Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.

2 April 2022 | Page 520

Pengolahan Citra Rontgen Untuk


Mengukur Tingkat Kepadatan Tulang
Dengan Statistik Orde 1
Roengent Image Processing For Bone
Density Measurement Using First Order
Statistics Method
1st Gerhat Yehuda Ringo 2nd Hilman Fauzi TSP 3rd Fenty Alia
Universitas Telkom Universitas Telkom Universitas Telkom
Fakultas Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro
Bandung, Indonesia Bandung, Indonesia Bandung, Indonesia
geringgg@student.telkomuniversity hilmanfauzitsp@telkomuniversity.a aliafenty@telkomuniversity.ac.id
.ac.id c.id

Statistik Orde 1, Seleksi Ciri


Abstrak
Pada zaman sekarang sudah banyak orang yang Abstract
mengalami pengeroposan tulang baik orang yang masih In this day and age, there are many people who
muda ataupun yang sudah lanjut usia. Pengeroposan experience bone loss both young and elderly people.
pada tulang bisa terjadi pada siapapun tanpa mengenal Bone loss can occur in anyone without knowing the age
batasan usia dan tidak dapat diketahui oleh limit and cannot be known by the sufferer because it does
penderitanya karena tidak menimbulkan gejala not cause specific symptoms. If the bone is porous, even a
spesifik. Jika tulang keropos, benturan yang sangat very light impact can cause fractures. Therefore, human
ringan pun dapat menyebabkan patah tulang. Oleh bone density is very important because bones have a
karena itu, kepadatan tulang manusia sangatlah function to support the body and protect human organs.
penting karena tulang memiliki fungsi untuk menopang Detection needs to be done so that bone loss can be
tubuh dan juga melindungi organ tubuh manusia. handled immediately before the occurrence of unwanted
Rontgen atau sinar-x merupakan citra yang dari things.Roentgen or X-rays are images that result from the
tindakan memakai radiasi oleh sinar-x melalui tubuh act of using radiation by x-rays through the body to take
untuk mengambil gambar bagian dalam tubuh. pictures of the inside of the body. Generally, X-rays are
Umumnya, rontgen dipakai untuk menganalisa used to analyze health problems, and anything related to
masalah kesehatan dan apapun yang berkaitan them to monitor health conditions. A grayscale image is a
dengannya untuk memantau kondisi kesehatan. Citra digital image that only has a gray level or one channel
grayscale merupakan sebuah citra digital yang hanya value in each pixel, which means the color value has the
mempunyai tingkat keabuan atau satu nilai kanal di same intensity (Red = Green = Blue).This system is
setiap pixel, yang artinya nilai warna memiliki designed to measure the level of bone density of the tibia
intensitas yang sama (Red=Green=Blue). Sistem ini and knee. The level of bone density in the X-ray image is
dirancang untuk mengukur tingkat kepadatan tulang processed to obtain its characteristics using the statistical
tibia dan knee. Tingkat kepadatan tulang pada citra method of order 1 to represent the characteristics, and
rontgen diolah untuk mendapatkan cirinya features are selected using the Wilcoxon method. The
menggunakan metode statistik orde 1 untuk resulting range from data processing on the normal knee
merepresentasikan ciri-cirinya, serta dilakukan bone is the mean parameter range from 153.1809 to
pemilihan ciri menggunakan metode Wilcoxon. 182.3937, the knee bone is not normal 80.7181 to
Rentang yang dihasilkan dari pengolahan data pada 102.1955, the tibia bone is abnormal, the mean parameter
tulang knee normal rentang parameter mean 153,1809 range is 104.4473 to 108.6860, the normal tibia 144.7785
sampai 182,3937, tulang knee tidak normal 80,7181 to 176.1084.
sampai 102,1955, tulang tibia tidak normal rentang Key words: Bone Density, Roentgen Imagery, Order
parameter mean 104,4473 sampai 108,6860, tibia Statistics 1, Feature Selection
normal 144,7785 sampai 176,1084.
Kata Kunci: Kepadatan Tulang, Citra Rontgen,

