Abstract
This article discusses understanding the concept of justice and how to apply it in
society, where the concept of justice is one of the main challenges in political
philosophy. The discussion of the theory of justice is interesting as it provides an insight
into how justice can be implemented in society. One of the major contributors in this
field is John Rawls, a renowned political philosopher known for his revolutionary
theory of justice. Some explanations of the theory of justice as a philosophical approach
popularized by John Rawls have also been presented in this article. In this article, we
will explore John Rawls' perspective on the theory of justice, including its principles,
key concepts, and the implications and relevance in modern society. A literature review
or literature study is the approach used in this article, which relates to the research
problem from various sources, including journals, reference books, the internet, and
related literature. The purpose of this research is to examine the concept of justice from
John Rawls' perspective and apply it in society.
Abstrak
Artikel ini membahas memahami konsep keadilan dan bagaimana menerapkannya
dalam masyarakat yang mana konsep keadilan ini adalah salah satu tantangan utama
dalam filsafat politik. Menjadi menarik karena pembahasan teori keadilan ini karena
dapat memberikan gambaran bagaimana menerapkan keadilan dalam masyarakat. Salah
satu kontributor utama dalam bidang ini adalah John Rawls, seorang filsuf politik
terkenal yang dikenal dengan teori keadilan yang revolusioner. Beberapa penjelasan
mengenai teori keadilan sebagai pendekatan filosofis yang dipopulerkan oleh John
Rawls juga telah dipaparkan dalam artikel ini. Dalam artikel ini, kami akan
menjelajahi teori keadilan perspektif John Rawls, meliputi prinsip-prinsipnya, konsep
pokoknya, dan implikasi serta relevansinya dalam masyarakat modern. Tinjauan
literatur atau studi literatur adalah pendekatan yang digunakan dalam artikel ini, yang
berkaitan dengan masalah penelitian dari berbagai sumber, termasuk majalah, buku
referensi, internet, dan literatur terkait. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji konsep
keadilan dalam perspektif John Rawls dan mengaplikasikannya dalam masyarakat.
1
Pendahuluan
John Rawls adalah seorang filosof kontemporer Amerika yang dikenal dengan
kontribusinya dalam bidang filsafat politik dan teori keadilan. Salah satu karya
terkenalnya adalah "A Theory of Justice" yang diterbitkan pada tahun 1971. Dalam
karya tersebut, Rawls mengemukakan teori keadilan yang dikenal sebagai "keadilan
sebagai kesetaraan" atau "teori keadilan sebagai keadilan sosial".1
Gagasan bahwa tawar-menawar yang adil akan muncul dari keadaan yang
berlaku adalah prinsip dasar teori keadilan Rawls. Orang tersebut tidak sadar akan status
sosialnya, hubungan interpersonal, kemampuan untuk membuat keputusan, atau sifat
pribadi lainnya dalam keadaan ini. Dalam situasi ini, orang akan berpikir untuk
mempelajari nilai-nilai moral yang akan memperbaiki masyarakat tanpa membahayakan
kepentingan dirinya sendiri.
Prinsip pertama yang dia usulkan adalah prinsip kesetaraan dasar (the principle
of equal basic liberties). Selama hak-hak tersebut tidak berbenturan dengan hak yang
sama bagi orang lain, konsep ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang
sama atas kebebasan dasar seperti kebebasan berekspresi, beragama, dan berserikat.2
Prinsip kedua adalah prinsip keadilan sosial dan ekonomi. Rawls berpendapat
bahwa ketidaksetaraan sosial dan ekonomi hanya dapat dibenarkan jika ketidaksetaraan
tersebut memberikan keuntungan bagi yang paling tidak beruntung dalam masyarakat
(the difference principle). Dengan kata lain, ketidaksetaraan hanya dapat diterima jika
mereka yang berada di posisi paling rendah dalam masyarakat tetap mendapatkan
manfaat dan peningkatan dalam kesejahteraan mereka.
Selain prinsip-prinsip tersebut, Rawls juga mengemukakan konsep "tirai
ketidaktahuan" (veil of ignorance). Konsep ini mengajukan bahwa ketika memilih
prinsip-prinsip keadilan, individu harus melakukannya tanpa mengetahui posisi atau
kepentingan pribadi mereka dalam masyarakat yang akan terbentuk. 3 Dengan kata lain,
mereka harus memilih prinsip-prinsip keadilan dengan asumsi bahwa mereka bisa saja
menjadi orang yang paling tidak beruntung dalam masyarakat tersebut.
1
Andi Tarigan, Tumpuan Keadilan Rawls: Hidup Bersama Seperti Apa Yang Kita Inginkan? (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka, 2018). 6.
2
Mohammad Takdir, “TRANSFORMASI KESETARAAN BURUH: STUDI KRITIS TEORI KEADILAN JOHN
RAWLS,” Jurnal Sosiologi Reflektif 12, no. 2 (April 1, 2018): 342.
3
Muhammad Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN,” Mukaddimah : Jurnal Studi
Islam 19, no. 1 (2013). 55.
