2020; Mouchtouris et al., 2020; von Wrede et
al., 2020; Munusamy et al., 2021).

Esai ini akan mencakup tantangan telemedicine terhadap pengobatan bedah saraf, yaitu
kegagalan teknologi yang membatasi hubungan dokter-pasien. Solusi dari tantangan tersebut
akan dibahas pada esai ini sehingga telemedicine dapat menjadi solusi yang efektif.

Tantangan utama dalam implementasi telemedicine adalah kegagalan teknologi (Eichberg et


al., 2021). Pengunggahan gambar pasien ke Picture Archiving and Communication System
(PACS) merupakan tantangan terbesar dari kegagalan teknologi yang dialami oleh Department
of Neurological Surgery University of Miami, Miami, Florida (Basil et al., 2020). Selain itu,
bagi pasien bedah saraf yang akan melaksanakan pemeriksaan awal secara jarak jauh,
kekhawatiran keamanan privasi dan data pribadi menjadi suatu tantangan yang perlu ditangani
(Blue et al., 2020). Telemedicine juga menjadi suatu kendala bagi pasien yang kurang mengerti
teknologi berbasi internet (Daggubati et al., 2020)
Kendala dalam implementasi telemedicine juga dialami di Mesir (Ashry and Alsawy, 2020).
Pasien pasca operasi bedah saraf memanfaatkan telemedicine melalui telepon langsung
menanyakan masalah tidak mendesak yang mereka alami(Ashry and Alsawy, 2020). Panggilan
telepon tersebut mereka menanyakan asupan makanan dan minuman, apakah aman melakukan
aktivitas naik-turun tangga, dan kapan waktu yang tepat untuk penghentian penyangga lumbal
eksternal ataukerah leher serviks (Ashry and Alsawy, 2020). Pertanyaan-pertanyaan tidak
mendesak tersebut seharusnya dapat mereka tanyakan pada kunjungan telemedicine
berikutnya(Ashry and Alsawy, 2020).

Tantangan lain juga dialami oleh pusat medis Universitas Malaya, Malaysia, dalam
mengimplementasikan smart glasess untuk pasien bedah saraf di ICU bedah saraf (Munusamy
et al., 2021). Keterbatasan dokter dan tim bedah saraf dalam pemeriksaan fisik rinci, termasuk
mendengarkan auskultasi dada dan perut menjadi suatu kendala dalam memanfaatkan
teknologi smart glasses(Munusamy et al., 2021). Selain itu, bandwith wifi pada smart glasses
yang tidak terkoneksi dengan stabil dan residen yang mengalami kesulitan dalam
menggunakann dan beradaptasi dengan smart glasses juga merupakan tantangan besar dalam
implementasi telemedicine ini, bahkan terdapat residen yang mual dan pusing karena
menggunakan smart glasses (Guna et al., 2020; Martínez-Galdámez et al., 2021; Munusamy et
al., 2021).

Tantangan dalam pengunggahan gambar pasien ke Picture Archiving and Communicarion


System dapat teratasi dengan melakukan perjanjian pertemuan dengan perusahaan yang
menyediakan jasa image-sharing-platform, yaitu Ambra(Basil et al., 2020). Hal ini merupakan
solusi yang lebih baik daripada melakukan pemuatan tradisional gambar menggunakan disk
(Basil et al., 2020). Lebih dari itu, Ambra Health merupakan solusi luar biasa untuk
meningkatkan kinerja klinik bagi dokter maupun pasien (Basil et al., 2020). Ambra Health yang
berlokasi di New York telah digunakan oleh 65 sistem rumah sakit di negara bagian Florida
(Basil et al., 2020).

Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA) Business Associate Agreement
menetapkan beberapa vendor komunikasi video dengan kemampuan keamanan yang
diperlukan untuk mencegah penyadapan data, yaitu Zoom for Healthcare, Skype for Business,
Doxy.me, Updox, VSee, dan Google G Suite HangoutsMeet (Gadzinski et al., 2020). Meski
begitu, Institusi kesehatan tidak akan dikenakan sanksi apabila menggunakan platform yang
tidak disepakati oleh HIPAA selama masa darurat COVID-19 (OCR, 2020). Penn Medicine:
University of Pennsylvania Health System menggunakan Bluejeans sebagai platform untuk
telemedicine jarak jauh dan telah mednapatkan umpan balik yang positif dari pasien dan Penn
Medicine sendiri sejak awal implementasinya (Blue et al., 2020).

Peningkatan cakupan broadband dan populasi yang adaptif secara teknologi mampu
mengungguli hambatan tradisional telemedicine, seperti keterbatasan dan kurangnya
pengalaman dengan teknologi berbasi internet (Daggubati et al., 2020). Dalam periode jangka
panjang, manfaat menyediakan telemedicine untuk pasien neurologi, contohnya neuro-
oncology lebih besar daripada keterbatasan yang terjadi (Daggubati et al., 2020). Untuk itu,
pendekatan bijaksana terhadap evaluasi telemedicine bagi pasien neuro-oncology diperlukan
guna memastikan perawatan pasien yang optimal(Daggubati et al., 2020).