dari itu tulang menjadi penopang


I. PENDAHULUAN
Tulang merupakan salah satu bagian terpenting
dalam kehidupan manusia dalam perihal
melindungi organ-organ tubuh manusia. Tulang
adalah organ yang memiliki struktur kuat maka
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 521

serta menciptakan bentuk tubuh manusia. Tulang


manusia mengandung kalsium fosfat, bila
kandungan zat tersebut berkurang akan b. Citra Digital.
mengakibatkan kerapuhan pada tulang [1].
Osteoporosis merupakan gangguan pada
kepadatan tulang manusia [2]. Pengeroposan
tulang yang diakibatkan menurunnya tingkat
kepadatan tulang atau yang sering disebut
osteoporosis tidak terjadi begitu saja. Pada
umumnya osteoporosis terjadi pada tulang
panjang,tulang belakang dan tulang panggul [3].
Pada penelitian sebelumnya, pengecekan
kepadatan tulang dilakukan dengan sistem
aplikasi pada citra x-ray yang menggunakan Gambar 1 Hasil rontgen tulang.
metode otsu [4]. Pada penelitian tersebut data Citra digital merupakan sebuah gambar
tulang yang digunakan adalah jenis fremur atau hasil dari proses sampling dua dimensi [7]
tulang paha, dengan menggunakan metode otsu menggunakan komputer. Dapat didefinisikan
yang akan mencari nilai ambang terbaik. Hasil sebagai fungsi yang berukuran M baris dan N
dari penelitian tersebut nilai thresholding yang kolom [8]. Tujuan dari dilakukannya citra digital
dihasilkan menggunakan metode otsu terbilang adalah untuk mempermudah manusia ataupun
kurang tepat untuk digunakan. Thresholding mesin dalam menginterpretasikannya. Dalam
merupakan salah satu dari proses penelitian citra digital memiliki beberapa elemen
tersebut dengan tujuan menghitung jumlah piksel didalamnya, elemen-elemen tersebut
lalu menentukan tulang normal atau osteoporosis digabungkan dalam satu ruang yang disebut pixel.
[5]. Dari hasil perhitungan menggunakan metode
statistik selanjutnya akan dilakukan perhitungan c. Entropi
kolmogorov smirnov, p-value, dan wilcoxon. Entropi merupakan ukuran derajat
Sebelumnya dilakukan klasifikasi berdasarkan ketidakteraturan suatu sistem. Pada pengolahan
umur, lalu melakukan perhitungan pixel citra, entropi diskrit adalah ukuran jumlah bit yang
menggunakan Matlab. dibutuhkan untuk mengkodekan data citra.
Semakin tinggi nilai entropi yang dihasilkan
II. KAJIAN TEORI maka gambar tersebut semakin detail atau
a. Rontgen. kompleks, entropi juga merepresentasikan jumlah
Rontgen atau sinar-x merupakan citra yang informasi yang terkandung di dalam sebaran data
dari tindakan memakai radiasi oleh sinar-x [9]. Oleh karena itu nilai entropi dapat digunakan
melalui tubuh untuk mengambil gambar bagian sebagai ciri suatu citra yang menunjukan
dalam tubuh. Analisa atau diagnosa yang heterogenitas citra dilihat dari nilai-nilai piksel
dilakukan menjadi tidak akurat, namun hasil yang yang menyusun citra [10]. Entropi Shannon di
bagus dari citra rontgen memiliki peran yang definisikan sebagai berikut :
sangatlah penting dalam menganalisa dan
mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh
seseorang. Sinar ditangkap dengan gambar,
dengan warna yang berbeda terlihat pada gambar
hasil rontgen mengindikasikan bahwa bagian-
bagian tubuh yang berbeda, perbedaan warna ini Keterangan:
ialah didasarkan pada kepadatan bagian I = entropi citra asli
tubuh,yaitu sinar-x menunjukkan tulang sebagai p(k) = peluang munculnya nilai k pada citra I
gambar putih[6].
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 522