2
Teori keadilan Rawls ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih
adil dan merata, dengan memperhatikan perlindungan hak-hak individu serta
mengurangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.4 Namun, teori ini juga mendapatkan
kritik dari beberapa filsuf dan akademisi, yang berpendapat bahwa teori Rawls
cenderung mengabaikan kebebasan individu dan memberikan terlalu banyak kekuasaan
pada negara dalam mengatur distribusi sumber daya.5
Pemikiran John Rawls telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam studi
keadilan dan menjadi titik referensi penting dalam diskusi tentang masalah keadilan
dalam filsafat dan politik kontemporer. Meskipun teori-teori keadilan lainnya telah
diajukan dan diperdebatkan sejak karya Rawls, sumbangsihnya dalam memahami dan
menganalisis konsep keadilan tetap relevan dan penting hingga saat ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji konsep keadilan dalam perspektif John Rawls dan
mengaplikasikannya dalam masyarakat. John Rawls, seorang filsuf politik terkenal,
memiliki teori keadilan yang revolusioner yang memberikan wawasan baru tentang
penerapan keadilan dalam dunia politik.6 Memahami konsep keadilan dapat mendorong
terciptanya masyarakat yang sejahtera dan aman.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur
atau studi literatur. Pendekatan ini melibatkan pengumpulan teori yang berkaitan dengan
masalah penelitian dari berbagai sumber, seperti majalah, buku referensi, internet, dan
literatur terkait. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman, pemikiran,
dan konsep utama dalam teori keadilan perspektif John Rawls. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kepustakaan, di mana informasi dikumpulkan melalui
tulisan akademik dan sumber pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Penelitian
ini bersifat deskriptif dan berfokus pada memberikan justifikasi metodis terhadap fakta-
fakta yang ditemukan selama investigasi.
Data penelitian diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan dari jurnal, artikel, dan bacaan terkemuka yang relevan.
Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari buku-buku yang relevan dengan
permasalahan penelitian. Setelah data terkumpul, dilakukan proses penarikan
4
Andri Widiani et al., “Peran Negera Dan Hukum Dalam Penanggulangan Kemiskinan Dan Pelaksanaan
Kesejahteraan Masyarakat,” Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen (JIKEM) 2, no. 2 (2022).
3741.
5
Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN.” 48.
6
Ibid. 54.
3
kesimpulan. Metode analisis isi digunakan dalam penelitian ini, terutama analisis
mendalam terhadap isi informasi tekstual. Berbagai bentuk komunikasi, termasuk teks
dalam media, dapat dianalisis menggunakan metode analisis isi.Dengan menggunakan
pendekatan ini, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang teori keadilan perspektif John Rawls dan bagaimana teori tersebut dapat
diterapkan dalam konteks masyarakat.
John Rawls adalah seorang filsuf moral dan politik Amerika yang lahir
pada 21 Februari 1921 di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, dan meninggal
pada 24 November 2002 di Lexington, Massachusetts. Ia merupakan salah satu
filsuf terkemuka pada abad ke-20 di Amerika Serikat. 7
Rawls meraih gelar sarjana dari Princeton University pada tahun 1943 dan
gelar doktor dalam filsafat moral pada tahun 1950. Selama karirnya, Rawls
menempuh berbagai posisi akademik, termasuk mengajar di Universitas Princeton
dan Universitas Harvard. Dia juga pernah menjadi anggota Mont Pèlerin Society,
sebuah organisasi yang mengadvokasi liberalisme ekonomi. Namun, sebelum
bukunya yang terkenal, "A Theory of Justice", diterbitkan, Rawls mundur dari
anggotaan dalam organisasi tersebut. 8
4
menjaga martabat dan harga diri individu. Pendekatan filosofis Rawls dalam
mempertimbangkan keadilan adalah melalui penggunaan "tirai ketidaktahuan"
(veil of ignorance).10 Konsep ini mengharuskan kita untuk memikirkan keadilan
tanpa mengetahui posisi sosial, kekayaan, kecerdasan, atau karakteristik pribadi
lainnya yang kita miliki, sehingga keadilan dapat diterapkan secara adil.
10
Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN.” 55.
11
Ibid. 56
12
Ibid. 56.
5
hak generasi yang akan datang, bukan hanya fokus pada kepentingan generasi saat
ini.13
13
Sahya Anggara, “Teori Keadilan John Rawls Kritik Terhadap Demokrasi Liberal,” JISPO 1, no. 1 (March
16, 2016): 4.
14
Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN.” 56
6
kesetaraan dan keadilan. Berikut adalah konsep dasar teori keadilan perspektif
John Rawls:
2. Prinsip Keadilan
Rawls mengemukakan dua prinsip keadilan utama yang harus diadopsi
oleh para pihak dalam posisi asali masing-masing. Pertama, prinsip keadilan
pertama, yaitu prinsip kebebasan, menyatakan bahwa setiap individu memiliki
peran dalam politik, bersuara, hak mencalonkan diri dalam pemilu, berbicara
dalam pers, berkeyakinan beragama, menjadi diri sendiri dan hak untuk
mempertahankan pribadi. Kedua, prinsip keadilan kedua, yaitu prinsip
perbedaan, menyatakan bahwa ketidaksetaraan sosial dan ekonomi hanya dapat
dibenarkan jika hal itu memberikan manfaat bagi individu yang paling tertindas
dalam masyarakat.16 Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk mencapai keadilan
distributif yang adil.
