Template Jurnal FISIP 1
Template Jurnal FISIP 1
Andy Cahyadi
andy110712@gmail.com
Program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja
Ali Haji
Abstract
Penyelenggaraan pelayanan pemakaman merupakan salah satu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah dengan berupa adanya ketersediaan lahan pemakaman serta pengurusan administrasi
yang harus dilakukan. Dimasa pandemi tentu memiliki dampak bagi korban serta keluarga yang
ditinggali dengan perlu mengeluarkan biaya dalam proses pemakaman dimasa pandemi Covid-19
ini, sehingga hadirlah kebijakan Peraturan Walikota Nomor 51 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Pemakaman Yang Dibiayai Pemerintah Daerah Terhadap Jenazah
Covid-19 Kota Tanjungpinang. Selanjutnya dalam penyelenggaraan pelayanan tersebut terdapat
permalahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada pada Peraturan Walikota tersebut seperti
terdapat 9 jenazah yang tidak dapat menerima bantuan terebut dikarenakan proses adminisrrasi yang
dimana dalam untuk mendapat bantuan pemakaman tersebut harus ditunnujukan dengan KTP asli
Tanjunngpinang yang telah ditetapkan pada peraturan tersebut serta terdapat beberapa jenazah yang
tidak dimakamkan di TPU Khusus Covid-19 di KM !5 yang sudah diteteapkan dalam kebijakn
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Peraturan Walikota Nomor
51 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemakaman Yang Dibiayai Pemerintah
Daerah Terhadap Jenazah Covid-19 Kota Tanjungpinang dengan menggunakan teori Goerge
Edward III. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualittatif denagn informan sebanyak 5 orang
serta menggunakan teknik dan alat pengumpulan data berupa observasi, wawncara, dan
dokomnetasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa dalam Peraturan Walikota Nomor 51 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemakaman Yang Dibiayai Pemerintah Daerah Terhadap
Jenazah Covid-19 Kota Tanjungpinang belum terlaksana dengan maksimal dengan beberapa
indikator dari variable yang belum terlaksana dengan baik.
I. Pendahuluan
Pelayanan pemakaman merupakan salah satu bentuk dari jenis pelayanan jasa. Jasa
pelayanan pemakaman ialah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan yang meliputi pelayanan pemakaman termasuk pelayanan penggalian, pengukuran,
pengadaan sewa tanah untuk penguburan. Dan untuk penyelenggaraan pelayanan pemakaman
korban Covid-19 perlu adanya pengawsan ketat dari pemerintah deerah serta perlu ada dibentuknya
tim pekamaman khusus untuk korban Covid-19 yang bertugas dalam pencatatan data administrasi,
pengawasan, penggalian, membantu penururnan jenazah, penutupan makam dan perapian makam
jenazah Covid-19. Dalam menjalankan implementasi tersebut perlu dilihat dari segi penanggungan
biaya berdasarkan kebutuhan dalam pelaksanaan pemakaman dan perapian makam, pemakaman
jenazah, dan pemakaman jenazah sesuai standart Covid-19.
Dalam pelaksanaan implementasi terkait biaya anggaran pelaksanaan pemakaman yang
dimksud ialah biaya yang meliputi honorium petugas pemakaman sebesar Rp.1.200.000. kemudian
biaya APD sekali pakai petugas pemakaman dan perlengakapan proses pemakaman sebesear
Rp.300.000. dari keterangan tersebut pemerintah daerah ataupun Dinas yang mengkoordinir
pelaksanaan kebijakan tersebut dilarang untuk memungut biaya pelayanan pemakaman kepada
keluarga jenazah atau pihak penanggung jawab jenazaha tersebut dan akan dibiayai pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah melalui dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Perumahan Rakyat
Kawasan Pemukiman Pertamanan dan apabila anggaran tersebut tidak mencukupi atau belum
dianggarkan maka dapat menggunakan angaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT).
Kemudian dalam melaksanakan implementasi terkait pemakaman berdasarkan protokol
Covid yang merujuk pada Keptusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pengendalian Coronavirus Disease 2019 yang mencakup
pertama dalam persemayaman jenazah dalam waktu lama sangat tidak dianjurkan untuk mencegah
penularan dan penyebaran penyakit antar pelayat. Kedua sebelum disemayamkan diruang duka
harus sudah dilakaukan tindakan desinfeksi dan dimasukan ke dalam peti jenazah serta tidak boleh
dibuka Kembali. Ketiga untuk menghindari kerumunan disarankan agar keluarga yang hendak
melayat tidak lebih dari 30 orang. Keempat jenazah hendaknya disegerakan untuk dikubur atau
dikremasi esuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
Kelima setelah diberangkatkan dari RS jenazah hendaknya langsung menuju ke lokasi penguburan
atau krematorium dan sangat tidak boleh jenazah disemayamkan lagi dirumah maupun tempat
ibadah lainnya. Keenam transportasi jenazah dari RS ketempat pemakaman dapat melalui darat
menggunakan mobil jenazah dengan prosedur jenazah sudah desinfeksi dan diamasukan kedalam
kantong jenazah atau dibungkus plastic yang diikat rapat serta ditutup semua lubang dan celah yang
ada pada jenazah.