L=2q = tingkat keabuan “tolak” atau “gagal tolak”. Dalam melakukan uji
jumlah bit hipotesis p-value dimana Ho ditolak jika p-value
𝑛 < 0,05. P-value atau nilai probabilitas adalah
(4)
𝑇+ = ∑ 𝑟(|𝑑𝑖|)𝐼(𝑑𝑖 > ukuran ketidaksesuaian dari sebuah data. Secara
0) teori nilai p atau p-value adalah ukuran bukti yang
𝑖=1 berkelanjutan.
E(I) = notasi entropi
d. Wilcoxon
III. METODE Pengujian menggunakan metode Wilcoxon
Metode statistik merupakan prosedur yang digunakan untuk mengukur signifikansi
digunakan dalam penyajian suatu data. Metode perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan
statistic orde 1 terdiri dari Mean, Median, Modus, yang dimana uji-t tidak terpenuhi atau tidak
Standar Deviasi, Kurtosis dan Skewness. Dengan berdistribusi normal [11]. Kelompok data yang
proses pengumpulan, pengorganisasian, berpasangan harus simetris agar dapat
peringkasan, dan penyajian data. Selain untuk menggunakan metode Wilcoxon.
menyajian suatu data metode statistik dapat
digunakan untuk pengujian dugaan dan penarik Keterangan:
kesimpulan dalam suatu kelompok data. di = xi – M0
I = fungsi indikator
a. Kolmogorov Smirnov Untuk menguji signifikasi H0 : MX = M0
Pengujian kolmogorov smirnov bertujuan
untuk pengujian normalitas sebuah data. Uji e. Pemodelan Sistem
kolmogorov smirnov adalah uji beda antara data f. Model Sistem
yang diuji dengan data normal baku. p-value Pada model sistem tugas akhir ini penulis
adalah nilai peluang terkecil dalam suatu merancang sebuah sistem yang dapat mendeteksi
pengujian hipotesis. Jika p kurang dari 0,05 maka kepadatan tulang manusia. Secara tidak langsung
terdapat perbedaan yang signifikan antar data dan sistem ini dapat mendeteksi kepadatan tulang
p lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat yang berpotensi tidak normal dan kepadatan
perbedaan yang signifikan. Persamaan tulang normal. Citra masukan adalah hasil rontgen
Kolmogorov Smirnov sebagai berikut citra X-ray tulang tibia dan tulang knee. Sistem
akan mendeteksi kepadatan tulang dari tingkatan
warna putih pada setiap citra. Sistem dibuat
menggunakan komputer

Keterangan: Gambar 2 Diagram model system


Z = Transformasi dari angka notasi pada Langkah pertama dilakukan akuisisi data dari
distribusi normal
Xi = angka dari data
SD = Standar deviasi
Rumah Sakit pada bagian radiologi untuk
Fs = Probabilitas komulatif empiris
mendapatkan citra X-ray tulang. Selanjutnya
dilakukan proses pre-processing dengan cropping
b. P-value
bagian tulang yang akan digunakan pada setiap
P-value sangat popular dalam kalangan
citra dan menggunakan background warna hitam.
peneliti sebagai pendekatan pengambil keputusan
Langkah
selanjutnya, dilakukan resize pada citra untuk dari proses pengambilan data di Poliklinik
mendapatkan ukuran pixel yang serupa antar Radiologi Rumah Sakit Dustira Bandung. Citra
semua citra. Hasil dari sistem ini adalah nilai dihasilkan dari ruangan dan alat rontgen yang
pixel putih yang diklasifikasikan menggunakan sama. Data yang dihasilkan dari akusisi data
statistik orde 1. terdapat 76 citra digital tulang knee yang
diantaranya 31 tulang knee jenis kelamin laki-laki
c. Akuisisi Data dan 45 tulang knee berjenis kelamin perempuan.
Tidak ada kriteria khusus dalam Selanjutnya untuk tulang tibia terdapat 63 citra
pengambilan data citra digital yang didapatkan digital yang diantaranya 44 citra berjenis kelamin
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 523

laki-laki dan 19 citra berjenis kelamin perempuan.

a. Pre-processing
(a)