3. Struktur Dasar Masyarakat
Rawls menganggap struktur dasar masyarakat sebagai bidang utama
prinsip keadilan. Struktur dasar masyarakat meliputi institusi-institusi sosial,
politik, dan ekonomi yang membentuk kerangka kerja masyarakat. Struktur ini
harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan terwujudnya
kesetaraan dan keadilan.17 Prinsip-prinsip keadilan harus diimplementasikan
dalam pembentukan dan pengaturan struktur dasar masyarakat agar
menciptakan kondisi yang adil bagi semua individu.
15
Sahya Anggara, “Teori Keadilan John Rawls Kritik Terhadap Demokrasi Liberal,” JISPO 1, no. 1 (March
16, 2016): 3.
16
Damanhuri Fattah, “TEORI KEADI LAN MENURUT JOHN RAWLS,” Jurnal TAPIs 9, no. 2 (2013). 35.
17
Jaedin, Tri Budiyono, and Jumiarti, “Perbandingan Ketentuan Perlindungan Hukum Upah Minimum
Negara Mesir Dengan Indonesia Perspektif Keadilan Jhon Rawls,” Jurnal Iqtisad 6, no. 1 (2019). 48.
7
4. Keadilan sebagai Kebebasan
Rawls memandang keadilan sebagai kebebasan yang harus dipertahankan
dalam kapasitas moral dan harga diri individu. Keadilan tidak hanya berkaitan
dengan kesejahteraan material, tetapi juga melibatkan aspek moral dan martabat
manusia.18 Masyarakat yang adil harus menjaga kebebasan individu dalam hal
nilai-nilai moral yang mendasar dan menjaga harga diri setiap individu.
Dengan konsep-konsep dasar tersebut, Rawls berusaha membangun teori
keadilan yang dapat mendorong terciptanya masyarakat yang adil dan setara, di
mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan
mencapai kehidupan yang bermakna.
18
Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN.” 49.
19
Fattah, “TEORI KEADI LAN MENURUT JOHN RAWLS.” 35.
8
paling lemah dalam masyarakat. 20 Dalam konteks ini, ketidaksetaraan
diperbolehkan hanya jika memberikan manfaat bagi yang terburuk.
Berikut ini beberapa poin yang dapat dibahas mengenai prinsip keadilan
sebagai kesetaraan hak dan kebebasan yakni prinsip ini berpendapat bahwa setiap
individu memiliki hak yang sama, termasuk hak atas kehidupan, kebebasan
berpendapat, kebebasan berekspresi, hak asasi manusia, dan lain sebagainya. Tidak
ada diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil berdasarkan karakteristik pribadi
atau latar belakang individu. Prinsip keadilan sebagai kesetaraan hak dan
kebebasan juga berhubungan dengan kesetaraan kesempatan dalam masyarakat.
Setiap individu harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses
pendidikan, pekerjaan, perumahan, pelayanan kesehatan, dan sumber daya lainnya
yang diperlukan untuk hidup yang layak. 22 Tidak boleh ada hambatan atau
diskriminasi dalam mengakses kesempatan-kesempatan tersebut.
20
Ibid. 35.
21
Ibid. 44.
22
Ibid. 44.
9
hak-haknya. Minoritas tidak boleh dianiaya atau diabaikan, dan mereka harus
memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik,
sosial, dan ekonomi. Prinsip keadilan sebagai kesetaraan hak dan kebebasan juga
mengakui bahwa kebebasan individu harus memiliki batasan yang adil untuk
menjaga kepentingan dan keadilan bagi semua anggota masyarakat. 23 Dalam
konteks ini, batasan-batasan tersebut bisa berupa larangan melakukan tindakan
yang merugikan orang lain atau melanggar hak-hak orang lain.
23
Ibid. 44.
24
Ibid. 44.
10
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, terdapat perbedaan
prospek hidup antara mereka yang memulai sebagai pengusaha dan mereka yang
berasal dari kelas buruh yang tidak terdidik. Menurut prinsip perbedaan, anggota
kelas pengusaha diperbolehkan untuk mengembangkan prospek hidup mereka
seoptimal mungkin atau mencari keuntungan sebesar-besarnya, asalkan tindakan
tersebut juga memberikan manfaat bagi para pekerja yang tidak terdidik.
25
Alfensius Alwino, “Diskursus Mengenai Keadilan Sosial: Kajian Teori Keadilan dalam Liberalisme Locke,
Persamaan Marx, dan ‘Justice as Fairness’ Rawls,” MELINTAS 32, no. 3 (September 6, 2017): 321.
26
Ibid. 321.