Telepon dari pasien pasca operasi bedah saraf yang tidak mendesak di Mesir dapat diatasi
dengan membimbing pasien kemungkinan komplikasi yang akan mereka alami (Ashry and
Alsawy, 2020). Solusi ini tentunya membantu mengurangi perasaan intrusif dan dapat
menstabilkan jadwal konsultasi dokter-pasien yang semula tidak sesuai jadwal (Beaver et al.,
2009)

Untuk mengatasi kendala dalam pemakaian smart glasses, dilakukan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi residen, dokter, dan tim bedah saraf (Munusamy et al.,
2021). Pada sesi pelatihan, residen dilatih untuk meminimalisasi penyakit dengan
menyesuaikan layar tampilan untuk menghindari kendala yang signifikan (Munusamy et al.,
2021). Selain itu, residen juga dilatih untuk mengoptimalkan cara presentasi kepada dokter
spesialis sesuai dengan pedoman SOP (Munusamy et al., 2021). Pelatihan ini terbukti dalam
memfasilitasi adaptasi pengguna smart glasses dan mengurangi kendala dalam penggunaan
smart glasses(Munusamy et al., 2021). Residen menjadi lebih percaya diri dalam
memanfaatkan smart glasses secara mandiri dan efektif (Munusamy et al., 2021). Hal ini
tercermin pada putaran bangsal berpasangan yang menunjukkan konsistensi internal yang baik
hingga sangat baik (Munusamy et al., 2021).

Solusi alternatif apabila terjadi kendala pada smart glasses adalah dengan menggunakan opsi
telemedicine lain, yaitu Tegus Medical yang tidak memerlukan smart glasses (Martínez-
Galdámez et al., 2021). Kelebihan Tegus system ini adalah karena koneksinya menggunakan
LAN (local area network) sehingga lebih stabil daripada wifi (Martínez-Galdámez et al., 2021).
Implementasi telemedicine ini adalah dokter jarak jauh dan operator menggunakan headset
untuk berkomunikasi dengan visualisasi menggunakan kamera 360o yang dipasang di tripod
dan dikendalikan oleh pengawas (Martínez-Galdámez et al., 2021).

Telemedicine merupakan solusi yang efektif dalam perawatan kesehatan pasien bedah saraf
pada era pandemi COVID-19. Tentunya, kemajuan teknologi tidak terlepas dari hambatan dan
tantangan dalam implementasinya, terlebih di bidang kesehatan. Kendala tersebut
mempengaruhi kinerja perawatan kesehatan pasien bedah saraf dan membatasi hubungan
dokter-pasien dalam memanfaatkan telemedicine. Solusi yang efektif diperlukan untuk
mengatasi tantangan tersebut sehingga perawatan pasien nantinya dapat dilakukan dengan
lebih optimal. Sejauh ini, manifestasi solusi terhadap tantangan telemedicine untuk pasien
bedah saraf sudah sangat baik sehingga dokter dan pasien merasa puas dan memberikan
feedback yang positif.

Bidang kesehatan pada era digital merasakan manfaat yang besar dari telemedicine. Tidak
hanya pada pasien bedah saraf, tetapi akan lebih banyak pasien dengan keluhan beragam yang
akan pulih dan disembuhkan melalui manfaat telemedicine. Seiring berjalannya waktu,
implementasi telemedicine nantinya dapat berkembang di banyak negara sehingga akan lebih
banyak orang yang dapat merasakan manfaat teknologi pada kesehatan mereka.
Daftar Pustaka

Ashry, A.H. and Alsawy, M.F. (2020) ‘Doctor-patient distancing: an early experience of
telemedicine for postoperative neurosurgical care in the time of COVID-19’, Egyptian
Journal of Neurology, Psychiatry and Neurosurgery, 56(1). Available at:
https://doi.org/10.1186/s41983-020-00212-0.

Basil, G.W. et al. (2020) ‘Implementation of a neurosurgery telehealth program amid the
COVID-19 crisis—challenges, lessons learned, and a way forward’, Neurosurgery. Oxford
University Press, pp. E260–E262. Available at: https://doi.org/10.1093/neuros/nyaa215.

Batubara, F.K., Pujiyanto, P. and Lazuardi, L. (2021) ‘Implementasi Telemedicine untuk


Pelayanan Pasien Bedah Saraf pada Masa Pandemi Covid-19 Di Asia Tenggara’, Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(8). Available at: https://doi.org/10.36418/Syntax-
literate.v6i8.3738.

Beaver, K. et al. (2009) ‘Comparing hospital and telephone follow-up after treatment for
breast cancer: Randomised equivalence trial’, BMJ (Online), 338(7690), pp. 337–340.
Available at: https://doi.org/10.1136/bmj.a3147.

Blue, R. et al. (2020) ‘Telemedicine in the Era of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A
Neurosurgical Perspective’, World Neurosurgery. Elsevier Inc., pp. 549–557. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.wneu.2020.05.066.