(b)
Gambar 3 Contoh citra rontgen tulang (a) knee (b)
tibia.
(a) (b)
(b) Gambar 4 Hasil pre-processing tulang
(a) knee (b) tibia.
Pre-processing merupakan tahap persiapan
pengolahan citra untuk dilakukan di tahap
selanjutnya. Pada tahap ini, citra yang diambil
hanya citra bagian tulang tibia dan tulang knee
saja. Oleh karena itu, dilakukan cropping secara
manual cropping seperti pada gambar 4 untuk
memaksimalkan proses pengolahan data yang
diperlukan.
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 524

Adapun gambaran umum tahap pre-processing dapat


dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Flowchart tahap pre-processing

b. Pengolahan Data
Data yang sudah dilakukan pre-
processing kemudian dikumpulkan untuk
dilakukan pengolahan data dan analisis tingkat
keabuan pada tulang knee dan tulang tibia.
Analisis menggunakan metode statistik yang akan
membantu menemukan rentang parameter. Alur
pengolahan data dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Flowchart pengolahan data

Selanjutnya jika hasil uji tes Dn < Ks

c. Pengujian dan Analisis Sistem


Pada bagian ini dibahas tentang hasil dan
analisis dari pengujian system yang telah
dikembangkan. Pengujian sistem bertujuan untuk
mengetahui dan menilai performansi dari sistem
yang telah dibuat. Hasil dari pengujian sistem
table maka data parameter tersebut
yang telah dirancang ini akan dianalisis untuk
berdistribusi normal dan akan dilanjutkan dengan
pengukuran akurasi sistem.
uji p-value, sedangkan apabila Dn > Ks table
d. Tes Normalisasi dan Signifikan
maka data parameter berdistribusi tidak normal
Pada penelitian Tugas Akhir ini dilakukan
dan akan dilakukan uji signifikan menggunakan
tes normalisasi dan signifikan pada data
metode Wilcoxon.
pengolahan citra. Berikut hasil metode yang
digunakan untuk tes normalisasi dan signifikan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
e. Uji Normalitas
a. Proses Uji Kriteria Pengujian distribusi menggunakan metode
Pada proses uji kriteria dilakukan kolmogorov smirnov bertujuan untuk mengetahui
perhitungan identifikasi pola data dengan kelompok data tersebut merupakan distribusi
menghitung nilai minimum, maksimum, dan rata- normal atau distribusi tidak normal. Dibawah ini
rata pada setiap nilai parameter yang dihasilkan merupakan hasil uji kolmogorov smirnov dari
pada pengolahan data. Tujuan dari proses uji parameter statistik mean, median, modus,
kriteria adalah menemukan pola data pada setiap kurtosis, skewness, standar deviasi dan entropi.
parameter tulang knee dan tulang tibia, baik yang
normal ataupun yang tidak normal. Pola data di
uji pada setiap parameter yang akan digunaka.
1. Tulang Tibia metode kolmogorov smirnov berfokus pada hasil
Normal distribusi normal atau tidak normal. Pada tabel 1
Tabel 1 Hasil Kolmogorov Smirnov Tulang Tibia bahwa hasil dari uji normalisasi menggunakan
Normal metode kolmogorov smirnov terhadap parameter
statistik orde 1 tulang tibia normal adalah seluruh
parameter berdistribusi tidak normal. Hal tersebut
disebabkan karena seluruh parameter ciri
memiliki nilai Dn lebih besar dari nilai Ks
Analisis dari uji distribusi menggunakan tabelnya.
2. Tulang Tibia Tabel 2 Hasil Kolmogorov Smirnov Tulang Tibia
Tidak Normal
Pada tabel 2 bahwa hasil dari uji normalisasi
menggunakan metode kolmogorov smirnov
Beresiko Tidak terhadap parameter statistik orde 1 tulang tibia
Normal normal adalah seluruh parameter berdistribusi
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 525

tidak normal, hal ini dapat diketahui berdasarkan nilai Dn > Ks tabel.Tulang Knee Normal
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 526