11
hal ini, prinsip ini memungkinkan mereka yang beruntung untuk mempertahankan
dan mengembangkan prestasi mereka seoptimal mungkin. Dengan kata lain, dalam
meningkatkan prospek hidup orang-orang yang tidak beruntung, mereka tidak
boleh melakukannya dengan merampas atau memotong prospek hidup mereka
yang sudah beruntung. Rawls menyatakan bahwa hal tersebut tidak adil. Kedua,
alam teori keadilan John Rawls, terdapat konsep bahwa individu yang memiliki
kemampuan lebih baik atau lebih beruntung secara ekonomi memiliki tanggung
jawab untuk memberikan kontribusi pada kesejahteraan individu yang kurang
beruntung. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa ketidaksetaraan sosial dan
ekonomi dapat diterima jika memberikan manfaat kepada mereka yang paling
tidak beruntung. Menurut Rawls, salah satu cara untuk mewujudkan keadilan
adalah dengan memberikan kompensasi kepada mereka yang kurang beruntung.
Dengan memberikan kompensasi, individu yang kurang beruntung diberi
kesempatan untuk memperoleh apa yang semestinya mereka dapatkan dalam
masyarakat yang adil. Kompensasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa individu
yang kurang beruntung dapat membiayai kebutuhan dan memperoleh akses
terhadap kesempatan yang sama seperti individu yang lebih beruntung.Pemberian
kompensasi ini sejalan dengan prinsip perbedaan dalam teori keadilan Rawls, di
mana kesenjangan sosial dan ekonomi dapat diterima jika memberikan keuntungan
bagi mereka yang paling tidak beruntung. Dalam konteks ini, individu yang lebih
mampu diharapkan memberikan kontribusi dalam bentuk kompensasi atau bantuan
kepada individu yang kurang beruntung, sehingga mereka juga dapat memperoleh
kesejahteraan dan peluang yang sama. Dengan adanya kontribusi dan kompensasi
dari individu yang lebih mampu, diharapkan dapat tercipta keseimbangan yang
lebih adil dalam masyarakat. Pengorbanan atau kontribusi ini bertujuan untuk
memastikan bahwa individu yang kurang beruntung tidak terpinggirkan atau
terabaikan dalam upaya mencapai keadilan sosial dan distributif.. 27
27
Ibid. 322
12
pendekatan egalitarian yang mengutamakan pemerataan keuntungan dan
kesempatan bagi individu dalam masyarakat yang adil.
28
Fattah, “TEORI KEADI LAN MENURUT JOHN RAWLS.” 42.
29
Ibid. 42.
13
atau modifikasi pajak lainnya untuk meningkatkan pendapatan sesuai dengan
prinsip keadilan.30
30
Ibid. 42.
31
Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN.” 60.
14
menerapkan konsep keadilan, dan kritik seperti ini penting dalam membangun
diskusi yang lebih luas tentang masalah ini. 32
Dalam penulisannya yang berjudul "The Kantian Interpretation", Johnson
mengajukan kritik terhadap pernyataan Rawls bahwa teori keadilan adalah inti dari
filosofi etika Immanuel Kant. Johnson menyimpulkan bahwa Rawls sebenarnya
bukan seorang Kantian, melainkan seorang anti-Kantian, setelah mempelajari
pandangannya tentang etika Kant, termasuk imperatif kategoris, otonomi, dan akal.
Johnson berpendapat bahwa pandangan Rawls tentang keadilan tidak sepenuhnya
sejalan dengan konsep-konsep kunci dalam etika Kant. Dia mengkritik cara Rawls
memahami dan menginterpretasikan imperatif kategoris Kant, yang merupakan
prinsip etis fundamental dalam pemikiran Kant. Johnson berpendapat bahwa
Rawls meliberalisasi dan memodifikasi imperatif kategoris tersebut, sehingga
menyimpang dari pemahaman asli Kant tentang kewajiban moral yang universal
dan tidak dapat dikompromikan.33
Dalam kritiknya terhadap Rawls, Johnson juga menyoroti perbedaan dalam
pandangan mereka tentang otonomi dan akal. Dia berpendapat bahwa Rawls
mengabaikan peran sentral otonomi dan akal dalam pemikiran Kant, yang
menuntut individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang
mereka pilih dengan kebebasan dan rasionalitas mereka sendiri. Meskipun banyak
yang tidak setuju dengan teori filosofis yang diajukan oleh Rawls, banyak juga
yang mengakui kontribusinya yang kreatif dalam membangun kode etik dan
pengetahuan yang relevan untuk dunia kontemporer. Meskipun ada perbedaan
pendapat tentang pendekatan dan interpretasi Rawls terhadap etika Kant,
pengaruhnya terhadap pemikiran politik dan filsafat kontemporer tetap diakui. 34
Jika kita membandingkan sudut pandang Islam dengan teori keadilan John
Rawls, dapat dikatakan bahwa ada kesamaan substansial namun juga perbedaan
antara keduanya. Baik Islam maupun teori keadilan Rawls berusaha untuk
melindungi keadilan sosial bagi semua orang, tanpa memandang kelas sosial
sebagai faktor penentu.
32
Ibid. 60.
33
Ibid. 60.