Daggubati, L.C. et al. (2020) ‘Telemedicine for Outpatient Neurosurgical Oncology Care:
Lessons Learned for the Future During the COVID-19 Pandemic’, World Neurosurgery, 139,
pp. e859–e863. Available at: https://doi.org/10.1016/j.wneu.2020.05.140.

Eichberg, D.G. et al. (2021) ‘Telemedicine in neurosurgery: lessons learned from a


systematic review of the literature for the COVID-19 era and beyond’, Neurosurgery. Oxford
University Press, pp. E1–E12. Available at: https://doi.org/10.1093/neuros/nyaa306.

Ferraris, K.P. et al. (2020) ‘Recapitulating the Bayesian framework for neurosurgical
outpatient care and a costbenefit analysis of telemedicine for socioeconomically
disadvantaged patients in the Philippines during the pandemic’, Neurosurgical Focus, 49(6),
pp. 1–9. Available at: https://doi.org/10.3171/2020.9.FOCUS20695.
Gadzinski, A.J. et al. (2020) ‘Implementing Telemedicine in Response to the COVID-19
Pandemic’, The Journal of urology. NLM (Medline), pp. 14–16. Available at:
https://doi.org/10.1097/JU.0000000000001033.

Gates, B. (2020) ‘Responding to Covid-19 — A Once-in-a-Century Pandemic?’, New


England Journal of Medicine, 382(18), pp. 1677–1679. Available at:
https://doi.org/10.1056/nejmp2003762.

Guna, J. et al. (2020) ‘Virtual Reality Sickness and Challenges Behind Different Technology
and Content Settings’, Mobile Networks and Applications, 25(4), pp. 1436–1445. Available
at: https://doi.org/10.1007/s11036-019-01373-w.

Hamilton, C. (2013) ‘The WHO-ITU national eHealth strategy toolkit as an effective


approach to national strategy development and implementation’, in Studies in Health
Technology and Informatics. IOS Press, pp. 913–916. Available at:
https://doi.org/10.3233/978-1-61499-289-9-913.

Kahn, E.N., la Marca, F. and Mazzola, C.A. (2016) ‘Neurosurgery and Telemedicine in the
United States: Assessment of the Risks and Opportunities’, World Neurosurgery, 89, pp.
133–138. Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.wneu.2016.01.075.

Machmud, M. et al. (2020) Artificial Intelligence In The Public Health Sector: The Use Of
Telemedicine In Indonesia During Covid-19 PJAEE, Journal Of Archaeology Of
Egypt/Egyptology.

Mahajan, V., Singh, T. and Azad, C. (2020) Using Telemedicine During the COVID-19
Pandemic, INDIAN PEDIATRICS.

Martínez-Galdámez, M. et al. (2021) ‘Smart glasses evaluation during the COVID-19


pandemic: First-use on Neurointerventional procedures’, Clinical Neurology and
Neurosurgery, 205. Available at: https://doi.org/10.1016/j.clineuro.2021.106655.

Al-Anshary, F.M. et al. (2021) PENGEMBANGAN SISTEM TELEMEDICINE BERBASIS


APLIKASI MOBILE MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE DAN INCREMENTAL
DEVELOPMENT OF A TELEMEDICINE SYSTEM BASED ON MOBILE APPLICATIONS
USING ITRATIVE AND INCREMENTAL METHODS.
Mouchtouris, N. et al. (2020) ‘Telemedicine in Neurosurgery: Lessons Learned and
Transformation of Care During the COVID-19 Pandemic’, World Neurosurgery, 140, pp.
e387–e394. Available at: https://doi.org/10.1016/j.wneu.2020.05.251.

Munusamy, T. et al. (2021) ‘Telemedicine via Smart Glasses in Critical Care of the
Neurosurgical Patient—COVID-19 Pandemic Preparedness and Response in Neurosurgery’,
World Neurosurgery, 145, pp. e53–e60. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.wneu.2020.09.076.

Notification of Enforcement Discretion for telehealth remote communications during the


COVID-19 nationwide public health emergency (2020). Available at:
https://www.hhs.gov/sites/default/files/february-2020-hipaa-and-novel-coronavirus.pdf.

Park, H.Y. et al. (2021) ‘Satisfaction Survey of Patients and Medical Staff for Telephone-
Based Telemedicine during Hospital Closing Due to COVID-19 Transmission’, Telemedicine
and e-Health, 27(7), pp. 724–732. Available at: https://doi.org/10.1089/tmj.2020.0369.

Sari, G.G. and Wirman, W. (2021) ‘Telemedicine sebagai Media Konsultasi Kesehatan di
Masa Pandemic COVID 19 di Indonesia’, Jurnal Komunikasi, 15(1), pp. 43–54. Available at:
https://doi.org/10.21107/ilkom.v15i1.10181.

Von Wrede, R. et al. (2020) ‘Counseling of people with epilepsy via telemedicine:
Experiences at a German tertiary epilepsy center during the COVID-19 pandemic’, Epilepsy
and Behavior, 112. Available at: https://doi.org/10.1016/j.yebeh.2020.107298.

Anda mungkin juga menyukai