Anda di halaman 1dari 10

Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pembangunan

Infrastruktur di Kota-Kota Besar


Alfa Nur Alim (NIM: 051001900009)
Dosen Pengampu: Ir. Dewi Rintawati, M.T. dan Dr. Ir. Endah Kurniyaningrum,
S.T., M.T.

PENDAHULUAN
Sebuah kota dapat disebut sebagai mega city jika memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar, infrastruktur yang maju, dan peran yang signifikan
dalam ekonomi global. Istilah "mega city" biasanya digunakan untuk
menggambarkan kota-kota yang memiliki populasi lebih dari 10 juta jiwa. Mega
city umumnya memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat dan tingkat urbanisasi
yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke
perkotaan dan tingkat kelahiran yang tinggi di dalam kota tersebut.
Mega city biasanya memiliki infrastruktur yang sangat baik, seperti jaringan
transportasi yang luas, sistem jalan raya, bandara internasional, sistem transportasi
publik yang efisien, dan sumber daya energi yang memadai. Infrastruktur yang
maju membantu dalam mobilitas penduduk dan perdagangan yang lancar. Kota-
kota ini sering menjadi pusat ekonomi regional atau bahkan global serta
menawarkan peluang kerja yang melimpah, beragam sektor industri, dan kegiatan
perdagangan internasional yang signifikan. Mereka juga menjadi rumah bagi
perusahaan multinasional, pusat keuangan, dan institusi penting lainnya. Kota-kota
ini sering kali memiliki kehidupan budaya yang kaya dengan adanya berbagai
kegiatan seni, teater, museum, galeri seni, dan festival budaya. Mereka juga
menawarkan akses ke institusi pendidikan terkemuka, universitas, pusat penelitian,
dan fasilitas kesehatan terbaik. Pertumbuhan menjadi mega city juga datang dengan
tantangan seperti kemacetan lalu lintas, polusi, kesenjangan sosial, dan perumahan
yang mahal. Namun, mega city juga menyediakan peluang ekonomi, inovasi, dan
kehidupan kota yang dinamis.
Pengembangan kota menjadi Mega Cities melibatkan kolaborasi antara
pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan lembaga akademik untuk
merencanakan dan melaksanakan strategi yang komprehensif dalam mengadopsi
teknologi pintar dan praktik berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan kota-kota
tersebut dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, kualitas hidup yang
lebih baik, serta menjadi tempat yang lebih ramah lingkungan bagi penduduknya.