Tabel 3 Hasil Kolmogorov Smirnov Tulang Knee Knee Tidak Normal


Normal Uji signifikan metode Wilcoxon pada tulang
knee beresiko tidak normal dapat dilihat pada tabel
6. Parameter signifikan mean, kurtosis, skewness
dan entropi memiliki nilai p < 0,05.
3. Tulang Tibia
Pada tabel 3 menunjukan bahwa data pada Normal
tulang knee normal memiliki distribusi tidak Tabel 7 Uji Signifikan Tulang Tibia Normal
normal. Hal iniberdasarkan oleh hasil uji metode Mea Medi Mod Kurto Skewn Standar Entro
n an us sis ess Deviasi pi
kolmogorov smirnov yang seluruh nilai Dn > Ks
p-value 0 1 1 0 0 1 0
tabel.
signifik yes no no yes yes no yes
3. Tulang Knee an
Beresiko Tidak
Uji signifikan tulang tibia normal
Normal
menggunakan metode wilcooxn menghasilkan
Tabel 4 Hasil Kolmogorov Smirnov Tulang Knee
Beresiko Tidak Normal empat parameter pengujiansignifikan yaitu mean,
kurtosis, skewness, dan entropi. Hasil signifikan
tersebut dapat dilihat pada tabel 7.
Mea Medi Mod Kurto Skewn Standar Entro 4. Tulang Tibia
n an us sis ess Deviasi pi Beresiko Tidak
W-crit 388 388 388 388 388 388 388 Normal
signifik yes yes yes yes yes yes yes Tabel 8 Uji Signifikan Tulang Tibia Tidak Normal
an
Uji signifikan tujuh parameter tulang tibia
Hasil uji pendistribusian menggunakan tidak normal menggunakan metode Wilcoxon,
kolmogorov smirnov pada tulang knee tidak seluruh parameter statistik orde 1 adalah
normal dengan nilaiberdasarkan pada tabel 4
signifikan, karena seluruh w-crit setiap parameter
terdistribusi tidak normal, karena Dn > Ks tabel.
sama. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat
pada tabel 8.
f. Uji Signifikan
g. Perhitungan Kriteria Normal dan Tidak Normal
Dari hasil uji distribusi data menggunakan
Perhitungan dilakukan pada empat
kolmogorov smirnov didapatkan bahwa seluruh
parameter signifikan yang sudah diuji
parameter statistik terdistribusi tidak normal,
menggunakan metode Wilcoxon yaitu mean,
maka pengujian signifikan dilakukan dengan
kurtosis, skewness, dan entropi. Tujuan dari
Wilcoxon. Mean menjadi pembanding dengan
perhitungan kriteria ini adalah untuk
beberapa parameter lainnya.
mendapatkan rentang pada setiap nilai parameter.
Dapat dilihat pada gambar 7 menunjukan bahwa
hasil kriteria tulang knee normal dan tulang knee
1. Tulang Knee tidak normal memiliki rentang yang cukup lebar.
Normal Pada knee mean normal memiliki rentang 83.5120-
Tabel 5 Uji Signifikan Tulang Knee Normal 255, tidak normal 0-175.7626, knee kurtosis
Mea Medi Mod Kurto Skewn Standa normal 3.0595-8.9926, tidak normal 2.4999-
p-value n 0 an1 us1 sis ess rD 9.0770, knee
signifik
an skewness normal -2.0943 sampai 0.0034, tidak
Uji signifikan tulang knee normal dapat
normal -2.1687 sampai 0.4029, knee entropi
dilihat pada tabel 5. Hasil signifikan pada
normal 6.3223- 7.4554, tidak normal 6.2561-
Me Medi Mod Kurto Skewn Stand 7.5971. Pada tibia mean normal memiliki rentang
p- an0 an1 us1 sis ess ar D
signifi
value 176.1084-255, tidak normal 0- 158.2859, tibia
kan
pengujian tulang knee normal menujukan kurtosis normal 2.9836-7.7784, tidak normal
parameter mean, kurtosis, dan skewness, dan 3.5786-5.9730, tibia skewness normal -2.2229
entropi merupakan parameter yang signifikan. sampai -0.2065, tidak normal -1.6773 sampai -
Hal tersebut terjadi karena nilai p-value < 0,05. 0.7082, tibia entropi normal 6.4604-7.3959, tidak
2. Tulang Knee normal 6.7796- 7.1133. Tahap ini bertujuan untuk
Beresiko Tidak mengetahui tulang normal atau tulang tidak
Normal
normal berdasarkan rentang nilai pada setiap
Tabel 6 Uji
parameter.
Signifikan Tulang
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 527