34
Ibid. 60
15
Persamaan utama antara keduanya adalah upaya untuk mencapai keadilan
yang merata bagi semua individu dalam masyarakat. Baik Islam maupun teori
keadilan Rawls menganjurkan adanya distribusi yang adil terhadap sumber daya
dan kesempatan, serta perlindungan terhadap hak-hak individu. Namun, terdapat
variasi dalam metodologi dan landasan filosofis yang digunakan. Dalam Islam,
prinsip keadilan dipengaruhi oleh ruh ketuhanan dan kepercayaan bahwa Allah
sangat menekankan pentingnya keadilan. Manusia diperintahkan untuk berlaku
adil dalam segala situasi karena keadilan merupakan salah satu nilai yang
dijunjung tinggi dalam agama Islam. Dalam pandangan Islam, keadilan selalu
beriringan dengan penolakan terhadap ketidakadilan (dzulm).35
Sementara itu, teori keadilan Rawls didasarkan pada pemikiran filosofis
yang lebih sekuler. Meskipun teori ini juga bertujuan untuk mencapai keadilan
sosial, landasan filosofisnya berbeda dengan ajaran agama Islam. Rawls
mengembangkan teorinya dengan mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas dan
kebebasan individu, serta mendasarkan argumennya pada kontrak sosial dan
pemikiran egalitarian. Dalam hal ini, meskipun ada kesamaan dalam substansi
keadilan yang diinginkan, pendekatan dan landasan filosofis yang digunakan
dalam Islam dan teori keadilan Rawls berbeda. Namun, baik Islam maupun teori
keadilan Rawls memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan masyarakat yang
adil dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu. 36 Dalam sejarah
manusia, sering kali terjadi ketidakadilan yang berdampingan dengan apa yang
dianggap sebagai kemajuan, terutama dalam hal kemajuan material yang seringkali
dicapai melalui struktur sosial yang otoriter atau diktator. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak semua bentuk kemajuan membawa keadilan sosial yang seimbang
bagi semua individu dalam masyarakat.
Dalam konteks ini, gagasan Islam tentang maşlaa, yang berarti kebaikan
bersama atau kesejahteraan umum, memiliki kaitan dengan konsep filsafat hukum
tentang keadilan sosial. Dalam Islam, keadilan sosial dianggap sebagai bagian
integral dari konsep keadilan secara keseluruhan. Prinsip maşlaa menekankan
pentingnya menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara
individu dan masyarakat.
35
Ibid. 61.
36
Ibid. 61
16
Gagasan maşlaha dalam Islam menekankan pentingnya memprioritaskan
kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau kelompok tertentu. Prinsip
ini mengajarkan bahwa keadilan sosial harus diupayakan untuk mencapai
keseimbangan dan kesejahteraan umum dalam masyarakat. Dalam pandangan
Islam, keadilan sosial berarti memberikan perlindungan dan kesempatan yang adil
bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau
agama mereka. Hal ini mencakup aspek distribusi yang adil terhadap sumber daya,
hak-hak individu, serta penegakan hukum yang adil dan merata bagi semua orang.
Dengan demikian, konsep maşlaha dalam Islam memiliki kaitan dengan
filsafat hukum tentang keadilan sosial. Ia menekankan pentingnya mencapai
keadilan sosial sebagai bagian dari tujuan lebih besar dalam mencapai
kesejahteraan umum dalam masyarakat. Prinsip maşlaa ini membawa perspektif
yang unik dan memberikan landasan untuk mempromosikan keadilan sosial yang
merata dalam tatanan masyarakat.37
Ungkapan al-'adl dan al-Qist dalam al-Qur'an adalah bagian dari konsep
keadilan yang ditekankan dalam ajaran Islam. Kedua ungkapan tersebut
mencerminkan prinsip-prinsip kebenaran, ketidakberpihakan, dan perlindungan
terhadap hak-hak individu yang adil. 38 Dalam al-Qur'an, konsep keadilan memiliki
makna yang luas dan kompleks. Al-Qur'an menawarkan berbagai interpretasi dan
pandangan mengenai keadilan, yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan
dalam semua aspek kehidupan manusia, tanpa memandang status sosial atau kelas.
Konsep keadilan dalam al-Qur'an mencakup berbagai dimensi kehidupan, seperti
hubungan manusia dengan Allah, hubungan antarindividu, hubungan sosial, dan
hubungan dengan lingkungan. Al-Qur'an menekankan pentingnya perlakuan yang
adil dan merata terhadap semua individu, serta menjunjung tinggi hak-hak individu
dalam segala keadaan.
Konsep keadilan dalam al-Qur'an juga menuntut ketidakberpihakan dan
objektivitas dalam pengambilan keputusan. Setiap individu harus diperlakukan
dengan adil, tanpa memandang latar belakang sosial, status, atau kelasnya. Hal ini
mencerminkan prinsip-prinsip keadilan yang mencakup perlindungan hak-hak
individu dan kebebasan dalam mencapai potensi mereka. Selain itu, al-Qur'an juga
37
Ibid. 61.
38
Ibid. 61.
17
menekankan pentingnya mencapai kesimpulan yang benar dalam jumlah yang
sangat banyak (qist). Ini menunjukkan pentingnya mencapai keadilan dengan
menggunakan pertimbangan yang matang, bukti yang kuat, dan pemahaman yang
mendalam dalam proses pengambilan keputusan. 39 Akibatnya, teori keadilan John
Rawls memiliki pencela, tetapi ada juga titik konvergensi dan perbedaan antara itu
dan konsepsi Islam tentang keadilan sosial. Penting untuk digarisbawahi bahwa
kritik ini tidak dimaksudkan untuk mengabaikan manfaat teori keadilan Rawls,
melainkan untuk menarik perhatian pada fakta bahwa ia memiliki kekurangan,
perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas, dan mempertimbangkan keragaman.
dari sudut pandang.