Gambar 1. Gambaran Mega City

PEMBAHASAN
Megacity adalah kota yang sangat besar, biasanya dengan populasi lebih
dari 10 juta orang. Jumlah total kota-kota besar di dunia bervariasi antara sumber
yang berbeda: Dunia memiliki 33 menurut PBB (pada 2018), 37 menurut
CityPopulation.de (pada 2020), dan 44 menurut Demographia (pada 2022). Sekitar
setengah aglomerasi perkotaan ini berada di Cina dan India . Empat negara lain
dengan lebih dari satu megacity adalah Brasil, Jepang, Pakistan, dan Amerika
Serikat . Kota-kota besar Afrika ada di Nigeria, Mesir, Afrika Selatan, dan DRC;
kota-kota besar Eropa hadir di Rusia, Perancis, Inggris, dan Turki (juga di Asia);
kota-kota besar dapat ditemukan di Amerika Latin di negara-negara Brasil,
Meksiko, Kolombia, Peru, dan Argentina. Beberapa sumber mengidentifikasi
Tokyo's Greater Tokyo Area sebagai megacity terbesar di dunia.
A. Fenomena Pembuatan Mega City
Ada beberapa alasan mengapa fenomena pembuatan mega kota atau mega
city terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor
yang berperan dalam fenomena ini:
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan populasi yang cepat menyebabkan meningkatnya permintaan
akan perumahan, lapangan kerja, dan infrastruktur. Mega kota mampu
menampung jumlah penduduk yang besar, sehingga dianggap sebagai solusi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kepadatan penduduk yang tinggi juga
sering mengakibatkan tingkat kejahatan yang lebih tinggi, seperti yang terlihat
di kota-kota besar yang sedang tumbuh seperti Karachi, Delhi, Kairo, Rio de
Janeiro, dan Lagos.
2. Urbanisasi
Banyak orang yang bermigrasi dari desa ke kota dalam mencari pekerjaan,
pendidikan, dan peluang ekonomi. Hal ini mengarah pada peningkatan
urbanisasi dan pembentukan kota-kota besar di berbagai wilayah.
3. Pusat Ekonomi dan Peluang
Mega city sering kali menjadi pusat ekonomi, perdagangan, dan bisnis.
Investasi dan peluang kerja yang lebih besar dapat ditemukan di kota-kota
besar ini, menarik penduduk dan pengusaha untuk berkumpul di satu tempat.
4. Infrastruktur dan Layanan Publik
Pembangunan mega city sering dikaitkan dengan peningkatan infrastruktur dan
layanan publik. Pembangunan bandara, jaringan transportasi yang efisien,
sistem kesehatan dan pendidikan yang berkualitas, dan fasilitas umum lainnya,
menjadi faktor penting dalam menarik investasi dan penduduk ke kota-kota
tersebut.
5. Efisiensi dan Skala Ekonomi
Dalam beberapa industri, terutama di sektor manufaktur dan teknologi, adanya
populasi yang padat di kota-kota besar memungkinkan efisiensi produksi dan
ekonomi skala yang lebih besar. Keberadaan pasar yang besar juga menarik
perusahaan-perusahaan untuk membuka cabang atau kantor di kota tersebut.
6. Pengembangan Wilayah
Pemerintah seringkali memandang pembangunan mega city sebagai strategi
untuk mengembangkan wilayah tertentu. Dengan memusatkan sumber daya
dan pembangunan di suatu kota, diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi dan sosial dalam wilayah tersebut.
B. Dampak Pembuatan Mega City
Meskipun ada beberapa keuntungan dari pembuatan mega city, juga perlu
memperhatikan tantangan yang mungkin timbul, seperti ketimpangan sosial-
ekonomi, tekanan pada sumber daya alam dan lingkungan, serta masalah
infrastruktur yang kompleks. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan signifikan di
kota-kota besar dapat memiliki dampak yang besar pada pembangunan
infrastruktur. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan peningkatan
kepadatan penduduk di kota-kota besar. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan
yang lebih besar pada infrastruktur yang ada, seperti jalan, transportasi publik,
sistem air dan sanitasi, serta listrik. Kepadatan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan kemacetan lalu lintas, keterlambatan transportasi publik, dan
overload pada sistem utilitas.
2. Kekurangan Perumahan
Pertumbuhan penduduk yang cepat seringkali menyebabkan kekurangan
perumahan di kota-kota besar. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan harga
tanah dan biaya hunian yang tinggi. Kota-kota besar sering memiliki sejumlah
besar tunawisma. Definisi hukum tunawisma yang sebenarnya bervariasi dari
satu negara ke negara lain, atau di antara entitas atau lembaga yang berbeda di
negara atau wilayah yang sama.
Pada tahun 2002, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan keluarga
adalah segmen pertumbuhan terbesar dari populasi tunawisma di Amerika
Serikat, dan ini telah menghadirkan tantangan baru, terutama dalam layanan,
kepada agensi. Di AS, pemerintah meminta banyak kota besar untuk membuat
rencana sepuluh tahun untuk mengakhiri tunawisma. Salah satu hasil dari ini
adalah solusi "Perumahan pertama", daripada memiliki orang tunawisma tetap
di tempat penampungan tunawisma darurat, dianggap lebih baik untuk segera
mendapatkan semacam perumahan permanen dan layanan dukungan yang
diperlukan untuk mempertahankan rumah baru. Tetapi ada banyak komplikasi
dengan program semacam ini dan ini harus ditangani untuk membuat inisiatif
semacam itu berhasil dalam jangka menengah hingga panjang.
Menurut PBB, proporsi penduduk kota yang tinggal di daerah kumuh atau
permukiman informal menurun dari 47 persen menjadi 37 persen di negara
berkembang antara tahun 1990 dan 2005. Namun, karena meningkatnya
populasi, jumlah absolut penghuni daerah kumuh meningkat. Sebagian besar
terletak di permukiman informal yang seringkali tidak memiliki perumahan
berkualitas memadai, sanitasi, drainase, akses air, dan alamat yang diakui
secara resmi. Peningkatan populasi pemukiman informal telah disebabkan oleh
migrasi besar-besaran, baik internal maupun transnasional, ke kota-kota, yang
telah menyebabkan tingkat pertumbuhan populasi perkotaan dan konsentrasi
spasial yang tidak terlihat sebelumnya dalam sejarah. Isu-isu ini menimbulkan
masalah di arena politik, sosial, dan ekonomi. Orang-orang yang tinggal di
daerah kumuh atau permukiman informal sering memiliki akses minimal atau
tidak sama sekali terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, atau ekonomi
perkotaan.
Pemerintah perlu berinvestasi dalam pembangunan perumahan yang
terjangkau dan infrastruktur terkait seperti pasokan air, sanitasi, dan listrik
untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang berkualitas.
3. Infrastruktur Transportasi
Pertumbuhan penduduk yang pesat di kota-kota besar menimbulkan tuntutan
yang lebih tinggi terhadap infrastruktur transportasi. Kemacetan lalu lintas
adalah suatu kondisi pada jaringan jalan yang terjadi seiring dengan
meningkatnya penggunaan, dan ditandai dengan kecepatan yang lebih lambat,
waktu perjalanan yang lebih lama, peningkatan polusi, dan peningkatan antrian
kendaraan. Diperlukan pengembangan jaringan jalan yang lebih baik,
peningkatan transportasi publik, seperti kereta api, bus, dan metro, serta
investasi dalam transportasi berkelanjutan seperti sepeda dan jalan pejalan
kaki. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan, mempercepat mobilitas,
dan meningkatkan konektivitas di dalam kota.
4. Infrastruktur Sosial
Dengan pertumbuhan penduduk yang cepat, diperlukan juga pembangunan
infrastruktur sosial yang memadai. Infrastruktur sosial meliputi pembangunan
sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, taman, area rekreasi, dan tempat
ibadah. Investasi dalam infrastruktur sosial penting untuk menjaga
keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan fasilitas dan layanan
yang memadai.
5. Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menimbulkan tekanan pada sumber
daya alam dan lingkungan. Pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali
dapat mengakibatkan deforestasi, kehilangan habitat, polusi udara dan air, serta
masalah pengelolaan limbah. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan
pembangun untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur yang
berkelanjutan.
Untuk mengatasi dampak pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan
infrastruktur di kota-kota besar, diperlukan perencanaan yang baik, pengelolaan
yang efisien, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Investasi dalam infrastruktur yang berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber
daya manusia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan stakeholder terkait
untuk merencanakan dan mengelola pertumbuhan kota dengan baik guna
memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan bagi penduduknya.
C. Dampak Mega City terhadap Dunia Konstruksi dan Pendidikan Teknik
Sipil
Mega city atau kota metropolitan yang sangat besar memiliki dampak
signifikan terhadap dunia konstruksi dan pendidikan teknik sipil. Berikut adalah
beberapa dampaknya:
Dunia Konstruksi
1. Pertumbuhan Permintaan Konstruksi
Mega city membutuhkan pembangunan infrastruktur yang besar dan kompleks
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang tinggi. Hal ini mencakup
pembangunan jalan, jembatan, gedung pencakar langit, sistem transportasi, dan
infrastruktur publik lainnya. Permintaan konstruksi yang tinggi ini
menciptakan peluang bisnis yang besar bagi perusahaan konstruksi.
2. Kompleksitas Proyek
Proyek konstruksi di mega city seringkali kompleks dan memerlukan
pendekatan yang canggih. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
keterbatasan lahan, dan tantangan teknis lainnya, para profesional konstruksi
harus menghadapi tantangan dalam perencanaan, desain, dan pelaksanaan
proyek. Hal ini mendorong inovasi dalam teknologi konstruksi dan metodologi
untuk mengatasi kompleksitas tersebut.
3. Perkembangan Teknologi Konstruksi
Mega city menjadi pusat inovasi dalam industri konstruksi. Permintaan yang
tinggi akan solusi yang efisien dan berkelanjutan mendorong pengembangan
teknologi konstruksi yang lebih maju. Contohnya, penggunaan metode
konstruksi prefabricated dan modul, penggunaan material ramah lingkungan,
dan penggunaan teknologi informasi seperti Building Information Modeling
(BIM) untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi konstruksi.

