Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA BISNIS

Penulisan makalah ini digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis

Diampu oleh : Alif Sulthon Basyari

Disusun oleh :

1. Devina Anissafaroh (220301217)

2. Devita Nuril Hidayah (220301236)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puja dan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat mengerjakan makalah ini dengan sebaik-baiknya

Makalah ini telah kami susun dengan usaha yang sangat maksimal, namun kami tetap
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

Terlepas dari itu kami sebagai penyusun makalah sadar bahwasannya makalah ini
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami membuka lebar untuk semuanya yang akan
meberikan kritik dan saran untuk makalah ini supaya lebih baik lagi

Dan semoga isi dari makalah ini dapat memberikan informasi yang jelas serta dapat
memberikan inspirasi bagi semua pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Penerapan etika dan bisnis di PT. Garuda Indonesia...................................................................5
2.2 Empat prinsip dasar dalam etika bisnis........................................................................................6
2.3 Teori Alternatif dalam Etika Bisnis di PT Garuda Indonesia.........................................................8
2.4 Pasar bebas di PT. Garuda Indonesia...........................................................................................8
BAB III.............................................................................................................................................12
3.1 kesimpulan..................................................................................................................................... 12

3.2 saran...............................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu ekonomi semakin marak dengan penerapan sistem perekonomian
yang berbeda pada setiap negara. Terkait dengan persoalan ekonomi, maka belakangan
ini telah berkembang pula pemikiran ekonomi diantaranya membahas tentang etika
bisnis, saat ini etika bisnis menjadi topik yang menarik dikalangan para pemilik
perusahaan. Disetiap kegiatan bisnis saat ini mulai menerapkan unsur etika dan moral
dalam aktivitas bisninya, bukan hanya untuk mencapai tujuan bisnisitu sendiri seperti
mendapatkan keuntungan yang besar , melainkan ingin menumbuhkan kedisplinan dan
integritas yang baik. Bersamaan dengan semakin besarnya kesadaran etika dalam
berbisnis, orang mulai menekankan pentingnya keterkaitan faktor-faktor etika dalam
berbisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Penerapan Etika dan Bisnis di PT Garuda Indonesia
2. Penerapan Empat Prinsip Dasar dalam Etika Bisnis di PT Garuda Indonesia
3. Teori Alternatif dalam Etika Bisnis di PT Garuda Indonesia
4. Pasar Bebas di PT Garuda Indonesia

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan Etika Bisnis di PT Garuda Indonesia
2. Untuk mengetahui Penerapan Empat Prinsip Dasar dalam Etika Bisnis di PT Garuda
Indonesia
3. Untuk mengetahui Teori Alternatif dalam Etika Bisnis di PT Garuda Indonesia
4. Untuk mengetahui Pasar Bebas di PT Garuda Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penerapan etika dan bisnis di PT. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu
eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity yang
disingkat menjadi "FLY HI" sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct
yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft
structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda
untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. 
Pada tahun 2011,
Perusahaan menetapkan etika bisnis dan etika kerja perusahaan melalui Surat Keputusan
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11
Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman
perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang
Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia.
Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi
internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika
Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan
perilakuperilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia.
Etika dan perilaku tersebut dalam hubungannya dengan:
A. Hubungan Sesama Insan Garuda.
B.  Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing.
C. Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan
Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi;
Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia
Perusahaan.
D.  Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.
E.    Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi
Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas.

Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan Garuda
Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perusahaan
dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11
Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai Perusahaan wajib memahmai,
menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja serta menandatangani
"Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan."
2.2 Empat prinsip dasar dalam etika bisnis
Prinsip-Prinsip Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Etika Bisnis dan Etika Kerja
Garuda Indonesia ini menjelaskan tentang Etika Kerja dan Etika Bisnis yang harus
ditampilkan oleh Insan Garuda Indonesia dan yang tidak boleh ditampilkan oleh Insan
Garuda Indonesia sebagai penjabaran dari pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yaitu:
Transparansi Garuda Indonesia menjamin pengungkapan informasi material dan
relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan
tepat waktu serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Prinsip
keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai
Garuda Indonesia dan Pelanggan sesuai dengan peraturan perundanganundangan yang
berlaku;
Akuntabilitas Garuda Indonesia menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban masing-masing organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham,
Dewan Komisaris dan Direksi) agar pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.
Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ perusahaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang
dibebankan oleh Garuda Indonesia kepadanya.
Pertanggungjawaban Garuda Indonesia menjamin kesesuaian antara pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap Pemerintah sesuai peraturan yang
berlaku, bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat
memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat.
Kemandirian Garuda Indonesia menjamin pengelolaan perusahaan secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
Kewajaran Garuda Indonesia menjamin keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif melalui berbagai
saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan sistem penilaian pegawai. Sosialisasi
melalui saluran komunikasi internal perusahaan baik cetak maupun elektronik, tatap muka
dan diskusi ke semua Unit Kerja baik di kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta melalui
program pelatihan. Melalui proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini jumlah pegawai yang telah
menandatangani lembar komitmen kepatuhan terhadap etika. Perusahaan telah mencapai
2.980 pegawai dari berbagai profesi dan unit kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai
lebih dari separuh dari total pegawai Perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan
whistleblowing system sebagai alat manajemen untuk membantu penegakkan etika
perusahaan. Melalui system ini diharapkan semua pemangku kepentingan mau melaporkan
dugaan pelanggan etika yang dilakukan oleh oknum Pegawai Garuda.