Peran doktrin agama dalam membentuk keadilan politik dapat menjadi
faktor yang signifikan dalam sebuah masyarakat. Agama sering kali menyediakan
panduan moral, prinsip, dan nilai-nilai yang membentuk landasan etika dan hukum
dalam kehidupan sosial dan politik.
39
Ibid. 61.
40
Oinike Natalia Harefa, “Ketika Keadilan Bertemu Dengan Kasih: Sebuah Studi Perbandingan Antara Teori
Keadilan Menurut John Rawls dan Reinhold Niebuhr,” SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan,
Sains, Humaniora dan Kebudayaan 13, no. 1 (May 6, 2020): 45.
41
Ibid. 45
18
Ketiga, Partisipasi Politik.42 Doktrin agama juga dapat memengaruhi
partisipasi politik individu dan kelompok dalam masyarakat. Agama dapat
mendorong pengikutnya untuk terlibat dalam proses politik dengan tujuan
mempromosikan keadilan sosial, memperjuangkan hak-hak individu, dan
mewujudkan nilai-nilai agama dalam kehidupan politik. Agama dapat memberikan
motivasi dan panduan bagi individu untuk berperan aktif dalam membangun
masyarakat yang lebih adil.
Keempat, Kritik dan Penyeimbang Kekuasaan. Doktrin agama dapat
memberikan kritik dan penyeimbang terhadap kekuasaan politik yang mungkin
cenderung korup atau menindas. Agama dapat membangkitkan kesadaran akan
perlunya keadilan dalam kebijakan publik dan tindakan politik. Agama dapat
menjadi suara moral yang menuntut akuntabilitas, transparansi, dan perlindungan
terhadap hak-hak individu dalam proses pengambilan keputusan politik. 43
Namun, perlu diingat bahwa peran doktrin agama dalam membentuk
keadilan politik juga bisa bervariasi di setiap konteks dan masyarakat. Terkadang,
penafsiran dan praktik agama dapat disalahgunakan atau bertentangan dengan
prinsip-prinsip keadilan sosial. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk
terus melakukan refleksi kritis dan dialog untuk memastikan bahwa pengaruh
agama dalam politik tetap sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan yang inklusif
dan adil bagi semua warga negara.
g. Implementasi Teori Keadilan Rawls pada Masyarakat Indonesia
Implementasi teori keadilan John Rawls pada masyarakat Indonesia
mengacu pada penerapan konsep-konsep keadilan yang diajukan oleh Rawls dalam
konteks masyarakat Indonesia. Teori keadilan Rawls menekankan pentingnya
keadilan sosial dan distributif dalam suatu masyarakat, yang menjadi dasar bagi
penafsiran dan analisis terhadap berbagai isu keadilan yang ada dalam konteks
Indonesia.
Analisis isu keadilan dalam masyarakat Indonesia melibatkan pemahaman
dan evaluasi terhadap situasi sosial, politik, dan ekonomi yang berkaitan dengan
distribusi sumber daya, hak-hak individu, dan akses kesempatan bagi semua warga
42
Ibid. 45
43
Ibid. 45
19
negara. Berikut ini adalah beberapa isu keadilan yang sering dibahas dalam
konteks masyarakat Indonesia:
Pertama, Ketimpangan Ekonomi. 44 Salah satu isu sentral dalam keadilan
sosial adalah ketimpangan ekonomi yang signifikan di Indonesia. Meskipun negara
ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, masih ada kesenjangan yang luas
antara kelompok kaya dan miskin. Keadilan sosial menuntut adanya distribusi
yang lebih adil dan kesempatan yang setara dalam mengakses kekayaan dan
kemakmuran.
Kedua, Akses terhadap Pendidikan. 45 Isu keadilan dalam pendidikan
mencakup akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas. Masih terdapat
kesenjangan dalam akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta
antara kelompok sosial ekonomi yang berbeda. Keadilan sosial mengharuskan
adanya upaya untuk mengatasi kesenjangan ini dan memastikan setiap individu
memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Ketiga, Ketidakadilan Gender. Masyarakat Indonesia juga dihadapkan pada
isu ketidakadilan gender, di mana perempuan masih menghadapi diskriminasi
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk akses terhadap pendidikan, lapangan
kerja, keputusan politik, dan keadilan dalam sistem hukum. 46 Keadilan sosial
menekankan pentingnya menghapus segala bentuk diskriminasi gender dan
memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu, tanpa memandang jenis
kelamin.
Keempat, Hak Asasi Manusia. 47 Isu keadilan juga terkait dengan
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Terdapat berbagai
masalah pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, termasuk kebebasan
berekspresi, kebebasan beragama, hak pekerja, hak-hak suku asli, dan perlakuan
yang adil dalam sistem peradilan. Keadilan sosial menuntut perlindungan penuh
terhadap hak-hak individu dan perlakuan yang adil dan setara di hadapan hukum.