Dunia Pendidikan Teknik Sipil:


1. Permintaan Tenaga Kerja yang Tinggi
Pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur di mega city meningkatkan
permintaan akan tenaga kerja yang terampil di bidang teknik sipil. Ini
menciptakan peluang bagi lulusan program pendidikan teknik sipil untuk
memperoleh pekerjaan yang baik dan berpenghasilan tinggi di sektor
konstruksi.
2. Penekanan pada Keterampilan Multidisiplin
Pendidikan teknik sipil di mega city cenderung memberikan penekanan pada
keterampilan multidisiplin. Mahasiswa dihadapkan pada tantangan dan
kompleksitas dalam merancang dan mengelola infrastruktur yang kompleks,
termasuk aspek-aspek seperti keberlanjutan, manajemen proyek, teknologi
informasi, dan mitigasi dampak lingkungan. Pendidikan teknik sipil di mega
city berusaha untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan
tersebut.
3. Kolaborasi dengan Industri
Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan teknik sipil di mega city cenderung
menjalin hubungan erat dengan industri konstruksi. Kolaborasi ini
memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktis melalui
magang, kunjungan lapangan, dan proyek bersama dengan perusahaan
konstruksi. Kolaborasi ini juga memungkinkan aliran pengetahuan dan inovasi
antara dunia pendidikan dan industri konstruksi.