Hasil dari pengujian uji normalisasi


menggunakan metode kolmogorov smirnov pada
tujuh parameter pengujian seluruhnya
berdistribusi tidak normal. Dari tujuh parameter,
empat paremeter terpilih signifikan yaitu mean,
Gambar 7 Grafik perhitungan kriteria tulang (a) kurtosis, skewness dan entropi. Selanjutnya
knee yang normal dan tidak normal, (a)1 mean,
melakukan perhitungan rentang pada empat ciri
(a)2 kurtosis.(a)3 Skewness, (a)4 Entropi. (b)
tibia yang normal dan tidak normal, (b)1 mean, parameter terpilih. Rentang nilai tulang normal
(b)2 kurtosis. (b)3 Skewness, (b)4 Entropi. dan tulang tidak normal berbeda pada setiap
parameter. Tulang normal memiliki rentang yang
h. Analisis Perhitungan Rentang Parameter 2 dan lebih lebar dari pada tulang tidak normal.
3 Terdapat grey area atau area abu-abu pada
Pada analisis perhitungan rentang parameter rentang tulang normal dan tulang tidak normal,
2 dan 3 dilakukan perlakuan toleransi dan selisih. system tidak dapat melakukan penilain rentang
Perhitungan rentang parameter 2 dan 3 maka dibutukan pengumpulan data kembali agar
menghasilkan rentang yang tidak beririsan antara rentang lebih baik. Mean merupakan salah satu
tulang normal dan tulang tidak normal. Pada knee pengolahan data yang sangat sering digunakan,
mean normal memiliki rentang 153.1809-255, menentukan rata-rata pixel keabuan pada setiap
tidak normal 0-102.1955, knee kurtosis normal citra. Kurtosis adalah ukuran statistik yang
6.8101-8.9926, tidak normal 2.4999-3.3310, knee mengelompokan pada distribusi frekuensi.
skewness normal -0.5779 sampai 0.0034, tidak Skewness adalah ukuran ketidakseimbangan
normal -2.1687 sampai -1.4877, knee entropi distribusi frekuensi. Rentang parameter mean
normal 7.1591-7.4554, tidak normal 6.2561- pada tulang tibia normal mean 144,77 sampai
6.6487. Pada tibia mean normal memiliki rentang 176,1084 sedangkan tulang tibia tidak normal
176.1084-255, tidak normal 0-108.6860, tibia parameter mean memiliki rentang 104,4473
kurtosis normal 6.0609-7.7784, tidak normal sampai 108,6860. Tulang knee normal memiliki
3.5786-3.7330, tibia skewness normal -0.6620 rentang parameter mean 153.1809 sampai
sampai -0.2065, tidak normal hanya -1.6773, tibia 182.3937, dan tulang knee tidak normal 80.7181
entropi normal 7.2612-7.2765, tidak normal sampai 176.1084. Dapat dianalisis bahwa tulang
6.7796-6.7924. Rentang didefinisikan dalam tidak normal memiliki rentang yang lebih kecil
bentuk grafik garis yang dapat dilihat pada dibandingkan dengan tulang normal.
gambar 9.
V. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian dan

Gambar 9 Grafik perhitungan kriteria tulang


(a) knee yang normal dan tidak normal, (a)1 melakukan analisis sistem, maka dapat
mean, (a)2 kurtosis.(a)3 Skewness, (a)4 disimpulkan bahwa:
Entropi. (b) tibia yang nomal dan tidak normal, Citra rontgen dapat di representasikan melalui 7
(b)1 mean, (b)2 kurtosis. (b)3 Skewness, (b)4 ciri pada statistik orde 1 yaitu mean, median,
Entropi. Pada analisis perhitungan rentang modus, kurtosis,skewness, standar deviasi, entropi.
parameter 3 Dengan demikian, dilakukan investigasi terhadap 7
ciri menggunakan metode
i. Analisis Umum
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 528