Dan untuk analisis indikator keberhasilan implementasi pada penilitian ini memfokuskan
pada permasalahan yang ditemukan dilapangan kedalam beberapa indikator, indikator ini dapat
menjelaskan bagaimana implementasi peraturan Walikota tersebut dapat dijalankan tentang
penyelenggaraan pelayanan pemakaman jenazaha Covid-19 tersebut, maka konsep yang digunakan
adalah George Edward III, bahwa ada 4 hal yang harus diperhatikan agar suatu pelaksanaan
kebijakan bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya dengan variabel komunikasi pada
indikator transmisi bentuk transmisi yang telah dilaksankan yaitu adanya saling penyampaian
infromasi anatara pihak Dinas dan ahli waris dalam pengurusan jenazah. Dan pada transmisi kepada
masyarakat yang dilakukan oleh pihak dinas selaku penyelengara kebijakan tidak memang
Tabel 1. Tim Pemakaman berdasarkan SK Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Purmukiman
Pertamanan
No Nama Jabatan Keterangan
1 Djasman, S.Sos Kepala DPRKPP Pengarah
2 Yoni Fadri, St Sekretaris DPRKPP Penanggungjawab
3 Zulkhairi, ST, M.Eng Kabid Pertamanan Koordinator Tim
Pemakaman Pemakaman
4 Indriani, S.P Kasi Pemakaman Anggota
5 Wasis Staf Pengawas Anggota
6 Said Muchlis, S.T Staf Pengawas Anggota
7 R.M Azman Staf Pengawas Anggota
8 Mhd. Hakim Ansori Staf Pengawas Anggota
9 Muhammad Syafaat Staf Pengawas Anggota
10 Tengku Ashraff Muhammad Staf Pengawas Anggota
11 Theodorus Petugas Gali tim 1 Anggota
12 Linu Gadi Petugas Gali tim 1 Anggota
13 Sharin Petugas Gali tim 1 Anggota
14 Rusli Petugas Gali tim 1 Anggota
15 Raja Zainal Operator Alat Berat Anggota
16 Mawi Petugas Gali tim 2 Anggota
17 Jamil Petugas Gali tim 2 Anggota
18 Suparman Petugas Gali tim 2 Anggota
19 Darman Petugas Gali tim 2 Anggota
20 Rati Riaunita Staf ADM Koordinator Administrasi
21 Herwanty, S.P Staf ADM Anggota
22 Yeni Andriani, A.Md Staf ADM Anggota
23 Syarifah Syapira Amelia Staf ADM Anggota
Selanjutnya pada variabel disposisi dengan indikator efek disposisi ini masih memiliki
kendala dan permasalahan yang dialami oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman
Pertamanan selaku pelaksana kebijakan tersebut. Kendala-kendala tersebut umumnya terdapat pada
bagian data administrasi serta sarana dan prasarana pemakaman. Untuk kendala admiinistrasi in
terjadi akibat tidak dapat terklaimnya bantuan sebanyak 9 jenazah dikarenakan tidak sesuai
peryaratan yang sudah ditetapkan dalam kebijakan tersebut. Lebih rincinya permasalahan ini terjadi
akibat adanya jenazah yang sudah lama menetap di Tanjungpinag tetapi masih memiliki KTP luar
Tanjungpinang. Kemudian untuk kendala sarana dan prasana pemakaman yaitu perlu adanya akses
jalan yang baik untuk menuju pemakaman serta perlu adanaya penerangan jalan pada pemakaman.
Kemudian pada indikator pengaturan birokrasi dimana dalam hal tersebut tidak diperlukannya
pengangkatan atau penambahan personil atau staf yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan
penyelenggaraan pelayanan tersebut. Karena personil atau staf yang ada sudah ditetapkan melalui
Surat Keputusan yang telah dikeluarkan oleh Kepala Dinas. Dan pada indikator insentif dalam
pelaksanaan pemakaman tersebut memang terdapat namun bukan insentif tetapi memiliki
kesamaan. Hal tersebut dinamakan dengan tugas diluar jam kerja atau dinas luar atupun dinas
didalam daerah. Yang mana memiliki ketentuan yakini diluar jam kerja (yang mana jika terdapat
pemakaman diatas jam kerja) ataupun hari kerja maupun hari libur nasional tersebut maka mereka
akan mendapatkan perjalanan dinas dalam daerah atau insentif tersebut.