D. Dampak dan Arah Perubahan dari Pembuatan Mega City


Perubahan yang terjadi dalam mega city dapat mencakup berbagai aspek kehidupan
dan memiliki arah perubahan yang beragam. Berikut adalah beberapa dampak
umum yang terjadi dalam mega city dan beberapa arah perubahan:
1. Pertumbuhan Penduduk
Arah perubahan ini adalah peningkatan kepadatan penduduk dan peningkatan
kebutuhan infrastruktur dan layanan publik.
2. Urbanisasi
Arah perubahan ini adalah pergeseran penduduk dari sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa, serta peningkatan pembangunan perkotaan.
3. Perubahan Ekonomi
Arah perubahan ini adalah pertumbuhan ekonomi yang cepat, diversifikasi
ekonomi, dan peningkatan lapangan kerja.
4. Pembangunan Infrastruktur
Arah perubahan ini adalah peningkatan konektivitas, efisiensi, dan
ketersediaan layanan infrastruktur.
5. Perubahan Sosial dan Budaya
Arah perubahan ini adalah terciptanya masyarakat yang lebih kosmopolitan,
perubahan gaya hidup, dan peningkatan keragaman budaya.
6. Tantangan Lingkungan
Arah perubahan ini adalah peningkatan kesadaran akan keberlanjutan,
perlindungan lingkungan, dan pengembangan infrastruktur hijau.

KESIMPULAN
Perubahan dalam mega city tidaklah seragam dan dapat berbeda antara satu
kota dengan yang lain. Namun, arah perubahan tersebut cenderung menuju
pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, pembangunan infrastruktur,
perubahan sosial dan budaya, serta tantangan lingkungan yang harus diatasi dengan
solusi yang berkelanjutan.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dan signifikan di kota-kota besar dapat
memiliki dampak yang besar pada pembangunan infrastruktur. Untuk mengatasi
dampak pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan infrastruktur di kota-kota
besar, diperlukan perencanaan yang baik, pengelolaan yang efisien, serta kolaborasi
antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Investasi dalam infrastruktur
yang berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Pengembangan kota menjadi Mega Cities melibatkan kolaborasi antara
pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan lembaga akademik untuk
merencanakan dan melaksanakan strategi yang komprehensif dalam mengadopsi
teknologi pintar dan praktik berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan kota-kota
tersebut dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, kualitas hidup yang
lebih baik, serta menjadi tempat yang lebih ramah lingkungan bagi penduduknya.
Dari Laju pertumbuhan penduduk di Mega City memiliki kecenderungan
bahwa untuk kecamatan–kecamatan yang berada di pusat kota atau dekat dengan
pusat kota. Tren meningkatnya penduduk di wilayah pinggiran kota disebabkan
beberapa faktor diantaranya meningkatnya harga lahan di pusat kota. Selain itu,
berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa yang membutuhkan dukungan
industri yang sebagian besar berada di wilayah pinggiran kota. Dari analisis korelasi
kepadatan penduduk berdampak signifikan terhadap perkembangan infrastruktur di
kota. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk, semakin banyak ketersediaan
infrastrukturnya. Seterusnya Kebijakan-kebijakan yang ada penerapannya belum
optimal. Pada beberapa mega cities masih mengalami masalah menyangkut
prasarana transpotasi, sarana transportasi, pemakai jalan dan lalu lintas. Pihak
pemerintah perlu ketegasan dalam menjalankan kebijakannya.
DAFTAR PUSTAKA
United Nations, Department of Economic and Social Affairs. (2019). World
Urbanization Prospects 2018. New York: United Nations.
Acemoglu, D., & Autor, D. (2012). What Does Human Capital Do? A Review of
Goldin and Katz's The Race between Education and Technology. Journal of
Economic Literature, 50(2), 426-463.
Shafique, M., & Khan, M. A. (2017). Impact of Rapid Urbanization on
Infrastructure. International Journal of Research-Granthaalayah, 5(6), 75-
84.
Glaeser, E. L. (2014). A World of Cities: The Causes and Consequences of
Urbanization in Poorer Countries. Journal of the European Economic
Association, 12(5), 1154-1199
World Bank. (2017). The Global Urban Competitiveness Report 2017-2018.
Washington, DC: World Bank..
Parikh, P., & Parikh, H. (2016). Impact of Population Growth on Urban
Infrastructure Development in India. Procedia Environmental Sciences, 35,
613-621.
Nour, M. E. (2019). The Impact of Population Growth on Infrastructure
Development in Egypt. Journal of Environmental Science and Engineering
B, 8(9), 253-266.

Anda mungkin juga menyukai