44
Syukron Wahyudhi and Faza Achsan Baihaqi, “KONTEKSTUALISASI TEORI KEADILAN JOHN RAWLS PADA
KONSTELASI KEMASYARAKATAN DI INDONESIA,” Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya 6, no. 2
(April 11, 2023): 160.
45
Ibid. 160.
46
Ibid. 160.
47
Ibid. 160
20
Kelima, Keadilan Lingkungan. Dalam konteks keberlanjutan, isu keadilan
lingkungan juga menjadi perhatian di Indonesia. 48 Kerusakan lingkungan,
pemanasan global, dan degradasi ekosistem menimbulkan dampak yang tidak
merata pada masyarakat, terutama mereka yang hidup dalam kondisi rentan seperti
masyarakat adat dan komunitas pesisir. Keadilan sosial mengharuskan
perlindungan lingkungan yang adil dan berkelanjutan, serta partisipasi semua
pihak dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan.
Dalam mengatasi isu-isu keadilan ini, penting untuk melibatkan
pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam merancang kebijakan dan
program yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan, memastikan perlindungan
hak-hak individu, dan memperbaiki akses kesempatan bagi semua warga negara.
Upaya kolaboratif dan komitmen yang kuat diperlukan untuk mewujudkan
keadilan sosial yang sejalan dengan nilai-nilai demokratis dan kemanusiaan.
Salah satu contoh penerapan teori keadilan Rawls adalah dalam memahami
kewajiban warga negara dalam kontestasi politik. 49 Teori ini dapat membantu
masyarakat Indonesia untuk mengenali dan mengerti tanggung jawab mereka
sebagai warga negara dalam ikut serta dalam proses politik yang adil dan merata.
Prinsip-prinsip keadilan yang diajukan oleh Rawls, seperti prinsip perbedaan dan
prinsip kesempatan yang sama, dapat digunakan sebagai acuan dalam
mempertimbangkan isu-isu politik yang berkaitan dengan distribusi kekuasaan dan
sumber daya.
Selain itu, teori keadilan Rawls juga dapat membantu dalam memahami
dampak hukum yang dibuat terhadap masyarakat. 50 Dalam konteks Indonesia,
implementasi teori ini dapat digunakan untuk menganalisis keadilan dalam sistem
hukum, termasuk peraturan-peraturan yang dapat merugikan atau menguntungkan
kelompok-kelompok tertentu. Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip keadilan
Rawls, masyarakat dapat mengevaluasi dan mengkritisi hukum yang ada untuk
mencapai tujuan keadilan yang lebih baik.
48
Takdir, “TRANSFORMASI KESETARAAN BURUH.” 342
49
Syukron Wahyudhi and Faza Achsan Baihaqi, “KONTEKSTUALISASI TEORI KEADILAN JOHN RAWLS PADA
KONSTELASI KEMASYARAKATAN DI INDONESIA,” Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya 6, no. 2
(April 11, 2023): 160.
50
Ibid. 162.
21
Dalam masyarakat, hukum memainkan peran penting dalam menentukan
tingkat keadilan sosial yang ada. Dampak hukum terhadap keadilan sosial dapat
terlihat dalam beberapa aspek berikut:
Pertama, Perlindungan Hak Asasi Manusia. Hukum memiliki peran sentral
dalam melindungi hak asasi manusia. Hukum yang adil dan setara memberikan
jaminan terhadap hak-hak dasar individu, seperti hak atas kebebasan berekspresi,
kebebasan beragama, dan hak-hak ekonomi dan sosial. 51 Dengan adanya
perlindungan hukum yang kuat, keadilan sosial dapat terwujud melalui
perlindungan hak-hak individu dan mencegah diskriminasi serta penyalahgunaan
kekuasaan.
Kedua, Penegakan Hukum. Pentingnya penegakan hukum yang adil dan
tidak diskriminatif dalam menciptakan keadilan sosial tidak dapat diabaikan.
Ketika hukum diterapkan secara konsisten dan transparan, masyarakat dapat
merasakan kepastian hukum dan keyakinan bahwa pelanggaran hukum akan
ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 52 Penegakan hukum yang efektif
membantu menjaga keseimbangan keadilan dalam masyarakat dengan menjamin
pertanggungjawaban atas tindakan yang melanggar hak-hak orang lain.
Ketiga, Akses Keadilan. Hukum juga memiliki dampak terhadap akses
terhadap keadilan bagi semua individu. Sistem peradilan yang independen dan adil
adalah prasyarat penting untuk mencapai keadilan sosial. 53 Semua individu harus
memiliki kesempatan yang sama untuk mengajukan klaim hukum, memperoleh
perlindungan hukum, dan mendapatkan akses yang setara ke lembaga peradilan.
Ketika akses keadilan terbatas atau tidak merata, kesenjangan sosial dan
ketidakadilan dapat terjadi.