Kolmogorov Smirnov dan Wilcoxon. Maka parameter mean 153,1809 sampai 182,3937,
dengan itu didapatkan bahwa 4 ciri yang tulang knee tidak normal 80,7181 sampai
signifikan berdasarkan hasil uji Kolmogorov 102,1955, tulang tibia tidak normal rentang
Smirnov ditemukan bahwa 4 ciri dari orde parameter mean 104,4473 sampai 108,6860, tibia
statistik 1 bernilai signifikan terhadap ciri tingkat normal 144,7785 sampai 176,1084. Dapat
kepadatan tulang. Bahwa karakter ciri untuk disimpulkan bahwa tulang normal memiliki nilai
setiap tulang knee dan tibia untuk tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan tulang tidak
kepadatan dilakukan dengan analisis perhitungan normal bila dianalisis dari hasil nilai rentang
rentang maka didapatkan rentang untuk yang masing-masing parameter diatas.
normal untuk tulang knee normal rentang

REFERENSI [8] R. D. Kusumanto and A. N. Tompunu,


“Pengolahan Citra Digital Untuk
Mendeteksi Obyek Menggunakan
[1] I. Mardianto and D. Pratiwi, “Sistem
Pengolahan Warna Model Normalisasi
Deteksi Penyakit Pengeroposan Tulang
RGB,” Seminar Nasional Teknologi
Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan
Informasi & Komunikasi Terapan 2011
Backpropagation Dan Representasi Ciri
(Semantik 2011), 2011.
Dalam Ruang Eigen,” CommIT
(Communication Inf. Technol. J., vol. 2, [9] M. Wulandari, “Pengukuran SSIM dan
no. 1, 2008. Analisis Kinerja Metode Interpolasi
Peningkatan Kualitas Citra Digital,” J.
[2] S. Mardiyah and R. A. D. Sartika,
Muara Sains, Teknol. Kedokt. dan Ilmu
“Gangguan Kepadatan Tulang pada
Kesehat., vol. 1, no. 1, 2017.
Orang Dewasa di Daerah Urban dan
Rural,” Kesmas Natl. Public Heal. J., [10] R. C. Gonzalez and R. E. Woods, Digital
2014. Image Processing (3rd Edition). 2007.
[3] W. Wiyono, B. Nugroho, N. Prima, T.
Firmansyah, and S. Wardoyo,
“Identifikasi Osteoporosis Pada Vertebra
Spinalis Menggunakan Metode Blended
Statistical-Index Singh,” Setrum Sist.
Kendali-Tenaga- elektronika-
telekomunikasi-komputer, vol. 7, no. 1, p.
26, Jun. 2018.

[4] M. Angga Wiratama, M. Reza Faisal, R.


Adi Nugroho, J. A. Yani Km, and K.
selatan, “Perancangan Sistem Aplikasi
Terhadap Penentuan Tulang Osteoporosis
Pada Citra X-Ray Tulang Paha Dengan
Thresholding Metode Otsu,” Kumpulan
jurnaL Ilmu Komputer (KLIK),vol. 02,
no. 02, p. 75, 2015.

[5] S. Bachtiar, “Analisis Pembentukan


Gambar Dan Batas Toleransi Uji
Kesesuaian Pada Pesawat Sinar-X
Diagnostik,” BATAN, 2011.

[6] N. Zaid Munantri, H. Sofyan, and M. Yanu,


“Aplikasi Pengolahan Citra Digital Untuk
Identifikasi Pohon,”
TELEMATIKA, Vol. 16, No. 2, 2019.

[7] R. Favoria Gusa, “Pengolahan Citra Digital


untuk Menghitung Luas Daerah Bekas
Penambangan Timah,”
Jurnal Nasional Teknik Elektro, vol. 2, no.
2, 2013.

Anda mungkin juga menyukai