Dan pada variabel terkahir yakini struktur birokrasi pada indikator standart operating
procedures atau SOP dimana memang sudah ada sebelumnya dalam penyelenggaraan pelayanan
pemakaman namun dengan adanya kondisi sekarang saat ini dengan penyebaran Covid-19 juga
menambah akan adanya SOP yang ketat terkait protokol Kesehatan dalam penyelenggraan
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh peniliti tentang implementasi
kebiajakan peraturan Walikota no 51 tahun 2021 tentang penyelenggaraan pelayanan pemakaman
yang dibiayai pemerintah daerah terhadap jenazah Covid-19 Kota Tanjungpinang maka dapat
ditarik kesimpulan, bahwa dalam implementsi penyelenggaraan pelayanan pemakaman Covid-19
tersebut masih belum terlaksana denagan maksimal., hal ini dapat dilihat dari indikator:
a. Komunikasi
Walaupun kegiatan komunikasi sudah dilaksanakan antara Rumah Sakit dan Dinas salaing
melakukan transisi begitu juga anatara Dinas dan tim pemakaman yang juga dalam peyampaian
arahan sebagai bentuk kejelasan dan konsistensi tetapi pada bagian penyampaian informasi yang
dilakukan oleh Dinas selaku koordinator tidak sampai ke masyarakat langsung sebagai sasaran
penyelenggaraan dalam kebijkan tersebut.
b. Sumber Daya
Dalam inidikator sumber daya tersebut sudah berjakan dengan maksimal dengan adanya
surat keputuan dari Kepala Dinas selaku penyelenggara kebijakan terebut yang dapat menjadi dasar
atas pelaksanaan dan kewajiban serta wewenang yang dimiliki oleh Dinas Perumahan Rakyat
Kawasan Permukiman dan Pertamanan dalam menjalankan kebijkan tersebut serta terdapat fasilitas
penudukung yang cukuo memedai agar pelaksanaan kebijakan tersebut berjalan dengan baik.
c. Disposisi
Walaupun dalam pengaturan birokrasi tidak perlu adanya penambahan personil atau staf
khusus yang mempunyai kemempuan dan ahli yang sesuai dalam menjalankan kebijakn tersebut
serta dengan adanya insentif atau bisa dibilang bonus akan tugas diluar jam kerja mereka untuk
mendorong seseorangberkerja lebjh baik terlaksana tetapi untuk kendala dalam melaksanakan
kebijakan tersebut masih terdapat seperti kendala dalam administrasi dimana terdapat beberapa
jenazah yang tidak terklaim bantuan pemakaman mereka dikarenakan KTP jenazah bukan KTP
Tanjungpinang yang mana hal tersebut merupakan syarat wajib dalam sasaran pelaksanaan dari
kebijakan tersebut dan juga kendala dalam sarana dan prasarana dimana akses menuju makam
masih kurang bagus beserta tidak terdapatnya penerangan lampu jalan dan pemakaman.
V. Daftar Pustaka
Buku:
Agustino, L. (2014). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta.
Alaslan, A. (2021). Formulasi Kebijakan Publik: Studi Relokasi Pasar. Purwokerto. CV. Pena
Persada.
Anggara, S. (2014). Kebijakan Publik. Bandung. Pustaka Setia.
Darmawan, E, Septian. D., & Pratama. R A. (2017). Kebijakan Sektor Publik. Tanjungpinang.
UMRAH Press.
Herdiwanto, H. & H. J. (2021). Dasar-Dasar Penelitian Sosial. Jakarta. Kencana.
Labolo, M. (2014). Memahami Ilmu Pemerintahan: Suatu Kajian, Teori, Konsep, dan
Pengembangannya. (Revisi). Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.
Moleong, lexy. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Ndraha, T. (2003). Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta. PT Rineka Cipta.
Noor, Juliansyah. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta. Kencana.
Purwanto, A. E. &, S. R. D. (2012). Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya Di
Indonesia. Yogyakarta. Gava Media.
Satori, D. & K. Aan. (2012). Metodologi Penelitian Kualiatif. Bandunng. Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. bandung.
Alfabeta.
Suharto, Edi. (2015). Analisis Kebijkan Publik Panduan Praktis Mengkaji Maslah dan Kebijakan
Sosial. Bandung. Alfabeta.
Wahab, A. S. (2017). Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Penyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta. PT.Bumi Aksara.
Winarno, B. (2014). Kebijakn Publik Teori, Proses, Dan Studi Kasus. Yogyakarta. CAPS (Center
of Academic Publishing Service).
Jurnal:
Alam, M. F. I., & Warlina, L. (2019). Evaluasi Penyediaan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Di
Kota Bandung. Jurnal Wilayah Kota, 6(1), 14-21.
Fauziah, P., Nur, T., & Mulyadi, A. (2019). Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan
Pemakaman Dan Pengabuan Mayat Kota Sukabumi. Jurnal Spirit Publik, 14(1), 26–36.
Hayakawa, N., Adiputra, A., & Prabandari, R. A. Y. S. (2021). Tinjauan Etika Protokol
Pemakaman Jenazah Pasien Terduga COVID-19. Jurnal Etika Kedokteran Indonesia, 5(2),
85–90.
Henriyani, E. (2016). Problematika Dalam Implementasi Kebijakan Publik. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 1(4), 657–666.
Herdiana, D. (2018). Sosialisasi Kebijakan Publik: Pengertian dan Konsep Dasar. Jurnal Ilmiah
Wawasan Insan Akademik, 1(3), 13-26.