2.3 Teori Alternatif dalam Etika Bisnis di PT Garuda Indonesia


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN yang bergerak
dalam bidang usaha jasa angkutan udara niaga. Pada awal juli 2019, Direktur Utama PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan dua pihak lain yaitu Direktur Niaga Garuda Indonesia
dan Direktur Utama Citilink Indonesia dipanggil oleh KPPU dikarenakan dugaan rangkap
jabatan di Sriwijaya Air. Sebelumnya, KPPU menelisik rangkap jabatan direksi Garuda
Indonesua karena timbul dugaan persaingan usaha yang tidak sehat. Masalahnya, tiga direksi
yang menjabat didua perusahaan penerbangan sekaligus berpotensi mengatur harga jual ke
pasar. Sebab, dikhawatirkan akan terjadi praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat
yang mempengaruhi iklim persaingan usaha di industri penerbangan. KPPU menduga Garuda
Indonesia justru mengendalikan Sriwijaya Air lewat KSO yang terjalin, padahal seharusnya
Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air bersaing (CNN Indonesia: 2019). Permasalahan rangkap
jabatan ini erat kaitannya dengan penciptaan tata kelola perusahaan yang baik (Good
corporate governance). Dimana Dewan Komisaris dan Dewan Direksi memiliki peranan
penting dalam memonitoring dan mempromosikan tata kelola perusahaan yang baik guna
memaksimalkan nilai perusahaan dan stakeholder (Maulida: 2015). Rangkap jabatan pada
Direktur Utama PT Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan BUMN memang menjadi
kritikan keras, utamanya dari KPPU. Karena Kapabilitas dan Independensi Dewan Direksi
yang memiliki rangkap jabatan patut untuk dipertanyakan. Seperti yang dilansir oleh CNN
Indonesia, Direktur Utama PT Garuda yang merupakan eks petinggi PELINDO III juga
memiliki jabatan di Sriwijaya Air sebagai Komisaris Utama. Serta terdapat dua pihak lain
yaitu Direktur Niaga Garuda Indonesia dan Direktur Utama Citilink Indonesia yang juga
mengemban posisi komisaris di Sriwijaya Air. Namun, pada akhirnya tuntutan KPPU ini
ditutup, karena setelah dipanggilnya pihak-pihak yang terkait dan mentri BUMN, didapatkan
bahwa rangkap jabatan ini merupakan arahan dari pemerintah (BUMN) yang juga sebagai
pemegang saham mayoritas. Rangkap jabatan ini juga mendapat restu dari pemegang saham
Sriwijaya Air dan sebagai syarat BUMN untuk mendapatkan kepastian atas kemampuan
Sriwijaya Air dalam mengembalikan kewajiban utangnya. Akhirnya, KPPU mendorong agar
pemerintah tidak terlampau mengintervensi harga karena, idealnya, KPPU masih meyakini,
harga seyogyanya masih dari mekanisme pasar.

2.4 Pasar bebas di PT. Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia menyiapkan strategi dalam menghadapi ketatnya persaingan


antar maskapai, khususnya munculnya dua maskapai baru yang melayani pasar full service
tahun ini. Manajemen berencana meningkatkan pelayanan pesawat dan post flight. Senior
Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan layanan pre-in di
antaranya memperbanyak jaringan akses pemesanan dan pembelian tiket, mempermudah
pemesanan online serta bekerja sama dengan 16 bank. “Kita juga memperbanyak tiketing
office, peningkatan lounge dan terminal khusus Garuda di berbagai bandara,” ujarnya dikutip
dari merdeka.com, Rabu (2-1-2013) Untuk pelayanan dalam penerbangan, lanjutnya, Garuda
mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan menyediakan berbagai menu makan
khas Indonesia. Sarana hiburan pendukung seperti audio dan video juga dibenahi. “Kita juga
akan membuka layanan first class dengan chef onboard,” tuturnya. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan mobilisasi, Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru termasuk
tipe B 777-300ER. Selain itu perseroan juga bekerjasama dengan beberapa maskapai
internasional seperti Singapura, China atau Turkish Airlines. “Ini supaya jaringan
penerbangan kita semakin luas,” imbuhnya. Sebelumnya, pada tahun 2013 nanti setidaknya
ada 2 maskapai baru pesaing Garuda Indonesia yang bergerak dalam penerbangan pelayanan
penuh dan eksekutif, terbang di langit Indonesia. Salah satu maskapai tersebut adalah Batik
Air. Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari Airlines. Batik Air ditargetkan akan
beroperasi pada Maret 2013.

Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air.
Nam Air adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan
layanan penuh (full service) berjadwal. Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra
Lie, Nam Air merupakan unit bisnis strategis untuk melayani rute domestik tertentu. Nam Air
ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. Maskapai ini mengoperasikan rencananya akan
mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit untuk
melayani rute domestik.

A. Faktor Internal Perusahaan

1.    Kekuatan (Strengths):


 Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia Garuda saat ini mengoperasikan 89
pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus
330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri
300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG.
 Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga
tahun 2010.
 Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda
Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste,
and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain.
 Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat.
 Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten,
berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient &
effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness, and Integrity) disetiap
insan Garuda Indonesia.
 Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati
terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin pasar
untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia).
 Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga
menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih
di Indonesia.
 Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan
bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat.
 Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan.
 Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik.

Kelemahan (Weakness):

 Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan
cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;
 Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah
kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus
dibayar.
 Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu.
 Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan
datang.
 Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.

B. Faktor Eksternal Perusahaan

1.    Peluang (Opportunities):

 Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang


dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional
jarak jauh.
 Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan
yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun
2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar
8,20%.
 Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang
bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
 Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

2.   Ancaman (Threats)

 Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas.
 Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina.
 Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat
mengakibatkan penurunan permintaan.
 Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
 Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi
penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kaitannya dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial PT Garuda Indonesia sudah
melakukan beberapa kegiatan yang mendukung terciptanya etika bisnis dan tanggung jawab
sosial oleh perusahaan. Beberapa prinsip etika bisnis yang sudah dilakukan PT Garuda
Indonesia dengan mengindahkan nilai-nilai efficient & effective; Loyalty; customer
centricity; Honesty & Openness dan Integrity , dan dengan penetapan etika bisnis dan etika
kerja perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero).
Etika bisnis dan etika kerja serta whistleblowing system disosialisasikan pula kepada Mitra
Usaha sehingga dapat membantu proses penegakkan etika di perusahaan serta bersama-sama
menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat. Tata nilai "FLY HI" dan etika
Perusahaan merupakan soft structure untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai
pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance). Sedangkan beberapa CSR yang mereka lakukann Melalui
Garuda Indonesia Peduli

Garuda Indonesia telah menjalankan program CSR yang dirancang untuk mendukung
perkembangan masyarakat dan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Program-program yang dijalankan juga kerap disinergikan dengan upaya Pemerintah, dan
institusi lainnya baik domestik maupun internasional yang menyentuh 3 aspek CSR yakni
Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan secara konsisten dan berkesinambungan.

Saran

Dikarenakan prinsip sebagai wujud etika bisnis dan tanggung jawab sosial sudah
dilaksanakan, PT Garuda Indonesia sebaiknya mempertahankan kewajiban dan prinsip
tersebut yang sudah memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Dan alangkah lebih baiknya
jika mereka menambah kegiatan lain yang mungkin belum pernah dilakukan kaitannya
dengan etika bisnis
Daftar Pustaka

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/95190502/482753380libre.pdf?
1670044329=&responsecontentdisposition=attachment%3B+filename
%3DFenomena_Fraud_Bumn_Dua_Kapal_Satu_Nakho.pdf&Expires=1685688624&Signature=Q5xUc
5V6~GI22yg4yzqJ2y5N79sfJVTdYPkavmkjCc81NBC2SLzrHBH02Du1pv0ToibaVYhsUIgbkPiXev12LZ5CJ
HvziZ71a7aWOUy2JexsCuGyMjp75QT1iBfvvWJloEtJpgKpEVU15Gs94MrgCu~mj~YkS6~vt5RxYyp73FD
YQR8jCpPJ6PRNrYkP7UoROlioTOWDiD7U7UQeHaX4M2plTSMCaKd9xPLu9PC9pcaFScakOVl3UrrgZq8
MF8KlknN1pYzzpHOfjiDvhY9qRK6Cj~SMAe6zCsAEbF~d1N8YhXtnudHsKXWINe1sHdwjSPDtNJTqtl3W
TiLA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

https://www.academia.edu/39670555/
ETIKA_BISNIS_PENERAPAN_ETIKA_BISNIS_PERUSAHAAN_GARUDA_INDONESIA_KELOMPOK

https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/komunikasi-bisnis/contoh-kasus-
pelanggaran-etika-bisnis-oleh-perusahaan/20123126

Anda mungkin juga menyukai