Keempat, Regulasi Ekonomi dan Sosial. Hukum juga digunakan untuk
mengatur hubungan ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Regulasi yang adil dan
seimbang dapat membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan melindungi
kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, hukum ketenagakerjaan
yang melindungi hak-hak pekerja atau regulasi lingkungan yang mengatur
pengelolaan sumber daya alam. Melalui regulasi ini, hukum berkontribusi dalam
51
Fattah, “TEORI KEADI LAN MENURUT JOHN RAWLS.” 37
52
Ibid. 37
53
Ibid. 37
22
mencapai keadilan sosial dengan mengurangi kesenjangan ekonomi dan perlakuan
yang tidak adil.54
Kelima, Penyusunan Kebijakan Publik. Hukum juga menjadi landasan bagi
penyusunan kebijakan publik yang bertujuan untuk mencapai keadilan sosial.
Kebijakan yang didasarkan pada prinsip-prinsip hukum dan keadilan dapat
memberikan perlindungan sosial, redistribusi sumber daya, dan peningkatan akses
kesempatan bagi kelompok yang kurang beruntung. 55 Hukum memastikan bahwa
kebijakan tersebut dijalankan secara adil, transparan, dan sesuai dengan nilai-nilai
keadilan dalam masyarakat.
Dalam rangka mencapai keadilan sosial, penting untuk terus menerus
mengevaluasi dan memperbaiki sistem hukum yang ada. Hukum harus dapat
beradaptasi dengan perkembangan masyarakat dan tantangan baru yang muncul
untuk memastikan bahwa keadilan sosial dapat terwujud bagi semua individu
dalam masyarakat.
Selanjutnya, teori keadilan Rawls juga dapat membantu dalam memahami
peran doktrin agama dalam membentuk lanskap politik Indonesia. Dalam negara
dengan beragam agama seperti Indonesia, penting untuk memastikan bahwa hak-
hak warga negara yang dijamin oleh konstitusi, termasuk kebebasan berpendapat
dan kebebasan beragama, diakui dan dilindungi dengan adil. Teori keadilan Rawls
dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk menganalisis apakah doktrin agama
dan praktik keagamaan dijalankan secara adil dan sejalan dengan prinsip-prinsip
keadilan yang setara bagi semua individu. 56
Dengan menerapkan teori keadilan Rawls pada masyarakat Indonesia,
tujuannya adalah untuk menerjemahkan konsep-konsep keadilan ke dalam
pemahaman dan analisis isu-isu keadilan yang ada dalam masyarakat tersebut. Hal
ini dapat membantu masyarakat Indonesia untuk lebih memahami dan mengatasi
tantangan-tantangan keadilan yang dihadapi, serta mempromosikan perubahan dan
reformasi yang lebih adil dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan
hukum di negara ini.
54
Ibid. 37
55
Ibid. 37
56
Wahyudhi and Achsan Baihaqi, “KONTEKSTUALISASI TEORI KEADILAN JOHN RAWLS PADA KONSTELASI
KEMASYARAKATAN DI INDONESIA.” 168
23
h. Relevansi Teori Keadilan Rawls dalam Masyarakat Modern
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas menunjukkan bahwa konsep-
konsep yang diusungnya masih relevan dalam masyarakat modern. Teori ini dapat
memberikan pandangan yang berbeda dan membuka wawasan tentang keadilan
sosial dalam masyarakat modern/ Berikut adalah beberapa alasan mengapa teori
keadilan Rawls masih relevan:
57
Anggara, “Teori Keadilan John Rawls Kritik Terhadap Demokrasi Liberal.” 3.
58
Fattah, “TEORI KEADI LAN MENURUT JOHN RAWLS.” 35.
59
Taufik, “FILSAFAT JOHN RAWLS TENTANG TEORI KEADILAN.” 55.
24
Melalui perspektif teori keadilan John Rawls, isu-isu kontemporer ini dapat
dianalisis secara lebih komprehensif dan solusi yang lebih adil dapat diusulkan.
Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip kesetaraan, hak asasi manusia,
kebebasan individu, keadilan sosial, ketergantungan sosial, dan aspek budaya, teori
keadilan John Rawls memberikan kerangka kerja yang kuat untuk
memperjuangkan perubahan positif dalam masyarakat modern.
25
dalam masyarakat modern.62 Dengan memperluas wawasan kita terhadap konsep-
konsep tersebut, kita dapat mengembangkan pemikiran yang lebih inklusif dan
komprehensif dalam upaya membangun masyarakat yang lebih adil dan merata.
62
Anggara, “Teori Keadilan John Rawls Kritik Terhadap Demokrasi Liberal.” 3.
26
Penutup
Kesimpulan dari teori keadilan John Rawls adalah bahwa keadilan sosial dan
distributif merupakan prinsip-prinsip yang fundamental dalam membangun masyarakat
yang adil. Rawls mengemukakan prinsip-prinsip keadilan, seperti prinsip persamaan
kesempatan dan prinsip perbedaan, yang bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan
mengatasi ketidakadilan struktural dalam masyarakat.
Teori keadilan John Rawls memberikan kerangka kerja yang kuat dalam
memahami dan menerapkan konsep-konsep keadilan dalam masyarakat Indonesia.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan ini, masyarakat dapat bergerak
menuju pembangunan yang lebih inklusif, adil, dan berkeadilan bagi semua individu.
27
Daftar Pustaka
28